You are on page 1of 10

IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI

PELATIHAN KETERAMPILAN DASAR


(Studi di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya)

Dimas Alif Budi N., M. Saleh Soeaidy, Minto Hadi


Jurusan Adminsitrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: dimaskjk@gmail.com

Abstract: Implementation of Society Empowerment Program Through Basic


Skills Training. Poverty is one of fundamental problems in any developing
countries. Indonesia as one of developing countries attemp to address the
problems of poverty through empowerment programs. Basic skills training is one
of empowerment programs which aims to improve peoples skills as a preparation
to work and increase public welfare. This research aims to describe and analyzing
the implementation process of society empowerment programs through basic skills
training in Tambaksari District of Surabaya and the factors that influence the
process of this implementation program. This research used qualitative approach
method. Basic skills training which was held in Tambaksari District by government
basiccally has been able to help improving peoples skills and increasing poor
peoples life. However, in the implementation, this program was not get appreciate
enough from the beneficiaries.so that the ralization from the achievement of this
program got less optimal results.

Keywords: Policy Implementation, Empowerment Program, Basic Skills Training

Abstrak: Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat melalui


Pelatihan Keterampilan Dasar. Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan
mendasar yang terdapat pada setiap negara berkembang. Indonesia sebagai salah
satu negara berkembang berupaya menanggulangi permasalahan kemiskinan salah
satunya melalui kebijakan penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan.
Pelatihan keterampilan dasar adalah salah satu program berbasis pemberdayaan
yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat sebagai bekal usaha
bekerja dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis proses implementasi program pemberdayaan
masyarakat melalui pelatihan keterampilan dasar di Kecamatan Tambaksari serta
faktor-faktor yang mempengaruhi dari proses implementasi program. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pelatihan
keterampilan dasar yang dilaksanakan oleh pemerintah di Kecamatan Tambaksari
pada dasarnya dapat membantu meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan
hidup masyarakat keluarga miskin. Namun, dalam pelaksanaan program tersebut
kurang mendapatkan apresiasi yang baik dari para penerima manfaat sehingga
realisasi dari capaian program tersebut kurang mendapatkan hasil yang optimal.

Kata Kunci: Implementasi kebijakan, Program pemberdayaan, Pelatihan


keterampilan dasar

Pendahuluan maka akan mempengaruhi tujuan dan cita-


Indonesia dewasa ini menjadi salah cita negara yaitu terwujudnya kesejahteraan
satu dari sekian banyak negara berkembang. masyarakat.
Salah satu permasalahan yang terdapat pada Untuk mengatasi hal tersebut, salah
setiap negara berkembang adalah satu program pemerintah dalam
kemiskinan. Dengan adanya kemiskinan menanggulangi kemiskinan adalah dengan

