Professional Documents
Culture Documents
SUMMARY
complained of bloody urine. This complain was happen since 8 months ago. At
first, bloody urine happen sometimes, but in the last two month the complain of
bloody urine happen each time this patient urinate. The bloody urine appeared from
the beginning of urination till the end. He also complain of lower abdominal pain
abnormalities found. From Bimanual Rectal Touche, there are masses in the
bladder at the anterolateral wall right and left, 4x3xm in size, immobile, the
low which is 9,1 g/dL. From urinalysis, there are blood, protein, ketone body, fulled
erythrocyte. From liver function test, no abnormality found. From Whole Abdomen
MSCT we found that there are masses in this patient bladder. From the anamnesis
malignancy.
and the result shows the high grade urethelial cell carcinoma.
1
RINGKASAN
keluhan utama kencing bercampur darah. Keluhan ini dialami sejak 8 bulan yang
lalu. Awalnya kencing bercampur darah ini dirasakan tidak terus-menerus, namun
buang air kecil. Kencing bercampur darah ini mulai dari awal berkemih sampai
akhir berkemih. Dirasakan juga keluhan nyeri pada perut bagian bawah sejak 1
Pada Pemeriksaan Rectal Touche dengan Bimanual teraba massa tumor, kesan
dalam buli-buli di bagian anterolateral kiri dan kanan, ukuran sekitar 4 x 3cm,
kesan terfiksir, konsistensi padat keras, permukaan irreguler, nyeri tekan tidak ada,
rendah, 9,1 g/dL. Pada pemerikaan urin rutin ditemukan warna urin merah,
didapatkan protein, keton, darah dan sedimen eritrosit penuh . Tes fungsi hepar
masih dalam batas normal. Pada pemeriksaan USG Whole Abdomen kesan suspek
2
massa buli-buli, MSCT Urografi didapatkan gambaran massa buli-buli. Dari
malignancy.
PENDAHULUAN
suatu tumor yang berasal dari jaringan pada buli-buli. 90% tumor buli-buli
merupakan tumor sel transisional (tumor yang berasal dari sel yang secara normal
berada pada lapisan terdalam dari buli-buli). Tipe lain dari tumor buli-buli yakni
prostat. Rata-rata usia penderita adalah 65 tahun. (2) (3) Karsinoma ini lebih sering
terjadi pada kelompok golongan kulit putih dibanding orang kulit hitam dimana
rasio laki-laki dibanding perempuan yaitu 2,7:1. 85% terlokalisasi di buli-buli dan
15% menyebar ke limfonodus regional atau ke tempat yang lebih jauh (3). Sekali
diagnosis ditegakkan maka tendensi untuk berulang sepanjang waktu dan lokasi
yang baru pada traktus urinarius dapat terjadi sehingga diperlukan monitoring yang
berkelanjutan. (4)
3
Faktor resiko kejadian tumor buli-buli terbagi kepada genetik dan non
genetik, pada faktor resiko non genetik antaranya adalah dewasa diatas usia 50
tahun, yang mengkonsumsi kopi yang mengandung pemanis tiruan dalam kadar
yang banyak dan dalam jangka masa yang panjang. Riwayat merokok dalam jangka
masa yang lama juga merupakan antara faktor resiko terbanyak sehingga dikatakan
4 kali lipat lebih rentan terkena tumor buli-buli. Paparan terhadap zat kimiawi
analgetik dosis tinggi, dan paparan terhadap agen sitotosik meningkatkan faktor
resiko terjadinya tumor buli-buli.(3),(4) dari faktor genetik telah dilaporkan adanya
abnormalitas pada kromosom 3,5,7,9, dan 11. Abnormalitas utama pada kromosom
9p dan 11p. Kelainan pada kromosom 9p paling sering ditemukan pada karsinoma
superfisial dan kelainan pada kromosom 11p terjadi pada karsinoma invasif. (3),(4)
Bagi membuat diagnosa awal pada suatu kasus tumor buli-buli, terdapat
gejala trias tumor buli-buli yang boleh menjadi patokan yaitu hematuri total
(kencing bercampur darah dari awal hingga akhir), hematuri tidak disertai nyeri dan
hematuri bersifat intermittency ( hematuri tidak terus menerus). Namun tetap harus
4
I. Laporan Kasus
bercampur darah sejak 8 bulan lalu. Kencing bercampur darah ini dirasakan dari
awal hingga akhir berkemih dengan warna kemerahan seperti air cucian daging.
