You are on page 1of 12

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


PADA PEKERJA PENGECORAN LOGAM PT. SINAR SEMESTA
(Studi Kasus Tentang Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Ditinjau Dari Pengetahuan Terhadap Potensi Bahaya Dan Resiko
Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pengecoran Logam PT. Sinar Semesta
Desa Batur, Ceper, Klaten)

Nanang Dwi Novianto


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang
nanangdwinovianto@gmail.com

ABSTRACT
Foundry industry is an industry that processes metal ore into finished objects. The
iron casting in foundry in Ceper Klaten is using the temperate reaches to 1600
C. In this industry, most of workers do not use the Personal Protective Equipment
(PPE) in the workplace, although there are many dangers that can be found such
as the high temperature, the infrared radiation, the heat of metal splash, the dust
of combustion, the electrical induction, and the flake of metals.The purpose of this
study is to analyze the behavior of foundry workers toward the use of (PPE) that
is evaluated from the awareness of the potency of dangers and the risks of
accidents in PT. Sinar Semesta, Batur, Ceper, Klaten. This research is a
qualitative descriptive study that involves six informants, which consists of four
main informants and two triangulation informants. The data collection is done
through the direct observation and in-depth interviews using questionnaires. The
results of this study indicate that the foundry workers in PT. Sinar Semesta Desa
Batur, Ceper, Klaten has a low level of awareness about the use of Personal
Protective Equipment (PPE) and the risks of the dangers that might threaten their
safety in the workplace. These results were obtained from in-depth interviews
conducted by the researcher in the field that indicates if the metal foundry
workers in PT. Sinar Semesta has an indifferent attitude towards the use of
Personal Protective Equipment (PPE), as expressed by almost all respondents
stated that they felt uncomfortable, hot and sultry wear safety equipment such as
PPE.It is recommended to prepare the company regulations, requiring the use of
PPE and provide opportunities for workers to follow safety and healthy training,
as well as creating a comfortable working environment.
Keywords: Awareness, PPE, behavior

PENDAHULUAN
Perkembangan dunia di era mesin-mesin dengan teknologi tinggi
globalisasi dewasa ini, pertumbuhan dilakukan pada proses produksi
industrialisasi semakin pesat dan untuk meningkatkan kualitas dan
terus menerus berkembang setiap efisiensi hasil produksi. Hal tersebut
tahunnya karena persaingan industri disamping memberikan kemudahan
yang semakin ketat. Sehingga bagi suatu proses produksi, tentunya
pemakaian bermacam-macam memiliki efek samping yang tidak
peralatan kerja dan penggunaan dapat dielakkan yaitu bertambahnya
417
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

jumlah dan ragam sumber bahaya elektrik, mekanik dan lain-lain. APD
bagi pengguna teknologi itu sendiri. merupakan salah satu bentuk upaya
Di samping itu, faktor lingkungan dalam menanggulangi resiko akibat
kerja yang tidak memenuhi syarat kerja. Dalam dunia kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja, penggunaan Alat Pelindung diri
proses kerja tidak aman, dan sistem (APD) sangat dibutuhkan terutama
kerja yang semakin komplek dan pada lingkungan kerja yang memiliki
modern dapat menjadi ancaman potensi bahaya bagi kesehatan dan
tersendiri bagi keselamatan dan keselamatan kerja seperti pada
kesehatan kerja.1 industri pengecoran logam, atau
Mesinmemang industri-industri lainnya. Peraturan
menguntungkan akan tetapi, perundang-undangan yang mengatur
perusahan terkadang lupa jika mesin penggunaan APD salah satunya
juga dapat membuat kerugian. Hal adalah Peraturan Menteri Tenaga
ini dikarenakan mesin dapat Kerja dan Transmigrasi Nomor
sewaktu-waktu rusak, meledak 01/Men/1981,disebutkan dalam pasal
ataupun terbakar.Oleh sebab itu 4 ayat 3, bahwa pengurus wajib
perusahaan perlumemelihara menyediakan secara cuma-cuma
keselamatan dan kesehatan kerja para semua alat perlindungan diri yang
karyawanya, baik kesehatan secara diwajibkan penggunaannya oleh
fisik maupun mental. Program tenaga kerja yang berada dibawah
kesehatan kerja ini dapat dilakukan pimpinannya untuk mencegah
2
dengan penciptaan lingkungan kerja penyakit akibat kerja.
yang sehat yang menunjukan pada Namun, pada kenyataannya
kondisi yang bebas dari gangguan APD tidak selalu dikenakan pekerja
fisik, mental ataupun emosi atau rasa pada saat bekerja, dan dilapangan
sakit yang disebabkan oleh banyak ditemukan pekerja yang tidak
lingkungan kerja.2 menggunakan APD.Hal tersebut bisa
Angka kecelakaan kerja di dikarenakan oleh perusahaan yang
dunia tergolong tinggi, hal tersebut tidak menyediakan APD, walaupun
dilansir oleh ILO (International pada umumnya banyak juga
Labour Organitation) yang perusahaan yang telah menerapakan
menyatakan bahwa sebanyak 337 sistem manajemen K3, yang
juta kecelakaan kerja terjadi setiap didalamnya juga terdapat ketentuan-
tahunnya di berbagai negara yang ketentuan dalam penggunaan APD.
mengakibatkan sekitar 2,3 juta orang Di Kabupaten Klaten sendiri
pekerja kehilangan nyawa.3. terdapat banyak industri, baik itu
Alat Pelindung Diri didefinisikan industri furniture, tekstil, dan juga
sebagai alat yang digunakan untuk industri pengecoran logam yang
melindungi pekerja dari luka atau menjadi ikon dari Kabupaten
penyakit yang diakibatkan oleh Klaten.Di daerah ini banyak dari
adanya kontak dengan bahaya kepala rumah tangga di Kecamatan
(hazard) ditempat kerja, baik yang Ceper dan sekitarnya yang
bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, menggantungkan hidup dengan

