Professional Documents
Culture Documents
P E N E L I T I A N Anggraeni 2011
P E N E L I T I A N Anggraeni 2011
NOVI ANGGRAENI *)
SITI ROCHIMATUL LAILIYAH *)
*) Akademi Kebidanan Ngudia Husada Madura
ABSTRACT
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
bentuk tindakan seseorang (overt behavior). Penelitian Rogers (1974) yang dikutip oleh
Notoatmodjo (2003) yang mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru, di dalam diri orang tersebut tidak selalu terjadi proses perubahan perilaku yang
berurutan seperti Awareness (kesadaran), Interest (orang yang mulai tertarik terhadap
stimulus), Evalution(menimbang baik buruknya stimulus terhadap dirinya), Trial (orang
yang telah mulai mencoba perilaku baru), dan Adoption (subjek yang telah berperilaku
baru). Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini
didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut
akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan
seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang di hadapinya. Pengetahuan dapat
diperoleh dari pengalaman langsung maupun pengalaman dari orang lain (Notoatmodjo,
2005).
Merokok
Pengertian rokok menurut Bambang Trim (2006) adalah silinder dari kertas berukuran
panjang sekitar 120 milimeter dengan diameter sekitar 10 milimeter yang berisi daun-
daun tembakau yang telah dicacah. Sedangkan menurut Mangku Sitepoe (2000)
Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian diisap asapnya, baik
menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temperatur pada sebatang rokok yang
tengah dibakar adalah 900C untuk ujung rokok yang dibakar dan 30C untuk ujung
rokok yang terselip di antara bibir perokok. Asap rokok yang diisap melalui mulut
disebut mainstream smoke, sedangkan asap rokok yang terbentuk pada ujung rokok
yang terbakar serta asap rokok yang dihembuskan ke udara oleh perokok
disebut sidestream smoke. sidestream smoke atau asap sidestream mengakibatkan
seseorang menjadi perokok pasif (Sitepoe, 2000). Pengertian tembakau adalah genus
tanaman yang berdaun lebar yang berasal dari daerah Amerika Utara dan Amerika
Selatan. Daun dari pohon ini sering digunakan sebagai bahan baku rokok, baik dengan
menggunakan pipa maupun digulung dalam bentuk rokok atau cerutu. Daun tembakau
dapat pula dikunyah atau dikulum, dan ada pula yang menghisap bubuk tembakau
melalui hidung. Tembakau mengandung zat alkaloid nikotin sejenis neurotoxin yang
sangat ampuh jika digunakan pada serangga. Zat ini sering digunakan sebagai bahan
utama insektisida (Trim, 2006).
Menurut Leventhal & Cleary (1980) terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga
seorang individu benar-benar menjadi perokok, yaitu: tahap preparation,
tahap initiation, tahap becoming a smoker, tahap maintenance of smoking.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitikdengan desain Cross sectional. Variabel
dependen penelitian ini adalah kejadian merokok pada remaja usia 13-15
tahun.Sedangkan variabel independennya adalah tingkat pengetahuan remaja dan
dukungan orang tua.
Populasi yang digunakan peneliti adalah sebanyak 239 orang remaja yang berusia 13-15
tahun pada bulan Januari 2011 di SMP Negeri 1 Sampang.Jumlah sampel berdasarkan
kriteria inklusi dan eksklusi didapat besar sampel 150 remaja.
