Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan diterbitnya Undang-undang no. 52 tahun 2009 dan Peraturan Presiden Nomor 62
Tahun 2010, tugas BKKBN kedepan semakin berat, karena perubahan stuktur organisasi
BKKBN dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasionalmenjadi Badan
Kependudukna dan Keluarga Nasional, ini berarti BKKBN tidak hanya bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan program KB Nasional tetapi juga dalam penyerasian kebijakan
pengendalian penduduk.
Apalagi jumlah dan pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini berdasarkan data Sensus
Penduduk Tahun 2010 melebihi angka proyeksi nasional yaitu sebesar 237, 6 jiwa dengan
LPP 1,49 persen per tahun. Untuk itu diperlukan upaya dan langka konkrit guna
menurunkan LPP dan meningkatkan kualitas penduduk melalui penyerasian kependudukan
dengan program pembangunan lainnya di setiap wilayah.
Guna menyikapi tantangan baru dalam pengendalian penduduk, maka dalam UU No. 52
Tahun 2009 tentang Perkembangan Penduduk dan Pembangunan Keluarga, dinyatakan
bahwa Program Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dilaksanakan dengan
meningkatkan partisipasi berbagai pihak. Dengan demikian keberhasilan program
Kependudukan dan KB sangat ditentukan oleh partisipasi seluruh lapisan di berbagai
tingkatan wilayah, baik unsur pemerintah, non pemerintah / swasta, tikoh masyarakat, tokoh
agama dan mitra kerja.
Selama lebih dari tiga dasa warsa Program KB Nasional telah memberikan hasil yang
menggembirakan, terutama dalam meletakkan landasan yang kokoh bagi terwujudnya
Keluarga Kecil Berkualitas. Keberhasilan pelaksanaan program KB selama ini tidak lepas
dari dukungan berbagai pihak terutama Institusi Masyarakat Pedesaan/ Perkotaan (IMP) dan
PLKB/PKB. Dukungan nyata tersebut mulai dari penggerakan kegiatan, pengelolaan dan
pelaksanaan kegiatan sampai pada pengumpulan data basis melalui pendataan keluarga.
1
Memasuki era otonomi daerah pada tahun 2004terjadi perubahan lingkungan strategis yang
sangat mendasar dengan adanya tuntutan globalisasi (demokrasi, keterbukaan dan hak asasi
manusia). Kondisi ini menurut terjadinya perubahan pengelolaan program KB di tingkat
Kabupaten / Kota sampai ke tingkat desa. Karena PLKB / PKB sejak diberlakukannya
otonomi daerah telah diserahkan kepada Pemda Kabupaten / Kota dan menjadi pegawai
Pemda Kabupaten / Kota.
Perhatian dan dukungan terhadap PLKB / PKB harus tetap tinggi, karena setelah diserahkan
ke Pemerintah Kabupaten / Kota terjadi penurunan jumlah PLKB / PKB. Sebelum otonomi
daerah jumlah PLKB / PKB tercatat sebanyak 26.000 orang, pada tahun 2005 setelah
otonomi daerah jumlahnya berkurang menjadi 19.500 orang atau turun 75 %. Kondisi
tersebut sangat mengkhawatirkan, mengingat kelangsungan program KB nasional masih
sangat memerlukan keberadaan PLKB / PKB.
Untuk memebrikan motivasi dan penghargaan kepada PLKB / PKB selaku motor penggerak
terhadap program KB di lapangan. Pemerintah secara berkala setiap tahun menjelang
Peringatan Hari Keluarga Nasional menyelenggarakan lomba PLKB / PKB di setiap tingkat
wilayah. Lomba ini di maksudkan untuk pembinaan dan memberikan motovasi serta
penghargaan kepada mereka yang telah berjuang dengan pengabdian terbaik dalam
mensukseskan program Kependudukan dan KB Nasional.
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan umum terbentuknya profil adalah untuk mengetahui pencapai kenerja petugas
KKBPK melalui program kependudukan, keluarga berencana dan pembanguan keluarga
tahun 2017
2
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus adalah:
1. Mengetahui gambaran kondisi batas wilayah kerja
2. Tersedianya data dasar Wilayah kerja.
3. Tersedianya datapenduduk di wilayah kerja.
4. Tersedianya data kelompok UPPKS wilayah kerja
5. Tersedianya data poktan Tri Bina
6. Tersedianya data kesertaan ber-KB
3
VISI DAN MISI KELUARGA BERENCANAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KAB.