Jurnal Administrasi Publik (JAP,) Vol. 1, No. 4, Hal. | 68


melakukan pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan kegiatan pelatihan
Konsep pemberdayaan masyarakat keterampilan dasar bagi masyarakat miskin
merupakan model penanggulangan salah satunya dilaksanakan di Kecamatan
kemiskinan yang melibatkan langsung Tambaksari. Kecamatan Tambaksari
masyarakat dalam prosesnya. Tujuan utama merupakan kecamatan dengan populasi
dengan dilakukannya pemberdayaan yaitu penduduk terbesar di Surabaya. Selain itu,
untuk memberdayakan masyarakatnya agar berdasarkan kategori keluarga miskin
dapat lebih mandiri dan dapat menurut Kecamatan di Kota Surabaya, di
meningkatkan kemampuannya dalam Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya
memperbaiki kualitas kehidupan mereka masih terdapat sekitar 9804 keluarga yang
melalui tindakan mereka sendiri dan untuk termasuk ke dalam kategori keluarga
diri mereka sendiri. miskin.
Pemerintah Kota Surabaya Berdasarkan latar belakang yang
merupakan salah satu Kota yang telah dijabarkan di atas, maka dapat
melaksanakan program penanggulangan dirumuskan masalah dalam penelitian ini
kemiskinan dengan berbasis pemberdayaan adalah: (1) bagaimana implementasi
masyarakat dalam peningkatan kualitas program pemberdayaan masyarakat melalui
hidup masyarakatnya. Rancangan pelatihan keterampilan dasar di Kecamatan
pemberdayaan masyarakat ini didesain Tambaksari Kota Surabaya?; dan (2)
sebagai pengembangan potensi yang apakah faktor pendukung dan penghambat
dimiliki oleh kelompok masyarakat miskin dari implementasi program pemberdayaan
dan kemampuan potensi yang dimiliki oleh masyarakat melalui pelatihan keterampilan
para stakeholders seperti organisasi dasar di Kecamatan Tambaksari, Kota
pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan Surabaya?
masyarakat itu sendiri.
Salah satu program Pemerintah Tinjauan Pustaka
Kota Surabaya dalam upaya 1. Kebijakan Publik
penanggulangan kemiskinan berbasis Kebijakan publik adalah suatu
pemberdayaan adalah melalui pelatihan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah.
keterampilan dasar bagi keluarga miskin. Dalam pemahaman ini, keputusan yang
Pelatihan keterampilan dasar bagi keluarga dilakukan oleh pemerintah merupakan
miskin merupakan salah satu program keputusan untuk mengerjakan atau
penanggulangan kemiskinan dengan memutuskan untuk tidak mengerjakan atau
memberdayakan masyarakat dalam tidak mengurus isu-isu atau hal-hal terkait.
meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga Islamy (2002) menguraikan beberapa
miskin di Kota Surabaya. Selain itu,, elemen penting dalam kebijakan publik
pelatihan keterampilan dasar bagi keluarga diantaranya:
miskin ini juga bertujuan untuk dapat a) Bahwa kebijakan publik itu dalam
meningkatkan tumbuhnya kelompok- bentuk perdanya berupa penetapan
kelompok usaha baru. tindakan-tindakan pemerintah
Dalam pelaksanaannya, Para b) Bahwa kebijakan publik itu tidak cukup
peserta dalam program pelatihan hanya dinyatakan tetapi dilaksanakan
keterampilan dasar akan diberi bekal dalam bentuk yang nyata
pelatihan dan juga akan mendapatkan c) Bahwa kebijakan publik, baik untuk
pendampingan sehingga para peserta melakukan sesuatu ataupun tidak
pelatihan keterampilan dasar akan melakukan sesuatu itu mempunya dan
tergabung dalam kelompok swadaya dilandasi maksud dan tujuan tertentu
masyarakat (KSM) yang kemudian akan d) Bahwa kebijakan publik itu harus
mendapatkan pendampingan serta bantuan senantiasa ditujukan bagi kepentingan
peralatan kerja dan fasilitasi pemasaran seluruh anggota masyarakat.
agar bisa berproduksi dan memasarkan
produknya secara mandiri.

Jurnal Administrasi Publik (JAP,) Vol. 1, No. 4, Hal. | 69


2. Implementasi Kebijakan Edward III (1980, 1) dalam Nugroho (2009,
Implementasi merupakaan tahap h.512) menegaskan bahwa masalah utama
proses atau pelaksanaan yang dilakukan administrasi publik adalah lack of attention
untuk mencapai tujuan yang telah implementation. Edward juga menyarankan
ditetapkan dalam keputusan kebijakan. untuk memperhatikan empat isu pokok
Model manajemen implementasi menurut dalam implementasi agar dapat berjalan
Nugroho (2009) menggambarkan secara efektif yaitu communication,
pelaksanaan atau implementasi kebijakan resource, disposition, dan bureaucratic
dalam konteks manajemen berada dalam structures.
kerangka oganizing-leading-controlling.
Jadi ketika kebijakan sudah dibuat, maka 3. Kemiskinan
tugas selanjutnya adalah Kemiskinan merupakan suatu
mengorganisasikan, melaksanakan masalah sosial seiring dengan
kepemimpinan untuk memimpin berkembangnya perdagangan di seluruh
pelaksanaan, dan melakukan pengendalian dunia dan dengan ditetapkannya taraf
pelaksanaan tersebut. Dalam manajemen kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan
implementasi kebijakan dapat disusun masyarakat. Soekanto (2012, h.320)
melalui (1) Implementasi strategi, (2) mengartikan bahwa kemiskinan sebagai
pengorganisasian, (3) penggerakkan dan suatu keadaan dimana seseorang tidak
kepemimpinan, (4) pengendalian. sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai
Peter deLeon dan Linda deLeon dengan taraf kehidupan kelompok dan juga
(2001) dalam Nugroho (2010) tidak mampu memanfaatkan tenaga mental,
mengemukakan pendekatan-pendekatan maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
dalam implementasi kebijakan publik dapat Jika dilihat dari segi penyebabnya, Baswir
dikelompokkan menjadi tiga model yaitu (1997) membagi kemiskinan menjadi tiga
model kebijakan Top-down, bottom-up, dan bagian yaitu:
hybrid model. Salah satu model a) Kemiskinan natural. Adalah keadaan
implementasi yang menggunakan miskin karena dari awalnya memang
pendekatan top-down adalah model miskin
implementasi dari Van Meter dan Van b) Kemiskinan kultural. Kemiskinan
Horn. Model implementasi kebijakan dari kultural mengacu pada sikap hidup
Van Meter dan Van Horn dalam Nugroho seseorang atau kelompok masyarakat
(2009) menegaskan bahwa implementasi yang disebabkan oleh gaya hidup,
kebijakan berjalan secara linear dari kebiasaan hidup dan budaya dimana
kebijakan publik, implementor, dan kinerja mereka merasa hidup berkecukupan
kebijakan publik. Beberapa variabel yang dan tidak merasa kekurangan
dimasukkan sebagai variebal yang c) Kemiskinan Struktural. Adalah
mempengaruhi dalam proses kebijakan kemiskinan yang disebabkan oleh
publik adalah (1) standar dan sasaran faktor-faktor buatan manusia seperti
kebijakan; (2) Aktivitas implementasi dan kebijakan ekonomi yang tidak adil,
komunikasi antar organisasi; (3) distribusi aset produksi yang tidak
Karakteristik dari agen pelaksana; (4) merata, korupsi dan kolusi serta tatanan
Kondisi ekonomi, sosial dan politik; dan (5) ekonomi dunia yang cenderung
Kecenderungan (disposition) dari menguntungkan kelompok masyarakat
pelaksana. Variabel-variabel bebas dari tertentu.
model implementasi van meter dan van
horn ini diperoleh dari pendekatannya yang 4. Konsep Pemberdayaan
mencoba menghubungkan antara isu Hikmat (2010) menjelaskan konsep
kebijakan dengan kinerja kebijakan. pemberdayaan selalu dihubungkan dengan
Mereka menegaskan bahwa perubahan, kemandirian, partisipasi, jaringan kerja, dan
kontrol, dan kepatuhan bertindak keadilan. Pada dasarnya pemberdayaan
merupakan konsep-konsep yang penting diletakkan pada kekuatan tingkat individu
dalam prosedur implementasi. Sementara dan sosial. Pemberdayaan masyarakat

