You are on page 1of 5

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CA LARING DISERTAI


HEMATEMESIS MELENA
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Profesi Ners


Stase Keperawatan Gawat Darurat

Disusun oleh :
Yulanticha Diaz Ahwalia Aziza
09/282019/KU/13198

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
KANKER LARING DENGAN HEMATEMESIS MELENA

A. Pengertian
Hematemesis melena adalah suatu kondisi di mana pasien mengalami muntah darah
yang disertai dengan buang air besar (BAB) berdarah dan berwarna hitam. Hematemesis
melena merupakan suatu perdarahan yang terjadi pada saluran cerna bagian atas (SCBA)
dan merupakan keadaan gawat darurat yang sering dijumpai di tiap rumah sakit di seluruh
dunia termasuk Indonesia. Pendarahan dapat terjadi karena pecahnya varises esofagus,
gastritis erosif atau ulkus peptikum.

Pada kasus ini penyebab hematemesis melena bukan disebabkan karena masalah pada
saluran pencernaan, namun karena adanya kanker laring. Kanker laring juga dapat disebut
kanker atau karsinoma laring. Kebanyakan kanker laring adalah karsinoma sel skuamosa,
yang mencerminkan asal-usul mereka dari sel skuamosa yang membentuk mayoritas epitel
laring.

Kanker dapat mengembangkan dalam setiap bagian dari laring, namun angka
kesembuhan dipengaruhi oleh lokasi tumor. Untuk keperluan staging tumor, laring dibagi
menjadi tiga daerah anatomi: dengan glotis (pita suara benar, commissures anterior dan
posterior); yang supraglottis (epiglotis, arytenoids dan lipatan aryepiglottic, dan kabel palsu),
dan subglottis tersebut. Kebanyakan kanker laring berasal glottis. Kanker Supraglottic kurang
umum, dan tumor subglottic paling tidak sering.

Kanker laring dapat menyebar dengan ekstensi langsung ke struktur yang berdekatan,
dengan metastasis ke kelenjar getah bening daerah leher rahim, atau lebih jauh, melalui aliran
darah. Metastates jauh ke paru-paru yang paling umum. Dua di 20.000 (12.500 kasus baru per
tahun) di Amerika Serikat. The American Cancer Society memperkirakan bahwa 9.510 laki-
laki dan perempuan (7.700 pria dan 1.810 wanita) akan didiagnosis dengan dan 3.740 pria
dan wanita akan meninggal karena kanker laring pada tahun 2006.

B. Manifestasi klinis

Gejala dari kanker laring tergantung dari ukuran dan lokasi tumor. Secara umum gejala
kanker laring sebagai berikut :

Suara serak atau perubahan suara selama lebih dari tiga minggu
Sakit tenggorokan atau kesulitan menelan selama lebih dari enam minggu
Benjolan di leher

Gejala lain meliputi:

Kesulitan bernapas
Batuk yang tak kunjung sembuh
Sakit telinga yang tak kunjung sembuh

C. Patofisiologi
Kanker memiliki sifat mudah rupture dan berdarah, sehingga perdarahan tersebut sampai ke
lambung sehingga menyebabkan cairan lambung berwarna hitam dan menyebabkan feses
yang keluar pun berwarna hitam pula.
D. Komplikasi
a. Syok hipovolemik
Syok yang ditandai dengan menurunnya volume intravaskuler oleh karena perdarahan
dapat terjadi karena kehilangan cairan tubuh yang lain.
b. Gagal ginjal akut
Terjadi sebagai akibat dari syock yang tidak teratasi dengan baik. Untuk mencegah
gagal ginjal setelah syock, diobati dengan menggantikan volume intravascular.
c. Penurunan kesadaran
Terjadi penurunan transportasi O2 ke otak sehingga terjadi penurunan kesadaran.
E. Pengkajian
a. Aktivitas dan istirahat
Kelelahan, kebutuhan untuk tidur
b. Sirkulasi
Waktu pengisian kapiler, pucat
c. Eliminasi
Hematemesis melena
d. Integument
Kulit dingin, pucat
e. Makanan
Anoreksia, mual
f. Nyeri
Nyeri pada laring
F. Penatalaksanaan
a. Persiapan jalur intravena untuk infuse dan transfuse
b. Pemantauan hemoglobin
c. Kateterisasi urin untuk memantau pengeluaran urin
d. Intubasi nasogastrik untuk membedakan darah segar dari lambung
e. Pemantauan tanda vital
G. Asuhan keperawatan
Dx 1. Kekurangan volum cairan b.d. kehilangan cairan aktif (perdarahan)
NOC
Hidrasi
Indicator :
- Turgor kulit membaik
- Membrane mukosa lembab
- Fungsi kognitif baik
- Intake dan output seimbang
- TTV dalam batas normal

NIC

Terapi intravena
- Menentukan kebutuhan cairan
- Menentukan lokasi insersi
- Mengatur tetesan per menit
Intubasi gastrointestinal
- Menjelaskan prosedur dan meminta kesediaan pasien dan keluarga
- Menentukan ukuran NGT
- Melakukan pemasangan NGT sesuai prosedur
Bleeding precaution
- Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium
- Kolaborasi pemberian obat

Dx 2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

NOC

Status respirasi
Indicator :
- RR dalam batas normal
- Suara napas dalam batas normal
- Dyspnea berkurang
- Suara napas tambahan berkurang

NIC

Terapi oksigen
- Menentukan jenis terapi oksigen
- Menentukan kebutuhan oksigen
- Mengevaluasi respon pasien
Manajemen medikasi
- Kolaborasi dengan domter untuk pemberian nebulizer

You might also like