Professional Documents
Culture Documents
PANDUAN PELAKSANAAN
SISTEM KREDIT SEMESTER
(SKS) DI SMA
Implementasi Kurikulum 2013
Sebuah Model Penyelenggaraan SKS di SMA
Nursyamsudin
Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
1/1/2014
Tim Penyusun
Tim Pembahas
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Landasan Hukum
A. Pengertian
B. Prinsip
C. Persyaratan Penyelenggaraan
D. Beban Belajar
E. Serial Mata Pelajaran
F. Penilaian, Penentuan Indeks Prestasi, dan Kelulusan
G. Pelaksanaan Moving Kelas
A. Strategi Penyelenggaraan
B. Implementasi Teknis
1. Penetapan beban Belajar dan Struktur Kurikulum
2. Penyusunan KI-KD Serial Mata Pelajaran
3. Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Pembelajaran
4. Pelaksanaan Semester Pendek
5. Pemberdayaan PA dan BK
6. Layanan Siswa Cerdas Istimewa (SCI)
A. Evaluasi Keterlaksanaan
B. Evaluasi Hasil
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan menengah umum adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Departemen Pendidikan Nasional
menjelaskan dalam visinya bahwa kecerdasan mencakup cerdas intelektual, cerdas
emosional, dan cerdas spiritual. Sementara itu, kemandirian merupakan salah satu
dari tugas perkembangan yang harus dicapai siswa dari sejumlah tugas
perkembangan lainnya.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menjamin hak peserta didik mendapatkan
layanan pendidikan sesuai dengan minat, potensi, kebutuhan, dan kecepatan
belajarnya. Peraturan Menteri Pedidikan dan Kebuadayaan Nomo 81A (lampiran
IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran) Tahun 2013
menjelaskan konsep dan strategi penerapan sistem kredit semester (SKS) di
SMP/MTs dan SMA/MA/SMK. Dalam lampiran tersebut dijelaskan tentang
kebijakan, konsep, dan prinsip penyelenggaraan SKS di sekolah.
Penjelasan lampiran pedoman tersebut masih bersifat umum sehingga sekolah
masih banyak mengalami kendala di antaranya dalam menentukan beban belajar,
menyusun struktur kurikulum, menfasilitasi pilihan beban beban belajar dan mata
pelajaran, dan menyusun jadwal pelajaran fleksibel dengan pola on/off untuk mata
pelajaran tertentu. Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman
peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan mereka
menyelesaikan studi dalam waktu yang beragam. Oleh karena itu diperlukan
penjelasan teknis lebih rinci, bertahap, dan terarah.
Sebagai respon atas temuan dan masukan tersebut, Direktorat Pembinaan
SMA perlu menyusun Panduan teknis Pelaksanaan SKS di SMA yang memuat
panduan penyelenggaraan, pembelajaran, dan penilaian.
B. Tujuan
4
Secara umum panduan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan teknis lebih
rinci tentang pelaksanaan SKS di SMA. Secara khusus, panduan ini bertujuan:
C. Landasan
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemernitah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Pendidikan Nasional;
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tentang
Standar Isi;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tentang
Standar Proses;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tentang
Standar Penilaian;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A
Tentang Implementasi Kurikulum;
5
BAB II
A. Pengertian
Lampiran IV Permendikbud No 81A menjelaskan bahwa Sistem Kredit
Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang
peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran
yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Beban belajar
setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan kredit
semester (sks). Beban belajar satu sks meliputi satu jam pembelajaran tatap
muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri.
Beban belajar merupakan ukuran yang menunjukkan kuantitas yang harus
dilakukan oleh siswa mengikuti tugas-tugas pembelajaran dalam bentuk kegiatan
tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam rangka mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran. Beban
belajar menuntut konsekuensi siswa meluangkan waktu dan tenaga untuk
melakukan kegiatan yang telah didesain dalam silabus mata pelajaran yang
waktunya telah ditentukan. Beban belajar dengan kredit lebih besar menuntut
pengorbanan lebih banyak untuk melakukan tugas pembelajaran. Beban belajar
mata pelajaran dihitung untuk kegiatan tiap semester dan dinyatakan dalam satuan
kredit semeter (sks).