Jurnal Administrasi Publik (JAP,) Vol. 1, No. 4, Hal. | 70


memiliki keterkaitan erat dengan Metode Penelitian
pembangunan berkelanjutan (sustainable Jenis penelitian yang digunakan dalam
development) dimana pemberdayaan penelitian ini menggunakan metode
masyarakat merupakan sarat utama yang deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
akan membawa masyarakat menuju Seperti yang diungkapkan Kirk dan Miler
kesejahteraan baik secara ekonomi, sosial, dalam Moleong (2010, h.4) yang
dan lingkungan yang dinamis. Hogan berpendapat bahwa Penelitian kualitatif
(2000), dalam Rukminto (2008) adalah tradisi tertentu dalam ilmu
mengidentifikasi proses pemberdayaan pengetahuan sosial yang secara
yang berkesinambungan sebagai suatu fundamental bergantung pada pengamatan
siklus yang terdiri dari lima tahapan utama manusia dalam kawasan sendiri dan
yaitu: berhubungan dengan ruang tersebut dalam
a) Menghadirkan kembali pengalaman bahasanya dan dalam peristilahannya.
yang memberdayakan Dalam penelitian ini lokasi
b) Mendiskusikan alasan mengapa terjadi penelitian dilaksanakan di Kota Surabaya
pemberdayaan Propinsi Jawa Timur. Sedangkan situs
c) Mengidentifikasikan suatu masalah penelitian ini yaitu di Kantor Badan
ataupun proyek Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga
d) Mengidentifikasikan basis daya yang Berencana (Bapemas KB) Kota Surabaya
bermakna untuk melakukan perubahan dan di Kecamatan Tambaksari Kota
e) Mengembangkan rencana-rencana aksi Surabaya.
dan mengimplementasikannya. Sumber data dalam penelitian ini
Pemberdayaan masyarakat adalah diperoleh melalui dua sumber, yaitu sumber
upaya untuk menningkatkan kapasitas data primer dan sumber data sekunder.
mayarakat baik secara individu maupun Teknik pengumpulan data dalam
kelompok dalam memecahkan berbagai penelitian ini menggunakan beberapa teknik
persoalan terkait kualitas hidup dan pengumpulan data. Teknik pengumpulan
kesejahteraan masyarakat. Dalam data dalam penelitian ini digunakan dengan
prosesnya, pemberdayaan masyarakat maksud agar data-data terkumpul dapat
memerlukan keterlibatan dari berbagai dipertanggungjawabkan. Teknik
pihak baik pemerintah, pihak non- pengumpulan data dalam penelitian ini
pemerintah, maupun masyarakat yang adalah wawancara, observasi, dan
terlibat itu sendiri untuk dapat menjamin dokumentasi.
tercapainya hasil yang akan dituju. Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
5. Kerangka Konsep peneliti sendiri, pedoman wawancara,
Dalam penelitian ini, peneliti catatan lapangan, dan informan.
menggunakan analisis model implementasi Sedangkan analisis data yang
dari Van Meter dan Van Horn. Adapun digunakan ddalam penelitian ini
variabel lain yang digunakan adalah menggunakan analisis data Interactive
variabel faktor sumber daya pendukung dari Model seperti yang diungkapkan Miles dan
implementasi dari Edwards III. Konsep Huberman (1994), dalam Pawito (2007).
tersebut diartikan oleh penulis sebagai suatu Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri
proses di dalam upaya memberdayakan dari beberapa komponen yang diantaranya
masyarakat dimana tingkat keberhasilan pengumpulan data, reduksi data, penyajian
dari implementasi program pemberdayaan data, dan penarikan kesimmpulan.
masyarakat melalui pelatihan keterampilan
dasar yang dilaksanakan di kecamatan Pembahasan
tambaksari dipengaruhi oleh variabel- Program pemberdayaan masyarakat
variabel tersebut. melalui pelatihan keterampilan dasar
merupakan program pemberdayaan dengan
bentuk pelatihan keterampilan dasar yang
terbagi menjadi beberapa jenis pelatihan