Pada penelitian ini menggunakan Probability sampling dengan Stratified random
sampling. Penelitian akan dilakukan oleh peneliti pada bulan Maret sampai dengan April
2011 di SMP Negeri 1 Sampang.Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui
kuesioner yang dibagikan kepada responden yang diteliti. Kemudian data yang diperoleh
dikelola agar menjadi informasi yang dibutuhkan. Analisis data menggunakan uji
statistik chi kuadrat dengan 0,05.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Siswa Kelas VIII dan IX Berdasarkan Usia Di SMP Negeri 1 Sampang
Tahun Pelajaran 2010-2011
Kelompok Usia Jumlah Prosentase
13 16 10,7 %
14 85 56,7 %
15 49 32,6 %
Total 150 100 %
Sumber : Perolehan data di lapangan
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah siswa
terbanyak pada usia 14 tahun lebih dari setengah responden yaitu 56,7 % atau
sebanyak 85 siswa.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kejadian Merokok Di SMP
Negeri 1 Sampang Kabupaten Sampang
Tingkat Pengetahuan Jumlah Prosentase
Baik 54 36 %
Cukup 77 51,3 %
Kurang 19 12,7 %
Total 150 100 %
Sumber : Perolehan data di lapangan
Berdasarkan hasil penelitian pada table 3 bahwa lebih dari setengah responden
didapatkan sikap orang tua yang mendukung kejadian merokok sebanyak 78 orang
(52%). Hal ini disebabkan kurang mengertinya bahaya dan dampak negatif dari
merokok khususnya. faktor pengalaman juga yang menyebabkan orang tua untuk
memberikan dukungan dalam kejadian merokok, pengalaman secara turun-temurun
dalam merokok juga didasari oleh kurangnya pengetahuan orang tua tentang bahaya
merokok sebelum waktunya.
Pernyataan yang mendukung tentang adanya dukungan orang tua tentang kejadian
merokok dapat dilihat dari hasil jawaban kuesioner nomor 6 dan 10 yang menunjukkan
hasil bahwa sebagian besar orang tua mendukung untuk merokok, meniru orang tuanya
yang merokok, dan memberikan uang saku yang lebih kepada anaknya.
Sesuai dengan teori Haduk (1997) bahwa dukungan dapat digambarkan sebagai
perasaan memiliki bahwa seseorang merupakan peserta aktif di dalam kegiatan sehari-
hari. Selain itu, dukungan orang tua juga berperan penting dalam menentukan
kesehatan putra-putri mereka, jika seluruh orang tua tidak mendukung untuk merokok
dan bahkan memperhatikan dukungannya dalam beberapa hal maka remaja akan
merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan lebih siap untuk menjalani masa depannya
di kemudian hari.
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Kejadian Merokok Di SMP Negeri 1 Sampang Kabupaten Sampang
Kejadian Merokok Jumlah Prosentase
Ya 77 51,3 %
Tidak 73 48,7 %
Total 150 100 %
Sumber : Perolehan data di lapangan
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan bahwa lebih dari setengah
responden yaitu sebanyak 77 siswa (51,3%) yang merokok. Hal ini disebabkan
mayoritas remaja yang merokok memiliki pengetahuan yang kurang tentang pentingnya
kesehatan mereka dan dukungan orang tua untuk tidak merokok pada usia 13-15
tahun.Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa SMP Negeri 1
Sampang yang merokok karena faktor umur mereka yang masih muda dan cenderung
ingin mencoba hal-hal baru dalam diri mereka. Dan faktor lain yaitu dalam pergaulan.
Apabila mereka bergaul dengan teman yang merokok maka mereka akan gampang
terpengaruh untuk merokok pula.
Kebiasaan remaja yang sulit dihindari ialah merokok, kebiasaan merokok pada remaja
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain karena masa perkembangan anak
yang mencari identitas diri dan selalu ingin mencoba hal baru yang ada di
lingkungannya. Oleh karena itu, keluarga dan teman sebaya adalah orang-orang yang
akan sangat mempengaruhi kebiasaan remaja. Jika orang tua dan teman sebaya
merokok, maka sangat memungkinkan untuk diikuti oleh remaja. Selain itu, tayangan
media yang menayangkan tokoh idola remaja yang mengisap rokok akan mendorong
remaja untuk mengikutinya. Kebiasaan merokok antara lain berhubungan dengan media
(Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010).
