Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Program kesehatan lingkungan Puskesmas Muara Fajar telah melakukan kegiatan pendataan
dan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum, namun kegiatan tersebut belum sesuai target
yang ditetapkan Depkes RI. Dari laporan kegiatan program Kesling bulan Januari-November
2009, terdapat 42 tempat umum yang ada di wilayah Puskesmas Muara Fajar, baru 14 yang
pernah dilakukan pemeriksaan sanitasi. Jika dipersentasikan, cakupan pelayanannya adalah
33,33%, sedangkan menurut standar pelayanan minimal Kabupaten/kota yaitu 80%. Hasil
wawancara dengan penanggung jawab program Kesling, permasalahan terletak pada
kurangnya jumlah tenaga sanitarian dengan wilayah kerja yang luas, serta banyaknya beban
kerja lainnya. Selain itu formulir pemeriksaan dan inspeksi sanitasi untuk tempat-tempat
umum belum tersedia lengkap.
BAB II
PEMBAHASAN
Sanitasi, menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai pemelihara kesehatan. Menurut
WHO, sanitasi adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia, yang
mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan
fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup manusia.
Tempat-tempat umum yaitu tempat kegiatan bagi umum, yang mempunyai tempat, sarana
dan kegiatan tetap, diselenggarakan badan pemerintah, swasta, dan atau perorangan, yang
dipergunakan langsung oleh masyarakat. Jenis tempat-tempat umum antara lain : 8, 9
- Penginapan/Losmen
- Mess
- Kolam Renang
- Bioskop
- Tempat Hiburan
- Tempat Rekreasi
- Bilyard
- Tempat Bersejarah
b. Yang berhubungan dengan sarana Perhubungan :
- Pemangkas Rambut
- Salon Kecantikan
- Pasar-Pasar
- Apotik
- Toko Obat
- Perbelanjaan
- Tempat-Tempat Ibadah
- Rumah Sakit
- Klinik Bersalin
- Sekolah-Sekolah/Asrama
- Panti Asuhan
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung
di tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya
suatu penyakit, sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah.
Sarana dan bangunan umum dinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila
memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan dapat mencegah penularan penyakit antar
pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya, selain itu harus memenuhi persyaratan dalam
pencegahan terjadinya kecelakaan. Penyelenggaraan sarana dan bangunan umum berada di
luar kewenangan Departemen Kesehatan, namun sarana dan bangunan umum tersebut harus
memenuhi persyaratan kesehatan. Hal ini telah diamanatkan pada UU No.23 Tahun 1992
tentang Kesehatan.
Dasar pelaksanaan kegiatan pendataan dan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum adalah
Kepmenkes 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan
Umum. Menurut Kepmenkes tersebut, batasan pengertian penyehatan sarana dan bangunan
umum, adalah upaya kesehatan lingkungan, dalam pengendalian faktor risiko penyakit pada
sarana dan bangunan umum. Faktor resiko penyakit adalah hal-hal yang memiliki potensi
terhadap timbulnya penyakit.
Tujuan diadakannya penyehatan sarana dan bangunan umum adalah sebagai upaya untuk
meningkatkan pengendalian faktor risiko penyakit dan kecelakaan pada sarana dan bangunan
umum. Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah :
b. Tempat umum antara lain hotel, penginapan, pasar, bioskop, tempat rekreasi, kolam
renang, terminal, Bandar udara, pelabuhan laut, pusat perbelanjaan dan usaha-usaha yang
sejenis.
c. Lingkungan kerja antara lain kawasan perkantoran, kawasan industri, atau yang
sejenisnya.
d. Angkutan umum antara lain bus umum, pesawat udara komersial, kapal penumpang,
kapal ferry penumpang, kereta api dan sejenis.
f. Sarana Pelayanan Umum antara lain samsat, bank, kantor pos dan tempat ibadah yang
sejenis.
g. Sarana Kesehatan antara lain rumah sakit, puskesmas, laboratorium, pabrik obat, apotik
dan yang sejenis.
a. Perencanaan
b. Pengawasan kualitas
1) Inspeksi sanitasi.
3) Analisa data dan rumusan pemecahan masalah, serta memberi rekomendasi untuk
tindak lanjut.
c. Investigasi
Invstigasi dilakukan bila ditemukan adanya Kejadian Luar Biasa, dan atau keluhan dari
masyarakat.
d. Tindak lanjut
Tindak lanjut dilakukan berdasarkan hasil monitoring dan investigasi, melalui penyuluhan,
pelatihan, perbaikan dan pemeliharaan.
Sebagai sumber daya yang diperlukan untuk kegiatan Penyehatan Sarana dan Bangunan
Umum adalah :
Kegiatan ini didukung oleh tenaga kesehatan lingkungan yang memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang memadai. Tenaga kesehatan lingkungan adalah petugas atau pengelola
yang memperoleh pendidikan atau pelatihan dibidang kesehatan lingkungan.
2. Peralatan
a. Formulir Pengamatan
1) Formulir pemeriksaan
7) Sanitarian Kit
8) Vector Kit
3. Metode
Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala, sekurang-kurangnya 2(dua) kali dalam satu tahun.
Pengawasan pada kejadian luar biasa (KLB) dilakukan sesuai dengan kondisi setempat dan
memperhatikan risiko atau gangguan pada kesehatan masyarakat. Cara pengawasan
dilakukan melalui wawancara, pengamatan, pengukuran, analisa laboratorium, penyusunan
laporan dan tindak lanjut.
4. Dana
a. APBN
b. APBD
BAB III
PENUTUP
3.1.SIMPULAN
Beberapa masalah yang ditemukan pada program Kesling antara lain, belum optimalnya
kegiatan pendataan dan pengawasan sanitasi TTU, belum optimalnya pemeriksaan rumah
tangga sehat, serta belum berjalannya kegiatan pengawasan sanitasi TPM.
Prioritas masalah yang didapatkan pada program Kesling PKM Muara Fajar adalah belum
optimalnya kegiatan pendataan dan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.
Penyebab masalah belum optimalnya kegiatan tersebut antara lain kurangnya jumlah petugas,
tidak tersedianya formulir yang lengkap dan peralatan pengukuran kualitas lingkungan, tidak
tersedianya pedoman umum, serta belum adanya alokasi dana khusus untuk kugiatan.
Alternatif pemecahan masalah yang disarankan antara lain memberikan surat rekomendasi
serta penyediaan formulir dan pedoman umum untuk pelaksanaan kegiatan.
Upaya pemecahan masalah yang telah terlaksana adalah pemberian surat rekomendasi yang
berisi pemberdayaan petugas, penyediaan alat pengukuran kualitas lingkungan, dan
pengalokasian dana khusus untuk kegiatan.
Evaluasi terhadap pelaksanaan rekomendasi tidak dapat dilakukan karena keterbatasan waktu.
3.2.SARAN
Sebaiknya Kepala Puskesmas memberdayaan petugas lain untuk membantu petugas Kesling
dalam pelaksanan kegiatan pendataan dan pengawasan sanitasi TTU.
Kepada Kepala Puskesmas sebaiknya menyediakan peralatan yang penting untuk mengukur
kualitas lingkungan, seperti 1 buah meteran, 1 buah vektor kit, 1 buah microbial test kit dan
1 air polution test kityang dapat dilakukan secara bertahap.
Petugas sanitasi agar dapat memanfaatkan sumber daya serta peralatan yang ada secara
optimal untuk menunjang kegiatan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Jakarta : 1992.
PEMKO Muara Enim. PERDA Kabupaten Muara Enim No.3 Tahun 1992 Tentang Susunan
Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Sosial. Muara Enim : 1994.