You are on page 1of 8

PENGARUH KOMBINASI PENGATURAN POLA DIIT DM DAN

SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GULA DARAH


PADA PASIEN DM TIPE II

Risma, W. 2014., Ns. Ni Ketut Guru Prapti, S.Kep.,M.N.S. (1), Ns. I Putu Artawan,
S.Kep. (2)
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Abstract. Diabetes Mellitus is a disease that threatening human health and large
number of diabetes mellitus patient keep on bigger every moment. Patients with diabetes
mellitus tend to have problems with blood sugar metabolism that can cause various
complications that can be short term and long term complications. The complications of
Diabetes Mellitus due to abnormal blood sugar such as hyperglycemia, hypoglycemia and
the long term complications of abnormal blood sugar can cause Cardiovascular diseases,
Diabetic nephropathy, neuropathy Diabetic and retinopathy Diabetic. The purpose of this
study was to identify the effect of combination Settings DM Diet and Diabetes Exercise on
Blood Sugar Levels in Patient with Diabetes Mellitus Type II. This study used quasi
experimental design with nonequivalent control group approach which consist of two groups
: intervention group and control group with 18 samples in each group, using purposive
sampling technique. After data collection, the data were analyzed by computers program
with 95% confidence level. Pretest and posttest calf circumference data of intervention
group and control group were analyzed by Shapiro Wilk and the result all data were normally
distributed and analysis can proceed with parametric test. The result of paired t-test in
intervention group showed a significant difference that the significant value is 0,000 while
the result of the control group showed no significant difference with significant value 0,136.
Independent sample t-test of intervention group and control group showed the diversification
of intervention group and control group with significant value 0,002, thus it can be concluded
that there are effect of combination Settings DM Diet and Diabetes Exercise on Blood Sugar
Levels in Patient with Diabetes Mellitus Type II.

Key Words : Combination Settings DM Diet and Diabetes Exercise, Blood Sugar Level,
Diabetes Mellitus Type II.

