Professional Documents
Culture Documents
dan Fitria | Penatalaksanaan Hipertensi Tingkat 2 dan Diabetes Mellitus Tipe II pada Wanita Usia 53 Tahun
dengan Pendekatan Dokter Keluarga
dalam batas normal. Paru, gerak dada dan Pada pasien ini penegakan diagnosis
fremitus taktil simetris, tidak didapatkan rhonki klinik hipertensi grade II, berdasarkan keluhan
dan wheezing, kesan dalam batas normal. pasien yang didapatkan nyeri kepala. Nyeri
Batas jantung tidak terdapat pelebaran, kesan kepala menjalar ke tengkuk, rasa pusing
batas jantung normal. Abdomen datar, tidak dirasakan hilang timbul, terlebih bila pasien
didapatkan organomegali ataupun asites, kurang istirahat. Sedangkan dari pemeriksaan
kesan dalam batas normal. Ekstremitas tidak fisik didapatkan tekanan darah pasien 170/100
didapatkan edema, kesan dalam batas normal. mmHg. Sesuai dengan gambaran klinis
Muskuloskeletal kekuatan otot berkurang (5/4, hipertensi berupa sakit kepala sampai ke
5/4), tidak didapatkan kelainan sendi. Pada tengkuk bagian belakang, sering gelisah,
pemeriksaan penunjang GDS: 210 mg/dL. tengkuk rasa pegal yang akan berkurang bila
Penatalaksanaan pada pasien dengan penderita beristirahat.10
non medikamentosa yaitu dengan memberikan Diagnosis hipertensi grade II ditegakkan
penjelasan mengenai penyakit yang sedang berdasarkan Eight Report Joint National
diderita oleh pasien dan komplikasinya kepada Committe on Prevention, Detection, Evaluation,
pasien dan anggota keluarga; Memberikan and Treatment of High Blood Pressure (JNC-8),
penjelasan tentang pentingnya mengontrol dimana hipertensi grade II yaitu tekanan darah
tekanan darah darah dengan cara minum obat sistol >160 mmHg dan diastol >100 mmHg.
teratur dan pola makan yang baik pada Faktor risiko timbulnya hipertensi antara lain
penderita hipertensi dan fisioterapi untuk usia, stres, aktivitas fisik, makanan, dan
penyakit stroke dengan mengikuti program kebiasaan olah raga.1,8
kesehatan lansia dari puskesmas setempat; Penegakan diagnosis pada pasien sudah
Memberikan motivasi untuk minum obat tepat yaitu Hipertensi grade II. Pada faktor usia
secara kontinu dan mengambil obat sekaligus semakin tua usia seseorang semakin besar
mengontrol tekanan darah serta menganjurkan resiko terserang hipertensi karena arteri
pasien untuk meneruskan mengikuti program semakin kehilangan elastisitasnya. Dinding
BPJS; Memberikan edukasi kepada keluarga arteri juga dapat menjadi kaku karena
untuk berperan dalam mengingatkan pasien kalsifikasi lamerar elastis. Tekanan sistolik
dengan pola makan dan gaya hidup, serta meningkat sesuai dengan usia, sedangkan
rutinitas minum obat. Pasien diberikan obat tekanan diastolik tidak berubah mulai dari
captopril tablet 2x25 mg, amlodipin 1x5 mg dekade ke-5. Untuk mencegah resiko lebih
(malam), dan glibenklamid 1x5 mg (Pagi).9 lanjut yang bisa dialami oleh pasien, maka di
sarankan kepada pasien untuk patuh terhadap
Pembahasan pengobatan dan anjuran yang diberikan serta
Masalah kesehatan yang dibahas pada melakukan beberapa pemeriksaan yang
kasus ini adalah seorang wanita berusia 53 mungkin dapat ia lakukan untuk mengetahui
tahun yang terdiagnosa hipertensi yang tidak lebih dini perluasan penyakitnya, sebagai
terkontrol dengan riwayat diabetes mellitus prinsip pencegahan terhadap faktor resiko
tipe II dan stroke. Ketika memeriksakan diri ke yang ia miliki.11
Puskesmas Rawat Inap Gedong Tataan, Ny. S Pada Pedoman Tatalaksana Hipertensi
datang karena keluhan sakit kepala sampai pada Penyakit Kardiovaskular di Indonesia yang
tengkuk. Saat dilakukan pemeriksaan, dibuat oleh Perhimpunan Dokter Spesialis
didapatkan tekanan darah pasien 170/100 Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dijelaskan
