You are on page 1of 7

Jurnal SainHealth Vol. 1 No.

1 Edisi Maret 2017


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586
.

UJI VARIASI DOSIS PERASAN LENGKUAS (Alpinia galanga)


TERHADAP PERTUMBUHAN KUMAN Staphylococcus aureus

Evy Ratnasari Ekawati1), Prasetyo Handriyanto2)


1)
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Maarif Hasyim Latif, Sidoarjo
2)
Dosen Akademi Farmasi, Surabaya

Email : evysains@gmail.com

ABSTRACT

Infections caused by Staphylococcus aureus if not handled effectively will be able to


cause death human. Hasnt been found effective antibacterial against Staphylococcus aureus.
Antibacterial active compounds in the essential oil of ginger have the ability as an
antimicrobial, so it can be used as an antibacterial. This study aims to determine effectiveness
of the juice of galangal (Alpina galanga) to the growth of Staphylococcus aureus. This study
was an experimental study using disc diffusion method. The juice galangal (Alpina galanga)
used has dosage of 10%, 20%,30%,40%,50%,60%,70%,80%,90% and 100%. At dosage of
50% to 100% has the potential to inhibit the growth Staphylococcus aureus. Nonetheless,
based on the statistical test dosage of 50%,60%,70%, and 80% was significantly different
from dosage 90%, 100%, and positive control and negative control. Dosage 90% and 100%
was not significantly different, making more used dosage 90% to accelerate the process of
growth inhibition Staphylococcus aureus.

Keyword : the juice of galangal (Alpina galanga), Staphylococcus aureus


.

PENDAHULUAN Staphylococcus bila masuk ke dalam


saluran pencernaan pada luka yang terbuka
Staphylococcus aureus merupakan (Bowersox, 1999).
merupakan mikroba dengan habitat alami Toksin yang dihasilkan kuman
pada manusia di daerah kulit, mukosa Staphylococcus aureus (staphilotoksin,
hidung, mulut dan usus besar, dimana staphylococcal enterotoxin dan exfoliatin)
dalam kondisi sistem imun normal, memungkinkan organisme ini menyelinap
Staphylococcus aureus tidak bersifat pada jaringan dan tinggal dalam waktu
pathogen (mikroflora normal manusia) yang lama pada daerah infeksi,
(Prescott, et al., 2005). Dapat dikatakan menimbulkan infeksi kulit minor, seperti
hubungan kuman Staphylococcus aureus jerawat, impetigo, cellulitsfollicitus, kulit
dengan manusia adalah simbiosis mengelupas, hingga penyakit mematikan
komensalisme (Salyers and Whitt, 2002). seperti pneumonia, meningitis,
Staphylococcus aureus merupakan jenis
bakteri paling virulen dari keluarga

23
Jurnal SainHealth Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2017
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586
.

