You are on page 1of 140

Laporan Tahunan 2011

Direktorat jenderal pajak


Kementerian Keuangan Republik Indonesia
DiRektorat Jenderal Pajak

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme


Direktorat jenderal pajak

Kantor Pusat

Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 40-42


Jakarta Selatan 12190
Tel.: (62-21) 525 0208, 525 1609, 526 2880
Laporan Tahunan 2011

Fax.: (62-21) 525 1245

Call Center/Kring Pajak: (62-21) 500200


e-mail: pengaduan@pajak.go.id

www.pajak.go.id

Laporan Tahunan 2011

Cover DJP AR-2011_Final.indd 1 11/29/12 5:24 PM


Daftar Isi
Visi, Misi, dan Nilai 5 07 Penanganan Perkara/Sengketa 75

Sambutan Direktur Jenderal Pajak 6 Penyelesaian Sengketa Pajak 76


Penanganan Perkara di Luar Pengadilan 80
Pimpinan DJP 10 Pajak

Jejak Langkah 2011 16 Layanan, Penyuluhan, dan


08 83
Kehumasan
01 DJP Selayang Pandang 19
Pelayanan 84

Kinerja 2011 25 Penyuluhan 89


02
Kehumasan 90
Indikator Kinerja Utama 26
Penerimaan Pajak 32 09 DJP Dalam Pergaulan Internasional 93
Quick Wins DJP 2011-2012 36 Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda 94
Prestasi Unit Kerja 37 dan Pertukaran Informasi Perpajakan
Partisipasi DJP dalam Forum Internasional 96
03 Kapita Selekta Kegiatan 41
Kegiatan Negara/Pihak Donor 97
Sensus Pajak Nasional 42 Kunjungan Delegasi Asing 100
Perumusan dan Internalisasi Nilai-Nilai 44
Kementerian Keuangan 10 Manajemen Sumber Daya Aparatur 103

Penyempurnaan Kebijakan Manajemen Sumber Daya Manusia 104


04 47 Pengawasan dan Penegakan Disiplin 112
Perpajakan
Pegawai
Ketentuan Perpajakan di Bidang KUP 48
Penataan Organisasi 114
Ketentuan Perpajakan di Bidang PPh 50
Manejemen Risiko 117
Ketentuan Perpajakan di Bidang PPN 51
dan PPnBM Proses Bisnis dan Teknologi
11 119
Ketentuan Perpajakan di Bidang PBB 51 Informasi dan Komunikasi
Fasilitas Perpajakan 52 Penyempurnaan Proses Bisnis 120
05 Penggalian Potensi 55 Pengembangan Teknologi Informasi dan 122
Komunikasi (TIK)
Ekstensifikasi 56
Intensifikasi 59 12 Data Statistik 127

06 Penegakan Hukum 63

Pemeriksaan 65
Penanganan Pemeriksaan terkait 68
Transfer Pricing
Penagihan 68
Penyidikan 70

Cover DJP AR-2011_Final.indd 2 11/29/12 5:24 PM


3
2011
Laporan Tahunan
Direktorat Jenderal Pajak

Membina
Tanggung Jawab
melalui Optimisme

Dalam rangka mewujudkan kemandirian bangsa, Direktorat Jenderal


Pajak (DJP) telah menyusun beberapa kebijakan strategis sepanjang
tahun 2011. Kebijakan ini disusun secara khusus untuk memperkuat dan
memperluas basis perpajakan yang pada akhirnya akan meningkatkan
penerimaan pajak. Tentunya kebijakan strategis ini juga didukung oleh
peningkatan kinerja DJP terutama dalam aspek sumber daya manusia.
Dengan semangat optimisme yang tinggi DJP tidak akan pernah
berhenti membina kemandirian bangsa melalui pajak.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 3 12/13/12 1:38 PM


Semangat dan optimisme merupakan strategi awal kami untuk
masa depan yang lebih baik.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 4 12/13/12 1:38 PM


5
2011
Laporan Tahunan
Direktorat Jenderal Pajak

Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan


VISI sistem administrasi perpajakan modern yang efektif,
efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas
dan profesionalisme yang tinggi.

Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan


MISI undang-undang perpajakan yang mampu mewujudkan
kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan
yang efektif dan efisien.

Integritas
NILAI Berpikir, berkata, berperilaku, dan bertindak dengan baik
dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-
prinsip moral.

Profesionalisme
Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik
dengan penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi.

Sinergi
Membangun dan memastikan hubungan kerja sama
internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis
dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan
karya yang bermanfaat dan berkualitas.

Pelayanan
Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku
kepentingan yang dilakukan dengan sepenuh hati,
transparan, cepat, akurat, dan aman.

Kesempurnaan
Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang
untuk menjadi dan memberikan yang terbaik.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 5 12/13/12 1:38 PM


6
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Sambutan
Direktur Jenderal Pajak

A. Fuad
Pada tahun 2011 DJP meluncurkan Sensus Pajak Nasional yang merupakan
Rahmany program penggalian potensi perpajakan melalui kegiatan pendataan objek
pajak. Sensus Pajak Nasional dapat dipandang sebagai upaya menegakkan
Direktur Jenderal Pajak
keadilan di bidang perpajakan dimana seluruh subjek pajak kembali diingatkan
untuk memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 6 12/13/12 1:38 PM


7
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Assalamualaikum Wr. Wb.


Para pemangku kepentingan yang saya hormati,

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan banyak hidayah dan karunia kepada kita semua. Suatu kebahagiaan bagi DJP
dapat kembali melaporkan ringkasan kinerjanya selama setahun kepada para pemangku
kepentingan melalui laporan tahunan ini. Juga menjadi kehormatan bagi saya ditunjuk
untuk memimpin institusi ini sehingga dapat terlibat langsung dalam sejarah perjalanan
DJP.

Pada tahun 2011, DJP berhasil mengumpulkan penerimaan pajak termasuk PPh Migas
sebesar Rp742,74 triliun atau 97,26% dari target APBN-P 2011, serta tumbuh 19,76%
dibandingkan realisasi penerimaan pajak tahun 2010 sebesar Rp620,20 triliun1. Untuk itu,
saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada masyarakat luas dan
para pemangku kepentingan atas semua dukungan yang diberikan, serta seluruh pegawai
DJP atas dedikasi dan kerja kerasnya.

Momentum penting di tahun 2011 yaitu peluncuran program Sensus Pajak Nasional
dan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan menjadi landasan DJP ke depan dalam upaya
mengemban misi menghimpun penerimaan pajak. Sensus Pajak Nasional merupakan
program penggalian potensi perpajakan melalui kegiatan pendataan objek pajak. Di
sisi lain Sensus Pajak Nasional dapat dipandang sebagai upaya menegakkan keadilan
di bidang perpajakan dimana seluruh subjek pajak kembali diingatkan untuk memenuhi
kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.
Sementara itu, pembangunan kesatuan nilai-nilai di Kementerian Keuangan merupakan
suatu keharusan demi peningkatan sinergi antarunit eselon I di lingkungan Kementerian
Keuangan. Tugas dan fungsi unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan yang
saling beririsan mengakibatkan keberhasilan satu unit eselon I tidak lepas dari dukungan
unit eselon I lainnya. Dengan dimilikinya nilai-nilai yang sama oleh seluruh unit eselon I,
tugas Kementerian Keuangan di bidang keuangan dan kekayaan negara tentunya dapat
dijalankan dengan lebih baik.

Dalam ranah kebijakan perpajakan, beberapa catatan penting di tahun 2011 di antaranya
adalah diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan yang merupakan ketentuan
pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan. Proses penyusunan dan pembahasan peraturan tersebut yang
melibatkan dan mendapatkan masukan banyak pihak, diharapkan dapat memenuhi
keinginan kita bersama bahwa pajak harus semakin adil, mudah, dan jelas bagi
masyarakat. Selanjutnya, untuk mendorong pengembangan industri dalam negeri, pada
tahun 2011 diterbitkan pula ketentuan mengenai tax holiday yang diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.011/2011 tentang Pemberian Fasilitas Pembebasan
atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan dan beberapa Peraturan Direktur Jenderal
Pajak sebagai ketentuan pelaksanaannya.

1
Angka realisasi penerimaan pajak tidak memperhitungkan penerimaan BPHTB, dengan pertimbangan mulai
tahun 2011 BPHTB masuk dalam jenis pajak daerah.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 7 12/13/12 1:38 PM


8
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

DJP sangat menyadari bahwa penerimaan, pengolahan, dan pemanfaatan data dan
dokumen perpajakan belum cukup dikelola dengan cermat dan belum terorganisasi
dengan baik. Lemahnya pengawasan pengelolaan data dan dokumen perpajakan
mengakibatkan data dan dokumen dimaksud kurang dapat dimanfaatkan dan bahkan
tidak mendukung pengawasan kepatuhan Wajib Pajak. Berangkat dari hal tersebut, di
tahun 2011 DJP kembali melakukan pengembangan organisasi yang bertujuan untuk
mengeliminasi masalah dalam penanganan data dan dokumen perpajakan. Output dari
pengembangan organisasi pada tahun 2011 adalah dibentuknya Kantor Pengolahan
Data Eksternal dan Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan di Makassar, serta
perluasan wilayah kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan.

Pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi perhatian yang serius bagi DJP.
Pada tahun 2011 DJP berhasil menyusun Peta Strategi Manajemen SDM dan Cetak Biru
Manajemen SDM Tahun 2011-2018 yang menjadi acuan dalam perancangan, perumusan,
implementasi dan evaluasi pengembangan manajemen SDM secara komprehensif dan
berkesinambungan.

DJP senantiasa berupaya menciptakan lingkungan kerja kondusif yang di satu sisi dapat
memberikan peluang tak terbatas bagi seluruh pegawai untuk dapat berkembang, di
sisi lain meningkatkan pengawasan kepada pegawai untuk menutup celah terjadinya
pelanggaran kode etik dan praktik-praktik kecurangan (fraud). Pada tahun 2011 hal
tersebut di antaranya ditandai dengan dilaksanakannya program pemberian penghargaan
bagi pegawai berprestasi serta diterapkannya whistleblowing system (sistem pelaporan
pelanggaran). Komitmen DJP terhadap good governance tidak akan memudar. Perbaikan
sistem dan prosedur, terus dilanjutkan di tahun 2011 untuk memastikan seluruh proses
kegiatan dilakukan sesuai ketentuan, terukur, terstandar, dan akuntabel.

Selama tahun 2011, DJP aktif melakukan kerja sama dengan berbagai institusi perpajakan
dan nonperpajakan dari dalam maupun luar negeri. Kerja sama di tingkat nasional di
antaranya dengan PPATK dalam ranah penegakan hukum, Ikatan Akuntan Indonesia
dalam bidang sosialisasi dan edukasi perpajakan, serta Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dalam rangka pertukaran data.

Partisipasi aktif DJP dalam kerja sama internasional selama tahun 2011 di antaranya dengan
mengikuti Meeting of the Advisory Group for Cooperation with Non-OECD Economic di
Zambia, the 5th International Financial Reporting Standards (IFRS) Regional Policy Forum
& International Seminar di Bali, ATAICs 8th Technical Conference di Arab Saudi, 41st
SGATAR Meeting di Malaysia, dan the 4th International Tax Dialogue Global Conference
on Tax and Inequality di India. DJP sebagai otoritas perpajakan di Indonesia, selama
tahun 2011 juga melakukan perundingan dalam rangka negosiasi/renegosiasi Persetujuan
Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan beberapa negara yaitu Laos, India, Belanda,
Australia, Korea Selatan, Malaysia, dan Jerman. Selanjutnya, pada tahun 2011 DJP terlibat
pula dalam penandatanganan perjanjian Pertukaran Informasi Perpajakan (Tax Information
Exchange Agreement) dengan beberapa negara/yurisdiksi.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 8 12/13/12 1:38 PM


9
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Keikutsertaan dan kontribusi DJP dalam berbagai forum, pertemuan, maupun perjanjian
internasional diharapkan dapat memberikan manfaat sepenuhnya bagi kepentingan
Indonesia khususnya di bidang keuangan. Salah satu manfaat keikutsertaan tersebut
bagi DJP adalah diperolehnya informasi terkini mengenai berbagai ketentuan, praktik, dan
pengalaman terbaik dalam bidang administrasi perpajakan di dunia internasional.

Catatan prestasi membanggakan yang ditorehkan DJP pada tahun 2011 adalah
diterimanya beragam penghargaan oleh Kring Pajak 500200 dalam ajang kejuaraan
contact center baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional. Kring Pajak 500200
merupakan pelopor contact center di sektor pemerintahan di Indonesia. Keberadaan dan
prestasi Kring Pajak 500200 merupakan wujud nyata upaya DJP dalam meningkatkan
pelayanan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Beban target penerimaan pajak semakin berat. Namun saya yakin bahwa peluang DJP
untuk mencapainya selalu ada. Penggalian potensi dengan menambah jumlah wajib pajak
baru dan mengoptimalkan potensi pajak dari 22 juta lebih wajib pajak yang sudah ada, yang
dilaksanakan dengan beragam pendekatan dan metode, didukung sosialisasi dan edukasi
perpajakan secara efektif, serta ditunjang perangkat teknologi informasi yang handal,
merupakan upaya berkesinambungan yang dilaksanakan DJP untuk mengamankan target
penerimaan pajak.

Tantangan terbesar DJP saat ini dan di masa mendatang justru bagaimana mengembalikan
citra DJP yang sempat terpuruk akibat berbagai kasus dugaan penyalahgunaan wewenang
oleh oknum pegawainya. Peningkatan integritas dan profesionalisme aparat pajak adalah
sesuatu yang tidak bisa ditawar demi meraih kembali kepercayaan dari masyarakat.
Dengan demikian amanah yang diemban oleh DJP untuk menghimpun penerimaan pajak
akan tetap dilaksanakan dengan penuh optimisme sehingga kemandirian pembiayaan
pembangunan negeri dapat diwujudkan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

A. Fuad Rahmany

Direktur Jenderal Pajak

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 9 12/13/12 1:38 PM


10
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Pimpinan
DJP
Profil Direktur Jenderal, Sekretaris Direktorat Jenderal,
Direktur, dan Tenaga Pengkaji

Herry Sumardjito Awan Nurmawan Nuh Achmad Sjarifuddin Alsah


Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak Direktur Peraturan Perpajakan I Direktur Peraturan Perpajakan II

Menjabat Sekretaris Direktorat Jenderal Menjabat Direktur Peraturan Perpajakan I Menjabat Direktur Peraturan Perpajakan II
Pajak sejak tanggal 25 Februari 2011. sejak tanggal 31 Oktober 2011. Beliau sejak tanggal 28 April 2009. Beliau
Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi memperoleh gelar Sarjana Ekonomi merupakan alumnus Institut Ilmu Keuangan
diperolehnya dari Universitas Gajah Mada Jurusan Akuntansi dari Universitas Gadjah pada tahun 1980, alumnus University of
pada tahun 1980, gelar Magister Ilmu Mada pada tahun 1992 dan gelar Master Illionis, Amerika Serikat, pada tahun 1986,
Administrasi diperolehnya dari Universitas of Bussiness Taxation dari University of dan alumnus University of Blomington,
Indonesia pada tahun 2002, dan gelar Southern California, Amerika Serikat, pada Amerika Serikat, pada tahun 1992 dengan
Doktor Manajemen Bisnis diperolehnya tahun 1997. gelar Doctor of Philosophy in Management.
dari Institut Pertanian Bogor pada tahun
2011.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 10 12/13/12 1:38 PM


11
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

A. Fuad Rahmany
Direktur Jenderal Pajak

Menjabat Direktur Jenderal Pajak sejak tanggal 21 Januari 2011. Gelar


Sarjana Ekonomi diperolehnya dari Universitas Indonesia pada tahun
1981, gelar Master of Arts bidang Ekonomi dari Duke University, Amerika
Serikat, pada tahun 1987, dan gelar Doktor di bidang Ekonomi dari
Vanderbilt University di Nashville, Tennessee, Amerika Serikat, pada
tahun 1997.

Dadang Suwarna Agus Hudiyono Hartoyo


Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Direktur Intelijen dan Penyidikan Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian

Menjabat Direktur Pemeriksaan dan Menjabat Direktur Intelijen dan Penyidikan Menjabat Direktur Ekstensifikasi dan
Penagihan sejak tanggal 25 Februari sejak tanggal 25 Februari 2011. Beliau Penilaian sejak tanggal 16 Juni 2008. Gelar
2011. Beliau merupakan alumnus Program merupakan alumnus Fakultas Ekonomi, Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Diploma IV Keuangan Spesialisasi Universitas Gadjah Mada tahun 1980. diperolehnya dari Universitas Mulawarman
Akuntansi, Sekolah Tinggi Akuntansi pada tahun 1982 dan gelar Master of
Negara tahun 1991. Business Property diperolehnya dari
University of South Australia pada tahun
1992.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 11 12/13/12 1:39 PM


12
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Catur Rini Widosari Amri Zaman


Direktur Keberatan dan Banding Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan

Menjabat Direktur Keberatan dan Banding sejak tanggal 6 April Menjabat Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan sejak
2010. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas tanggal 31 Oktober 2011. Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Sriwijaya Palembang pada tahun 1989 dan gelar Master of Akuntansi diperolehnya dari Universitas Padjadjaran pada tahun
Business Taxation dari University of Southern California, Amerika 1978. Kemudian gelar Master of Accountancy diperolehnya dari
Serikat, pada tahun 1998. Case Western Reserve University, Amerika Serikat, pada tahun
1989.

Dedi Rudaedi Yoyok Satiotomo


Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Direktur Teknologi Informasi Perpajakan

Menjabat Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Menjabat Direktur Teknologi Informasi Perpajakan sejak tanggal
Masyarakat sejak tanggal 31 Oktober 2011. Beliau lulus dari 6 April 2010. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Program Diploma IV Keuangan Spesialisasi Akuntansi, Sekolah Manajemen dari Universitas Krisnadwipayana pada tahun 1986
Tinggi Akuntansi Negara pada tahun 1982. Kemudian pada dan gelar Master of Arts in Business and Commerce dari Keio
tahun 1986 beliau menyelesaikan pendidikannya di University University, Jepang, pada tahun 1999.
Of Hartford, Amerika Serikat, dengan gelar Master of Science in
Professional Accounting.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 12 12/13/12 1:39 PM


13
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Bambang Tri Muljanto Harry Gumelar


Direktur Kepatuhan Internal dan Transformasi Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi
Sumber Daya Aparatur

Menjabat Direktur Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Menjabat Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi
Daya Aparatur sejak tanggal 25 Februari 2011. Gelar Sarjana sejak tanggal 21 Juni 2011. Gelar Sarjana Teknik diperolehnya dari
Hukum diperolehnya dari Universitas Indonesia pada tahun 1986 Institut Teknologi Bandung pada tahun 1990 dan gelar Master of
dan gelar Master of Business Administration diperolehnya dari Information System diperolehnya dari Queen Mary University Of
Saint Louis University, Amerika Serikat, pada tahun 1992. London, Inggris, pada tahun 1997.

Wahju Karya Tumakaka Arfan


Direktur Transformasi Proses Bisnis Tenaga Pengkaji Bidang Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pajak

Menjabat Direktur Transformasi Proses Bisnis sejak tanggal 25 Menjabat Tenaga Pengkaji Bidang Ekstensifikasi dan Intensifikasi
Februari 2011. Beliau merupakan alumnus Program Diploma IV Pajak sejak tanggal 31 Oktober 2011. Beliau menyelesaikan
Spesialisasi Akuntansi, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada Program Diploma IV Keuangan Spesialisasi Akuntansi di Sekolah
tahun 1987 dan alumnus Master of Public Administration Program, Tinggi Akuntansi Negara pada tahun 1991. Selanjutnya pada
Harvard University, Amerika Serikat, pada tahun 1995. tahun 1996 beliau memperoleh gelar Master of Arts in Economic
dari Saint Marys University, Halifax, Kanada.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 13 12/13/12 1:39 PM


14
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Euis Fatimah Mekar Satria Utama


Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan Perpajakan Tenaga Pengkaji Bidang Pembinaan dan Penertiban
Sumber Daya Manusia

Menjabat Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan Perpajakan sejak Menjabat Tenaga Pengkaji Bidang Pembinaan dan Penertiban
tanggal 31 Oktober 2011. Beliau menamatkan pendidikan S1 di Sumber Daya Manusia sejak tanggal 31 Oktober 2011. Beliau
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 1990 dari
Bandung, pada tahun 1988. Selanjutnya pada tahun 1999 Universitas Padjadjaran, Bandung. Kemudian gelar Master of
beliau menyelesaikan Program Pasca Sarjana Ilmu Administrasi Professional Accounting diperolehnya dari The University Of Texas
Perpajakan di Universitas Indonesia, Jakarta. Gelar Doktor Ilmu At Austin, Amerika Serikat, pada tahun 1999.
Sosial diraihnya pada tahun 2002 dari Universitas Padjadjaran,
Bandung.

Poltak Maruli John Liberty Hutagaol


Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan dan Penegakan
Hukum Perpajakan

Menjabat Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan dan Penegakan


Hukum Perpajakan sejak tanggal 31 Oktober 2011. Gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi diperolehnya dari Universitas
Brawijaya, Malang, pada tahun 1988. Dari Macquarie University,
Australia, beliau memperoleh gelar Master of Arts in Economic di
tahun 1994 dan Master of Economics by Research di tahun 1995.
Selanjutnya gelar Doktor diperolehnya dari Universitas Padjajaran,
Bandung, pada tahun 2004.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 14 12/13/12 1:39 PM


15
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Daftar Kepala Kantor Wilayah DJP


dan Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan

No. Nama Jabatan

1. Sigit Priadi Pramudito Kepala Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar
2. Riza Noor Karim Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus
3. Mukhtar Kepala Kantor Wilayah DJP Nanggroe Aceh Darussalam
4. Estu Budiarto Kepala Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I
5. Harta Indra Tarigan Kepala Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara II
6. Nirwan Tjipto Kepala Kantor Wilayah DJP Riau dan Kepulauan Riau
7. Peni Hirjanto Kepala Kantor Wilayah DJP Sumatera Barat dan Jambi
8. Kismantoro Petrus Kepala Kantor Wilayah DJP Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung
9. Rizal Admeidy Kepala Kantor Wilayah DJP Bengkulu dan Lampung
10. Djonifar Abdul Fatah Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Pusat
11. Ichwan Fachruddin Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Barat
12. Pandu Bastari Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan
13. Hario Damar Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Timur
14. Otto Endy Panjaitan Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Utara
15. Muhammad Haniv Kepala Kantor Wilayah DJP Banten
16. Adjat Djatnika Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Barat I
17. Angin Prayitno Aji Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Barat II
18. Sakli Anggoro Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I
19. Bambang Is Sutopo Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II
20. Dicky Hertanto Kepala Kantor Wilayah DJP Daerah Istimewa Yogyakarta
21. Suharno Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I
22. Erwin Silitonga Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Timur II
23. Ken Dwijugiasteadi Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Timur III
24. Winarto Suhendro Kepala Kantor Wilayah DJP Kalimantan Barat
25. Eddy Marlan Kepala Kantor Wilayah DJP Kalimantan Selatan dan Tengah
26. Mohammad Isnaeni Kepala Kantor Wilayah DJP Kalimantan Timur
27. Eling Budi Prayitno Kepala Kantor Wilayah DJP Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara
28. Arfan Pj. Kepala Kantor Wilayah DJP Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara
29. Zulfikar Thahar Kepala Kantor Wilayah DJP Bali
30. Pontas Pane Kepala Kantor Wilayah DJP Nusa Tenggara
31. Singal Sihombing Kepala Kantor Wilayah DJP Papua dan Maluku
32. Muh. Ismiransyah M. Zain Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 15 12/13/12 1:39 PM


16
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Jejak Langkah
2011
JANUARI
01 MARET
03 MEI
05
28-29
Perundingan P3B Indonesia-Belanda
terkait Protokol Perubahan,
diselenggarakan di London.

17 18
JUNI
06
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono Penyampaian SPT Pajak Penghasilan
mengeluarkan 12 instruksi terkait Orang Pribadi Tahun Pajak 2010 oleh 22
proses penegakan hukum kasus Gayus Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, Penandatanganan TIEA antara Indonesia-
Tambunan, usai sidang kabinet terbatas Wakil Presiden RI, Boediono, dan jajaran Isle of Man dan Indonesia-Bermuda,
di Kantor Presiden. Instruksi dikeluarkan Kabinet Indonesia Bersatu II di Kantor dilaksanakan di London.
untuk dijalankan oleh jajaran penegak Pusat DJP, Jakarta.
hukum dan unsur pemerintah yang terkait
untuk menuntaskan kasus tersebut. AGUSTUS
08
APRIL
04

21 10
Menteri Keuangan melantik A. Fuad
Menteri Keuangan, Gubernur Bank
Rahmany sebagai Direktur Jenderal Pajak 16 Indonesia, dan Kepala Badan Pusat
menggantikan Mochamad Tjiptardjo. Penandatanganan Kontrak Kinerja Statistik melaksanakan penandatanganan
Kemenkeu-Two antara Direktur Jenderal Nota Kesepahaman tentang Pertukaran

02
Pajak dengan seluruh pejabat eselon II Data Terkait Kegiatan Ekspor dan Impor di
FEBRUARI di lingkungan DJP yang dilaksanakan di Gedung BI, Jakarta. Ruang lingkup data
Kantor Pusat DJP, Jakarta. yang termasuk dalam Nota Kesepahaman
tersebut meliputi data ekspor-impor,
9-10 data Devisa Hasil Ekspor, data NPWP
Perundingan putaran kedua P3B 27 pelaku ekspor-impor, dan data olahan
Indonesia-Laos, diselenggarakan di Bali. Penandatanganan Tax Information kepabeanan.
Exchange Agreement/TIEA antara
Indonesia-Jersey dan Indonesia-Guernsey,
dilaksanakan di Guernsey.
SEPTEMBER
09
28-29
7-9
Perundingan renegosiasi putaran kedua
P3B Indonesia-India,diselenggarakan di Perundingan penjajakan renegosiasi P3B
New Delhi, India. Indonesia-Australia (Informal Meeting),
25 diselenggarakan di Jakarta.
Penandatanganan Kontrak Kinerja
Kemenkeu-One antara Menteri Keuangan 28-30
dengan para pejabat eselon I yang Perundingan renegosiasi P3B Indonesia-
dilaksanakan di Kementerian Keuangan, Korea Selatan, diselenggarakan di Seoul,
Jakarta. Korea Selatan.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 16 12/13/12 1:39 PM


17
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

11
Bertempat di Kantor Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(LKPP), Jakarta, Direktur Jenderal
Pajak dan Kepala LKPP melaksanakan
penandatanganan Kesepakatan Bersama
tentang Pertukaran Data dan Peningkatan
30 19 Kemampuan Teknis antara LKPP dan DJP.
Menteri Keuangan, Agus D. W. Bertempat di Kantor Pusat Pelaporan
Martwardojo, didampingi Gubernur DKI, dan Analisis Transaksi Keuangan
Fauzi Bowo, dan Direktur Jenderal Pajak,
meresmikan peluncuran program Sensus
(PPATK), Jakarta, Direktur Jenderal
Pajak dan Kepala PPATK melaksanakan
DESEMBER
12
Pajak Nasional di JITEC Mangga Dua penandatanganan Kesepakatan Bersama
Square, Jakarta. tentang Kerja Sama Dalam Rangka
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang dan Tindak
OKTOBER
10 Pidana di Bidang Perpajakan.

5 20
6
Bertempat di Kementerian Keuangan, Penandatanganan renegosiasi P3B
Indonesia-Malaysia terkait pasal mengenai Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia di
Menteri Keuangan meluncurkan aplikasi
Exchange of Information, dilaksanakan di Kantor Pusat DJP, Jakarta. Dua agenda
whistleblowing (pelaporan pelanggaran)
Lombok. utama dalam acara tersebut yaitu
pertama di lingkungan Kementerian
pemberian penghargaan kepada pegawai
Republik Indonesia. Aplikasi yang
berprestasi dan peluncuran buku Berbagi
dinamakan Wise diterapkan dan
Kisah dan Harapan (Berkah) Jilid 2.
digunakan sebagai media pelaporan
pelanggaran, agar pelapor dapat
memantau perkembangan laporannya. 12-16
Perundingan renegosiasi putaran pertama
P3B Indonesia-Jerman, diselenggarakan
di Jakarta.

22
Kick-Off/Internalisasi Nilai-Nilai
Kementerian Keuangan. Bertempat di
Kantor Pusat DJP, acara dimaksud dihadiri
oleh Menteri Keuangan dan 600 peserta,
18 yang terdiri dari para pejabat eselon I
dan pegawai di lingkungan Kementerian
Mahkamah Agung menolak permohonan
Keuangan.
judicial review yang diajukan Indonesia
23
Petroleum Association (IPA) terhadap

11
Bertempat di Balai Kartini, Jakarta,
Pasal 38 huruf b, Pasal 30, dan sebagian NOVEMBER Direktur Jenderal Pajak dan Ketua
dari Pasal 12 Peraturan Pemerintah Dewan Pengurus Nasional Ikatan
Nomor 79 Tahun 2010 tentang Biaya Akuntan Indonesia melaksanakan
Operasi yang Dapat Dikembalikan dan penandatanganan Nota Kesepahaman
Perlakuan PPh di Bidang Usaha Hulu tentang Kerja Sama Sosialisasi, Edukasi,
dan Peningkatan Peran Profesi Akuntan
Minyak dan Gas Bumi.
dalam Ikut Serta Membangun Kesadaran
dan Kepatuhan Masyarakat di Bidang
Perpajakan.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 17 12/13/12 1:39 PM


Pembelajaran dan pemahaman kami secara mendalam atas
sumber daya internal dan kondisi eksternal mengarahkan kami
dalam mengemban tanggung jawab.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 18 12/13/12 1:39 PM


19
2011
Laporan Tahunan
Direktorat Jenderal Pajak

DJP Selayang
Pandang
01
Organisasi DJP, dengan jumlah kantor operasional
sebanyak 572 unit dan jumlah pegawai lebih dari
32.000 orang, merupakan salah satu organisasi
besar yang berada di bawah Kementerian
Keuangan. Besarnya sumber daya yang dimiliki
merupakan peluang sekaligus tantangan bagi DJP
dalam mencapai visi dan misinya.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 19 12/13/12 1:39 PM


20
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Organisasi
DJP merupakan salah satu unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan. Sesuai
amanat Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, DJP mempunyai tugas merumuskan dan
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perpajakan.