mmHg dengan dua kali pemeriksaan. bahwa penatalaksanaan penyakit Hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah dapat dilakukan dengan meenjalani pola hidup
sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau sehat. Ini telah banyak terbukti dapat
diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua menurunkan tekanan darah, dan secara umum
kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit sangat menguntungkan dalam menurunkan
dalam keadaan cukup istirahat (tenang). risiko permasalahan kardiovaskular. Pada
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National pasien yang menderita hipertensi derajat 1,
Committee on Detection, Evaluation and tanpa faktor risiko kardiovaskular lain, maka
Treatment of High Blood Pressure sebagai strategi pola hidup sehat merupakan
tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg.1 tatalaksana tahap awal, yang harus dijalani
setidaknya selama 46 bulan. Bila setelah
jangka waktu tersebut, tidak didapatkan Calsium Channel Blocker (CCB); (4) Angiotensin
penurunan tekanan darah yang diharapkan Converting Enzyme Ihibitor (ACEI); (5)
atau didapatkan faktor risiko kardiovaskular Angiotensin II Reseptor Blocker (ARB), 10,11
yang lain, maka sangat dianjurkan untuk Masing-masing obat antihipertensi
memulai terapi farmakologi. Beberapa pola memiliki efektifitas dan keamanan dalam
hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak pengobatan hipertensi, tetapi pemilihan obat
guidelines adalah yang pertama yaitu antihipertensi juga dipengaruhi beberapa
penurunan berat badan, ini dapat dilakukan faktor yaitu: (1) Faktor sosio ekonomi; (2) Profil
dengan mengganti makanan tidak sehat faktor kardiovaskular; (3) Ada tidaknya
dengan memperbanyak asupan sayuran dan kerusakan organ target; (4) Ada tidaknya
buah-buahan yang juga dapat memberikan penyakit penyerta
manfaat yang lebih selain penurunan tekanan Dengan memahami pedoman tata
darah, seperti menghindari diabetes dan laksana Hipertensi ini, maka dapat dipahami
dislipidemia. Selanjutnya adalah mengurangi bahwa yang menjadi dasar utama adalah pola
asupan garam. Di negara kita, makanan tinggi hidup sehat. Bila pasien tidak mengalami
garam dan lemak merupakan makanan penurunan tekanan darah setelah >6 bulan
tradisional pada kebanyakan daerah. Tidak menjalani gaya hidup sehat, maka diberikan
jarang pula pasien tidak menyadari kandungan satu golongan obat untuk hipertensi derajat 1
garam pada makanan cepat saji, makanan pilihan awal berupa golongan thiazide dan
kaleng, daging olahan dan sebagainya. Tidak pertimbangkan juga golongan ACEI dan ARB,
jarang, diet rendah garam ini juga bermanfaat BB dan CCB. Dan kombinasi dua golongan obat
untuk mengurangi dosis obat antihipertensi yang cara kerjanya berbeda untuk hipertensi
pada pasien hipertensi derajat 2. Dianjurkan derajat 2, contohnya golongan thiazide dan
untuk asupan garam tidak melebihi 2 gr/hari, ACEI.9
selanjutnya adalah olah raga. Olah raga yang Pembinaan pada pasien ini dilakukan
dilakukan secara teratur sebanyak 3060 dengan mengintervensi pasien beserta
menit/hari, minimal 3 hari/minggu, dapat keluarga sebanyak 3 kali, dimana dilakukan
menolong penurunan tekanan darah. Terhadap kunjungan pertama pada tanggal 17 Juni 2016.
pasien yang tidak memiliki waktu untuk Pada kunjungan keluarga pertama dilakukan
berolahraga secara khusus, sebaiknya harus pendekatan dan perkenalan terhadap pasien
tetap dianjurkan untuk berjalan kaki, serta menerangkan maksud dan tujuan
mengendarai sepeda atau menaiki tangga kedatangan, diikuti dengan anamnesis tentang
dalam aktifitas rutin mereka di tempat keluarga dan perihal penyakit yang telah
kerjanya. Selanjutnya adalah mengurangi diderita.
