Professional Documents
Culture Documents
ID Penggunaan Alat Pelindung Diri Apd Pada Pekerja Pengecoran Logam PT Sinar Semest PDF
ID Penggunaan Alat Pelindung Diri Apd Pada Pekerja Pengecoran Logam PT Sinar Semest PDF
ABSTRACT
Foundry industry is an industry that processes metal ore into finished objects. The
iron casting in foundry in Ceper Klaten is using the temperate reaches to 1600
C. In this industry, most of workers do not use the Personal Protective Equipment
(PPE) in the workplace, although there are many dangers that can be found such
as the high temperature, the infrared radiation, the heat of metal splash, the dust
of combustion, the electrical induction, and the flake of metals.The purpose of this
study is to analyze the behavior of foundry workers toward the use of (PPE) that
is evaluated from the awareness of the potency of dangers and the risks of
accidents in PT. Sinar Semesta, Batur, Ceper, Klaten. This research is a
qualitative descriptive study that involves six informants, which consists of four
main informants and two triangulation informants. The data collection is done
through the direct observation and in-depth interviews using questionnaires. The
results of this study indicate that the foundry workers in PT. Sinar Semesta Desa
Batur, Ceper, Klaten has a low level of awareness about the use of Personal
Protective Equipment (PPE) and the risks of the dangers that might threaten their
safety in the workplace. These results were obtained from in-depth interviews
conducted by the researcher in the field that indicates if the metal foundry
workers in PT. Sinar Semesta has an indifferent attitude towards the use of
Personal Protective Equipment (PPE), as expressed by almost all respondents
stated that they felt uncomfortable, hot and sultry wear safety equipment such as
PPE.It is recommended to prepare the company regulations, requiring the use of
PPE and provide opportunities for workers to follow safety and healthy training,
as well as creating a comfortable working environment.
Keywords: Awareness, PPE, behavior
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia di era mesin-mesin dengan teknologi tinggi
globalisasi dewasa ini, pertumbuhan dilakukan pada proses produksi
industrialisasi semakin pesat dan untuk meningkatkan kualitas dan
terus menerus berkembang setiap efisiensi hasil produksi. Hal tersebut
tahunnya karena persaingan industri disamping memberikan kemudahan
yang semakin ketat. Sehingga bagi suatu proses produksi, tentunya
pemakaian bermacam-macam memiliki efek samping yang tidak
peralatan kerja dan penggunaan dapat dielakkan yaitu bertambahnya
417
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
jumlah dan ragam sumber bahaya elektrik, mekanik dan lain-lain. APD
bagi pengguna teknologi itu sendiri. merupakan salah satu bentuk upaya
Di samping itu, faktor lingkungan dalam menanggulangi resiko akibat
kerja yang tidak memenuhi syarat kerja. Dalam dunia kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja, penggunaan Alat Pelindung diri
proses kerja tidak aman, dan sistem (APD) sangat dibutuhkan terutama
kerja yang semakin komplek dan pada lingkungan kerja yang memiliki
modern dapat menjadi ancaman potensi bahaya bagi kesehatan dan
tersendiri bagi keselamatan dan keselamatan kerja seperti pada
kesehatan kerja.1 industri pengecoran logam, atau
Mesinmemang industri-industri lainnya. Peraturan
menguntungkan akan tetapi, perundang-undangan yang mengatur
perusahan terkadang lupa jika mesin penggunaan APD salah satunya
juga dapat membuat kerugian. Hal adalah Peraturan Menteri Tenaga
ini dikarenakan mesin dapat Kerja dan Transmigrasi Nomor
sewaktu-waktu rusak, meledak 01/Men/1981,disebutkan dalam pasal
ataupun terbakar.Oleh sebab itu 4 ayat 3, bahwa pengurus wajib
perusahaan perlumemelihara menyediakan secara cuma-cuma
keselamatan dan kesehatan kerja para semua alat perlindungan diri yang
karyawanya, baik kesehatan secara diwajibkan penggunaannya oleh
fisik maupun mental. Program tenaga kerja yang berada dibawah
kesehatan kerja ini dapat dilakukan pimpinannya untuk mencegah
2
dengan penciptaan lingkungan kerja penyakit akibat kerja.
yang sehat yang menunjukan pada Namun, pada kenyataannya
kondisi yang bebas dari gangguan APD tidak selalu dikenakan pekerja
fisik, mental ataupun emosi atau rasa pada saat bekerja, dan dilapangan
sakit yang disebabkan oleh banyak ditemukan pekerja yang tidak
lingkungan kerja.2 menggunakan APD.Hal tersebut bisa
Angka kecelakaan kerja di dikarenakan oleh perusahaan yang
dunia tergolong tinggi, hal tersebut tidak menyediakan APD, walaupun
dilansir oleh ILO (International pada umumnya banyak juga
Labour Organitation) yang perusahaan yang telah menerapakan
menyatakan bahwa sebanyak 337 sistem manajemen K3, yang
juta kecelakaan kerja terjadi setiap didalamnya juga terdapat ketentuan-
tahunnya di berbagai negara yang ketentuan dalam penggunaan APD.