Jurnal Administrasi Publik (JAP,) Vol. 1, No. 4, Hal. | 71


dasar yang dilaksanakan. Dalam dasar dengan peranan dari masing-masing
pelaksanaannya juga terdapat mekanisme pihak sebagai berikut:
operasional yang tertuang dalam pedoman 1. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
pelaksanaan pemberdayaan ekonomi bagi Keluarga Berencana Kota Surabaya
keluarga miskin. (Bapemas KB)
Badan Pemberdayaan Masyarakat
a. Jenis-Jenis Pelatihan Keterampilan dan keluarga Berencana (Bapemas KB)
Dasar di Kecamatan Tambaksari adalah penanggung jawab, perencana, dan
Kota Surabaya pengarah dari pelatihan keterampilan dasar
Pelatihan keterampilan dasar yang selaku lembaga teknis pemberdayaan
dilaksanakan di Kecamatan Tambaksari masyarakat Kota Surabaya. Adapun tugas
Kota Surabaya dikelompokkan menjadi 4 dan peranan dari Bapemas KB Kota
jenis utama pelatihan diantaranya Pelatihan Surabaya adalah sebagai berikut:
Makanan, Pelatihan Handycraft, Pelatihan a) Menyusun rencana teknis detail
Aneka Usaha, dan Pelatihan Menjahit yang kegiatan pelatihan keterampilan dasar
terbagi dalam 9 sub jenis pelatihan yang bagi keluarga miskin
dilaksanakan tersebar di 8 kelurahan di b) Menyusun jadwal pelaksanaan per titik
Kecamatan Tambaksari. Jenis-jenis pelaksanaan pelatihan keterampilan
pelatihan yang dilaksanakan disesuaikan dasar bagi keluarga miskin
dengan minat dan keinginan para calon c) Melakukan koordinasi dengan Petugas
peserta pelatihan. Untuk hasil selengkapnya Lapangan Keluarga Berencana (PLKB)
dapat dilihat pada tabel berikut: Kecamatan sebagai pelaksana kegiatan
Tabel 1. pelatihan keterampilan dasar bagi
Jenis dan peserta Pelatihan keluarga miskin di Kecamatan
Keterampilan Dasar di Kecamatan d) Melakukan evaluasi dan pelaporan hasil
Tambaksari Tahun 2012 pelaksanaan kegiatan kepada Walikota
No. Jenis Pelatihan Jumlah Surabaya secara berkala sesuai dengan
Peserta kebutuhan
1 Kue kering 75 2. Petugas Lapangan Keluarga Berencana
2 Kecap 75 (PLKB)
Badan Pemberdayaan Masyarakat
3 Cake Selai 100 Kota Surabaya (Bapemas KB) dalam
4 Salon 50 pelaksanaan pelatihan ketermpilan dasar
5 Produk Rumah Tangga 100 memiliki tim Petugas Lapangan keluarga
6 Jahit Kreatif 100 Berencana (PLKB) yang bertindak sebagai
7 Sabun Aroma 100 koordinator tim teknis untuk melaksanakan
kegiatan di tiap-tiap kecamatan di Kota
8 Media Kain 25 Surabaya. PLKB merupakan petugas
9 Lilin Aroma 25 lapangan dari Bapemas KB yang mengelola
Jumlah 650 pelaksanaan pelatihan keterampilan dasar di
tiap kecamatan. PLKB di Kecamatan
b. Peranan Masing-Masing Pihak Tambaksari memiliki peranan sebagai
Terkait Pelaksanaan Program pengelola dalam pelaksanaan pelatihan
Pelatihan Keterampilan Dasar di keterampilan dasar yang dilaksanakan di
Kecamatan Tambaksari Kota Kecamatan Tambaksari. Adapun tugas dan
Surabaya peranan dari PLKB selengkapnya adalah
Bapemas KB sebagai lembaga sebagai berikut:
teknis pemberdayaan masyarakat a) Melakukan sosialisasi tentang
bekerjasama dengan pihak-pihak terkait pelaksanaan pelatihan keterampilan
dalam melaksanakan pemberdayaan kepada masyarakat
masyarakat melalui pelatihan keterampilan b) Melakukan pendataan dan verifikasi
para calon peserta pelatihan