Tabel 5
Tabulasi silang antara tingkat pengetahuan remaja dengan kejadian merokok pada
remaja usia 13-15 tahun di SMP Negeri 1 Sampang
Kejadian Merokok Total
Pengetahuan Tidak Merokok Merokok
N % N % N %
Baik 27 50 27 50 54 100
Cukup 41 53,2 36 46,8 77 100
Kurang 5 26,3 14 73,7 19 100
Total 73 48,7 77 51,3 150 100
Uji Statistik Chi-Squarervalue = 0,000 ; = 0,05
Tabel5 menunjukkan bahwa pada uji statistik Chi-Square dengan tingkat signifikan =
0,05 dan rvalue = 0,000 mengenai tingkat pengetahuan tentang kejadian merokok
dengan demikian maka didapatkan r> (0,106 > 0,05). Jadi tidak ada hubungan tingkat
pengetahuan dengan kejadian merokok pada remaja pria usia 13-15 tahun.
Anak merokok secara psikologis tidak dipersiapkan tentang perubahan fisik dan
psikologis yang terjadi pada remaja tersebut, pengalaman akan perubahan itu dapat
merupakan pengalaman traumatis. Sehingga untuk mengaplikasikan suatu bentuk sikap
positif terutama dalam menghadapi suatu masa dimana terjadi perubahan yang cukup
besar pada diri manusia khususnya remaja, sangat dibutuhkan adanya dasar
pengetahuan yang didapat secara formal maupun nonformal.
Remaja yang berpengetahuan cukup cenderung memiliki pengetahuan yang cukup untuk
tidak merokok. Hal tersebut berdasarkan kenyataan bahwa remaja telah mendapatkan
informasi mengenai rokok, sehingga mereka dapat lebih memahami akan dampak-
dampak negatif mengenai rokok tersebut dan dapat menerima dengan baik serta
menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang bersifat alamiah. Sebaliknya, apabila
remaja kurang mendapat informasi dalam artian memiliki pengetahuan yang rendah
tentang rokok, maka akan berdampak pada persepsi mereka tentang kejadian merokok
sehingga mereka cenderung akan bersikap menerima terhadap kejadian merokok pada
remaja dan cenderung mereka yang berpengetahuan kurang akan meniru hal tersebut
yaitu merokok (Juliansyah, 2010).
Hubungan Dukungan Orang Tua Dengan Kejadian Merokok Pada Remaja Usia
13-15 Tahun
Hasil analisis hubungan dukungan orang tua dengan kejadian merokok pada remaja usia
13-15 tahun di SMP Negeri 1 Ketapang adalah :
Tabel 6
Tabulasi silang antara dukungan orang tua dengan kejadian merokok pada remaja usia
13-15 tahun di SMP Negeri 1 Sampang
Dukungan Kejadian Merokok Total
OrangTua Merokok Tidak Merokok
N % N % N %
Mendukung 62 79,5 16 20,5 78 100
TidakMendukung 15 20,8 57 79,2 72 100
Total 77 51,3 73 48,7 150 100
Uji Statistik Chi-Squarervalue = 0,000 ; = 0,05
Tabel 6 menunjukkan bahwa pada uji statistik Chi-Square dengan tingkat signifikan =
0,05 dan rvalue = 0,000 mengenai dukungan orang tua tentang kejadian merokok
dengan demikian maka didapatkan r< = (0,000 < 0,05). Jadi ada hubungan dukungan
orang tua dengan kejadian merokok pada remaja usia 13-15 tahun.Hal ini dapat
disimpulkan bahwa lebih banyak responden yang didukung oleh orang tuanya untuk
merokok. Fenomena ini terjadi karena orang tua yang tidak dapat memberikan perhatian
khusus untuk pertumbuhan dan perkembangan putra-putri mereka, sehingga
menyebabkan putra-putri mereka cenderung bebas bergaul tanpa memikirkan mana
yang baik dan mana yang buruk bagi diri mereka. Selain faktor perhatian orang tua,
figur contoh juga dapat menyebabkan remaja untuk merokok, misalnya didalam
keluarga terdapat anggota keluarga yang merokok, maka para remaja cenderung akan
meniru anggota keluarga tersebut untuk merokok. Dalam keluarga dengan tingkat
peraturan dan pengawasan yang lebih ketat akan menurunkan tingkat perilaku merokok
secara drastis.