PENAJAM PASER UTARA
VISI :
Terwujudnya Penajam Paser Utara menuju masyarakat adil, keluarga kecil bahagia, dan
sejahtera 2018.
MISI :
VISI:
Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara yang sejahtera berkualitas mandiri
dalam kehidupan damai, berkeadilan dan agamis
MISI:
Dalam mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Penajam Paser Utara di tempuh melalui lima
Misi atau Panca Pembangunan Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai berikut :
4
VISI DAN MISI BKKBN
Visi
Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang
dan keluarga berkualitas
Misi
5
BAB II
GAMBARAN UMUM
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Loa Kulu dan Kecamatan Loa Janan
Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Samboja, dan Kota Balikpapan serta Selat
Makassar.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Long Kali Kabupaten Paser.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bongan Kutai Barat dan Kecamatan Long
Kali Kabupaten Paser.
Sejak terbentuknya Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2002, Kabupaten
Penajam Paser Utara mempunyai 4 (empat) wilayah Kecamatan, Yaitu Kecamatan Babulu,
Kecamatan Waru, Kecamatan Penajam dan Kecamatan Sepaku. Dari 4 (empat) kecamatan
tersebut berdasarkan Struktur Pemerintahan Wilayah Administrasi setingkat dibawah
kecamatan adalah desa / kelurahan. Kabupaten Penajam Paser Utara terdapat 48 (empat
puluh tujuh), dari jumlah tersebut terdiri dari 24 (dua puluh tiga) desa, dan 24 (dua puluh
empat) kelurahan. Diantaranya meliputi :
Kecamatan Penajam, yang terdiri dari 19 (sembilan belas) Kelurahan, 3 (tiga) Desa
dan 180 (seratus tujuh puluh delapan) Rukun Tetangga (RT
6
A.1 Pengertian
7
5. Penegasan kesepakatan
6. Mempersiapkan penyuluhan oleh tokoh masyarakat/kader
7. Penyiapan group pelopor dan penumbuhan institusi masyarakat
8. Mengkoordinasikan pelayanan KB, KS dan kependudukan
9. Pembinaan kependudukan
10. Pembinaan keluarga
11. Pencatatan pelaporan dan evaluasi
Seluruh kegiatan PKB/PLKB baik dilapangan, di klinik maupun di kantor haruslah tercatat
dalam buku visum kerja PKB/PLKB
8
tuntutan dan tantangan program Kependudukan dan KB dimasa sekarang dan masa yang akan
datang. paling tidak memiliki 3 keunggulan yang diharapkan dapat mengakomodir
perubahan-perubahan yang terjadi dalam program KKBPK.
Sekaitan dengan adanya perubahan lingkungan strategis maka dengan sendirinya profil
PKB/PLKB yang diharapkan mempunyai berbagai aspek kemampuan yang meliputi:
Kemampuan Berkomunikasi.
Petugas lapangan PKB/PLKB sebagai agen dalam penyampaian KIE kepada khalayak sasaran
diharapkan mampu melakukan komunikasi, informasi dan edukasi program Kependudukan dan
KB kepada masyarakat dalam format wawan muka, kelompok maupun massa dalam ukuran
desa. Dengan kemampuan ini petugas lapangan KB mampu membagi informasi mengenai
anatomi fisiologi alat-alat reproduksi dan kontrasepsi kepada keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya serta mampu menjelaskan mengenai masalah gizi, kesehatan ibu dan
HIV/AIDs. Ketika program Kependudukan dan KB diintegrasikan dengan berbagai program lain
demi mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera, PKB/PLKB hampir tidak terlalu
menemukan kesulitan untuk juga menjelaskan mengenai akses permodalan, pemasaran dan
berbagai kegiatan untuk meningkatkan pendapatan keluarga (income generating), masalah
perbankan dan lain-lain. Pada dasarnya kemampuan komunikasi petugas lapangan KB sudah
didapatkan pada saat mereka diterima menjadi PKB/PLKB. Soal substansi, PKB/PLKB dapat
diorientasi satu dua hari saja, selanjutnya mereka bisa meningkatkan pengetahuannya dari bahan
bacaan dan pengalaman berbicara di lapangan. PLKB juga mampu memanfaatkan berbagai
media seperti spanduk, umbul-umbul, poster dan media cetakan lainnya. Pada tingkat desa,
PLKB merupakan salah satu petugas yang paling piawai dalam melakukan trik-trik komunikasi
sekaligus mampu menerjemahkan pesan kedalam bahasa yang akrab dengan khalayak setempat.
