You are on page 1of 7

Nama : Adela Anjani Putri

AMMONIUM SULFAT
1. Mengenal Ammonium Sulfat
A. Apa itu Ammonium Sulfat
Ammonium Sulfat, (NH4)2SO4, ialah suatu garam anorganik dengan penggunaan
komersial yang banyak. Penggunaan paling umum ialah sebagai pupuk tanah. Ammonium
sulfat mengandung 21% nitrogen sebagai kation ammonium, dan 24% sulfur sebagai anion
sulfat.
Nama IUPAC garam ammonium ini ialah Diazanium sulfat. Nama lainnya adalah:
Ammonium sulfat, Ammonium sulfat (2:1), Diammonium sulfat, Garam diammonium asam
sulfat, Mascagnite, Actamaster, Dolamin.

B. Sifat Ammonium Sulfat

Sifat-sifat Ammonium sulfat antara lain:

Rumus molekul: (NH4)2SO4


Berat molekul: 132,14 gr/mol
Penampilan: Granula higroskopik putih halus atau Kristal
Densitas: 1,769 gr/cm3 (pada 20 oC)
Titik leleh: 235-280 C; 508-553 K; 455-536 F (terurai)
Kelarutan dalam air: 70,6 g/100 mL (0 C);74,4 g/100 mL (pada 20 C); 103,8 g/100 mL
(pada 100 C).
Kelarutan dalam pelarut lain: Tidak larut dalam aseton, alcohol dan eter.
Kelembaban relative kritis: 79,2% (30 C)

C. Bahaya Ammonium Sulfat


Bahaya ammonium sulfat tidak tercantum dalam indeks Uni Eropa. Ammonium sulfat
tidak terbakar, namun ia memiliki LD50 2840 mg/kg (tikus, melalui mulut).

D. Kegunaan Ammonium Sulfat


Kegunaan utama ammonium sulfat ialah sebagai pupuk untuk tanah basa (alkalis).
Dalam tanah ion ammonium dilepaskan dan membentuk sejumlah kecil asam, yang
menurunkan pH keseimbangan tanah, sambil berkontribusi menyumbang nitrogen
esensial untuk pertumbuhan tanaman. Kerugian utama atas penggunaan ammonium
sulfat ialah kandungan nitrogennya yang relatif rendah dibandingkan ammonium
nitrat, yang meningkatkan biaya transportasi.
Ammonium sulfat juga digunakan sebagai adjuvant semprot pertanian untuk
inseksitisida, herbisida, dan fungisida yang larut dalam air. Di sana ammonium sulfat
berfungsi untuk mengikat kation-kation besi dan kalsium yang ada baik dalam air
maupun dalam sel. Ammonium sulfat terutama efektif sebagai adjuvant untuk
herbisida 2,4-D (amina), glyphosate, dan glufosinate.
Penggunaan di Laboratorium
Dalam biokimia, pengendapan ammonium sulfat ialah suatu cara biasa untuk
memurnikan protein melalui pengendapan selektif; Ammonium sulfat sangat larut
dalam air dan dapat membuat larutan sangat pekat, yang dapat membuat protein
mengalami salt out, yang menyebabkan pengendapan pada konsentrasi tertentu. Ini
memberikan sesuatu yang berarti dan sederhana untuk memfraksinasikan campuran
protein kompleks. Ammonium sulfat juga tercantum sebagai bahan racikan untuk
banyak vaksin Amerika Serikat setiap Pusat untuk Pengawasan Penyakit.
Sebagai aditif makanan, ammonium sulfat dianggap secara umum diakui karena aman
(generally recognized as safe, disingkat GRAS) oleh Badan Pengawasan Obat dan
Makanan Amerika Serikat (FDA), dan di Uni Eropa ammonium sulfat dirancang
dengan istilah E number E517. Ammonium sulfat digunakan sebagai pengatur
keasaman dalam tepung dan roti.
Ammonium sulfat digunakan pada skala kecil dalam pembuatan garam-garam
ammonium lain, khususnya ammonium persulfat.
Larutan ammonium sulfat jenuh dalam air berat (2H2O) digunakan sebagai standar
eksternal dalam spektroskopi NMR sulfur (33S) dengan bilangan pengganti (shift
value) 0 ppm.
Ammonium sulfat juga telah digunakan dalam komposisi zat pemadam api (flame
retardant) yang berfungsi banyak layaknya diammonium fosfat. Sebagai zat
pemadam api, ammonium sulfat menurunkan suhu pembakaran bahan, yang
menurunkan laju kehilangan berat maksimum, dan menyebabkan meningkatnya
produksi residu atau arang. Keberhasilan zat pemadam ini dapat ditambahkan dengan
mencampurkan ammonium sulfat dengan ammonium sulfamat.
Ammonium sulfat telah digunakan sebagai bahan pengawet kayu, tetapi karena sifat
higroskopiknya, penggunaan ini telah dihentikan secara luas disebabkan terkait
dengan masalah-masalah korosi logam yang lebih cepat, ketidakstabilan dimesional,
dan penyelesaian yang gagal.