B. Prinsip
Penyelenggaraan SKS di SMA mengacu pada prinsip sebagai berikut.
1. Peserta didik menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang
diikuti pada setiap semester sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya;
2. Peserta didik yang berkemampuan dan berkemauan tinggi dapat
mempersingkat waktu penyelesaian studinya dari periode belajar yang
ditentukan dengan tetap memperhatikan ketuntasan belajar;
3. Peserta didik didorong untuk memberdayakan dirinya sendiri dalam
belajar secara mandiri;
6
4. Peserta didik dapat menentukan dan mengatur strategi belajar dengan
lebih fleksibel;
5. Peserta didik memiliki kesempatan untuk memilih kelompok peminatan,
lintas minat, dan pendalaman minat, serta mata pelajaran sesuai dengan
potensinya;
6. Peserta didik dapat pindah ke sekolah lain yang sejenis dan telah
menggunakan SKS dan semua kredit yang telah diambil dapat
dipindahkan ke sekolah yang baru (transfer kredit);
7. Sekolah menyediakan sumber daya pendidikan yang lebih memadai secara
teknis dan administratif;
8. Penjadwalan kegiatan pembelajaran diupayakan dapat memenuhi
kebutuhan untuk pengembangan potensi peserta didik yang mencakup
pengetahuan, sikap, dan keterampilan; dan
9. Guru memfasilitasi kebutuhan akademik peserta didik sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minatnya.
7
D. Beban Belajar
Beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik SMA/MA yaitu minimal
130 sks, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan paling
lama 5 tahun (10 semester).
Komposisi beban belajar untuk peserta didik SMA/MA terdiri atas kelompok
A (wajib), B (wajib), dan salah satu dari kelompok C (peminatan), serta
lintas minat dan/atau pendalaman minat.
Beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan kredit
semester (sks). Beban belajar 1 (satu) sks terdiri atas 1 (satu) jam
pembelajaran tatap muka, 1 (satu) jam penugasan terstruktur, dan 1 (satu) jam
kegiatan mandiri. Beban belajar sks untuk SMA/MA ditetapkan bahwa setiap
pembelajaran dengan beban belajar 1 sks pada SKS sama dengan beban
belajar 1.88 jam pembelajaran pada Sistem Paket.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka
untuk SMA/MA berlangsung selama 45 menit.
Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur
ditentukan oleh pendidik.
Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaiannya diatur oleh peserta didik
atas dasar kesepakatan dengan pendidik.
Tabel 1: Penetapan Beban Belajar sks di SMA berdasarkan pada Sistem Paket
8
Kegiatan Sistem Paket SKS
Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa untuk menetapkan beban
belajar 1 sks yaitu dengan rumus sebagai berikut.
135
1 sks = --------- = 1,88 jam pelajaran
72
Berdasarkan uraian di atas, penetapan beban belajar berpedoman pada perhitungan
kesetaraan pada sistem paket dan SKS, yaitu 1 sks setara dengan 1,88 2 jam
pelajaran, maka beban belajar tiap mata pelajaran dapat dihitung seperti pada tabel
berikut.
