Professional Documents
Culture Documents
KESEGARAN JASMANI
ABSTRACT
Physical fitness is needed for daily activities. The level of physical fitness could be
recognized through many measurements. The purpose of the study is tofind the applied simple
model to measure physical fitness level.
A cross sectional design was applied in this study. This study site took place at
Bandung, West Java. The subjects were the students fiom six Senior High Schools, 215 boys
and girls aged 14-1 7 years old. The dependant variable was physical fitness score measured
porn cardiovascular endurance, muscle strength, flexibility, muscle endurance and body
composition. The independent variables were, age, weight, height, activity and hemoglobin
status.
Univariate, bivariate and multivariate analysis were applied in this study. The result
revealed that the level of physical fitness score was moderate with mean value of physical
fitness score is 12.722.2for boys and 11.331.9for girls.
The results of multivariate linier regression was developed as a model of prediction
for physical fitness.
Physical fitness score: 3.350 - 0.2 body weigh + 0.96 body height + 0.29 + 0.23.
With the coefisient determination 43% and level of signiJicance = 0.05.
Based on the result of the study it is suggested to use the prediction models carefilly for
other conditions.
pekerjmn yang mendadak serta bebas dari saat ini belum banyak informasi tentang
penyakit lv2). Makin tinggi kemampuan tingkat kesegaran jasmani di masyarakat
fisik seseorang, makin mampu mengatasi khususnya remaja, padahal kesegaran
beban kerja yang diberikan atau dengan jasmani merupakan salah satu tolok ukur
kata lain kemampuan produktivitas orang kualitas fisik.
tersebut makin tinggi 3). Remaja sebagai
generasi muda penerus bstngsa dengan Tulisan ini mengemukakan informasi
kesegaran jasmani baik akan mampu dari hasil penelitian tentang berbagai
beraktivitas dengan optimal, termasuk komponen kesegaran jasmani remaja
belajar. Kristanti (1995), meneliti dengan tujuan mendapatkan cara atau
kesegaran jasmani yang didasarkan pada model untuk mengetahui skor kesegaran
ketahanan kardiovaskular pada remaja jasmani yang mudah digunakan baik untuk
SLTA di Jakarta, menemukan sekitar 50% individu maupun kelompok remaja.
remaja mempunyai tingkat kesegaran
jasmani kurang 4).
BAHAN DAN CARA
Kesegaran jasmani seseorang
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain Penelitian secara potong lintang
gaya hidup seperti konsumsi makan, pola dilakukan pada siswa-siswi sehat berurnur
aktivitas dan kebiasaan merokok. 14--17 tahun di enarn Sekolah Menengah
Perubahan tingkat sosial ekonomi serta Umum (SMU) Negeri di Kota Bandung
kemajuan teknologi berdampak pada yang dipilih secara acak. Berdasarkan z (1-
aktivitas sehari-hari, sehingga beberapa a) = 90%, penelitian terdahulu proporsi
kelompok masyarakat mengalami kesegaran jasmani kurang dari 50% dan
penurunan aktivitas fisik. Sebagai akibat perbedaan populasi- sekitar 6%, maka
penurunan aktivitas fisik, aktivitas organ diperlukan sampel 196 orang ').
tubuh juga menurun dan ini disebut Pengumpulan data dilakukan oleh petugas
hipokinesis atau kurang gerak. Organ yang terlatih pada bulan September 1999.
biasanya terasa adalah jantung, paru dan
otot yang amat berperan pada kesegaran Skor total kesegaran jasmani sebagai
jasmani seseorang. variabel terikat ditentukan dari pen-
jurnlahan skor hasil penilaian empat
Komponen kesegaran jasmani yang komponen yaitu: 1). Ketahanan kardio-
berhubungan dengan kesehatan dan dapat vaskular dengan menggunakan sepeda
diukur adalah ketahanan kardiovaskular, statis dengan menggunakan Ergocycle
kekuatan otot, kelenturan otot, ketahanan Monark. Penilaian kondisi fisik orang coba
otot dan komposisi tubuh '). Skor atau dilakukan dengan memakai tabel Astrand.
tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat Prinsipnya adalah seseorang yang terlatih
diketahui melalui serangkaian pemeriksaan akan menghasilkan nadi kerja yang
fisik yang berhubungan dengan komponen- rendah dibandingkan dengan orang yang
komponen tersebut melalui tahapan dengan tidak terlatih pada suatu beban kerja
menggunakan peralatan tertentu. Sampai yang sama. Nilai denyut nadi tersebut
dipadukan dengan tabel beban dan didapat merokok dan kadar hemoglobin dalam
nilai V 0 2 max yang akan dikoreksi dengan darah yang ditentukan dengan cara
urnur dan berat badan seseorang serta jenis Cyanmethemoglobin.Analisis yang dilaku-
kelamin. Hasil pembacaan pada tabel kan adalah dengan analisis univariat,
dibagi dengan berat badan. Untuk bivariat dan analisis regresi linier ganda.
penilaiannya dalam menentukan skor
kesegaran jasmani digunakan 5 kategori
yang masing-masing mempunyai skor; HASIL
2). Kekuatan statik otot ditentukan dengan
menggunakan dinamometer genggam dan Telah terpilih secara acak 240 anak
back & leg dynamometer. Perhitungan yang terdiri dari 120 anak laki-laki dan
kekuatan statistik dengan cara penjum- 120 anak perempuan, sebanyak 21 9 anak
lahan semua hasil pengukuran kekuatan bersedia ikut berpartisipasi dalam
otot dibagi dengan berat badan. Hasil pemeriksaan. Dari jumlah tersebut 21 5
setiap pengukuran dibandingkan tabel skor; anak mempunyai data lengkap yang
3). Kelenturan otot ditentukan dengan diperlukan terdiri dari 110 anak laki-laki
metode sit and reach, penentuan skor dan 105 anak perempuan.
kelenturan dibandingkan dengan tabel;
4). Komposisi tubuh digambarkan dengan Data kesegaran jasmani yang
berat badan tanpa lemak dan berat lemak. dikumpulkan didasarkan pada 5 komponen
Berat lemak dinyatakan dalam pengukuran, namun yang digunakan 4
persentasenya terhadap berat badan total. komponen, karena hasil pengukuran
Persen lemak tubuh dihitung dengan komponen pengukuran ketahanan otot
rumus: Speczjic Gravity (sp.gr) yakni: tidak dapat digunakan. Untuk pengukuran
Persentase lemak = (5,548 : sp.gr - 5,044) komponen ketahanan otot telah dilakukan
x 100% sp.gr = 1,0909 - (0,0101 x tricep + test dengan cara melakukan push up dan
0,0090 x subscapula). Hasil pada sit up selama 60 detik, tetapi sebagian
perhitungan inipun dibandingkan dengan besar responden tidak mampu melakukan
tabel untuk mendapatkan skor. Setiap dengan baik dan cara yang benar posisinya.
tabel memberi nilai skor untuk Karena itu komponen pengukuran ini tidak
menentukan tingkat kesegaran jasmani dimasukkan dalam perhitungan, karena
yaitu: Baik sekali dengan skor 5, baik data yang dikumpulkan tidak cukup valid.
dengan skor 4, cukup dengan skor 3, Hal ini tidak mempengaruhi pada
kurang dengan skor 2 dan kurang sekali penghitungan, karena penghitungan
dengan skor 1. didasarkan pada jumlah komponen
.-
Variabel bebas adalah umur, jenis
kelamin, berat badan, tinggi badan, indeks Distribusi hasil perhitungan untuk
massa tubuh, asupan energi, kebiasaan setiap komponen disajikan dalarn Tabel 1
olahraga secara teratur, kebiasaan berikut ini.
Kelenturan otot
Laki-laki 11 10 37 33,6 59 53,7 2 1,8 1 0,9
Perempuan 6 5,7 39 37,l 58 55,3 2 1,9 0 0
Komposisi tubuh
Laki-laki 31 28,2 56 50,9 8 7,3 15 13,6 0 0
Perempuan 9 8,5 14 13,4 51 48,6 29 27,6 2 1,9
Tabel 2. Hasil Pengukuran Komponen Kesegaran Jasmani pada Siswa Laki (n=110)
dan Perempuan (n=105).
