You are on page 1of 4

AMBLIOPIA BILATERAL DISERTAI EKSOTROPIA ALTERNANS

DAN ASTIGMATISMA MIOPIA KOMPOSITUS

Sigmund I. E. Tumewu

Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi


Manado
Email: sigmundtumewu@yahoo.co.id

Abstract: Amblyopia is a functional disorder of vision without any organic problem, and
consists of four types: strabistic, anisometropic, ametropic, and stimulus deprivation. The
most common type is strabistic amblyopia. Generally, this disorder occurs in children but their
parents do not realize it until their children complain of blurred vision during their activities at
school. We reported a male of 12 years old who came to the hospital with a cross-eyed chief
complaint. This disorder had been realized by his parents since he was six years old. The eye
crossing was permanent, not intermittent, but alternating between his two eyes. Examination
performed was visual acuity with a cycloplegic refraction, autorefraction, streak retinoscopy,
prism, and cover test for evaluating the eye deviation. Conclusion: Based on all the tests
performed, the diagnosis of this patient was bilateral amblyopia accompanied with alternant
exotropia and myopic astigmatism. The management of this patient was to correct the
refraction disorder with cycloplegic refraction and alternant patching.
Keywords: amblyopia, exotropia, astigmatism

Abstrak: Ambliopia adalah suatu kelainan fungsional dari penglihatan tanpa disertai kelainan
organik, dan terbagi atas empat tipe yaitu; strabismus, anisometropik, ametropik, dan
deprivasi stimulus. Bentuk yang paling sering ditemukan ialah tipe strabismus. Umumnya
gangguan ini terjadi pada anak-anak tanpa disadari orang tua dan terdeksi pada saat
mengikuti pendidikan di sekolah dengan manifestasi turunnya tajam penglihatan. Kami
melaporkan kasus seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang berobat ke Poliklinik Ilmu
Kesehatan Mata RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado dengan keluhan mata juling. Mata
juling disadari orang tua sejak pasien berusia enam tahun (kelas 1 SD). Juling bersifat
menetap tidak hilang timbul, tetapi terjadi bergantian mata kiri dan kanan. Pemeriksaan yang
dilakukan meliputi pemeriksaan tajam penglihatan (visus) dengan sikloplegik, autorefraksi,
streak retinoscopy, pemeriksaan cover test, dan prisma untuk menilai adanya deviasi mata
ambliopia. Simpulan: Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, diagnosis pasien ini
ialah ambliopia bilateral disertai eksotropia alternans dan astigmatisma miopia kompositus.
Penanganan pasien dilakukan dengan koreksi refraksi sikloplegik dan alternant patching.
Kata kunci: ambliopia, eksotropia, astigmatisma

Ambliopia adalah penurunan tajam peng- gangguan refraksi, atau keduanya.2


lihatan walaupun dengan koreksi refraksi Penatalaksanaan ambliopia yaitu de-
optimal tanpa kelainan pada mata dan jalur ngan memberikan koreksi terhadap gang-
penglihatan.1 Hal ini disebabkan adanya guan refraksi, diikuti penutupan mata yang
pengalaman visual yang tidak normal sela- baik tajam penglihatannya.3-5 Terdapat ba-
ma proses sensitisasi dalam perkembangan nyak faktor yang berpengaruh terhadap
penglihatan pada masa awal kanak-kanak; keberhasilan terapi ambliopia yaitu tajam
paling sering disebabkan oleh strabismus, penglihatan awal, usia dimulai terapi, jenis