PENDAHULUAN
Perubahan gaya hidup dan sosial 2007). Diabetes melitus merupakan
ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi penyakit yang dapat menimbulkan
terutama pada masyarakat kota-kota besar komplikasi (menyebabkan terjadinya
di Indonesia menjadi penyebab penyakit lain) yang paling banyak
meningkatnya prevalensi penyakit dibandingkan dengan penyakit-penyakit
degeneratif, salah satunya adalah diabetes yang dapat mengakibatkan komplikasi
melitus. Diabetes melitus (DM) adalah lainnya (Misnadiarly, 2006). Komplikasi
suatu penyakit yang ditandai dengan tidak diabetes terjadi pada semua organ dalam
dapatnya tubuh mengatur kadar gula darah tubuh yang dialiri pembuluh darah kecil dan
secara otomatis (Sudoyo, 2007; Bustan, besar dengan penyebab kematian 50%
akibat penyakit jantung koroner dan 30% data pasien rawat jalan di bulan Januari
akibat gagal ginjal. Selain kematian, DM 2011 sampai Agustus 2013 berjumlah 3156
juga menyebabkan kecacatan, yang sangat pasien.
berpengaruh terhadap kualitas hidup dari Penatalaksanaan DM menurut
pasien DM sendiri. Sebanyak 30% pasien American Diabetes Association (2002),
DM mengalami kebutaan akibat komplikasi dilakukan dengan pengelolaan DM secara
retinopati dan 10% harus menjalani aktif. Pengelolaan DM ini meliputi 4 pilar
amputasi tungkai kaki (International yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan
Diabetic Federation, 2007). jasmani, dan intervensi farmakologis.
Prevalensi kejadian Diabetes Melitus Sedangkan menurut Smeltzer & Bare
(DM) meningkat di seluruh dunia setiap (2008), pengelolaan DM meliputi 5 pilar
tahunnya, menjadikan permasalahan DM utama yaitu perencanaan diit, latihan
ini mendapatkan perhatian khusus dari jasmani, terapi farmakologis, edukasi, dan
masyarakat. Berdasarkan data WHO pada pemantauan gula darah. Achmad Yoga dan
tahun 2000 jumlah pasien diabetes melitus Setyo (2011) menunjukkan bahwa
yang berusia diatas 20 tahun berjumlah 150 pengaturan pola makan mempunyai
juta orang dan diperkirakan jumlah ini akan hubungan yang signifikan dengan
mengalami peningkatan sampai dua kali keberhasilan pengelolaan DM tipe II. Selain
lipatnya pada tahun 2025. Hasil Riset diit, latihan fisik pada pasien DM memiliki
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 peranan yang sangat penting dalam
dalam Dinkes RI tahun 2013, diperoleh mengendalikan kadar gula dalam darah
bahwa proporsi penyebab kematian akibat (Soegondo dalam Indriyani, 2007). Hal
DM pada kelompok usia produktif 45-54 inilah yang mendorong peneliti ingin
tahun di daerah perkotaan menduduki meneliti pengaruh kombinasi pemberian
ranking ke-2 yaitu 14,7% dan daerah pengaturan pola diit dan senam diabetes
pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 secara bersamaan pada pasien diabetes
yaitu 5,8%. melitus tipe II. Pengelolaan DM yaitu diit
Data dari register Rekam Medis dan exercise berupa senam diabetes ini
(RM) RSUP Sanglah Denpasar tahun 2013, cenderung mudah dan murah untuk
menunjukkan bahwa prevalensi kasus DM dilakukan dengan menerapkan prinsip
di Bali saat ini cukup tinggi. Hasil pengaturan pola diit dengan menu penukar
pengumpulan data melalui studi dan senam diabetes sehingga dapat dicapai
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti oleh semua kalangan.
di RSUP Sanglah Denpasar, didapatkan
METODE PENELITIAN serta ada timbangan dan meteran jahit untuk
Rancangan Penelitian pengukuran data antropometri berupa berat
Penelitian ini menggunakan desain badan dan tinggi badan.
quasy experimental dengan pendekatan
nonequivalent control group dimana Proses Pengumpulan Data dan Analisa
terdapat dua kelompok yaitu kelompok Data
perlakuan dan kelompok kontrol. Dari sampel yang terpilih akan
dibagi menjadi dua kelompok, masing-
Populasi dan Sampel masing 18 orang. Kelompok pertama dicari
Populasi yang digunakan adalah akan dijadikan kelompok perlakuan dan
semua pasien diabetes mellitus (DM) tipe II kelompok kedua dijadikan kontrol yang
yang yang dirawat jalan di Poliklinik diberikan kombinasi pengaturan pola diit
Penyakit Dalam RSUP Sanglah yaitu DM dan senam diabetes 3 kali seminggu
sebanyak kurang lebih 40 orang selama 3 minggu berturut-turut dengan
perminggunya. Sehingga populasi dalam durasi senam kurang lebih 30 menit.
penelitian ini berjumlah 40 orang (Register Sebelumnya sampel akan diberikan
RM RSUP Sanglah Denpasar, 2013). penjelasan tentang prosedur dan tujuan
Peneliti mengambil sampel berjumlah 18 penelitian. Kemudian sampel
orang per kelompok sesuai dengan kriteria menandatangani informed consent sebagai
inklusi. Pasien DM tipe II yang berusia 40- responden. Pengambilan data dilakukan
65 tahun dan setuju menjadi responden. dengan melakukan pengukran antropometri
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara berat badan, tinggi badan, IMT pada hari
Non Probability Sampling dengan teknik pertama sebelum pelatihan guna
Purposive Sampling. menentukan perkiraan jumlah kebutuhan
kalori perhari dan selanjutnya pengukuran
Instrumen Penelitian kadar gula darah pretest-posttest pada
Instrumen yang digunakan untuk kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
memperoleh data mengenai besarnya kadar atau hari pertama dan akhir minggu ketiga
gula darah yaitu Glucotest yang berfungsi pada kedua kelompok, dengan kelompok
untuk mengukur kadar gula darah sebelum kontrol tidak mendapatkan perlakuan.
dan sesudah diberikan intervensi pada Setelah data terkumpulkan maka data
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dianalisis dengan bantuan komputer yaitu uji
pada hari pertama dan akhir minggu ketiga, normalitas data terlebih dahulu untuk
menentukan distribusi dan anlisis dilakukan uji beda tidak berpasangan pada
selanjutnya. Kemudian dilakukan uji beda nilai selisih pre-posttest dengan independent
berpasangan dengan paired sample t-test sample t-test dengan tingkat kepercayaan
pada pretest dan posttest kelompok 95% dan p (nilai signifikansi) <0,05.
perlakuan dan kelompok kontrol. Kemudian
HASIL PENELITIAN
Pada kelompok perlakuan yang kontrol dapat dilihat dari rata-rata selisih
mendapatkan kombinasi pengaturan pola diit kadar gula darah dari kelompok perlakuan
DM dan senam Diabetes 3 kali seminggu dan kelompok kontrol.
selama 3 minggu berturut-turut, memiliki Dari hasil uji paired sample t-test