Tabel 2. Beban Belajar Mata Pelajaran Wajib
Jumlah JP (2 smt)/
Jumlah
NO MATA PELAJARAN Kelas JML sks
X XI XII Total
KELOMPOK A
Pendidikan Agama dan Budi
1 6 6 6 18 9
Pekerti
Pendidikan Pancasila dan
2 4 4 4 12 6
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 8 8 8 24 12
4 Matematika 8 8 8 24 12
5 Sejarah Indonesia 4 4 4 12 6
6 Bahasa Ingris 4 4 4 12 6
KELOMPOK B
7 Seni Budaya (termasuk 4 4 4 12 6
Prakarya dan
8 4 4 4 12 6
Kewirausahaan (termasuk
9 Penjas Orkes (termasuk 6 6 6 18 9
Jumlah beban belajar (sks) wajib A dan B 72
9
Tabel 3. Beban Belajar Mata Pelajaran Peminatan (Kelompok C)
Jumlah JP (2 smt)/
Jumlah
NO MATA PELAJARAN Kelas JML sks
X XI XII Total
KELOMPOK PEMINATAN IPA
1 Matematika 8 8 6 22 11
2 Fisika 8 8 6 22 11
3 Kimia 8 8 6 22 11
4 Biologi 8 8 6 22 11
5 Lintas Minat 12 8 8 28 14
Jumlah beban belajar Kelompok Peminatan IPA 58
KELOMPOK PEMINATAN IPS
1 Sejarah 8 8 6 22 11
2 Ekonomi 8 8 6 22 11
3 Sosiologi 8 8 6 22 11
4 Geografi 8 8 6 22 11
5 Lintas Minat 12 8 8 28 14
Jumlah beban belajar Kelompok Peminatan IPS 58
KELOMPOK PEMINATAN BAHASA
1 Antropologi 8 8 6 22 11
2 Bahasa dan Sastra 8 8 6 22 11
3 Bahasa dan Sastra Inggris 8 8 6 22 11
4 Bahasa Asing 8 8 6 22 11
5 Lintas Minat 12 8 8 28 14
Jumlah beban belajar Kelompok Peminatan Bahasa 58
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan beban belajar adalah sebagai
berikut:
1. Fleksibilitas dalam SKS yaitu peserta didik diberi keleluasaan untuk
menentukan beban belajar pada setiap semester;
2. Pengambilan beban belajar oleh peserta didik didampingi oleh
Pembimbing Akademik;
3. Pengambilan beban belajar (jumlah sks) pada semester 1 sesuai dengan
prestasi yang dicapai pada satuan pendidikan sebelumnya atau hasil tes
seleksi masuk dan/atau penempatan peserta didik baru;
4. Pengambilan beban belajar (jumlah sks) semester berikutnya ditentukan
berdasarkan Indeks Prestasi (IP) yang diperoleh pada semester sebelumnya;
5. Peserta didik wajib menyelesaikan mata pelajaran yang tertuang dalam
Struktur Kurikulum;
6. Satuan pendidikan dapat mengatur penyajian mata pelajaran secara tuntas
dengan prinsip on and off, yaitu suatu mata pelajaran bisa diberikan
10
hanya pada semester tertentu dengan mempertimbangkan ketuntasan
kompetensi pada setiap semester.
11
mata pelajaran yang tersusun dalam serial mata pelajaran disajikan pada lampiran
Berikut ini contoh serial mata pelajaran untuk kelompok wajib dan peminatan.
Tabel 4. Contoh Serial Mata Pelajaran Wajib
Seri ke .. JML
NO MATA PELAJARAN
1 2 3 4 sks
KELOMPOK A
Pendidikan Agama dan Budi
1 3 3 3 9
Pekerti
Pendidikan Pancasila dan
2 2 2 2 6
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 3 3 3 3 12
4 Matematika 3 3 3 3 12
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 6
6 Bahasa Ingris 2 2 2 6
KELOMPOK B
7 Seni Budaya 2 2 2 6
Prakarya dan
8 2 2 2 6
Kewirausahaan
9 Penjas Orkes 2 2 2 3 9
Jumlah beban belajar (sks) wajib A dan B 72
12
Tabel 5. Contoh Serial Mata Pelajaran Peminatan
Seri ke JML
NO MATA PELAJARAN
1 2 3 4 sks
KELOMPOK PEMINATAN IPA
1 Matematika 3 3 3 2 11
2 Fisika 3 3 3 2 11
3 Kimia 3 3 3 2 11
4 Biologi 3 3 3 2 11
5 Lintas Minat* 14
Jumlah beban belajar Kelompok Peminatan IPA 58
KELOMPOK PEMINATAN IPS
1 Sejarah 3 3 3 2 11
2 Ekonomi 3 3 3 2 11
3 Sosiologi 3 3 3 2 11
4 Geografi 3 3 3 2 11
5 Lintas Minat* 14
Jumlah beban belajar Kelompok Peminatan IPS 58
KELOMPOK PEMINATAN BAHASA
1 Antropologi 3 3 3 2 11
2 Bahasa dan Sastra 3 3 3 2 11
3 Bahasa dan Sastra Inggris 3 3 3 2 11
4 Bahasa Asing 3 3 3 2 11
5 Lintas Minat* 14
Jumlah beban belajar Kelompok Peminatan Bahasa 58
*) Beban belajar mata pelajaran lintas minat bergantung pada pilihan peserta didik
dengan jumlah minimal 14 sks.