Dalam menjalankan tugas tersebut, DJP menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang perpajakan;


b. pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang perpajakan;
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perpajakan; dan
e. pelaksanaan administrasi DJP.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 20 12/13/12 1:39 PM


21
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Bagan Organisasi DJP

Direktorat
Jenderal
Pajak

Sekretariat Tenaga Pengkaji (TP)


Direktorat TP Bidang Pelayanan Perpajakan
Jenderal TP Bidang Ekstensifikasi & Intensifikasi Pajak
TP Bidang Pengawasan & Penegakan Hukum Perpajakan
TP Bidang Pembinaan & Penertiban SDM

Direktorat Kantor Wilayah (Kanwil) Unit Pelaksana Teknis


Direktorat Peraturan Perpajakan I Kanwil DJP Wajib Pajak Besar Pusat Pengolahan
Direktorat Peraturan Perpajakan II Kanwil DJP Jakarta Khusus Data & Dokumen
Direktorat Pemeriksaan & Penagihan Kanwil DJP Nanggroe Aceh Darussalam Perpajakan
Direktorat Intelijen & Penyidikan Kanwil DJP Sumatera Utara I Kantor Pengolahan
Direktorat Ekstensifikasi & Penilaian Kanwil DJP Sumatera Utara II Data & Dokumen
Direktorat Keberatan & Banding Kanwil DJP Riau & Kepulauan Riau Perpajakan
Direktorat Potensi, Kepatuhan & Kanwil DJP Sumatera Barat & Jambi Kantor Pengolahan
Penerimaan Kanwil DJP Sumatera Selatan & Kepulauan Data Eksternal
Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, & Bangka Belitung
Hubungan Masyarakat Kanwil DJP Bengkulu & Lampung
Direktorat Teknologi Informasi Kanwil DJP Jakarta Pusat
Perpajakan Kanwil DJP Jakarta Barat
Direktorat Kepatuhan Internal & Kanwil DJP Jakarta Selatan
Transformasi Sumber Daya Aparatur Kanwil DJP Jakarta Timur
Direktorat Transformasi Teknologi Kanwil DJP Jakarta Utara
Komunikasi & Informasi Kanwil DJP Banten
Direktorat Transformasi Proses Kanwil DJP Jawa Barat I
Bisnis Kanwil DJP Jawa Barat II
Kanwil DJP Jawa Tengah I
Kanwil DJP Jawa Tengah II
Kanwil DJP Daerah Istimewa Yogyakarta
Kanwil DJP Jawa Timur I
Kanwil DJP Jawa Timur II
Kanwil DJP Jawa Timur III
Kanwil DJP Kalimantan Barat
Kanwil DJP Kalimantan Selatan & Tengah
Kanwil DJP Kalimantan Timur
Kanwil DJP Sulawesi Selatan, Barat & Tenggara
Kanwil DJP Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo,
& Maluku Utara
Organisasi DJP di tingkat kantor pusat
Kanwil DJP Bali
terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal,
Kanwil DJP Nusa Tenggara
direktorat, dan jabatan tenaga pengkaji.
Kanwil DJP Papua & Maluku
Secara umum kantor pusat menjalankan
fungsi back office, yaitu pembuat kebijakan
dan analisis serta sebagai pendukung
Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
teknis dan fasilitator, seperti masalah
kepegawaian, keuangan, dan perlengkapan.
Fungsi operasional, seperti pemeriksaan
dan keberatan, dilaksanakan secara sangat Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan
terbatas. Konsultasi Perpajakan (KP2KP)

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 21 12/13/12 1:39 PM


22
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Tugas Unit dan Jabatan di Kantor Pusat DJP

Jabatan Tugas

Sekretariat Direktorat Jenderal Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan
pemberian dukungan administrasi kepada semua unsur di DJP.

Direktorat Peraturan Perpajakan I Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
bidang peraturan KUP, Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, PPN dan
PPnBM, PTLL, serta PBB dan BPHTB.

Direktorat Peraturan Perpajakan II Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis
di bidang peraturan PPh, perjanjian dan kerja sama perpajakan
internasional, bantuan hukum, pemberian bimbingan dan pelaksanaan
bantuan hukum, dan harmonisasi peraturan perpajakan.

Direktorat Pemeriksaan dan Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
Penagihan bidang pemeriksaan dan penagihan pajak.

Direktorat Intelijen dan Penyidikan Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
bidang intelijen dan penyidikan pajak.

Direktorat Ekstensifikasi dan Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
Penilaian bidang ekstensifikasi dan penilaian perpajakan.

Direktorat Keberatan dan Banding Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
bidang keberatan dan banding.

Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
Penerimaan bidang potensi, kepatuhan, dan penerimaan.

Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
dan Hubungan Masyarakat bidang penyuluhan, pelayanan, dan hubungan masyarakat.

Direktorat Teknologi Informasi Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
Perpajakan bidang teknologi informasi perpajakan.

Direktorat Kepatuhan Internal Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
dan Transformasi Sumber Daya bidang kepatuhan internal dan transformasi sumber daya aparatur.
Aparatur

Direktorat Transformasi Teknologi Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
Komunikasi dan Informasi bidang transformasi teknologi komunikasi dan informasi.

Direktorat Transformasi Proses Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
Bisnis bidang transformasi proses bisnis.

Tenaga Pengkaji Bidang Mengkaji dan menelaah masalah di bidang ekstensifikasi dan intensifikasi
Ekstensifikasi dan Intensifikasi pajak, serta memberikan penalaran pemecahan konsepsional secara
Pajak keahlian.

Tenaga Pengkaji Bidang Mengkaji dan menelaah masalah di bidang pengawasan dan penegakan
Pengawasan dan Penegakan hukum perpajakan, serta memberikan penalaran pemecahan
Hukum Perpajakan konsepsional secara keahlian.

Tenaga Pengkaji Bidang Mengkaji dan menelaah masalah di bidang pembinaan dan penertiban
Pembinaan dan Penertiban sumber daya manusia, serta memberikan penalaran pemecahan
Sumber Daya Manusia konsepsional secara keahlian.

Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan Mengkaji dan menelaah masalah di bidang pelayanan perpajakan, serta
Perpajakan memberikan penalaran pemecahan konsepsional secara keahlian.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 22 12/13/12 1:39 PM


23
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Untuk melaksanakan tugas teknis operasional di daerah, dibentuk instansi vertikal di Tabel Jumlah Kantor Operasional DJP
lingkungan DJP, yaitu Kantor Wilayah DJP (Kanwil DJP), Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Tahun 2011
serta Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP).

Kanwil DJP mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, bimbingan, pengendalian, Jenis Jumlah

analisis, dan evaluasi atas pelaksanaan tugas KPP, serta penjabaran kebijakan dari kantor Kanwil DJP 31
pusat. Unit ini dapat dibedakan atas: KPP Wajib Pajak Besar 4

KPP Madya 28
a. Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta Khusus yang berlokasi
KPP Pratama 299
di Jakarta; dan
KP2KP 207
b. Kanwil DJP selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Jakarta
Khusus yang lokasinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia. UPT 3

Jumlah 572
Unit KPP mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan
kepada wajib pajak. Unit ini dapat dibedakan berdasarkan segmentasi wajib pajak yang
diadministrasikannya, yaitu:

a. KPP Wajib Pajak Besar, khusus mengadministrasikan wajib pajak besar


nasional;
b. KPP Madya, khusus mengadministrasikan wajib pajak besar regional dan wajib
pajak besar khusus yang meliputi badan dan orang asing, penanaman modal
asing, serta perusahaan masuk bursa; dan
c. KPP Pratama, menangani wajib pajak lokasi.

Unit KP2KP dibentuk untuk melaksanakan tugas pelayanan, penyuluhan, dan konsultasi
perpajakan kepada wajib pajak/masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil
(remote area) yang tidak terjangkau oleh KPP.

Di lingkungan DJP terdapat pula unit pelaksana teknis (UPT), yaitu unit yang melaksanakan
tugas teknis operasional dan/atau teknis penunjang dalam pengolahan data, namun tidak
bersifat pembinaan serta tidak berkaitan langsung dengan perumusan dan penetapan
kebijakan publik. UPT di lingkungan DJP terdiri atas:

a. Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP), yang berlokasi di


Jakarta serta mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, pemindaian,
perekaman, dan penyimpanan dokumen perpajakan dengan memanfaatkan
teknologi informasi;
b. Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (KPDDP), yang berlokasi
di Makassar serta mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, pemindaian,
dan penyimpanan dokumen perpajakan, serta transfer data perpajakan
dengan memanfaatkan teknologi informasi;
c. Kantor Pengolahan Data Eksternal (KPDE), yang berlokasi di Jakarta serta
mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, pemindaian, dan penyimpanan
dokumen perpajakan, serta transfer data yang berkaitan dengan perpajakan
yang diberikan oleh instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain
dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 23 12/13/12 1:39 PM


Paradigma baru kami adalah memandang tanggung jawab
besar yang diamanatkan bukan sebagai suatu kesukaran,
tetapi sebuah kebanggaan.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 24 12/13/12 1:39 PM


25
2011
Laporan Tahunan
Direktorat Jenderal Pajak

kinerja
2011
02
Realisasi penerimaan pajak neto DJP termasuk
PPh Migas tahun 2011 sebesar Rp742,74 triliun
tumbuh sebesar 19,76% dibandingkan realisasi
penerimaan pajak tahun 2010. Sementara realisasi
penerimaan pajak neto DJP tanpa PPh Migas tahun
2011 sebesar Rp669,65 triliun tumbuh sebesar
19,30% dibandingkan realisasi penerimaan pajak
tahun 2010.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 25 12/13/12 1:39 PM


26
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

A Indikator Sejak tahun 2007, pengelolaan kinerja di lingkungan DJP dilakukan dengan menggunakan
Kinerja Utama konsep dan metode Balanced Scorecard (BSC). BSC adalah suatu alat manajemen kinerja
yang dapat membantu organisasi menerjemahkan visi, misi, dan strategi ke dalam aksi,
dengan memanfaatkan indikator-indikator keuangan dan nonkeuangan yang semuanya
terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat.

Pengelolaan kinerja di DJP terus dilaksanakan dengan melakukan refinement


(penyempurnaan) terhadap Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk
menampung kebutuhan dan dinamika organisasi serta menyelaraskan dengan Rencana
Strategis Kementerian Keuangan.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 26 12/13/12 1:39 PM


27
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Peta Strategi DJP tahun 2011 merupakan hasil refinement Peta Strategi, Sasaran Strategis,
dan IKU Kementerian Keuangan untuk tahun 2011. Dalam Peta Strategi DJP tahun 2011
ditetapkan 15 sasaran strategis dan 27 IKU beserta targetnya yang kemudian dijadikan
Kontrak Kinerja antara Direktur Jenderal Pajak dengan Menteri Keuangan.

Peta Strategi DJP 2011


Stakeholder
Perspective

Masyarakat PJ-1 PJ-2 Terwujudnya


DPR Penerimaan pajak Kepercayaan masyarakat masyarakat sadar
Pemerintah negara yang optimal yang tinggi dan peduli pajak
Perspective

PJ-3
Customer

Tingkat kepuasan PJ-4


Wajib Pajak Wajib Pajak yang tinggi Tingkat kepatuhan
atas pelayanan perpajakan Wajib Pajak yang tinggi

PERUMUSAN KEBIJAKAN PELAYANAN PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM


Internal Process Perspective

PJ-5 PJ-8
PJ-6 PJ-10
Peningkatan efektivitas Peningkatan penggalian
Peningkatan Optimalisasi pelaksanaan
pembuatan dan potensi berbasis mapping,
kualitas pelayanan penagihan
penyempurnaan peraturan profil dan benchmark
di bidang perpajakan
PJ-7
Peningkatan PJ-9 PJ-11
efektivitas sosialisasi Peningkatan efektivitas Peningkatan efektivitas
dan kehumasan pemeriksaan penyidikan
Learning & Growth

TEKNOLOGI INFORMASI
SDM ORGANISASI ANGGARAN
Perspective

KOMUNIKASI

PJ-12 PJ-13 PJ-14 PJ-15


Pembentukan SDM yang Penataan organisasi Perwujudan TIK Pengelolaan anggaran
berkompetensi tinggi yang andal yang terintegrasi yang optimal

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 27 12/13/12 1:39 PM


28
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Tabel Pencapaian IKU


Kontrak Kinerja DJP Tahun 2011

No. IKU Target Realisasi

Stakeholder Perspective

1. Persentase pertumbuhan realisasi penerimaan pajak (tanpa PPh Migas) 22,67% 19,30%
2. Jumlah penerimaan pajak (termasuk PPh Migas) 100% 97,26%
3. Indeks tingkat kepercayaan masyarakat dari hasil survei 70% 82%
4. Indeks Penilaian Inisiatif Anti Korupsi 8,18 N/A

Customer Perspective

5. Indeks kepuasan pengguna layanan 3,90 3,79


6. Persentase jumlah wajib pajak orang pribadi terdaftar terhadap jumlah Kepala 31% 32,39%
Keluarga
7. Persentase penyampaian SPT Tahunan PPh 62,50% 52,74%

Internal Process Perspective

8. Persentase penyelesaian usulan pembuatan dan penyempurnaan Peraturan 100% 110%


Pemerintah (PP) dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
9. Persentase penyelesaian pembuatan dan penyempurnaan Peraturan Direktur 100% 119,05%
Jenderal Pajak (Perdirjen)
10. Persentase jumlah wajib pajak yang komplain 0,100% 0,00542%
11. Rata-rata persentase janji layanan unggulan 100% 95,29%
12. Tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi 70 61,3
13. Persentase realisasi sosialisasi dan kehumasan 100% 100,49%
14. Persentase pembuatan mapping 100% 100%
15. Persentase pembuatan profil wajib pajak 100% 98,73%
16. Persentase pembuatan benchmark per sektor/subsektor 100% 110%
17. Persentase realisasi penyelesaian pemeriksaan 75% 80,41%
18. Persentase pencairan piutang pajak 20% 37,70%
19. Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P-21) 40% 48%

Learning and Growth Perspective

20. Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya 80% 78,96%
21. Persentase jam pelatihan pegawai terhadap jam kerja 1,72% 2,07%
22. Persentase jumlah pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin berat atau sedang 0,272% 0,230%
23. Persentase penyelesaian penyempurnaan organisasi 100% 100%
24. Persentase penyelesaian SOP terhadap SOP yang harus diperbaharui/dibuat 100% 134,81%
25. Rata-rata persentase Unit Pemilik Risiko yang menerapkan manajemen risiko 60% 100%
26. Persentase penyelesaian pembangunan dan pengembangan modul sistem 100% 100%
informasi yang dapat dikaitkan dengan rencana strategi DJP
27. Persentase penyerapan DIPA (Daftar Isian Penggunaan Anggaran) 80% 80,19%

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 28 12/13/12 1:39 PM


29
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Penjelasan atas pencapaian target IKU Kontrak Kinerja DJP 2011 diuraikan sebagai
berikut.

1. Capaian kinerja pertumbuhan realisasi penerimaan 2011 hanya sebesar 85,13%,


dengan rincian sebagai berikut:
a. pertumbuhan penerimaan PPh Nonmigas sebesar 20,07% dari target
pertumbuhan tahun 2011 sebesar 23,00%. Pertumbuhan rendah terdapat pada
PPh Pasal 22 (4,41%), PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi (11,99%), dan PPh Pasal
25/29 Badan (17,70%);
b. pertumbuhan penerimaan PPN dan PPnBM hanya sebesar 20,47% dari target
pertumbuhan tahun 2011 sebesar 29,42%. Pertumbuhan rendah disebabkan
oleh PPN Dalam Negeri yang hanya tumbuh sebesar 17,41%.
2. Target jumlah penerimaan pajak 2011 tidak tercapai, hal ini disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu:
a. realisasi penerimaan PPh Pasal 22 Impor mencapai Rp28,29 triliun atau 90,80%
dari rencana. Salah satu faktor penyebab tidak tercapainya rencana penerimaan
PPh Pasal 22 Impor karena banyaknya permohonan Surat Keterangan Bebas PPh
Pasal 22 atas impor barang modal. Berdasarkan data BPS, impor barang modal
(golongan mesin) ke Indonesia meningkat cukup signifikan sebesar US$24,68
miliar (data BPS periode Januari s.d. Desember 2011);
b. realisasi penerimaan PPN Dalam Negeri mencapai Rp157,18 triliun atau 82,26%
dari rencana. Penerimaan tersebut tidak mencapai target antara lain karena
rendahnya penyerapan anggaran 2011, meningkatnya pertumbuhan restitusi
yang mencapai 21,31%, dari semula Rp26.594,10 miliar di tahun 2010 menjadi
Rp32.262,07 miliar pada tahun 2011, dan meningkatnya pertumbuhan ekspor
sebesar 29,05% dari semula US$157,78 miliar menjadi US$203,62 miliar (data
BPS periode Januari s.d. Desember 2011).
3. Survei atas kepercayaan masyarakat terhadap institusi dilakukan oleh Outbond Call
Center DJP. Dari total 681 responden, 82% menyatakan percaya terhadap integritas
DJP, hal ini menunjukkan bahwa capaian IKU kepercayaan masyarakat terhadap
institusi mencapai 117,14% dari target sebesar 70%.
4. Pada tahun 2011 KPK hanya melakukan survei Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK)
pada instansi pemerintah yang memiliki nilai PIAK 2010 di bawah 6,00. Pada tahun
2010 DJP mendapatkan nilai PIAK sebesar 8,18, sehingga pada tahun 2011 KPK
tidak melakukan survei PIAK terhadap DJP.
5. Institut Pertanian Bogor melakukan survei kepuasan pelanggan atas kualitas unsur
layanan DJP dengan jumlah responden 684 orang. Unsur-unsur yang dinilai dalam
survei ini antara lain adalah waktu penyelesaian, informasi persyaratan, kesesuaian
prosedur, akses terhadap kantor layanan, serta sikap dan kemampuan pegawai.
Capaian indeks hasil survei terhadap kepuasan pelanggan adalah 3,79 atau
mencapai 97,18% dari target sebesar 3,90. Adapun distribusi responden menurut
tingkat kepuasan terhadap layanan DJP adalah 62,85% menyatakan puas, 32,75%
menyatakan cukup puas, dan 4,41% tidak puas.
6. Persentase jumlah wajib pajak orang pribadi terdaftar terhadap jumlah kepala keluarga
tahun 2011 adalah sebesar 32,39%, melebihi target yang ditetapkan sebesar 31%.
Jumlah wajib pajak orang pribadi terdaftar sampai dengan akhir tahun 2011 adalah
19.881.684, dari jumlah kepala keluarga sebanyak 61.379.510. Tercapainya target
tersebut didukung dengan program Sensus Pajak Nasional yang menambah jumlah
NPWP baru.
7. Jumlah penyampaian SPT Tahunan PPh pada tahun 2011 meningkat dibandingkan
dengan tahun 2010 sebesar 1.130.317 SPT. Akan tetapi, rasio penyampaian SPT
Tahunan PPh pada tahun 2011 menurun dibandingkan dengan tahun 2010. Hal ini
terjadi karena:

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 29 12/13/12 1:39 PM


30
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

a. terdapat wajib pajak yang melakukan registrasi NPWP hanya untuk mendapatkan
fasilitas bebas fiskal tanpa memenuhi kewajiban perpajakannya;
b. terdapat penambahan wajib pajak pensiunan yang cukup signifikan yang tidak
semuanya mengerti kewajiban pelaporan SPT Tahunan PPh; dan
c. peningkatan signifikan terhadap jumlah wajib pajak terdaftar wajib SPT Tahunan
PPh tanpa diikuti oleh pemenuhan kewajiban penyampaian SPT.
8. Sampai dengan akhir tahun 2011, jumlah RPP dan RPMK yang diselesaikan adalah 33
dari rencana 30 RPP dan RPMK. Hal ini menunjukkan bahwa capaian IKU persentase
penyelesaian usulan pembuatan dan penyempurnaan PP dan PMK mencapai 110%.
9. Jumlah Perdirjen yang telah diselesaikan adalah 25 Perdirjen dari target 21 Perdirjen.
Hal ini menunjukkan bahwa capaian IKU persentase penyelesaian pembuatan dan
penyempurnaan Perdirjen mencapai 119,05%.
10. Berdasarkan aplikasi Sistem Informasi Pengaduan Pajak (SIPP) jumlah wajib pajak
yang mengajukan pengaduan sampai dengan 31 Desember 2011 adalah sebanyak
1.036 wajib pajak (0,00542%) dari target maksimum 19.000 wajib pajak (0,1%)
terhadap jumlah wajib pajak terdaftar awal tahun 2011 sebanyak 19 juta wajib pajak.
11. Selama tahun 2011, terdapat 2.099.770 permohonan layanan unggulan. Dari jumlah
tersebut, sebanyak 2.073.778 permohonan memenuhi jangka waktu layanan unggulan,
sehingga capaiannya adalah 95,29%. Tidak tercapainya target lebih disebabkan oleh
faktor-faktor eksternal di luar kendali DJP.
12. Untuk IKU tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi, DJP melakukan survei kepada
masyarakat di seluruh Kanwil DJP. Dari target indeks 70, realisasi atas hasil survei
tersebut adalah 61,3 sehingga capaiannya 87,57%. Hal ini disebabkan oleh faktor
eksternal, yaitu responden cenderung bersifat intuitif dan tidak objektif karena
memang sulit menguantifikasi efektivitas penyuluhan. Penyebab lainnya adalah dari
faktor internal, yaitu DJP belum memiliki grand strategy penyuluhan dan manajemen
penyuluhan yang baku.
13. Pada tahun 2011, DJP telah melakukan 16.078 kegiatan sosialisasi dan kehumasan
atau 100,49% dari target sebanyak 16.000 kegiatan.
14. Sampai dengan akhir tahun 2011, seluruh KPP sudah menyelesaikan mapping yang
telah disesuaikan dengan hasil pemutakhiran data, sehingga capaiannya adalah
100%.
15. Target pembuatan profil wajib pajak untuk tahun 2011 adalah 476.728 (terdiri dari
1.500 wajib pajak dari setiap KPP Pratama dan seluruh wajib pajak yang terdaftar
pada KPP Madya, KPP di lingkungan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, dan KPP di
lingkungan Kanwil DJP Jakarta Khusus). Sampai dengan akhir tahun 2011 telah
diselesaikan 470.678 profil wajib pajak atau 98,73% dari target jumlah profil wajib
pajak.
16. Pada tahun 2011 telah diselesaikan pembuatan benchmark untuk 19 subsektor
usaha, yang meliputi:
a. subsektor perkebunan kelapa sawit;
b. subsektor industri minyak kasar (minyak makan) dari nabati dan hewani;
c. subsektor real estate yang dimiliki sendiri atau disewa;
d. subsektor bangunan jalan, jembatan, dan landasan;
e. subsektor bangunan sipil lainnya;
f. subsektor perdagangan besar peralatan dan perlengkapan rumah tangga;
g. subsektor perdagangan besar barang-barang kimia dan farmasi untuk keperluan
rumah tangga;
h. subsektor jasa konsultasi bisnis dan manajemen;
i. subsektor industri perlengkapan dan komponen kendaraan bermotor roda empat
atau lebih;
j. subsektor industri pertenunan (kecuali pertenunan karung goni dan karung lainnya;
k. subsektor industri perajutan;
l. subsektor industri pakaian jadi dari tekstil;

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 30 12/13/12 1:39 PM


31
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

m. subsektor bank perkreditan rakyat;


n. subsektor industri logam dasar besi dan baja;
o. subsektor perdagangan besar sepeda motor serta suku cadang dan aksesorisnya;
p. subsektor industri penggergajian kayu;
q. subsektor industri percetakan;
r. subsektor perdagangan besar lainnya; dan
s. subsektor perdagangan eceran barang-barang yang utamanya makanan,
minuman, atau tembakau di dalam bangunan selain di pasar swalayan.
17. Sampai dengan akhir tahun 2011, telah diselesaikan 31.879 Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP) dari target 39.644 LHP.
18. Realisasi IKU persentase pencairan piutang pajak tahun 2011 adalah 37,7% atau
sebesar 188,7% dari target sebesar 20%. Jumlah piutang pajak neto awal tahun
adalah Rp32,9 triliun. Capaian tahun 2011 dapat melebihi target karena beberapa
upaya telah dimaksimalkan, antara lain:
a. penyanderaan kepada penanggung pajak;
b. pemblokiran rekening wajib pajak ditingkatkan; dan
c. penagihan terhadap penanggung pajak ditingkatkan.
19. Pada tahun 2011 terdapat 24 berkas yang dinyatakan lengkap (P-21) dari target
sebanyak 20 berkas, sehingga capaiannya adalah sebesar 120%.
20. Sampai dengan tahun 2011 jumlah pejabat yang memiliki nilai Job Person Match
(JPM) > 72% adalah sebanyak 1.865 orang dari 2.362 pejabat yang telah mengikuti
assessment (78,96%). Target untuk tahun 2011 adalah 1.890 orang (80%) pejabat
DJP memiliki JPM > 72%. Rincian jumlah pejabat yang telah mengikuti assessment
adalah sebagai berikut.

Pejabat Jumlah Peserta JPM > 72% %JPM > 72%

Eselon II 46 39 85%

Eselon III 338 306 90,53%

Eselon IV 1.978 1.520 76,85%

Jumlah 2.362 1.865 78,96%

21. Rata-rata jam pelatihan per pegawai di tahun 2011 adalah 31,23 jam dari target
sebesar 25,9 jam, sehingga capaian IKU persentase jam pelatihan pegawai terhadap
jam kerja adalah 120%.
22. Sebagai tindak lanjut atas Laporan Hasil Pemeriksaan Inspektorat Jenderal
Kementerian Keuangan, unit kepatuhan internal DJP, dan atasan langsung pegawai, di
tahun 2011 DJP menjatuhkan hukuman disiplin tingkat berat maupun sedang kepada
75 pegawai dari jumlah pegawai DJP per awal tahun 2011 sebanyak 32.582 pegawai.
23. Selama tahun 2011 telah dilakukan penyempurnaan organisasi dengan membentuk
Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (KPDDP) di Makassar dan Kantor
Pengolahan Data Eksternal (KPDE) di Jakarta, serta memperluas wilayah kerja Pusat
Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP).
24. Penyelesaian SOP tahun 2011 meliputi 577 SOP dari target 428 SOP, dengan rincian
sebagai berikut.

Keterangan Administrasi Organisasi Teknologi Jumlah


Perpajakan dan SDM Informasi
SOP Baru 183 208 32 423

SOP Revisi 76 75 3 154

Jumlah 259 283 35 577

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 31 12/13/12 1:39 PM


32
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

25. Unit Pemilik Risiko/UPR (Unit Eselon II) wajib menyampaikan laporan penerapan
manajemen risiko tiap semester. Pada tahun 2011, UPR yang telah menyampaikan
laporan penerapan risiko adalah 45 unit eselon II DJP melebihi dari target 27 unit
eselon II.
26. Untuk IKU persentase penyelesaian pembangunan dan pengembangan modul sistem
informasi yang dapat dikaitkan dengan rencana strategis DJP, capaian kinerja DJP
mencapai 100% dengan diselesaikannya 5 modul sebagai berikut:
a. pengembangan aplikasi Sensus Pajak Nasional;
b. pengembangan KPDDP Makassar;
c. pengadaan perangkat teknologi informasi dan sarana pendukungnya;
d. pengembangan aplikasi dashboard; dan
e. kajian pemanfaatan data spasial.
27. Total realisasi anggaran belanja nonpegawai tahun 2011 berjumlah Rp2.794,07
miliar dari pagu sebesar Rp3.484,33 miliar. Penyerapan anggaran tersebut mencapai
80,19%, melebihi target yang ditetapkan sebesar 80%, sehingga capainnya adalah
100,24%.

Pada saat penyusunan APBN 2011, pemerintah memproyeksikan kondisi perekonomian


B Penerimaan
Pajak
Indonesia lebih baik daripada tahun 2010. Sejalan dengan hal tersebut, pertumbuhan
ekonomi ditargetkan lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan realisasi 2010. Indikator-
indikator ekonomi makro lainnya juga diperkirakan akan cukup stabil. Berdasarkan
asumsi tersebut, pendapatan negara dan hibah dalam tahun 2011 direncanakan sebesar
Rp1.104,90 triliun, dengan perincian penerimaan perpajakan sebesar Rp850,26 triliun,
penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp250,91 triliun, dan penerimaan hibah sebesar
Rp3,74 triliun. Adapun target penerimaan perpajakan terdiri atas pajak dalam negeri
sebesar Rp827,25 triliun dan pajak perdagangan internasional sebesar Rp23,01 triliun.

Tabel Asumsi Indikator Ekonomi Makro Realisasi Rencana 2011 Realisasi


Asumsi Makro
Tahun 2011 2010 APBN APBN-P 2011
Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,1 6,4 6,5 6,46

Inflasi (%) 6,96 5,30 5,65 3,79

Tingkat Bunga SBI rata-rata 3 bulan (%) 6,57 6,50 5,60 4,84

Nilai Tukar (Rp/US$1) 9.078,25 9.250,00 8.700,00 8.742,00

ICP (US$/barel) 79,40 80,00 95,00 111,50

Lifting (ribu barel/hari) 954 970 945 898

Sumber: LKPP dan IMF

Seiring dengan adanya perubahan asumsi dasar ekonomi makro yang disertai dengan
perubahan kebijakan fiskal, serta dalam rangka mengamankan pelaksanaan APBN 2011
maka pemerintah melakukan penyesuaian atas berbagai sasaran pembangunan ekonomi
tahun 2011 salah satunya melalui perubahan target dalam pendapatan negara dari sektor
perpajakan menjadi sebesar Rp878,69 triliun.

Setelah adanya perubahan APBN 2011 target penerimaan DJP tanpa PPh Migas adalah
sebesar Rp698,44 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 24,43% jika dibandingkan
dengan realisasi tahun 2010. Target penerimaan termasuk PPh Migas sebesar Rp763,67
triliun atau meningkat sebesar 23,13% dari realisasi tahun 2010.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 32 12/13/12 1:39 PM


33
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

(miliar rupiah) Tabel Target Penerimaan Pajak


Jenis Pajak APBN APBN-P Berdasarkan APBN dan APBN-P 2011

PPh Nonmigas 364.940,18 366.746,35

PPN dan PPnBM 312.109,98 298.441,39

PBB 27.682,39 29.057,80

Pajak Lainnya 4.200,07 4.193,82

Penerimaan DJP Tanpa PPh Migas 708.932,62 698.439,36

PPh Migas 55.553,61 65.230,67

Penerimaan DJP Dengan PPh Migas 764.486,23 763.670,03

900 Diagram Perbandingan Realisasi


800
Penerimaan Pajak Tahun 2010,
700
Target Penerimaan Pajak APBN 2011,
764,49

763,67
708,93

600
698,44

dan Target Penerimaan Pajak


triliun rupiah

500
620,20

APBN-P 2011
561,33

400
300
200
100
0
Penerimaan Tanpa PPh Migas Penerimaan Dengan PPh Migas

Realisasi 2010 Target APBN 2011 Target APBN-P 2011

Sumber: Data realisasi penerimaan 2010 dari LKPP


Keterangan: Angka realisasi tidak memperhitungkan penerimaan BPHTB

Realisasi penerimaan pajak neto DJP termasuk PPh Migas tahun 2011 sebesar Rp742,74
triliun tumbuh sebesar 19,76% dibandingkan realisasi penerimaan pajak tahun 2010.
Angka penerimaan tersebut mencapai 97,26% dari target penerimaan pajak dalam
APBN-P 2011 sebesar Rp763,67 triliun.