osteomyelitis, endocarditis dan toxic shock Asia lengkuas sudah lama dimanfaatkan
syndrome (Bowersox, 2007). untuk menyembuhkan penyakit rematik,
Beberapa kasus infeksi yang radang selaput lendir hidung, bronkial, bau
disebabkan oleh Staphylococcus aureus, mulut, bisul, pilek, batuk rejan pada naka-
bila tidak ditangani secara efektif akan anak, infeksi tenggorokan dan demam.
dapat menimbulkan kematian pada Kandungan 1-Acetoxychavicol acetat
manusia, seperti toxic shock syndrome pada lengkuas (Alpinia galanga L.)
(Forbes, dkk., 1998; Lindsay, dkk., 1998). memiliki kemampuan sebagai antimikroba
Belum ditemukan ada antibakteri yang yang sangat baik (OONmetta-aree, et al.
efektif terhadap Staphylococcus aureus. 2006; Vuddhakul, V. 2007; Rao, K. 2010).
Kontrol infeksi lebih ditujukan pada Minyak atsiri dari Lengkuas (Alpinia
tindakan menjaga kebersihan (WHO, galanga L.) telah terbukti memiliki
2004). aktivitas penghambatan terhadap
Penggunaan antibiotik berulang- dermatofita tertentu, jamur berfilamen dan
ulang dan tidak tepat, merupakan penyebab yeast (Mohd, M.S. 2003). Suganya dan
utama peningkatan jumlah bakteri yang Sombat telah melaporkan bahwa potensial
resisten terhadap antibiotik. Penggunaan tertinggi sebagai antioksidan dan
antibiotik secara cerdas dan tepat adalah antimikroba pada lengkuas (Alpinia
kunci pengendalian penyebaran kuman galanga L.) karena adanya beberapa
yang resisten terhadap antbiotik (Anonim, senyawa, yaitu 1,8-cineole, 4-allyphenyl
2011). acetat dan -bisabolene dalam minyak
Kasus resistensi Staphylococcus atsiri (Perez, C. et al. 1990; Rao, K. 2010).
aureus terhadap bahan antibakteri juga Berdasarkan uraian di atas, perlu
dilaporkan dalam beberapa penelitian. dilakukan penelitian mengenai uji variasi
Penelitian dari Chang dkk (2003) dosis perasan lengkuas (Alpinia galanga)
menyatakan bahwa ditemukan isolat terhadap pertumbuhan kuman
Staphylococcus aureus yang resisten Staphylococcus aureus, sehingga dapat
terhadap vancomisin. Menurut Waters diketahui dosis minimum perasan lengkuas
(2011), sebanyak 96% isolat yang dapat membunuh kuman
Staphylococcus aureus pada peternakan di Staphylococcus aureus.
Amerika telah resisten terhadap minimal
satu jenis antimikroba, diantaranya METODOLOGI PENELITIAN
tetrasiklin, ampisilin, penisilin,
Jenis penelitian ini adalah
erythromisin, quinopristin, fluoroquino-
eksperimental laboratorium. Rancangan
lones, oxasillin dan daptomisin.
penelitian yang digunakan adalah
Lengkuas (Alpinia galangal L.)
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
merupakan anggota familia Zingeberaceae.
11 perlakuan dan masing-masing
Di Indonesia, lengkuas mudah diperoleh
perlakuan terdiri dari 3 kali ulangan. Data
dan sering dimanfaatkan sebagai obat
yang diperoleh diuji secara statistik untuk
herbal. Lengkuas (Alpinia galanga L.) di
mengetahui adanya beda nyata antar
Thailand dimanfaatkan sebagai zat aditif
pada makanan dan negara-negara lain di
24
Jurnal SainHealth Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2017
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586
.

perlakuan, serta disajikan dalam bentuk lengkuas, kemudian masing-masing


tabel. dilarutkan dalam 1 ml aquades steril.

Waktu dan Tempat Penelitian Preparasi Kontrol


Pengambilan sampel lengkuas Control positif dibuat dari sediaan
dilakukan pada lahan toga pemukiman tablet Ciprofloxacin 500 mg yang digerus
penduduk daerah Gubeng Surabaya. kemudian ditimbang dan disetarakan
Sedangkan penelitian dilakukan di dengan 500 mg, selanjutnya dilarutkan
Laboratorium Bakteriologi Fakultas Ilmu dalam 100 ml aquades steril. Control
Kesehatan UMAHA Sidoarjo. negatif menggunakan aquadest steril.

Alat dan Bahan Penelitian Pembuatan Suspensi Bakteri Uji


Cawan petri, blank disk, swab steril, Isolate bakteri Staphylococcus aureus
ose mata, pinset, jangka sorong, beaker ATCC 25923 yang telah diremajakan
glass, blender, penyaring, pipet ukur, gelas diambil 2-3 koloni dengan menggunakan
ukur, Mueller-Hinton Agar (MHA), ose mata steril dan disuspensikan kedalam
Nutrient Agar Slant (NAS), PZ steril, tabung berisi 2 ml PZ steril. Suspense di
aquadest steril, Ciprofloxacin 500 mg, vortex, kemudian kekeruhan di samakan
isolate Staphylococcus aureus ATCC dengan standart Mc Farland 0,5 (Tumane,
25923. et al., 2014).