13
Tabel 6. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap
Nilai Kompetensi
Predikat
Pengetahuan Keterampilan Sikap
A 4,00 4,00 SB
A- 3,66 3,66 (SANGAT BAIK)
B+ 3,33 3,33
B
B 3.00 3,00
(BAIK)
B- 2,66 2,66
C+ 2,33 2,33
C
C 2,00 2,00
(CUKUP)
C- 1,66 1,66
D+ 1,33 1,33 K
D 1,00 1,00 (KURANG)
14
Ni : Nilai tiap mata pelajaran
Bi : Beban belajar tiap mata pelajaran (sks)
Penghitungan IP dapat dilakukan dalam proses penilaian melalui konversi
skor menjadi nilai dengan menggabungkan skor pemgetahuan dan
keterampilan. Berikut ini contoh skema perolehan indeks prestasi yang
dikonversi dari skor.
Skor/Nilai Nilai
No Mata Pelakaran
Peng. Ketr. Rata-rata Predikat IP
Pendidikan
1. Agama dan Budi 85 90 87,5 A- 3,66
Pekerti 1
2. PPKn 1 93 92 91 A 4,00
Bahasa Indonesia
3. 76 78 77 B 3.00
2
4. Matematika 2 76 74 75 B- 2,66
5. Fisika 2 77 82 79,5 B 3,00
Dan seterusnya
Keterangan:
Rentang Skor/Nilai Predikat
Lebih dari 90 A
86 90 A-
81 85 B+
76 80 B
71 75 B-
66 70 C+
61 60 C
56 - 60 C-
51 55 D+
Kurang dari 51 D
15
semester. Contoh bentuk LCK yang memuat IP dan IPK disajikan dalam
lampiran
3. Kelulusan
a. Peserta didik dapat memanfaatkan semester pendek hanya untuk
mengulang mata pelajaran yang belum tuntas. Bagi yang sudah tuntas
(mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah) tidak
diperbolehkan untuk mengikuti semester pendek.
b. Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan yang
menyelenggarakan SKS dapat dilakukan pada setiap akhir semester.
c. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan di SMA/MA
setelah:
(1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
(2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran;
(3) lulus ujian sekolah/madrasah; dan
(4) lulus Ujian Nasional.
Strategi dan implementasi pelaksanaan moving class dapat dipelajari lebih lanjut
pada buku pedoman pelaksanaan sistem belajar moving class.
17
BAB III
A. Strategi Penyelenggaraan
Pelaksanaan atau penyelenggaraan SKS dilakukan secara bertahap dengan strategi
phasing in/out dimulai tahun pertama. Sehingga, kelas X menerapkan SKS
sedangkan kelas XI dan XII menggunakan sistem paket. Pada tahun kedua, ada 2
angkatan yang sudah menerapkan SKS dan pada tahun ketiga, seluruh jenjang di
Satuan Pendidikan menerapkan SKS.
Pada tahap awal penyelenggaraan SKS, satuan pendidikan.
1. Menyusun KTSP yang memuat struktur kurikulum dengan sistem paket dan
SKS yang telah ditandatangani Dinas Pendidikan Provinsi.
2. Menyusun perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP) SKS sesuai dengan
serial mata pelajaran, minimal untuk tahun pertama.
3. Menyusun jadwal mata pelajaran dan jadwal konsultasi Pembimbig Akademik
(PA) dan Konselor/BK.
4. Mendapat izin tertulis dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi.
Izin tersebut kemudian dilaporkan kepada Direktorat PSMA.
5. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan orangtua.
Skema pelaksanaan SKS diperlihatkan berikut ini.