Jurnal Administrasi Publik (JAP,) Vol. 1, No. 4, Hal. | 72


c) Melakukan monitoring dan evaluasi ketua, wakil , sekretaris, bendahara, dan
pelaksanaan dan pasca pelatihan anggota kelompok hasil pelatihan
d) Melakukan koordinasi secara berkala keterampilan dasar yang telah dilaksanakan.
dengan Bapemas KB tentang Di Kecamatan Tambaksari terdapat KSM
perkembangan peserta pasca pelatihan. sebanyak 67 KSM hasil dari pelatihan
3. Tim Pelatih dan Tenaga Pendamping keterampilan dasar di 8 Kelurahan yang
Pelatihan Keterampilan Dasar dilaksanakan oleh Bapemas KB Kota
Tim pelatih dan tenaga pendamping Surabaya.
merupakan pihak pelaksana pelatihan
keterampilan dasar. Tim pelatih dan tenaga c. Mekanisme Pelaksanaan Program
pendamping berperan dalam memberikan Pemberdayaan Masyarakat Melalui
pembelajaran dan materi pelatihan kepada Pelatihan Keterampilan Dasar di
para peserta pelatihan keterampilan dasar. Kecamatan Tambaksari Kota
Selain itu, tim ini juga akan memberikan Surabaya
bimbingan dan pendampingan pasca Berdasarkan buku pedoman umum
pelatihan guna memantapkan materi yang pemberdayaan ekonomi bagi keluarga
telah didapat dan mengembangkan miskin, dalam perencanaan pelaksanaan
kemampuan para peserta pelatihan. Tim program pelatihan keterampilan dasar ini
pelatih dan tenaga pendamping pelatihan dibagi menjadi 3 tahapan utama yaitu
keterampilan dasar ini terdiri dari tenaga Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan
ahli pelatihan, fasilitator kelurahan dari Pelatihan, Tahap Pasca Pelatihan.
PNPM Mandiri, dan Kader Pemberdayaan 1. Tahap persiapan
Masyarakat (KPM). Adapun tugas dan Tahap persiapan yang dilakukan di
peranan dari tim pelatih dan tenaga Kecamatan Tambaksari adalah dengan
pendamping pelatihan keterampilan dasar di membentuk kelompok yang terbagi masing-
Kecamatan Tambaksari adalah sebagai masing kelompok dengan jumlah 20-25
berikut: orang. Kelompok tersebut yang kemudian
a) Memberikan pelatihan keterampilan akan ditentukan jenis-jenis pelatihan
dasar bagi peserta pelatihan pada waktu berdasarkan diskusi kelompok dengan para
dan tempat yang telah ditentukan petugas lapangan pelaksana kegiatan
sebelumnya pelatihan keterampilan dasar.
b) Memberikan pendampingan di bidang Selanjutnya, untuk sosialisasi yang
teknis peserta pelatihan pasca pelatihan dilakukan adalah sosialisasi tim yang akan
dengan memberikan pemantapan melaksanakan kegiatan dengan
produksi mengumpulkan tim petugas lapangan yang
c) Memberikan pendampingan di bidang akan memberikan pelatihan untuk diberikan
kelembagaan peserta pelatihan pasca arahan dan teknis pelaksanaan di kecamatan
pelatihan dengan membentuk kelompok tambaksari.
usaha bersama Untuk proses tahapan persiapan
d) Membantu memasarkan hasil produksi yang dilaksanakan di Kecamatan
peserta pelatihan Tambaksari untuk tim pelaksanaan sendiri
e) Melakukan koordinasi secara berkala adalah koordinasi persiapan tim
dengan Petugas Lapangan Keluarga pelaksanaan tentang teknis pelaksanaan
Berencana (PLKB) tentang kegiatan beserta tugas masing-masing yang
perkembangan peserta pasca pelatihan. di dalamnya termasuk persiapan materi
4. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang akan diberikan dari tenaga ahli
Kelompok Swadaya Masyarakat pelatihan, penentuan jadwal dan tempat
merupakan suatu kelompok usaha yang pelaksanaan kegiatan. Kemudian
tergabung dari para peserta hasil pelatihan melakukan sosialisasi dan seleksi calon
keterampilan dasar yang telah dilaksanakan peserta pelatihan yang dilakukan oleh
oleh Bapemas KB. KSM berperan sebagai PLKB. Sedangkan untuk para calon peserta
suatu organisasi usaha yang di dalamnya pelatihan sendiri adalah dengan
terdapat susunan kepengurusan terdiri dari pembentukan kelompok yang terbagi dalam

