You are on page 1of 4

Teori Dasar

Hukum distribusi disebut juga hokum distribusi Nerst. Pada kesetimbangan suatu
spesies kimia akan didistribusikan antara dua pelarut yang tercampur sedemikian
rupa, sehingga :

1
= =
2

Dengan aA1 adalah aktivitas A dalam pelarut 1 dan seterusnya, dan adalah
koefisien distribusi untuk spesies A dengan kedua pelarut tertentu itu.satu pelarut
biasanya berair dan yang lain organic. Dan biasanya KD ditulis dengan organic dalam
pembilang, jadi :

[]
[]
= (Underwood,1980).

Koefisien distribusi didefinisikan sebagai rasio konsentrasi atom terlarut dalam


padatan atom yang terlarut dalam lelehan (Smallman dan Bishop,1995). Factor yang
dapat mempengaruhi distribusi zat dalam larutan yaitu :

1) Temperature, yaitu kecepatan reaksi bertambah kira-kira 2 atau 3 kali tiap


kenaikan 10C.
2) Kekuatan ion, yaitu kekuatan ion berbanding lurus dengan laju reaksi.
3) Konstanta dielektrik, yaitu efek konstanta dielektrik trehadap konstanta laju
reaksi ionic diekstapdurkan sampai pengenceran tidak terbatas.
4) Katalis
5) Katalis asam basa spesifik, yaitu laju reaksi dapat dipercepat dengan
penambahan asam basa (Portava,2008).

Rasio distribusi yaitu bila suatu substansi ekstraksi pelarut mengambil bagian dalam
kesetimbangan-kesetimbangan lain dalam salah satu fasa itu, suatu angka banding nol
dapat bermanfaat dimana konsentrasi dijumlahkan untuk semua spesies yang relevan
dalam kedua fasa itu (Underwood,1980). Persamaan distribusi adalah :
CA, cairan=KCA, cairan 2

Dimana CA adalah konsentrasi zat terlarut A dalam fasa cair dan k adalah koefisien
distribusi (Wety,dkk,2004). Ukuran kuantitatif banyaknya solute yang terdapat dalam
kedua pelarut dapat dilihat dari koefisien distribusi atau angka banding distribusi
yang dapat dihitung berdasarkan hukum distribusi yaitu berdasarkan hukum Nerst.
Hukum Nerst menyatakan bahwa suatu solute mendistribusikan diri diantara dua
pelarut yang tidak saling tercampur sehingga setelah kesetimbangan distribusi
tercapai, perbandingan konsentrasi solute didalam kedua fase pelarut pada suhu
konstan akan menjadi suatu tetapan, yang disebut dengan koefisien distribusi (KD).
koefisien distribsi dinyatakan dengan rumus :

2
=
1

Dimana, c1 adalah konsentrasi solute dalam pelarut air dan c2 adalah konsentrasi
solute dalam pelarut organic (Iryo,2012). Kesetimbangan kimia terjadi bila reaksi
maju dan reaksi balik sama besar dan konsentrasi reaktan dan produk tidak lagi
berubah seiring berjalannya waktu. Factor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
kimia, yaitu :

1) Asas le-chatelier
2) Perubahan konsentrasi
3) Perubahan tekanan dan volume
4) Perubahan suhu
5) Perubahan katalis
(Chang,2005).

Asas Le-Chatelier adalah asas yang digunakan untuk memprediksi pengaruh


perubahan kondisi pada kesetimbangan kimia. Bunyi prinsip le chatelier adalah :
ketika sistem kesetimbangan dilakukan dengan perubahan karena
konsentrasi,suhu,volume,atau tekanan, maka sistem akan menyesuaikan diri
sedemikian rupa meniadakan pengaruh dan akan mengahsilkan kesetimbangan baru
(Winarto,2015).
DAFTAR PUSTAKA

Chang,Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.

Iryo. 2012. Hukum Distribusi. Available at


http://www.robbaniryo.com/ilmukimia/hukum-distribusi/ [Accessed 06 Oktober 2015
01.35].

Portova. 2008. Fenomena Distribusi. Available at


www.data.tp.ac.id/dokumen/koefisien+ distribusi [Accessed 06 Oktober 2015 05.51].

Smallman., Bishop. 1995. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa Material. Jakarta :
Erlangga.

Winarto. 2015. Asas Le Chatelier. Availabel at


http://www.ilmukima.org/2015/09/asa-le-chatelier.html [Accessed 06 Oktober
01.30].

Underwood. 1980. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.

You might also like