Deskripsi Kegiatan
Tahapan Out Put
Tim Pelaksana
Kepala Sekolah Guru PA/BK
Kurikulum
o Membuat jadwal
kegiatan
o Membuat draft
dokumen o Merevisi draft
o Sosialisasi
o Merancang dokumen o Merancang
internal
sistem aplikasi o Menyusun KI- program
o Membentuk Dokumen
pendukung KD serial mata layanan
Persiapan Tim Pelaksana KTSP dan Ijin
o Merancang pelajaran o Merancang
o Mengajukan ijin Pelaksanaan
struktur o Merancang program
kepada Dinas
kurikulum dan Silabus dan konsultasi
Pendidikan
peta RPP
pembelajaran
untuk 6
semester
o Sosialisasi o Menghimpun o Menyiapkan o Menyiapkan o Dukungan
Awal eksternal dokumen perangkat perangkat warga
Pelaksanaan kepada perangkat pembelajaran layanan dan sekolah dan
masyarakat pembelajaran dan penilaian konsultasi publik
18
Deskripsi Kegiatan
Tahapan Out Put
Tim Pelaksana
Kepala Sekolah Guru PA/BK
Kurikulum
o Menetapkan dan penilaian o Meningkatkan bimbingan o Kelengkapa
tugas guru, PA, o Pembagian pemahaman n dokumen
dan BK kelas X tugas pembelajaran perangkat
guru/PA/BK SKS pembelajara
o Menyusun peta n dan
pembelajaran penilaian
enam semester
o Menyusun
jadwal pelajaran
o Melaksanakan
o Melaksanakan
pembelajaran
layanan dan
o Menjamin o Melakukan
bimbingan
pelaksanaan penilaian
o Mengontrol dan o Menganalisis
pembelajaran o Menganalisis
mengevaluasi hasil layanan
dan penilaian hasil belajar
pelaksanaan dan bimbingan Efektifitas
Pelaksanaan o Menjamin o Melaksanakan
o Memotivasi dan o Menindak- pelaksanaan
penjadwalan tindak lanjut
mengispirasi lanjuti hasil
dan pembagian hasil analisis
warga sekolah analisis
tugas mengajar o Melaporkan
o Melaporkan
o penilaian
hasil layanan
kompetensi
dan bimbingan
peserta didik
Pelaksanaan SKS di SMA dilakukan secara bertahap dengan pola passing in/out,
sehingga pada tahun pertama sistem ini diberlakukan pada peserta didik kelas X.
Pada tahun ke dua dan seterusnya terjadi kelanjutan secara bertahap seperti
ditunjukan pada skema dibawah ini.
Tahun Ke Kelas X Kelas XI Kelas XII Keterangan
Sistem Sistem
Pertama SKS
Paket Paket
o Dapat melaksanakan
Ujian Sekolah bertahap
bagi peserta didik yang
telah menyelesaikan
pembelajaran seri
Sistem
Ke Dua SKS SKS terakhir
Paket
o Pelaksanaan UN bagi
peserta didik yang
menyelesaikan
pembelajaran dalam 2
tahun
Ke Tiga SKS SKS SKS
19
B. Implementasi
SMA pelaksana SKS perlu melakukan beberapa implementasi teknis, antara lain
sebagai berikut.
1. Penetapan beban belajar dan struktur kurikulum
Beban belajar dan struktur kurikulum pada tahun pertama dan ke dua
mencakup dua jenis yaitu beban belajar dan struktur kurikulum yang mengacu
pada sistem paket dan SKS. Beban belajar untuk kelas XI dan XII mengacu
pada sistem paket dinyatakan dengan sataan jam pelajaran (JP) sesuai dengan
Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013, sedangkan untuk kelas X struktur
kurikulum dinyatakan dengan satuan kredit semester (sks). Berikut ini contoh
struktur kurikulum untuuk Program IPA.
Tabel 6. Contoh Struktur Kurikulum dan Beban Belajar Kelas XII dan XII
Program IPA
20
Tabel 7. Contoh Struktur Kurikulum Kelas X Program IPA
21
kontinuitas dan kontinuitas materi pelajaran dan antar mata pelajaran; dan
kemudahan dalam keterpakaian.
Penyusunan KI dan KD serial mata pelajaran dilakukan dengan cara
mengurutkan KD sesuai serial dan beban belajar (sks) setiap seri dengan
mengacu pada kesetaraan satu sks setara dengan 1,88 2 jam pelajaran.
