Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pembimbing :
1. Dr. Haryanto Susilo
2. Septia Andini, S.Farm., Apt
Assisten Dosen :
1. Ardelia Nurhaida
2. Monica Prabawati
3. Chory Aprilianti
4. Yulita Kurniasih
5. Fransiska Vita Handayani
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2.2. Jerawat
Jerawat adalah suatu keadaan di mana pori-pori kulit tersumbat
sehingga menimbulkan kantung nanah yang meradang. Jerawat adalah
penyakit kulit yang cukup besar jumlah penderitanya. Kligmann,
seorang peneliti masalah jerawat ternama di dunia berpendapat, "Tak
ada satu orang pun di dunia yang melewati masa hidupnya tanpa sebuah
jerawat di kulitnya." Kemungkinan penyebabnya adalah perubahan
hormonal yang merangsang kelenjar minyak di kulit. Perubahan
hormonal lainnya yang dapat menjadi pemicu timbulnya jerawat adalah
masa menstruasi, kehamilan, pemakaian pil KB, dan stres.
Penyebab Jerawat adalah sebagai berikut :
Produksi minyak berlebihan
Jerawat tidak selalu muncul karena kotor, melainkan lebih
disebabkan faktor dari dalam tubuh. Jerawat adalah kondisi abnormal
kulit akibat gangguan berlebihan produksi kelenjar minyak (sebaceus
gland) yang menyebabkan penyumbatan saluran folikel rambut dan
pori-pori kulit. Penyebab jerawat yang paling umum adalah hormon,
tumpukan minyak atau sebum di kulit berkolaborasi dengan bakteri.
Sel-sel kulit mati
Umumnya, jerawat disebabkan oleh kelebihan kelenjar minyak
karena giat diproduksi hormon androgen. Jerawat timbul karena
kelenjar minyak yang berlebih tersebut bercampur dengan sel kulit
mati. Ketika sel-sel kulit itu bercampur dengan jumlah debu atau
kotoran yang sudah meningkat itu, campuran yang tebal dan lengket itu
dapat membentuk penyumbat yang menjadi bintik hitam atau putih.
Banyak yang beranggapan, bahwa jerawat hanya menyerang muka,
tetapi jerawat bisa juga menyerang bagian tubuh lain, seperti di bagian
punggung, dada dan lengan atas.
Bakteri
Yang membuat masalah semakin rumit, bakteri biasanya ada di
kulit, yang disebut p.acne, yang cenderung berkembang biak di dalam
kelenjar sebaceous yang tersumbat, yang menghasilkan zat-zat yang
menimbulkan iritasi daerah sekitarnya. Kelenjar tersebut terus
membengkak, dan mungkin akan pecah, kemudian menyebarkan radang
ke kulit daerah sekitarnya. Inilah yang menyebabkan jerawat batu jenis
yang paling mungkin, yaitu meninggalkan pigmentasi jangka panjang
dan bekas luka seperti cacar yang permanen.
Kosmetik
Penyumbatan pori-pori seringkali terjadi oleh penggunaan
kosmetik yang mengandung banyak minyak atau penggunaan bedak
yang menyatu dengan foundation. Foundation yang terkandung pada
bedak menyebabkan bubuk bedak mudah menyumbat pori-pori.
Obat-obatan
Konsumsi obat kortikosteroid, baik oral (obat minum) maupun
topical (obat oles), yang mengakibatkan daya tahan tubuh menurun,
juga meningkatkan potensi timbulnya jerawat karena aktivitas bakteri
patogen yang meningkat.
BAB II
METODE KERJA
III.1. Formula
Bahan Jumlah
Amilum oryzae 16,5 gram
Zinc oksida 1,25 gram
Gliserin 1,25gram
Metil paraben 0,05 gram
Pewangi 1 gram
Tepung maizena 25 gram
Ekstrak daun kemuning 5 ml
I II III IV V
1,4 - 4 kohesif
III.3. Pembahasan
Pada praktikum Kosmetologi II kali ini, praktikan membuat
sediaan kosmetik berupa masker anti jerawat dari ekstrak daun kemangi.
Dimana dalam daun kemuning terdapat kandungan zat aktif minyak atsiri,
alkaloid, flavonoid, saponin, damar, dan tanin. Berdasarkan kandungan
inilah daun kemuning dapat pula dimanfaatkan sebagai salah satu bahan
kosmetik tradisional selain bisa dibuat obat. Masker pada dasarnya adalah
salah satu kosmetik skin care, masker anti jerawat digunakan untuk
mencegah timbulnya jerawat atau mengurangi jerawat yang telah timbul
atau menghilangkannya. Daun kemangi bersifat antibakteri sehingga dapat
mengurangi bakteri penyebab jerawat.
Sama halnya dengan pembuatan obat, pembuatan kosmetik pun
perlu dievaluasi untuk mengetahui mutu dari sediaan tersebut. Walaupun
pada percobaan ini evaluasi yang dilakukan hanya sebatas evaluasi fisik
dan tidak mengevaluasi batas keamanan masker anti jerawat tersebut.
Secara fisik atau organoleptik masker yang kelompok kami hasilkan
warna, kehalusan dan kerataanya bagus menurut kelima panelis yang
terdiri dari anggota kelompok kami sendiri, akan tetapi untuk aroma
kelompok kami salah memberi pengaroma karena aroma yang kami
gunakan adalah mint atau mentol. Kesalahan pemberian aroma ini dapat
mempengaruhi aplikasi masker pada wajah, sebab aroma mint bila
digunakan pada wajah akan membuat mata panas. Kemudian dilakukan
pengujian pH terhadap sediaan masker tersebut, dengan hasil adalah
pHnya 6. Hal ini menunjukan bahwa sediaan kami bersifat asam lemah,
sedangkan pH fisiologi kulit manusia adalah berkisar 4,5 - 6,5. Walaupun
masih ada dalam batas interval pH kulit normal, tapi tetap saja sebaiknya
sediaan masker ini bersifat tidak basa dan tidak asam atau netral sehingga
tidak merusak kulit. Kemudian evaluasi yang terakhir adalah melakukan
uji alir terhadap sediaan masker kelompok kami menggunakan corong,
hasil dari uji alir ini adalah 0,15 g/s. Hal ini menandakan bahwa masker
yang kami buat bersifat sangat kohesif dan daya mengalir serbuknya jelek,
ini bisa terjadi karena kemungkinan serbuk terlalu lembab dan kurang
kering sehingga tidak dapat dengan cepat melewati corong yang tersedia.
Akan tetapi penggunaan bahan-bahannya sudah sesuai dengan formula
yang diharuskan.
BAB IV
KESIMPULAN