konsumsi alkohol. Walaupun konsumsi alkohol Dari hasil kunjungan tersebut, sesuai
belum menjadi pola hidup yang umum di konsep Mandala of Health, dari segi perilaku
negara kita, namun konsumsi alkohol semakin kesehatan pasien masih mengutamakan kuratif
hari semakin meningkat seiring dengan daripada preventif dan memiliki pengetahuan
perkembangan pergaulan dan gaya hidup, yang kurang tentang penyakit-penyakit yang ia
terutama di kota besar. 1 derita. Human biology, pasien merasakan
Tujuan dari penatalaksanaan pasien yang penyakit hipertensi yang menyebabkan stroke
mengalami hipertensi adalah pengendalian pada pasien menimbulkan keluhan-keluhan
tekanan darah agar dapat mengurangi gejala yang mengganggu aktifitasnya. Pasien awalnya
kepala pusing dan mengontrol penyakit supaya tidak tahu mengenai penyakit hipertensinya
tidak menjadi lebih parah dan timbul yang mengakibatkan pasien terkena stroke.
komplikasi lebih lanjut seperti retinopati, Pasien dulunya bahkan jarang memeriksakan
nefropati dan penyakit jantung hipertensi. tekanan darahnya. Lingkungan psikososial,
Penatalaksanaan hipertensi terdiri dari terapi pasien merasa bahagia dengan keadaan
non medikamentosa (edukasi, menurunkan keluarganya saat ini, hubungan antar anggota
asupan garam, menurunkan asupan lemak, keluarga juga terbilang cukup dekat dan jarang
terapi fisik dan lain-lain), dan terapi obat. Obat mengalami suatu masalah, namun untuk
antihipertensi untuk terapi farmakologis masalah kesehatan dukungan keluarga
hipertensi yang dianjurkan oleh JNC-8 antara terbilang kurang. Dalam hal lingkungan rumah,
lain: (1) Diuretika; (2) Beta Bloker (BB); (3) pasien sesekali keluar rumah untuk
bersosialisasi dengan tetangga sekitar rumah. Edukasi pada pasien hipertensi meliputi
Pasien mengaku dulunya sebelum pasien pemantauan tekanan darah, konsumsi obat
terkena stroke, pasien cukup sering mengikuti secara rutin, pemantauan efek samping obat,
kegiatan pengajian rutin yang diselenggarakan olahraga atau meningkatkan aktifitas fisik, dan
lingkungan sekitar. Lingkungan fisik, mengurangi asupan garam. Dengan tujuan
pemukiman sekitar tidak padat penduduk. Life tekanan darah dapat terkontrol degan target
style, pola makan belum sesuai dengan anjuran tekanan darah yang telah banyak
dokter, karena pasien masih mengkonsumsi direkomendasikan oleh berbagai studi pada
makanan tinggi garam dan lemak. Perilaku pasien hipertensi dengan penyakit jantung dan
olahraga ringan tiap harinya sudah dijalani pembuluh darah, adalah tekanan darah sistolik
namun belum cukup dikarenakan kondisi <140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik
pasien yang sudah kesulitan untuk pergi keluar <90 mmHg. Pola makan dan olahraga pasien
rumah sendiri. Keadaan rumah ideal, rumah perlu diatur untuk mencegah komplikasi yang
cukup luas, bersih dan rapi, rumah pasien dapat muncul. Pola makan yang baik bagi
memiliki septiktank dan pencahayaan yang pasien, selain menyesuaikan dengan gizi
cukup baik. 12 seimbang, perlu untuk memperbanyak
Kunjungan kedua dilaksanakan pada konsumsi serat.1
tanggal 21 Juni 2016 untuk melakukan Pengaruh asupan natrium terhadap
intervensi terhadap pasien tentang penyakit hipertensi terjadi melalui peningkatan
hipertensi, DM, stroke dari definisi sampai volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan
komplikasinya dan mengenai makanan yang darah.Penelitian yang dilakukan oleh Febby
dianjurkan dan yang tidak dianjurkan untuk yang menyatakan bahwa ada hubungan