Prosedur Uji Aktivitas Antibakteri Rebusan


Sterilisasi Lengkuas
Semua alat dan bahan yang akan dgunakan Blank disk direndam pada larutan uji
disterilisasi terlebih dahulu menggunakan rebusan lengkuas pada masing-masing
autoclave suhu 1210 C selama 15 menit. dosis dan pada larutan Ciprofloxacin 500
mg selama 15 - 20 menit. Disiapkan cawan
Preparasi Sampel petri steril untuk masing-masing perlakuan,
Lengkuas (Alpina galangal L.) dicuci dituangkan 10 ml MHA ke dalam cawan
sampai bersih dari tanah, kemudian petri kemudian biarkan memadat. Pada
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, media MHA yang telah memadat
kemudian diblender sampai halus. diletakkan maksimal 5 disk yang telah
Lengkuas yang telah halus diperas dan direndam dalam masing-masing dosis air
filtratnya ditampung pada beaker glass perasan lengkuas dengan jarak antar disk
bersih dan steril. 1,5 cm. Perlakuan yang sama untuk kontrol
positif dan negatif. Semua cawan petri
Preparasi Larutan Uji diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.
Dibuat larutan uji dengan dosis 10%, Pengamatan adanya zona hambat yang
20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, terbentuk setelah inkubasi dan diukur
90% dan 100% dengan cara dipipet 0,1 ml; diameternya menggunakan jangka sorong.
0,2 ml; 0,3 ml; 0,4 ml; 0,5 ml; 0,6 ml; 0,7
ml; 0,8 ml; 0,9 ml; dan 1 ml air perasan

25
Jurnal SainHealth Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2017
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586
.

HASIL DAN PEMBAHASAN kontrol negatif dan kontrol positif. Dosis


90% dan 100% tidak berbeda nyata dengan
Hasil kontrol positif. Sedangkan dosis 90% tidak
Hasil uji variasi dosis perasan berbeda nyata dengan dosis 100%. Karena
lengkuas (Alpina galangal L.) dengan dosis 90% dan dosis 100% tidak berbeda
konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, nyata, maka lebih efektif menggunakan
60%, 70%, 80%, 90% dan 100% terhadap dosis 90% untuk menghambat proses
kuman Staphylococcus aureus ATCC pertumbuhan kuman Staphylococcus
25923, menunjukkan bahwa perasan aureus ATCC 25923. Pengaruh perasan
lengkuas (Alpina galangal L.) pada dosis lengkuas terhadap pertumbuhan kuman
50% hingga 100% memiliki potensi dalam Staphylococcus aureus ATCC 25923
menghambat pertumbuhan mikroba uji. terlihat dari diameter zona hambat yang
Meskipun demikian, berdasarkan uji terbentuk (Tabel 1).
statistik, dosis 50%, 60%, 70% dan 80%
berbeda nyata dengan dosis 90%, 100%,

Tabel 1. Rata-rata Diameter Zona Hambat Perasan Lengkuas (Alpina galangal L.)
terhadap kuman Staphylococcus aureus ATCC 25923
Dosis Perasan Lengkuas Diameter Zona Hambat
(Alpina galangal L.) (%) (mm)
Kontrol (+) 20f
0 0a
10 0a
20 0a
30 0a
40 0a
50 8b
60 10c
70 12d
80 14e
90 16f
100 18f
Keterangan : angka diameter zona hambat yang diikuti oleh
huruf yang tidak sama adalah berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%

Gambar 1. Zona hambat perasan lengkuas terhadap Staphylococcus aureus


yang terbentuk setelah inkubasi

26
Jurnal SainHealth Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2017
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586
.