Sementara realisasi penerimaan pajak neto DJP tanpa PPh Migas tahun 2011 sebesar
Rp669,65 triliun tumbuh sebesar 19,30% dibandingkan realisasi penerimaan pajak tahun
2010. Angka penerimaan tersebut mencapai 95,88% dari target penerimaan pajak dalam
APBN-P 2011 sebesar Rp698,44 triliun.

800 Diagram Perbandingan Realisasi


700
Penerimaan DJP Tahun 2010 dan 2011
742,74

600
triliun rupiah

669,65

620,20

500
561,33

400
300
200
100
0
Penerimaan Tanpa PPh Migas Penerimaan Dengan PPh Migas

Realisasi 2010 Realisasi 2011

Sumber: LKPP
Keterangan: Angka realisasi tidak memperhitungkan penerimaan BPHTB

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 33 12/13/12 1:39 PM


34
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Diagram Perbandingan Realisasi


Penerimaan Tahun 2010, dan Realisasi
Tahun 2011 per Jenis Pajak
48,20%

9,84%

37,40%
0,53%
4,02%

PPh Nonmigas PBB PPh Migas

PPN & PPnBM Pajak Lainnya

Sumber: LKPP

Diagram Perbandingan Realisasi 400


Penerimaan Tahun 2010, dan Realisasi
350
Tahun 2011 per Jenis Pajak
366,75
358,03

300
298,17

298,44

250
277,80
triliun rupiah

200
230,60

150
73,10
65,23

100
58,87
28,58

29,06
29,89

50
3,97

4,19
3,93

-
PPh Nonmigas PPN & PPnBM PBB Pajak Lainnya PPh MIgas

Realisasi 2010 Target 2011 Realisasi 2011

Sumber: LKPP

Pertumbuhan realisasi penerimaan per jenis pajak dijelaskan sebagai berikut.


a. PPh Nonmigas mencapai Rp358,03 triliun atau tumbuh sebesar Rp59,85 triliun
(20,07%) dibandingkan dengan penerimaan 2010 sebesar Rp298,17 triliun.
b. PPN dan PPnBM mencapai Rp277,80 triliun atau tumbuh sebesar Rp47,19 triliun
(20,47%) dibandingkan dengan penerimaan 2010 sebesar Rp230,60 triliun.
c. PBB mencapai Rp29,89 triliun atau tumbuh sebesar Rp1,31 triliun (4,59%)
dibandingkan dengan penerimaan 2010 sebesar Rp28,58 triliun.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 34 12/13/12 1:39 PM


35
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

d. Pajak Lainnya mencapai Rp3,93 triliun atau tumbuh negatif sebesar Rp0,04 triliun
(-1,02%) dibandingkan dengan penerimaan 2010 sebesar Rp3,97 triliun.
e. PPh Migas mencapai Rp73,10 triliun atau tumbuh sebesar Rp14,22 triliun
(24,16%) dibandingkan dengan penerimaan 2010 sebesar Rp58,87 triliun.
Tabel Kinerja Penerimaan Pajak
Tahun 2007 2011

Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

Penerimaan Dalam Negeri (triliun rupiah) 706,11 979,30 847,10 992,25 1.205,35

Total Penerimaan Perpajakan (triliun rupiah) 490,99 658,70 619,92 723,31 873,87

Total Penerimaan DJP termasuk PPh Migas (triliun rupiah) 425,37 571,11 544,53 620,20 742,74

Penerimaan PPh Migas (triliun rupiah) 44,00 77,02 50,04 58,87 73,10

Penerimaan DJP tanpa PPh Migas (triliun rupiah) 381,37 494,09 494,49 561,33 669,65

Pertumbuhan Penerimaan DJP termasuk PPh Migas (%) 18,75 34,26 (4,65) 13,90 19,76

Pertumbuhan Penerimaan DJP tanpa PPh Migas (%) 21,07 29,56 0,08 13,52 19,30

Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,30 6,20 4,50 6,10 6,46

Inflasi (%) 6,59 11,06 2,78 6,96 3,79

Pertumbuhan Alami (%) 13,31 17,95 7,41 13,48 10,49

Peningkatan Kinerja Penerimaan DJP termasuk PPh Migas (%) 5,45 16,31 (12,06) 0,41 9,26

Peningkatan Kinerja Penerimaan DJP tanpa PPh Migas (%) 7,76 11,61 (7,32) 0,03 8,80

Keterangan: Peningkatan Kinerja Penerimaan DJP = Pertumbuhan Penerimaan DJP - Pertumbuhan Alami
Penerimaan pajak tahun 2007 2009 termasuk BPHTB
Penerimaan pajak tahun 2010 2011 tidak termasuk BPHTB
Sumber : LKPP

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 35 12/13/12 1:39 PM


36
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

C Quick Wins DJP telah mencanangkan Reformasi Perpajakan Jilid Kedua yang ditandai dengan akan
DJP 2011-2012 direalisasikannya Project for Indonesian Tax Administration Reform (PINTAR). Untuk
mendukung implementasi PINTAR tersebut serta untuk menciptakan nilai tambah atas
proses bisnis DJP yang ada saat ini, telah diidentifikasi sembilan belas inisiatif terkait
penyempurnaan proses bisnis dan optimalisasi teknologi informasi yang diharapkan
mampu menghasilkan peningkatan kinerja bagi DJP. Inisiatif ini disebut dengan Quick Wins
DJP 2011-2012 karena sifatnya yang dapat menghasilkan outcome signifikan namun
dikerjakan dalam waktu yang relatif singkat.

Inisiatif Quick Wins DJP ini diupayakan untuk tetap selaras dengan rencana strategis DJP,
dengan berfokus kepada perbaikan kualitas perekaman data (data capture) SPT dan
SSP, peningkatan penerimaan pajak, penambahan jumlah wajib pajak, dan persiapan
implementasi PINTAR.

Sampai dengan akhir 2011, hampir seluruh inisiatif Quick Wins DJP yang mulai dicanangkan
pada Agustus 2011 ini telah mendekati proses finalisasi. Inisiatif Quick Wins diharapkan
tetap akan dapat mendukung proses bisnis DJP secara keseluruhan sehingga tercipta
sistem administrasi perpajakan modern yang lebih efektif dan terpercaya.

Tabel Progress Quick Wins DJP


2011-2012

No. Inisiatif Quick Wins Skala Progres


Prioritas (%)

I.1. Loading data SPT ke SIDJP menggunakan Web Service Utama 98

I.2. Database dan hardware tuning untuk SIDJP secara sistematis Utama 98

I.3. Mengembangkan prosedur untuk memonitor secara aktif data processing pada SIDJP serta Utama 75

quick response jika terdapat permasalahan

I.4. Data cleansing untuk mengeliminasi duplikasi data masterfile NPWP Utama 95

I.5. Penyempurnaan aplikasi PKPM (Pajak Keluaran-Pajak Masukan) Utama 98

I.6. Perbaikan proses pemasukan data (data entry) pada PPDDP Utama 70

I.7. Pengembangan sistem profiling wajib pajak Utama 95

I.8. Pengumpulan data pihak ketiga secara sistematis Sedang 80

I.9. Pengembangan tools dan metodologi untuk otomatisasi aktivitas pengawasan kepatuhan Sedang 80

wajib pajak (compliance activities)

I.10. Pengembangan tools dan metodologi untuk otomatisasi penagihan berdasarkan risk, reward & aging Sedang 80

I.11. Perbaikan interface MPN dengan SIDJP/SIPMOD Sedang 95

I.12. Rekonsiliasi/audit data MPN KPPN Sedang 5

I.13. Review software SIDJP untuk meningkatkan performa software Kontinyu 50

I.14. Review infrastruktur KPP (hardware dan network) Kontinyu 98

II.1. Pengembangan monitoring pembayaran pajak melalui MIS/EIS Utama 95

II.2. Pengembangan alokasi SDM pemeriksaan berdasarkan risiko dan potensi Utama 75

II.3. Penambahan Data Processing Center baru Utama 75

II.4. Promosi dan demosi wajib pajak Sedang 100

II.5. Peningkatan nilai tambah kepada wajib pajak besar badan dan orang pribadi pada KPP Wajib Pajak Sedang 55

Besar melalui pelayanan yang tinggi dan compliance cost yang rendah

Keterangan: Data per 31 Desember 2011

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 36 12/13/12 1:39 PM


37
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

D
1. Unit dengan Kinerja Penerimaan Pajak Terbaik Prestasi Unit
Kerja
Berbeda dengan tahun sebelumnya, penilaian atas kinerja penerimaan unit vertikal pada
tahun 2011 menggunakan modifikasi angka indeks yang lebih proporsional karena tidak
hanya memasukkan unsur pertumbuhan penerimaan dan pencapaian target penerimaan,
tetapi juga unsur peranan realisasi penerimaan.

Dalam unsur peranan realisasi penerimaan, diperhitungkan pula beban kerja per unit
vertikal terkait besaran target yang menjadi tanggung jawabnya serta kompleksitas
penanganan wajib pajak di tiap-tiap unit vertikal. Hal ini sesuai dengan konsep organisasi
bahwa setiap unit mendapat perlakuan yang berbeda sesuai dengan kontribusi peranan
terhadap penerimaan nasional.

Dalam Rapat Pimpinan Nasional I DJP Tahun 2012, Direktur Jenderal Pajak memberikan
penghargaan kepada unit kerja yang meraih nilai baik dalam kinerja penerimaan tahun
2011. Pemberian penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi seluruh jajaran di
lingkungan DJP untuk selalu berupaya mengamankan penerimaan pajak.

Tabel Unit Vertikal dengan Kinerja


Cluster/Kelompok Peringkat/Nama Unit
Penerimaan Pajak Terbaik Tahun 2011
Kanwil DJP 1. Kanwil DJP Jakarta Pusat
Untuk Setiap Cluster
2. Kanwil DJP Bengkulu Lampung

3. Kanwil DJP Wajib Pajak Besar

4. Kanwil DJP Jakarta Utara

5. Kanwil DJP Kalimantan Barat

KPP Penentu Penerimaan 1. KPP Madya Jakarta Pusat

2. KPP Badan Usaha Milik Negara

3. KPP Madya Makassar

4. KPP Madya Jakarta Utara

5. KPP Madya Surabaya

KPP Pratama I 1. KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga

(Penerimaan > Rp1 triliun) 2. KPP Pratama Kudus

3. KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Satu

4. KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu

5. KPP Pratama Jakarta Gambir Tiga

KPP Pratama II 1. KPP Pratama Badung Selatan

(Penerimaan Rp500 miliar - Rp1 triliun) 2. KPP Pratama Jakarta Tambora

3. KPP Pratama Jakarta Penjaringan

4. KPP Pratama Jakarta Menteng Satu

5. KPP Pratama Sampit

KPP Pratama III 1. KPP Pratama Medan Barat

(Penerimaan < Rp500 miliar) 2. KPP Pratama Medan Belawan

3. KPP Pratama Demak

4. KPP Pratama Surabaya Krembangan

5. KPP Pratama Argamakmur

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 37 12/13/12 1:39 PM


38
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

2. Prestasi Kring Pajak 500200

Sejak tahun 2008 DJP memiliki contact center dengan nama Kring Pajak 500200 yang
menjalankan fungsi layanan informasi dan pengaduan. Kring Pajak dioperasikan sebagai
salah satu sarana bagi DJP dan dengan dukungan dan partisipasi aktif masyarakat untuk
mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean government) dan menerapkan prinsip-
prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di lingkungan DJP.

Sejak pengoperasiannya di tahun 2008, kualitas layanan Kring Pajak 500200 senantiasa
disempurnakan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat atas informasi perpajakan
secara cepat, mudah, murah, serta tidak terbatas waktu dan tempat. Kualitas layanan
tersebut ditingkatkan melalui pelatihan SDM yang intensif sehingga memiliki kemampuan
komunikasi dan pengetahuan yang memadai di bidang perpajakan, pemutakhiran sistem
dan aplikasi elektronik, serta penyempurnaan standard operating procedure (SOP).

Upaya peningkatan kualitas layanan Kring Pajak 500200 membuahkan hasil yang
membanggakan dengan diterimanya berbagai penghargaan di ranah contact center baik
untuk tingkat nasional maupun internasional.

Tabel Prestasi Kring Pajak 500200 Tingkat Nasional Diselenggarakan oleh


Indonesia Contact Center Association (ICCA)
Tahun 2011
Juara 1 (Platinum) untuk kategori The Best Quality Assurance below 100 seats

Juara 3 (Silver) untuk kategori The Best Quality Assurance below 100 seats

Juara 2 (Gold) untuk kategori The Best Back Office Operational below 100 seats

Juara 2 (Gold) untuk kategori The Best Agent Operasional below 100 seats

Juara 3 (Silver) untuk kategori The Best Agent Operasional below 100 seats

Juara 4 (Bronze) untuk kategori The Best Supervisor below 100 seats

Juara 4 (Bronze) untuk kategori The Best Contact Center Got Talent

Tingkat Internasional Diselenggarakan oleh


Contact Center World (CCW)

Juara 1 (Gold Medal/Top Ranking Performance in Contact Center World/ Contact Center

Best Practice) untuk kategori Direct Response Campaigne pada tingkat regional Asia Pasifik di

Gold Coast Australia

Juara 1 (Gold Medal/Top Ranking Performance in Contact Center World/Contact Center Best

Practice) untuk kategori Direct Response Campaigne pada kompetisi tingkat dunia di Las

Vegas, Amerika Serikat

Juara 4 Outbound Telemarketer pada tingkat regional Asia Pasifik di Gold Coast Australia

Juara 4 untuk kategori Supervisor tingkat regional Asia Pasifik di Gold Coast Australia

3. Kantor Pelayanan Percontohan

Dalam era keterbukaan informasi saat ini, tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
publik yang berkualitas semakin nyata dan kuat. Kementerian Keuangan sebagai salah
satu kementerian/lembaga yang memiliki beragam jenis kantor pelayanan, berupaya
untuk merespon tuntutan tersebut dengan melakukan berbagai program perbaikan
dan peningkatan kinerja pelayanan yang berorientasi pada kepentingan dan kepuasan
mayarakat.

Salah satu kegiatan tahunan yang dilaksanakan Kementerian Keuangan untuk mendorong
peningkatan kualitas layanan publik adalah Pemilihan Kantor Pelayanan Percontohan

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 38 12/13/12 1:39 PM


39
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

(KPPc). Kegiatan ini dimulai dengan melakukan seleksi terhadap kantor-kantor pelayanan
di tingkat eselon I. Pemenang kantor pelayanan percontohan tingkat eselon I selanjutnya
diajukan untuk mengikuti seleksi kantor pelayanan percontohan tingkat Kementerian
Keuangan.

Beberapa unsur penilaian dalam seleksi KPPc antara lain sistem dan prosedur, SDM,
sarana, dan prasarana kantor. Metode penilaian yang digunakan meliputi observasi
langsung, wawancara terhadap pimpinan dan staf kantor, pengumpulan data sekunder
seperti pengaduan masyarakat, dan survei melalui penyebaran kuesioner kepada
masyarakat pengguna layanan.

Seleksi KPPc diharapkan dapat memicu seluruh unit di lingkungan Kementerian Keuangan
untuk selalu berusaha, berkrerasi dan berinovasi meningkatkan pelayanan prima sebagai
salah satu upaya mewujudkan good governance.

Tabel Unit Pemenang Seleksi Kantor


Peringkat Unit
Pelayanan Percontohan Tingkat DJP
1 KPP Wajib Pajak Besar Satu
Tahun 2011
2 KPP Pratama Ciamis

3 KPP Pratama Lubuk Linggau

4 KPP Penanaman Modal Asing Dua

5 KPP Pratama Tangerang Timur

6 KPP Pratama Pangkalanbun

Untuk seleksi KPPc Tahun 2011 tingkat Kementerian Keuangan, KPP Wajib Pajak Besar
Satu ditetapkan sebagai pemenang ketiga.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 39 12/13/12 1:39 PM


Semakin besarnya tuntutan para pemangku kepentingan terhadap
kinerja DJP, mendorong kami untuk selalu membuat terobosan dan
inovasi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 40 12/13/12 1:39 PM


41
2011
Laporan Tahunan
Direktorat Jenderal Pajak

Kapita Selekta
Kegiatan

03
Peluncuran program Sensus Pajak Nasional dan
Nilai-Nilai Kementerian Keuangan merupakan
momentum penting dalam perjalanan organisasi
DJP yang dijadikan landasan ke depan dalam upaya
mengemban misi menghimpun penerimaan pajak.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 41 12/13/12 1:39 PM


42
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

A Sensus Pajak Sensus Pajak Nasional merupakan salah satu program penggalian potensi perpajakan
Nasional dalam rangka perluasan basis pajak dan pengamanan penerimaan negara, yang dilakukan
oleh DJP melalui kegiatan pendataan objek pajak.

Sensus Pajak Nasional dilatarbelakangi oleh berkembangnya perekonomian di seluruh


wilayah Indonesia, yang di antaranya ditandai dengan bertambahnya jumlah sentra ekonomi
(kawasan bisnis), high-rise building, kawasan pemukiman mewah dan bertambahnya
pelaku usaha, sementara jumlah wajib pajak yang terdaftar masih cukup rendah.

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, jumlah wajib pajak orang pribadi terdaftar
adalah 19,9 juta wajib pajak. Jumlah SPT Tahunan Orang Pribadi yang disampaikan
berjumlah 8,5 juta. Sedangkan berdasarkan data BPS, jumlah orang yang aktif bekerja
di Indonesia adalah 110 juta. Artinya, rasio wajib pajak orang pribadi terdaftar dan SPT
Tahunan yang disampaikan terhadap kelompok pekerja aktif hanya mencapai 18,1% dan
7,73%. Dengan kata lain tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi masih rendah.

Hal yang sama juga terjadi pada wajib pajak badan. Jumlah wajib pajak badan terdaftar
adalah 1,9 juta wajib pajak. Jumlah SPT Tahunan Badan yang disampaikan 466 ribu
sedangkan jumlah badan usaha yang berdomisili tetap dan aktif berdasarkan data BPS
berjumlah sekitar 12,9 juta. Artinya, rasio wajib pajak badan dan SPT Tahunan yang
disampaikan terhadap jumlah badan usaha aktif hanya mencapai 14,8% dan 3,6%.
Dengan kata lain tingkat kepatuhan wajib pajak badan juga masih rendah.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 42 12/13/12 1:39 PM


43
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Rendahnya tingkat kepatuhan masyarakat tersebut di atas menjadi penyebab rendahnya


pencapaian tax ratio kita yang saat ini berkisar 11-12%. Sebagai perbandingan, negara-
negara tetangga memiliki tax ratio di atas 14%.

Pada hakikatnya Sensus Pajak Nasional dapat dipandang sebagai upaya menegakkan
keadilan di bidang perpajakan, dimana seluruh subjek pajak memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Sensus
Pajak Nasional bertujuan untuk menjaring seluruh potensi perpajakan dalam rangka
Tri Dharma Perpajakan, yaitu:

a. seluruh wajib pajak terdaftar;


b. seluruh objek pajak dipajaki;
c. pelaksanaan kewajiban perpajakan tepat waktu dan tepat jumlah.

Dalam pidato penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU tentang APBN Tahun
Anggaran 2012 beserta Nota Keuangan pada tanggal 16 Agustus 2011, Presiden
menyatakan bahwa dalam rangka mengoptimalkan penggalian potensi perpajakan
pada bulan September 2011 pemerintah berencana melakukan Sensus Pajak Nasional.
Apa yang telah disampaikan oleh Presiden selanjutnya ditindaklanjuti oleh Kementerian
Keuangan dengan menerbitkan beberapa aturan pelaksanaan Sensus Pajak Nasional,
yaitu:

a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 149/PMK.03/2011 tentang Sensus Pajak


Nasional;
b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 304/KMK.03/2011 tentang Pembentukan
Tim Sensus Pajak Nasional; dan
c. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-30/PJ/2011 tentang Pedoman
Teknis Sensus Pajak Nasional.

Program Sensus Pajak Nasional 2011 diluncurkan secara nasional pada tanggal 30
September 2011 oleh Menteri Keuangan, Agus D.W. Martowardojo, didampingi Gubernur
DKI Jakarta, Fauzi Bowo, dan Direktur Jenderal Pajak, A. Fuad Rahmany, bertempat di
Gedung Jakarta International Event & Convention Center (JITEC) Mangga Dua Square.

Metodologi yang digunakan dalam Sensus Pajak Nasional secara umum adalah:

a. dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah tanah air Indonesia oleh KPP
Pratama;
b. pemilihan lokasi sensus menggunakan hasil pemetaan (mapping) dan monografi
fiskal dengan skala prioritas: sentra ekonomi/ kawasan bisnis, bangunan tingkat
tinggi (high-rise building) dan kawasan pemukiman mewah (potensial);
c. pelaksanaan sensus dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan;
d. pendataan terhadap seluruh subjek dan objek pada lokasi sensus menggunakan
Formulir Isian Sensus (FIS) dan diikuti dengan penyuluhan dan himbauan;
e. pemasangan stiker di tempat usaha dan atau tempat tinggal setelah dilakukan
sensus;
f. perekaman/pemutakhiran data atas hasil sensus; dan
g. pemilihan waktu sensus disesuaikan dengan kondisi subjek sensus (pagi, siang,
sore, atau malam hari).

Sensus Pajak Nasional dilaksanakan selama bulan Oktober dan November 2011 di 299
KPP Pratama di seluruh Indonesia. Dari target pengumpulan sebanyak 1.030.903 FIS,
pelaksanaan Sensus Pajak Nasional tahun 2011 memperoleh pengumpulan 646.655 FIS
atau 62,73%. Dari jumlah FIS yang telah diperoleh tersebut, 523.961 FIS telah dilakukan
perekaman.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 43 12/13/12 1:39 PM


44
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Diagram Realisasi Capaian FIS


Tahun 2011 per Kategori

68,52%

15,68%

13,45%

2,35%

Kategori 1 : Responden dapat ditemui di lokasi sensus, dan bersedia menjawab serta
menandatangani FIS

Kategori 2 : Responden dapat ditemui di lokasi sensus akan tetapi tidak bersedia menjawab
dan menandatangani FIS

Kategori 3 : Responden tidak berada ditempat saat sensus, tetapi ada pihak yang memiliki
hubungan dengan responden

Kategori 4 : objek sensus tidak/ belum berpenghuni

Data per tanggal 2 Februari 2012

Berdasarkan perekaman FIS kategori 1, 2 dan 3, responden yang belum memiliki NPWP
adalah sebanyak 283.348 atau 54,71% dan responden yang telah memiliki NPWP
adalah sebanyak 234.515 atau 45,29%. Responden yang belum memiliki NPWP akan
ditindaklanjuti dengan kegiatan ekstensifikasi, sedangkan responden yang telah terdaftar
sebagai wajib pajak akan ditindaklanjuti dengan proses bisnis pengawasan sesuai dengan
standard operating procedures (SOP) yang berlaku.

B
Kementerian Keuangan kembali menjadi pelopor dalam pelaksanaan reformasi birokrasi
Perumusan dan
di Indonesia dengan merumuskan nilai-nilai dan mengimplementasikannya ke dalam
Internalisasi Nilai-
organisasi. Nilai-nilai Kementerian Keuangan yaitu Integritas, Profesionalisme, Sinergi,
Nilai Kementerian
Pelayanan, dan Kesempurnaan yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan
Keuangan
Nomor 312/KMK.01/2011 selanjutnya akan menggantikan nilai-nilai yang sebelumnya
dibuat dan dimiliki oleh masing-masing unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan.

Nilai-nilai DJP sebelumnya yang digunakan sebagai pedoman perilaku dalam pelaksanaan
tugas pegawai dan juga nilai-nilai yang telah dimiliki unit eselon I lainnya, pada dasarnya
memiliki arti dan tujuan yang baik. Namun, untuk mendorong pencapaian visi Kementerian
Keuangan maka diperlukan peningkatan sinergi antarunit eselon I yang salah satu upayanya
melalui pembangunan kesatuan nilai yang sama di lingkungan Kementerian Keuangan.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 44 12/13/12 1:39 PM


45
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Proses perumusan nilai-nilai Kementerian Keuangan diawali dengan penggalian gagasan


para pimpinan di Kementerian Keuangan mengenai tujuan apa yang akan diraih dan
bentuk pencapaian seperti apa yang diinginkan oleh Kementerian Keuangan. Gagasan-
gagasan yang terkumpul selanjutnya dibahas kembali untuk dikristalisasi menjadi nilai-nilai
yang dibutuhkan Kementerian Keuangan dalam mengemban peran vitalnya di bidang
keuangan dan kekayaan negara.

Makna dan Kaidah Perilaku Utama Nilai-nilai Kementerian Keuangan

Integritas Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan 1. Bersikap jujur, tulus dan dapat dipercaya

baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan 2. Menjaga martabat dan tidak melakukan

prinsip-prinsip moral. hal-hal tercela

Profesionalisme Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi 1. Mempunyai keahlian dan pengetahuan

terbaik dengan penuh tanggung jawab dan komitmen yang luas

yang tinggi. 2. Bekerja dengan hati

Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama 1. Memiliki sangka baik, saling percaya dan

internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis menghormati

dengan para pemangku kepentingan, untuk 2. Menemukan dan melaksanakan solusi

menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas. terbaik

Pelayanan Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan 1. Melayani dengan berorientasi pada

pemangku kepentingan yang dilakukan dengan kepuasan pemangku kepentingan

sepenuh hati, transparan, cepat, akurat dan aman. 2. Bersikap proaktif dan cepat tanggap

Kesempurnaan Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala 1. Melakukan perbaikan terus menerus

bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik. 2. Mengembangkan inovasi dan kreatifitas

Setelah proses perumusan nilai-nilai dilaksanakan, langkah selanjutnya agar nilai-nilai


Kementerian Keuangan tidak hanya menjadi tulisan atau simbol semata, dilakukan
internalisasi nilai-nilai di seluruh unit di lingkungan Kementerian Keuangan.

Pada tanggal 22 Oktober 2011, DJP mendapat kehormatan menjadi tuan rumah acara
Kick-Off Nilai-Nilai Kementerian Keuangan Tingkat Kementerian Keuangan yang dihadiri
oleh Menteri Keuangan, Wakil Menteri Keuangan, serta beberapa pimpinan dan pegawai
perwakilan unit eselon I Kementerian Keuangan. Bertempat di Auditorium Cakti Budhi Bakti
Kantor Pusat DJP, Menteri Keuangan memberikan pesan kepada seluruh peserta acara
agar senantiasa menghayati dan mengimplementasikan nilai-nilai Kementerian Keuangan
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari untuk menjadikan Kementerian Keuangan sebagai
pengelola keuangan dan kekayaan negara yang terbaik di wilayah regional.

Acara kick-off dimaksud di atas sekaligus menjadi kegiatan internalisasi nilai-nilai


Kementerian Keuangan pertama di DJP, yang kemudian diikuti dan dilaksanakan oleh unit
vertikal di lingkungan DJP. Peluncuran nilai-nilai Kementerian Keuangan di setiap Kanwil
DJP dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2011 bersamaan dengan peringatan Hari
Anti Korupsi Sedunia.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 45 12/13/12 1:39 PM


Apa yang kami lakukan sekarang merupakan bentuk tanggung jawab
kami bagi generasi di masa mendatang. Hal ini menginspirasi kami
untuk selalu mengupayakan yang terbaik setiap saat.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 46 12/13/12 1:39 PM


47
2011
Laporan Tahunan
Direktorat Jenderal Pajak

Penyempurnaan
Kebijakan
Perpajakan
04
Setelah melalui proses pembahasan yang panjang,
di penghujung tahun 2011 Pemerintah menerbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011
tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan
Kewajiban Perpajakan. Ketentuan dimaksud
diterbitkan agar lebih memberikan kemudahan dan
kejelasan bagi masyarakat dalam memahami dan
memenuhi hak dan kewajiban perpajakan, serta
untuk menyelaraskan ketentuan-ketentuan dalam
Undang-Undang KUP, Undang-Undang PPh, dan
Undang-Undang PPN dan PPnBM.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 47 12/13/12 1:39 PM


48
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

DJP sebagai otoritas perpajakan di Indonesia mendapatkan amanat untuk menjalankan


tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
perpajakan. Untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik di bidang kebijakan
fiskal, pada tahun 2011 Menteri Keuangan mengeluarkan kebijakan baru bahwa
perumusan rekomendasi kebijakan perpajakan yang mengatur tentang subjek, objek, dan
tarif, yang berdampak terhadap penerimaan negara dilakukan oleh Badan Kebijakan Fiskal
(BKF) dengan tetap memperhatikan pertimbangan serta berkoordinasi dengan DJP.

Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 48 Undang-Undang Ketentuan Umum dan


A Ketentuan
Perpajakan
Tata Cara Perpajakan (KUP), pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 80
Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan
di Bidang KUP

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 48 12/13/12 1:39 PM


49
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2007. Dalam perjalanan penerapan peraturan tersebut di masyarakat, pemerintah
memandang perlu untuk melengkapi dan menyempurnakan Peraturan Pemerintah Nomor
80 Tahun 2007 agar lebih memberikan kemudahan dan kejelasan bagi masyarakat dalam
memahami dan memenuhi hak dan kewajiban perpajakan, serta untuk menyelaraskan
ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang KUP, Undang-Undang PPh, dan Undang-
Undang PPN dan PPnBM.

Proses penyusunan rancangan penyempurnaan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor


80 Tahun 2007 diawali dengan meminta masukan dari para pemangku kepentingan,
antara lain Komite Pengawas Perpajakan, Ikatan Konsultan Pajak Indonesia, Pengadilan
Pajak, serta unit vertikal DJP. Selanjutnya dilakukan pembahasan Rancangan Peraturan
Pemerintah yang melibatkan Biro Hukum Kementerian Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal,
Kementerian Hukum dan HAM, Sekretariat Negara, dan Kejaksaan.

