Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
NITA ANDRIYANI
NIM. P.10040
DISUSUN OLEH :
NITA ANDRIYANI
NIM. P.10040
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P.10040
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya tulis saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta, Juni2013
Nita Andriyani
NIM. P.10040
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
Husada Surakarta.
v
5. Kedua orangtuaku, kakak serta seseorang yang berarti bagi penulis yang selalu
Husada Surakarta terutama kelas 3A dan berbagai pihak yang tidak dapat
Surakarta, Juni2013
Nita Andriyani
NIM. P.10040
vi
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Pembahasan .................................................................................... 16
B. Simpulan dan Saran ........................................................................ 27
vii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
yang baik atau kesejahteraan adalah kondisi dimana tidak hanya bebas dari
beradaptasi terhadap rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu
(Jeremy, 2008). Asma adalah penyakit kronis (jangka panjang), suatu kondisi
ketika saluran udara tersumbat atau menyempit. Gejala asma dipicu oleh
jamur, serbuk sari, bulu binatang, atau debu kecoa, dan beberapa jenis infeksi
1
2
virus. Apabila salah satu penyebab asma terhirup bersama udara, jaringan
menjadi bengkak (Pratyahara, 2011). Adanya mukus atau sputum maka akan
paling umum dan menyerang antara 100 sampai 150 juta orang di seluruh
dunia, lebih dari 5,2 juta orang di Inggris menderita asma (Bull, 2007).
Dunia (WHO), jumlah penderita asma di dunia pada tahun 2007 mencapai
300 juta orang. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 400 juta
orang pada tahun 2025. Penyakit asma termasuk lima besar penyebab
mencapai 179 penduduk atau 0,25 persen dari 72.579 penduduk Gondangrejo.
3
secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit dan keluarga juga
keluarga yang sakit. Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap
lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan
menulis bahwa keluarga adalah suatu ikatan atas dasar perkawinan antara
orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki
atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik
anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan
lingkungan rumah yang sehat. Oleh karena itu, kondisi rumah haruslah dapat
sehat, dimana kondisi rumah Tn. H kotor, berdebu, lantai rumah masih dari
tanah, terdapat kandang ayam di depan rumah dan berbau tidak sedap,
terdapat kotoran ayam di dalam dan luar rumah, udara di dalam rumah
Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tn. H dengan Asma pada Keluarga Tn.
Karanganyar.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Kabupaten Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
keluarga Tn. H.
keluarga Tn. H.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pendidikan
keperawatan.
2. Bagi Penulis
4. Bagi Keluarga
LAPORAN KASUS
beragama Islam dan bersuku Jawa. Tn. H tidak bekerja semenjak sakit, serta
hanya bersekolah sampai SD. Tn. H merupakan kepala keluarga, istri Tn. H
Lanjut yang terdiri hanya Tn. H yang berusia 68 tahun. Penghasilan Tn. H
berasal dari anaknya yang diberikan setiap bulan sebesar 500.000 rupiah,
dan membeli obat. Tn. H tidak mempunyai tabungan dan juga jarang pergi
Tn. H
7
8
Keterangan :
: Meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
: Pasien
Tn. H
Gambar 2.1 Genogram
B. Pengkajian
yang sudah tidak bekerja dan hanya di rumah. Kedua menerima kematian
melakukan life review masa lalu, dimana Tn. H masih mengingat kejadian
dimasa lalunya, misalnya saat Tn. H masih bersama istri dan anak-anaknya.
9
pasangan dan saling merawat, dikarenakan pasangan atau istri Tn. H sudah
anak-anaknya sudah mempunyai Kartu Keluarga sendiri dan tidak tinggal lagi
bersama Tn. H. Istri Tn. H sudah meninggal karena memang sudah tua. Tn. H
menderita asma sejak 4 tahun yang lalu, asma Tn. H kambuh apabila udara
dingin, khususnya pada malam hari. Tn. H mengatakan jika penyakit asmanya
inhaler (pMDI), tetapi jika asmanya tidak membaik Tn. H pergi kelayanan
pula dari keluarga istri Tn. H juga tidak mempunyai riwayat penyakit
memperoleh pengobatan.
rumah, dimana kondisi rumah Tn. H kotor, berdebu, lantai rumah masih dari
tanah, terdapat kandang ayam didepan rumah dan berbau tidak sedap,
terdapat kotoran ayam didalam dan luar rumah, udara didalam rumah pengap
Dari hasil pengkajian tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik dada yang
mmHg, nadi 98 kali per menit, pernafasan 27 kali per menit, berat badan 54
khususnya paru-paru didapatkan hasil, inspeksi dada simetris tidak ada luka,
dari pemeriksaan palpasi didapatkan vocal fremitus kanan dan kiri tidak
sama, suara saat diperkusi suara paru redup dan auskultasi terdengar suara
sering batuk berdahak dan dahak sulit dikeluarkan dan sering merasa sesak
nafas.