Petugas Lapangan PKB/PLKB dalam pelaksanaan tugas bekerja berdasarkan peta dan data
lapangan. Untuk itu proses pengumpulan, pengolahan, menyajikan dan memanfaatkan data
kependudukan/ keluarga/demografi dan kesertaan ber-KB merupakan satu perangkat kerja yang
harus dikuasai PLKB serta data wilayah dan potensinya, termasuk data Tokoh masyarakat dan
9
kondisi sosial budaya masyarakat setempat, juga sangat dikuasai oleh PLKB. Oleh karena itulah,
kalau PLKB ditugaskan menyelenggarakan suatu pertemuan di suatu RT atau kampung dia tidak
akan kesulitan untuk melakukannya.
PKB/PLKB harus mampu membangun jaringan/koordinasi dengan berbagai pihak, tidak hanya
dengan unsur pemerintah seperti Camat, Kepala Desa, Koramil, Polsek, Puskesmas dan lain-lain,
PKB/PLKB juga mampu mengembangkan jaringan dengan Tokoh agama, tokoh masyarakat,
mengembangkan berbagai institusi dan kelompok kegiatan Kependudukan dan KB yang ada di
wilayahnya. Selain memanfaatkan kemampuan komunikasi dan data, jaringan kerja ini dibangun
oleh PKB/PLKB dengan bermodalkan kegigihan dan semangat pantang menyerah. Untuk
mendapat dukungan seorang tokoh, tidak jarang PKB/PLKB harus menunggu setengah hari, atau
melakukan kunjungan pada malam hari. PKB/PLKB juga selalu siap membantu melakukan hal-
hal di luar tugas pokoknya demi mendapatkan dukungan.
Berbekal tiga kemampuan yang merupakan keunggulan di atas, PKB/PLKB mampu menjadi
event organizer sekaligus agen pembangunan Keluarga Berencana di tingkat akar rumput.
Agar memiliki sikap optimistis dan percaya diri dalam menghadapi perubahan lingkungan
strategis yang terjadi serta berhasil meningkatkan kinerja, baik program maupun organisasi,
PKB/PLKB juga diharapkan memiliki profil seperti yang tergambar dalam penguasaan dan
kemampuan berbagai aspek berikut :
Sebagai penggerak, PKB/PLKB harus memiliki wawasan yang luas tentang Program
Kependudukan dan KB yang meliputi :
1. Pemahaman Visi dan Misi Program Kependudukan dan KB serta program pembangunan
sektor lain yang terkait;
2. Pemahaman peluang, hambatan dan tantangan Program Kependudukan dan KB
10
3. Pemahaman berbagai substansi Program Kependudukan dan KB, baik program
kependudukan, KB KR maupun KS PK, serta mampu melakukan penyesuaian berbagai
kegiatan dalam lingkungan strategis wilayah kerjanya.
2. Aspek Manajerial
1. Memahami mekanisme operasional serta peran dan langkah kegiatan PKB/PLKB dalam
setiap simpul mekanisme operasional di Desa atau Gampong mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian sampai pada kegiatan evaluasi dan pelaporan;
2. Memahami potensi wilayah kerja melalui pendataan dan pemetaan wilayah kerja;
3. Membantu kader dalam mengumpulkan data dan mengakses informasi yang berkaitan
dengan pemahaman potensi wilayah kerjanya;
4. Menganalisis, memvisualisasikan, dan mensosialisasikan data kepada sektor terkait dan
mitra kerja lainnya;
11
5. Menemukan masalah dan menentukan prioritas masalah;
6. Menggalang potensi mitra kerja dalam menyusun rencana operasional di tingkat Desa
atau di Gampong;
7. Menyusun rencana kerja bulana dan mingguan PKB/PLKB berdasarkan data basis
dinamis;
8. Menetapkan langkah-langkah strategis dalam rangka mengantisipasi dan mengatasi
masalah prioritas;
9. Melakukan advokasi program kepada para tokoh pembuat keputusan dan pembentuk
opini;
10. Membantu mitra kerja dan kader dalam KIE dan komunikasi interpersonal dan konseling
(KIP/K) dalam rangka mencapai sasaran program di wilayah kerjanya;
11. Membantu klien dalam rangka pelayanan kependudukan, KB KR dan KS PK;
12. Melakukan pengayoman dan rujukan sebagai tindak lanjut pelayanan
13. Melakukan kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi, serta menyampaikannya dan
merespon umpan balik.
