You are on page 1of 6

Apakah hipospadia?

Hipospadia adalah kelainan bawaan lahir pada anak laki-laki, yang dicirikan
dengan letak abnormal lubang kencing tidak di ujung kepala penis seperti
layaknya. Letak lubang kencing abnormal bermacam-macam; dapat terletak pada
kepala penis namun tidak tepat di ujung (hipospadia tipe glanular), pada leher
kepala penis (tipe coronal), pada batang penis (tipe penile), pada perbatasan
pangkal penis dan kantung kemaluan (tipe penoscrotal), bahkan pada kantung
kemaluan (tipe scrotal) atau daerah antara kantung kemaluan dan anus (tipe
perineal).

Sebagian besar anak dengan kelainan hipospadia memiliki bentuk batang


penis yang melengkung. Biasanya di sekitar lubang kencing abnormal tersebut
terbentuk jaringan ikat (fibrosis) yang bersifat menarik dan mengerutkan kulit
sekitarnya. Jika dilihat dari samping, penis tampak melengkung seperti kipas
(chordee, bahasa Latin); secara spesifik jaringan parut di sekitar muara saluran
kencing kemudian disebut chordee. Tidak setiap hipospadia memiliki chordee.
Seringkali anak laki-laki dengan hipospadia juga memiliki kelainan berupa testis
yang belum turun sampai ke kantung kemaluannya (undescended testis).

Hipospadia merupakan kelainan bawaan yang jarang ditemukan, dengan


angka kekerapan 1 kasus hipospadia pada setiap 250-400 kelahiran bayi laki-laki
hidup.

Apa penyebab hipospadia?

Penyebab dari hipospadia sampai saat ini belum dapat diijelaskan secara
pasti, namun teori-teori yang berkembang umumnya mengaitkan kelainan ini dengan
masalah hormonal. Sebuah teori mengungkapkan kelainan ini disebabkan oleh
penghentian prematur perkembangan sel-sel penghasil androgen di dalam testis,
sehingga produksi androgen terhenti dan mengakibatkan maskulinisasi inkomplit
dari alat kelamin luar. Proses ini menyebabkan gangguan pembentukan saluran
kencing (uretra), sehingga saluran ini dapat berujung di mana saja sepanjang garis
tengah penis tergantung saat terjadinya gangguan hormonal. Semakin dini
terjadinya gangguan hormonal, maka lubang kencing abnormal akan bermuara
semakin ke pangkal.

Keluhan dan gejala

Letak lubang kencing yang masih di kepala penis biasanya jarang


menimbulkan keluhan bagi penderita pada usia anak-anak. Keluhan akan timbul
pada kelainan yang lebih berat dan pada usia penderita yang lebih tua.

Kelainan lebih berat yang menimbulkan keluhan, antara lain letak lubang
kencing yang semakin ke arah pangkal penis dan/atau adanya bentuk penis yang
melengkung. Jika kelainan bentuk ini tidak diperbaiki dengan tindakan operasi,
penderita kelak akan mengalami gangguan fungsi berkemih berupa arah dan
pancaran berkemih yang tidak normal. Pada keadaan yang sangat berat, penderita
bahkan tidak dapat berkemih dalam posisi berdiri.

Masalah yang timbul akan semakin rumit sejalan bertambahnya usia


penderita. Masalah psikologis akan timbul berkenaan dengan bentuk estetik penis
yang tidak normal dan kebiasaan berkemih yang tidak lazim seperti anak laki-laki
normal yang sebaya. Pada usia pascapubertas dan pada usia reproduksi, penderita
akan mengalami masalah fungsi reproduksi berkenaan dengan bentuk penis yang
melengkung saat ereksi, kesulitan penetrasi penis saat berhubungan badan dan
gangguan pancaran ejakulasi.

Diagnosis hipospadia

Hipospadia sangat mudah dikenali saat pemeriksaan fisis bayi laki-laki yang
baru lahir. Tidak adanya lubang kencing di ujung kepala penis, serta bentuk penis
melengkung menjadi ciri khas bayi laki-laki dengan hipospadia. Pada kelainan yang
sangat berat, jenis kelamin bayi seringkali sukar untuk dikenali sebagai laki-laki atau
perempuan jika berdasar dari pemeriksaan fisis semata. Dalam hal tersebut,
penderita akan disarankan untuk menjalani pemeriksaan kromosom-penanda-
kelamin (sex chromatin).

Pemeriksaan penunjang lain yang cukup berguna meskipun jarang dilakukan


adalah pemeriksaan radiologis urografi (IVP, sistouretrografi) untuk menilai
gambaran saluran kemih secara keseluruhan dengan bantuan kontras. Pemeriksaan
ini biasanya baru dilakukan bila penderita mengeluh sulit berkemih.

Tatalaksana operatif pada hipospadia

Tindakan operatif merupakan penatalaksanaan definitif dari hipospadia.


