You are on page 1of 1

BAB I

PENDAHULUAN
Dewasa ini nikel bersama-sama dengan besi dan aluminium sebagai logam yang erat
sekali hubungannya dengan kehidupan kita, digunakan dalam berbagai bidang dan
merupakan bahan baku utama bagi banyak industri. Diantara Non-Ferrous Metal, Nickel
digolongkan pada logam berat seperti halnya dengan Cu, Pb, Zn, dan lain-lain. Sifatnya pada
udara terbuka atau air laut, lebih stabil dari besi, lebih sulit teroksidasi, dan sifat-sifat
mekanisnya juga baik sekali.
Dalam lingkungan alkalis nikel mempunyai sifat tahan korosi. Tipe dari nikel yang
diperdagangkan tergantung dari tujuan pemakaiannya, terdapat logam nikel berkadar tinggi,
Ferronikel dengan kadar 18-28% Ni dan Matte dengan 75% Ni. Kegunaan dari Ni antara lain
adalah sebagai katoda dalam vakum tube, bagian-bagian yang tahan korosi dari perlengkapan
industri kimia, catalycator, plating (coating), dan sebagai pelapis mata uang logam.
Ferronikel dengan sulfid terutama digunakan dalam pembuatan besi baja tahan korosi dan
besi baja tahan panas.
Saat ini lebih dari 65% nikel digunakan dalam industri stainless steel, dan sekitar 12%
digunakan dalam industri manufaktur super alloy atau nonferrous alloy (Moskalyk, Johnson).
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara penghasil nikel di dunia dari jenis lateritik.
data produksi dan cadangan nikel dunia berdasarkan laporan United States Geological Survey
pada Januari 2015 (USGS 2015). Dari segi potensi cadangan, indonesia menempati urutan
ke-enam denganpotensi cadangan sebesar 5% dari total seluruh cadangan dunia seperti. Hal
ini menunjukkan posisi penting Indonesia di dunia pertambangan bijih nikel. Cadangan nikel
dunia saat ini yaitu jenis lateritik sebanyak 72% dan sisanya sulfide (Dalvi), tetapi produksi
nikel saat ini sebagian besar diperoleh dari jenis sulfida yaitu sebanyak 58% dan sisanya 42%
dari jenis lateritic (Dalvi).

You might also like