12
5. Aspek Kepemimpinan
13
B. GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI
1. KELURAHAN NIPAH-NIPAH
Dengan luas wilayah 70,51 KM2 , saat ini Kelurahan Nipah-nipah merupakan satu
kelurahan yang berada di kawasan pusat pemerintahan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Berikut adalah batas-batas wilayah Kelurahan Nipah-Nipah :
Kelurahan Nipah-nipah memiliki jumlah penduduk sebesar 3.389 jiwa yang terdiri
dari 1.764 jiwa penduduk laki-laki dan 1.625 jiwa penduduk perempuan. Bila dilihat
berdasarkan jumlah Kepala Keluarga (KK) terdapat 1.009 KK di Kelurahan Nipah- nipah
yang menyebar di 9 Rukun Tetangga (RT)
14
Tabel. 1.4 Penduduk Berdasarkan Agama
JENIS KELAMIN
NO AGAMA JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 ISLAM 1745 1621 3366
2 PROTESTAN 5 1 6
3 BUDHA 0 0 0
4 HINDU 5 3 8
5 KATOLIK 0 0 0
JUMLAH 3380
JUMLAH 3380
15
Tabel. 1.6 Penduduk Berdasarkan Usia
JENIS KELAMIN
NO USIA JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 0-4 116 106 222
2 5-9 193 166 359
310-14 182 156 338
4 15-19 137 161 298
5 20-24 129 138 267
6 25-29 192 168 360
7 30-34 192 187 379
8 35-39 177 154 331
9 40-44 119 110 229
10 45-49 102 88 190
11 50-54 73 62 135
12 55-59 66 46 112
12 60-64 39 27 66
13 65+ 41 53 94
1758 1622 3380
16
2. KELURAHAN SUNGAI PARIT
Tabel. 2.1 Batas wilayah Kelurahan di Sungai Parit
BATAS Kecamatan
Desa/ Kelurahan
Sebelah Utara Nipah-Nipah Penajam
Sebelah Sesumpu Penajam
Selatan
Sebelah Timur Teluk Balikpapan -
Sebelah Barat Sesumpu Penajam
Dengan luas wilayah 19,62 KM2, saat ini Kelurahan Sungai Parit memiliki jumlah
penduduk sebesar 2760 jiwa yang terdiri dari 1410 jiwa penduduk laki-laki dan jiwa
penduduk perempuan. Bila dilihat berdasarkan jumlah Kepala Keluarga (KK) terdapat
789 KK di Kelurahan Nenang yang menyebar di 8 Rukun Tetangga (RT).
JUMLAH 789
17
Tabel. 2.4 Penduduk Berdasarkan Usia di Kelurahan Sungai Parit
JENIS KELAMIN
NO USIA(tahun) JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 0-5 179 157 336
2 6-10 163 143 306
3 11-15 150 143 293
4 16-20 92 116 208
5 21-25 104 91 195
6 26-30 99 124 223
7 31-35 131 131 262
8 36-40 136 133 269
9 41-45 114 96 210
10 46-50 87 87 174
11 51-55 66 48 114
12 56-60 34 22 56
13 61- Keatas 55 59 114
JUMLAH 2760
18
Tabel. 2.7 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
JENIS KELAMIN
NO PENDIDIKAN LAKI- JUMLAH
LAKI PEREMPUAN
Akademi/diploma III/
1 69
S.Muda 19 50
2 Diploma I/II 9 20 29
3 Diploma IV/Strata I 116 101 217
4 Strata II 11 2 13
5 Tamat SD/Sederajat 215 208 423
19
22 Pensiunan 8 8
24 Perawat 2 6 8
25 Perdagangan 5 4 9
26 Petani/Pekebun 121 4 125
27 Peternak 2 2
28 Sopir 4 4
29 Tentara Nasional Indonesia 2 2
30 Transportasi 3 3
31 Tukang Batu 10 10
32 Tukang Jahit 1 1
33 Tukang kayu 6 6
34 Tukang Las/Pandai Besi 1 1
35 Wiraswasta 77 13 90
JUMLAH 2760
3. KELURAHAN SESUMPU
Dengan luas wilayah 17,88 KM2 , saat ini Keluran Sesumpu memiliki jumlah penduduk
sebesar 904 jiwa yang terdiri dari 470 jiwa penduduk laki-laki dan 434 jiwa penduduk
perempuan. Bila dilihat berdasarkan jumlah Kepala Keluarga (KK) terdapat 253 KK di
Kelurahan Sesumpu yang menyebar di 4 Rukun Tetangga (RT).