418
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

bermata pencaharian menjadi pekerja pengecoran besi dengan suhu


pengecoran logam.Industri penuangan mencapai 1600 C dan
pengecoran logam di Kecamatan sebagian besar pekerja tidak
Ceper khususnya Kelurahan Batur menggunakan APD meskipun di
memiliki skala industri rumahan lingkungan kerja terdapat ancaman
sampai yang besar dan telah bahaya seperti suhu lingkungan yang
memiliki badan hukum yaitu tinggi, radiasi sinar infra merah,
berbentuk PT maupun CV. Karena percikan logam panas, debu hasil
cukup banyaknya industri di pembakaran, induksi listrik, dan
Kabupaten Klaten, tak pelak itu juga serpihan material logam.
menimbulkan permasalahan yang Melihat hal tersebut, maka
cukup pelik yaitu kecelakaan kerja. penulis melakukan penelitian lebih
PT. Sinar Semesta bergerak jauh tentang perilaku penggunaan
pada bidang pengecoran logam, APD yang ditinjau dari pengetahuan
pengecoran logam (casting) ini pekerja pengecoran logam terhadap
adalah salah satu teknik pembuatan potensi bahaya dan resiko kecelakaan
produk dimana logam dicairkan kerja dan selanjutnya akan
dalam tungku peleburan kemudian menamakan skripsi ini dengan judul
dituangkan ke dalam rongga cetakan Penggunaan Alat Pelindung Diri
yang serupa dengan bentuk asli dari (APD) Pada Pekerja Pengecoran
produk cor yang akan dibuat. Logam PT. Sinar Semesta (Studi
Sebagai suatu proses manufaktur Kasus Tentang Perilaku Penggunaan
yang menggunakan logam cair dan Alat Pelindung Diri (APD) Ditinjau
cetakan, pengecoran digunakan Dari Pengetahuan Terhadap Potensi
untuk menghasilkan bentuk asli Bahaya Dan Resiko Kecelakaan
produk jadi. Industri pengecoran Kerja Pada Pekerja Pengecoran
logam merupakan industri yang Logam PT. Sinar Semesta Desa
mengolah biji logam menjadi benda Batur, Ceper, Klaten).
jadi. Pada pengecoran logam di .
Ceper Klaten ini mengerjakan