Kencing bercampur darah ini tidak disertai nyeri. Kencing bercampur darah saat itu
dirasakan selama 3 hari dan kemudian berhenti, keluhan muncul lagi setelah pasien
pulang dari sawah. Keluhan kencing bercampur darah ini sembuh tanpa diobati,
tetapi muncul lagi baik pada waktu melakukan pekerjaan maupun pada saat
beristirahat. Pasien merasakan nyeri pada perut bagian bawah namun nyeri tidak
terus menerus yang dirasakan sejak 1 bulan lalu. Riwayat demam sejak 1 bulan
Riwayat kencing berpasir tidak ada, Riwayat kencing disertai nanah tidak
ada, Riwayat kencing keluar batu tidak ada. Riwayat susah kencing tidak ada.
Riwayat trauma pada daerah abdomen tidak ada, Riwayat batuk lama dan berobat
6 bulan tidak ada. Riwayat merokok ada sejak usia remaja, 1-2 bungkus per hari.
Riwayat minum kopi ada, 2 gelas sehari sejak berumur 20 tahun. Riwayat minum
5
alkohol tidak ada. Riwayat penurunan berat badan ada dalam 6 bulan terakhir.
Pasien bekerja sebagai petani. Riwayat keluarga yang memiliki keluhan yang sama
tidak ada, Riwayat penyakit gula tidak ada. Riwayat penyakit hipertensi tidak ada
Pemeriksaan Fisik
IMT= BB/TB=55/160=21,48
P : 20 x/menit, S : 36,7oC
Status Urologi
6
Regio Suprapubik
Penis
tidak tampak
Scrotum
Inspeksi : Tampak warna kulit lebih gelap dari sekitarnya, edema tidak ada,
Palpasi : Teraba dua buah testis ukuran sama besar, nyeri tekan tidak ada,
Perineum
Inspeksi :Tampak warna kulit lebih gelap dari sekitarnya, tidak tampak
Palpasi : Massa tumor tidak teraba dan nyeri tekan tidak ada.
7
Sphincter ani mencekik, mukosa rekti licin, ampulla rekti terisi feces. Tidak teraba
anterolateral kanan dan kiri, ukuran sekitar 4 x 3cm, kesan terfiksir, konsistensi
diagnosa yang paling mendekati pasien ini adalah Tumor Buli-Buli suspek
malignancy.
(20/08/2013)
8
Dilakukan pemeriksaan USG Abdomen dengan hasil sebagai berikut:
Hepar : Ukuran dan echo parenkim dalam batas normal, tip tajam, tepi
Pankreas : Bentuk dan ukuran dalam batas normal, tidak tampak SOL.
Lien : Ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak tampak
9
Kedua Ginjal : Ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak tampak
Kesan
10
Telah dilakukan pemeriksaan MSCT Scan Abdomen tanpa kontras irisan axial,
- Tampak massa isodens (36,98 HU), batas tegas, tepi irregular, ukuran
dilatasi.
batu
tampak SOL
11
- Kedua ginjal : ukuran dan densitas parenkim dalam batas normal, tidak
pada level CV L2-3 dan L4-5 (degenerative disc disease) dan posterior
- Tidak tampak densitas cairan bebas dalam cavum peritoneum dan cavum
pleura
12
Pemeriksaan Laboratorium
13
Pemeriksaan Urine Rutin (20-08-2013)
pH 7 4.5 8.0
Bj 1.015 1.005-1.035
Keton 5 Negatif
Sedimen torak -
Sedimen kristal -
Sedimen lain-lain
14
Pemeriksaan Toleransi Operasi dan Faktor Komorbid
- Tidak tampak proses spesifik aktif dan lesi-lesi noduler pada kedua paru
- Cor membesar dengan CTI; 0,56 pinggang jantung cekung, apex tertanam,
15
Tindakan pembedahan (12-09-2013)
perdarahan.
