You are on page 1of 13

HUKUM I DAN II NEWTON

A. Latar Belakang

Salah satu gejala alam yang turut dipelajari dalam bidang kajian

ilmu fisika ialah gerak. Setiap mahluk hidup pastilah bergerak. Hal ini

dikarenakan gerak sebagai salah satu ciri-ciri mahluk hidup. Selain itu,

benda-benda di sekitar kita juga bergerak. Benda bergerak apabila dikenai

sebuah gaya. Gaya ialah suatu tarikan atau dorongan yang menyebabkan

benda bergerak atau melakukan perpindahan kedudukan.

Ilmuan fisika yang telah menformulasikan hukum-hukum tentang

gerak ialah Newton. Hukum-hukum yang dimaksudkan diantaranya ialah

pertama yaitu setiap benda akan cenderung diam atau bergerak dalam garis

lurus jika tidak ada gaya yang mempengaruhinya. Dengan kata lain bila

resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, atau tidak ada

gaya yang bekerja pada benda, maka benda yang diam akan tetap diam

atau benda yang bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus

beraturan. Hukum ini, disebut juga Hukum Kelembaman (Inersia), yaitu

sifat kecenderungan untuk mempertahankan keadaan suatu benda.

Lembam atau inersia adalah sifat benda yang malas mengubah keadaan

geraknya sehingga sukar bergerak dan sukar berhenti. Kedua perubahaan

gerak berbanding lurus dengan gaya yang dikenakannya dan searah

dengan gaya tersebut. Berdasarkan kedua hukum tersebut, maka untuk


membuktikan kebenarannya tentang gerak benda, dianggap perlu unutk

dilakukan percobaan terkait Hukum Newton.

B. Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

dari praktikum ini ialah sebagai berikut :

1. Untuk membuktikan sifat kelembaman suatu benda

2. Untuk menganalisis hubungan antara gaya dengan percepatan benda

secara tepat serta menganalisis hubungan antara massa dengan

percepatan benda.

C. Landasan Teori

Apabila pengaruh luar pada sebuah benda benar-benar

dihilangkan, maka sebuah benda akan tetap diam bila pada mulanya diam,

dan akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan, bila pada mulanya

bergerak dengan kecepatan konstan. Kesimpulan ini, yang pertama kali

disimpulkan oleh Galileo Galilei, dikenal sebagai prinsip inersia atau

kelembaman. Benda-benda cenderung untuk mempertahankan kondisi

geraknya, bila dia diam, akan tetap diam dan bila bergerak, akan tetap

bergerak dengan kecepatan konstan, selama tidak ada pengaruh luar yang

mengubah kondisi geraknya (Satriawan, 2012).

Ketiadaan pengaruh luar dijelaskan oleh Newton yang menyajikan

hukum pertama, dalam ungkapan :


Setiap benda akan tetap berada dalam keadaan diam atau

bergerak lurus beraturan kecuali jika ia dipaksa untuk mengubah keadaan

itu oleh gaya-gaya yang berpengaruh padanya (Anonim, 2015).

Bila resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, atau

tidak ada gaya yang bekerja pada benda, maka benda yang diam akan tetap

diam atau benda yang bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus

beraturan. Hukum I Newton disebut juga Hukum Kelembaman (Inersia),

yaitu sifat kecenderungan untuk mempertahankan keadaan suatu benda.

Lembam atau inersia adalah sifat benda yang malas mengubah keadaan

geraknya sehingga sukar bergerak dan sukar berhenti.

Secara matematis Hukum I Newton dirumuskan sebagai berikut

= 0

Hukum II Newton berbunyi :

Percepatan yang dihasilakan oleh resultan gaya yang bekerja

pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja

pada benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massa benda itu.

Hukum II Newton dirumuskan sebagai berikut.


= =

dengan :

= resultan gaya yang bekerja pada benda (N)

= massa benda (kg)

= percepatan benda (m/s2) (Irawan, 2012).