pasien. Pada kunjungan kedua ini juga di bermakna antara asupan tinggi natrium
lakukan pemeriksaan tekanan darah terhadap dengan kenaikan tekanan darah.13 Sesuai
pasien dengan menggunakan alat dengan penelitian yang dilakukan oleh
spigmomanometer jenis jarum dan didapatkan Pradono menunjukkan bahwa ada hubungan
tekanan darah sebesar 170/100 mmHg dan makan atau minum manis dengan hipertensi.14
GDS: 187 mg/dL. Lemak jenuh dan kolesterol diketahui dapat
Sebelum intervensi dilakukan, pasien memperbesar risiko seseorang untuk terkena
diberikan pertanyaan tentang pengetahuan hipertensi dan penyakit jantung. 15 Penelitian
pasien mengenai penyakit hipertensi dan DM. yang dilakukan oleh Syahrini yang
Ini bertujuan sebagai indikator keberhasilan menunjukkan bahwa ada hubungan antara
intervensi. Indikator untuk perubahan perilaku kebiasaan konsumsi makanan berlemak
yaitu pengetahuan tentang sakit atau penyakit, dengan kejadian hipertensi.16 Sesuai juga
cara pemeliharaan dan kesehatan lingkungan. dengan rekomendasi PERKI 2015 penderita
Ketika intervensi dilakukan, keluarga pasien hipertensi dianjurkan untuk asupan garam
yaitu kakak pasien juga turut serta yang tidak melebihi 2 gr/ hari. Ini dapat di
mendampingi dan mendengarkan apa yang aplikasikan dalam makanan sehari-hari yang
disampaikan pada pasien. Intervensi ini jadwalnya dietnya dapat disusun dan dibantu
dilakukan dengan tujuan untuk merubah dengan mengikuti media leaflet yang telah
pengetahuan sikap dan perilaku pasien tentang disediakan.1
penyakit hipertensi dan untuk meningkatkan Edukasi juga memuat tentang gaya
kualitas hidup pasien. 6 hidup yang baik dengan olahraga sesuai
Ada beberapa langkah sebelum orang dengan kondisi penyakit pasien. Aktivitas atau
mengadopsi perilaku baru. Pertama adalah olahraga sangat mempengaruhi terjadinya
awareness (kesadaran) yaitu menyadari hipertensi, dimana pada orang yang kurang
stimulus tersebut dan mulai tertarik (interest). aktivitas akan cenderung mempunyai
Selanjutnya, orang tersebut akan menimbang- frekuensi denyut jantung lebih tingi sehingga
nimbang baik atau tidaknya stimulus tersebut otot jantung akan harus bekerja lebih keras
(evaluation) dan mencoba melakukan apa yang pada tiap kontraksi. Makin keras dan sering
dikehendaki oleh stimulus (trial). Pada tahap otot jantung memompa maka makin besar
akhir adalah adoption, berperilaku baru sesuai tekanan yang dibebankan pada arteri. Bukti
dengan pengetahuan, kesadaran dan epidemiologis menunjukkan bahwa berbagai
sikapnya.6 faktor risiko kardiovaskuler dapat ditekan
dengan melakukan aktivitas fisik. Hubungan pasien, sesuai dengan penelitian Rasajati
antara latihan fisik dan kesehatan (2015) yang menunjukkan bahwa ada
kardiovaskuler ini berlaku untuk semua usia hubungan antara tingkat motivasi dengan
dan jenis kelamin. Pengaruh yang sangat tingkat kepatuhan klien hipertensi dengan nilai
baik dari latihan dinamik termasuk latihan p= 0,000. Jika kita masih sehat dan diminta
isometrik dengan beban ringan dan tepat, untuk melakukan perilaku yang tidak
latihan umumnya bersifat aerobik seperti jalan menyenangkan, umumnya tidak akan kita
kaki, jogging maupun bersepeda. Penurunan lakukan. Penderita hipertensi yang memiliki
tekanan darah yang bermakna terlihat motivasi tinggi untuk selalu mengontrol
sesudah latihan 2 minggu dan akan menetap tekanan darahnya maka akan lebih patuh