Laporan Operasi:
- Sistoskopi, tampak massa tumor, pada bagian anterior, lateral kiri dan lateral
- Operasi selesai
Perawatan berjalan dengan baik tanpa penyulit selama 7 hari di ruang perawatan
urologi RS Wahidin Sudirohusodo untuk hasil patologi anatomi post TUR Tumor
Buli-buli dan control keadaan umum pasien, rencana dilakukan kemoterapi dengan
transvesika.
16
II. Tinjauan Pustaka
Epidemiologi
Berdasarkan data dari Global Cancer Statistic, pada tahun 2008 ditemukan
386.300 kasus baru karsinoma buli-buli di seluruh dunia dengan angka kematian
Utara dan Afrika Utara dan insiden paling rendah di negara-negara Melanesia dan
Afrika Tengah. Di Asia Tenggara ditemukan pada pria 4,5/100.000 penduduk dan
menempati urutan ke 9 dari 10 kanker terbanyak pada laki laki dengan jumlah
3,97%. (7)
laki dengan predileksi usia 50-70 tahun. Penyebabnya hingga saat ini kebanyakan
belum jelas namun terdapat faktor terkait yang saat ini umum diakui yakni
lingkungan dan pekerjaan, merokok, metabolisme, serta faktor lain seperti iritasi
Patogenesis
mengalami kekambuhan, baik di tempat yang sama ataupun di tempat yang jauh
dari saluran urotelial. Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa adanya
membentuk suatu tumor yang baru. Meskipun pendapat bahwa tumor yang tumbuh
17
pada tempat yang berbeda pada saluran urotelial berasal dari klon yang sama masih
(peristiwa primer) dan progresi (peristiwa sekunder) dari karsinoma buli-buli. Hal
tumor. Beberapa studi menayatakan bahwa hal yang berperan penting yakni
perubahan jalur gen p53 dan kerentanan gen retinoblastoma (RB). Perubahan
ekspresi pada produk retinoblastoma (RB) pada tumor buli-buli dapat diperoleh
melalui spesimen sistektomi atau reseksi transuretral dimana hal ini dikaitkan
dengan perlangsungan yang lebih buruk. Akumulasi protein nuklear p53 yang
Pengaruh dari perubahan gen lain seperti p21 dan p16 saat ini menjadi sorotan
terbaru. (10)
Klasifikasi
18
bentuk yang paling umum pada karsinoma sel transisional pada buli-buli.
- Karsinoma sel transisional tipe sesile muncul dengan bentuk yang kurang
frondular, lebih solid dan dengan dasar yang lebih luas. Tumor ini memiliki
Jumlah tipe ini sekitar 7-8% dari karsinoma buli-buli yang biasanya
b) Adenokarsinoma
penghasil mukus.
Yang termasuk jenis ini adalah jenis small cell carcinoma, sarcoma,
19
Stadium/ Derajat Invasif Tumor
Penentuan derajat invasi tumor berdasarkan sistem TNM dan stadium menurut
Marshall.
20
Klasifikasi stadium TNM karsinoma buli-buli menurut UICC: (2)
T1 Submukosa
1. Tumor berbentuk papiler, masih berdiferensiasi baik, ukuran relatif kecil dengan
dasar yang sempit. Tumor hanya menyebar di jaringan di bawah lamina propria,
tidak ke dalam dinding otot kantung kemih atau lebih.Tidak ada kelenjar limfe yang
menginvasi lamina propria atau otot detrusor. Ukuran tumor lebih besar dari Grade
1, dan berhubungan lebih luas dengan dinding vesika. Sering dapat diatasi dengan
21
kemih, prostat, uterus, atau vagina. Masih belum ada organ limfe yang terpengaruh
hingga tahap ini. Transuretral dan sistektomi tidak terlalu berpengaruh, namun
4. Tumor telah menyerang pelvis atau dinding abdominal, atau telah menyerang
hingga jaringan limfe. Transuretral dan sistektomi tidak terlalu berpengaruh, namun
Stage A : tumor sudah menginvasi lamina propria, namun belum menembus otot
dinding vesika.
detrusor.
Diagnosis
Anamnesis
22
85% pasien dengan karsinoma buli-buli memberikan gejala hematuria yang
bersifat total atau mikroskopik, tidak nyeri, dan bersifat kambuhan (intermitten).