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan tentang penggunaan APD di PT.
bentuk penelitian deskriptif kualitatif Sinar Semesta Batur, Ceper, Klaten.
dimana peneliti berusaha menggali Instrumen dalam penelitian
informasi sebanyak mungkin tentang dalam penelitian kualitatif adalah
persoalan yang menjadi topik peneliti itu sendiri. Dalam penelitian
penelitian dengan mengutamakan kualitatif pengmpulan data tidak
data-data verbal. Jenis penelitian dipandu teori tetapi dipandu oleh
yang digunakan dalam penelitian ini data-data yang ditemukan dilapangan
adalah studi kasus.Penelitian ini sehingga analisis data yang
bertujuan untuk memberikan dilakukan bersifat induktif
gambaran dan analisis tentang berdasarkan fakta yang ditemukan di
perilaku pekerja pengecoran logam lapangan.4

419
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Adapun yang menjadi subyek besi yang dicairkan dengan suhu


dalam penelitian ini adalah 4 pekerja lebih dari 1600o sehingga terdapat
pengecoran logam dengan kriteria:1. bahaya yang berpotensi terjadi
Dua pekerja di bagian melting/ seperti cahaya yang dikeluarkan dari
pencairan, dua pekerja di bagian busur las yang mengandung radiasi,
fettling/ pembersihan tahap awal. dan bahaya percikan api dari proses
2.Bersedia memberikan keterangan melting dan fettling yang apabila
saat diwawancarai mengenai kulit dapat menyebabkan
Alasan peneliti memilih luka bakar.
sampel tersebut dikarenakan jenis Informasi triangulasi yang
pekerjaan yang dilakukan termasuk digunakan untuk melakukan
kategori high risk dan diwajibkan crosscheck dalam penelitian ini
menggunakan APD. Misalnya pada adalah 2 (dua) orang pengawas di
pekerjaan di bagian melting dan bagian pengecoran.
pouring pekerjaan ini adalah
pekerjaan yang secara langsung
berhubungan dengan benda logam,

HASIL PENELITIAN
Industri pengecoran ini mengolah cetakan-cetakan melalui lubang yang
biji logam menjadi benda jadi ada di atas cetakan.Setelah besi
seperti, roda pintu, pulley, cetakan mengeras, kemudian diambil dari
aluminium, spare part mesin, rem cetakan dan dihaluskan dengan
kereta api dan lain-lain. Tahap-tahap mesin gerindra agar
proses produksi sebagai berikut: mengkilap.Setelah itu barang yang
menyiapkan tempat untuk membuat sudah jadi dibungkus dan siap untuk
cetakan yang terbuat dari kayu. dikirim kepada pemesan.
Cetakan terbuat dari 2 buah kayu
yang digabung yang dibagian tengah Tabel 4.1 karakteristik informan
terdapat model atau desain barang utama
yang akan dibuat, selanjutnya lubang Inisial Jenis Usi Pendidika Jenis
Kela a n terakhir Pekerjaa
dari cetakan kayu diisi dengan pasir min n
besi dan dipadatkan. Setelah pasir IU 1 Laki- 26 SMK Fettling
besi padat kemudian cetakan kayu laki
IU 2 Laki- 24 SMK Fettling
dan desain barang yang berada laki
ditengah diangkat sehingga bagian IU 3 Laki- 25 SMK Melting
tengah dari padatan pasir tersebut laki
berbentuk sesuai dengan desain. IU 4 Laki- 33 SMK Melting
laki
Selanjutnya bahan baku berupa
lempengan aluminium atau besi
Berdasarkan tabel 4.1
dilebur menggunakan tungku
diketahui bahwa semua informan
induksi, sampai mencapai panas
utama merupakan pekerja dibagian
1600oC sehingga besi menjadi cair.
melting dan fettling dengan jenis
Setelah itu, cairan besi dituan dalam
kategori pekerjaan yang high risk
420
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dan semua informan utam berjenis wawancara mendalam informan