D. Metode Praktikum

1. Alat dan Bahan

Untuk menunjang berlangsungnya proses praktikum,

digunakan alat dan bahan sebagai berikut.

a. Hukum Newton I

Tabel 1.1 Alat dan Bahan pada Praktikum Hukum Newton I


No Nama Alat/Bahan Fungsi
1 Katrol Sebagai objek pengamatan
2 Kertas Sebagai alas katrol
Sebagai tempat menggantungkan
3 1 Set Statif
katrol
4 Benang Sebagai objek pengamatan
5 Beban Sebagai beban

b. Hukum Newton II

Tabel 1.2 Alat dan Bahan pada Praktikum Hukum Newton II


No Nama Alat/Bahan Fungsi
1 Katrol Sebagai penegang tali
2 Kereta Sebagai objek pengamatan
Sebagai penghubung antara
3 Tali
kereta dan beban
4 Beban Sebagai beban

2. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Hukum

Newton ini, ialah sebagai berikut :

a. Hukum Newton I

1) Kertas dan Katrol

a) Meletakkan katrol di atas kertas.


b) Menarik kertas secara perlahan dan mengamati keadaan

katrol.

c) Meletakkan kembali katrol di atas kertas seperti pada

langkah satu. Menarik kertas secara perlahan

(mengusahakan kertas ditarik dngan laju tetap).

Kemudian secara mendadak menghentikan tarikan

kertas. Mengamati keadaan katrol.

2) Benang dan Beban

a) Menggantungkan beban sedemikian rupa dengan

menggunakan benang pada statif.

b) Menarik perlahan benang dari tarikan lemah ke tarikan

kuat pada bagian bawah beban yang telah digantungkan.

Mengamati keadaan benang.

c) Menggantungkan kembali beban pada batang statif

seperti pada langkah satu. Menarik benang secara cepat

pada bagian bawah beban yang digantung. Mengamati

keadaan benang.

b. Hukum Newton II

1) Merangkai kereta, katrol, tali, dan beban (100 gr) seperti pada

Gambar 1.1 berikut.


Gambar 1.1 Prosedur Kerja Hukum Newton II (a)

2) Mengamati percepatan gerak kereta.

3) Menambahkan beban (2 x 100 gr) pada rangkaian percobaan

seperti pada Gambar 1.2 berikut.

Gambar 1.2 Prosedur Kerja Hukum Newton II (b)

4) Mengamati percepatan gerak kereta.

5) Memindahkan beban (100 gr) yang menggantung ke atas

kereta seperti pada Gambar 1.3 berikut.


Gambar 1.3 Prosedur Kerja Hukum Newton II (c)

6) Mengamati percepatan gerak kereta.

E. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan

a. Hukum Newton I

Tabel 1.3 Data Pengamatan pada Praktikum Hukum Newton I


No Perlakuan Hasil Pengamatan
Keadaan katrol ketika Katrol bergerak bersama
1
ditarik secara perlahan kertas
Keadaan katrol ketika
ditarik dengan laju tetap Katrol bergerak searah gaya
2
kemudian dihentikan tarikan
secara mendadak
Kadaan benang ketika Benang pada bagian atas
3
ditarik secara perlahan beban terputus
Keadaan benang ketika Benang pada bagian bawah
4
ditarik dengan cepat beban terputus
b. Hukum Newton II
Tabel 1.4 Data Pengamatan Percobaan Hukum II Newton
m = Massa
F = Berat beban Percepatan
No kereta + massa
yangdigantung (N) Kereta
beban (Kg)
1 1N 0,086 cepat
2 2N 0,086 tercepat
3 1N 0,186 kurang cepat

2. Analisis Data
F
a
m
1N

0,086 Kg
11,63 m / s 2
Untuk data selanjutnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 1.5 Analisis Data Percobaan Hukum II Newton
F=Berat beban yang m=Massa kereta + Percepatan Kereta
No
digantung (N) Massa beban (Kg) (m/s2)
1 1 0,086 11,63
2 2 0,086 23,25
3 1 0,186 5,37

3. Pembahasan

Percobaan kertas dan katrol pada praktikum Hukum Newton I

ketika keadaan katrol ditarik secara perlahan, diperoleh bahwa katrol

bergerak bersama kertas yang ditarik. Dalam hal ini, diasumsikan

bahwa laju tarikan pada kertas selalu konstan, sehingga tidak terdapat

percepatan pada katrol atau resultan gayanya sama dengan nol. Ketika

tarikan dengan laju konstan dihentikan secara mendadak, maka katrol

bergerak lurus diperlambat searah gaya tarikan, karena adanya gaya

gesek yang berlawanan arah, yang kemudian menyebabkan gerak

katrol terhenti. Katrol terdorong ke depan karena ingin


mempertahankan gerakannya ke depan. Hal ini menunjukkan sifat

inersia yang dimiliki oleh katrol.

Setiap benda memiliki kecendrungan untuk mempertahankan

keadaanya. Kecenderungan suatu benda untuk mempertahankan

keadaannya disebut kelembaman. Oleh karenanya Hukum I Newton

disebut juga Hukum Kelembaman (Inersia). Lembam atau inersia

adalah sifat benda yang malas mengubah keadaan geraknya sehingga

sukar bergerak dan sukar berhenti.