Pada sebagian kecil kasus dapat disertai gejala-gejala iritasi seperti frekuensi
Sekitar, urgensi dan disuria.Gejala ini sering ditemukan pada pasien dengan
karsinoma insitu atau karsinoma yang telah mengadakan infiltrasi luas yang
menurunkan kapasitas buli-buli atau juga disebabkan oleh overaktivitas dari buli-
dengan keluhan tidak dapat miksi. Keluhan akibat penyakit yang lebih lanjutberupa
obstruksi saluran kemih bagian atas atau edema tungkai. Edema tungkai disebabkan
karena penekanan aliran limfe oleh massa tumor atau oleh kelenjar limfe yang
Nyeri pada karsinoma buli-buli disebabkan karena tumor lokal yang makin
disebabkan karena invasi tumor ke jaringan lunak perivesika, obstruksi pada muara
buli-buli dan adanya retensi urin.Nyeri pada tulang mengindikasikan bahwa tumor
Pemeriksaan fisis
23
Rectal Touche dengan bimanual dapat dilakukan dengan analgetik umum
(agar otot buli-buli relaks) pada saat sebelum dan setelah reseksi tumor TUR buli-
buli. Jari telunjuk kanan melakukan colok dubur sedangkan tangan kiri melakukan
palpasi pada daerah suprasimfisis untuk memperkirakan infiltrasi tumor. (5) Selain
itu pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya massa dan
penyebarannya, ukuran, mobilitas, dan derajat fiksasi pada organ lain. (3) Jika buli-
buli tidak mobile, hal ini menunjukkan fiksasi tumor pada struktur didekatnya
Pielografi eksretorik
Gambar 4
Pemeriksaan ini dapat melihat pelvis renis, ureter apakah terdapat tumor dan
pengaruh tumor terhadap fungsi ginjal. Pencitraan buli-buli dapat melihat defek
pengisian, infiltrasi dinding buli-buli menjadi keras dan tidak beraturan. (2)
USG
24
Gambar 5
USG dapat menemukan tumor di atas 0,5 cm, jika dilakukan scanning
transuretral, akurasi dapat mencapai 94%, dapat secara lebih tepat mengetahui
stereoskopik. (2)
CT
Gambar 6
25
Akurasi stadium lebih tinggi dibandingkan dengan USG, dapat mencapai
90%.Peemriksaan ini dapat memahami secara tepat hubungan tumor dan sekitarnya
Sistoskopi
langsung melihat lokasi, ukuran, jumlah, bentuk, situasi tangkai dan derajat
infiltrasi di basis tumor. Karsinoma in situ selain mukosa setempat yang mengalami
eritema, tidak ada kelainan lain. Pada waktu sistoskopi, harus diperhatikan
hubungan tumor dengan ostium ureter dan leher buli-buli dan dilakukan biopsi.
biopsi random, jika secara visual ditemukan karsinoma in situ pada mukosa normal,
Biopsi
histology. Terdapat dua instrument yang sering digunakan untuk tujuan biopsy
antaranya forsep dan resektoskopi. Jaringan yang diambil hendaklah pada dasar
tumor dan harus mengambil sedikit jaringan yang sehat pada dinding buli-buli.(2)
Sitologi urine
Pemeriksaan ini untuk melihat sel-sel urotelium yang terlepas bersama urin.
Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi adanya tumor pada pasien dengan gejala
menunjukkan hasil positif, 20% memberikan hasil negatif palsu dan 1-12% positif
palsu. (3)
26
Diagnosis fotodinamik
klinis, kedalam buli-buli dialirkan zat fotosensitasi, lalu disinari dengan cahaya
khusus dari sistoskop fluoroskopi, secara makroskopik tampak sel tumor berwarna
merah, sedangkan sel normal berwarna biru, mudah dibedakan. Kepekaan tinggi
Pemeriksaan laboratorium
Tes laboratorium yang dapat dilakukan pada pasien dengan karsinoma buli-
buli yakni:
Pada tes ini yang paling sering ditemukan adalah anemia. Anemia ditemukan pada
pasien yang kehilangan darah kronik atau perubahan pada sumsum tulang akibat
metastasis. (9)
2. Tes urinalisis
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya darah, protein serta sedimen
Foto thorax PA
27
Terapi
1. Ukuran tumor
2. Posisi tumor
3. Histologi
6. Fungsi renal
1. Non Operasi
TUR buli-buli
memungkinkan hasil yang lebih akurat dalam memperkirakan stadium dan tingkat
dengan tumor tunggal, stadium dini dan tumor yang bersifat non invasif dapat
diterapi dengan TUR saja namun tumor yang superfisial dengan stadium lanjut
harus diterapi dengan TUR yang disertai dengan terapi intravesika selektif. TUR
tunggal jarang dilakukan dalam menangani pasien dengan karsinoma yang invasif
Kemoterapi intravesika
28
Agen imunoterapi atau kemoterapi diinstilasi kedalam buli-buli via kateter
menurunkan rekurensi tumor pada pasien yang telah diberikan TUR komplit.