kelamin laki-laki. Rata-rata informan utama mengartikan APD belum
utama yaitu berumur 27 tahun, usia secara jelas dan masih sangat
tertua dengan umur 33 tahun dan sederhana. Semua informan utama
termuda berusia 24 tahun. Tingkat mengartikan APD hanya sebatas alat
pendidikan dari semua informan untuk melindungi badan saat bekerja
utama adalah sekolah menengh atas dan hanya satu informan utama (IU
(SMK). 4) yang tidak menjawab secara
Tabel 4.2 Karakteristik lengkap mengenai jenis APD yang
Informan Triangulasi digunakan pada bagian kerjaanya
meskipun jenis APD yang mereka
Inisia Jenis Usia Pendidika Jabatan sebutkan masih belum semua seperti
l Kelami n terakhir
n
rompi kulit yang tahan api. Terkait
IT 1 Laki- 52 S-1 Manajer jenis pekerjaan yang dilakukan
laki tahu HRD/ informan utama 1, 2, dan 4 hanya
n Komisari
s
menjelaskan gambaran secara
IT 2 Laki- 36 SMP Kepala singkat tentang jenis pekerjaan
laki tahu Produksi mereka, akan tetapi satu informan
n
utama dapat menggambarkan jenis
pekerjaan dan jenis bahaya yang
Berdasarkan tabel 4.2 terdapat dalam pekerjaaannya, IU3
diketahui bahwa karakteristik menggambarkan bahaya dari debu
informan triangulasi yaitu 1 orang yang dapat mengendap didalam paru-
sebagai manajer HRD sekaligus paru dan mengganggu kesehatan.
merangkap komisaris dan 1 orang Dari hasil wawancara
kepala produksi. Semua dari mendalam dengan informan utama
informan triangulasi berjenis kelamin bahwa sikap mereka terhadap
laki-laki. Usia dari informan penggunaan APD sudah baik karena
triangulasi yaitu 1 orang manajer RD pernyataan mereka penggunaan APD
berusia 52 tahun dan I orang kepala dianggap penting. Akan tetapi semua
produksi berusia 36 tahun dan untuk informan utama menyatakan bahwa
tingkat pendidikan terakhir yakni 1 mereka merasa risih, panas dan gerah
orang bertamat sarjana dan 1 tamat memakai peralatan keselamatan
SMP. seperti APD.
Berdasarkan hasil wawancara b. Faktor Reinforcing
pada subjek (informan utama) di Faktor Reinforcing
pengecoran logam PT Sinar Semesta, merupakan fakor penguat yang dapat
faktor pembentuk perilaku meliputi: memberikan pengaruh untuk
a. Faktor Predisposing mengubah perilaku.Dalam penelitian
Berdasarkan hasil wawancara ini faktor reinforcing terdiri dari
pada subjek (informan utama) di pengawasan, pengawas/
pengecoran logam PT Sinar Semesta, supervisor.dan rekan
faktor pembentuk perilaku meliputi: kerja.Berdasarkan hasil wawancara
Pengetahuan APD, Sikap, dan mendalam dengan informan utama,
Kenyamanan. Berdasarkan hasil
421
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

tentang pengawasan pemakaian pekerja untuk saling mengingatkan


APD, didapatkan hasil semua pemakaian APD satu sama lainpun
informan utama menyatakan bahwa dirasa kurang.
untuk pengawasan khusus pemakaian c. Faktor Enabling
APD belum dilakukan secara intens, Faktor Enabling merupakan
tetapi lebih pada pengawasan kinerja faktor pemungkin terjadinya
para pekerja.Dari hasil wawancara perubahan perilaku secara langsung
didapatkan hasil semua informan ataupun tidak langsung.Di dalam
utama menyatakan bahwa tindakan penelitian ini yang diteliti dari faktor
pengawas bagi pekerja yang tidak enabling yakni ketersedian APD dan
mengenakan APD, pengawas hanya pelatihan.Berdasarkan wawancara
mendiamkan saja dan sesekali mendalam pernyataan yang
mengingatkan para pekerja untuk dikemukakan oleh informan
memakai APD tanpa dikenakan triangulasi juga mengungkapkan
sanksi bagi para pekerja yang bahwa selama pekerjaan berlangsung
kedapatan tidak memakai APD. belum terjadi keterlambatan
Berdasarkan hasil wawancara pasokan.Karena selama ini memang
mendalam dengan informan utama, belum pernah terjadi dan
tentang sikap pekerja saat ditegur inventorinya kontrol jadi sebelum
oleh petugas ketika tidak memakaian habis barangnya sudah dipesan.
APD, didapatkan hasil hampir semua Sesuai dengan pernyataan
informan utama menyatakan bahwa informan triangulasi saat wawancara
mereka masih bersikap kurang baik mendalam menyatakan bahwa
tentang pemakaian APD. selama ini mereka hanya
Berdasarkan hasil wawancara mengadakan pelatihan atau training
mendalam dengan informan utama saat pemakaian alat/mesin baru atau
didapatkan hasil semua informan pekerja akan melakukan jenis
utama menyatakan bahwa para pekerjaan dibagian lain.
pekerja masih menganggap
pemakaian APD tidak begitu penting
bagi dirinya karena dirasa kurang
nyaman atau risih. Komunikasi antar