20
Tabel.3.3 Penduduk Bedasarkan Agama Kelurahan Sesumpu
JENIS KELAMIN
21
3 11-15
4 16-20
5 21-25
6 26-30
7 31-35
8 36-40
9 41-45
10 46-50
11 51-55
12 56-60
13 61- Keatas
JUMLAH 0
22
BAB III
Program Kependudukan dan KB tidak hanya sebagai upaya untuk mengendalikan kelahiran saja,
namun menyangkut upaya-upaya yang berhubungan dengan pemberdayaan dan perencanaan
keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera. Ini berarti bahwa program Kependudukan dan
KB yang kita geluti selama ini adalah program investasi sumber daya manusia yang hasilnya
tidak dapat seketika kita nikmati sebagaimana program-program yang bersifat fisik. Untuk
mewujudkan semuanya itu, selain kelengkapan sarana penunjang, tidak kalah pentingnya adalah
potensi dari sumber daya petugas lapangan keluarga berencana.
23
lainnya dalam melaksanakan program, memfasilitasi peran IMP/LSOM dan mitra lainnya
penyiapan dukungan untuk terselenggaranya program Kependudukan dan KB di
desa/kelurahan serta Advokasi, KIE/Konseling maupun pemberian pelayanan program
KB (KB-KR) dan program KS-PK.
4. Pengembangan Tugas PLKB/PKB melaksanakan pengembangan kemampuan teknis
IMP/LSOM dan mitra lainnya dalam penyelenggaraan program Kependudukan dan KB
di desa/kelurahan
5. Evaluasi dan Pelaporan
Tugas PLKB/PKB dalam evaluasi dan pelaporan progam Kependudukan dan KB sesuai
dengan sistem pelaporan yng telah ditentukan secara berkala. Dalam melaksanakan tugas
tersebuat, PKB memiliki 10 Langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan :
Terkait dengan fungsi dan tugas diatas, seorang penyuluh KB idealnya memang selalu
malakukan penyuluhan. Penyuluhan dilakukan disetiap kegiatan kelompok, ini biasanya
dilaksakan rutin setiap bulannya pada kegiatan tri bina maupun kegiatan posyandu, poslansia dan
kegiatan rakor. Kegiatan penyuluhan dilakukan dalam bentuk penyuluhan kelompok maupun
konseling, hal tersebut disesuaikan dengan kondisi lapangan wilayah kerja saat akan
dilaksanakannya penyuluhan.
24
Materi penyuluhan disesuaikan dengan sasaran penyuluhan. Namun kedepan semua akan
dilaksankan berdasarkan SAP (Satuan Acara Penyuluhan) yang telah dibuat agar lebih terinci
dan pembahasan tidak keluar dari materi sehingga tujuan penyuluhan mudah dicapai.
Media dalam penyuluhan memiliki peran yang sangat penting. Media merupakan alat bantu
penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan yang dapat merangsng sasaran suluh untuk dapat
menerima pesan-pesan penyuluhan. Dalam kegiatan penyuluhan PKB biasa digunakan alat
bantu berupa lembar balik, KB kit, dan LCD.
2. Cakupan KB
JENIS KELURAHAN
NO TOTAL
KONTRASEPSI PENAJAM NENANG GN SETELENG
1 IUD 97 28 38 163
2 MOW 116 25 18 159
3 MOP 22 0 0 22
4 KONDOM 2 9 16 87
5 IMPLANT 132 32 20 184
6 SUNTIK 1730 372 312 2414
7 PIL 549 183 129 861
TOTAL 3890
25
2000
1800 1730
1600
1400
1200
1000
800
600
549
372
400 312
183
200 97 116 132 129
28 38 25 18 22 0 0 2 9 16 32 20
0
IUD MOW MOP KONDOM IMPLANT SUNTIK PIL
Sementara metode MOP masih minim akseptor. Untuk di dua kelurahan yaitu
Nenang dan Gn. Seteleng masih belum ada akseptor MOP. Hal ini dikarenakan masih
kurangnya pengetahuan dan informasi tentang MOP atau vasektomi di masyarakat sehingga
perlu adanya sosialisasi yang terus dilakukan oleh penyuluh tidak hanya di saat posyandu
saja, karena bisa dipastikan partisipasi pria dalam kegiatan ini sangat kecil, sehinga perlu
jadwal khusus untuk sosialisasi MOP.