( Sumber pustaka :
https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/01/09/ammonium-sulfat-
kegunaannya/ )

2. Proses Pembuatan Ammonium Sulfat di Pabrik Petrokimia Gresik

Ammonium sulfat adalah salah satu pupuk nitrogen yang banyak digunakan karena
mengandung ion NH4+ yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bagi tanaman.

Karakteristik pupuk ZA atau yang dikenal dengan nama pupuk Ammonium sulfat
((NH4)2SO4) adalah sebagai berikut :
1. Bentuk : Kristal
2. Warna : Putih garam
3. Berat molekul : 132 g/mol
4. Berat jenis : 1,77 g/cm3
5. Kelarutan : Mudah larut dalam air dan menyerap panas, dimana dalam 100 bagian air
pada 0 C akan terbentuk larutan dengan 71 bagian garam. Pada 20 C akan
terbentuk larutan dengan 76 bagian garam dan pada 100 C akan menjadi
larutan dengan 97,5 bagian garam.
6. Pengaruh suhu : Pada 120 C akan mudah terurai dan pada 280 C terjadi sublimasi dengan
sebagian besar terurai menjadi NH3 dan (NH4)2SO4 ( Ammonium disulfat ).
7. Impuritas : Asam sulfat bebas, garam garam mineral dan moisture.
Ammonium sulfat bila digunakan sebagai pupuk yang penting adalah kadar Nitrogen
nya (N2) yang di dalam teorinya terdapat 21,35 % dalam 100 % Ammonium sulfat.Sedangkan
dalam perdagangan biasanya mengandung 20-21 % N2. Ammonium sulfat mempunyai
komposisi sebagai berikut :
1. N2 minimum : 20,80 % berat minimum
2. Asam sulfat bebas : 0,10 % berat maksimum
3. Air : 0,15 % berat maksimum
4. Ukuran Kristal : 75 % tertinggal pada screen
Kapasitas produksi dari pabrik ZA I/III adalah 400.000 ton/tahun.
Diagram proses pembuatan pupuk Ammonium Sulfat, di pabrik ZA I/III adalah sebagai
berikut :

H2SO4

NH3

Reaktor Unit Separation Unit Driying Unit Bagging Unit

Mother Liquor
Hot Water

Gambar.1 Diagram blok pabrik ZA I/III PT. Petrokimia Gresik


(Sumber gambar : www.academia.edu, laporan KKN-P Fitria Nur Azizah mahasiswi Teknik
Industri Universitas Brawijaya )

Proses yang dipakai adalah netralisasi ( De nora ) dengan prinsip, uap NH3
dimasukkan Saturator yang sudah terisi Asam sulfat dan ditambahkan air kondensat sebagai
penyerap panas hasil reaksi dengan bantuan udara sebagai pengaduk.
Ammonium sulfat ((NH4)2SO4 ) diperoleh dari netralisasi NH3 dan H2SO4. Gas
Amoniak murni dimasukkan bersama-sama dengan H2SO4 dalam Saturator. Reaksi yang
terjadi untuk pembentukan Ammonium sulfat adalah sebagai berikut :

2 NH3 + H2SO4 ((NH4)2SO4 )

Reaksi ini sangat eksotermis, sebagian kecil panas ini hilang melalui dinding
Saturator,sebagian besar akan menguapkan air dari larutan dalam Saturator. Temperatur
dalam Saturator dapat bertahan hampir konstan ( 105 110 C ) pada kondisi normal operasi.
Digunakan kondensor pada aliran uap yang keluar Saturator dimaksudkan untuk
mengembalikan sejumlah air guna menjaga keseimbangan air. Penambahan air dapat juga
dimasukkan ke dalam Condesat Recycle System. Uap yang keluar dari Saturator mengandung
sedikit Ammoniak.Untuk memperkecil kehilangan Ammoniak diperlukan syarat syarat
sebagai berikut :
1. Jumlah Ammoniak yang dibutuhkan harus benar benar tepat sehingga
semuanya dapat bereaksi habis dengan Asam sulfat.
2. Larutan Ammoniak sulfat harus dijaga dalam keadaan asam (H2SO4 bebas :
0,2 0,4 %).
Reaksi antara Ammoniak dan asam sulfat diikuti dengan pembentukan Kristal
Ammonium sulfat. Sebenarnya mother liquor ( larutan induk ) di dalam Saturator ini adalah
Ammonium sulfat jenuh serta dengan adanya penambahan Ammoniak dan asam sulfat akan
menghasilkan larutan yang lebih jenuh lagi ( over saturated solution ). Namun pada awal
proses saat pabrik pertama kali dioperasikan, larutan yang digunakan dalam Saturator untuk
awal proses adalah air murni. Hal ini menyebabkan proses pembentukan Ammonium sulfat
terjadi lebih lama yaitu sekitar 8 jam, dibandingkan dengan Saturator yang telah berisi mother
liquor ( larutan induk ) yang membutuhkan waktu 3-4 jam untuk membentuk Ammonium
sulfat. Pada saat pabrik mengalami shut down, cairan mother liquor disimpan pada tangki
penampung mother liquor D 301, untuk digunakan sebagai mother liquor pada proses
selanjutnya setelah pabrik beroperasi kembali. Setelah kristal kristal ini mencapai ukuran
tertentu yang dikehendaki, selanjutnya dimasukkan ke Centrifuge untuk dipisahkan dari
mother liquor ( larutan induk ). Umumnya perbandingan antara kristal dam mother liquor (
larutan induk ) adalah 1 : 1 ( 50 % : 50 % ).
Faktor faktor yang mempengaruhi pembentukan Kristal adalah sebagai berikut :
1. Kemurnian bahan baku
2. Kestabilan pemasukan bahan baku
3. Konsentrasi Asam sulfat bebas
4. Konsentrasi Kristal dalam larutannya
5. Kelancaran bahan baku
Kadang impuritas yang biasanya terdapat didalam larutan asam sulfat adalah Fe, Cr,
Al, dan lain-lain yang mempengaruhi pembentukan Kristal seperti Kristal menjadi rusak dan
warnanya menjadi kekuningan. Zat zat ini dapat dipisahkan dengan menggunakan fosfat
(PO4). Selanjutnya agar pemurnian dapat berlangsung sempurna, maka ditambahkan
oksidator Asam nitrat ( HNO3 ) ke dalam larutan Asam sulfat (H2SO4).
Tahapan proses pembuatan pupuk ZA adalah :
1. Reaksi Netralisasi dan kristalisasi
2. Pemisahan Kristal
3. Pengeringan produk
4. Pendinginan produk