PEMBAHASAN
Analisis faktor predisposing tersebut dapat diartikan bahwa
1. Pengetahuan pengetahuan para pekerja mengenai
Dari hasil penelitian APD masih sangat kurang atau
didapatkan bahwa pengertian APD sekedar tahu-tahuan saja dan
yang dijelaskan oleh 4 informan pengetahuan tersebut tidak
utama hanya memberikan jawaban diimplementasikan dengan
singkat atau sederhana dengan sebagaimana mestinya karena dalam
menyebutkan bahwa APD hanya melakukan pekerjaanya tidak ada
sekedar alat untuk melindungi badan sanksi tegas dari pengawas apabila
saja. Ditinjau dari pernyataan tidak memakai APD. Jika ditelaah

422
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

lagi tentang APD berdasarkan apabila didaptkan pekerja tidak


Permenaker No 8 tahun 2011 Alat memakai APD.
Pelindung Diri adalah suatu alat yang 2. Sikap
mempunyai kemampuan untuk Sikap jika dikaitkan dengan
melindungi seseorang yang teori Green yaitu terbentuknya suatu
fungsinya mengisolasi sebagian atau perilaku seseorang dipengaruhi oleh
seluruh tubuh dari potensi bahaya di pengetahuan yang baik dan diikuti
tempat kerja. oleh sikap yang baik pula, hal ini
Berdasarkan analisis peneliti sejalan dengan hasil penelitian
terkait dengan pengetahuan bahwa bahwa sikap pekerja semuanya
pekerja pengecoran logam khususnya kategori baik artinya informan
pekerja pada bagian melting dan memiliki sikap positif terhadap
fettling dikategorikan masih kurang penggunaan APD akan tetapi pada
baik karena informan hanya dapat saat penelitian peneliti masih
menjelaskan jenis-jenis APD tanpa mendapatkan pekerja yang bekerja
adanya implementasi yang tidak menggunakan APD, tentu saja
sebenarnya. hal tersebut bertentangan dengan apa
Bisa diketahui bahwa yang disampaikan pada saat
sebenarnya pekerja mengerti tentang wawancara mendalam.
jenis-jenis APD dan potensi bahaya Hal ini disebabkan karena
yang dapat mengancam mereka tidak ada tindakan yang tegas dari
apabila mereka tidak memakai APD, pengawas apabila didapatkan pekerja
tetapi mereka tidak mempunyai tidak menggunakan alat pelindung
kesadaran akan keselamatan dalam diri. Menurut Wents Perilaku pekerja
bekerja dengan tidak terhadap penggunaan APD sangat
mengimplementasikannya dalam dipengaruhi oleh perilaku dari
keseharian dan perilaku mereka manajemen. Pengawas harus menjadi
ditempat kerja. Namun jika dikaitkan contoh yang pertama dalam
dengan teori Green pengetahuan menggunakan APD. Harus ada
merupakan salah satu faktor program pelatihan dan pendidikan ke
predisposing yang dapat pekerja dalam hal menggunakan dan
mempengaruhi perilaku, oleh sebab merawat APD dengan benar.5Oleh
itu pengawas maupun dari karena itu memang perlu adanya
perusahaan harus secara serius untuk contoh yang baik dan benar dari
menerapkan pengetahuan mengenai pengawas dalam hal pemakaian APD
pentingnya pemakaian APD karena untuk merubah perilaku seorang
pasalnya semua informan pekerja.
menyatakan bahwa mereka hanya 3. Kenyamanan
mendapatkan informasi tentang APD Hasil penelitian menyatakan
pada saat upacara setiap hari senin bahwa semua informan sudah sesuai
saja dan seharusnya perusahaan dengan APD yang digunakan
memberikan sanksi yang tegas baik masing-masing, semuanya juga
lisan maupun tulisan pada pekerja menyatakan bahwa masih merasakan
ketidaknyamanan.