11
C. Diagnosa keperawatan
Analisa data pada Tn. H dengan diagnosa medis asma didapatkan data
fokus yaitu data subyektif Tn. H mengatakan apabila batuk sering berdahak
badan 54 kilogram, tinggi badan 158 centimeter, pada pemeriksaan fisik dada
khususnya paru-paru didapatkan hasil, inspeksi dada simetris tidak ada luka,
dari pemeriksaan palpasi didapatkan vocal fremitus kanan dan kiri tidak
sama, suara saat diperkusi suara paru redup dan auskultasi terdengar suara
tambahan (ronkhi), kondisi rumah Tn. H kotor, berdebu, lantai rumah masih
dari tanah, terdapat kandang ayam di depan rumah dan berbau tidak sedap,
terdapat kotoran ayam di dalam dan luar rumah, udara di dalam rumah
adalah bersihan jalan nafas tidak efektif pada Tn. H berhubungan dengan
sehat.
dengan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif pada Tn. H berhubungan
rumah yang sehat didapatkan sifat masalah aktual dengan nilai skore 1,
kemungkinan masalah dapat dicegah cukup dengan nilai skore 2/3, dan
dengan nilai skore 1, jadi jumlah total nilai skore pada diagnosa keperawatan
D. Intervensi
nafas pada Tn. H efektif ditandai dengan pernafasan 24 kali per menit, dahak
dapat keluar dan mengetahui cara batuk efektif yang benar, serta tujuan
lingkungan yang sehat. Rencana keperawatan yang akan dilakukan pada Tn.
lingkungan yang sehat. Kaji tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik dada Tn.
H dengan rasional untuk mengetahui status kesehatan. Beri posisi semi fowler
rumah yang sehat. Motivasi Tn. H agar memelihara lingkungan yang sehat
E. Implementasi
2013 jam 13.00 WIB, yaitu : mengkaji pengetahuan Tn. H tentang bagaimana
belum mengetahui bagaimana lingkungan atau suasana rumah yang sehat, Tn.
rumah Tn. H kotor, berdebu, dan lantai rumah masih dari tanah, terdapat
kandang ayam didepan rumah dan berbau tidak sedap, terdapat kotoran ayam
didalam dan luar rumah, udara didalam rumah pengap dikarenakan jendela
jarang dibuka. Pada jam 13.30 mengkaji tanda-tanda vital dan melakukan
bersedia diukur tanda-tanda vitalnya dan diperiksa fisik dadanya, dan respon
obyektif tekanan darah Tn. H 160/100 mmHg, nadi 98 kali per menit,
pernafasan 27 kali per menit, berat badan 54 kilogram, tinggi badan 158
hasil, inspeksi dada simetris tidak ada luka, dari pemeriksaan palpasi
didapatkan vocal fremitus kanan dan kiri tidak sama, suara saat diperkusi
Pada tindakan keperawatan pada hari Selasa tanggal 23 April 2013 jam
12.00 WIB, yaitu : memberikan posisi semi fowler dan didapatkan respon
subyektif Tn. H mau diberi posisi semi fowler dan respon obyektif Tn. H
dalam posisi semi fowler. Pada jam 12.30 WIB mengajarkan Tn. H batuk
Pada tindakan keperawatan pada hari Rabu tanggal 24 April 2013 jam
bersedia diukur tanda-tanda vitalnya dan diperiksa fisik dadanya, dan respon
obyektif tekanan darah Tn. H 160/100 mmHg, nadi 98 kali per menit,
pernafasan 24 kali per menit, berat badan 54 kilogram, tinggi badan 158
hasil, inspeksi dada simetris tidak ada luka, dari pemeriksaan palpasi
didapatkan vocal fremitus kanan dan kiri tidak sama, suara saat diperkusi
suara paru redup dan auskultasi masih terdengar suara tambahan (ronkhi).
15
F. Evaluasi
berkurang, dan data obyektif suasana rumah Tn. H nampak lebih bersih, tidak
ada kotoran ayam didalam dan luar rumah, didalam rumah tidak pengap
menit. Berdasarkan data subyektif dan data obyektif diatas dapat dianalisa
masalah bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi sehingga kunjungan rumah
dihentikan.
BAB III
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas proses keperawatan pada asuhan
sampai 24 April 2013 pada keluarga Tn. H. Prinsip dari pembahasan ini
metode wawancara langsung dengan pasien dan keluarga pasien serta metode
observasi.