terjadinya implantasi sel tumor. Hal ini juga dapat digunakan sebagai terapi untuk
dapat diberikan dalam 3 bentuk yakni adjuvan, profilaksis, maupun terapi. (9)
Table 1
2. Operasi
otot buli-buli. Jenis operasi yang dapat digunakan dalam menangani karsinoma
radikal. Sistektomi parsial merupakan indikasi untuk tumor soliter dengan batas
29
tegas pada mukosa. Sistektomi total merupakan terapi definitif untuk karsinoma
tindakan pilihan jika terapi lain tidak berhasil atau timbul kekambuhan. (4)
Sistektomi Parsial
normal setelah dilakukan operasi. Jenis operasi ini memiliki angka morbiditas
dibanding jenis sistektomi lain (3). Pasien dengan tumor yang soliter, tumor yang
buli-buli merupakan indikasi untuk dilakukan sistektomi parsial, begitu juga pada
karsinoma yang berada pada divertikulum. (9) selain itu indikasi dilakukan
sistektomi parsial adalah jika tidak ditemukan CIS, letak tumor tidak berada pada
leher buli-buli, dasar ataupun pada prostat, tidak ada riwayat penyakit yang sama
maka untuk meminimalkan inplantasi tumor pada daerah luka maka pada saat
dilakukan operasi dapat diberikan iradiasi dosis terbatas (1000-1600 cGy) dan dapat
Sistektomi Total
uretra dan 1/3-1/4 bawah ureter. Pada perempuan dilakukan dengan cara
mengangkat buli-buli, uretra, dinidng anterior vagina, ovarium, tuba fallopi, uterus,
Sistektomi radikal
30
Sistektomi radikal memiliki prosedur yang hampir sama dengan sistektomi total
Indikasi dilakukan sistektomi radikal yakni jika ukuran tumor terlalu besar untuk
resesksi misalnya pada dasar buli-buli, tumor multipel, karsinoma sel squamosa dan
Diatermi Terbuka
Diatermi terbuka dilakukan jika ditemukan tumor dengan ukuran yang sangat besar
dan pada pemeriksaan histologi ditemukan tumor berdiferensiasi baik tanpa adanya
infiltrasi ke lapisan otot. Cara ini memungkinkan untuk membuka buli-buli melalui
rute suprapubik dan kemudian meresesksi tumor hingga ke dasarnya. Jika ukuran
tumor lebih dari 5 cm dan memunjukkan infiltrasi pada lapisan otot maka yang
radioaktif misalnya emas radioaktif. Hal ini dapat mengeradikasi tumor yang
Radioterapi
31
Penyinaran dengan irradiasi eksternal (5000-7000 cGy) diberikan selama 5-
dengan baik. Namun kira-kira 15% pasien memberikan komplikasi usus, buli-buli
atau rektal yang signifikan. Angka harapan hidup lima tahun pada pasien dengan
pasien. Oleh karena itu pemberian radiasi sebagai monoterapi biasanya diberikan
hanya pada pasien yang memberikan respon yang tidak baik jika dilakukan operasi
Kemoterapi
metastasis regional maupun metastasis jauh dan 30-40% pasien dengan penyakit
yang invasif dapat mengalami metastasis jauh meskipun telah dilakukan sistektomi
Pemberian agen kemoterapi tunggal dan yang paling sering kombinasi beberapa
obat menunjukkan respon terapi parsial ataupun komplit yang signifikan terhadap
tunggal yang paling aktif yang jika digunakan secara tunggal, memberikan respon
32
merupakan regimen yang sering digunakan pada pasien karsinoma buli-buli tahap
lanjut dan sekitar 13-15% pasien yang menerima regimen ini memberikan respon
Kontrol berkala
berkala, dan secara rutin dilakukan pemeriksaan klinis, sitologi urin serta
sistoskopi.