selisih nilai kadar gula darah maksimal 95 pada kelompok perlakuan menunjukkan
mg/dl, nilai terendah -1 mg/dl dengan nilai perbedaan yang signifikan dengan nilai
rata-rata perubahan kadar gula darah 47,06 signifikan 0,000 sedangkan pada kelompok
mg/dl dengan standar deviasi 28.638 dan kontrol hasil tidak menunjukkan terdapat
perubahan kadar gula darah terbanyak yang perbedaan yang signifikan dengan nilai
terjadi pada kelompok perlakuan yaitu 81 signifikansi 0,136. Kemudian uji
mg/dl yang dimiliki oleh 2 responden independent sample t-test didapatkan
sedangkan pada kelompok kontrol rata- perbedaan yang bermakna antara kelompok
ratanya 12,11 mg/dl dengan maksimum 82 kontrol dan kelompok perlakuan dengan
mg/dl dan minimum -42 mg/dl. Hal ini p=0,002< () 0,05, maka H0 ditolak yang
menunjukkan bahwa pada kelompok berarti ada pengaruh kombinasi pengaturan
perlakuan terjadi perubahan kadar gula pola diit DM dan senam diabetes terhadap
darah yang lebih besar daripada kelompok kadar gula darah pada pasien DM tipe II.
value<0,05). Hasil penelitian ini di dukung
PEMBAHASAN oleh penelitian yang dilakukan oleh
Penelitian yang telah dilakukan Rahmawati (2011) tentang hubungan pola
dengan memberikan kombinasi pengaturan makan dan aktivitas dengan kadar glukosa
pola diit DM dan senam diabetes sebanyak 3 darah penderita Diabetes Melitus tipe-2
kali seminggu menunjukkan bahwa terdapat rawat jalan di RSUP Dr. Wahidin
perbedaan yang signifikan antara nilai Sudirohusodo Makasar, dari hasil
pretest kadar gula darah pada hari pertama penelitiannya, peningkatan glukosa darah
di minggu pertama dan akhir minggu ketiga pada penderita DM tipe-2 lebih tinggi pada
dengan nilai signifikansi 0,000 (p- responden yang memiliki pola makan
kurang baik ada 87,9% atau 29 orang dari 55 Hasil penelitian Sri Anani ini
orang sebagai sampel. Hasil yang di menyatakan adanya hubungan yang
dapatkan menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara olahraga dengan kadar
pola makan dengan kejadian Diabetes glukosa darah, hasil yang didapat yaitu dari
Melitus tipe-2 dengan nilai p 0,00( 0,05). 52 responden yang tidak melakukan
Pada penelitian Sri Anani (2012), juga olahraga terdapat 73,30 % dan yang
membuktikan bahwa ada hubungan antara melakukan olahraga 47,10 % (P=0,041).
aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah, Sejalan dengan hal ini dalam penelitian yang
hasil yang didapat yaitu dari 52 responden berjudul pengaruh Senam terhadap Kadar
terdapat 93,80 % aktivitas fisik kurang dan Gula Darah Penderita Diabetes oleh
60,70 % aktivitas fisik cukup (P=0,012). Ocbrivianita Mulyaningtyas Utomo,
Selain itu Sri Anani juga membuktikan Mahalul Azam, dan Dina Nur Anggraini
bahwa adanya hubungan antara olahraga pada tahun 2012, juga mendapatkan hasil
dengan kadar glukosa darah, hasil yang bahwa penurunan rata-rata gula darah pada
didapat yaitu dari 52 responden yang tidak kelompok terpapar (kelompok yang
melakukan olahraga terdapat 73,30 % dan mengikuti klub senam) 2,3 kali lebih besar
yang melakukan olahraga 47,10 % daripada kelompok tidak terpapar adalah
(P=0,041). kelompok yang tidak mengikuti klub senam
Pada kelompok kontrol, penelitian (31,5 mg/dl berbanding 13,5 mg/dl). Ini
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa menunjukkan kesesuaian dimana kelompok
tidak terdapat perbedaan yang signifikan yang tidak mendapatkan intervensi tidak
antara nilai pretest kadar gula darah pada berpengaruh banyak pada kadar gula darah.
hari pertama minggu pertama dan (posttest) Sesuai dengan hasil penelitian yang
akhir minggu ketiga dengan nilai didapatkan bahwa kombinasi pengaturan
signifikansi 0,136 (p-value<0,05), yang pola diit DM dan senam diabetes efektif
berarti tidak terdapat perbedaan yang mempengaruhi kadar gula darah pada DM
signifikan antara pretest dan posttest pada tipe II berdasarkan dengan hasil uji
kelompok kontrol dalam penelitian ini. Independent sample t-test, bahwa terdapat
Prayugo Juwi Susilo Putro Suprihatin perbedaan yang signifikan antara kelompok
pada tahun 2012, mengenai pengaturan diit perlakuan dan kelompok kontrol dengan
tepat jumlah, jadwal dan jenis terhadap nilai signifikansi 0,002 (<0,005).
kadar gula darah dan didapatkan memang
terdapat hubungan yang bermakna
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil uji statistika menunjukkan American Diabates Association (2011),
Diagnosis and Classification of
terdapat perbedaan yang signifikan antara
Diabetes Mellitus, Diabetes Care.
kadar gula darah pada kelompok perlakuan http://care.diabetesjournals.org.
Diakses 1 Oktober 2013
dan kelompok kontrol. Hasil uji paired
sample t-test pada kelompok perlakuan Anani,S. dkk. 2012. Hubungan Antara
Perilaku Pengendalian Diabetes
menunjukkan perbedaan yang signifikan
Dan Kadar Glukosa Darah Pasien
dengan nilai signifikan 0,000 dan kelompok Rawat Jalan Diabetes Melitus (Studi
Kasus Di RSUD Arjawinangun
kontrol menunjukkan tidak ada perbedaan
Kabupaten Cirebon). Diakses
yang signifikan dengan nilai signifikan November 2013.
0,136. Kemudian uji independent sample t-
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian
test didapatkan perbedaan yang bermakna Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
antara kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan dengan p=0,002< () 0,05 maka Baequny, A. (2009). Pengaruh Pemberian
Senam Terhadap Kadar Glukosa
H0 ditolak yang berarti ada pengaruh Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe
kombinasi pengaturan pola diit DM dan II. Skripsi tidak diterbitkan. Depok
Fakultas Kesehatan Masyarakat
senam diabetes terhadap kadar gula darah Universitas Indonesia.
pada pasien DM tipe II.
Baughman, D. C. (2000). Keperawatan
Adapun beberapa keterbatasan dan Medikal Bedah : Buku Saku untuk
hambatan dalam penelitian ini, seperti Brunner and Suddarth. Jakarta :
EGC.
kurang validnya pengukuran akibat
pengukuran hanya dilakukan dua kali tanpa Bustan.(2007).Epidemiologi Penyakit Tidak
Menular.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
dilakukan penghitungan rata-rata setiap
harinya, hanya dengan sampel darah perifer Departemen Kesehatan RI.(2013). Diabetes
Mellitus Penyebab Kematian Nomer
berupa kadar gula darah 2 jam post prandial 6 di Dunia : Kemenkes Tawarkan
saja dan cara pengevaluasian pelatihan dan Solusi Cerdik.Jakarta:Depkes RI