54
Tumewu, Ambliopia Bilateral disertai Eksotropia Alternans... 55

ambliopia, lama terapi, metode terapi, dan mata kiri 6/60 dengan koreksi terbaik S
kepatuhan terhadap terapi.5,6 -1,50 -0,50 120o 6/15. Pemeriksaan posisi
Eksotropia adalah suatu keadaan bola mata dengan deviasi Hirscberg 15o (di
didapat atau kongenital (jarang) dimana tepi pupil), dan dengan Krimsky posisi bola
sumbu visual dari satu atau kedua mata mata netral dengan prisma 30.
berdeviasi ke luar, yang bersifat konstan, Derajat deviasi sama besar untuk
intermiten, atau laten.7 Eksotropia alternan penglihatan jauh dan dekat. Pergerakan
merupakan bentuk eksotropia laten dimana bola mata kanan dan kiri tidak terbatas
bola mata dapat melakukan fiksasi secara pada semua arah. Pemeriksaan versi me-
bergantian. Hal ini dapat terjadi bila kedua nunjukan derajat deviasi yang sama ke
mata masih memiliki tajam penglihatan segala arah. Dengan cross cover test dite-
yang memungkinkan melakukan fiksasi. mukan alternating exotropia. Pada peme-
Terapi eksotropia dapat berupa koreksi riksaan dengan Worths four dot test pasien
terhadap gangguan refraksi yang ada, pem- hanya dapat melihat tiga titik hijau. Peme-
berian kacamata prisma, latihan orthoptik, riksaan dengan slit lamp dan funduskopi
dan pembedahan.1,4,7 menunjukkan tidak terdapatnya kelainan
Keberhasilan terapi pada ambliopia pada segmen anterior dan segmen posterior
dan eksotropia dipengaruhi oleh usia di- bola mata.
mulainya terapi, terutama bila penanganan Diagnosis yang ditegakkan ialah ekso-
dimulai pada anak berusia lebih dari 10 tropia alternans dan astigmatisma miopia
tahun.1 kompositus dengan ambliopia bilateral.
Terapi yang diberikan pada pasien yaitu
kacamata berukuran S -2,00-0,50 120o
LAPORAN KASUS
untuk mata kanan dan S -1,50-0,50 120o
Kasus seorang anak laki-laki berusia untuk mata kiri. Saat ini belum dilakukan
12 tahun, datang ke Poliklinik Ilmu penutupan pada mata. Pasien diberitahukan
Kesehatan Mata dengan keluhan mata untuk kontrol dua minggu setelah pemakai-
juling. Mata juling disadari orang tua sejak an kacamata.
pasien berusia enam tahun (SD kelas 1).
Juling bersifat menetap, tidak hilang
timbul, tetapi terjadi secara bergantian mata BAHASAN
kiri dan kanan. Pasien juga merasa mata Untuk menegakkan diagnosis ambliopia
kabur bila melihat jauh dan mengalami diperlukan tiga hal, yaitu: 1) penurunan
kesulitan untuk melihat tulisan di papan tajam penglihatan meskipun sudah meng-
tulis bila duduk di bangku belakang di gunakan koreksi refraksi optimal; 2) penu-
ruang kelas. Keluhan mata kabur ini runan tajam penglihatan ini tidak disebab-
dirasakan makin bertambah sejak dua tahun kan oleh kelainan struktural mata dan jalur
terakhir. Keluhan melihat ganda tidak visual; dan 3) adanya bukti gangguan sti-
dijumpai. Riwayat penyakit dahulu, riwayat mulasi visual.1
kejang dan gangguan neurologik tidak ada. Ambliopia lebih sering terjadi uni-
Riwayat kehamilan normal, serta tidak ter- lateral, tetapi dapat juga bilateral. Secara
dapat gangguan dan penyakit selama keha- umum dikatakan ambliopia bila penurunan
milan. Ayah pasien mengalami gangguan tajam penglihatan terjadi sebesar dua baris
yang sama pada mata kanan, tetapi bersifat atau lebih pada chart pemeriksaan. Penu-
hilang timbul. runan tajam penglihatan pada ambliopia
Pemeriksaan refraksi dilakukan dengan dapat juga sangat kecil, hanya beberapa
autorefraktometer, retinoskopi dan trial and huruf pada baris 20/20.1,4
error menggunakan sikloplegik scopolamin Pada pasien ini ditemukan tajam peng-
1% (Cylon Cendo). Tajam penglihatan lihatan yang tidak mencapai maksimal
mata kanan 6/60 dengan koreksi terbaik S- dengan koreksi optimal (VAOD 6/15 dan
2,00-0,50 120o 6/20 dan tajam penglihatan VAOS 6/20) yang jelas menunjukkan ada-
56 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 54-57