423
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Ketidaknyaman tersebut hanya sekedar teguran. Oleh karena


dikarenakan penggunaan APD yang itu bentuk-bentuk pengawasan yang
dirasa panas ketika menggunakan bersifat dukungan dari faktor luar
masker karena dilihat kondisi tempat dari perusahaan harus dilakukan
kerja yang panas dan terdapat banyak untuk membentuk perilaku pada
hazard di area kerja terutama pada seseorang. Sesuai dengan teori Green
bagian melting dan fettling. Oleh yang menjelaskan bahwa untuk dapat
karena ketidaknyamanan tersebut mempengaruhi perilaku seseorang
terkadang pekerja memilih melepas harus ada faktor luar sebagai penguat
untuk tidak memakainya. Seharusnya yakni salah satunya dengan system
alat pelindung diri harus dipakai pengawasan.
dalam keadaan tertentu dalam hal ini 2. Rekan kerja
pada pekerja pengecoran logam Berdasarkan hasil penelitian
karena memang penggunaan APD didapatkan hasil bahwa informan
sebagai upaya terakhir mencegah tidak berpengaruh terhadap perilaku
kecelakaan kerja. rekan kerja yang menggunakan APD.
Berdasarkan teori Green Berdasarkan wawancara
bahwa sesuatu yang melekat pada mendalam informan utama
diri seseorang sebagai faktor menyatakan bahwa para pekerja
predisposing dalam hal ini adalah masih menganggap pemakaian APD
kenyamanan penggunaan APD dapat tidak begitu penting bagi dirinya
mempengaruhi perilaku seseorang. karena dirasa kurang nyaman atau
Analisis Faktor Reinforcing risih. Komunikasi antar pekerja
1. Pengawasan untuk saling mengingatkan
Pengawasan yang dilakukan pemakaian APD satu sama lainpun
di pengecoran logam sekedar dirasa kurang, hal ini dirasa cukup
pengawasan yang hanya melihat penting seperti apa yang ada dalam
apakah pekerja sudah bekerja sesuai teori Green yang menjelaskan bahwa
dengan prosedur atau belum, tanpa faktor penguat dari luar yakni peer
melihat pentingnya APD bagi influence dari teman terdekat dapat
pekerja. mempengaruhi perilaku seseorang.
Hal ini sesuai dengan 3. Pengawas/ supervisi
pernyataan dari hampir semua Dari hasil penelitian
pekerja yang menyatakan bahwa didapatkan hasil bahwa sikap pekerja
tidak ada sanksi tegas dari pengawas saat ditegur oleh petugas ketika tidak
apabila tidak mengenakan alat memakaian APD, didapatkan hasil
pelindung diri. Hal yang sama juga hampir semua informan utama
diungkapkan oleh informan menyatakan bahwa mereka masih
triangulasi bahwa untuk pengawasan bersikap acuh tentang pemakaian
masih dilakukan secara pelan-pelan APD dan saat petugas mengingatkan
dan masih perlu sosialisasi dan bagi sebagian besar dari pekerja juga
pekerja yang tidak memakai bersikap demikian karena teguran
peralatan keselamatan atau APD tersebut tidak diikuti dengan sanksi
masih belum dikenakan sanksi, tetapi tertulis maupun tidak tertulis.

424
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Hal yang sama juga tanpa memberi sanksi kepada pekerja