diit dengan metode konvensional. Selain Dinas Kesehatan Provinsi Bali.(2011). Data
itu penelitian ini diharapkan dapat Keadaan Morbiditas Pasien Rawat
Inap dan Jalan Denpasar : Dinas
digunakan menjadi salah satu intervensi Kesehatan Bina pelayanan Kesehatan
yang dapat diedukasikan kepada pasien dan seksi Rujukan.

keluarga sebagai salah satu intervensi Guyton, A. C & Hall, J. E.(2008). Buku
pengelolaan pasien dengan DM tipe II. Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 11,
Terjemahan : Irawati,dkk. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
DAFTAR PUSTAKA
IDF. (2007).One adult in ten will have Potter,P.A & Perry, A.G. (2006). Buku Ajar
diabetes by 2030. 5th edition Diabetes Atlas. Fundamental Keperawatan, Konsep,
Proses dan Praktik, Terjemahan oleh
Indarti. (2004). Perbedaan Kadar Glukosa Komalasari, R.dkk. Jakarta : EGC.
Darah Pada Penderita Diabetes
Mellitus Berdasarkan Pengaturan Wicaksono, R.P. (2011). Faktor-Faktor
Makanan. Yang Berhubungan Dengan Kejadian
(http://eprints.undip.ac.id/32797/, Diabetes Melitus Tipe 2. Diakses pada
diakses 18 September 2013). tanggal 25 Desember 2013.