Jurnal Administrasi Publik (JAP,) Vol. 1, No. 4, Hal. | 73


kelas-kelas pelatihan dan pemilihan Dalam tahapan pendampingan pasca
pelatihan yang diinginkan. pelatihan terdapat 3 proses yang
2. Tahap Pelaksanaan Pelatihan diantaranya: (1) Pendampingan oleh pelatih
Dalam tahapan pelaksanaan dibagi dan asisten pelatih; (2) Pendampingan oleh
menjadi 3 tahapan. Tahapan yang pertama fasilitator kelurahan (Faskel) dari PNPM
yaitu tahap pelaksanaan pelatihan. Dalam Mandiri; (3) Pendampingan oleh kader
kegiatan pelatihan, kegiatan yang pemberdayaan masyarakat (KPM)
dilaksanakan adalah pemberian materi Sedangkan untuk tahapan
pelatihan dasar kepada peserta latih selama monitoring dan evaluasi pasca pelatihan
2 sampai 4 hari sesuai dengan jadwal dan terdapat 2 proses yang dilaksanakan
jenis pelatihan yang telah ditetapkan. diantaranya pertemuan yang dilakukan
Tahapan berikutnya adalah pendataan secara berkala antar pihak terkait dan
peserta pelatihan. Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil
pelatihan juga dilakukan pendataan melalui pendampingan yang dilakukan oleh PLKB
absensi kedatangan peserta latih. Kecamatan Tambaksari.
Sedangkan tahapan pelaksanaan yang proses pendampingan di
terakhir adalah monitoring dan evaluasi Kecamatan Tambaksari dilaksanakan
pelaksanaan pelatihan. Dalam pelaksanaan selama 6 kali pendampingan.
pelatihan juga dilakukan monitoring dan Pendampingan yang dilakukan diantaranya
evaluasi pelaksanaan pelatihan. adalah dengan evaluasi pelaksanaan
Proses Tahapan Pelaksanaan yang pelatihan dan pemantapan teknis produksi
dilaksanakan di Kecamatan Tambaksari yang dilakukan oleh para pelatih jenis
dilaksanakan di Balai RW. Pelaksanaan pelatihan terkait. Selanjutnya para peserta
pelatihan dilaksanakan selama 2-4 hari pelatihan juga diberikan kesempatan untuk
sesuai dengan jenis pelatihan masing- memberikan pendapat tentang inovasi dari
masing. Satu kelompok pelatihan materi yang telah diajarkan dalam
melaksanakan satu jenis pelatihan dengan pelaksanaan pelatihan. Untuk
didampingi oleh dua orang tenaga ahli pendampingan yang dilaksanakan oleh
pelatihan. Selama pelatihan peserta fasilitator kelurahan (Faskel) dari pihak
diajarkan materi dasar tentang pelatihan PNPM Mandiri merupakan pendampingan
yang telah ditentukan serta diberikan dengan bentuk manajemen kelompok dan
contoh praktek sesuai materi yang telah permodalan dimana kelompok-kelompok
diberikan. Dalam pelaksanaan pelatihan peserta pasca pelatihan yang tergabung
keterampilan juga dilaksanakan monitoring dalam tiap-tiap jenis pelatihan
dalam pelaksanaan pelatihan. Monitoring dikelompokkan untuk dibentuk suatu
dilakukan dengan cara membuat berita kelompok usaha dalam Kelompok Swadaya
acara dan absensi pendataan peserta Masyarakat (KSM). Sementara bantuan
pelatihan mulai dari daftar peserta modal diberikan melalui dana bantuan
pelatihan, materi yang diberikan, kehadiran sosial yang diberikan kepada Badan
pada saat pelatihan. Pelaksanaan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dalam
monitoring ini dipantau oleh Petugas bentuk uang. Bantuan tersebut akan
Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) digunakan untuk modal usaha dari para
Kecamatan Tambaksari. Kegiatan peserta yang telah tergabung dalam
monitoring ini dilakukan untuk memantau Kelompok Swadaya Masyarakat tersebut.
pelaksanaan kegiatan dan mengevaluasi Untuk monitoring dan evaluasi
pelaksanaan keagiatan pelatihan. pasca pelatihan yang dilakukan di
3. Tahapan Pasca Pelatihan Kecamatan Tambaksari dengan
Tahapan pasca pelatihan mengadakan koordinasi antara tenaga ahli
merupakan tahap akhir dari kegiatan pelatihan, fasilitator kelurahan, PNPM
pelatihan keterampilan dasar. Tahapan Mandiri dan PLKB Kecamatan Tambaksari.
pasca pelatihan dibagi menjadi 2 tahapan Koordinasi yang dilakukan dengan
yaitu pendampingan pasca pelatihan dan membahas sejauh mana perkembangan
monitoring dan evaluasi pasca pelatihan. kelompok peserta pelatihan, kendala-