Komplikasi
Dapat terjadi infeksi sekunder kandung kemih yang parah bila terdapat
ulserasi tumor. Pada obstruksi ureter, jarang terjadi infeksi ginjal. Bila tumor
menginvasi leher buli, maka dapat terjadi retensi urin. Cystitis, yang mana sering
kali berada dalam tingkat yang harus diwaspadai, merupakan hasil dari nekrosis dan
ulserasi dari permukaan tumor. Ulserasi ini terkadang dapat dilihat dalam kasus
tumor-tumor yang tidak menembus, dari beberapa gangguan dengan aliran darah,
tetapi muncul dalam 30 persen kasus dimana tumor menembus. Kantung kemih
yang terkontraksi dengan kapasitas yang sangat kecil dapat mengikuti ulserasi
dengan infeksi dan infiltrasi ekstensif dalam dinding kantung kemih. (8)
33
Kembalinya tumor dalam kantung kemih dapat menunjukkan tipe lain dari
kemungkinan hal tersebut adalah hasil dari perawatan yang kurang profesional dan
kurang layak pada tumor asalnya. Namun tumor, yang muncul di tempat lain di
dalam kandung kemih harus berasal dari asal yang berbeda. (8,9)
karena disebabkan oleh tumor itu sendiri atau perawatan atas tumor tersebut.
Hidroneprosis dan urosepsis, dengan gagal renal, toxemia, cachexia, dan kelelahan
fisik dari iritabilitas vesikal, sering kali menjadi suatu gambaran yang harus
Prognosis
diperlukan minimal 3 tahun. Tumor baru juga dapat dikontrol dengan cara
transuretral, tapi bila muncul kembali, kemungkinan akan menjadi lebih invasif dan
Secara umum, prognosis tumor buli bergantung pada derajat invasi dan
diferensiasi. Pada tumor Grade 1,2, Stage 0, A, B1 hasil terbaik didapatkan dengan
reseksi transuretral. Sistektomi dapat untuk mengatasi 15-25% tumor Grade 3,4,
selama 5 tahun. Tumor papilari yang tidak menembus hanya berada pada kantung
34
kemih. mereka memiliki karakteristik untuk tidak bermetastasis kecuali mereka
menembus dinding kantung kemih. Tumor jenis ini dapat selalu dihancurkan
mungkin menghilang setelah terapi rontgen dalam atau proses instilasi atas
podofilin. Adalah sangat penting untuk memeriksa pasien dalam interval reguler.
Sehingga adanya tumor yang kembali datang dapat dikenali lebih awal dan dapat
diobati sebagaimana seharusnya. Jika pemeriksaan ini dilakukan dalam interval tiap
enam hingga delapan bulan pada awalnya, dan perlahan-lahan waktu interval yang
Tumor kantung kemih yang menembus jauh lebih serius dan cepat atau
kejadian metastasis dan ekstensi ekstra vesikel secara langsung adalah proporsional
dengan tingkat kedalaman sejauh apa tumor tersebut telah menembus dinding
Metode apapun dari perawatan yang mana mampu untuk secara sempurna
melenyapkan tumor utama yang superfisial dan menembus akan dapat memberikan
tingkat bertahan hidup 5 tahun yang baik. Dalam kasus dari prosedur konservatif,
bukti atas sebuah efisiensi sama dengan yang dicapai dari reseksi segmental atau
sistektomi jelas akan tergantung kepada segregasi pra-operasi dari tumor yang
Diskusi
35
Dari hasil anamnesis kami terhadap pasien ini didapatkan hematuria yang
bersifat total hematuria karena kencing bercampur darah dari awal hingga akhir
didapatkan bersifat intermiten dalam 2 bulan terakhir. Trias symptom tumor buli-
buli yaitu hematuria total, painless dan hematuria intermitency didapatkan sesuai
pemakaian zat pemanis buatan, dan lain-lain. Didapatkan faktor resiko terjadinya
tumor buli-buli pada pasien ini yaitu riwayat minum kopi yang lama sejak berumur