26
PUS BUKAN PESERTA KB
Gn.
No TIDAK BER-KB Penajam Nenang Seteleng
1 HAMIL 64 29 31
2 IAS 18 95 64
3 IAT 8 144 72
4 TIAL 12 88 60
Total 102 357 227
160 144
140
120
95 88
100
80 72
64 64 60
60
40 29 31
18 12
20 8
0
HAMIL IAS IAT TIAL
Dari diagram diatas diketahui bahwa PUS bukan peserta KB dengan keterangan anak
ditunda cukup tinggi. Yaitu sebesar 144 PUS. Namun permasalahannya adalah mereka ingin
anak ditunda tapi tidak menggunakan salah satumetode kontrasepsi, sehingga kemungkinan
untuk terjadi kehamilan cukup tinggi. Hal ini juga perlu perhatian serius oleh para penyuluh
alat kontrasepsi untuk mengatur jarak kehamilan, agar perencanaan keluarga lebih baik.
27
Tabel II.I Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dan Kesertaan Ber-KB
3000 2810
2708
2500
2000
1500
1006
1000 760
649
533
500 357
227
102
0
PUS PESERTA KB AKTIF BUKAN PESERTA KB
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang terdata di 3 kelurahan dimana PUS di kelurahan
Penajam menempati PUS tertinggi sebanyak 2810 pasangan dengan 2708 peserta KB aktif (PA)
atau sebesar 96,37% dan 102 bukan peserta KB atau sebesar 3,62 %. Sedangkan PUS terendah
berada di kelurahan Gn. Seteleng sebanyak 760 peserta KB aktif (PA) 533 pasangan atau
sebesar 70,1% serta 227 pasangan atau sebesar 29,8% bukan peserta KB.
DATA PENDUKUNG
SUB-
NO KELURAHAN PPKBD PPKBD
1 Penajam 1 28
2 Nenang 1 5
3 Gn. Seteleng 1 12
Total 3 45
28
POKTAN DAN UPPKS
BKB
Gn.
3 Anggrek 0 0 0 0
Seteleng
Total 4 2 4 4 4
1. Masih minimnya kemampuan dan keahlian penyuluh dalam mentransfer ilmu dalam hal
29
BAB IV
PENUTUP
Dengan tersusunnya profil ini kami berharap dapat menjadi gambaran umum tentang kinerja
PKB dilapangan, dan menambah pengetahuan bagi pembaca bahwa tugas Petugas Lapangan
Keluarga Berencana (PLKB) dan Penyuluh Keluarga Lapangan (PKB) dilapangan tidak semata-
mata meningkatkan jumlah akseptio KB namun lebih daripada itu adalah untuk pemberi motivasi
kepada masyarkat untuk pentingnya persiapan atau perencanaan keluarga untuk menyiapkan
masa depan generasi penerus dalam bidang kesehatan, serta pembinaan kelompok poktan dan
kesertaan ber KB yang ada di Desa/Kelurahan dapat berprestasi di tingkat Kabupaten, Provinsi
nantinya sampai tingkat nasional.
Program KKBPK tidak melulu berbicara tentang kontrasepsi, diluar dari pada itu ada banyak hal
yang bisa kita pelajari dan ketahui untuk kita aplikasikan minimal dikeluaga kita terlebih dulu.
Mengingat pentingnya program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangungan
Keluarga (KKBPK) dalam mencipatakan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera maka diharapkan
partisipasi semua kalangan untuk menjadi petugas KKBPK, tidak hanya Penyuluh KB tetapi
semua kalangan masyarakat adalah petugas KB. Karena dari kita semualah program ini akan
dikenal dan untuk kita semualah hasilnya akan kita rasakan.
Menyadari adanya keterbatasan dalam penulisan dan penyusunan profil Penyuluh Keluarga
Berencana (PKB) diwilayah kerja, maka kami sangat terbuka semua untuk perbaikan dan
kesempurnaan kedepannya dalam penyususnan profil ini.
30
31