Pada tanggal 29 Desember 2011, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor


74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
yang mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2007 dan berlaku mulai tanggal
1 Januari 2012.

Hal-hal yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011, antara lain:

a. penjelasan gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Undang-Undang


KUP;
b. penegasan pelaksanaan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda seperti Mutual
Agreement Procedure, Advance Pricing Agreement, dan Exchange of Information;
c. pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan berdasarkan
Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang KUP;
d. penghapusan sanksi administrasi berdasarkan Pasal 36 Undang-Undang KUP;
dan
e. adanya verifikasi dalam rangka penerbitan atau penghapusan NPWP, pengukuhan
atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, dan penerbitan surat
ketetapan pajak.

Pada tahun 2011, DJP secara intensif juga melakukan pembahasan Rancangan Peraturan
Pemerintah (RPP) sebagai aturan pelaksanaan Pasal 35A Undang-Undang KUP yang
mengatur kewajiban pihak eksternal untuk memberikan data dan informasi yang berkaitan
dengan perpajakan kepada DJP. Dalam rangka pengawasan kepatuhan pelaksanaan
kewajiban perpajakan sebagai konsekuensi penerapan sistem self assessment, data dan
informasi yang berkaitan dengan perpajakan yang bersumber dari instansi pemerintah,
lembaga, asosiasi, dan pihak lain sangat diperlukan oleh DJP. Data dan informasi dimaksud
adalah data dan informasi orang pribadi atau badan yang dapat menggambarkan kegiatan
atau usaha, peredaran usaha, penghasilan dan/atau kekayaan yang bersangkutan,
termasuk informasi mengenai nasabah debitur, data transaksi keuangan dan lalu lintas
devisa, kartu kredit, serta laporan keuangan dan/atau laporan kegiatan usaha yang
disampaikan kepada instansi lain di luar DJP.

Usulan DJP berupa RPP tentang Pemberian dan Penghimpunan Data dan Informasi yang
Berkaitan dengan Perpajakan selama tahun 2011 telah dibahas bersama dengan berbagai
instansi, antara lain Biro Hukum Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan HAM,
Sekretariat Negara, Polri, dan Bank Indonesia. Sampai dengan akhir tahun 2011 RPP
tersebut masih dalam tahap penyelesaian.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 49 12/13/12 1:39 PM


50
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Beberapa ketentuan yang diterbitkan selama tahun 2011 dalam rangka menyempurnakan
peraturan pelaksanaan yang ada, antara lain mengatur mengenai:

a. tata cara penghitungan dan pemberian imbalan bunga;


b. tata cara penghitungan dan pengembalian kelebihan pembayaran pajak;
c. tata cara pemeriksaan pajak; dan
d. tata cara penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan untuk
kepentingan penerimaan negara.

Beberapa ketentuan perpajakan di bidang PPh yang diterbitkan tahun 2011 antara lain
B Ketentuan
Perpajakan
mengatur mengenai:

di Bidang PPh
a. pencabutan ketentuan mengenai PPh atas penghasilan dari transaksi derivatif
berupa kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa;
b. fasilitas PPh untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu dan/atau
di daerah-daerah tertentu;
c. perlakuan perpajakan atas Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari
suatu Bentuk Usaha Tetap dan tata cara pemberitahuannya oleh wajib pajak;
d. tata cara pencatatan dan pelaporan sumbangan penanggulangan bencana
nasional, sumbangan penelitian dan pengembangan, sumbangan fasilitas
pendidikan, sumbangan pembinaan olahraga, dan biaya pembangunan
infrastruktur sosial yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto;
e. tata cara pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh atas bunga obligasi;
f. tata cara penghitungan dan pembayaran PPh atas surplus Bank Indonesia;
g. pemberian fasilitas pembebasan atau pengurangan PPh Badan beserta aturan
terkait lainnya mengenai:
1) tata cara pelaporan penggunaan dana dan realisasi penanaman modal; dan
2) tata cara penetapan saat dimulainya berproduksi secara komersial, bagi wajib
pajak badan yang mendapatkan fasilitas dimaksud;
h. pengenaan PPh untuk kegiatan usaha perbankan syariah dan pembiayaan
syariah;
i. penentuan biaya operasi yang dapat dikembalikan dan perlakuan PPh di bidang
usaha hulu minyak dan gas bumi, beserta aturan terkait lainnya mengenai:
1) batasan pengeluaran alokasi biaya tidak langsung kantor pusat yang dapat
dikembalikan dalam penghitungan bagi hasil dan PPh bagi kontraktor minyak
dan gas bumi;
2) tata cara pemotongan dan pembayaran PPh atas penghasilan lain kontraktor
berupa uplift atau imbalan lain yang sejenis dan/atau penghasilan kontraktor
dari pengalihan participating interest;
3) batasan maksimum biaya remunerasi tenaga kerja asing untuk Kontraktor
Kontrak Kerjasama minyak bumi dan gas bumi;
4) bentuk dan isi SPT Tahunan PPh bagi wajib pajak yang melakukan kegiatan di
bidang usaha hulu minyak dan/atau gas bumi; dan
5) tata cara penerbitan surat ketetapan pembayaran PPh minyak dan gas bumi
dan surat keterangan pembayaran PPh minyak bumi dan gas bumi sementara;
j. penentuan subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri; dan
k. tata cara pengajuan permohonan pembebasan dari pemotongan dan/atau
pemungutan PPh oleh pihak lain;
l. tata cara pengajuan dan penelitian permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang bagi wajib pajak dalam negeri;
m. tata cara dan prosedur pemungutan PPh Pasal 22 sehubungan dengan
pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan di bidang impor atau kegiatan
usaha di bidang lain;

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 50 12/13/12 1:39 PM


51
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

n. badan/lembaga yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah yang ditetapkan


sebagai penerima zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib yang
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

Ketentuan perpajakan di bidang PPN dan PPnBM yang diterbitkan sepanjang tahun 2011
antara lain mengatur hal-hal sebagai berikut:
Ketentuan
Perpajakan C
di Bidang PPN
a. perubahan batasan harga jual Rumah Sederhana dan Rumah Sangat Sederhana
dan PPnBM
yang dibebaskan dari pengenaan PPN;
b. tata cara penyediaan anggaran, penghitungan, pembayaran, dan
pertanggungjawaban subsidi jenis BBM tertentu. Salah satu ketentuan yang diatur
adalah PPN atas subsidi BBM tertentu merupakan bagian dari subsidi harga.
Mekanisme PPN tersebut menggantikan mekanisme PPN Ditanggung Pemerintah
(PPN DTP);
c. tata cara pengajuan dan penyelesaian permintaan kembali PPN barang bawaan
orang pribadi pemegang paspor luar negeri;
d. batasan kegiatan dan jenis jasa kena pajak yang atas ekspornya dikenai PPN;
e. tata cara penatausahaan PPN DTP atas penyerahan minyak goreng kemasan
sederhana dan/atau minyak goreng sawit curah di dalam negeri;
f. dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan faktur pajak; dan
g. tata cara penerbitan faktur pajak dan surat setoran pajak atas penyerahan jenis
BBM tertentu dan/atau liquefied petroleum gas (LPG) tabung 3kg.

Selain penerbitan ketentuan mengenai hal di atas, pada tahun 2011 DJP juga melakukan
pembahasan beberapa rancangan peraturan di bidang PPN sebagai berikut.

a. RPP tentang Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang
Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan PPN. RPP tersebut
direncanakan menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis
yang Dibebaskan dari Pengenaan PPN sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007. Dalam RPP ini,
minyak goreng kemasan sederhana dimasukkan sebagai salah satu Barang Kena
Pajak tertentu yang bersifat strategis.
b. Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (RPMK) tentang Perubahan Kedua atas
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 231/KMK.03/2001 tentang Perlakuan PPN
dan PPnBM Atas Impor Barang Kena Pajak yang Dibebaskan dari Pungutan
Bea Masuk. Peraturan ini menambahkan jenis barang yang PPN atau PPN dan
PPnBM-nya tidak dipungut atas impor barang yang dibebaskan dari Bea Masuk,
yakni barang yang dipergunakan untuk kegiatan usaha eksplorasi hulu minyak
dan gas bumi serta panas bumi. RPMK ini telah diundangkan menjadi Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.011/2012.

Beberapa ketentuan perpajakan di bidang PBB yang diterbitkan tahun 2011 antara lain
mengatur mengenai:
Ketentuan
Perpajakan D
di Bidang PBB
a. permohonan pengembalian kelebihan pembayaran PBB;
b. penyesuaian besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) PBB;
c. tata cara penetapan wajib pajak atas objek PBB yang belum jelas diketahui wajib
pajaknya dan pencabutan penetapan sebagai wajib pajak;
d. bentuk dan isi nota penghitungan, SKP PBB, STP PBB, surat keputusan kelebihan
pembayaran pajak PBB, dan Surat Pemberitahuan;

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 51 12/13/12 1:39 PM


52
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

e. pengenaan PBB sektor perhutanan; dan


f. tata cara pengangsuran dan penundaan pembayaran PBB.

Terkait dengan tahapan pengalihan PBB Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebagai
Pajak Daerah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, selama tahun 2011 DJP beserta tim dari Kementerian
Keuangan melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap persiapan pengalihan
dan pelaksanaan pemungutan PBB-P2 ke pemerintah kabupaten/kota yang telah
mengadministrasikan PBB-P2.

Agar persiapan pengalihan dan pelaksanaan pemungutan PBB-P2 dapat berjalan dengan
baik, DJP mengeluarkan beberapa kebijakan di antaranya adalah:

a. melakukan monitoring kesiapan pengelolaan PBB-P2 ke tujuh belas kabupaten/


kota yang akan mengelola PBB-P2 pada tahun 2012;
b. melakukan bimbingan teknis pengelolaan PBB-P2 kepada pemerintah daerah.
Pelaksanaan bimbinan teknis ini dilakukan oleh Kanwil DJP dan/atau KPP
Pratama berkoordinasi dengan Balai Diklat Keuangan sebagai penyedia tempat
penyelenggaraan;
c. mendorong Kanwil DJP untuk membentuk tim bersama pemerintah daerah
setempat untuk membantu pemerintah kabupaten/kota di wilayah kerjanya dalam
persiapan pemungutan PBB-P2;
d. mengadakan workshop terkait teknologi informasi khususnya untuk instalasi dan
kustomisasi aplikasi Sismiop (Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak) pada
tujuh belas kabupaten/kota yang akan mengelola PBB P2; dan
e. mengadakan kerja sama dengan STAN menyelenggarakan program Diploma I
Perpajakan Konsentrasi Penilai dan Operator Console dengan pengajarnya
sebagian besar dari pegawai DJP.

Tabel Pelaksanaan Pengalihan PBB-P2 Jumlah


Tahun Keterangan
Kabupaten/Kota
ke Pemerintah Daerah
2011 1 Kota Subaraya

2012 17 Kota Medan, Kab Deli Serdang, Kota Pekan Baru,

Kota Palembang, Kota Bandar Lampung, Kota Depok,

Kab. Bogor, Kota Semarang, Kab. Sukoharjo, Kota

Yogyakarta, Kab. Sidoarjo, Kota Gresik, Kota Pontianak,

Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kota Gorontalo, dan

Kota Palu

2013 60 Perkiraan berdasarkan kesiapan pemerintah daerah

2014 419 Kabupaten/kota yang belum mengelola PBB-P2 tahun

2011 - 2013

Keterangan: Sumber data tahun 2012 2014, DJPK dan DJP per 1 Februari 2012

E Fasilitas Ketentuan pemberian fasilitas perpajakan terbaru yang diterbitkan selama tahun 2011
Perpajakan meliputi materi sebagai berikut.

a. Pembebasan dari pengenaan PPN atas penyerahan Rumah Sederhana dan


Rumah Sangat Sederhana yang perolehannya secara tunai ataupun dibiayai
melalui fasilitas kredit bersubsidi maupun tidak bersubsidi, atau melalui pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah, yang memenuhi ketentuan:

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 52 12/13/12 1:39 PM


53
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

1) luas bangunan tidak melebihi 36m2;


2) harga jual tidak melebihi Rp70.000.000,00; dan
3) merupakan rumah pertama yang dimiliki, digunakan sendiri sebagai tempat
tinggal dan tidak dipindahtangankan dalam jangka waktu lima tahun sejak
dimiliki.
b. PPN DTP atas penyerahan minyak goreng kemasan sederhana dan/atau minyak
goreng sawit curah di dalam negeri oleh Pengusaha Kena Pajak.
c. Pemberian subsidi harga dan PPN atas subsidi harga BBM tertentu dan/atau LPG
tabung 3kg.
d. Pengurangan penghasilan neto sampai dengan 30%, penyusutan dan amortisasi
yang dipercepat, kompensasi kerugian sampai dengan sepuluh tahun, dan
pengenaan PPh atas dividen maksimal sebesar 10%. Fasilitas tersebut dapat
diberikan kepada wajib pajak yang melakukan penanaman modal di bidang-
bidang usaha tertentu dan/atau daerah-daerah tertentu.
e. Pembebasan PPh Badan yang dapat diberikan untuk jangka waktu paling lama
sepuluh Tahun Pajak dan paling singkat lima Tahun Pajak, terhitung sejak Tahun
Pajak dimulainya produksi komersial, serta fasilitas pengurangan PPh Badan
sebesar 50% dari PPh terutang selama dua Tahun Pajak setelah berakhirnya
pemberian fasilitas pembebasan PPh Badan. Fasilitas tersebut diberikan kepada
wajib pajak badan baru yang memenuhi kriteria:
1) merupakan industri pionir yang mencakup:
a) industri logam dasar;
b) industri pengilangan minyak bumi dan/atau kimia dasar organik yang
bersumber dari minyak bumi dan gas alam;
c) industri permesinan;
d) industri di bidang sumberdaya terbarukan; dan/atau
e) industri peralatan komunikasi;
2) mempunyai rencana penanaman modal baru yang telah mendapatkan
pengesahan dari instansi yang berwenang paling sedikit sebesar Rp1 triliun;
dan
3) menempatkan dana di perbankan di Indonesia paling sedikit 10% dari total
rencana penanaman modal dan tidak boleh ditarik sebelum saat dimulainya
pelaksanaan realisasi penanaman modal.
f. PPh DTP atas:
1) hasil pengusahaan sumber daya panas bumi untuk pembangkitan energi/
listrik tahun anggaran 2011; dan
2) bunga atau imbalan surat berharga negara yang diterbitkan di pasar
internasional dan penghasilan pihak ketiga atas jasa yang diberikan kepada
pemerintah dalam penerbitan surat berharga negara di pasar internasional
tahun anggaran 2011.
g. Fasilitas pengangsuran dan penundaan pembayaran PBB bagi wajib pajak yang
mengalami kesulitan likuiditas, kesulitan keuangan, atau mengalami keadaan di
luar kekuasaannya sehingga wajib pajak tidak akan mampu memenuhi kewajiban
pajak pada waktunya.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 53 12/13/12 1:39 PM


Komitmen setiap pihak atas tanggung jawabnya menunaikan
kewajiban perpajakan menghadirkan harmoni dan keselarasan
dalam kehidupan bangsa.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 54 12/13/12 1:39 PM


55
2011
Laporan Tahunan
Direktorat Jenderal Pajak

Penggalian
Potensi
05
Sebagai kontributor utama penerimaan dalam
negeri, target penerimaan pajak semakin
meningkat dari tahun ke tahun. DJP mengemban
amanatuntuk mengamankan penerimaan pajak
dengan merancang dan mengembangkan berbagai
strategi dan metode penggalian potensi yang
terstruktur, terukur, sistematis, standar, dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 55 12/13/12 1:39 PM


56
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

DJP senantiasa melakukan langkah-langkah yang dapat merealisasikan pencapaian target


penerimaan pajak. Salah satu langkah untuk mencapai target penerimaan pajak adalah
dengan melakukan penggalian potensi pajak. Penggalian potensi pajak tersebut dilakukan
terhadap subjek pajak yang telah terdaftar (intensifikasi) dan dengan memperluas basis
pajak (ekstensifikasi).

Kegiatan ekstensifikasi wajib pajak orang pribadi merupakan kegiatan yang masuk
A Ekstensifikasi
dalam peta strategis DJP tahun 2011. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperluas
basis pengenaan pajak melalui upaya penambahan wajib pajak sekaligus meningkatkan
kepatuhan wajib pajak.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 56 12/13/12 1:39 PM


57
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Kegiatan ekstensifikasi merupakan upaya proaktif DJP dalam menambah jumlah wajib
pajak baru dengan sasaran wajib pajak orang pribadi yang menurut peraturan perpajakan
diwajibkan untuk memiliki NPWP, serta memberi kemudahan untuk memperoleh NPWP.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pemberi kerja dengan sasaran wajib
pajak orang pribadi yang memperoleh penghasilan dari pemberi kerja termasuk komisaris,
pemegang saham, direksi, dan karyawan pada perusahaan swasta atau BUMN serta PNS
baik tingkat pusat maupun daerah.

Pendekatan lain yang digunakan adalah pendekatan properti (property-based) dengan


sasaran wajib pajak orang pribadi yang melakukan atau memiliki kegiatan usaha di pusat-
pusat perdagangan, pertokoan atau mal serta yang tinggal di apartemen dan perumahan
mewah dengan batasan nilai tertentu.

Kedua pendekatan di atas lebih difokuskan dalam rangka penambahan wajib pajak baru.
Namun sejak tahun 2010 program ekstensifikasi ditujukan pula untuk meningkatkan
penerimaan pajak melalui kebijakan extra effort. Kebijakan ini pada dasarnya adalah tindak
lanjut terhadap wajib pajak baru hasil kegiatan ekstensifikasi pada tahun berjalan serta
satu tahun sebelumnya sebagai upaya menumbuhkan kesadaran serta meningkatkan
kepatuhan wajib pajak.

Seiring dengan program ekstensifikasi, di tahun 2011 DJP meluncurkan program Sensus
Pajak Nasional sebagai salah satu langkah terobosan dalam upaya pencapaian target
penerimaan pajak yang selalu meningkat setiap tahun. Sensus Pajak Nasional pada
dasarnya mengakomodasi pelaksanaan ekstensifikasi wajib pajak serta upaya intensifikasi
melalui kegiatan pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dari wajib pajak.
Program ini merupakan program nasional dengan berbasis wilayah yang dilakukan secara
bertahap dengan mempertimbangkan potensi. Untuk tahap awal, Sensus Pajak Nasional
dilaksanakan di sentra ekonomi atau kawasan bisnis.

Tabel Hasil Ekstensifikasi Wajib Pajak


Orang Pribadi Tahun 2007-2011

Wajib Pajak 2007 2008 2009 2010 2011

1. Orang Pribadi Hasil Ekstensifikasi 1.756.531 4.892.032 9.019.975 10.922.128 12.208.981

a. Orang Pribadi Karyawan 1.639.815 4.648.324 8.606.567 10.433.183 11.670.075

b. Orang Pribadi NonKaryawan 116.716 243.708 413.408 488.945 538.906

2. Orang Pribadi Sukarela 3.231.918 3.496.784 4.929.775 6.405.056 7.704.923

c. Orang Pribadi Karyawan 1.375.237 1.496.400 2.471.589 3.543.625 4.504.701

d. Orang Pribadi NonKaryawan 1.856.681 2.000.384 2.458.186 2.861.431 3.200.222

3. Bendahara 348.451 379.681 434.355 467.984 507.844

4. Badan 1.308.160 1.443.570 1.580.287 1.737.459 1.942.811

Jumlah Wajib Pajak Terdaftar (1+2+3+4) 6.645.060 10.212.067 15.964.392 19.532.627 22.364.559

Keterangan: Data per 31 Desember tahun bersangkutan dan hasil data cleansing tahun 2011 (diolah)

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 57 12/13/12 1:39 PM


58
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Perkembangan jumlah wajib pajak terdaftar selama lima tahun terakhir sebagaimana grafik
di bawah ini.

Diagram Jumlah Wajib Pajak Terdaftar 25


Tahun 2007-2011 22,36
0,51
19,53 1,94
20 0,47
1,74
15,96
0,43 7,70
15 1,58
6,41
jutaan

10,21 4,93
12,21
10 0,38
10,92
1,44
6,65 9,02
0,35 3,50
1,31
5
4,89
3,23

1,76
-
2007 2008 2009 2010 2011

OP Hasil Ekstensifikasi Badan Jumlah WP Terdaftar

OP Sukarela Bendahara

Keterangan: Data per 31 Desember tahun bersangkutan dan hasil data cleansing tahun 2011 (diolah)

Di bidang PBB, kegiatan ekstensifikasi dilakukan melalui pendataan yaitu pemeliharaan


dan pembentukan data objek dan subjek PBB dalam rangka pembentukan dan/atau
pemeliharaan basis data dalam Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (Sismiop) dan
Sistem Informasi Geografis (SIG). Tujuan kegiatan pendataan adalah menciptakan basis
data objek dan subjek PBB yang akurat dan terkini sehingga dapat tercipta pengenaan
pajak yang lebih adil dan merata, peningkatan pokok ketetapan, peningkatan tertib
administrasi, dan peningkatan penerimaan PBB serta dapat memberikan pelayanan yang
lebih baik kepada wajib pajak.

120
103,56 102,99
100,16
93,56 97,17
100 89,64
89,06
83,26
77,23
80
69,46
jutaan

60

40

20

0
2007 2008 2009 2010 2011
Diagram Jumlah Objek Pajak Terdaftar
Tahun 2007-2011 Objek Pajak Objek Pajak Sismiop

Keterangan: Data per 31 Desember tahun yang bersangkutan

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 58 12/13/12 1:40 PM


59
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

90 Diagram Jumlah Peta Digital


Tahun 2007-2011
77,03
80 75,80 76,04
74,15
71,77
70

60

50
jutaan

41,34
38,80
40 35,42
31,17
30 24,94

20

10

0
2007 2008 2009 2010 2011

Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan Digital

Keterangan: Data per 31 Desember tahun yang bersangkutan

B
Optimalisasi penerimaan pajak melalui intensifikasi pada tahun 2011 diprioritaskan Intensifikasi
terhadap wajib pajak penentu penerimaan pada setiap KPP melalui program/kegiatan
sebagai berikut.

1. Pengawasan Pembayaran Masa

Pengawasan pembayaran masa adalah kegiatan pengawasan yang dilakukan terhadap


pembayaran masa pada setiap bulan. Tujuan dari program ini adalah pengamanan
penerimaan pajak serta upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam menunaikan
kewajiban pembayaran masa mengingat kontribusi pembayaran masa terhadap
penerimaan nasional sekitar 75% (2009) dan 77% (2010).

Pengawasan dilakukan untuk seluruh kewajiban pembayaran masa atas jenis pajak PPh
Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 25, PPh Pasal 26, PPh Final, dan PPN/
PPnBM. Prioritas pengawasan pembayaran masa dilakukan terhadap:

a. seluruh wajib pajak terdaftar di KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Madya; serta
b. seribu wajib pajak penentu penerimaan untuk KPP Pratama dan KPP yang
memiliki lebih dari seribu wajib pajak.

2. Pemanfaatan Feeding

Feeding adalah program pertukaran data wajib pajak antar KPP dengan memanfaatkan
teknologi informasi. Program yang diluncurkan pada tahun 2011 dimanfaatkan untuk
pemutakhiran profil wajib pajak, peningkatan penerimaan pajak, dan penjaringan wajib
pajak baru.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 59 12/13/12 1:40 PM


60
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

3. Pengawasan Wajib Pajak Bendahara

Bendahara dalam pekerjaannya bertugas membelanjakan belanja pemerintah pusat


dan pemerintah daerah, dimana dalam belanja tersebut bendahara wajib melakukan
pemotongan/pemungutan PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23/26, dan PPN Dalam
Negeri.

Mengingat besarnya pengeluaran belanja pusat maupun daerah maka penerimaan pajak
dari sektor bendahara mempunyai peranan yang besar, sehingga diperlukan pengawasan
secara khusus terhadap kepatuhan pemotongan, pemungutan, penyetoran, dan pelaporan
pajak oleh bendahara.

Pengawasan wajib pajak bendahara difokuskan pada pelaporan SPT Masa PPh Pasal 21,
hal tersebut dikarenakan:

a. PPh Pasal 21 Bendahara memiliki andil yang cukup besar terhadap penerimaan
PPh Pasal 21 nasional dengan kontribusi sekitar 25%;
b. penerimaan PPh Pasal 21 merupakan penyumbang penerimaan bendahara yang
paling besar, yaitu kurang lebih sekitar 90% dari total penerimaan pajak bendahara;
dan
c. PPh Pasal 22, Pasal 23, PPh Final dan pajak lainnya bersifat insidental sehingga
sulit diawasi kepatuhan formalnya dan sulit dilakukan pengawasan kepatuhan
materialnya.

Penggalian potensi melalui program pengawasan bendahara dilakukan dengan cara:

a. mengawasi penyampaian SPT Masa PPh Pasal 21 Bendahara periode triwulanan


dan memetakan status penyampaian SPT yang tepat waktu dan terlambat; dan
b. memetakan rasio kepatuhan penyampaian SPT Masa PPh Pasal 21 oleh
bendahara.

Tabel Perkembangan Penyampaian Penyampaian SPT Masa PPh Pasal 21 Bendahara


Masa
SPT Masa PPh Pasal 21 Bendahara Tepat Waktu Terlambat Total
Tahun 2011 Januari 8.281 2.804 11.085

Februari 6.116 1.158 7.274

Maret 912 - 912

April 6.649 3.867 10.516

Mei 6.895 3.424 10.319

Juni 7.393 2.411 9.804

Juli 12.072 5.726 17.798

Agustus 10.376 5.393 15.769

September 11.407 4.225 15.632

Oktober 15.487 8.662 24.149

November 15.562 6.398 21.960

Desember 17.274 1.289 18.563

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 60 12/13/12 1:40 PM


61
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

4. Peningkatan Kualitas NJOP

Masih dalam lingkup intensifikasi, khususnya bidang PBB pada tahun 2011 telah dilakukan
upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) melalui:

a. penyempurnaan program aplikasi data masukan dan penilaian PBB sektor


Perkebunan dalam rangka tertib administrasi data PBB sektor Perkebunan;
b. penyusunan aplikasi basis data perhutanan yang akan berkesinambungan mulai
tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 dalam rangka tertib administrasi data PBB
sektor Perhutanan;
c. pelaksanaan analisis Zona Nilai Tanah (ZNT) dengan sasaran meningkatnya
Assessment Sales Ratio (ASR) bumi yang lebih baik, artinya perbandingan antara
NJOP Bumi yang ditetapkan dengan nilai pasar semakin mendekati keadaan nilai
pasar yang ada di masyarakat. ASR terhadap NJOP Bumi tahun 2011 adalah
86,7% artinya rata-rata penerapan NJOP Bumi adalah 86,7% dari nilai pasar
tahun 2011;
d. penyesuaian NJOP Bangunan terhadap nilai pasar (Analisis ASR Bangunan) untuk
menjaga keseimbangan NJOP Bangunan. ASR NJOP Bangunan tahun 2011
adalah sebesar 82,7%, dengan demikian rata-rata penerapan NJOP bangunan
adalah mencapai 82,7% dibandingkan harga pasar bangunan tahun 2011; dan
e. upaya penyeimbangan NJOP bumi antar wilayah untuk menjaga akuntabilitas dan
keadilan penerapan NJOP, dilakukan melalui;
1) koordinasi analisis keseimbangan NJOP pada wilayah yang berbatasan antar
KPP Pratama, antar Kanwil DJP; dan
2) koordinasi analisis keseimbangan NJOP jalan tol dan jalur pipa gas yang
melintasi antar KPP Pratama dan/atau Kanwil DJP.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 61 12/13/12 1:40 PM


Tanggung jawab kami muncul tidak hanya karena adanya tugas
dan peran, tetapi juga karena adanya kepedulian.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 62 12/13/12 1:40 PM


63
2011
Laporan Tahunan
Direktorat Jenderal Pajak

Penegakan
Hukum
06
Pemeriksaan, penyidikan, dan penagihan
merupakan bentuk penegakan hukum perpajakan
yang ditujukan untuk memberikan efek penggentar
(deterrent effect) pada wajib pajak yang pada
akhirnya dapat meningkatkan kepatuhan sukarela
wajib pajak.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 63 12/13/12 1:40 PM


64
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Sebagai otoritas perpajakan di Indonesia, DJP memegang peranan sangat penting


dalam penyusunan sistem perpajakan untuk mengoptimalkan penerimaan negara dari
sektor perpajakan. Dalam jangka panjang, sistem perpajakan yang baik ditujukan untuk
meningkatkan kepatuhan sukarela (voluntary compliance) wajib pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya. Sebagai bagian dari usaha mewujudkan sistem perpajakan
yang efektif dan berkualitas tersebut, DJP senantiasa melakukan upaya peningkatan
pelayanan, pengawasan, dan kegiatan penegakan hukum.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 64 12/13/12 1:40 PM


65
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Kegiatan penegakan hukum yang dilakukan oleh DJP meliputi tiga bentuk kegiatan yaitu
pemeriksaan, penagihan, dan penyidikan. Ketiga kegiatan tersebut pada intinya ditujukan
untuk memberikan efek penggentar (deterrent effect) pada wajib pajak sehingga pada
akhirnya tujuan jangka panjang berupa peningkatan kepatuhan sukarela wajib pajak dapat
tercapai. Selain itu dampak positif yang ditimbulkan dari adanya kegiatan penegakan
hukum adalah kontribusi terhadap hasil penerimaan pajak dari hasil pemeriksaan,
pencairan piutang, dan penyidikan. Agar pelaksanaan penegakan hukum dapat berjalan
optimal dan terhindar dari adanya kemungkinan sengketa antara wajib pajak dengan DJP,
kegiatan penegakan hukum tersebut harus dilaksanakan secara terukur, objektif, konsisten,
profesional, dan sistematis sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pemeriksaan merupakan tindakan awal penegakan hukum yang dilakukan oleh DJP.
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,
Pemeriksaan
A
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu
standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/
atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.

Tujuan pemeriksaan dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain. Pemeriksaan dalam rangka
menguji kepatuhan ditujukan untuk menguji kebenaran pengisian SPT. Pemeriksaan ini
terdiri dari pemeriksaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan hasil analisis risiko atas
profil wajib pajak atau berdasarkan hasil analisis informasi, data, laporan, dan pengaduan
(IDLP) yang menunjukkan adanya indikasi ketidakpatuhan wajib pajak, dan pemeriksaan
rutin yang dilaksanakan antara lain dalam hal terdapat permohonan restitusi oleh wajib
pajak. Pemeriksaan dengan tujuan ini menghasilkan surat ketetapan pajak. Adapun
pemeriksaan untuk tujuan lain tidak dimaksudkan untuk menerbitkan surat ketetapan
pajak, tetapi ditujukan untuk memberikan pelayanan tertentu kepada wajib pajak, antara
lain dalam rangka penghapusan NPWP orang pribadi, pengukuhan atau pencabutan
Pengusaha Kena Pajak (PKP), dan pemenuhan permintaan informasi dari negara mitra
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B).