diungkapkan oleh informan yang melanggar.
triangulasi, yang menyatakan bahwa Kebijakan dapat
untuk pengawasan masih dilakukan mempengaruhi perilaku seseorang
secara pelan-pelan dengan karena sifatnya yang mengikat sama
menggunakan pendekataan persuasif halnya seperti peraturan-peraturan
seperti teguran dan sosialisasi kepada sesuai dengan penelitian Lukmannul
para pekerja dan bagi pekerja yang Hakim tentang faktor-faktor yang
tidak memakai APD masih belum berhubungan dengan perilaku
dikenakan sanksi, tetapi hanya penggunaan APD oleh pekerja
sekedar teguran dan perusahaan radiasi pada instalasi radiologi rumah
berusaha untuk membudayakan sakit wilayah kota Palembang tahun
penggunaan APD bagi para pekerja. 2004 yang menyatakan bahwa ada
Hal tersebut tidak sesuai hubungan signifikan antara kebijakan
dengan teori Green yang dengan penggunaan alat pelindung
menjelaskan bahwa faktor penguat diri.29
berupa contoh dari orang lain sebagai 2. Ketersediaan Sarana APD
significant others dapat Di wilayah kerja PT Sinar
mempengaruhi perilaku seseorang. Semesta penyediaan alat pelindung
Seharusnya dalam hal ini pengawas/ diri masih belum disediakan secara
supervise juga berpartisipasi ke lengkap dengan kebijakan yang
lapangan untuk berdiskusi tentang mengatur tentang pemakaian alat
hal-hal yang berkaitan dengan pelindung diri, artinya Alat
keselamatan dalam bekerja karena Pelindung Diri sudah disediakan oleh
degan sikap safety yang demikian perusahaan tetapi APD yang
dapat mempengaruhi perilaku disediakan tersebut belum lengkap
pekerja. jenisnya, mengingat kondisi yang
Analisis Faktor Enabling ada di perusahaan tersebut yang
menuntut penggunaan APD secara
1. Kebijakan lengkap dari ujung kepala sampai
PT Sinar Semesta belum ada ujung kaki.
kebijakan tertulis yang berisikan Kenyataan di lapangan,
tentang kewajiban penggunaan APD perusahaan tersebut hanya
di area kerja dan saat bekerja. menyediakan masker yang kurang
Kebijakan yang dilakukan memenuhi standar karena banyaknya
perusahaan barulah hanya sebatas debu besi dan baja yang
kebijakan lisan yang belum diikuti berterbangan, sedangkan masker
dengan sanksi apabila dilanggar oleh yang disediakan hanyalah masker
para pekerja. biasa sehingga debu masih bias
Hal tersebut dapat dibuktikan terhirup oleh pekerja, kemudian
dengan adanya pengakuan para perusahaan juga sudah menyediakan
pekerja yang apabila mereka tidak masker dan sepatu safety. Untuk
mengenakan APD saat bekerja, helm sudah disediakan walaupun
pengawas hanya mendiamkan saja jumlahnya tidak mencuki untuk

425
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

semua pekerja dan parahnya helm pelatihan oleh pengawas maupun


yang disediakan tersebut tidak pekerja yang sudah berpengalaman
dipakai sama sekali oleh pekerja. selama tiga bulan. Bagi pekerja yang
Kacamata, apron dan peralatan APD akan pindah bagian, sebelumnya juga
jenis lain untuk menunjang pekerjaan akan ditrainning oleh pengewas
dengan kondisi panas dengan alat- dalam hal ini adalah pengawas
alat berat dimana-mana masih belum produksi.
disediakan oleh perusahaan. Pelatihan dapat
Adanya sarana APD yang mempengaruhi perilaku seseorang
disediakan perusahaan dapat karena pelatihan berati mengubah
mempengaruhi perilaku seseorang, pola perilaku dan dengan pelatihan
hal ini sejalan dengan teori Green maka akhirnya menimbulkan
yang menjelaskan bahwa resources perubahan perilaku orang tersebut.
necessary for behavioral dapat Sesuai dengan penelitian Ilham
mempengaruhi perilaku karena bias Noviandry tentang faktor-faktor yang
menjadi faktor pemungkin seeorang berhubungan dengan perilaku
dapat berperilaku sesuai dengan pekerja dalam penggunaan alat
harapan. pelindung diri (APD) pada industry
3. Pelatihan pengelasan informal di kelurahan
Pelatihan adalah pembinaan gondrong, kecamatan ciponoh, kota
yang diberikan perusahaan atau tangerang tahun 2013 yang
bukan perusahaan secara formal menyatakan bahwa terdapat
kepada pekerja terkait dengan jenis hubungan anatara pelatihan dengan
pekerjaan masing-masing. Bagi perilaku pekerja dalam penggunaan
pekerja baru biasanya akan terlebih Alat Pelindung Diri (APD). 6
dahulu diberikan trainning atau

KESIMPULAN DAN SARAN


KESIMPULAN pengetahuan yang rendah tentang
Alat Pelindung Diri (APD), sikap
1. Para pekerja pengecoran logam terhadap penggunaan APD juga
PT Sinar Semesta belum masih kurang baik.Hampir semua
sepenuhnya memiliki perilaku dari pekerja pengecoran logam
penggunaan APD dengan baik memiliki sikap negatif terhadap
ketika sedang bekerja. penggunaan APD serta pekerja
Penggunaan APD belum masih merasa kurang nyaman
sepenuhnya dijalankan oleh terhadap penggunaan APD yang
pekerja ketika sedang bekerja dirasa masih risih, gerah dan
maupun di tempat kerja. panas.
2. Faktor predisposing terdiri dari 3. Faktor reinforcing yang
pengetahuan, sikap dan mempengaruhi perilaku pekerja
kenyamanan dalam penggunaan APD yakni
Pekerja pengecoran logam PT pengawasan, rekan kerja dan
Sinar Semesta memiliki tingkat pengawas/ supervisi.
426
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Pengawasan yang dilakukan di meningkatkan produktivitas,