Operasi biasanya dilakukan dalam rentang waktu tahun pertama usia bayi, dengan
syarat ukuran jaringan penis cukup besar dan jelas untuk bisa dimanipulasi. TIdak
jarang ukuran penis penderita hipospadia lebih kecil dari ukuran penis anak
sebayanya (micropenis); dalam hal ini penderita akan dialihkan dahulu ke dokter
anak untuk mendapatkan terapi hormonal sampai ukuran penis sesuai. Operasi
sebaiknya telah tuntas dilakukan sebelum penderita memasuki usia sekolah.

Tujuan operasi adalah mengembalikan penis ke dalam bentuk dan fungsi


sebaik-baiknya. Untuk mencapai hal tersebut, maka lubang kencing harus
dikembalikan ke posisi seanatomis mungkin di ujung kepala penis, dan bentuk penis
harus tegak lurus saat ereksi.

Komplikasi pascaoperasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan, infeksi


luka, kebocoran saluran kencing baru (fistula) dan penyempitan lubang kencing baru
(striktura). Untuk menekan risiko striktura, saat ini ahli bedah plastik rekonstruksi
mengembangkan teknik operasi 2 tahap.

Operasi tahap pertama mencakup pembuangan jaringan ikat (chordee


release), pembuatan lubang kencing di ujung kepala penis sesuai bentuk anatomi
yang baik, dan membuat saluran kencing baru (tunneling) yang dilapisi kulit dari
tudung (preputium) kepala penis di dalam kepala penis. Operasi tahap pertama ini
menentukan hasil akhir operasi hipospadia secara keseluruhan; operasi tahap
pertama yang baik akan menghasilkan bentuk estetik penis yang anatomis penis
lurus dan lubang kencing tepat di ujung kepala penisdan bebas dari risiko
striktura.

Operasi tahap kedua dilakukan setelah proses penyembuhan operasi


pertama tuntas, paling dini 6 bulan setelah operasi pertama. Operasi tahap kedua
membentuk saluran kencing baru (urethroplasty) di batang penis yang
menghubungkan lubang kencing abnormal, saluran kencing di dalam kepala penis,
dan lubang kencing baru di ujung penis. Dengan teknik operasi yang baik, risiko
komplikasi kebocoran saluran kencing dapat diperkecil.

Apapun teknik operasi hipospadia yang dikerjakan (1 tahap atau 2 tahap),


semuanya membutuhkan kelebihan kulit tudung kepala penis (preputium) untuk
rekonsuksi saluran kencing baru. Oleh karena itu, pada setiap bayi yang menderita
hipospadia tidak boleh dilakukan khitan (sirkumsisi). Bentuk penis setelah
operasi hipospadia sudah serupa dengan bentuk penis setelah khitan.
Hipospadia
Posted on November 3, 2008 by kuliahbidan

Hipospadia adalah suatu keadaan dimana lubang uretra terdapat di penis bagian bawah,
bukan di ujung penis.

Hipospadia merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada 3 diantara 1.000 bayi baru lahir.
Beratnya hipospadia bervariasi, kebanyakan lubang uretra terletak di dekat ujung penis, yaitu
pada glans penis.
Bentuk hipospadia yang lebih berat terjadi jika lubang uretra terdapat di tengah batang penis
atau pada pangkal penis, dan kadang pada skrotum (kantung zakar) atau di bawah skrotum.
Kelainan ini seringkali berhubungan dengan kordi, yaitu suatu jaringan fibrosa yang kencang,
yang menyebabkan penis melengkung ke bawah pada saat ereksi.

Gejalanya adalah:
- Lubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi berada di bawah atau di dasar penis
- Penis melengkung ke bawah
- Penis tampak seperti berkerudung karena adanya kelainan pada kulit depan penis
- Jika berkemih, anak harus duduk.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik.


Jika hipospadia terdapat di pangkal penis, mungkin perlu dilakukan pemeriksaan radiologis
untuk memeriksa kelainan bawaan lainnya.

Bayi yang menderita hipospadia sebaiknya tidak disunat. Kulit depan penis dibiarkan untuk
digunakan pada pembedahan nanti.
Rangkaian pembedahan biasanya telah selesai dilakukan sebelum anak mulai sekolah. Pada
saat ini, perbaikan hipospadia dianjurkan dilakukan sebelum anak berumur 18 bulan.

Jika tidak diobati, mungkin akan terjadi kesulitan dalam pelatihan buang air pada anak dan
pada saat dewasa nanti, mungkin akan terjadi gangguan dalam melakukan hubungan seksual.

Source medicastore.com

Klasifikasi Hipospadia

Klasifikasi Hipospadia

Hipospadia Glandular
Hipospadia Subcoronal

Hipospadia Mediopenean

Hipospadia Pene-escrotal

Hipospadia Perineal

You might also like