selama individu meneruskan kebiasaannya. melakukan pengobatan karena mereka sadar
Bagi penderita yang telah diketahui bahwa pengontrol tekanan darah itu penting
menderita hipertensi dianjurkan untuk untuk menghindari terjadinya komplikasi.18
menghindari olahraga berat yang bersifat Kunjungan ketiga dilakukan pada tanggal
anaerobik.17 Olah raga yang dilakukan secara 28 Juni 2016, yaitu dilakukan 7 hari setelah
teratur sebanyak 30-60 menit/hari, minimal 3 intervensi. Saat kunjungan pasien kembali
hari/minggu, dapat menolong penurunan dinilai pengetahuan sikap dan perilakunya
tekanan darah. Terhadap pasien yang tidak mengenai penyakit hipertensi, DM, stroke
memiliki waktu untuk berolahraga secara beserta dampaknya. Saat dilakukan
khusus, sebaiknya harus tetap dianjurkan pemeriksaan tekanan darah pasien didapatkan
untuk berjalan kaki.1 sebesar 150/100 mmHg. Meskipun tekanan
Untuk perilaku kesehatan keluarga darah pasien masih diluar target karena masih
pasien, pasien diberikan edukasi mengenai diatas 120/80 mmHg, namun tekanan darah
pola makan dan olahraga yang baik bagi tersebut sudah berangsur-angsur turun
pasien, tentu hal ini membutuhkan adanya dibandingkan dengan saat pasien pertama kali
dukungan dari keluarga. Pasien harus diukur. Hal tersebut merupakan sesuatu yang
menerapkan pola makan gizi seimbang, pasien wajar mengingat bahwa perubahan gaya hidup
juga harus melakukan olahraga secara terus dan kebiasaan tidaklah mudah dan hasilnya
menerus. Oleh karena itu, selain untuk tidak bisa dinilai dalam waktu yang dekat.
membantu mengingatkan minum obat, Perubahan perilaku dipengaruhi oleh
dukungan dari keluarga pasien penting untuk pengetahuan dan sikap yang menghasilkan
mendukung perubahan pola makan dan tindakan. Pengetahuan pasien mengenai
olahraga yang harus dilakukan oleh pasien. penyakit hipertensi juga mengalami
Dukungan dari anggota keluarga pada peningkatan. Pasien juga mengatakan bahwa
penderita hipertensi sangat mempengaruhi pasien telah mengikuti pola makan yang
tingkat kepatuhan untuk berobat rutin, dianjurkan dan yang tidak dianjurkan seperti
penderita hipertensi yang mendapat pada leaflet, pasien juga mulai menghindari
dukungan keluarga akan lebih rutin berobat makanan yang terlalu asin dan berlemak
dan minum obat sehingga tekanan darahnya walaupun pasien terkadang masih
dapat terkendali. Penderita hipertensi yang menggunakan garam dan msg pada
memiliki dukungan keluarga cenderung lebih masakannya namun telah dibatasi dan
patuh melakukan pengobatan dibandingkan dikurangi. Keluarga pasien mulai memberikan
dengan responden yang tidak memiliki dukungan dan motivasi ke pasien untuk rajin
dukungan keluarga.18 Bila salah satu atau kontrol ke puskesmas dan menerapkan pola
beberapa anggota keluarga mempunyai makan yang sehat dirumah serta menemani
masalah kesehatan, maka akan berpengaruh pasien untuk rutin berolahraga. Dalam
terhadap anggota keluarga lain serta kunjungan kali ini juga tetap dilakukan motivasi
keluarga lain di sekitarnya. 19 Lingkungan kepada pasien dan keluarganya. Hal ini
keluarga merupakan salah satu determinan dilakukan agar pasien dan keluarga senantiasa
yang dapat mempengaruhi sehat sakit menerapkan gaya hidup sehat yang pada
dikeluarga. Fungsi keluarga yang tidak berjalan akhirnya meningkatkan kualitas hidup pasien
baik menjadi faktor resiko dalam kesehatan.20 dan anggota keluarga lainnya. 6
Adapun faktor motivasi yang sering
berkurang untuk menjalani pengobatan pada Simpulan