1. Pengkajian
keluarga, stess dan strategi koping yang digunakan keluarga, serta tugas
(Ekasari,dkk, 2007).
16
17
(Jeremy, 2008). Asma adalah penyakit kronis (jangka panjang), suatu kondisi
ketika saluran udara tersumbat atau menyempit. Gejala asma dipicu oleh
jamur, serbuk sari, bulu binatang, atau debu kecoa, dan beberapa jenis infeksi
klien adalah Tn. H menderita asma sejak 4 tahun yang lalu, hal ini sesuai
dengan teori yang menyebutkan bahwa asma adalah penyakit kronis (jangka
pada malam hari, hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pasien
asma terjadi kondisi inflamasi kronik dan umum pada jalan nafas yang
berbagai jenis rangsangan. Hal ini dapat mengakibatkan batuk, mengi, dada
terasa sesak, dan nafas pendek dan gejala-gejala ini seringkali memburuk
pada malam hari. Penyempitan jalan nafas biasanya reversible, tetapi pada
obstruksi aliran udara yang tidak reversible. Ciri-ciri patologis yang khas
termasuk adanya sel inflamasi pada jalan nafas, eksudat plasma, edema,
hipertrofi otot polos, sumbatan mukus, dan terlepasnya epitel (Francis, 2006).
tetapi jika asmanya tidak membaik Tn. H pergi kelayanan kesehatan untuk
dan dahak sulit dikeluarkan, nampak sesak napas. Menurut Pratyahara (2011),
dan Perry, 2005). Adanya gejala obstruksi aliran udara saat dilakukan
merupakan tanda khas terbatasnya aliran udara, tetapi hal ini bukan
2006).
tanda vital dan pemeriksaan fisik dada yang dilakukan kepada Tn. H
didapatkan hasil pengkajian, tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 98 kali per
menit, pernafasan 27 kali per menit, berat badan 54 kilogram, tinggi badan
19
hasil, inspeksi dada simetris tidak ada luka, dari pemeriksaan palpasi
didapatkan vocal fremitus kanan dan kiri tidak sama, suara saat diperkusi
suara paru redup dan auskultasi terdengar suara tambahan yaitu ronkhi.
inflamasi), pada saat yang sama, otot-otot di bagian luar saluran pernafasan
berdahak dan dahak sulit dikeluarkan dan sering merasa sesak nafas. Menurut
Pratyahara (2011), pasien asma akan mengalami kesulitan bernafas atau sesak
yang disertai batuk dan mengi. Bentuk serangan akut asma mulai dari batuk
perasaan dada seperti tertekan, dan nafas berbunyi. Hal ini terjadi karena
jaringan di dalam bronkus dan bronkiolus meradang. Pada saat yang sama,
menjadi membengkak.
karena hal-hal sebagai berikut, yaitu sumber dari keluarga tidak cukup,
20
kondisi rumah Tn. H kotor, berdebu, lantai rumah masih dari tanah, terdapat
kandang ayam di depan rumah dan berbau tidak sedap, terdapat kotoran ayam
di dalam dan luar rumah, udara di dalam rumah pengap dikarenakan jendela
kebutuhan pokok sehari-hari dan membeli obat, Tn. H hanya tinggal sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
kesehatan yang dialami, baik aktual, risiko ataupun potensial, yang dapat
terdiri dari masalah, etiologi, serta tanda dan gejala (PES) (Ekasari, dkk,
2007).
manusia yang dialami keluarga atau anggota keluarga. Penyebab adalah suatu
21
obyektif dan subyektif yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung
diagnosa keperawatan utama yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif pada Tn.
lingkungan rumah yang sehat. Hal ini ditandai dengan pernafasan 27 kali per
berdahak dan dahak sulit dikeluarkan dan sering merasa sesak nafas, serta
kondisi rumah Tn. H kotor, berdebu, lantai rumah masih dari tanah, terdapat
kandang ayam didepan rumah dan berbau tidak sedap, terdapat kotoran ayam
didalam dan luar rumah, udara didalam rumah pengap dikarenakan jendela
jarang dibuka.
bersihan jalan nafas. Batasan karakteristik bersihan jalan nafas tidak efektif
pernafasan, gelisah. Sesuai dengan tanda dan gejala yang terjadi pada klien
22
yang memenuhi batasan karakteristik bersihan jalan nafas tidak efektif, maka
(Nanda, 2009).
