BABII
TIN.
IAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Kinerja Auditor
Kinerja atau job performance menurut Mangkunegara (2000) adalah hasil
kerja secara kuslitas dan kualitas yang dicapai oleh seseorang dalam melakukan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Simamora (2005)
‘mengartikan kinerja sebagai pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhimya
secara Jangsung dapat tercermin dalam output yang dihasilkan, Selanjutnya Hasibuan
(2001) mergemukakan kinerja adalah suatu has kerja yang di capa seseorang dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan, atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguban
seria waktu
Kinerja merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang
dapat dinilai dari hasil Kerjanya Menunat Husnan (2000) kinerja adalah hubungan
antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang dan jasa), dengan masukan yang
sebenamya Atau suatu perbandingan antara basil keluaran dan masukan (ouput dan
inp) Kinerja juga diartikan sebagai tingkatan efisien dalam menghasilkan barang
atau jasa. Dengan meningkatnya kinerja yang dicapai oleh seorang karyawan maka
semakin tinggi penghasilan yang diterima sebagai imbalan atas prestasi yang telah
dicapainya, Menurut Mink dalam Siagian (2000) ada beberapa karakteristik karyawanyang memiliki kinerja tinggi, yaitu: berorientasi pada prestasi, percaya diri,
pengendalian diri dan persisten (semangat kerja, kegigihan dan ketekunan),
Berkaitan dengan kinerja scorang auditor, Mulyadi (2001) menyatakan
bahwa kinerja auditor adalah seorang akuntan publik yang melaksanakan
penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas laporan keuangan
suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah
laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar scsuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi keuangan
dan hasil usaha perusahaan
2.1.2, Kompetensi
Boyatziz (dalam Armstrong 2003) mendefiniskan kompetensi sebagai
karakteristik mendasar individu yang secara kasual berhubungan dengan efektivitas
atau kinerja yang baik. Sebagsi konsekuensi dari definisi kompetensi ini, maka
pemgertian kompetensi meryjuk pada kemampuan orang untuk memenuhi
persyaratan perannya saat ini atau masa yang akan datang. Dengan demikian,
kompetens| juga bisa untuk meramalkan kinerja dimasa mendatang karena
kompetensi merupakan karakteristik yang berkelanjutan yang umamnya tidak bisa
hilang.
Kompeten dan kompetensi seharusnya dibedakan karena pada umumnya
orang mencampuradukkan pengertian kedua istilah tersebut. Menurut Boyatziz,
seperti yang dikutip oleh Woodrufe (dalam Armstrong, 2003), kedua konsep itu
10harus dipisahkan. Kompeten harus digunakan untuk merujuk pada bidang kerja
dimana sescorang kompeten, sedangkan kompetensi harus digunakan untuk
‘merujuk pada dimensi perilaku yang mendasari kinerje yang kompeten.
Cara lain untuk membuat perbedaan ini adalah dengan memilah
“kompetensi keras” berbasis kerja dengan kompetensi perilaku atau “kempetensi
luna”, Kompetensi berbasis kerja atau kompetensi keras mengacu pada ekspektasi
kinerja dan standar sera hasil harus dicapai oleh orang yang menjalankan peran
tertentu. Kompetensi ini jenis ini lebih berfokus pada efek cibandingkan pada upaya.
Sedangkan kompetensi perilaku atau kompetensi lurak merujuk pada karakteristik
pribadi yang dibawa sescorang dalam menjalankan peran kerjanya dalam aspek-
aspek seperti kerja sama tim, orientasi pencapaian, kepemimpinan dan perspektif
strategis. (Armstrong, 2003),
Kompetensi inti organisesi berisi hal-hal yang harus dilakukan organisasi dan
orang yang ada di dalamnya ager bisa berhasil. Kompetensi inti merupakan sumber