Indriyani, P., Supriyatno, H. & Santoso, A. Rahmawati. (2011). Pola makan dan
(2007). Pengaruh Latihan Fisik; aktivitas fisik dengan kadar glukosa
Senam Aerobik Terhadap Penurunan darah penderita Diabetes Melitus di
Kadar Gula Darah Pada Penderita RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Dm Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Makasar
Bukateja Purbalingga, Journal of journal.unhas.ac.id/index.php/mgmi/
Nursing,(online),Volume1,No.2,(http article/download/420/362 . (diakses
://ejournal.undip.ac.id/index.php/me tanggal 06 November 2013)
dianers/article/view/717/pdf, diakses
18 September 2013). Sanjaya.(2009). Pola Konsumsi Makanan
Tradisional di bali sebagai Faktor
Risiko Diabetes Mellitus Tipe II di
Instalasi Gizi Perjan RS. Dr. Cipto
Tabanan.
Mangunkususomo dan Asosiasi
Dietisien Indonesia. (2004).
Santoso, B. & Nugrahini, F. (2011).
Penuntun Diet. Jakarta : PT Ikrar
Pengaruh Durasi Senam Diabetes
Mandiriabadi.
Melitus Pada Penurunan Kadar
Glukosa Darah Pada Penderita Dm
Misnadiarly. (2006). Faktor-Faktor
Tipe II. Jurnal Kesehatan,
Berhubungan Dengan Komplikasi
Issn19797621, (Online), Volume
Penyakit Diabetes Melitus. Skripsi
4,No.2,
tidak diterbitkan. Depok Fakultas
(http://Publikasiilmiah.Ums.Ac.Id,
Kesehatan Masyarakat Universitas
Diakses 30 September 2013).
Indonesia.
Santoso, M. (2002). Pelatihan Instruktur
Murray, R.K., Daryl K.G., Peter A.M.,
Senam Diabetes Tingkat
Victor W.R. (2003). Biokimia
Nasional.Makalah disajikan dalam
Harper. Jakarta : EGC Penerbit
pelatihan Instruktur Senam Diabetes
Buku Kedokteran.
Tingkat Nasional II, Persatuan
Diabetes Indonesia Wisma Bahtera
Nursalam.(2011). Proses dan Penerapan
Bogor, Cypayung, 19-21 Juli.
Metodologi Penelitian Ilm
Keperawatan Pedoman Skripsi,
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset
Tesisi, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Edisi Pertama.
Keperawatan.. Jakarta : Salemba
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Medika
Smeltzer, S.C & Bare, B.G (2002). Buku
PERKENI.(2011). Konsensus Ajar Keperawatan Medical Bedah.
Pengelolaan Diabetes Mellitus Brunner dan Suddart.Edisi 8. Vol 2.
Tipe 2 di Indonesia : Jakarta. Jakarta: EGC.
Waspadji & Sarwono. (2005). Diabetes
Soegondo, S. (2008). Hidup Secara Mandiri Mellitus: Mekanisme Dasar dan
Dengan Diabetes Melitus, Kencing Pengelolaannya yang
Manis, Sakit Gula. Jakarta: FKUI. Rasional.Jakarta: FKUI.