Percobaan dengan benang dan beban, diperoleh bahwa ketika

benang ditarik secara perlahan, benang pada bagian atas beban

terputus. Hal ini dikarenakan saat benang ditarik secara perlahan, gaya

tegangan tali pada benang sama antara benang di atas beban dan

benang di bawah beban. Oleh karena benang di atas beban memiliki

dua simpul yang saling mempertahankan keadaanya yakni simpul

antara benang dan statif dengan simpul antara benang dan beban,

sehingga semakin lama gaya tegangan tali di atas beban akan semakin

besar dan akhirnya terputus. Sedangkan ketika benang ditarik secara

cepat, gaya tegangan tali lebih besar di bagian bawah beban. Sehingga

benang pada bagian ini terputus.

Pada percobaan hukum II Newton dengan menggunakan

kereta yang memiliki massa 0,086 Kg, mula-mula berat beban yang

digantung melalui katrol yaitu 1 N dan kemudian kereta dilepas

sehingga bergerak ke depan dengan cepat. Selanjutnya berat beban


yang digantung ditambah menjadi 2 N dengan massa kereta yang

sama yaitu 0,086. Ketika kereta dilepas, kereta tersebut bergerak

kedepan dengan sangat cepat. Setelah itu, berat beban 100 gram yang

digantung, dipindahkan ke atas kereta sehingga massa kereta menjadi

0,186 Kg dan beban yang digantung tersisa 1 N. Hasilnya, ketika

kereta dilepas kereta bergerak kedepan dengan kurang cepat. Dari

hasil percobaan yang diperoleh dapat diketahui bahwa gaya yang

diberikan pada benda (kereta) mempengaruhi besarnya percepatan

yang dialami benda (kereta). Hal ini dapat dilihat pada data

pengamatan 1 dan 2 yang diperoleh, yaitu gaya 1 N dan 2 N yang

bekerja pada massa benda yang sama 0,086 Kg menghasilkan besar

percepatan yang berbeda, dimana gaya 2 N yang bekerja pada benda

(kereta) lebih besar dibanding dengan gaya 1 N yang bekerja pada

benda (kereta) yang sama pula. Sedangkan massa benda tidak

mempengaruhi besarnya percepatan benda. Hal ini dapat dilihat pada

data pengamatan 1 dan 3, dimana gaya (F) 1 N bekerja pada dua

benda (kereta) dengan massa yang berbeda yaitu 0,086 Kg dan 0,186

Kg. Hasilnya benda (kereta) dengan massa 0,086 memiliki percepatan

yang lebih besar dibanding dengan massa benda (kereta) 0,186 Kg.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi besarnya

percepatan suatu benda adalah gaya yang diberikan pada benda dan

bukan massa benda. Semakin besar gaya yang diberikan pada benda,

maka semakin besar pula percepatan yang dialami benda.


F. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum kali ini

ialah sebagai berikut :

a. Setiap benda terbukti memiliki kecendrungan untuk

mempertahankan keadaannya. Kecenderungan suatu benda untuk

mempertahankan keadaannya disebut kelembaman. Oleh

karenanya Hukum I Newton disebut juga Hukum Kelembaman

(Inersia). Lembam atau inersia adalah sifat benda yang malas

mengubah keadaan geraknya sehingga sukar bergerak dan sukar

berhenti.

b. Yang mempengaruhi besarnya percepatan suatu benda adalah gaya

(F) yang diberikan pada benda dan bukan massa benda (m).

Semakin besar gaya yang diberikan pada benda, maka semakin

besar pula percepatan yang dialami benda. Hal ini sesuai dengan

bunyi hukum II Newton yang menyatakan bahwa Percepatan

yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda

berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan

gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda.

2. Saran

Saran yang dapat saya ajukan setelah mengikuti praktikum

ini ialah sebagai berikut :


a. Untuk laboratorium agar melengkapi alat-alat praktikum dan

mengganti alat-alat yang telah rusak untuk menunjang proses

praktikum.

b. Untuk asisten agar mempertahankan atau lebih meningkatkan lagi

caranya dalam membimbing praktikan.

c. Untuk praktikan agar tetap menjaga kebersihan laboratorium baik

saat praktikum tengah berlangsung maupun setelahnya.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Buku Ajar Fisiska Dasar I. UHO. Kendari.

Irawan. 2012. Fisika.Yrama Widya. Bandung.

Satriawan. 2012. Fisika Dasar. Erlangga. Jakarta.

You might also like