Uji varisi dosis perasan lengkuas mengalami peruraian, diikuti penetrasi


(Alpina galangal L.) dengan berbagai fenol ke dalam sel dan menyebabkan
variasi dosis, didapatkan hasil presipitasi serta denaturasi protein. Pada
terbentuknya zona hambat. Diameter zona kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi
hambat yang terbentuk sebesar 8 mm protein dan sel membran akan mengalami
hingga 18 mm, dari dosis 50% hingga lisis (Luftana, 2009).
100%. Zona hambat maksimum sebesar 18
mm dicapai pada dosis 100%. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian,


Pembahasan
Terbentuknya zona hambat didapatkan hasil bahwa perasan lengkuas
dikarenakan perasan lengkuas (Alpina (Alpina galangal L.) pada konsentrasi 90%
galanga) memiliki senyawa aktif yang memiliki potensi maksimal dalam
bersifat sebagai antimikroba. Lengkuas menghambat pertumbuhan kuman
merupakan tanaman popular di Asia Staphylococcus aureus ATCC 25923
Tenggara, termasuk Indonesia, dengan diameter zona hambat sebesar 16
mengandung minyak atsiri yang bersifat mm.
antimikroba, antifungi dan antioksidan
(Hsu, 2010; Siregar, et al.,2014). Minyak UCAPAN TERIMAKASIH
atsiri pada lengkuas (Alpina galangal L) Penulis mengucapkan terimakasih
mengandung senyawa aktif, diantaranya pada Staf Laboratorium Bakteriologi
8,8-sineol, dan -pinen, terpinen-4-ol, Fakultas Ilmu Kesehatan UMAHA
limonene, -terpineol, -pinen, -tujon, Sidoarjo yang telah banyak membantu
geranil asetat, -bergamoten, trans-- dalam penelitian ini
farnesen, -bisabolen dengan konsentrasi
masing-masing komponen lebih dari 4% DAFTAR PUSTAKA
(Schaeffer, et al., 1981 dan Pooter, et al.,
1985). Bowersox, J. 1999. Experimental Staph
Menurut Pamungkas (2010), minyak Vaccine Broadly Protective in
atsiri aktif sebagai antibakteri, karena Animal Studies. NIH.
senyawa kimia tersebut mengandung Bowersox, J. 2007. Experimental Staph
gugus fungsi hidroksil (-OH) dan karbonil. Vaccine Broadly Protective in
Menurut Heyne (1987) dan Parwata Animal Studies. NIH.
(2008), senyawa turunan hidrokarbon Chang, S., Sievert, D.M., Hageman, J.C.,
teroksigenasi (fenol) memiliki daya Boulton, M.L., Tenover, F.C.,
antibakteri yang kuat. Senyawa fenol dapat Downes, F.P., Shah, S., Rudrik, J.T.,
menghambat peetumbuhan bakteri Pupp, G.R., Brown, W.J., Cardo, D.,
dikarenakan turunan fenol berinteraksi and Fridkin, S.K. 2003. Indection
dengan sel bakteri melalui proses adsorpsi With Vancomycin-Resistant
yang melibatkan ikatan hydrogen. Pada Staphylococcus aureus Containing
kadar rendah membentuk kompleks protein The vanA Resistance Gene. New
fenol dengan ikatan yang lemah dan segera
27
Jurnal SainHealth Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2017
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586
.