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal
dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memerhatikan
anak-anaknya dan senang memberikan hukuman fisik yang keras, lebih mudah untuk
menjadi perokok dibandingkan anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah
tangga yang bahagia (Trim, 2006).
Salah satu pengaruh yang menyebabkan seorang remaja merokok adalah jika orang
tuanya sendiri menjadi figur contoh, yaitu sebagai perokok berat. Dengan kata lain,
apabila orang tuanya seorang perokok, sangat besar kemungkinan anak-anaknya pun
menjadi seorang perokok. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada mereka yang
tinggal dengan satu orangtua (single parent). Remaja akan lebih cepat berperilaku
sebagai perokok bila ibu mereka merokok daripada ayah yang merokok, hal ini juga
akan lebih terlihat pada remaja putri (Trim, 2006).
Saran
Institusi pendidikan perlu meningkatkan pengenalan baik teori maupun strategi atau
kiat-kiat dalam menghadapi kejadian merokok khususnya, misalnya dengan
diadakannya konseling tiap minggu oleh pihak BK dan diadakan penyuluhan oleh pihak
kesehatan ke sekolah-sekolah mengenai dampak merokok.
DAFTAR PUSTAKA
Admin.(2010).Pengertian Orang Tua. Bersumber dari www.definisi-
pengertian.blogspot.com (Diakses tanggal 4 Februari 2011)
Akhmadi. (2009). Dukungan Keluarga. Bersumber dari www.rajawana.com. (Diakses
tanggal 4 Februari 2011)
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT
Rineka Cipta
Awam. (2010). Pengertian Kepribadian. Bersumber dari www.psikologizone.com. (Diakses
tanggal 23 Desember 2010
Dahlan, M. Djawad. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja
Rosda Karya
Effendy, N. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2003. Riset Keperawatan & Tekhnik Penulisan Ilmiah. Jakarta :
Salemba Medika
Iervanzone. (2009). Pengertian Perokok Aktif dan Pasif. Bersumber
dari iervanzone.blogspot.com. (Diakses tanggal 17 Januari 2011)
Iskandar, Yeni Hendriani. (2010). Pengertian Teman. Bersumber
dari nersferdinanskeperawatan.wordpress.com. (Diakses tanggal 23 Desember 2010)
Juliansyah, Fajar. (2010).Perilaku Merokok Pada Remaja. Bersumber
dari www.atmajaya.ac.id. (Diakses tanggal 23 Desember 2010)
Maman. (2009). Teori Perilaku Merokok. Bersumber dari www.unikunik.wordpress.com.
(Diakses tanggal 23 Desember 2010)
Mardalis. 2009. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara
Mastegar.(2010). Pengertian Lingkungan. Bersumber dari www.mastegar.blogspot.com.
(Diakses tanggal 23 Desember 2010)
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
_____________2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta :
Rineka Cipta
Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Sitepoe, Mangku. 2000. Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta : Grasindo
Soetjiningsih. 2007.Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : CV.
Sagung Seto
Sugiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Tatiratu, Putra. (2008). Pengertian Kepribadian Secara Umum. Bersumber
dari www.putra-tatiratu.blogspot.com. (Diakses tanggal 23 Desember 2010)
Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I. 2010.Kesehatan Remaja Problem Dan Solusinya.
Jakarta : Salemba Medika
Trim, Bambang. 2006. Merokok Itu Konyol. Jakarta : Ganeca Exact
Wikipedia .(2009).Pengertian Psikologi. Bersumber dari www.ilmu-psikologi.blogspot.com.
(Diakses tanggal 23 Desember 2010)