Berikut ini contoh ilustrasi konversi serial mata pelajaran.
Tabel 8. Contoh Konversi Serial Mata Pelajaran
Alokasi (JP) tiap Serial MP
Mata Pelajaran Semester (sks) Keterangan
X XI XII 1 2 3 4
o Seri 1 memuat KI-KD Kelas
PPKn, Sejarah X
Indonesia, seni o Seri 2 memuat KI-KD Kelas
2, 2 2, 2 2, 2 2 2 2 XI
Budaya, atau
Bhasa Inggris o Seri 3 memuat KI-KD Kelas
XII
o Seri 1 memuat KI-KD kelas
X semester 1 dan sebagian
semester 2
o Seri 2 memuat KI-KD dari
sebagian semester 2 kelas
X dan semester 1 kelas XI
Bahasa Indonesia o Seri 3 memuat KI-KD kelas
4, 4 4, 4 4, 4 3 3 3 3
atau Matematika XI semester 2 dan sebagian
semester 1 Kelas XII
o Seri 4 memuat sebagian KI-
KD kelas XII semester 1
dan KI-KD semester 2
Kelas XII
o Seri 1 memuat KI-KD kelas
X
Fisika, Ekonomi, o Seri 2 dan 3 memuat KI-KD
Bahasa Arab, atau dari semester 1 dan 2 kelas
3, 3 4, 4 4, 4 3 3 3 2
Bahasa dan Sastra XI dan semester 1 kelas XII
Indonesia o Seri 4 memuat KI-KD
semester 2 kelas XII
22
3. Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Pembelajaran
Pelaksanaan SKS mendorong sekolah mendesain strategi pembelajaran On/Off
mata pelajaran bagi peserta didik. Peserta didik yang menyelesaikan
pembelajaran enam semester akan mengalami On dalam 4 semester dan Off
dalam 2 semester pada mata pelajaran tertentu yang terbagi dalam 4 seri.
Begitu pula pada mata pelajaran tertentu yang terbagi dalam 3 seri akan
mengalami On dalam 3 semester dan Off dalam 3 semester. Oleh karena itu
diperlukan pengaturan jumlah kelas (rombongan belajar) yang terjadwal On
dan Off agar distribusi tugas mengajar guru memenuhi beban mengajar 24 jam
pelajaran tiap semester.
Pengaturan dilakukan dengan mempertimbangkan distribusi beban mengajar
guru merata tiap semester, sehingga perlu dibuat rencana On/Off selama enam
semester yang mengakomodir kebutuhan siswa dalam bentuk Peta Jalan
(Roadmap) Pembelajaran. Roadmap dirancang agar dapat mengakomodir
fleksibilitas layanan bagi peserta didik, termasuk peserta didik yang dapat
menyelesaikan pembelajaran selama dua tahun atau empat semester.
Contoh Peta Jalan Pembelajaran dapat dilihat pada tabel 9.
23
Tabel 9. Contoh Peta Jalan Pembelajaran
Program Peminatan dan Semester
Mata Pelajaran Jml Matematika dan Ilmu Alam
sks Ilmu-ilmu Sosial (A,B)
Alternatif 1 (ABC) Alternatif 2 (DEF) Alternatif 4 (CI)
Kelompok Wajib 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 Matematika 12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 Sejarah Indonesia 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Kelompok B
1 Seni Budaya 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 Prakarya dan Kewirausahaan 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 Penjasorkes 9 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3
Kelompok Peminatan ( C)
Matematika dan Ilmu Alam
1 Matematika 11 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2
2 Biologi 11 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2
3 Fisika 11 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2
4 Kimia 11 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2
Ilmu-ilmu Sosial
1 Geografi 11 3 3 3 2
2 Sejarah 11 3 3 3 2
3 Sosiologi 11 3 3 3 2
4 Ekonomi 11 3 3 3 2
Pendalaman Minat atau Lintas Minat 14
1 sejarah
2 Geografi 3 3
3 Ekonomi 3 3 3 3
4 Sosiologi 3
5 Bahasa dan Sastra Inggris 3 3 3 3 3 3 3 2
6 Bahasa Asing (Mandarin/Arab) 3 3 3 3 3
Jumlah sks tiap-tiap Semester = 22 23 24 24 24 14 22 23 24 24 24 14 32 34 34 31 22 23 24 23 24 14
e. Guru yang mengajar di semester pendek adalah guru mata pelajaran terkait
yang mendapat tugas dari kepala sekolah. Beban mengajar semester
pendek dapat dihitung sebagai bagian tugas mengajar wajib 24 jam
pelajaran.
