Professional Documents
Culture Documents
Yoza Fe
Yoza Fe
1. JUDUL
Estimasi Ketidakpastian Pengukuran Kadar Besi dalam Susu Bubuk secara Spektrofotometri Sinar Tampak
2. TUJUAN
Mengestimasi ketidakpastian pengukuran kadar besi dalam sampel susu bubuk secara spektrofotometri sinar tampak
3. PRINSIP
Mineral besi yang terkandung dalam susu bubuk dipreparasi dengan teknik pengabuan kering. Teknik ini
menjadikan mineral besi dan mineral lainnya serta bahan organik teroksidasi. Selanjutnya oksidasi mineral
dilarutkan dalam asam nitrat dan ditambahkan KCNS 20% untuk membentuk senyawaan kompleks ber-
warna merah darah. Senyawaan berwarna tersebut diukur serapannya menggunakan spektrofotometer si-
nar tampak (visible) pada panjang gelombang maksimum sekitar 490 nm.
4. CARA KERJA
Ditimbang sampel susu bubuk 7 g dalam cawam porselen Dipanaskan di bunsen Diarangkan di bun-
sen Diabukan di maker Dimasukkan ke dalam tanur selama 2 jam Dimasukkan ke dalam desika-
tor Dilarutkan dengan HCl 4 N sebanyak 7 drop sembari diaduk Dimasukkan ke LT. 100 mL
Ditera dengan aquabidest Disaring diambil filtrat Dimasukkan ke dalam botol kaca untuk logam ter-
larut Dipipet 25 mL Dimasukkan ke LT. 50 mL Ditambahkan 1.25 mL HNO3 1:3 Ditambah-
kan 1.25 mL KCNS 20% Diulang 3x.
Diturunkan 0.1 mL Fe 100 mg/L dari buret Dimasukkan ke LT. 25 mL Ditambahkan 0.625 mL
HNO3 1:3 Ditambahkan 0.625 mL KCNS 20% Ditera dengan larutan sampel Dihomogenkan
Diulang 3x. (C1)
Diturunkan 0.1 mL aquadest dari buret Dimasukkan ke LT. 25 mL Ditambahkan 0.625 mL HNO3
1:3 Ditambahkan 0.625 mL KCNS 20% Ditera dengan larutan sampel Dihomogenkan Diu-
lang 3x. (C2)
Konsentrasi larutan yang dipergunakan untuk spike adalah 0.4 mg/L (C3)
Pengamatan Fisik
No. Nama Bahan atau Reagen
No. Nama Bahan atau Reagen
Warna Bau Wujud
1 Fe 100 mg/L Tidak Berwarna Tidak Berbau Larutan
2 HNO3 1:3 Tidak Berwarna Tidak Berbau Larutan
3 KCNS 20% Putih Bau Khas Vitamin B Larutan
Bobot Garam
Volume Labu Takar (mL) Warna Larutan Perhitungan Konsentrasi Standar Induk Besi (mg/L)
Besi (mg)
absorbansi
R = 0.9983661005
4 1.5 50 3 0.3777 0.5
5 2 50 4 0.4924
0.4 Column E
6 2.5 50 5 0.6451
Linear (Column
Slope = 0.1276 0.3 E)
Intercept = -0.0059
r = 0.9992 0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
0
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
y = 0,1276x - 0,0059
Kadar Analit
Volume Sampel yang Volume Labu Takar C Terukur di Absorbansi dalam
No Bobot Sampel (g) Volume Sampel (ml) fp Sampel
Dipindahkan (ml) yang Digunakan (ml) Alat (mg/L) (mg/Kg)
y = 0,1276x - 0,0059
Konsentr
Absorban Sampel Absorban Sampel (C2) Konsentrasi Sampel Konsentrasi Spike %Peroleh Kembali (C1-
Ulangan asi Spike
+ Spike (C1) (C1) (c2) C2)/C3 x 100%
(C3)
G. Gambarkan Fish Bone Sumber Ketidakpastian Pengukuran Kadar Fe dalam Susu Bubuk
miu kalibrasi miu kalibrasi
presisi metode
Pipet
Volume
(efek T) Pipet (mL)
Koef. Muai Air (C^-1) Volume (mL) Variasi Suhu (C) k
Ketdakpastan asal temperatur (mL)
0.00021 25 5.3 1.73 0.0161
Data kalibrasi spek
Ketdakpastan asal spesifikasi k kal (mL) 0.0236
pabrik (mL)
pabrik
0.03 1.73 0.0173
6. KESIMPULAN
a. Nilai koefisien korelasi regresi standar adalah 0.9992 ; Syarat keberterimaan r > 0.995.
b. % SBR Presisi sampel 7.43; Syarat keberterimaan %SBR < 5% .
c. Kadar Fe dalam sampel susu bubuk didapat sebesar 12.47 mg/kg.
d. Rentang perolehan kembali sebesar (105.60-156.15)%.
e. Pelaporan konsentrasi analit dan estimasi ketidakpastian gabungan yang diperluas (12.47 0.82) satuan
7. TES FORMATIF
2. Apakah aspek kritis dalam penentuan kadar besi menggunakan teknik preparasi pengabuan kering? Je-
laskan!
Jawab: Dalam proses pengabuan kering dilakukan dengan mengoksidasi zat-zat organik pada suhu 500-
600 0C, dilakukan penimbangan zat-zat tertinggal. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah
mengusahakan suhu pengabuan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kehilangan elemen secara
mekanis.
3. Apakah teknik pengabuan basah dapat digunakan untuk penetapan kadar besi dalam sampel susu atau
tepung? Jelaskan!
Jawab: Iya, karena pengabuan basah digunakan untuk penentuan komponen mineral dengan menggunakan
oksidator-oksidator kuat (asam kuat) yang ditambahkan pada bahan sebelum pengabuan. Cara ini
lebih baik karena waktu lebih singkat daripada pengabuan kering.
6. Apakah fungsi HNO3 dapat digantikan dengan HCl atau KMnO4? Jelaskan!
Jawab: Tidak bisa, karena HCl bukan merupakan oksidator.
8. DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A. dan Underwood. 1995. Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
si (mg/L)