20 tahun sebanyak 2 gelas sehari. Pasien ini juga mempunyai kebiasaan merokok
sejak dari remaja dimana mengikut teori rokok mengandungi nitrosamine dan
juga terpapar dengan pelbagai bahan kimiawi setiap hari selama lebih 20 tahun
karena pasien bekerja sebagai petani. Dari semua factor resiko yang mengenai
adanya massa buli-buli, terfiksir di dinding bawah dari buli-buli, konsistensi padat
keras, permukaan irreguler, dengan ukuran kurang lebih 4 x 3 cm. Tumor belum
belum menyebabkan obstruksi pada ginjal dan ureter berdasarkan tidak adanya
keluhan nyeri pinggang. (6) Berdasarkan hasil pemeriksaan rectal touch dengan
bimanual ini, kemumassa yang didapatkan bukan dari batu karena sifatnya yang
36
terfiksir. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisis terhadap pasien ini, maka diagnosis
bagi menegakkan diagnosis adalah USG abdomen. USG dapat mendeteksi tumor
buli-buli dan kelainan pada traktus urinarius atas. Dengan USG diharapkan tampak
tumor di daerah buli-buli dengan batas tegas dan permukaan rata, bisa juga terlihat
adanya suatu massa kistik atau solid dengan echogenitas yang heterogen. (5) Hasil
USG abdomen pasien ini pada lapangan vesika urinaria tampak massa isoechoic,
Pemeriksaan ini dapat melihat pelvis renis, ureter apakah terdapat tumor dan
pengaruh tumor terhadap fungsi ginjal. Pencitraan buli-buli dapat melihat defek
pengisian, infiltrasi dinding buli-buli menjadi keras dan tidak beraturan. (2) Namun
dapat melihat ukuran, bentuk, dan lokasi tumor lebih jelas.(5) Pada pasien kami
pemeriksaan CT scan abdomen non kontras dengan hasil didapatkan massa isodens,
batas tegas, tepi irregular, ukuran 4x5.5cm pada dinding anterosuperior buli-buli
scan abdomen pada pasien ini sesuai gambaran massa buli-buli. Namun tidak dapat
gambaran lapisan penetrasi tumor yang bisa menentukan staging tumor pada pasien
ini.
darah rutin dimana anemia ditemukan pada pasien yang kehilangan darah kronik
37
atau perubahan pada sumsum tulang akibat metastasis. (9) Hemoglobin pada pasien
ini adalah 9,1g/dl. Ini menunjukkan bahwa telah terjadi perdarahan kronik pada
pasien ini. Namum hasil leukosit pasien 5,5 X 103/uL dalam batas normal
melihat sel-sel urotelium yang terlepas bersama urin. Pemeriksaan ini berguna
untuk mendeteksi adanya tumor pada pasien dengan gejala simptomatik dan untuk
follow up, serta penanganan pada tumor buli-buli. Pada pemeriksaan cystoscopy,
dapat dilihat adanya tumor dan sekaligus dapat dilakukan biopsi untuk mengetahui
stadium tumor sebelum memilih modalitas terapi yang paling tepat untuk pasien
ini.(4),(6),(7) Kesimpulan biopsi pada jaringan tumor pasien didapatkan High Grade
Urothelial Cell Carcinoma, ini bearti tumor buli-buli pasien adalah ganas. Namun
invasive.
ditangani dengan TUR yang diikuti dengan kemoterapi atau imunoterapi. Pasien
dengan tumor yang kecil dan stadium rendah memiliki resiko rendah untuk
mengalami progresi sehingga dapat ditangani dengan TUR saja disertai dengan
38
tumor buli (dasar bersih) simultan dengan kontrol perdarahan, namun tidak
Untuk perawatan pasca operasi pada pasien ini, pasien di rawat selama 7
dipulangkan pada hari ke 7 perawatan karena keadaan umum pasien baik dan tiada
mengambil hasil patologi anatomi post TUR-BT serta kontrol keadaan umum
pasien. Oleh karena pada pasien ini biopsi menunjukkan tumor berasal dari sel
berupa doxorubicin dimana prognosis dari tindakan ini baik. Sebaliknya jika terjadi
39