Sudoyo, A.W. (2006). Buku Ajar Ilmu World Health Organization.(2006).


Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid III. Definition and Diagnosis of Diabetes
Jakarta: FKUI. Mellitus and Intermediate
Hyperglycemia. Report of WHO/IDF
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Consultation. World Health
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Organization, Geneva, Switzerland:
Bandung: Alfabeta. WHO.

Suprihatin, P.J. (2012). Pola Diit Tepat Yoga, A. & Setyo. (2011). Hubungan
Jumlah, Jadwal, Dan Jenis Terhadap Antara 4 Pilar Pengelolaan Diabetes
Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Dengan Keberhasilan
Mellitus Tipe II. Jurnal Stikes, Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe
(Online), Volume 5, No.1, 2. Undergraduate Thesis, Faculty Of
(Http://Cpanel.Petra.Ac.Id/Ejournal/I Medicine. E-journal Undip
ndex.Php/Stikes/Article/View/18470 (http://eprints.undip.ac.id/32797/,
/18284, Diakses 5 Oktober 2013). diakses 18 September 2013).

Suriani, N. (2012). Tugas Yunir, E.M.(2006)Terapi Non Farmakologis


Biokimia:Gangguan Metabolisme pada Diabetes Melitus. Dalam : Aru
Karbohidrat Pada Diabetes Melitus. W, dkk, editors, Ilmu Penyakit
Thesis tidak diterbitkan. Malang Dalam, Jilid III, Edisi keempat.
Fakultas Kedokteran Universitas Jakarta: Penerbit FKUI.
Brawijaya.
Yunir, E & Soebardi, S. (2009). Terapi Non
Tandra, H. (2008). Segala Sesuatu Yang Farmakologi pada Diabetes Mellitus.
Harus Anda Ketahui Tentang Dalam Sudoyo AW, dkk (eds), Buku
Diabetes. Jakarta: PT Gramedia Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III,
Pustaka Utama. edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Tjokroprawiro, A. (2002). Hidup Sehat dan FKUI.
Bahagia Bersama Diabetes. Jakarta ;
Gramedia Pustaka.

Utomo, O.M. Azam, M. Anggraini, D. N.


(2012). Pengaruh Senam Terhadap
Kadar Gula Darah Penderita
Diabetes. Unnes Journal Of Public
Health 1, (Online),
(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.p
hp/ujph, diakses 5 Oktober 2013).

Uyanto, S.S. (2009). Pedoman Analisis Data


dengan SPSS. Yogyakarta : Graha
Ilmu

You might also like