Dalam rangka mengukur kinerja pemeriksaan, DJP menggunakan dua pendekatan, yaitu
pendekatan kuantitas penyelesaian pemeriksaan dan kualitas hasil pemeriksaan. Kinerja
pemeriksaan dengan pendekatan kuantitas diukur berdasarkan realisasi penyelesaian
pemeriksaan dibandingkan dengan target penyelesaian pemeriksaan. Standar
penyelesaian pemeriksaan ditetapkan berdasarkan ruang lingkup pemeriksaan seluruh
jenis pajak (all taxes) SPT Tahunan PPh Badan. Pada tahun 2011, pemeriksaan selain all
taxes SPT Tahunan PPh Badan dikonversi sehingga setara dengan pemeriksaan all taxes
SPT Tahunan PPh Badan.

Sedangkan kinerja pemeriksaan dengan pendekatan kualitas diukur dengan menghitung


kontribusi kegiatan pemeriksaan terhadap penerimaan nasional, yaitu membandingkan
antara nilai refund discrepancy ditambah realisasi penerimaan dari hasil pemeriksaan
dengan realisasi penerimaan nasional. Refund discrepancy merupakan jumlah pajak yang
bisa dipertahankan oleh pemeriksa pajak atas permohonan pengembalian (restitusi) yang
disampaikan oleh wajib pajak melalui SPT Tahunan/Masa. Sementara realisasi penerimaan
pajak dari hasil pemeriksaan dihitung dari pembayaran surat ketetapan pajak dalam kurun
waktu sebelum dilakukannya tindakan penagihan.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 65 12/13/12 1:40 PM


66
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Tabel Kinerja dan Pencapaian Target


Target Penyelesaian Pemeriksaan (Laporan Hasil Pemeriksaan/LHP konversi) 39.644 LHP
Pemeriksaan Tahun 2011
Rutin 28.220 LHP
Penyelesaian Pemeriksaan (LHP konversi) 31.879 LHP
Khusus 3.659 LHP

Persentase Pencapaian Target Penyelesaian 80,41%

Target Penerimaan dari Pemeriksaan Rp9,00 triliun

Realisasi Penerimaan dari Pemeriksaan Rp11,11 triliun

Persentase Pencapaian Target Penerimaan dari Pemeriksaan 123,44 %

Target Persentase Hasil Pemeriksaan dan Refund Discrepancy terhadap 1%

Penerimaan Pajak

Refund Discrepancy Rp4,80 triliun

Realisasi Penerimaan Pajak Nasional Rp669,65 triliun

Persentase Hasil Pemeriksaan dan Refund Discrepancy terhadap Penerimaan 2,38%

Pajak Nasional

80.000
Diagram Perkembangan Realisasi
Penyelesaian Pemeriksaan dan
68.017 69.195
Rasio Jumlah Pemeriksa Pajak dengan 70.000
64.988 12,96%
Total Pegawai DJP Tahun 2007-2011
61.351
12,70%
60.000

9,91%
50.000
Jumlah Pemeriksaan (LHP Riil)

9,52%

40.000

7,13%

30.000

21.178

20.000

10.000

-
2007 2008 2009 2010 2011

Rasio Jumlah Pemeriksa dengan Total Pegawai DJP

Tabel Perkembangan Jumlah


Tahun 2007 2008 2009 2010 2011
Pemeriksa Pajak Tahun 2007-2011
Jumlah Pemeriksa Pajak 2.226 3.098 3.031 4.159* )
4.113*)

Keterangan: *) Tidak termasuk Pemeriksa Pajak yang menjadi Penyidik

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 66 12/13/12 1:40 PM


67
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Kinerja pemeriksaan selama tahun 2011 dicapai melalui upaya dan strategi sebagai berikut.

a. Penyusunan dan penyempurnaan beberapa peraturan di bidang pemeriksaan


antara lain:
1) kebijakan mengenai rencana dan strategi pemeriksaan pajak;
2) kebijakan mengenai tata cara pemeriksaan pajak;
3) kebijakan dan petunjuk pelaksanaan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan; dan
4) petunjuk pelaksanaan pemeriksaan untuk tujuan lain.
b. Peningkatan kemampuan keahlian SDM terkait teknik dan metode pemeriksaan
dilakukan dengan merencanakan analisis kebutuhan pelatihan (Training Need
Analysis/TNA), serta menyelenggarakan dan mengoordinasikan kegiatan pelatihan
peningkatan kapasitas dan kompetensi Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak
dalam bentuk:
1) Diklat Sertifikasi Pemeriksa (Diklat Fungsional Dasar, Diklat Fungsional
Menengah, Diklat Fungsional Tinggi, dan Diklat Fungsional Tingkat Ahli);
2) in-house training (IHT) Keahlian Teknis Spesialisasi Transaksional;
3) IHT Keahlian Teknis Spesialisasi Sektoral;
4) IHT Keahlian Teknis Pendukung;
5) Training of Trainers;
6) Workshop; dan
7) Knowledge Base Kapasitas dan Kompetensi Pemeriksa.
c. Pengendalian mutu pemeriksaan melalui review atas hasil pemeriksaan dan peer
review atas proses pelaksanaan pemeriksaan Unit Pelaksana Pemeriksaan (UP2).
d. Penyusunan dan penyempurnaan panduan tata cara dalam melakukan
pemeriksaan pajak secara komprehensif untuk berbagai bidang usaha dan
industri yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan rincian sebagai berikut:
1) Modul IHT Eksekutif Pemeriksa;
2) Modul Petunjuk Teknis e-Auditor Tingkat Menengah;
3) Modul Petunjuk Teknis e-Auditor Tingkat Lanjutan;
4) Modul Pemeriksaan Mineral dan Batu Bara; dan
5) Kumpulan Peraturan Panas Bumi.
e. Pengembangan dukungan pemeriksaan seperti:
1) pembenahan Sistem Informasi Manajemen Pemeriksaan dalam rangka
memberikan dukungan data dan informasi yang terkait dengan kegiatan
pemeriksaan; dan
2) pengembangan dan penyempurnaan konsep Risk Based Audit Criteria
Selection System yang dapat digunakan untuk melakukan analisis data wajib
pajak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan.
f. Pelaksanaan kerja sama pemeriksaan dengan Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan yang bernaung dalam suatu Tim Optimalisasi Penerimaan Negara
dan kerja sama pemeriksaan dalam satu wadah yaitu Komite Pemeriksaan
Bersama Direktorat Jenderal Pajak-Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
g. Pelaksanaan kerja sama pemeriksaan dalam bentuk:
1) pembentukan Tim Optimalisasi Penerimaan Negara yaitu kerja sama
pemeriksaan dengan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
(BPKP);
2) pembentukan Komite Pemeriksaan Bersama DJP - Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai (DJBC). Pelaksanaan kegiatan ini adalah dalam rangka
meningkatkan sinergi antara DJP-DJBC dalam pelaksanaan pemeriksaan
terutama pemeriksaan terhadap wajib pajak yang melakukan kegiatan ekspor/
impor; dan
3) peningkatan kerja sama dengan pihak ketiga yang telah terjalin selama ini dan
menjajaki kemungkinan menjalin kerja sama dengan pihak ketiga lainnya.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 67 12/13/12 1:40 PM


68
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

B Penanganan Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang PPh memberikan wewenang kepada Direktur
Pemeriksaan Jenderal Pajak untuk menentukan kembali (melakukan koreksi) besarnya penghasilan
Terkait Transfer dan pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya
Pricing Penghasilan Kena Pajak bagi wajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai
dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa.
Berdasarkan hal tersebut, DJP pada dasarnya berkepentingan memastikan bahwa transfer
pricing tidak digunakan oleh wajib pajak sebagai sarana penghindaran pajak (abuse of
transfer pricing) dan untuk memastikan bahwa baik metode yang digunakan, pembanding
yang dipilih, maupun harga transfer yang ditetapkan oleh wajib pajak ketika bertransaksi
dengan pihak afiliasi (related party), khususnya transaksi yang dilakukan oleh perusahaan
multinasional, telah sesuai dengan prinsip kewajaran (arms length principle).

Penanganan transaksi transfer pricing sebagian besar melibatkan transaksi lintas negara
sehingga mutlak memerlukan kerjasama dengan negara lain baik melalui tax treaty maupun
Exchange of Information (EoI).

Pada tahun 2011 DJP melaksanakan beberapa program untuk mengamankan penerimaan
perpajakan dari praktik penyalahgunaan transfer pricing, sebagai berikut.

a. Pembuatan modul Transfer Pricing yang berisi petunjuk teknis pemeriksaan


transaksi transfer pricing bagi para pemeriksa pajak.
b. Pengembangan SDM di bidang transfer pricing.
Pelatihan transfer pricing dan sosialisasi peraturan mengenai transfer pricing terus
dilakukan kepada pegawai DJP, terutama para pemeriksa pajak dan Account
Representative, sehingga mereka memiliki pemahaman dan keterampilan yang
memadai dalam menangani kasus-kasus transfer pricing.
Pengembangan SDM di bidang transfer pricing pada tahun 2011 dilaksanakan
dengan mengadakan workshop/In-House Training pada beberapa Kanwil DJP
yang sering menangani kasus transfer pricing dan mengadakan Diklat Transfer
Pricing Tingkat Dasar di Kantor Pusat serta Diklat Multinational Enterprises Audit.
c. Pemberian asistensi teknis kepada unit vertikal DJP.
Kegiatan asistensi teknis dilaksanakan pada semua level penanganan transfer
pricing yang membutuhkan, mulai dari analisis risiko dari Account Representative,
pemeriksaan oleh pemeriksa pajak, keberatan di Kanwil DJP, serta banding
di Pengadilan Pajak. Termasuk juga dalam kegiatan asistensi teknis adalah
penyediaan data pembanding dari database komersial. Selama tahun 2011 telah
dilakukan 48 kali kegiatan asistensi teknis.

Pengertian penagihan berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang


C Penagihan
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa adalah tindakan agar Penanggung Pajak melunasi
utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan,
melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa,
mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan,
dan menjual barang yang telah disita. Fungsi penagihan pajak DJP dilaksanakan melalui
tindakan penagihan persuasif (soft collection) berupa himbauan atau Surat Teguran,
maupun tindakan penagihan represif (hard collection) yang dimulai dari penerbitan dan
pemberitahuan Surat Paksa sampai dengan upaya terakhir, yaitu penyanderaan.

Dasar penetapan target pencairan piutang pajak mempertimbangkan estimasi kemampuan


membayar wajib pajak/penanggung pajak, yang mencakup hal berikut ini.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 68 12/13/12 1:40 PM


69
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

a. Estimasi pencairan atas saldo awal piutang pajak dengan memperhitungkan


nilai piutang lancar, kurang lancar, diragukan, dan perhatian khusus serta
memperhatikan besaran penyisihan piutang berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 201/PMK.06/2010 tentang Kualitas Piutang Kementerian/
Lembaga dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tak Tertagih.
b. Estimasi pencairan atas ketetapan yang terbit pada tahun berjalan berdasarkan
rata-rata pencairan piutang pajak yang dibayar di atas 30 hari atau setelah jatuh
tempo pembayaran atas ketetapan yang terbit pada tahun berjalan selama tiga
tahun terakhir.

Untuk efektivitas pencairan piutang pajak, ditetapkan prioritas tindakan penagihan atas
kondisi piutang pajak, yaitu:

a. piutang pajak yang akan daluwarsa;


b. piutang pajak yang termasuk dalam 100 besar penunggak pajak pada KPP;
c. piutang pajak dengan nilai lebih dari Rp10 miliar per wajib pajak/penanggung
pajak;
d. piutang pajak yang wajib pajak/penanggung pajaknya memiliki tingkat likuiditas
keuangan tinggi (memiliki kemampuan membayar) dan memiliki kemauan untuk
melunasi atau piutang pajak memiliki kriteria lancar;
e. piutang pajak yang wajib pajak/penanggung pajaknya memiliki kemampuan
membayar, namun tidak kooperatif dalam pembayaran utang pajaknya;
f. piutang pajak yang penanggung pajaknya termasuk dalam kategori selebriti,
public figure, atau tokoh masyarakat;
g. piutang pajak yang wajib pajaknya memiliki tanda-tanda kepailitan, dalam proses
pailit, atau telah selesai proses kepailitannya;
h. piutang pajak yang wajib pajaknya memiliki tanda-tanda akan dilikuidasi/
dibubarkan, atau dalam proses likuidasi/pembubaran.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 69 12/13/12 1:40 PM


70
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Pada tahun 2011 DJP berhasil merealisasikan pencairan piutang pajak sebesar
Rp12.240.956.578.940 dengan perincian sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah
ini.

(dalam rupiah)

Tabel Realisasi Pencairan


Jenis Pajak Pencairan 2011 Saldo Akhir 2011
Piutang Pajak Tahun 2011
PPh Pasal 25 Orang Pribadi 128.824.098.466 1.011.913.424.154

PPh Pasal 25 Badan 3.689.139.557.395 14.272.978.070.717

PPh Pasal 21 413.045.614.332 1.085.067.767.122

PPh Pasal 22 20.358.399.701 466.665.742.712

PPh Pasal 23 399.004.567.186 1.971.735.365.858

PPh Pasal 26 721.174.365.789 2.831.091.117.253

PPh Pasal 4 ayat (2) 184.154.351.033 517.874.742.848

PPN 2.816.881.535.934 42.235.408.556.547

PPnBM 41.992.489.535 208.754.851.900

Bunga Penagihan 439.713.015.365 1.878.627.837.656

Pajak Tidak Langsung Lainnya 200.000 691.914.937

PBB Sektor Pedesaan 378.029.637.202 2.401.365.978.915

PBB Sektor Perkotaan 2.203.243.839.682 11.291.484.268.099

PBB Sektor Perkebunan 447.288.717.461 394.209.918.227

PBB Sektor Perhutanan 114.675.408.636 630.580.993.822

PBB Sektor Pertambangan Nonmigas 243.430.781.222 327.209.691.938

PBB Sektor Pertambangan Migas - 5.275.706.213.645

Jumlah Pencairan Nasional 12.240.956.578.940 86.801.366.456.349

Keterangan: - Hasil Audit BPK


- Piutang dalam US$ telah dikonversi dengan kurs Rp9.068 per US$

D Penyidikan Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan merupakan upaya penegakan hukum
terakhir (ultimum remedium) yang dimiliki DJP sesuai amanat undang-undang. Penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang
tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya. Penyidik
adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan DJP yang diberi wewenang
khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Proses penyidikan dimulai dari pengembangan dan analisis IDLP. Apabila dalam
pengembangan dan analisis IDLP ditemukan indikasi kuat tindak pidana di bidang
perpajakan maka akan ditindaklanjuti dengan usul pemeriksaan bukti permulaan. Apabila
pada proses pemeriksaan bukti permulaan ditemukan bukti permulaan tentang adanya
dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan, maka akan ditindaklanjuti dengan
usul penyidikan.

Selama tahun 2011 DJP telah menyelesaikan 389 pemeriksaan bukti permulaan dan 49
di antaranya diusulkan untuk ditingkatkan ke penyidikan. Penerbit faktur pajak bermasalah
yang mengacu pada Pasal 39A Undang-Undang KUP masih menjadi hal yang dominan
(65%) atas modus operandi tindak pidana bidang perpajakan yang diusulkan untuk
ditingkatkan ke penyidikan, disusul dengan penggelapan omzet sebesar 17% mengacu
pada Pasal 39 Undang-Undang KUP.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 70 12/13/12 1:40 PM


71
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Keseluruhan modus operandi tindak pidana di bidang perpajakan yang diusulkan untuk
ditingkatkan ke penyidikan dapat digambarkan sebagai berikut.

Diagram Modus Operandi atas Usul


Penyidikan Tahun 2011

32

13
4

Penerbit Faktur Pajak yang Tidak Berdasarkan atas Transaksi yang Sebenarnya

Melaporkan SPT yang Tidak Benar atau Tidak Lengkap

Memungut/Memotong Tetapi Tidak Menyetorkan Pajak yang Telah Dipungut/Dipotong

Jumlah kasus penyidikan yang dilaksanakan pada tahun 2011 berjumlah 118 kasus
penyidikan. Dari jumlah tersebut selama tahun 2011 telah diserahkan sebanyak 27 Berkas
Perkara kepada Kejaksaan, terdiri dari 24 berkas telah dinyatakan lengkap (P-21) dan 3
berkas dinyatakan belum lengkap (P-19). Pada tahun 2011 sebanyak 15 berkas perkara
dengan 14 terdakwa telah disidangkan dan divonis oleh pengadilan.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 71 12/13/12 1:40 PM


72
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Tabel Kinerja Penyidikan


Tahun 2007 - 2011

No. Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011

I Berkas diserahkan ke Kejaksaan

A. Berkas P-19 0 24 19 14 3

Kerugian Negara (miliar rupiah) 0 1.412 162 233 5

Tersangka 0 13 16 12 6

B. Berkas telah P-21 17 11 24 19 24

Kerugian Negara (miliar rupiah) 514 131 329 509 169

Tersangka: Status P-21 21 11 18 16 18

II Berkas Sudah Divonis

Jumlah sudah divonis 8 13 18 13 15

Kerugian Negara (miliar rupiah) 100 463 288 409 58

Denda Pidana (miliar rupiah) 6,8 115 633 301 42

Terdakwa 9 17 14 11 14

Keterangan: Data per 31 Desember 2011

Beberapa faktor pendukung keberhasilan penyidikan, antara lain:

a. ketajaman pengembangan dan analisis IDLP yang kemudian ditindaklanjuti


dengan pemeriksaan bukti permulaan; dan
b. koordinasi dalam penyusunan berkas perkara dan gelar perkara agar penyidikan
dapat dijadikan sebagai bahan untuk penuntutan (P-21).

Untuk memperkuat kegiatan penyidikan, sepanjang tahun 2011 DJP telah melakukan
beberapa kali kerja sama dan koordinasi dengan instansi lain, sebagai berikut.

a. Polri, dalam bentuk:


1) koordinasi dalam kegiatan penangkapan dan penahanan, dukungan
pengamanan dalam kegiatan penggeledahan dan penyitaan, serta dukungan
dalam membawa saksi dan tersangka;
2) gelar perkara bersama tentang kasus pidana di bidang perpajakan;
3) sebagai narasumber dalam kegiatan Rakornas Intelijen dan Penyidikan dan
Workshop Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang diselenggarakan oleh
DJP;
4) Rapat Analisis dan Evaluasi, Rapat Koordinasi dan Pengawasan Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan Rapat Koordinasi Penyidikan; dan
5) pemberian materi pada penanganan tindak pidana di bidang perpajakan,
Program Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC), dan
Pelatihan Peningkatan Penyidik Tindak Pidana Korupsi.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 72 12/13/12 1:40 PM


73
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

b. Kejaksaan, dalam bentuk:


1) koordinasi dalam pencegahan bepergian ke luar negeri terhadap tersangka;
2) koordinasi dalam penyelesaian berkas perkara penyidikan tindak pidana di
bidang perpajakan; dan
3) sebagai narasumber dalam kegiatan Rakornas Intelijen dan Penyidikan yang
diselenggarakan oleh DJP.

c. PPATK, dalam bentuk:


1) rapat pembahasan Rancangan Peraturan Presiden dalam rangka
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang;
2) rapat pembahasan Rancangan Peraturan Presiden tentang Tata Cara
Pelaksanaan Kewenangan PPATK;
3) rapat pembahasan Joint Training Penanganan Perkara Tindak Pidana
Pencucian Uang dan Penyusunan Modul Joint Training Penanganan Perkara
Tindak Pidana Pencucian Uang; dan
4) tindak lanjut atas nota kesepahaman tentang Kerja Sama dalam Rangka
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan.

d. Perbankan, dalam bentuk:


1) kerjasama dalam pembuktian hukum materil, yaitu dengan kesediaan pihak
perbankan untuk membuka rekening bank dan memberikan data atau
transaksi wajib pajak penyimpan; dan
2) sebagai narasumber dalam kegiatan workshop dan Rapimnas Direktorat
Intelijen dan Penyidikan.

e. Kementerian Hukum dan HAM dalam bentuk:


1) pelantikan dan pengangkatan seluruh pejabat PPNS DJP;
2) pemberian kartu tanda pengenal kepada seluruh PPNS; dan
3) sebagai narasumber tentang lingkup di bidang hukum dalam kegiatan
workshop dan Rapimnas Direktorat Intelijen dan Penyidikan.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 73 12/13/12 1:40 PM


Perbedaan merupakan hal yang alami. Bagaimana
mengharmonisasikan perbedaan demi kepentingan bangsa
adalah tanggung jawab kita bersama.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 74 12/13/12 1:40 PM


75
2011
Laporan Tahunan
Direktorat Jenderal Pajak

Penanganan
Perkara/Sengketa
07
DJP senantiasa melaksanakan tugas dan fungsinya
berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
Namun tetap dimungkinkan terjadi sengketa/
perkara atas substansi pelaksanaan atau interpretasi
ketentuan tersebut. Penyelesaian sengketa
perpajakan dimaksudkan untuk memberikan upaya
keadilan dan kepastian hukum terhadap wajib pajak.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 75 12/13/12 1:40 PM


76
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

A Penyelesaian Penyelesaian sengketa perpajakan merupakan hal penting yang menjadi perhatian DJP
Sengketa untuk memberikan upaya keadilan dan kepastian hukum terhadap wajib pajak. Dalam
Pajak menyelesaikan sengketa perpajakan yang tengah dihadapi, DJP menjamin hak wajib
pajak agar dapat menggunakan haknya melalui proses layanan tertentu. Proses tersebut
terdapat di beberapa instansi, yaitu yang diselesaikan di DJP maupun yang diselesaikan
di Pengadilan Pajak dan Mahkamah Agung. Proses yang diselesaikan di DJP terdiri dari
proses keberatan, pembetulan, pengurangan, penghapusan dan pembatalan ketetapan
pajak. Proses yang diselesaikan di luar DJP adalah proses banding dan gugatan yang
diselesaikan di Pengadilan Pajak dan proses peninjauan kembali yang dapat diajukan wajib
pajak atau DJP ke Mahkamah Agung melalui Pengadilan Pajak.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 76 12/13/12 1:40 PM


77
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

1. Keberatan, Pembetulan Pengurangan, Penghapusan, dan


Pembatalan

Upaya hukum yang dapat ditempuh wajib pajak apabila tidak menyetujui penetapan pajak
adalah:

a. keberatan atas suatu SKPKB, SKPKBT, SKPN, SKPLB, SPPT, SKP PBB, SKBKB,
SKBKBT, SKBLB, SKBN, dan Pemotongan atau Pemungutan oleh pihak ketiga;
b. pembetulan surat ketetapan pajak, STP dan surat keputusan karena adanya
kesalahan tulis, kesalahan hitung dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan perpajakan;
c. pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi yang dikenakan karena
kekhilafan wajib pajak atau bukan karena kesalahannya;
d. pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar;
e. pengurangan atau pembatalan STP yang tidak benar;
f. pengurangan denda administrasi PBB;
g. pengurangan atas pokok PBB dan BPHTB yang terutang; dan
h. pembatalan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak dari hasil
pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa adanya penyampaian SPHP atau
pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan wajib pajak.

Kinerja penyelesaian keberatan, pembetulan, pengurangan, penghapusan, dan Tabel Penyelesaian Keberatan,
pembatalan ketetapan pajak nasional pada tahun 2011 adalah sebagaimana tercantum Pembetulan, Pengurangan,
dalam tabel berikut ini. Penghapusan, dan Pembatalan
Ketetapan per Jenis Pajak Tahun 2011

Jenis Penyelesaian PPh PPN & PPnBM PBB BPHTB Jumlah

Keberatan 3.525 6.242 6.358 5 16.130

Pembetulan 751 658 3.239 1 4.649

Pengurangan Pokok - - 26.561 44 26.605

Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi 5.562 7.338 2.203 3 15.106

Pengurangan atau Pembatalan SKP 1.312 1.719 7.985 2 11.018

Pengurangan atau Pembatalan STP 948 1.143 0 4 2.095

Pembatalan Hasil Pemeriksaan Pajak/SKP Hasil Pemeriksaan 5 29 0 0 34

Jumlah 12.103 17.129 46.346 59 75.637

Dalam rangka melakukan pengawasan dan meningkatkan pelayanan serta kualitas hasil
penyelesaian keberatan, pembetulan, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi,
pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak, pada tahun 2011 Kantor Pusat melalui
Direktorat Keberatan dan Banding melaksanakan Penelaahan Sejawat (peer review) ke
Kanwil DJP.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 77 12/13/12 1:40 PM


78
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

2. Banding dan Gugatan ke Pengadilan Pajak

Hak untuk mengajukan banding ke Pengadilan Pajak dapat digunakan apabila wajib pajak
tidak setuju dan tidak puas atas keputusan keberatan yang telah diterbitkan oleh DJP.
Sedangkan hak mengajukan gugatan ke Pengadilan Pajak dapat digunakan apabila wajib
pajak atau penanggung pajak tidak setuju dan tidak puas atas:

a. pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau


Pengumuman Lelang;
b. keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak;
c. keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain
yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26 Undang-Undang KUP; atau
d. penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam
penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Pengajuan banding atau gugatan ke Pengadilan Pajak yang telah diputuskan oleh Majelis
Hakim dan telah diterima putusannya oleh DJP selama tahun 2011 adalah 3.202 putusan.

Tabel Distribusi Putusan Banding dan


Amar Putusan Banding Gugatan Jumlah
Gugatan Berdasarkan Amar Putusan
Menolak 473 282 755
yang Diterima DJP Tahun 2011
Mengabulkan Sebagian 668 18 686

Mengabulkan Seluruhnya 719 126 845

Membatalkan 18 33 51

Tidak Dapat Diterima 358 414 772

Menambah 2 0 2

Jumlah 2.238 873 3.111

Membetulkan Salah Tulis/Hitung 83 8 91

Keterangan: Amar Putusan berupa Membetulkan Salah Tulis/Hitung merupakan putusan


yang membetulkan putusan yang sudah ada sebelumnya.

Amar Putusan berupa Menolak, Tidak Dapat Diterima, dan Menambah menunjukkan DJP
menang dalam banding atau gugatan. Dengan demikian, dari jumlah 2.238 Amar Putusan
banding, sebesar 37,22% DJP menang. Sementara dari jumlah 873 Amar Putusan
gugatan, sebesar 79,73% DJP menang.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 78 12/13/12 1:40 PM


79
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

3. Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung

Putusan atas banding atau gugatan dari Pengadilan Pajak merupakan putusan akhir
dan mempunyai kekuatan hukum tetap. Walaupun demikian, para pihak baik wajib pajak
maupun DJP masih mempunyai hak untuk menempuh upaya hukum luar biasa berupa
Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung. Peninjauan Kembali dapat diajukan dalam
jangka waktu paling lambat tiga bulan sejak dikirimkan putusan oleh Pengadilan Pajak.
Alasan-alasan putusan banding atau gugatan dari Pengadilan Pajak dapat diajukan
Peninjauan Kembali oleh wajib pajak atau DJP apabila:
a. putusan Pengadilan Pajak didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat
pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada
bukti-bukti yang kemudian oleh hakim pidana dinyatakan palsu;
b. terdapat bukti tertulis baru yang penting dan bersifat menentukan, yang apabila
diketahui pada tahap persidangan di Pengadilan Pajak akan menghasilkan
putusan yang berbeda;
c. telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari pada yang dituntut,
kecuali yang diputus berdasarkan Pasal 80 ayat (1) huruf b dan c Undang-Undang
Pengadilan Pajak;
d. mengenai suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan
sebab-sebabnya; atau
e. terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 79 12/13/12 1:40 PM


80
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Pengajuan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung oleh DJP disampaikan dalam bentuk
Memori Peninjauan Kembali. Atas Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung yang diajukan
oleh wajib pajak, DJP wajib menjawab dalam bentuk Kontra Memori Peninjauan Kembali.
Selama tahun 2011, DJP telah melakukan pengajuan Memori Peninjauan Kembali
sebanyak 938 dan Kontra Memori Peninjauan Kembali sebanyak 340 dengan perincian
sebagai berikut.

Tabel Pengajuan Peninjauan Kembali Kontra


Jenis Pajak Memori PK Jumlah
(PK) dan Kontra Peninjauan Kembali Memori PK

PPh 453 121 574


(Kontra PK) ke Mahkamah Agung
PPN dan PPnBM 477 215 692
Tahun 2011
PBB dan BPHTB 8 4 12

Jumlah 938 340 1.278

Dalam tahun 2011, DJP menerima Putusan Peninjauan Kembali dari Mahkamah Agung
berjumlah 372 putusan. Distribusi Putusan Peninjauan Kembali dari Mahkamah Agung
berdasarkan asal permohonan dan jenis amar putusan dapat disampaikan sebagai berikut.

Tabel Distribusi Putusan Peninjauan


Pemohon Menolak Mengabulkan Jumlah
Kembali (PK) dari Mahkamah Agung
DJP 169 2 171
berdasarkan Asal Pemohon dan
Wajib Pajak 195 6 201
Amar Putusan yang Diterima DJP
Jumlah 364 8 372
Tahun 2011

B Penanganan Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, DJP dapat menerbitkan dan mengusulkan
Perkara di Luar ketentuan terkait dengan pelaksanaan kewajiban perpajakan serta produk hukum yang
Pengadilan Pajak mengikat kepada masyarakat secara umum atau wajib pajak secara khusus. Meskipun
DJP senantiasa melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan ketentuan perundang-
undangan, namun tetap dimungkinkan terjadi sengketa atas substansi pelaksanaan atau
interpretasi ketentuan tersebut. DJP sebagai institusi publik dan sebagai wakil pemerintah
dapat digugat oleh pihak lain yang diajukan kepada badan lembaga peradilan selain
Pengadilan Pajak, yaitu Pengadilan Negeri, Pengadilan Tata Usaha Negara, Pengadilan
Niaga, Mahkamah Agung, dan Mahkamah Konstitusi.