England. Journal of Medicine. 348 : Perez, C., Pauli, M., and Bezerque, P.
1342-1347. 1990. Acta Biologic et Medicine
Forbes, B.A., Sahm, D.E., and Weissfeld, Experimentalis. 15 : 113-115.
A.S. 1998. Diagnostic Bacteriology. Pooter, H.L., M. Nor Omar, B.A., Coolsaet
Tenth Edition. Mosby Inc. Missouri. and N.M. Scamp. 1985. The
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Essential Oil of Greater Galangal
Indonesian. Jilid I dan II. Terj. Badan (Alpina galangal) from Malaysia.
Litbang Kehutanan. Cetakan 1. Phytochem. 24 : 93.
Koperasi Karyawan Departemen Prescott, L.M., J.P. Harley and D. Aktein.
Kehutanan. Jakarta Pusat. 2005. Microbiology. 6th Edition. Mc.
Hsu, W.Y., Simonne, A., Weissman, A. Graw Hill Companies, Inc. Boston.
and Jeong-Mok Kim. 2010. Amerika.
Antimicrobial Activity of Greater Rao, K., Bhuvaneswari, Narasu, L.M., and
Galangal (Alpina galanga (Linn.) Giri, A. 2010. Antibacterial Activity
Swartz) Flowers. Food Sciences of Alpina galangal (L)
Biotechnol. 19 (4) : 873-880. Willd Crude Extracts. Appl. Biochem
Luftana, Y.K. 2009. Minyak Atsiri dari Biotechnol. 162 : 871-884.
Rimpang Lengkuas. Salyers, A.A., and D.D. Whitt. 2002.
http://www.blogspot.minyak-atsiri- Bacterial Phatogenesis. 2nd Edition.
dari-rimpang-lengkuas<<yiss- ASM Press.
FOOD-entertaining.htm. Diakses Scaeffer, J.J.C., A. Ghani, and A.
Oktober 2016. Baerheim-Svendsen. 1981.
Mohd, M.S., Chin, C.B., Chen, L.L., and Monoterpenes in the Essential
Sim, N.L. 2003. Journal of Rhizome Oil Alpina galangal (L)
Pharmaceutical Biology. 41(5) : 302- Wild. Journal of Pharm. 49 :337.
307. Siregar, B.H., W. Hasan, S. Dharma. 2014.
Oonmetta-aree, J., Suzuki, T., Gasaluck, Pemanfaatan Lengkuas (Alpina
P., and Eumkeb, G. 2006. Food galanga) dalam Mengawetkan
Science and Technology. 39 (10) : Bakso. FKM. UNSU. Medan.
1214-1220. Tumane, P.M., Meshram, V.G., Wasnik,
Pamungkas, R.N., Julaichah, D., Prasasti, D.D. 2014. Cmparative Study of
S.D., dan Muslih, M. 2010. Antibacrial ctivuty of Peel Extracts
Pemanfaatan Lengkuas (Alpina of Citrus aurantium L. (bitter orange)
galangal L.) sebagai Bahan and Citrus medica L. (lemon)
Pengawet Pengganti Formalin. PKM. Against Clinical Isolates from
Univ. Negeri Malang. Wound Infection. International
Parwanta, I.M.D., dan Dewi P.F.S. 2008. Journal of Pharma and Bio Sciences.
Isoalasi dan Uji Aktivitas Antibakteri 5(1) : 382-387.
Minyak Atsiri dari Rimpang Vuddhakul, V., Bhoopong, P., Hayeebilan,
Lengkuas (Alpina galangal L.). F., and Subhadhirasakul, S. 2007.
Jurnal Kimia. 2(2) : 100-1004. Food Microbiology. 24 (4) : 413-418.

28
Jurnal SainHealth Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2017
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo
p-ISSN : 2548-8333
e-ISSN : 2549-2586
.

Waters, A.E., Contente-Cuomo, T.,


Buchhagen, J., Liu, C.M., Watson,
L., Pearce, K., Foster, J., Bawers, J.,
Driebe, E.M., Engelthaler, D.M.,
Keim, S.P., and Price, L.B. 2011.
Multi Drug-Resistant Staphylococcus
aureus in US Meat and Poultry
Clinical Infectious Disease. Arizona.
World Health Organization. 2004.
Guidelines for Drinking-Water
rd
Quality. 3 Edition. Geneva.

29

You might also like