5. Pemberdayaan PA dan BK
e. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orang tua, PA, dan guru mata
pelajaran.
Peserta didik yang dapat menyelesaikan pembelajaran dalam dua tahun harus
menempuh beban belajar rata-rata 30 sks tiap semester. Pengemabilan beban
belajar tiap semester ditentukan berdasarkan IP yang diperoleh semester
sebelumnya. Jika di semester pertama telah ditempuh 24 sks, maka pada
semester 2, 3, dan 4 rata-rata harus menempuh 35 36 sks tiap semester.
Untuk dapat mengambil beban belajar 34 s.d 36 sks IP semester 2 di atas 3,60
yang sangat tinggi. Perolehan IP tinggi seperti ini dapat diraih oleh peserta
didik dengan kerja keras dan kecerdasan tinggi, bahkan umunya terjadi pada
siswa khusus dengan kecerdasan istimewa (SCI).
1
daya dukung. Pembelajaran khusus bagi siswa cerdas istimewa dapat
dilakukan dengan merekonstruksi secara khusus strategi tatap muka dan tugas
terstruktur. Sekolah dapat menyusun kriteria beban belajar secara khusus bagi
siswa cerdas istimewa.
Beban belajar khsus bagi peserta didik yang memenuhi kriteria SCI disajikan
seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 10. Contoh Beban Belajar Khusus Siswa Cerdas Istimewa (SCI)
2
Beban sks tiap Semester dan Konversi Jam
No Mata Pelajaran
Pelajaran (JP)
2 Prakarya dan Kewirausahaan 2 (2) 2 (2) 2 (2)
3 Penjasorkes 2 (4) 2 (2) 2 (2) 3 (3)
Kelompok Peminatan ( C)
Matematika dan Ilmu Alam
1 Matematika 3 (6) 3 (4) 3 (4) 2 (2)
2 Biologi 3 (6) 3 (4) 3 (4) 2 (2)
3 Fisika 3 (6) 3 (4) 3 (4) 2 (2)
4 Kimia 3 (6) 3 (4) 3 (4) 2 (2)
Ilmu-ilmu Sosial
1 Geografi
2 Sejarah
3 Sosiologi
4 Ekonomi
Pendalaman Minat atau Lintas Minat
1 Bahasa Arab 3 (3)
2 Geografi
3 Ekonomi 3 (6) 3 (3) 3 (3) 2 (2)
Jumlah sks dan jam pelajaran (JP) 25 (50) 36 (40) 36 (40) 33 (35)
Keterangan:
Layanan khusus SCI diasumsikan muncul di semester 2 sehingga di semester
1 memilki beban yang sama dengan peserta didik lainnya
3
BAB IV
A. Evaluasi Keterlaksanaan
4. tingkat daya saing satuan pendidikan pada tingkat daerah, nasional, regional,
dan global.
B. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil dilakukan melalui analisis hasil belajar peserta didik dalam bentuk
hasil tiap mata pelajaran dan perubahan perilaku. Setiap mata pelajaran memilki
data hasil belajar pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Evaluasi
4
dilakukan setiap semester hingga hasil akhir UTK, UMTK, UN, dan kelanjutan
peserta didik di perguruan tinggi.
Evaluasi terhadap prilaku dilakukan melalui survey dan pengamatan pada aspek
kemandirian, motivasi, dan kepuasan terhadap layanan pembelajaran dan
penilaian.
Hasil evaluasi menjadi data pendukung bagi penguatan mutu pendidikan melalui
pelaksanaan SKS.
5
BAB IV
PENUTUP
6
DAFTAR PUSTAKA
7
Lampiran .
CONTOH LAPORAN CAPAIAK KOMPETENSI