Perkara-perkara yang kerap ditangani DJP adalah mengenai sengketa kepemilikan/


pemanfaatan aset DJP, penerbitan SPPT PBB, gugatan wanprestasi, sengketa
kepegawaian, penerbitan surat ketetapan pajak, penagihan pajak termasuk penyitaan
dan pemblokiran, penerbitan Surat Perintah Pemeriksan Bukti Pemulaan/Penyidikan,
dan kepailitan. Adapun penangan perkara atas ketentuan undang-undang yang pernah
digugat dan dipertahankan oleh DJP adalah KUP, PPh, PBB, BPHTB, dan Bea Meterai.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 80 12/13/12 1:40 PM


81
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Ruang lingkup pemberian bantuan hukum oleh DJP dalam penangan perkara tersebut di
atas meliputi:

a. penanganan perkara uji materi undang-undang di Mahkamah Konstitusi dan uji


materi perundang-undangan di bawah undang-undang di Mahkamah Agung;
b. penanganan perkara di pengadilan selain Pengadilan Pajak, badan arbitrase, atau
institusi lainnya serta melakukan tindakan lain terkait dengan penanganan perkara;
c. pemberian pendapat hukum yang berkaitan dengan tugas dan fungsi DJP;
d. bantuan menghadirkan Ahli dan Saksi; dan
e. pendampingan terhadap pegawai atau pensiunan pegawai di lingkungan DJP
yang dimintakan keterangannya, baik sebagai saksi, ahli, atau keterangan lainnya
oleh pihak yang berwenang.

Tabel Jumlah Perkara yang Ditangani


Badan Peradilan Jumlah
oleh Badan Peradilan di Luar
Pengadilan Negeri/Niaga 45
Pengadilan Pajak Tahun 2011
Pengadilan Tata Usaha Negara 13

Mahkamah Agung/Mahkamah Konstitusi 4

Jumlah 62

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 81 12/13/12 1:40 PM


Kami yakin bahwa layanan dan edukasi yang kami berikan dengan
etika dan penuh tanggung jawab membangun simpati masyarakat
dan menggugah kesadaran mereka atas kewajiban perpajakannya.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 82 12/13/12 1:40 PM


83
2011
Laporan Tahunan
Direktorat Jenderal Pajak

Layanan,
Penyuluhan, dan
Kehumasan
08
Kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya sangat dipengaruhi oleh kualitas
layanan perpajakan serta pemahaman masyarakat
atas atas hak dan kewajibannya. Upaya memperbaiki
dan menyempurnakan kualitas layanan perpajakan
secara berkesinambungan dilaksanakan oleh DJP
bersamaan dengan upaya mengedukasi masyarakat
melalui kegiatan penyuluhan dan kehumasan.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 83 12/13/12 1:40 PM


84
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

A Pelayanan Esensi dari reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Keuangan adalah memberikan
pelayanan publik yang lebih baik dan meningkatkannya secara terus-menerus sesuai
harapan masyarakat. Sesuai hasil Survei Opini Stakeholder terhadap Layanan Kementerian
Keuangan pada tahun 2011 yang dilakukan oleh IPB dan Kementerian Keuangan, terdapat
beberapa unsur layanan yang diprioritaskan untuk ditingkatkan oleh DJP, yaitu waktu
penyelesaian, kesesuaian prosedur, keterampilan petugas, dan informasi persyaratan.

Sejalan dengan hasil survei di atas, selama tahun 2011 DJP melakukan berbagai upaya
perbaikan dalam pemberian pelayanan perpajakan seperti:

a. penyempurnaan pedoman pelayanan prima dalam rangka pembangunan budaya


melayani (service mindset);
b. pengembangan layanan perpajakan berbasis teknologi informasi dan komunikasi,
antara lain pelaporan SPT secara online (e-filing), pelayanan berbasis web (www.
pajak.go.id) untuk mengunduh formulir perpajakan dan informasi perpajakan
lainnya, serta layanan informasi dan pengaduan melalui Kring Pajak 500200; dan
c. monitoring dan evaluasi atas penyelenggaraan enam belas layanan unggulan
perpajakan untuk menjamin kepastian waktu penyelesaian pelayanan.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 84 12/13/12 1:40 PM


85
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Jenis Layanan Unggulan Perpajakan

1. Penyelesaian Permohonan Pendaftaran NPWP Tepat Waktu


2. Penyelesaian Permohonan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Tepat Waktu
3. Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran PPN Tepat Waktu
4. Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP). Tepat Waktu
5. Penyelesaian Permohonan Keberatan Penetapan PPh, PPN, dan PPnBM Tepat Waktu
6. Penyelesaian Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemungutan PPh Pasal 22 Impor Tepat Waktu
7. Penyelesaian Permohonan Pengurangan PBB Tepat Waktu
8. Pendaftaran Obyek Pajak Baru dengan Penelitian Kantor Tepat Waktu
9. Penyelesaian Mutasi Seluruhnya Objek dan Subjek PBB Tepat Waktu
10. Penyelesaian SKB Pemotongan PPh Pasal 23 Tepat Waktu
11. Penyelesaian Permohonan SKB Pemotongan PPh Atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto SBI yang
Diterima atau Diperoleh Dana Pensiun yang Pendiriannya telah Disahkan oleh Menteri Keuangan Tepat Waktu
12. Penyelesaian Permohonan SKB PPh atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Tepat Waktu
13. Penyelesaian Permohonan SKB PPN atas Barang Kena Pajak (BKP) Tertentu Tepat Waktu
14. Penyelesaian Permohonan Keberatan PBB Tepat Waktu
15. Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Tepat Waktu
16. Penyelesaian Permohonan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar Tepat Waktu

1. Pembangunan Budaya Melayani (Service Mindset)

Berdasarkan informasi dan data yang diterima dari masyarakat melalui berbagai saluran
pengaduan DJP, masih terdapat keluhan-keluhan masyarakat mengenai pelayanan
yang diberikan oleh aparat DJP baik langsung maupun tidak langsung. Berangkat dari
kondisi tersebut, DJP merasa perlu meningkatkan kualitas pelayanannya dan DJP sangat
menyadari bahwa reformasi di bidang pelayanan harus dimulai dari aspek yang paling
dasar yaitu pola pikir, pola tindak, dan tutur kata dalam berkomunikasi. Semua aspek
tersebut perlu dibentuk untuk menanamkan budaya melayani dalam diri pegawai DJP.

Pembangunan budaya melayani memegang peranan penting dalam rangka mewujudkan


pelayanan prima. Salah satu upaya DJP dalam pembangunan budaya adalah dengan
menerbitkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-84/PJ/2011 tanggal 15
November 2011. Dalam Surat Edaran tersebut ditekankan mengenai perlunya dukungan
dan komitmen para pimpinan setiap tingkatan unit di DJP (Kantor Pusat, Kanwil DJP, KPP
sampai dengan KP2KP) dalam upaya memberikan pelayanan prima. Hal-hal pokok yang
harus dilaksanakan setiap unit/pegawai juga di atur dalam Surat Edaran tersebut, seperti:

a. perhatian khusus harus diberikan Kantor Pusat terkait kebijakan yang ditetapkan
untuk mendukung peningkatan pelayanan di kantor pelayanan;
b. Kanwil DJP secara berkesinambungan harus melakukan bimbingan, pembinaan,
monitoring, dan evaluasi terhadap upaya peningkatan kompetensi pegawai,
sarana dan prasarana, dan edukasi kepada masyarakat di bidang pelayanan
perpajakan dengan memperhatikan kearifan lokal di wilayah kerjanya masing-
masing;

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 85 12/13/12 1:40 PM


86
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

c. KPP dan KP2KP harus melaksanakan pelayanan kepada wajib pajak sesuai
dengan pedoman dalam:
1) bersikap dan berpenampilan saat melayani wajib pajak;
2) pengaturan tata ruang kantor untuk menjaga kenyamanan dan keamanan
bagi wajib pajak maupun pegawai DJP;
3) penyempurnaan pengaturan waktu pelayanan, dengan memperhatikan
kebutuhan waktu untuk persiapan dan evaluasi pelayanan pada hari
bersangkutan; dan
4) pengaturan jadwal piket petugas sehingga pada jam istirahat pun pelayanan
tetap dapat diberikan.

2. Pengembangan Fitur Layanan Perpajakan

a. e-Filing

Mulai tahun 2011, DJP mengembangkan fasilitas kemudahan kepada wajib pajak orang
pribadi yang menyampaikan SPT Tahunan PPh dengan menggunakan formulir 1770 S
dan 1770 SS secara online dan real time (e-Filing) melalui internet pada situs DJP (www.
pajak.go.id), sebagai alternatif yang selama ini diakses melalui penyedia jasa Application
Service Provider (ASP).

Penyampaian SPT secara e-Filing melalui situs DJP ini akan memudahkan wajib pajak
dengan tidak perlu melakukan antrian di Drop Box. Selain itu juga akan memudahkan
DJP dalam pengolahan SPT Tahunan, dengan harapan penerimaan dan pengolahan SPT
Tahunan menjadi lebih praktis, murah, dan cepat.

b. Pelayanan VAT Refund For Tourists

Pengembalian PPN barang bawaan orang pribadi pemegang paspor luar negeri atau lebih
dikenal dengan VAT Refund for Tourists yang dimulai di Indonesia sejak 2010, pada tahun
2011 mengalami penambahan tempat pelayanan dan toko retail yang ikut berpartisipasi
dalam skema tersebut.

Dalam rangka memperluas tempat pelayanan VAT Refund for Tourists, perlu menambah
bandar udara sebagai tempat pelayanan tersebut selain di Bandar Udara Soekarno Hatta,
Jakarta, Bandar Udara Ngurah Rai, Bali, dan Bandar Udara Adisutjipto, Yogyakarta.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2010, Provinsi Jawa Timur dan Provinsi
Sumatera Utara memiliki kunjungan wisata cukup banyak. Di samping itu Kementerian
Perhubungan telah menetapkan Bandar Udara Juanda Surabaya dan Bandar Udara
Polonia Medan sebagai bandar udara Internasional yang memperbolehkan penerbangan
langsung dari dan ke luar negeri.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas maka mulai 1 September 2011 Bandar
Udara Juanda Surabaya dan Bandar Udara Polonia Medan ditetapkan sebagai tempat
pelayanan VAT Refund for Tourists melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 287/
KMK.03/2011. Seiring dengan dibukanya tempat pelayanan VAT Refund for Tourists
yang baru tersebut maka Direktur Jenderal Pajak melalui Keputusan Direktur Jenderal
Pajak Nomor KEP-156/PJ/2011 menunjuk 5 toko retail di Jawa Timur dan 4 toko retail
di Sumatera Utara sebagai toko retail yang ikut berpartisipasi dalam program VAT Refund
for Tourists, selain 20 toko retail di Jakarta, 10 toko retail di Bali, dan 10 toko retail di
Yogyakarta yang telah ditunjuk sebelumnya.

Perluasan tempat pelayanan VAT Refund for Tourists sebagai exit point bagi turis asing
dan penambahan toko retail yang ikut berpartisipasi dalam skema pelayanan tersebut,

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 86 12/13/12 1:40 PM


87
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

diharapkan mampu menambah nilai pelayanan dalam rangka memberikan daya tarik
bagi turis asing untuk berkunjung ke Indonesia dan sekaligus memicu pertumbuhan
perdagangan dalam negeri.

3. Layanan Kring Pajak 500200

Berangkat dari keinginan kuat untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean
government) dan menerapkan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance), sejak tahun 2008 DJP mengoperasikan contact center yang dinamakan
Kring Pajak 500200. Contact center ini dapat dihubungi oleh masyarakat umum melalui
saluran telepon dengan nomor 500200 dan secara umum menjalankan dua fungsi, yaitu
Pusat Layanan Informasi dan Pusat Pengaduan Pajak.

Sebagai Pusat Layanan Informasi, Kring Pajak 500200 menjalankan fungsi pemberian
layanan informasi, konsultasi perpajakan umum, dan konsultasi aplikasi perpajakan
elektronik. Layanan diberikan oleh petugas yang telah dibekali pelatihan yang intensif
sehingga memiliki kemampuan komunikasi dan pengetahuan yang memadai di bidang
perpajakan dan aplikasi perpajakan elektronik.

Saluran Layanan Aduan DJP

Telepon (021) 500200

Faksimile (021) 5251245

Surat Unit Kerja Penerima Pengaduan

(Kantor Pusat, Kanwil DJP, KPP,

KP2KP)

e-mail pengaduan@pajak.go.id

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 87 12/13/12 1:40 PM


88
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Tabel Kinerja Layanan Informasi Panggilan


Bulan Terjawab % Terjawab
Kring Pajak 500200 Tahun 2011 Masuk

Januari 40.183 35.479 88%

Februari 44.880 26.343 59%

Maret 56.043 44.982 80%

April 33.683 29.671 88%

Mei 26.639 21.901 82%

Juni 24.089 20.195 84%

Juli 26.701 22.159 83%

Agustus 26.406 23.401 89%

September 26.197 20.678 79%

Oktober 31.626 25.226 80%

November 30.953 24.160 78%

Desember 32.469 26.085 80%

Jumlah 399.868 320.280 80%

Untuk memberikan pelayanan informasi yang prima kepada masyarakat, petugas Kring
Pajak didukung dan dilengkapi dengan aplikasi Tax Knowledge Base (TKB) yang selalu
up to date dan disempurnakan sesuai dengan perkembangan peraturan perpajakan.
Aplikasi TKB adalah sumber informasi bagi para petugas layanan (agent) dalam melayani
permintaan informasi maupun menjawab pertanyaan di bidang perpajakan.

Sebagai Pusat Layanan Pengaduan, Kring Pajak 500200 menjalankan fungsi penerimaan
dan pengelolaan pengaduan dari masyarakat. Jenis aduan yang ditangani mencakup
dugaan pelanggaran yang menyangkut kode etik, multitafsir atas aturan perpajakan,
serta layanan dan sarana pelayanan yang tidak memenuhi standar. Untuk mendukung
pengelolaan penanganan atas jenis pengaduan yang beragam, saluran penyampaian
aduan yang disediakan juga beragam, mulai dari surat, faksimile, e-mail, telepon, hingga
walk-in (pengaduan on-site).

Untuk menjamin kualitas layanan, standard operating procedure (SOP) Kring Pajak 500200
memastikan bahwa seluruh pengaduan yang diterima oleh petugas layanan direkam
dalam Sistem Informasi Pengaduan Pajak (SIPP). Sistem ini terus disempurnakan untuk
menjamin mutu layanan di mana pengaduan dapat dilacak perkembangan dan informasi
pendukungnya sehingga seluruh bukti/data yang diterima untuk diproses lebih lanjut
dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, kerahasiaan pelapor juga dijamin sesuai dengan
aturan yang berlaku.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 88 12/13/12 1:40 PM


89
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Tabel Jumlah Pengaduan yang Diterima


Jenis Pengaduan 2010 2011
Kring Pajak 500200 Tahun 2010-2011
Kode Etik dan Disiplin 70 58

Peraturan Perpajakan 69 5

Keterbatasan Sarana Kantor 40 63

Pelayanan Tidak Memadai 826 709

Tindak Pidana Perpajakan 336 201

Jumlah 1.341 1.036

Sumber: Data SIPP

Selain sebagai cerminan atas pelayanan DJP kepada masyarakat, tingginya jumlah
pengaduan merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan publikasi saluran pengaduan
serta peningkatan kepedulian masyarakat terhadap pelayanan publik yang diselenggarakan
oleh DJP. Hal ini disikapi dengan positif oleh DJP dengan terus memperbaiki kualitas
layanan publik dan mendorong tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam mengawasi
pelaksanaan layanan publik.

B
Dalam tahun 2011 kegiatan penyuluhan tetap digiatkan melalui kegiatan rutin penyuluhan Penyuluhan
seperti sosialisasi kepada bendahara dan sosialisasi SPT Tahunan, serta sosialisasi
pelaksanaan Sensus Pajak Nasional. Secara kuantitas pelaksanaan penyuluhan tahun
2011 sebanyak 16.078 kegiatan penyuluhan atau 100,4% dari jumlah kegiatan yang
direncanakan.

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan selama tahun 2011 adalah sebagai berikut.

a. Penyuluhan langsung kepada masyarakat yang dilakukan oleh seluruh unit di DJP
dan dilakukan terhadap wajib pajak orang pribadi, asosiasi usaha, bendahara
pemerintah, serta kepada calon wajib pajak antara lain pelajar dan mahasiswa
yang melakukan kunjungan ke kantor pajak maupun di sekolah/perguruan tinggi.
b. Penyuluhan tidak langsung melalui media radio seluruh Indonesia dan televisi
nasional, booklet, leaflet dengan berbagai tema di bidang perpajakan.
c. Penyusunan dan pengadaan sarana sosialisasi/penyuluhan berupa buku
perpajakan seperti Buku Bendahara Mahir Pajak dan Buku Oasis Pemotongan/
Pemungutan PPh.
d. Sosialisasi program Sensus Pajak Nasional dimulai sebelum dan sesudah
peresmian/launching untuk menjaga gema program tersebut hingga akhir tahun.

Selain kegiatan operasional sebagaimana dimaksud di atas, pada tahun 2011 DJP juga
melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi efektivitas penyuluhan dalam bentuk survei,
yang pada tahun-tahun sebelumnya kurang mendapat perhatian. Berdasarkan hasil
survei yang dilaksanakan DJP secara mandiri tersebut diperoleh gambaran bahwa terjadi
kesenjangan (gap) antara eskpektasi masyarakat terhadap penyuluhan yang diberikan
DJP dengan realisasi yang mereka terima, terutama dari penyuluhan langsung. Masyarakat
pada umumnya telah mengetahui pajak, namun mereka tetap memerlukan sosialisasi/
penyuluhan terkait cara pemenuhan kewajiban perpajakan.

Terdapat hal penting dari survei tersebut yaitu penyuluhan perlu difokuskan pada
penyuluhan secara langsung, seperti penyuluhan oleh Account Representative, seminar,
dan workshop. Kegiatan penyuluhan melalui saluran (channel) lainnya tidak berarti
dihilangkan tetapi tetap perlu dipertahankan. Penyuluhan langsung memiliki gap yang
paling tinggi antara ekspektasi masyarakat dengan realitas yang mereka peroleh.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 89 12/13/12 1:40 PM


90
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Tahun 2011 juga menjadi tahun konsolidasi penyuluhan ditandai dengan disusunnya
kebijakan penyuluhan terkait penyusunan rencana kerja dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan penyuluhan sebagaimana ditetapkan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
Nomor SE-98/PJ/2011 tanggal 29 Desember 2011. Dalam kebijakan penyuluhan yang
baru ditetapkan pembagian fokus penyuluhan menjadi tiga, yaitu calon wajib pajak, wajib
pajak baru, dan wajib pajak terdaftar. Melalui kebijakan ini diharapkan kegiatan penyuluhan
dapat dilaksanakan dengan terencana, lebih terarah dan terukur tingkat efektivitasnya
untuk masing-masing fokus penyuluhan.

Selain kebijakan di atas, pada tahun 2011 DJP juga menyusun kebijakan mengenai
pembentukan Tim Penyuluhan Perpajakan beserta Kelompok Tenaga Penyuluh di unit
vertikal sebagaimana ditetapkan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor
SE-98/PJ/2011 tanggal 29 Desember 2011. Pembentukan Tim Penyuluhan Perpajakan
dan Kelompok Tenaga Penyuluh diperlukan agar terdapat kejelasan terkait pelaksana
penyuluhan dan juga memperjelas target/sasaran pengembangan kapasitas pegawai
sebagai tenaga penyuluh perpajakan.

Terdapat 3 tujuan kehumasan DJP yaitu: (i) meningkatkan kesadaran dan pemahaman
C Kehumasan
masyarakat akan pentingnya pajak bagi pembangunan bangsa (awareness level), (ii)
membangun kepercayaan masyarakat pada DJP sebagai lembaga yang menjalankan
sistem administrasi perpajakan (attitudes and opinions level), dan (iii) mendorong wajib
pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya berdasarkan prinsip self assesment
(behavior level).

Selama tahun 2011, kegiatan kehumasan yang dilaksanakan DJP meliputi:

a. penayangan iklan layanan masyarakat DJP di media cetak, media elektronik


(televisi dan radio), media online, dan media luar ruangan (bioskop, kereta api, dan
billboard bandara); dan
b. penyelenggaraan dialog, diskusi ilmiah, dan seminar nasional dengan mengundang
berbagai tokoh masyarakat atau tokoh media massa lainnya;
c. pendirian tax center di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, yang sampai
dengan akhir 2011 telah berjumlah 83 tax center;
d. publikasi opini pegawai DJP di berbagai surat kabar;
e. penerimaan kunjungan delegasi asing dan mahasiswa atau pelajar;
f. penyebaran informasi perpajakan kepada pihak internal dan eksternal melalui
media elektronik (e-Magazine) dan media online www.pajak.go.id;
g. pelaksanaan berbagai kegiatan kerja sama dengan wartawan seperti pembukaan
kelas/pelatihan pajak/pelatihan bagi wartawan, undangan media tour, serta
penyelenggaraan talkshow dan konferensi pers; dan
h. penerbitan siaran pers untuk menyebarluaskan informasi kebijakan, kinerja, dan
kegiatan DJP, serta konfirmasi atas suatu pemberitaan.

Tabel Daftar Siaran Pers


Tahun 2011

Tanggal Judul Siaran Pers

6 Januari Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2010


Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 atas Penghasilan yang Bersumber dari APBN atau APBD
19 Januari Wajib Pajak dalam Tahap Investasi Bebas Pemotongan/Pemungutan PPh
20 Januari Kebijakan Intelijen dan Penyidikan Pajak
3 Maret Paket Kebijakan Pajak Bulan Februari 2011
8 Maret Sosialisasi Pengisian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Serentak

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 90 12/13/12 1:40 PM


91
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Tanggal Judul Siaran Pers

17 Maret Pengusaha Pengemplang Pajak Divonis 2 Tahun dan Denda 1 Miliar


18 Maret Penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi oleh Presiden RI, Wakil Presiden RI, Para Ketua
Lembaga Tinggi Negara, dan Para Menteri
6 April Ditjen Pajak Selenggarakan Aksi Donor Darah
6 April Ditjen Pajak Dukung Pengembangan Olahraga
28 April Batas Akhir Penyampaian SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2010
11 Juli Ditjen Pajak Tangkap Pelaku Faktur Pajak Fiktif
14 Juli Perlakuan PPN atas Jasa Angkutan Udara dan Telekomunikasi di Kawasan Bebas
23 Agustus Ditjen Pajak Sidik Sebuah Perusahaan di Bandung
6 September Pelayanan Pengembalian Pajak Pertambahan Nilai kepada Turis Asing di Medan dan Surabaya
8 September Pemberian Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Bagi Industri Pionir
30 September Launching Sensus Pajak Nasional
7 Oktober Sindu Malik Bukan Pegawai Ditjen Pajak
19 Oktober Ditjen Pajak Jalin Kerjasama Dengan PPATK dalam Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang
dan Tindak Pidana Perpajakan
7 November Penjelasan Ditjen Pajak Terkait Dugaan Pelanggaran Pengadaan Barang Dan Jasa
11 November Ditjen Pajak dan LKPP Jalin Kerjasama Pertukaran Data
12 November Upaya Ditjen Pajak untuk Mencegah Terjadinya Piutang Pajak yang Daluwarsa
15 November Ditjen Pajak Akan Tindak Lanjuti Data Wajib Pajak Batu Bara
18 November Ditjen Pajak Sempurnakan Sistem Administrasi Perpajakannya
23 November Tindak Lanjut Temuan BPK atas Ketidakpatuhan Perpajakan Bendahara
25 November Ditjen Pajak Selalu Manfaatkan Data Orang Terkaya Indonesia
29 November Pengguna Faktur Pajak Fiktif Dituntut 4 Tahun Penjara
30 November Tanggapan Ditjen Pajak atas Kasus Penyimpangan Pajak Rp 1 Triliun
6 Desember Ditjen Pajak Peringati Hari Anti Korupsi Sedunia
8 Desember KPK : Integritas Ditjen Pajak Tinggi
15 Desember Ditjen Pajak Melakukan Berbagai Upaya untuk Mencapai Target Penerimaan Perpajakan
16 Desember Ditjen Pajak Tetapkan Badan/Lembaga Sebagai Penerima Zakat atau Sumbangan Keagamaan
19 Desember Pelayanan Pembayaran Pajak pada Akhir Tahun 2011
21 Desember Ditjen Pajak Buka Layanan Pengaduan Bagi Wajib Pajak
Permohonan Judicial Review PP Cost Recovery Ditolak MA
23 Desember Ditjen Pajak Gandeng IAI untuk Tingkatkan Kepatuhan Pajak
Wajib Pajak Kesulitan Keuangan Dapat Ajukan Angsuran atau Penundaan PBB
27 Desember Ditjen Pajak Dorong Peran Serta Kaum Ibu Dalam Sosialisasi Perpajakan
Wajib Pajak Wajib Sampaikan SPT Masa PPN Dalam Bentuk Data Elektronik
Penjelasan Tambahan Sehubungan Wajib Pajak dapat Ajukan Angsuran atau Penundaan PBB
28 Desember Ditjen Pajak Terbitkan Aturan Mekanisme PPN Untuk Penyerahan LPG 3 Kg
Ditjen Pajak Terbitkan Aturan Pelaksana Tax Holiday
29 Desember SPT Tahunan Orang Pribadi Karyawan Dapat Disampaikan Melalui Website Pajak

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 91 12/13/12 1:40 PM


Tanggung jawab kami dalam membina kemitraan dibangun oleh
rasa percaya dan saling menghormati.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 92 12/13/12 1:40 PM


93
2011
Laporan Tahunan
Direktorat Jenderal Pajak

DJP dalam
Pergaulan
Internasional
09
Keikutsertaan dan kontribusi DJP dalam berbagai
kegiatan berskala internasional diharapkan dapat
memberikan manfaat besar di bidang keuangan
bagi kepentingan Indonesia. Adapun pelaksanaan
kerja sama dengan berbagai institusi perpajakan
luar negeri maupun negara/lembaga donor
didorong oleh keinginan dan kebutuhan DJP untuk
mendapatkan informasi terkini dan pengalaman
terbaik dalam bidang administrasi perpajakan di
dunia internasional.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 93 12/13/12 1:40 PM


94
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

A Persetujuan Secara umum, terdapat enam tahap pembentukan atau renegosiasi Persetujuan
Penghindaran Penghindaran Pajak Berganda (P3B) maupun Perjanjian Pertukaran Informasi Perpajakan
Pajak Berganda (Tax Information Exchange Agreement/TIEA) hingga berlaku efektif.
dan Pertukaran
Informasi Pertama, yaitu tahap penjajakan. Pada tahap ini, salah satu negara yang melakukan
Perpajakan inisiasi atau rencana untuk revisi P3B/TIEA dapat mengusulkan untuk dilakukan pertemuan
informal, di antaranya dapat dilakukan melalui jalur diplomatik. Dalam hal ini, biasanya
competent authority akan melakukan kontak awal baik melalui pihak Kementerian Luar
Negeri atau langsung dengan competent authority negara mitra untuk menjadwalkan
pertemuan informal tersebut. Pertemuan informal ini bertujuan untuk memperlancar
jalannya perundingan negosiasi/renegosiasi P3B/TIEA yang akan dilakukan selanjutnya.

Kedua, yaitu tahap perundingan. Pada tahap ini, para delegasi kedua negara melakukan
perundingan membahas isi P3B/TIEA sampai mencapai kesepakatan. Perundingan dapat
dilakukan lebih dari satu kali hingga menghasilkan kesepakatan bersama atas pasal-pasal
P3B/TIEA.

Ketiga, yaitu tahap pemarafan. Dilakukan apabila para delegasi telah sepakat dan tidak
ada isu yang menjadi permasalahan (pending issues). Dalam tahap ini ketua delegasi dari
kedua negara akan melakukan pemarafan atas setiap halaman isi P3B/TIEA yang telah
disepakati (clean draft).

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 94 12/13/12 1:40 PM


95
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Keempat, yaitu tahap penandatanganan. Clean draft yang telah diparaf, kemudian
diusulkan untuk dilakukan penandatanganannya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional diatur bahwa perjanjian internasional hanya
dapat ditandatangani oleh Presiden atau Menteri Luar Negeri atau perwakilan pemerintah
RI melalui surat kuasa (full powers).

Kelima, tahap ratifikasi. Pada tahap ini P3B yang telah ditandatangani tersebut mengikat
kedua negara, namun belum dapat diberlakukan efektif hingga P3B/TIEA tersebut
diratifikasi melalui penerbitan undang-undang atau Peraturan Presiden.

Tahap yang terakhir, yaitu pemberlakuan. P3B/TIEA baru berlaku setelah ada pertukaran
instrumen ratifikasi antara kedua negara.

1. Pembentukan p3b

Beberapa perundingan P3B dengan negara mitra yang dilaksanakan pada tahun 2011,
yaitu:

a. perundingan putaran kedua P3B Indonesia-Laos yang diselenggarakan di Bali


pada tanggal 9 s.d. 10 Februari 2011;
b. perundingan renegosiasi putaran kedua P3B Indonesia-India yang diselenggarakan
di New Delhi pada tanggal 28 s.d. 29 April 2011;
c. perundingan P3B Indonesia-Belanda terkait Protokol Perubahan yang
diselenggarakan di London pada tanggal 28 s.d. 29 Mei 2011;
d. perundingan penjajakan renegosiasi P3B Indonesia-Australia (Informal Meeting)
yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 7 s.d. 9 September 2011;
e. perundingan renegosiasi P3B Indonesia-Korea Selatan yang diselenggarakan di
Seoul pada tanggal 28 s.d. 30 September 2011;
f. perundingan renegosiasi P3B Indonesia-Malaysia terkait pasal mengenai
Exchange of Information yang dilakukan via korespondensi telah diparaf di Paris
tanggal 19 September 2011 dan terakhir sudah ditandatangani di Lombok pada
tanggal 20 Oktober 2011;
g. perundingan renegosiasi putaran pertama P3B Indonesia-Jerman yang
diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 12 s.d. 16 Desember 2011.

Selama tahun 2011, DJP juga mengajukan proses ratifikasi P3B dengan pembuatan
Peraturan Presiden atas pembentukan P3B dengan negara-negara berikut ini:

a. Zimbabwe, atas P3B yang ditandatangani pada tanggal 30 Mei 2001;


b. Kroasia, atas P3B yang ditandatangani pada tanggal 15 Februari 2002;
c. Suriname, atas P3B yang ditandatangani pada tanggal 14 Oktober 2003;
d. Armenia, atas P3B yang ditandatangani pada tanggal 13 Oktober 2005;
e. Maroko, atas P3B yang ditandatangani pada tanggal 8 Juni 2008;
f. Papua Nugini, atas P3B yang ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010;
g. Hongkong, atas P3B yang ditandatangani pada tanggal 23 Maret 2010; dan
h. Serbia, atas P3B yang ditandatangani pada tanggal 28 Februari 2011.