2.1 Uraian Proses


1. Reaksi Netralisasi dan Kristalisasi
Alat utama dalam tahapan ini adalah Saturator ( sebagai reaktor dan kristalizer ) yang
fungsinya untuk mereaksikan Ammoniak dengan Asam sulfat dan memekatkan Ammonium
sulfat yang terbentuk. Uap Ammoniak masuk melalui Sparger dibagian bawah dan Asam
sulfat lewat Sparger bagian dinding Saturator sedangkan udara pengaduk dihembuskan dari
bagian bawahnya untuk mencegah mengendapnya Kristal pada dasar Saturator.
Reaksi didalam reaktor :

H2SO4 + NH3 ((NH4)2SO4 ) + Q

Temperatur reaksi dijaga pada suhu 105 106 C, acidity 0,2 % berat sampai 1 %
berat dan konsentrasi Kristal 50 % volume. Sebagian uap yang terbentuk diembunkan dan
dikembalikan ke Saturator sebagai kondensat return untuk mengatur konsentrasi dan
penyerap panas.
2. Pemisahan Kristal
Peralatan utamanya adalah Centrifuge Separator yang fungsinya memisahkan Kristal
ammonium Kristal yang terbentuk dengan larutan induk. Slurry ammonium sulfat dengan
perbandingan antara liquid : solid = 1: 1, slurry dalam saturator dialirkan ke dalam
Centrifuge yang terdapat screen untuk memisahkan Kristal dari larutannya. Kristal yang
diharapkan 50 % tertahan di screen. Mother liquor bersama sama return condensat
ditampung dalam mother liquor tank. Larutan dalam mother liquor selanjutnya di recycle ke
saturator.
3. Pengeringan Produk
Kristal ZA basah dikeringkan dalam dryer sehingga kandungan H2O maksimal 0,15%
berat. Untuk mencegah penggumpalan, sebelum masuk ke dryer ditambahkan anti caking
Uresoft 150/AFFA dengan dosis 100-200 ppm. Debu ZA ditarik dengan compressor dan
masuk ke cyclone separator kemudian disemprot dengan air, dimana cairannya ditampung
dalam tangki sebagai umpan saturator sedangkan udara yang lolos dapat langsung dibuang
ke udara bebas. Selanjutnya produk ZA didinginkan kemudian dikirim ke bagian
pengantongan.
4. Penampungan Produk
Produk ZA kering yang keluar dari Rotary Dryer dikirim dengan bucket elevator ke
bagian hopper dan diangkut dengan belt conveyor menuju bagian pengantongan untuk
selanjutnya dilakukan pengepakan.

( sumber pustaka : : www.academia.edu, laporan KKN-P Fitria Nur Azizah mahasiswi


Teknik Industri Universitas Brawijaya )

Diagram Flow Asam Sulfat

( Sumber gambar : http://www.slideshare.net/adhitomowirawan/process-flow-


diagram-pg )
Diagram Flow Ammoniak

( sumber gambar : http://www.owlnet.rice.edu/~ceng403/nh3syn97.html )

Diagram Flow Pupuk ZA

( sumber gambar : http://www.slideshare.net/adhitomowirawan/process-flow-


diagram-pg )
SUMBER PUSTAKA :

1. http://www.slideshare.net/adhitomowirawan/process-flow-diagram-pg
2. http://www.owlnet.rice.edu/~ceng403/nh3syn97.html
3. www.academia.edu, laporan KKN-P Fitria Nur Azizah mahasiswi Teknik
Industri Universitas Brawijaya
4. https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/01/09/ammonium-sulfat-
kegunaannya/

You might also like