Jurnal Administrasi Publik (JAP,) Vol. 1, No. 4, Hal. | 74


kendala yang dialami oleh kelompok lain juga diberikan oleh Pemerintah Kota
peserta pelatihan pasca pelatihan, serta Surabaya melalui hibah pemerintah kota
bentuk-bentuk pendampingan yang telah berupa peralatan usaha.
diberikan kepada kelompok peserta latih. Sumber daya informasi yang
dimiliki dalam pelaksanaan pelatihan
d. Sumber Daya Pendukung Dalam keterampilan dasar ini diantaranya adalah
Implementasi Program database dinamisasi keluarga miskin Kota
Pemberdayaan Masyarakat melalui Surabaya Tahun 2010 yang digunakan
pelatihan Keterampilan Dasar di sebagai informasi dan pendataan, verifikasi
Kecamatan Tambaksari Kota dan validasi peserta pelatihan. Sedangkan
Surabaya untuk sumber daya informasi lainnya yaitu
Sumberdaya pendukung yang berupa buku pedoman umum
terdapat dalam implementasi pelatihan pemberdayaan ekonomi bagi keluarga
keterampilan dasar di Kecamatan miskin yang digunakan sebagai Standart
Tambaksari ini diantaranya sumberdaya operating procedure (SOP), landasan
manusia, anggaran, dan informasi. implementasi dari pelaksanaan pelatihan
Sumber daya manusia yang terlibat keterampilan dasar bagi keluarga miskin.
dalam proses pelatihan keterampilan dasar
yaitu Bapemas KB selaku penanggung e. Kinerja Implementasi Program
jawab dan perencana; PLKB selaku Pemberdayaan Masyarakat Melalui
koordinator pelaksana di lapangan, Pelatihan Keterampilan Dasar di
monitoring, dan mengevaluasi pelaksanaan Kecamatan Tambaksari Kota
kegiatan di lapangan; tenaga ahli pelatihan Surabaya
dari pihak swasta selaku tim yang Kinerja dari implementasi program
memberikan materi pelatihan, memberikan pemberdayaan masyarakat melalui
pendampingan teknis pasca pelatihan, pelatihan keterampilan dasar di Kecamatan
monitoring, dan evaluasi kemampuan Tambaksari Kota Surabaya dapat diukur
kelompok; Kader Pemberdayaan dari keberhasilan antara tujuan dan hasil
Masyarakat (KPM), Badan Keswadayaan yang diharapkan dengan capaian
Masyarakat (BKM), dan fasilitator pelaksanaan program di Kecamatan
kelurahan (Faskel) dari PNPM Mandiri Tambaksari. Berdasarkan buku pedoman
selaku tim yang memberikan pendampingan umum pemberdayaan ekonomi bagi
kelembagaan pasca pelatihan, pemberian keluarga miskin terdapat 4 hasil yang
bantuan modal usaha kepada kelompok diharapkan dari adanya pelatihan
usaha yang tergabung dalam Kelompok keterampilan dasar yaitu penguasaan
Swadaya Masyarakat (KSM) yang telah keterampilan dasar bagi perempuan
melaksanakan pelatihan keterampilan dasar, keluarga miskin, tumbuhnya kelompok-
monitoring, dan evaluasi kemampuan serta kelompok usaha baru keluarga miskin,
bantuan bagi kelompok. peningkatan kemandirian dan kesejahteran
Sumber daya pendukung bagi keluarga miskin, dan terbangunnya
selanjutnya yaitu sumber daya anggaran. hubungan secara integral antar beberapa
Anggaran yang digunakan dalam pihak khususnya PNPM Mandiri Perkotaan
melaksanakan pemberdayaan masyarakat untuk secara bersama-sama melakukan
melalui pelatihan keterampilan dasar ini intervensi sosial dan ekonomi kepada
berasal dari Anggaran Pendapatan dan kelompok perempuan keluarga miskin
Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kota pasca pelatihan.
Surabaya tentang penanggulangan Namun yang terjadi di di lapangan
kemiskinan. Selain dari APBD, dukungan tidak semua dari 4 ukuran hasil yang
anggaran yang diberikan dalam pelatihan diharapkan tercapai di Kecamatan
keterampilan dasar ini juga berasal dari Tambaksari. Dari ke 4 hasil yang
PNPM Mandiri berupa Bantuan Sosial diharapkan, terdapat satu hasil yang masih
berupa uang yang diberikan kepada Badan belum tercapai yaitu tumbuhnya kelompok-
Keswadayaan Masayrakat (BKM). Bantuan kelompok usaha baru keluarga miskin.