mengakibatkan sekitar 2,3 juta orang Di Kabupaten Klaten sendiri
pekerja kehilangan nyawa.3. terdapat banyak industri, baik itu
Alat Pelindung Diri didefinisikan industri furniture, tekstil, dan juga
sebagai alat yang digunakan untuk industri pengecoran logam yang
melindungi pekerja dari luka atau menjadi ikon dari Kabupaten
penyakit yang diakibatkan oleh Klaten.Di daerah ini banyak dari
adanya kontak dengan bahaya kepala rumah tangga di Kecamatan
(hazard) ditempat kerja, baik yang Ceper dan sekitarnya yang
bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, menggantungkan hidup dengan
418
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan tentang penggunaan APD di PT.
bentuk penelitian deskriptif kualitatif Sinar Semesta Batur, Ceper, Klaten.
dimana peneliti berusaha menggali Instrumen dalam penelitian
informasi sebanyak mungkin tentang dalam penelitian kualitatif adalah
persoalan yang menjadi topik peneliti itu sendiri. Dalam penelitian
penelitian dengan mengutamakan kualitatif pengmpulan data tidak
data-data verbal. Jenis penelitian dipandu teori tetapi dipandu oleh
yang digunakan dalam penelitian ini data-data yang ditemukan dilapangan
adalah studi kasus.Penelitian ini sehingga analisis data yang
bertujuan untuk memberikan dilakukan bersifat induktif
gambaran dan analisis tentang berdasarkan fakta yang ditemukan di
perilaku pekerja pengecoran logam lapangan.4
419
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
HASIL PENELITIAN
Industri pengecoran ini mengolah cetakan-cetakan melalui lubang yang
biji logam menjadi benda jadi ada di atas cetakan.Setelah besi
seperti, roda pintu, pulley, cetakan mengeras, kemudian diambil dari
aluminium, spare part mesin, rem cetakan dan dihaluskan dengan
kereta api dan lain-lain. Tahap-tahap mesin gerindra agar
proses produksi sebagai berikut: mengkilap.Setelah itu barang yang
menyiapkan tempat untuk membuat sudah jadi dibungkus dan siap untuk
cetakan yang terbuat dari kayu. dikirim kepada pemesan.
Cetakan terbuat dari 2 buah kayu
yang digabung yang dibagian tengah Tabel 4.1 karakteristik informan
terdapat model atau desain barang utama
yang akan dibuat, selanjutnya lubang Inisial Jenis Usi Pendidika Jenis
Kela a n terakhir Pekerjaa
dari cetakan kayu diisi dengan pasir min n
besi dan dipadatkan. Setelah pasir IU 1 Laki- 26 SMK Fettling
besi padat kemudian cetakan kayu laki
IU 2 Laki- 24 SMK Fettling
dan desain barang yang berada laki
ditengah diangkat sehingga bagian IU 3 Laki- 25 SMK Melting
tengah dari padatan pasir tersebut laki
berbentuk sesuai dengan desain. IU 4 Laki- 33 SMK Melting
laki
Selanjutnya bahan baku berupa
lempengan aluminium atau besi
Berdasarkan tabel 4.1
dilebur menggunakan tungku
diketahui bahwa semua informan
induksi, sampai mencapai panas
utama merupakan pekerja dibagian
1600oC sehingga besi menjadi cair.
melting dan fettling dengan jenis
Setelah itu, cairan besi dituan dalam
kategori pekerjaan yang high risk
420
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
PEMBAHASAN
Analisis faktor predisposing tersebut dapat diartikan bahwa
1. Pengetahuan pengetahuan para pekerja mengenai
Dari hasil penelitian APD masih sangat kurang atau
didapatkan bahwa pengertian APD sekedar tahu-tahuan saja dan
yang dijelaskan oleh 4 informan pengetahuan tersebut tidak
utama hanya memberikan jawaban diimplementasikan dengan
singkat atau sederhana dengan sebagaimana mestinya karena dalam
menyebutkan bahwa APD hanya melakukan pekerjaanya tidak ada
sekedar alat untuk melindungi badan sanksi tegas dari pengawas apabila
saja. Ditinjau dari pernyataan tidak memakai APD. Jika ditelaah
422
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
423
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
424
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
425
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
427
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
428