nya ambliopia. Kelainan refraksi dan untuk melihat dekat. 1


adanya strabismus menjadi bukti gangguan Hubungan eksotropia dan miopia telah
stimulasi visual telah terjadi sejak masa ditunjukkan dalam berbagai penelitian.
partumbuhan (sejak berusia enam tahun Mohney et al. mengikuti perkembangan
menurut alloanamnesis). Hal ini mungkin 135 pasien eksotropia selama periode 20
saja telah terjadi sebelum usia enam tahun, tahun dan menemukan bahwa >90% dari
akan tetapi luput dari perhatian orang tua anak-anak menjadi rabun jauh pada saat
pasien. mereka mencapai usia 20-an. Adanya kebu-
Pada pasien ini terdapat beberapa hal tuhan konvergensi akomodasi yang berle-
yang terjadi bersamaan, yaitu ambliopia bihan dicurigai sebagai faktor penyebab.9
(strabismik), eksotropia, dan gangguan re- Penanganan pada pasien ini harus
fraksi. Diduga adanya gangguan refraksi meliputi koreksi kelainan refraksi, ambli-
yang menyebabkan ambliopia (ambliopia opia, dan perbaikan posisi bola mata bila
refraktif), sedangkan eksotropia merupakan memungkinkan. Kacamata diberikan de-
kelainan yang tersendiri. ngan koreksi penuh yang sesuai dengan
Bayi atau anak dengan eksotropia yang hasil refraksi sikloplegik yaitu S -2,00-0,50
dapat melakukan fiksasi alternans secara 120o untuk mata kanan dan S -1,50-0,50
bebas biasanya tidak akan mengalami 120o untuk mata kiri. Beberapa sumber
ambliopia. Secara empiris, ambliopia stra- menyarankan pemberian overkoreksi -0,50
bismik lebih sering terjadi pada pasien D pada eksotropia untuk merangsang kon-
dengan esodeviasi.1 Adanya tajam peng- vergensi pada akomodasi, tetapi pendapat
lihatan yang hampir sama pada kedua mata ahli lain tidak menyarankannya karena
menunjukkan bahwa keduanya digunakan akan menyebabkan astenopia dan mengu-
untuk melakukan fiksasi sehingga deviasi rangi kepatuhan memakai kacamata.1
bukan disebabkan oleh kehilangan stimulus The American Academy of Ophthal-
visual.1 mology dalam Preferred Practice Pattern
Eksotropia dapat dikategorikan secara memberikan panduan pemberian kacamata
klasik menjadi basic exotropia, pseudo- miopia pada anak tanpa strabismus bila
divergence excess, dan true divergence kelainan -4D pada anak berusia 0-2 tahun,
excess. Pasien dengan basic exotropia dan >-3D pada anak berusia 2-3 tahun.
memiliki konvergensi normal, dan tidak Pada anak dengan strabismus, kacamata
memperlihatkan perbedaan deviasi yang diberikan bila miopia -1,25 D pada
bermakna antara deviasi saat melihat jauh esotropia, dan >-1D pada eksotropia.1
(distance deviation) dan melihat dekat Langkah pertama terapi pada pasien
(near deviation); bila ada, biasanya <10 .8 ambliopia ialah memberikan gambaran
Deviasi mata pada pasien ini telah yang jernih pada retina. Koreksi kelainan
diamati sejak masih kecil. Hasil pemerik- refraksi harus dilakukan seoptimal mung-
saan menunjukkan deviasi sama besar kin. Pada pasien ambliopia dengan kelainan
untuk fiksasi jauh dan dekat dan deviasi refraksi, pemberian kacamata saja dapat
menetap, tidak hilang timbul, yang muncul memperbaiki tajam penglihatan dalam
sejak usia dini. Hal ini menunjukkan ada- waktu kurang lebih enam bulan, tanpa
nya suatu basic exotropia. Adanya riwayat oklusi.
ayah yang juga mengalami eksotropia Langkah kedua setelah koreksi refraksi
mengarahkan ke kecurigaan penyebab ialah menghilangkan dominasi satu mata
eksotropia genetik. dengan oklusi. Bila tidak terdapat perbaik-
Penurunan tajam penglihatan mungkin an tajam penglihatan dengan koreksi kaca-
diakibatkan oleh gangguan refraksi selama mata, dapat dilakukan terapi oklusi.1,3
masa perkembangan penglihatan pada usia Terapi oklusi pada ambliopia bilateral
kurang dari enam tahun. Miopia <6 D dapat diberikan secara bergantian pada
jarang menyebabkan ambliopia karena kedua mata. Oklusi patching belum
keadaan ini masih memungkinkan pasien diberikan pada pasien ini. Terapi oklusi
Tumewu, Ambliopia Bilateral disertai Eksotropia Alternans... 57