Jurnal Administrasi Publik (JAP,) Vol. 1, No. 4, Hal. | 75


Tumbuhnya kelompok-kelompok usaha melalui pelatihan keterampilan ini
baru keluarga miskin ini berkaitan dengan masih belum mencakup seluruh tujuan
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) target dan sasaran awal. realisasi dari
yang terbentuk dari para peserta pasca capaian program yang dilaksanakan di
program pelatihan berdasarkan jenis Kecamatan Tambaksari masih belum
pelatihan yang telah diikuti. Untuk KSM di sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Kecamatan Tambaksari sendiri sampai Sementara untuk sumber daya
dengan Tahun 2012 terdapat 67 KSM hasil pendukung dalam implementasi
pelatihan keterampilan yang terlah program pemberdayaan masyarakat
dilaksanakan yang tersebar di 8 Kelurahan. melalui pelatihan keterampilan dasar di
Namun berdasarkan hasil penelitian Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya
di lapangan menunjukkan bahwa tidak telah dimanfaatkan dengan baik.
semua KSM di Kecamatan Tambaksari 2. Adapun faktor pendukung dan
aktif . dari data yang diperoleh di lapangan penghambat dalam Implementasi
Setidaknya terdapat 30 KSM atau separuh Program Pemberdayaan Masyarakat
dari jumlah KSM di Kecamatan Melalui Pelatihan Keterampilan Dasar
Tambaksari berstatus tidak aktif. Selain hal di Kecamatan Tambaksari Kota
tersebut, dalam tiap KSM juga banyak Surabaya adalah adanya agen pelaksana
anggota-anggotanya yang berkurang dari pendukung dari berbagai pihak terkait
jumlah awal KSM terbentuk. Terdapat serta adanya koordinasi antar pihak
hanya sekitar 37 KSM yang berstatus aktif, terkait yang baik yang dilakukan secara
sedangkan untuk jumlah anggota baik yang berkala dari atas ke bawah begitu juga
KSM aktif juga rata-rata kurang dari kuota sebaliknya. Untuk faktor penghambat
KSM minimal yaitu 15 anggota. Sehingga yaitu Kurangnya kesadaran peserta
hal ini menyebabkan capaian hasil dari sisi pelatihan dalam mengikuti proses
menumbuhkan kelompok-kelompok usaha pelatihan keterampilan dilihat dari
baru bagi keluarga miskin tidak tercapai masih adanya peserta pelatihan yang
dengan baik. tidak hadir dalam pelaksanaan pelatihan
dan pendampingan dan juga kurangnya
Penutup perhatian para peserta saat pelatihan
1. Implementasi program pemberdayaan berlangsung. Hal ini disebabkan karena
masyarakat melalui pelatihan adanya tujuan dari para peserta
keterampilan dasar di Kecamatan pelatihan yang berbeda-beda dalam
Tambaksari terdiri dari 4 jenis utama mengikuti program tersebut. Kemudian
pelatihan yaitu pelatihan makanan, faktor berikutnya yaitu kondisi
handycraft, menjahit, dan aneka usaha lingkungan di Kecamatan Tambaksari
dengan 9 sub pelatihan yang yang kurang mendukung adanya
dilaksanakan. Dalam mekanisme pemberdayaan. Hal ini dapat dilihat
pelaksanaannya yang terdiri dari dari pola pikir dari masyarakat
beberapa tahapan dari persiapan hingga kecamatan Tambaksari yang bersifat
evaluasi telah dilakukan secara baik dan skeptis terhadap pemberdayaan dan
dapat memberikan peningkatkan hanya ingin menerima bantuan
keterampilan dan penghasilan dari langsung dari pemerintah saja.
beberapa kelompok keluarga miskin di Sehingga dalam hal ini menyebabkan
Kecamatan Tambaksari. Namun partisipasi masyarakat dalam menerima
peningkatan keterampilan dan program tersebut kurang baik.
penghasilan bagi keluarga miskin

Jurnal Administrasi Publik (JAP,) Vol. 1, No. 4, Hal. | 76


Daftar Pustaka

Adi, Isbandi Rukminto. (2008) Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta, Rajawali Pers.
Baswir, Revrisond. (1997) Agenda Ekonomi Kerakyatan. Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Hikmat, R. Harry. (2010) Strategi Pemberdayaan Masyarakat Edisi Revisi. Bandung, Humaniora Utama
Press
Islamy, M. Irfan. (2002) Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta, Bumi Aksara.
Moleong, J. Lexi. (2010) Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nugroho, Riant. (2009) Public Policy Edisi Revisi. Jakarta, Elex Media Komputindo.
Pawito. (2007) Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta, Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS)
Soekanto, Soerjono. (2010) Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta, Rajawali Pers.

Jurnal Administrasi Publik (JAP,) Vol. 1, No. 4, Hal. | 69

You might also like