pengecoran logam hanya melihat kenyamanan, dan mengurangi
pekerja bekerja sesuai dengan bahaya di tempat kerja karena
prosedur atau belum, tanpa kualitas tempat kerja yang bersih
melihat pentingnya pennggunaan dan baik.
APD. Perilaku penggunaan APD b. Kepala produksi (pengawas)
oleh rekan kerja juga dianggap melakukan pengawasan secara
tidak berpengaruh pada pekerja intensif dan disiplin terhadap
lainnya, karena dalam hal ini penggunaan APD pada pekerja
pengawas juga masih melakukan ketika sedang bekerja maupun di
pendekatan secara persuasif. dalam tempat kerja. Hal ini
4. Faktor enabling yang dapat sangat penting karena prosedur
mempengaruhi perilaku dalam penggunaan APD merupakan
penggunaan APD yakni bagian dari menjaga keselamatan
ketersedian APD, kebijakan dan ketika sedang bekerja.
pelatihan. c. Perusahaan diharapkan
Penyediaan alat pelindung diri mengadakan pelatihan khusus
masih belum disediakan secara terkait prinsip-prinsip
lengkap dengan kebijakan yang penggunaan APD maupun
mengatur tentang pemakaian alat prinsip standard precaution
pelindung diri, Kebijakan yang lainnya. Hal ini bertujuan untuk
dilakukan perusahaan barulah melindungi dan menjaga para
hanya sebatas kebijakan lisan pekerja yang menjadi
yang belum diikuti dengan sanksi tanggungjawab selama bekerja
apabila dilanggar.Sehingga dari potensi bahaya dan resiko
perusahaan belum pernah kecelakaan kerja.
mengadakan pelatihan tentang d. Tidak hanya memberikan sanksi
APD. yang bersifat persuasif atau
teguran semata kepada para
pekerja tetapi ditingkatkan lagi
menjadi pemberikan sanksi tegas
kepada pekerja apabila pekerja
SARAN tidak memakai APD secara
1. Bagi perusahaan lengkap, dengan memberikan
a. Melakukan penyampaian pesan skoring waktu kerja dengan
secara langsung/ tidak langsungg pengurangan gaji sebesar Rp.
melalui saluran komunikasi !0.000,00/bulan/kejadian.
kepada seluruh pekerja dengan
cara KIE (Komunikasi, Informasi DAFTAR PUSTAKA
dan Edukasi) tentang pentingnya 1. Tarwaka. Dasar-Dasar
K3 di perusahaan salah satunya Keselamatan Kerja Serta
dengan cara safety talk, safety Pencegahan Kecelakaan Sert
poster tentang APD dan Pencegahan Kecelakaan Di
pentingnya penerapan 5S untuk

427
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tempat Kerja. Surakarta :


Harapan Press, 2012.
2. Tarwaka. Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (Manajemen
Dan Implementasi K3 Di Tempat
Kerja). Surakarta : Harapan
Press, 2014
3. http://www.solopos.com/2011/04
/27/23-juta-orang-tewas-tiap-
tahun-akibat-kecelakaan-kerja-
146128 (Diakses tanggal 7 Juni
2014)
4. Dwi, Mekar Anggraeni &
Saryono. Metode Penelitian
Kualitatif dalam Bidang
Kesehatan. Yogyakarta: Maha
Medika, 2010
5. Rahma, Dian A. Pengaruh
Pengetahuan Terhadap
Implementasi Alat Pelindung
Diri (APD) Pada Pekerja Bagian
Spinning P.T. Tyfountex
Indonesia Sukoharjo, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta, 2012.
6. Noviandry, Ilham. Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Pekerja Dalam
Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) Pada Industry Pengelasan
Informal Di Kelurahan
Gondrong, Kecamatan Ciponoh,
Kota Tangerang Tahun 2013.
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2013.

428

You might also like