Nilai rentang
Laki-laki 25,9- 64,9 2,32-16,53 -9-27,3 5,39+ 29,35 1 1,3-16,9
Perempuan 15,5- 59,8 1,52- 533 -5-26,2 1 1,02+ 31,9 8,O+ 16,O
Nilai baik
Laki-laki 42,l- 5,2 7,l- 7,49 11,5- 19 16 - 19
Perempuan 42,l- 5,2 4,s- 5,49 11,s-19 1 1 - 19
Laki-laki Perempuan
No. Pemeriksaan
(n=110) (n=105)
1. Tinggi Badan (cm) 163,7 f 8,5 152,8 f 5,3
2. Berat Badan (kg) 50,85 + 8,5 46,9 + 6,5
3. Hemoglobin (g/dL) 14,45 2 1,l 12,7 f 1,O
bermakna, namun pada proses pemodelan dengan jumlah variabel sedikit dan
variabel umur dimasukkan sebagai koefisien determinan yang cukup tinggi.
variabel kandidat. Variabel lain yang Hasil penelitian menunjukkan variabel
dimasukkan sebagai variabel kandidat yang berhubungan dengan skor total
adalah berat badan dan tinggi badan, kesegaran jasmani adalah berat badan,
kadar hemoglobin, asupan konsumsi tinggi badan, kebiasaan olahraga dan kadar
energi, jenis kelamin, kebiasaan merokok hemoglobin dengan koefisien determinasi
dan olahraga. sebesar 42,8% dan signifikansi f 0,05.
Skor total kesegaran jasmani = 3,35 - 0,2 BB+ 0,096 TB + 0,24 OR + 0,28 Hb
Keterangan:
BB = Berat Badan dalam kg
TB = Tinggi Badan dalam cm
OR = kebiasaan berolahraga
Hb = kadar hemoglobin darah dalam @dl.
Bila dilihat dari beta koefisien yang dapat dilakukan dengan cara wawancara.
diperoleh ternyata berat badan mempunyai Aplikasi model ini di masyarakat akan
kontribusi terbesar terhadap skor total lebih mudah dilakukan.
kesegaran jasmani dengan pengaruh yang
bersifat negatif. Secara teori dapat dijelas- Perlu diingat dal- penggunaan
kan bahwa semakin gemuk seseorang model ini haruslah bethati-hati karena
semakin susah melakukan suatu adanya faktor-faktor lain yang mempe-
aktivitas. ngaruhi kesegaran jasmani seseorang,
misalnya genetik, suhu tubuh, status
kesehatan. Selain itu penelitian ini hanya
KESIMPULAN dilakukan pada kelompok khusus yakni
umur 14--17 tahun dan dilakukan di
Dari hasil analisis data yang daerah pegunungan. Karena itu untuk
dilakukan dapat disimpulkan bahwa indeks mendapat hasil yang lebih meyakinkan
total kesegaran jasmani pada responden dalarn penggunaannya perlu dilakukan
yang terlibat dalam penelitian ini berada penelitian untuk aplikasi model ini di
dalam klasifikasi sedang. Model daerah lain.
pendugaan tingkat kesegaran jasmani yang
dihasilkan cukup sederhana dan lebih
mudah dilaksanakan bila dibandingkan SARAN
dengan proses pengukuran dari setiap
komponen kesegaran jasmani. Untuk Dalarn penggunaan model prediksi
pemanfaatan model ini hanya diperlukan ini perlu diperhatikan faktor-faktor yang
peralatan antropometri, pengukuran tinggi menjadi pembatas dalarn penelitian
badan dan berat badan serta peralatan ini. Selain itu juga perlu dipikirkan
untuk penentuan kadar hemoglobin, sedang pembuatan model prediksi untuk kelompok
untuk mengetahui kebiasaan olahraga lain.