Hal ini didukung dengan teori yang menyebutkan bahwa, bersihan jalan
napas tidak efektif adalah suatu keadaan ketika individu mengalami suatu
tanda minor yang mungkin ditemukan untuk menegakkan diagnosis ini adalah
bunyi napas abnormal, stridor dan perubahan frekuensi irama dan kedalaman
Dalam satu keluarga, perawat dapat menemukan masalah lebih dari satu
memiliki skor dan bobot yang berbeda disertai dengan pembenaran atau
Jumlah total nilai skore pada diagnosa keperawatan bersihan jalan nafas
3. Intervensi
yaitu tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang
Adapun kriteria dan tujuan jangka panjang atau tujuan umum yang telah
bersihan jalan nafas pada Tn. H efektif ditandai dengan pernafasan 24 kali per
tahun atau lebih, respirasinya adalah lebih dari 11 sampai 24 kali per menit,
dahak dapat keluar, mengetahui cara batuk efektif yang benar, dan tujuan
asuhan keperawatan yang terdiri dari komponen tujuan umum, tujuan khusus,
vital dan pemeriksaan fisik dada Tn. H dengan rasional untuk mengetahui
status kesehatan. Ketiga beri posisi semi fowler dengan rasional untuk
(Wilkinson, 2006).
4. Implementasi
ekspansi paru lebih baik dan mencegah aspirasi sekresi. Posisi semi fowler
saat inspirasi oksigen yang masuk ke paru lebih banyak, ventilasi maksimal
tanda vital dan pemeriksaan fisik khususnya dada hanya dilakukan pada hari
pertama dan terakhir dikarenakan pada hari kedua penulis membantu Tn. H
5. Evaluasi
dengan melihat respons keluarga dan hasil yang dicapai yang dibandingkan
SOAP secara operasional. Subjektif (S) adalah hal-hal yang ditemukan oleh
(O) adalah hal-hal yang ditemukan oleh perawat secara objektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan. Analisis (A) adalah analisis dari hasil yang
telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan diagnosis.
27
suasana rumah Tn. H nampak lebih bersih, tidak ada kotoran ayam didalam
dan luar rumah, didalam rumah tidak pengap karena jendela sudah sering
dan data obyektif diatas dapat dianalisa masalah bersihan jalan nafas efektif
1. Kesimpulan
sebagai berikut:
a. Hasil pengkajian yang telah penulis lakukan pada tanggal 22 April 2013
batuk berdahak dan dahak sulit dikeluarkan dan sering merasa sesak
luka, dari pemeriksaan palpasi didapatkan vocal fremitus kanan dan kiri
tidak sama, suara saat diperkusi suara paru redup dan auskultasi
lantai rumah masih dari tanah, terdapat kandang ayam di depan rumah
dan berbau tidak sedap, terdapat kotoran ayam di dalam dan luar rumah,
b. Diagnosa atau masalah keperawatan utama pada Tn. H adalah bersihan jalan
pada Tn. H efektif ditandai dengan pernafasan 24 kali per menit, dahak
dapat keluar dan mengetahui cara batuk efektif yang benar, serta tujuan
lingkungan yang sehat. Rencana keperawatan yang akan dilakukan pada Tn.
lingkungan yang sehat. Kaji tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik dada
Tn. H dengan rasional untuk mengetahui status kesehatan. Beri posisi semi
berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat, antara lain, yaitu : kaji
tanda vital dan pemeriksaan fisik dada Tn. H. Beri posisi semi fowler.
e. Pada tahap akhir, penulis mengevaluasi kepada pasien pada tanggal 24 April
berkurang, dan data obyektif suasana rumah Tn. H nampak lebih bersih,
tidak ada kotoran ayam didalam dan luar rumah, didalam rumah tidak
pernafasan 24 kali per menit. Berdasarkan data subyektif dan data obyektif
diatas dapat dianalisa masalah bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi
2. Saran
sebagai berikut :
pembuatan laporan.
c. Bagi Keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Bull, Eleanor. 2007. Simple Guides Asma. Penerjemah Elizabeth Yasmine. Jakarta
: Erlangga.
Francis, Caia. 2006. Perawatan Respirasi. Penerjemah Stella Tinia. Editor Amalia
Safitri. Jakarta : Erlangga.
Jeremy, Ward, dkk. 2008. At a Glance Sistem Respirasi. Edisi Kedua. Penerjemah
Huriawati Hartanto. Jakarta : Erlangga.
Nanda. 2009. Nanda 2009 - 2011 Definisi & Klasifikasi. Jakarta : Prima Medika.
Pratyahara, Dayu. 2011. Asma Pada Balita. Jakarta : PT. Buku Kita.
Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong Edisi 6 Vol.2.
Jakarta : EGC.