pada pasien ini direncanakan setelah disebabkan oleh gangguan refraksi


pemakaian kacamata lebih dari satu bulan (ambliopia refraktif). Pemberian kacamata
agar dapat menilai hasil kemajuan tajam untuk koreksi kelainan refraksi diharapkan
penglihatan. dapat memperbaiki tajam penglihatan.
Terapi oklusi yang direncanakan ialah Perbaikan tajam penglihatan dan latihan
oklusi paruh waktu. Oklusi dilakukan orthoptik diharapkan dapat memperbaiki
dengan paruh waktu 2-6 jam setiap mata eksotropia.
secara bergantian. Oklusi penuh (full time)
dan oklusi paruh waktu menunjukkan hasil
DAFTAR PUSTAKA
yang sama baiknya, tetapi dengan risiko
induksi ambliopia pada mata sehat yang 1. Wu CS, Fulton A. Amblyopia. In: Albert
lebih kecil pada oklusi paruh waktu.1 DM, Miller JW, Azar DT, Blodi BA,
Laporan penelitian tahun 2000 menunjuk- editors. Albert and Jakobiecs Prin-
kan hasil yang sama baik pada oklusi satu ciples and Practice of Ophthalmology
jam perhari diikuti aktivitas dekat (near (Third Edition). Philadelphia: Elsevier
activity) yang intensif. (WB Saunders), 2008; Chapter 300.
p.251-89.
Keberhasilan penanganan ambliopia
2. Park KH, Hwang JM, Ahn JK. Efficacy of
dipengaruhi banyak faktor, antara lain amblyopia therapy initiated after 9
tajam penglihatan awal, usia dimulai terapi, years of age. Eye. 2004;18:571-4.
jenis ambliopia, lama terapi, metode terapi, 3. American Academy of Ophthalmology.
dan kepatuhan terhadap terapi. Mengenai Basic and Clinical Science Course.
usia saat dimulai terapi ambliopia masih Exodeviation. In: Pediatric Ophthalmo-
kontoversial. Terapi yang efektif seharus- logy and Strabismus, Section 6. San
nya dimulai pada usia dimana sistem peng- Francisco: The Foundation of American
lihatan masih imatur dan masih berkem- Academy of Ophthalmology, 2011;
bang, yaitu pada dekade pertama kehidup- p.101-3.
an. Umumnya, semakin muda usia dimulai 4. Wright WK. Exodeviation. In: Wright WK,
terapi, semakin tinggi keberhasilan terapi. Spiegel PH, Thompson L, editors.
The American Academy of Ophthal- Handbook of Pediatric Strabismus and
mology dalam Preferred Practice Pattern Amblyopia. Chicago: Springer, 2006;
for amblyopia merekomendasikan bahwa p.266-82.
5. Trattler WB, Kaisser PK, Friedman NJ.
terapi harus dipertimbangkan sampai anak
Pediatrics/strabismus. Review of Oph-
berusia 10 tahun.1 Park et al. mengemuka- thalmology (Second Edition). Shanghai:
kan keberhasilan terapi ambliopia yang Saunders Elvesier, 2012; p. 224-30.
dimulai pada anak berusia >9 tahun,2 se- 6. Pediatric Eye Disease Investigator Group.
dangkan Pediatric Eye Disease Investi- Randomized trial of treatment of
gator Group menunjukkan keberhasilan amblyopia in children aged 7 to 17
terapi sampai usia 17 tahun.6 years. Arch Ophthalmol. 2005;123:437-
Penanganan eksotropia dilakukan 47.
dengan memberikan koreksi tajam peng- 7. Diamond GR. Exotropia. In: Yanoff M,
lihatan terbaik disertai latihan konvergensi. Duker JS, editors. Ophthalmology
Latihan konvergensi orthoptik (pencil push (Second Edition). Philadelphia: Mosby
up) dilakukan dengan melihat objek dekat Elvesier, 2004. p.117-24.
(pensil) pada jarak dekat tetapi masih bisa 8. Wright KW. Visual development and
terjadi fusi, kemudian objek digerakkan amblyopia. In: Wright KW, Spiegel
PH, editors. Paedriatic Ophthalmology
perlahan-lahan sampai fusi tersebut hilang
and Strabismus (Second Edition). New
(diplopia). Latihan ini dinyatakan berhasil
York: Springer, 2003. p. 157-71.
bila pasien dapat mengenali diplopia. 9. Ekdawi SN, Nusz KJ, Diehl NN, Mohney
DG. The development of myopia
SIMPULAN among children with intermittent exo-
tropia. Am J Ophthalmol. 2010;149:
Pada pasien ini terjadinya ambliopia 503-7.

You might also like