Adapun P3B Indonesia-Laos dan Indonesia-Tajikistan telah selesai proses negosiasinya


namun pada tahun 2011 belum diajukan ratifikasi.

Sampai dengan akhir tahun 2011, Indonesia memiliki 60 P3B dengan negara mitra yang
berlaku efektif.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 95 12/13/12 1:40 PM


96
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

2. Penyelenggaraan Tata Cara Persetujuan Bersama

Penyelenggaraan Tata Cara Persetujuan Bersama (Mutual Agreement Procedure/MAP)


antara DJP dengan negara mitra P3B yang dilaksanakan selama tahun 2011, adalah:

a. pelaksanaan MAP dengan Internal Revenue Service Amerika Serikat pada tanggal
5 s.d 7 Juli 2011 di Washington DC, Amerika Serikat;
b. pelaksanaan MAP dengan National Tax Service Korea Selatan pada tanggal 27
September 2011 di Seoul, Korea Selatan;
c. pelaksanaan MAP dengan National Tax Agency Jepang pada tanggal 30
November s.d 1 Desember 2011 di Jakarta; dan
d. pelaksanaan MAP dengan National Tax Service Korea Selatan pada tanggal 22 s.d
23 Desember 2011 di Jakarta.

3. Pembentukan TIEA

Dalam rangka pembentukan TIEA dengan negara bukan mitra P3B (non-tax treaty)
yang dikategorikan oleh OECD (Organization Economic Co-operation and Development)
sebagai cooperative jurisdictions, sepanjang tahun 2011 DJP berperan dalam pelaksanaan
penandatangan TIEA antara Indonesia dengan beberapa negara/yurisdiksi yaitu:

a. Jersey, ditandatangani di Kantor Kementerian Guernsey pada tanggal 27 April


2011;
b. Guernsey, ditandatangani di Kantor Kementerian Guernsey pada tanggal 27 April
2011;
c. Isle of Man, ditandatangani di Kedutaan Besar RI di London pada tanggal 22 Juni
2011; dan
d. Bermuda, ditandatangani di Kedutaan Besar RI di London pada tanggal 22 Juni
2011.

Atas keempat TIEA di atas, DJP telah mengajukan pula proses ratifikasinya di tahun yang
sama.

Sementara itu, TIEA yang sampai dengan akhir 2011 masih dalam proses penandatanganan
adalah:

a. TIEA Indonesia-Costa Rica;


b. TIEA Indonesia-Cayman Islands;
c. TIEA Indonesia-Bahama; dan
d. TIEA Indonesia-San Marino

Partisipasi aktif DJP dalam kerja sama internasional selama tahun 2011 baik berupa
B Partisipasi DJP
dalam Forum
kegiatan seminar, konferensi, maupun forum adalah sebagai berikut:

Internasional
a. peserta acara Peer Review Seminar Global Forum on Transparency and Exchange
of Information pada tanggal 15 s.d. 17 Maret 2011 di Canberra, Australia;
b. peserta acara Meeting of the Advisory Group for Cooperation with Non-OECD
Economic pada tanggal 28 s.d. 30 Maret 2011 di Livingstone, Zambia;
c. peserta acara Global Forum on Transparency and EoI for Tax Purposes pada
tanggal 31 Mei s.d. 1 Juni 2011 di Bermuda;
d. peserta acara The 5th International Financial Reporting Standards (IFRS) Regional
Policy Forum & International Seminar pada tanggal 23 s.d. 24 Mei 2011 di
Denpasar, Bali;

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 96 12/13/12 1:40 PM


97
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

e. narasumber acara Seminar Tax, Regulation and Investment Opportunities in


Indonesia pada tanggal 1 Juni 2011 di Bangkok, Thailand;
f. pembicara acara The National Tax Conference 2011 pada tanggal 19 s.d. 20 Juli
2011 di Kuala Lumpur, Malaysia;
g. peserta acara The 13th SGATAR Working Level Meeting pada tanggal 5 s.d. 8
September 2011 di Macao SAR, China;
h. peserta acara ATAICs 8th Technical Conference pada tanggal 1 s.d. 5 Oktober
2011 di Arab Saudi;
i. peserta acara 4th Meeting of the Global Forum on Transparency and EoI for Tax
Purposes pada tanggal 25 s.d. 26 Oktober 2011 di Paris, Perancis;
j. peserta acara Multilateral Convention on Mutual Administrative Assistance in Tax
Matters pada tanggal 3 s.d. 4 November 2011 di Cannes, Perancis;
k. narasumber pada acara EYs Tax Symposium pada tanggal 15 s.d 17 November
2011 di Singapura;
l. peserta acara 41st SGATAR Meeting pada tanggal 21 s.d. 25 November 2011 di
Kinabalu, Malaysia; dan
m. peserta acara 4th International Tax Dialogue Global Conference on Tax and
Inequality pada tanggal 7 s.d 9 Desember 2011 di India.

Pada tahun 2011, beberapa lembaga/negara donor masih aktif memberikan bantuan
kepada DJP dalam bentuk technical assistance, jasa konsultasi, dan bantuan pengiriman
pegawai ke luar negeri untuk mengikuti seminar/training/workshop. Lembaga donor adalah
Kegiatan Negara/
Pihak Donor C
suatu lembaga nonpemerintah berskala internasional seperti IMF, World Bank, AusAID,
dan JICA yang memberikan bantuan kepada DJP. Negara donor adalah suatu unit kantor/
departemen dalam pemerintahan seperti Australian Taxation Office yang melakukan kerja
sama bilateral dengan DJP.

Secara umum, asistensi pihak donor dibiayai oleh hibah (grant). Bentuk asistensi dapat
berupa, antara lain:

a. asistensi teknis oleh individual long-term advisor/resident advisor;


b. asistensi teknis oleh individual short-term advisor/expert;
c. jasa konsultasi oleh perusahaan konsultan;
d. training/seminar/workshop di dalam maupun di luar negeri; dan
e. studi banding ke negara lain.

Pendanaan (funding source, disbursement plan, funding allocation) pada umumnya


dikelola oleh instansi donor masing-masing yang terkait (donor executes). Seleksi atau
pemilihan atas technical advisor, tenaga ahli, dan konsultan umumnya dilakukan oleh pihak
donor terkait dengan melibatkan DJP.

Lembaga/negara donor yang masih secara aktif terlibat dalam proses reformasi perpajakan
di DJP selama tahun 2011 adalah sebagai berikut.

1. The World Bank

Selain mendukung Project for Indonesian Tax Administration Reform (PINTAR), World
Bank juga berperan dalam pengelolaan hibah yang termasuk dalam kerangka PFM MDTF,
yang didanai oleh Uni Eropa dan Pemerintah Belanda. Hibah tersebut digunakan untuk:
(i) persiapan program PINTAR; dan (ii) program pendukung PINTAR berupa jasa konsultasi
di bidang criminal investigation, independent bid evaluation, change management, dan
knowledge management.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 97 12/13/12 1:40 PM


98
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

2. Australia Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG)


AusAID

AIPEG merupakan lembaga bentukan pemerintah Australia. Lembaga ini dibentuk dengan
latar belakang adanya krisis ekonomi yang dramatis sehingga Pemerintah Indonesia
memerlukan bantuan teknis di bidang economic governance. AIPEG memberikan layanan
konsultasi penyusunan kebijakan sektor publik dan pelaksanaan program yang konsisten
dengan agenda reformasi Pemerintah Indonesia.

Program AIPEG ini dijadwalkan akan diselenggarakan selama enam tahun yang difokuskan
pada leadership, penguatan institusi, monitoring dan evaluasi, Government Partnership
Fund (GPF), dan gender issue.

Beberapa kegiatan DJP-AIPEG pada tahun 2011 antara lain, yaitu:

a. pengembangan program call center;


b. pengembangan strategi dan kerangka SDM;
c. pengembangan kapasitas dalam bidang hukum;
d. survei wajib pajak;
e. IT mentorship;
f. kepatuhan dan investigasi internal;
g. modeling dan benchmarking penerimaan pajak;
h. culture strategy development;
i. asistensi dalam data clean up;
j. surveillance course;
k. project management training;
l. workshop tax service and satisfaction survey result;
m. tax base broadening workshop;
n. workshop revenue potential and compliance, benchmarking;
o. monitoring evaluation training;
p. foundation training untuk investigasi internal;
q. database clean up workshop.

Selain melaksanakan program-program yang sudah ditetapkan, AIPEG juga secara aktif
dalam membantu kerjasama DJP dengan Australian Taxation Office (ATO). Bantuan AIPEG
antara lain adalah memfasilitasi ATO dalam memberikan bantuan kepada DJP, seperti
asistensi tenaga ahli dari ATO yang berkunjung ke DJP, bantuan untuk pegawai DJP
yang akan berangkat ke Australia memenuhi undangan ATO, serta bantuan pengurusan
dokumen keberangkatan, seperti visa, tiket dan lain sebagainya.

Bantuan yang diberikan oleh AIPEG dalam kerja sama antara DJP-ATO antara lain:

a. pelaksanaan Workshop Incident-Management Corruption pada bulan Februari


2011;
b. pelaksanaan pengiriman pegawai DJP ke Canberra, Australia pada bulan
September 2011 sebagai kegiatan lanjutan Workshop Incident-Management
Corruption; dan
c. pelaksanaan pengiriman pegawai ke Brisbane, Australia pada bulan Oktober 2011
dalam rangka SGATAR Joint Training Program dengan tema Strategic Planning
and Communication Strategy.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 98 12/13/12 1:40 PM


99
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

3. Australian Taxation Office (ATO)

Selama beberapa tahun terakhir, DJP dan ATO telah berbagi kemitraan dalam
pengembangan kapasitas melalui pertukaran keahlian dan pengetahuan di bidang
administrasi perpajakan. Kerja sama DJP dan ATO merupakan kerja sama bilateral khusus
antara dua organisasi serupa di bawah skema Government Partnership Fund (GPF).

Jenis kerja sama yang dilakukan oleh DJP dan ATO meliputi hal sebagai berikut.

a. Kegiatan Multilateral
ATO mengadakan forum internasional yang diselenggarakan di Australia dan
dihadiri oleh wakil institusi perpajakan dari berbagai negara. Forum ini diadakan
beberapa kali dalam setahun dengan topik yang berbeda.

b. Bantuan Bilateral.
ATO berbagi pengetahuan dan keahlian dalam bentuk lokakarya/seminar dan
bantuan teknis lain yang diberikan kepada DJP oleh pejabat ATO yang diadakan
di Indonesia atau di Australia selama periode waktu tertentu.

Dalam tahun 2011, beberapa bantuan yang diberikan ATO kepada DJP antara lain:

a. ATO expert visit dalam rangka sharing knowledge di bidang Incident-Management


Corruption pada bulan Februari 2011;
b. bantuan untuk menghadiri Global Forum Peer Review Seminar di Canberra,
Australia pada bulan Maret 2011;
c. bantuan untuk mengikuti benchmark study ke ATO dengan tema Incident-
Management Corruption pada bulan September 2011; dan
d. bantuan untuk menghadiri SGATAR Joint Training Program dengan tema Strategic
Planning and Communication Strategy pada bulan Oktober 2011.

4. Japan International Cooperation Agency (JICA)

Pada bulan Desember 2009 diadakan penandatanganan Record of Discussion (RD) dan
Minutes of Meeting (MM) yang berisi tentang rencana kegiatan kerjasana DJP-JICA untuk
2010-2014 dengan nama Project on Modernization of Tax Administration (Phase II).
Dalam proyek dimaksud, kegiatan asistensi JICA di DJP yang dilakukan meliputi:

a. pengembangan kapasitas SDM (e-learning, On-the-Job Training, dan assessment


pegawai);
b. penagihan;
c. investigasi; dan
d. keberatan dan banding.

Selain melaksanakan proyek di atas, JICA juga memberikan bantuan dalam pengembangan
kapasitas SDM berupa pemberian beasiswa bagi para pegawai DJP untuk mengikuti
program S2/S3 dan short course di Jepang.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 99 12/13/12 1:40 PM


100
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Dalam tahun 2011, beberapa bantuan yang diberikan JICA kepada DJP, antara lain:

a. pemutakhiran modul e-learning untuk KUP, PPh dan PPN;


b. pelatihan pegawai di bidang SDM di Jakarta;
c. Workshop On-the-Job Training di Jakarta;
d. pelatihan SDM di bidang pertukaran data dan informasi di Jepang; dan
e. pelatihan mengenai pajak konsumsi (consumption tax).

Selama tahun 2011 DJP telah menjadi tuan rumah bagi kunjungan delegasi asing dari
D Kunjungan
Delegasi Asing
berbagai negara baik dalam rangka studi banding, diskusi, maupun untuk berkoordinasi
dalam membahas isu perpajakan terkini seperti tax audit, incident management-corruption,
dan transfer pricing dispute resolution.

Kunjungan delegasi asing selama tahun 2011 dan materi-materi yang dibahas dalam
kunjungan tersebut adalah sebagaimana dijelaskan dalam tabel di bawah ini.

Tabel Kunjungan Delegasi Asing Waktu


No. Delegasi Materi Pembahasan
Kunjungan
ke DJP Tahun 2011
1. Amerika Serikat 18-21 Januari USA-Indonesia Competent Authority

(Internal Revenue Service) Meeting

2. Australian 7-11 Maret Berbagi pengalaman dalam bidang

(Australian Taxation Office) Incident Management-Coruption

7-9 September Kerja sama perpajakan internasional

3. India 6 Mei Studi banding mengenai gambaran

(Government of India) umum DJP

4. Jepang 26-28 Januari Exchange of Information on request

(National Tax Agency) 17-18 Februari Japan - Indonesia Competent

Authority Meeting

7-8 April Japan-Indonesia Competent

Authority Meeting

14 April Diskusi mengenai otoritas pajak

20-21 Juni Pelaksanaan kerja sama antara DJP

dengan NTA Japan untuk saling

berbagi pengetahuan tentang sistem

administrasi perpajakan Japanese

Consumption Tax (VAT).

5. Korea Selatan 18 Maret Diskusi mengenai bagaimana

(National Tax Service) administrasi perpajakan di Indonesia

dan Korea dapat mempererat kerja

sama antara kedua belah pihak

15 April Diskusi mengenai teknologi informasi

25 Agustus Courtesy Call dari First Secretary for

Tax Kedutaan Besar Republik Korea

untuk Republik Indonesia

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 100 12/13/12 1:40 PM


101
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

No. Delegasi Waktu Materi Pembahasan


Kunjungan

4-10 Oktober Kunjungan NTS Officers yang meraih

juara pada Tax Officers Contest of

Knowledge on Foreign Tax System di

NTS Korea

6. Malaysia 5-6 Juli A two-day programme untuk

(Inland Revenue Board) bertemu dengan beberapa pejabat di

lingkungan DJP yang memiliki tugas

pokok dan fungsi terkait dengan

usaha peningkatan kinerja

(Labuan Financial Services 20 Juli Kunjungan balasan dari studi banding

Authority) DJP ke Labuan dalam rangka kajian

pemberian fasilitas perpajakan Tax

Holiday bagi penanam modal

7. OECD 14-18 Maret Seminar on Advanced Tax Treaties

18-22 Juli Rapat koordinasi mengenai Transfer

Pricing Dispute Resolution

12-16 Desember Seminar on Exchange of Information

and Mutual Assistance in Tax Matters

8. Palestina 28 November- Study-visit delegasi Palestina dan

(General Directorate of 5 Desember Courtesy Call dari Direktur Jenderal

Property Tax) otoritas perpajakan Palestina

9. Vietnam 21-24 Februari Study-visit on tax audit area

(General Department of

Taxation)

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 101 12/13/12 1:40 PM


Kesediaan untuk bertanggung jawab atas orang lain dan
lingkungan adalah cikal bakal tumbuhnya kepemimpinan di
institusi kami.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 102 12/13/12 1:40 PM


103
2011
Laporan Tahunan
Direktorat Jenderal Pajak

Manajemen
Sumber Daya
Aparatur

10
DJP menaruh perhatian besar terhadap peningkatan
kualitas sumber daya aparatur sejalan dengan
upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
baik. Dengan meningkatnya kualitas sumber daya
aparatur, DJP dapat mengaktualisasikan diri sebagai
intitusi yang modern, akuntabel, dan dipercaya
masyarakat.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 103 12/13/12 1:41 PM


104
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Aparatur adalah kesatuan perangkat yang meliputi kepegawaian, kelembagaan, dan


ketatalaksanaan. Sebagai organisasi yang besar baik dari sisi jumlah kantor operasional
maupun jumlah pegawai, DJP senantiasa mengelola aparaturnya secara efektif dalam
melaksanakan tugasnya di bidang penerimaan pajak negara.

Jumlah pegawai DJP sampai dengan akhir tahun 2011 adalah 31.736 orang dengan
A Manajemen
Sumber Daya
sebaran berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia, tingkat pendidikan, dan golongan
sebagaimana dijelaskan dalam diagram-diagram berikut ini.
Manusia

Diagram Sebaran Pegawai


Berdasarkan Jenis Kelamin
25,01%

74,99%

Pria Wanita

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 104 12/13/12 1:41 PM


105
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Diagram Sebaran Pegawai


8.000 Berdasarkan Kelompok Usia
7.009
7.000
5.593
6.000 5.193

5.000 4.399
3.665
4.000
2.641
3.000 2.452

2.000
781
1.000
3
0
<21 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 >55

Diagram Sebaran Pegawai


14.000
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
11.569
12.000

10.000

8.000 7.001

6.000 4.639
4.256 4.202

4.000

2.000
31 38
0
s.d. DI DII DIII DIV/S1 S2 S3
SMA

Diagram Sebaran Pegawai


Berdasarkan Golongan

57,52%

38,21%

4,26%

0,01%

Golongan I Golongan II

Golongan III Golongan IV

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 105 12/13/12 1:41 PM


106
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Diagram Sebaran Pegawai


Per Pulau

20.574

1.818
767
613 5.257

1.993
714

Jawa Sulawesi Nusa Tenggara

Bali Papua-Maluku Kalimantan

Sumatera

Posisi strategis SDM sebagai resources dapat membawa organisasi berkembang dan
mampu mewujudkan visi dan misinya. Dalam pengelolaan SDM, situasi yang kerap
dihadapi DJP adalah kesulitan dalam menemukan serta memilah para pegawai terbaik yang
dimiliki organisasi. Untuk itu, pengelolaan SDM tidak cukup hanya dengan menjalankan
fungsi penilaian kinerja yang objektif sebagai bagian dari pengelolaan karir pegawai. DJP
menyadari perlu juga melakukan pengembangan Manajemen SDM secara komprehensif
sesuai dengan praktik umum (common practices) yang meliputi fungsi pengembangan
organisasi SDM, perencanaan SDM, rekrutmen dan seleksi, pengelolaan data administrasi
kepegawaian, pelatihan dan pengembangan SDM, manajemen kinerja, manajemen karir,
serta manajemen kompensasi dan benefit.

Selama tahun 2011, DJP telah melakukan pengembangan Manajemen SDM dalam bentuk
penetapan Cetak Biru Manajemen SDM dan pelaksanaan program-program lainnya.

1. Penetapan Cetak Biru Manajemen SDM

Pada tahun 2011, DJP menetapkan acuan dalam perancangan, perumusan, implementasi
dan evaluasi pengembangan manajemen SDM secara menyeluruh (komprehensif) dan
berkesinambungan dalam bentuk Cetak Biru Manajemen SDM. Tahapan-tahapan Cetak
Biru Manajemen SDM yang ditentukan untuk kurun waktu 2011-2018 secara luas dapat
digambarkan melalui Peta Strategi Manajemen SDM.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 106 12/13/12 1:41 PM


107
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Peta Strategi Manajemen SDM DJP

Visi: Menjadi penyelenggara manajemen sumber daya manusia berbasis kinerja dan kompetensi
yang efektif dan efisien dalam rangka mendukung terwujudnya visi dan misi
direktorat jenderal pajak

Pegawai berkinerja prima (excellent performance employee)


stakeholder

sdm-s.1. sdm-s.2. sdm-s.3. sdm-s.4.


Pegawai memiliki Tingkat Pegawai memiliki Pegawai
kompetensi kepuasan integritas tinggi memiliki budaya
tinggi pegawai tinggi organisasi yang
kuat

Rekrutmen Pengelolaan Pengembangan Pengelolaan


kinerja pegawai karir Penghargaan

sdm-P.5.
sdm-P.1. sdm-P.3. sdm-P.8. sdm-P.10.
Meningkatkan
Merekrut Meningkatkan Kepemimpinan Prima Meningkatkan Meningkatkan
pegawai manajemen (Leadership Excellence) efektivitas manajemen
berkualitas tinggi kinerja yang dapat manajemen karir remunerasi
dipercaya dan berbasis kinerja berbasis kinerja
transparan dan kompetensi
proses fungsi internal

sdm-P.6.
Meningkatkan
efektivitas pelatihan
dan pengembangan
sdm-P.2.
sdm-P.4. sdm-P.9. sdm-P.11.
Meningkatkan
efektivitas Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
orientasi pegawai sdm-P.7. efektivitas talent program benefit
efektivitas
baru penilaian kinerja Meningkatkan management bagi pegawai
kualitas Assessment
kompetensi

Pendukung proses bisnis

sdm-P.12. sdm-P.13. sdm-P.14. sdm-P.15. sdm-P.16.


Mengelola Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
Perencanaan Kualitas Efektivitas Efektivitas Efektivitas
SDM yang Dapat Administrasi SDM Knowledge Pengawasan dan Komunikasi Internal
Diandalkan Management System Pembinaan Pegawai
Sumber Daya Internal

sdm-I.1. sdm-I.2. sdm-I.3. sdm-I.4.


Membangun Meningkatkan Meningkatkan Efektivitas Mengembangkan
Kemampuan Infrastruktur Kompetensi Staf SDM Anggaran SDM Organisasi SDM
MSDM

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 107 12/13/12 1:41 PM


108
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Terbitnya Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-233/PJ/2011 tanggal 26


September 2011 tentang Cetak Biru Manajemen SDM DJP Tahun 2011-2018, diharapkan
menjadi momentum perubahan DJP secara terstruktur melalui pencapaian:

a. terbentuknya pegawai berkualitas, melalui rekrutmen pegawai berkualitas dan


peningkatan efektivitas orientasi pegawai baru;
b. tersedianya pengelolaan kinerja yang berkualitas, melalui peningkatan manajemen
kinerja yang dapat dipercaya dan transparan dan peningkatan efektivitas penilaian
kinerja;
c. terselenggarakannya pengelolaan pengembangan SDM, melalui peningkatan
kepemimpinan prima, peningkatan efektivitas pelatihan dan pengembangan, serta
peningkatan kualitas assessment kompetensi pegawai;
d. tersedianya pengelolaan karier yang berkualitas, melalui peningkatan efektivitas
manajemen karier berbasis kinerja dan kompetensi, dan peningkatan efektivitas
talent management;
e. terbangunnya budaya penghargaan, melalui peningkatan manajemen remunerasi
berbasis kinerja, dan peningkatan benefit bagi pegawai;
f. tersedianya pendukung proses bisnis pengelolaan SDM yang berkualitas dan
berjalan efektif, melalui pengelolaan perencanaan SDM yang andal, peningkatan
kualitas administrasi SDM, peningkatan efektivitas pengawasan dan pembinaan
pegawai, peningkatan efektivitas komunikasi internal SDM, serta peningkatan
efektivitas knowledge management system;
g. tersedianya sumber daya internal SDM yang dapat diandalkan, sehingga dapat
mendukung terselenggaranya implementasi manajemen SDM yang efektif; dan
pada akhirnya
h. terbentuknya pegawai berkinerja prima (excellent performance employee) yang
ditandai dengan pegawai memiliki kompetensi, tingkat kepuasan, dan integritas
tinggi, serta pegawai memiliki budaya organisasi yang kuat.

Untuk lebih menjamin pelaksanaan Cetak Biru Manajemen SDM, akan dirancang strategi
implementasi yang meliputi empat tahap pengembangan dan operasionalisasi manajemen
SDM yang masing-masing tahap memiliki destinasi yang jelas.

Membangun budaya kinerja dan mengembangkan kepemimpinan prima

Tahap I Kinerja merupakan faktor penting dalam mencapai produktivitas optimal. Untuk itu perlu
dibangun budaya kinerja melalui pengembangan dan implementasi sistem penilaian
2011-2012
kinerja yang dapat dipercaya dan transparan serta didukung oleh pengembangan
kepemimpinan yang prima.

Mengembangkan kompetensi pegawai dan membangun sistem informasi


manajemen SDM yang handal

Tahap II
DJP merupakan organisasi yang terus berkembang, hal ini berdampak pada tuntutan
2013-2014
pengembangan kompetensi pegawai sesuai dengan prasyarat jabatan yang ada. Oleh
karena itu perlu dibangun sistem pengembangan pegawai yang sesuai kebutuhan
dengan berbasis kompetensi. Pada tahap ini juga akan dibangun sistem informasi
Manajemen SDM yang handal sehingga unit organisasi SDM dapat beranjak dan lebih
fokus dari kegiatan pengelolaan SDM yang bersifat administratif kepada kegiatan yang
bersifat strategis.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 108 12/13/12 1:41 PM


109
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Mengembangkan perencanaan SDM dan implementasi manajemen karir pegawai

Tahap III DJP merupakan organisasi yang berkembang dengan sebaran organisasi dan SDM
yang luas. Untuk dapat memenuhi kebutuhan akan SDM yang tepat baik dari sisi
2015-2016
kuantitas maupun kompetensi, perlu dikembangkan sistem perencanaan SDM yang
handal. Selain itu perlu diimplementasikan sistem manajemen karir pegawai yang
berbasis kinerja, kompetensi dan mempertimbangkan klasifikasi unit.

Membangun budaya penghargaan sebagai basis pengembangan manajemen talenta

Tahap IV Setelah semua fungsi manajemen SDM dikembangkan dan dijalankan, diharapkan DJP
2017-2018 sudah mampu menghasilkan pegawai dengan kompetensi dan kinerja terbaik yang
didukung oleh adanya budaya penghargaan yang memadai, sehingga manajemen
talenta dapat dikembangkan dengan baik dimana pegawai dengan kompetensi dan
kinerja terbaik diprioritaskan untuk menduduki posisi jabatan strategis DJP.

2. Pembangunan Budaya Kinerja

Dalam rencana implementasi Cetak Biru Manajemen SDM Tahap I (2011-2012),


pembangunan budaya kinerja dan pengembangan kepemimpinan prima ditetapkan
sebagai tujuan dari proses pengembangan dan implementasi manajemen SDM di
lingkungan DJP.

Sebagai langkah nyata pembangunan budaya kinerja, sistem penilaian kinerja pegawai
didukung dengan inisiatif strategis sebagai berikut.

a. Diseminasi budaya kinerja dengan sosialisasi melalui media internal DJP (Portal
SDM) dan pertemuan internal DJP secara berkesinambungan tentang pentingnya
kinerja sebagai faktor penentu pencapaian produktivitas yang optimal.
b. Penandatanganan Kontrak Kinerja mulai dari Direktur Jenderal Pajak (Kemenkeu-
One) sampai dengan pelaksana (Kemenkeu-Five).
c. Monitoring pelaksanaan pembuatan Rencana Kinerja dan pelaksanaan Penilaian
Kinerja Pelaksana, agar pelaksanaan sistem penilaian kinerja dilakukan secara
tepat waktu.
d. Pembekalan kemampuan setiap atasan untuk melakukan bimbingan kinerja
(coaching) kepada para pegawai dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja,
karena sesungguhnya setiap pegawai memiliki potensi untuk berkembang dan
dapat bekerja dengan lebih optimal jika diberi bimbingan dengan benar.
e. Pelatihan Pengenalan Tipe Kepribadian dengan metode MBTI (Myers Brigght Type
of Indicators) yang diikuti oleh para pejabat yang menangani bidang SDM. Melalui
pelatihan ini diharapkan para peserta dapat:
1) menganalisis potensi kekuatan serta kelemahan tim dalam organisasi dengan
memetakan bakat, perilaku serta gaya komunikasi setiap individu;
2) menggunakan pemahaman berbagai tipe kepribadian untuk meningkatkan
proses komunikasi, team work serta managing conflict sehingga dapat
meningkatkan efektivitas kepemimpinan;
3) meningkatkan kualitas komunikasi untuk melipatgandakan efektivitas
organisasi dengan memupuk dan memelihara motivasi tim sehingga proses
bimbingan dapat dilakukan secara efektif.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 109 12/13/12 1:41 PM


110
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

f. Pelaksanaan program penghargaan pegawai berprestasi. Program ini tidak hanya


bertujuan untuk memberikan motivasi kepada pegawai DJP dan sebagai bentuk
apresiasi organisasi kepada pegawaianya, tetapi terlebih daripada itu, program
penghargaan pegawai berprestasi ini merupakan salah satu langkah penerapan
manajemen talenta di DJP. Program ini dirancang dengan menggunakan ukuran
penilaian dan informasi yang sudah ada, sehingga mendorong setiap atasan
melalukan penilaian kinerja dengan benar dan penuh tanggung jawab. Program
ini merupakan langkah awal dalam melembagakan pemberian penghargaan
kepada pegawai yang berprestasi. Untuk tahun 2011, program ini ditujukan untuk
jabatan tertentu, yaitu Account Representative, Penelaah Keberatan, dan Pejabat
Fungsional Pemeriksa Pajak. Di masa mendatang program ini akan diperluas
untuk memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh pegawai di semua
level dan jenis jabatan untuk menjadi yang terbaik dan ikut serta dalam program
penghargaan pegawai berprestasi ini.

3. Pengembangan Kepemimpinan Prima

Program pengembangan kepemimpinan prima diberikan kepada pejabat di lingkungan


DJP yang memegang posisi kunci, khususnya pejabat eselon III. Program ini difokuskan
pada dua hal, yaitu peningkatan kinerja dan peningkatan peran pimpinan sebagai role
model.

Peningkatan kinerja dalam program pengembangan kepemimpinan prima dilakukan dalam


bentuk pelatihan Coaching and Managing Conflict. Dalam pelatihan ini, setiap peserta
diberikan keterampilan untuk (i) melakukan coaching dan memberikan feedback kepada
bawahannya sehingga dapat mendorong peningkatan kinerja bawahan, (ii) mempelajari
gaya komunikasi yang efektif agar dapat meningkatkan kinerja tim yang optimal, dan (iii)
mengatasi konflik yang timbul di lingkungan pekerjaan.

