Professional Documents
Culture Documents
Anna Talahatu PDF
Anna Talahatu PDF
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
(KPK:0,99), nilai NPU yang tertinggi Seiring dengan perkembangan ilmu gizi
adalah konsentrat protein kedelai
terutama gizi pertanian, ahli-ahli gizi
(KPK:1,28) dan kasein (1,23), nilai
NPR yang tertinggi adalah bubur bayi pertanian sering dihadapkan kepada
(0,13) sedangkan nilai Dt
penentuan mutu protein makanan
(protein/casein 1,36) dan Da untuk
semua jenis protein yang dicobakan campuran baru atau varietas-varietas
hampir sama.
bahan baru. Kandungan protein suatu
Keyword: Kualitas protein,
Pertambahan berat badan. bahan makanan yang tinggi belum
Kualitas protein menunjukkan
menjamin mutunya tinggi pula. Oleh
kemampuan protein untuk memenuhi
karena itu perlu dilihat mutunya melalui
kebutuhan gizi hewan dan manusia akan
percobaan pada binatang (Sibarani,
nitrogen non esensial dan asam amino
1986).
esensial. Perbedaan kualitas protein
Beberapa peneliti pada saat ini
dapat diperoleh dengan mengetahui skor
mempertimbangkan bahwa kualitas
kimia, protein efficiency ratio,
protein sangat penting dalam masalah
biological value dan net protein
nutrisi bagi manusia. Sebagaimana
utilization. Metodologi untuk
diketahui bahwa protein sangat penting
menentukan kualitas protein didasarkan
bagi tubuh manusia terutama untuk
pada mempelajari keseimbangan
pertumbuhan dan pemeliharaan.
nitrogen atau pertumbuhan tikus.
Kekurangan protein dapat menyebabkan
Pada akhir tahun 1960an hubungan
terganggunya pertumbuhan bahkan
antara asupan energi dan protein telah
menimbulkan penyakit yang sangat
diuji dan kebutuhan protein manusia
berbahaya terlebih jika diiringi dengan
telah dinilai. Penentuan kualitas protein
defisiensi energi.
menjadi subjek yang dipertimbangkan
Mengingat pentingnya protein bagi
dengan anggapan bahwa defisiensi
tubuh manusia maka perlu diperhatikan
protein telah tersebar luas, dan menjadi
asupan protein ke dalam tubuh sehingga
pertimbangan yang menarik dalam
dalam hal ini makanan yang dikonsumsi
treatmen malnutrisi dengan diet kaya
sebaiknya adalah protein dengan
protein. Selama periode ini banyak
kualitas tinggi yaitu protein yang dapat
peneliti berorientasi kepada penemuan-
mensuplai asam amino yang dibutuhkan
penemuan sumber protein baru dan
oleh tubuh. Untuk mengetahui makanan
mengembangkan teknik mengevaluasi
sumber protein berkualitas tinggi dapat
kualitas protein.
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
Desain Percobaan
Tujuan Penelitian
Desain percobaan yang digunakan
Tujuan Umum
adalah Rancangan Acak Kelompok
Tujuan umum dari percobaan ini adalah
(RAK) dengan unit percobaan tikus
untuk mengetahui kualitas potein bubur
yang diberi perlakuan sebagai berikut :
bayi, konsentrat protein kedelai, rebon
Po = Ransum Standar Kasein
dan kasein.
P1 = Ransum Non protein
P2 = Ransum KPK
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
P3 = Ransum Rebon
P4 = Ransum Bubur bayi Bahan dan Alat
Tabel 3. Komposisi ransum yang dianjurkan untuk penentuan PER (AOAC, 1984)
Bahan-bahan campuran Jumlah (%)
Sampel (Sumber Protein)* X = (1,6 x 100)/ % N sample
Minyak Jagung 8 - [(X x % kadar lemak) / 100]
Campuran mineral 5 - [(X x % kadar abu) / 100]
Campuran vitamin 1%
Sellulosa 1% - [(X x % kadar serat kasar) / 100]
Air 5 - [(X x % kadar air) / 100]
Pati jagung Untuk membuat 100%
Ransum ini mengandung 10% protein
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
b) Air minum secara ad libitum Data yang diperoleh yaitu data berat
c) Tikus jantan jenis Wistar setelah badan tikus, konsumsi protein, kadar
umur sapih (umur tiga minggu), nitrogen dari intik ransum, kadar
dengan jumlah 15 ekor ( 3 ekor/ nitrogen dari feses dan kadar nitrogen
perlakuan). dari urin. Pengamatan terhadap berat
2. Bahan untuk analisa protein feses badan tikus dilakukan dua hari sekali (I,
dan urin: CuSO4 dan KmnO4 (1:9), II, III dan IV). Konsumsi protein
H2SO4 pekat, Selenium mix, NaOH diperoleh dari pengamatan ransum yang
40%, HCl standar, H3BO3 3%, dimakan tiap hari dikali dengan persen
Indikator metil merah kandungan protein pada tiap-tiap
3. Peralatan yang digunakan dalam ransum. Kandungan nitrogen intik
percobaan adalah : diperoleh dari jumlah protein yang
a. Untuk perlakuan hewan: kandang dikonsumsi selama 10 hari dibagi
dengan memenuhi syarat dengan faktor konversi protein nitrogen.
kesehatan dan keamanan, tempat Kandungan nitrogen feses dan urin
makanan/ransum, tempat selama 10 hari dianalisis menggunakan
minuman, tempat untuk feses, metode semi mikro Kjeldahl..
tempat untuk air kencing/urin,
timbangan analitik, Oven, Prinsip Percobaan
cawan, kom adonan, sendok/ Percobaan dilakukan dengan
pengaduk. menggunakan metode bioassay. Dengan
b. Untuk analisa protein feses dan persiapan fisik seperti mempersiapkan
urin: labu Kjeldahl, labu tikus, persiapan makanan seperti
Destilasi, erlenmeyer 100 ml, ransum dan minuman baik standar
buret, magnetic stirer, labu takar maupun kontrol, melakukan percobaan
100 ml. dan perhitungan seperti berat badan,
sisa ransum, kadar air, feses, urin
Jenis data kemudian ditentukan nilai PER, BV,
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
ditimbang feses dan urin tikus 0.2 gram dalam labu Kjeldahl
dipanaskan sampai terjadi larutan jernih kehijauan dan uap SO2 hilang
dipindahkan larutan kedalam labu ukur 100 ml dan diencerkan sampai tanda
tera
Larutan asam borat dititrasi dengan HCl standar dengan menggunakan metil
merah sebagai indikator
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
90
80
Non protein
Berat Badan (gr)
70
60 Bubur bayi
50
40
Protein/casein
30 KPK
20 Rebon
10
0
I II III IV
Penimbangan ke-
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
protein susu yang terpenting karena Tabel 7. Nilai NPR Setiap Perlakuan
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
yang telah dilakukan maka terlihat sebagaimana terlihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Utilisasi Protein dan Kualitas Protein
Diet Total protein, total energi pangan, komposisi asam amino (baik
defisiensi maupun ekses), daya cerna, serat dan konstituen makanan
lainnya.
Subjek Usia, jenis kelamin, status physiologi, (pertumbuhan, kehamilan,
menyusui), aktivitas, infeksi, luka dan emosi.
Eksternal Frekuensi makan, sosial, ekonomi, hygiene, dan sanitasi.
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
Penimbangan berat badan tikus yang dari metode pengukuran terhadap tikus
tidak tepat sesungguhnya tidak dapat digunakan
Penentuan dan perhitungan ransum sebagai prediksi untik kualitas protein
yang dikonsumsi untuk manusia secara akurat.
Dalam pengumpulan urin,
kemungkinan ada yang terbuang KESIMPULAN
karena posisi botol penampung yang 1. Peningkatan berat badan tikus yang
tidak tepat paling besar adalah tikus yang diberi
analisa kadar protein urin dan feses kedelai (KPK), nilai NPU yang
adalah adanya proses yang sulit untuk nilai NPR yang tertinggi adalah
diatasi seperti adanya komponen lipid bubur bayi, nilai Dt tertinggi pada
nitrogen dalam tubuh dari aktivitas jenis protein yang dicobakan hampir
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
1414
Media Exacta Volume 13 Nomor 1 Januari 2012
DAFTAR PUSTAKA