Adapun peningkatan peran pimpinan sebagai role model dalam program pengembangan
kepemimpinan prima dilaksanakan dalam bentuk Transformational Leadership Training.
Dalam pelatihan ini para peserta diberikan keterampilan yang terfokus pada bagaimana
seorang pemimpin mengambil sikap terhadap perubahan yang terjadi dan bagaimana
menyikapi perubahan agar terwujud efektivitas dalam bekerja, serta bagaimana membantu
dan membimbing anggota tim untuk menerima perubahan yang terjadi.

4. Pengembangan Kapasitas SDM

Arah dan kebijakan pengembangan kapasitas SDM di tahun 2011 masih berfokus pada:

a. costumer needs, terutama unit pelayanan yang merupakan ujung tombak DJP
untuk menunjang penerimaan pajak, kepatuhan, dan pelayanan prima;
b. penanaman nilai-nilai organisasi; dan
c. penyempurnaan infrastruktur pengembangan kapasitas pegawai.

Kegiatan dan program pengembangan kapasitas SDM adalah sebagai berikut.

a. Assessment Kompetensi Pegawai


Pelaksanaan assessment kompetensi pegawai merupakan suatu bentuk
penilaian kompetensi pegawai yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan di bidang SDM yaitu perencanaan karir, promosi/

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 110 12/13/12 1:41 PM


111
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

mutasi, dan pengembangan kapasitas pegawai. Dalam rangka pengembangan


assessment kompetensi pegawai, DJP telah melaksanakan beberapa kegiatan
yaitu:
1) penyelesaian draf Kamus Kompetensi Teknis (hardskill) bidang pelayanan,
penegakan hukum, dan SDM;
2) pembuatan aplikasi assessment kompetensi teknis pengetahuan perpajakan
secara elektronik (e-assessment); dan
3) pelaksanaan review alat ukur kompetensi perilaku dan proses bisnis
assessment center DJP.
Selama tahun 2011, DJP telah menyelenggarakan assessment terhadap 840
orang pejabat eselon IV dan pejabat fungsional Pemeriksa Pajak.

b. Pendidikan dan Pelatihan


Dalam rangka mempercepat peningkatan profesionalisme dan integritas sumber
daya manusia, DJP melakukan beberapa upaya-upaya peningkatan kualitas
dan pengembangan kapasitas SDM antara lain melalui pendidikan, pelatihan,
dan pengembangan pegawai DJP. Pendidikan, pelatihan, dan pengembangan
berbasis kompetensi diselenggarakan untuk menunjang tugas-tugas dan fungsi
pegawai atau unit kerja serta didesain dengan pendekatan Adult Learning
Principles (ALP).

Pendidikan dan pelatihan bagi pegawai DJP yang dilaksanakan selama tahun 2011, yaitu:

a. pelatihan yang diselenggarakan sendiri oleh DJP, terutama pelatihan yang terkait
dengan materi teknis perpajakan dan operasional pelaksanaan tugas, sebanyak
344 jenis pelatihan dengan peserta sejumlah 28.096 pegawai;
b. pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh unit pendidikan dan pelatihan
di bawah Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) sebanyak 341 jenis
pendidikan dan pelatihan dengan peserta sejumlah 13.200 pegawai DJP;
c. pelatihan di luar negeri yang dilakukan bekerja sama dengan lembaga internasional
dan negara donor seperti OECD, JICA/NTA Japan, AIPEG/ATO Australia dan IMF;
dan
d. pengembangan pegawai dengan mengirim pegawai tugas belajar untuk
melanjutkan pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi (S2 dan S3) baik di
dalam maupun luar negeri dengan beasiswa baik dari Pemerintah Indonesia dan
lembaga/donor seperti World Bank, IMF, JICA, KOICA, AusAid, USAid, dan lain-
lain.

5. On-the-Job Training

On-the-Job Training (OJT) adalah pelatihan atau pembimbingan yang dilakukan oleh
pegawai senior di tempat kerja yang dimaksudkan untuk memberikan wawasan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada pegawai yang baru menerima penugasan.

Pelaksanaan dan pengembangan OJT selama tahun 2011 diuraikan sebagai berikut.

a. OJT bagi pegawai baru (CPNS) diperuntukkan bagi 1.155 peserta pada 144 KPP
Pratama yang berasal dari penerimaan lulusan sarjana dan lulusan DIII STAN. Hasil
survei terhadap 793 peserta menunjukkan bahwa sebanyak 692 orang (87,26%)
menyatakan puas terhadap pelaksanaan OJT tersebut;
b. OJT bagi Penelaah Keberatan diperuntukan bagi 202 pegawai yang diangkat
menjadi Penelaah Keberatan baru pada 29 Kanwil DJP;

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 111 12/13/12 1:41 PM


112
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

c. Pengembangan sistem, modul materi, dan dasar hukum telah dilakukan


dalam rangka pengembangan OJT bagi Account Representative dan akan
diimplementasikan pada tahun 2012.

6. e-Learning

e-Learning merupakan tools assessment kompetensi teknis dan media pembelajaran bagi
pegawai dalam rangka menunjang program pengembangan kapasitas pegawai. Selama
tahun 2011 DJP telah melakukan pengembangan dan implementasi e-Learning sebagai
berikut:

a. pengembangan Learning Management System (LMS) yang terintegrasi dengan


SIKKA;
b. perbaikan infrastruktur teknologi Informasi pendukung e-learning melalui
pengadaan server baru dalam rangka memenuhi minimum requirement;
c. penyempurnaan modul e-learning interaktif perpajakan, dikarenakan adanya
perubahan peraturan perundang-undangan perpajakan;
d. pengembangan modul assessment dan validasi bank soal perpajakan dalam
rangka pengayaan bank soal sebagai salah satu tools assessment;
e. pengembangan modul e-learning dan bank soal siklus pemeriksaan pajak guna
melengkapi modul-modul yang sudah ada;
f. pengayaan modul e-learning materi softskill (time management, negotiation skill,
dan knowledge management);
g. pelaksanaan tes online seleksi calon peserta Workshop Gugus Tugas Forensik
Komputer di lingkungan Kanwil DJP.

Pengembangan dan implementasi e-learning pada tahun 2012 akan difokuskan pada
kegiatan pengembangan modul e-learning yang berbasis kompetensi dalam rangka
pengayaan modul yang sudah ada dan optimalisasi implementasi e-learning.

1. Whistle-blowing System DJP


B Pengawasan
dan Penegakan
Disiplin Pegawai Dalam rangka mencegah dan melakukan deteksi dini atas pelanggaran yang mungkin
terjadi di lingkungan DJP telah diterbitkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-22/PJ/2011 tanggal 19 Agustus 2011 tentang Kewajiban Melaporkan Pelanggaran
dan Penanganan Pelaporan Pelanggaran (Whistle-blowing) di Lingkungan DJP. Peraturan
ini diharapkan dapat meningkatkan peran serta pegawai dan masyarakat secara
aktif untuk menjadi pelapor pelanggaran (whistle-blower) melalui saluran pengaduan
yang telah disediakan. Ketentuan ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 103/PMK.09/2010 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
149/KMK.09/2011.

Selain untuk menghindari terjadinya pelanggaran, whistle-blowing system DJP juga


dimaksudkan untuk membangun kembali public trust terhadap DJP dengan mengajak
seluruh pegawai untuk mengubah budaya permisif menjadi budaya korektif. Hal ini pada
akhirnya diharapkan akan mendukung pencapaian sasaran penerimaan pajak yang
optimal.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 112 12/13/12 1:41 PM


113
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

2. Penegakan Disiplin Pegawai

Penegakan disiplin pegawai berupa pengenaan hukuman sebagai bagian dari upaya
pembinaan pegawai dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengenaan hukuman terhadap pegawai yang terbukti melakukan pelanggaran dilakukan
berdasarkan hasil pemeriksaan oleh atasan langsung pegawai dan/atau tim pemeriksa
yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Dalam melakukan pemeriksaan, atasan langsung
pegawai dan/atau tim pemeriksa dapat mempertimbangkan hasil pemeriksaan yang
dillakukan oleh unit kepatuhan internal DJP maupun Inspektorat Jenderal Kementerian
Keuangan.

Pengenaan hukuman berupa penjatuhan hukuman disiplin dan penerbitaan surat


peringatan yang diproses DJP selama tahun 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut.

Tabel Pengenaan Hukuman Terhadap


Pegawai Tahun 2010 2011

Dasar Hukum Jenis Pembinaan/Hukuman 2010 2011

Peringatan 506 89

KMK 15/KMK.1/UP.6/1985 Surat Peringatan I 395 43

(telah dicabut) Surat Peringatan II 79 12

Surat Peringatan III 32 2

Peringatan Tertulis 32

Tingkat Ringan: 61 86

Teguran Lisan 23 26

Teguran Tertulis 19 27

Pernyataan Tidak Puas Secara Tertulis 19 33

Tingkat Sedang: 33 43

Penundaan Kenaikan Gaji Berkala 20 17

PP No. 30 Tahun 1980 Penurunan Gaji sebesar 1 kali Kenaikan Gaji Berkala 5 0

PP No. 53 Tahun 2010 Penundaan Kenaikan Pangkat 7 8

Penurunan Pangkat Setingkat Lebih Rendah 1 18

selama 1 tahun

Tingkat Berat: 30 32

Penurunan Pangkat 14 5

Penurunan Jabatan 0 0

Pembebasan Jabatan 0 5

Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas 7 4

Permintaan Sendiri

Pemberhentian Tidak Dengan Hormat 9 18

Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas 3 0

PP No. 32 Tahun 1979 Permintaan Sendiri

Pemberhentian Tidak Dengan Hormat 8 9

PP No. 4 Tahun 1966 Pemberhentian Sementara (Skorsing) 16 4

Jumlah 657 263

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 113 12/13/12 1:41 PM


114
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

C Penataan Salah satu sasaran strategis DJP tahun 2011 adalah penataan organisasi yang andal.
Organisasi Untuk mendukung pencapaian sasaran strategis tersebut, penataan organisasi dilakukan
secara berkelanjutan agar dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, setiap unit kerja di DJP
berjalan dengan efektif dan efisien.

1. Perluasan Wilayah Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen


Perpajakan

Dalam rangka meningkatkan kualitas, akurasi, konsistensi, dan keamanan data dan
dokumen perpajakan melalui pemanfaatan teknologi informasi, telah dibentuk Pusat
Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP). PPDDP mempunyai tugas
melaksanakan penerimaan, pemindaian, perekaman, dan penyimpanan dokumen
perpajakan dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Di awal pembentukannya, dokumen perpajakan yang diolah PPDDP adalah dokumen


perpajakan dari KPP di wilayah DKI Jakarta. Namun, seiring berkembangnya pemanfaatan
teknologi yang ada di PPDDP, proses pengolahan data bisa dilakukan dengan lebih efektif
dan efisien. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengolah dokumen perpajakan
dengan cakupan wilayah yang lebih luas.

Pada tahun 2011, dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2011 wilayah
kerja PPDDP dilperluas sehingga dokumen perpajakan yang diolahnya menjadi berasal
dari KPP di seluruh Jawa.

2. Pembentukan Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan

Untuk mengatasi beban kerja perekaman SPT sebagai akibat pertambahan jumlah wajib
pajak, pada tahun 2011 DJP kembali membentuk Unit Pelaksana Teknis yang menangani
pengolahan data dan dokumen perpajakan. Unit setingkat eselon III dengan nomenklatur
Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (KPDDP) dibentuk berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.01/2012. Unit tersebut berlokasi di
Makassar dan mempunyai wilayah kerja yang meliputi wilayah kerja seluruh provinsi di
Sulawesi dan Provinsi Maluku Utara. Fungsi yang diselenggarakan oleh KPDDP adalah:

a. pelaksanaan pengumpulan, penerimaan, dan pemilahan dokumen perpajakan;


b. pelaksanaan pemindaian dokumen perpajakan;
c. pelaksanaan penyimpanan dan pengarsipan dokumen perpajakan;
d. pelayanan peminjaman dokumen perpajakan kepada unit organisasi di lingkungan
DJP; dan
e. pelaksanaan transfer data, dukungan operasional sistem, dan penjaminan kualitas
pemindaian.

Unit ini bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak dan secara teknis
fungsional dibina oleh Direktur Teknologi Informasi Perpajakan. KPDDP Makassar mulai
beroperasi pada tanggal 1 Januari 2012.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 114 12/13/12 1:41 PM


115
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

3. Pembentukan Kantor Pengolahan Data Eksternal

Sebagai amanat dari Pasal 35A Undang-Undang KUP, setiap instansi pemerintah,
lembaga, asosiasi, dan pihak lain, wajib memberikan data dan informasi yang berkaitan
dengan perpajakan kepada DJP. Sebagai konsekuensinya, DJP harus mampu untuk
menerima dan mengelola data dan informasi tersebut.

Pada tahun 2011, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.01/2011


dibentuk UPT dengan nomenklatur Kantor Pengolahan Data Eksternal (KPDE) yang
bertugas melaksanakan penerimaan, pemindaian, dan penyimpanan dokumen
perpajakan, serta transfer data yang berkaitan dengan perpajakan yang diberikan oleh
instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan pihak lain dengan memanfaatkan teknologi
informasi.

Unit ini bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak dan secara teknis
fungsional dibina oleh Direktur Teknologi Informasi Perpajakan. KPDE berlokasi di Jakarta
dengan wilayah kerja seluruh Indonesia dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari 2012.

4. Penyiapan Konsep Awal Organizational Impact Document PINTAR


(Project for Indonesian Tax Administration Reform)

PINTAR adalah program penyempurnaan proses bisnis perpajakan serta pengembangan


platform dan fondasi sistem informasi yang terintegrasi. PINTAR yang merupakan salah
satu program dalam Reformasi Perpajakan Jilid II, dipersiapkan sejak tahun 2008 dan
direncanakan roll-out pada tahun 2014.

Pada tahun 2011, DJP mulai menyusun Organizational Impact Document (OID) yaitu salah
satu dokumen yang harus disiapkan dalam PINTAR. Substansi dari dokumen ini adalah
analisis bagaimana perubahan organisasi, infrastruktur dan SDM akan dilakukan sebagai
konsekuensi pelaksanaan PINTAR. Konsep awal OID telah disusun dan telah dilakukan
quality assurance atas konsep awal tersebut. Hasil quality assurance menunjukkan bahwa
atas format OID perlu dilakukan penyempurnaan. Penyempurnaan OID masih dilakukan
sejalan dengan timeline kegiatan program PINTAR.

5. Penataan Organisasi Kantor Pusat dan Instansi Vertikal

Sebagai tindak lanjut evaluasi proses bisnis administrasi perpajakan DJP yang dilakukan
pada tahun 2009 dan menindaklanjuti usulan penataan organisasi yang disampaikan oleh
unit kerja di lingkungan DJP, pada tahun 2011 DJP melakukan evaluasi atas organisasi
kantor pusat dan instansi vertikal DJP.

Evaluasi organisasi Kantor Pusat DJP dilaksanakan melalui pengisian aplikasi evaluasi oleh
narasumber dan wawancara dengan seluruh pejabat eselon III di Kantor Pusat DJP. Atas
kegiatan evaluasi tersebut telah dihasilkan laporan kegiatan dan rekomendasi awal yang
masih memerlukan analisis lebih lanjut, yang terkait dengan wacana:

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 115 12/13/12 1:41 PM


116
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

a. pembentukan Direktorat SDM;


b. perubahan Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur
menjadi Direktorat Kepatuhan Internal, beserta pembentukan Unit Kontrol Internal
di Kanwil DJP/KPP;
c. penggabungan unit Subdirektorat Transformasi Organisasi dan unit Bagian
Organisasi dan Tata Laksana ke Direktorat Transformasi Proses Bisnis;
d. penggabungan Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan dan Direktorat
Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi; dan
e. penajaman fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal (Bagian Keuangan, Bagian
Perlengkapan, dan Bagian Umum), sebagai dampak pembentukan Direktorat
SDM dan amanah Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 untuk membentuk
Unit Layanan Pengadaan.

Adapun pelaksanaan evaluasi organisasi instansi vertikal dilaksanakan dengan beberapa


tahap, yaitu:

a. Survey Online
Pelaksanaan evaluasi diawali dengan melakukan survei online yang disebar secara
sampling melalui aplikasi SIKKA kepada 816 responden dari berbagai unit kerja
di DJP. Hasilnya, 709 responden atau sekitar 86,89% dari jumlah keseluruhan
responden mengisi kuesioner tersebut. Dalam rangka menjamin kerahasiaan
dan mendorong responden untuk mengisi kuesioner, permintaan pengisian data
kuesioner dilakukan dengan mengirimkan surat rahasia kepada responden yang
bersangkutan.
b. Pemilihan Sampel
Kantor yang akan dijadikan sampel mencakup dua belas Kanwil DJP yang tersebar
di seluruh Indonesia termasuk KPP yang membawahinya. Kriteria pertama
penetapan didasarkan atas pembagian wilayah yang terdiri dari lima bagian yakni,
Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, serta Maluku dan Papua. Kanwil DJP
dan KPP yang dipilih sebagai sampel untuk dikunjungi adalah kantor yang memiliki
gap terbesar hasil survei online.
c. Pilot Project
Tujuan dari pilot project ini adalah untuk menguji aplikasi evaluasi organisasi yang
digunakan untuk menilai apakah pelaksanaan pengumpulan data di lapangan
telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kantor yang dipilih sebagai pilot
project pelaksanaan pengujian aplikasi evaluasi organisasi adalah Kanwil DJP
Jakarta Timur dan KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo.
d. Kunjungan Lapangan Melalui Pengisian Aplikasi Evaluasi oleh Narasumber
Dalam periode Mei s.d. Agustus 2011, kantor yang telah dikunjungi meliputi
seluruh unit eselon II di lingkungan Kantor Pusat DJP, PPDDP, dan 7 Kanwil DJP,
serta 2 atau 3 KPP di lingkungan Kanwil DJP yang dipilih secara sampling.
e. Desktop Analysis Evaluasi Organisasi
Desktop analysis evaluasi organisasi adalah pelaksanaan evaluasi organisasi
dengan membuat kajian terhadap permasalahan yang ada, dengan berdasarkan
pada data sekunder dari berbagai sumber. Desktop analyisis evaluasi organisasi
tahun 2011 dilakukan dengan membuat matriks hasil evaluasi yang merupakan
elaborasi hasil evaluasi organisasi 2011, hasil evaluasi proses bisnis 2009, dan
hasil evaluasi dalam rangka usulan perubahan organisasi dari instansi vertikal.
f. Finalisasi Laporan Evaluasi
Atas laporan evaluasi, telah dilakukan elaborasi dan telah menghasilkan laporan
kegiatan serta naskah akademis penataan organisasi beberapa unit vertikal (KPP
Pratama dan KP2KP).

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 116 12/13/12 1:41 PM


117
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Selain hal di atas, pada tahun 2011 DJP juga mulai melaksanakan analisis penyusunan
klasifikasi unit atas 299 unit KPP Pratama dengan bentuk kegiatan, yaitu desktop analysis,
benchmarking ke Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia dan Kantor Pusat Bank
Rakyat Indonesia, dan pelaksanaan konsinyering/rapat pembahasan. Analisis penyusunan
klasifikasi unit atas 299 KPP Pratama tersebut terus dilanjutkan pada tahun 2012.

Sesuai amanat dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/2008, seluruh


unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan diharuskan menerapkan dan
Manajemen Risiko
D
mengembangkan manejemen risiko. Mulai tahun 2009 DJP menerapkan manajemen risiko
secara bertahap pada unit-unit eselon II selaku Unit Pemilik Risiko (UPR).

Pengembangan manajemen risiko di lingkungan DJP selama tahun 2011 meliputi hal
berikut ini.

a. Penerapan manajemen risiko di seluruh unit eselon II di lingkungan DJP.


b. Penyusunan Profil Risiko Utama DJP yang dilakukan dengan assessment
(penilaian) risiko dari seluruh UPR. Risiko utama DJP menjadi prioritas utama dalam
perencanaan penanganan (mitigasi) risiko. Adapun risiko utama DJP adalah:
1) kolusi antara pemeriksa pajak dan wajib pajak;
2) kolusi antara petugas penagihan pajak dan wajib pajak;
3) kolusi antara pegawai dan wajib pajak;
4) kolusi dalam penggunaan anggaran;
5) pemeriksaan tidak efektif;
6) tingkat kepatuhan wajib pajak rendah;
7) penyidikan tidak efektif;
8) pemeriksaan tidak sesuai standar;
9) kualitas hasil pemeriksaan bukti permulaan tidak optimal; dan
10) kualitas penyidikan tidak optimal
c. Penyusunan standar risiko di lingkungan Kanwil DJP. Standar Risiko tersebut
diperlukan mengingat 31 UPR Kanwil DJP mempunyai sasaran strategis yang
sama sehingga seharusnya memiliki profil risiko yang sama juga, kecuali risiko-
risiko tertentu yang dipengaruhi oleh karakteristik dari masing-masing UPR Kanwil
DJP tersebut. Standar Risiko Kanwil DJP disusun untuk memberikan kemudahan
bagi para UPR Kanwil DJP dalam menyusun profil risiko dan peta risiko yang
seragam.
d. Pengembangan SDM terkait manajemen risiko melalui:
1) diklat manajemen risiko yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan Umum, Kementerian Keuangan;
2) sosialisasi dan workshop manajemen risiko;
3) pelatihan the Essential of Risk Assessment Methodology yang diselenggarakan
oleh APB Group Indonesia; dan
4) Short Course Strategic Enterprise Risk Management yang diselenggarakan
oleh Marcus Evans di Singapura.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 117 12/13/12 1:41 PM


Semangat untuk memberikan nilai tambah bagi organisasi salah
satunya kami wujudkan melalui upaya penyempurnaan proses
bisnis dan teknologi informasi secara berkesinambungan.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 118 12/13/12 1:41 PM


119
2011
Laporan Tahunan
Direktorat Jenderal Pajak

Proses Bisnis dan


Teknologi Informasi
dan Komunikasi
11
DJP melakukan penyempurnaan proses bisnis
untuk menyesuaikan diri terhadap dinamika dan
arah organisasi. Dengan dukungan optimalisasi
peran teknologi informasi dan komunikasi, proses
bisnis DJP dapat dijalankan dengan lebih efektif
dan efisien.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 119 12/13/12 1:41 PM


120
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

1. Penyempurnaan Standard Operating Procedures (SOP)


A Penyempurnaan
Proses Bisnis
Kodifikasi SOP di DJP dilaksanakan pertama kali pada tahun 2008, yang menetapkan
SOP untuk KPP dan Kanwil. Dalam perkembangannya, DJP telah melakukan berbagai
penyempurnaan terhadap SOP tersebut, baik dalam bentuk revisi, penambahan,
maupun penghapusan. Pada tahun 2011 penyempurnaan SOP tersebut ditandai dengan
penerbitan:

a. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-331/PJ/2011, yang menetapkan/


menyempurnakan SOP untuk kantor pusat;
b. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 332/PJ/2011, yang menetapkan/
menyempurnakan SOP untuk unit vertikal; dan

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 120 12/13/12 1:41 PM


121
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

c. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-333/PJ/2011, yang menetapkan/


menyempurnakan SOP untuk Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan.

Dari seluruh penyempurnaan tersebut maka jumlah keseluruhan SOP yang berlaku di DJP
sampai akhir tahun 2011 adalah sebanyak 1.665 SOP. Angka tersebut tentunya dapat
berubah seiring dengan perkembangan organisasi DJP. Harapan kedepan, SOP DJP akan
mengalami penyempurnaan yang berkelanjutan sehingga mampu menciptakan tata kelola
organisasi yang baik dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misi DJP.

2. Penyusunan Peta Proses Bisnis DJP

Proses bisnis didefinisikan sebagai suatu set rangkaian aktivitas berulang yang menciptakan
suatu value bagi customer yang dilakukan melalui proses perubahan suatu input menjadi
output yang lebih berguna. Peta proses bisnis DJP adalah alat bantu visual yang digunakan
untuk menggambarkan bagaimana DJP melakukan pekerjaan yang dibutuhkan untuk
menghasilkan output yang berharga berdasarkan input yang diterimanya.

Pemetaaan Proses Bisnis (Process Business Mapping) merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam organisasi. Peta Proses Bisnis menggambarkan seluruh proses bisnis yang
berjalan dalam suatu organisasi. Umumnya peta proses bisnis dimulai dari visi, misi, nilai,
sasaran strategis, fungsi utama, dan fungsi pendukung dari suatu organisasi. Perancangan
peta proses bisnis berarti mendefinisikan fungsi-fungsi bisnis yang ada dalam rantai misi
yang sudah ditetapkan yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap
keadaan organisasi pada saat ini. Peta Proses Bisnis merupakan salah satu alat bagi
manajemen untuk memahami proses bisnis yang ada dan menjadi pedoman dalam proses
perbaikan dan pengembangan proses bisnis baru (reengineering).

Tujuan penyusunan peta proses bisnis adalah sebagai alat bantu manajerial, baik dalam
tahap perencanaan, pelaksanaan, kontrol, maupun evaluasi. Pada tahap awal peta proses
bisnis yang disusun adalah peta proses as is, yaitu dokumen yang menggambarkan
bagaimana cara kerja DJP yang saat ini berlangsung. Peta tersebut berguna sebagai
panduan pelaksanaan pekerjaan DJP (setelah dituangkan dalam SOP), harapannya
adalah adanya keseragaman dan suatu standar minimum dari pelaksanaan pekerjaan.
Lebih lanjut, peta as is dapat digunakan dalam rangka analisis efisiensi dan efektivitas
proses bisnis.

Terkait dengan program PINTAR, DJP juga sedang menyusun peta proses bisnis to be.
Peta tersebut bertujuan untuk memperoleh gambaran proses bisnis DJP ketika PINTAR
diimplementasikan. Gambaran tersebut dapat digunakan sebagai bahan perencanaan
oleh DJP. Kombinasi dari Peta Proses Bisnis as is dengan to be dapat digunakan untuk
pelaksanaan gap analysis yang bertujuan untuk mengetahui proses bisnis apa yang perlu
ditambah, dihapus, atau dimodifikasi untuk mencapai kondisi target. Lebih lanjut, hal itu
dapat dipergunakan juga untuk melakukan organizational impact analysis, yaitu analisis
terkait dampak dari penerapan PINTAR terhadap organisasi DJP.

3. Pengembangan Proses Bisnis Sensus Pajak Nasional

Pada akhir tahun 2011 guna meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak yang masih
belum optimal, DJP meluncurkan program Sensus Pajak Nasional. Proses bisnis Sensus
Pajak Nasional sebagai bagian dari proses bisnis ekstensifikasi merupakan perluasan/
pengembangan komprehensif dari kegiatan canvassing pajak yang selama ini telah

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 121 12/13/12 1:41 PM


122
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

dilakukan oleh DJP. Pengembangan proses bisnis Sensus Pajak Nasional akan menjadi
dasar dalam penyusunan Pedoman Teknis Sensus Pajak Nasional yang berisi SOP dan
manual Sensus Pajak Nasional (working instruction).

4. Penatausahaan/Pengadministrasian Wajib Pajak Besar Tertentu

DJP terus melakukan evaluasi secara periodik dan berkesinambungan khususnya atas
wajib pajak besar tertentu. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan prima
kepada wajib pajak serta mendukung pelaksanaan administrasi perpajakan modern dan
penatausahaan/pengadministrasian yang terstruktur untuk memudahkan pengawasan.

Penatausahaan/pengadministrasian wajib pajak besar tertentu yang dimaksud meliputi


wajib pajak pada KPP di lingkungan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, KPP di lingkungan
Kanwil DJP Jakarta Khusus, dan KPP Madya. Hal ini diatur dalam Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-49/PJ/2011 tentang Tempat Pendaftaran dan Pelaporan
Usaha bagi Wajib Pajak pada KPP di Lingkungan Kanwil DJP WP Besar, KPP di Lingkungan
Kanwil DJP Jakarta Khusus, dan KPP Madya.

1. Tata Kelola TIK


B Pengembangan
Teknologi
Informasi dan Tata kelola TIK adalah suatu kerangka kerja yang mengatur dan mengelola keseluruhan
Komunikasi (TIK) proses perencanaan, realisasi, operasional harian, pengamanan, kelangsungan layanan,
dan evaluasi internal penyelenggaraan TIK DJP melalui jalur kepemimpinan yang tegas
dan transparan.

Dalam rangka memberikan acuan yang jelas bagi terbentuknya tata kelola TIK, DJP telah
melakukan review, perbaikan, dan penyusunan kebijakan beserta pedoman pengelolaan
yang terkait dengan Tata Kelola TIK DJP. Kebijakan dan pedoman tata kelola TIK yang
telah ditetapkan di DJP selama tahun 2011 meliputi:

a. Pedoman Audit Internal Tata Kelola TIK;


b. Pedoman Pengendalian Dokumen dan Catatan Penerapan Tata Kelola TIK;
c. Pedoman Teleworking;
d. Pedoman Tinjauan Manajemen Pengelolaan Keamanan Informasi DJP;
e. Pedoman Pencegahan Malicious Software;
f. Pedoman Enkripsi dan Key Management;
g. Pedoman Pengelolaan Aset Informasi;
h. Pedoman Perbaikan dan Pencegahan Serta Pengelolaan Gangguan Keamanan
Informasi;
i. Pedoman Pengelolaan HAKI;
j. Pedoman Pengamanan Perangkat dan Fasilitas Pengolahan Data dan Informasi;
k. Pedoman Backup dan Restore Sistem/Data/Informasi;
l. Pedoman Pengelolaan Aset dan Konfigurasi Layanan TIK DJP;
m. Pedoman Pengelolaan Tingkat Layanan TIK;
n. Pedoman Pengelolaan Perubahan dan Release Layanan TIK;
o. Pedoman Pengelolaan Kapasitas dan Ketersediaan Layanan TIK;
p. Pedoman Pengelolaan End User Computing;
q. Pedoman Pengembangan Aplikasi dan Infrastruktur TIK;
r. Pedoman Pengelolaan Aturan Penamaan dan Kamus Data Pengembangan TIK;
s. Kebijakan Pengelolaan Proyek TIK DJP;

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 122 12/13/12 1:41 PM


123
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

t. Pedoman Inisiasi dan Perencanaan Proyek TIK;


u. Pedoman Pelaksanaan Proyek TIK;
v. Pedoman Penjaminan Kualitas Proyek TIK;
w. Pedoman Pengelolaan Dokumen Teknis Proyek TIK;
x. Pedoman Pengelolaan Kelangsungan Layanan TIK DJP;
y. Pedoman Business Impact Analysis dan Penilaian Risiko TIK DJP;
z. Pedoman Pelatihan dan Uji Coba Kelangsungan Layanan TIK DJP;
aa. Pedoman Pelaksanaan Kelangsungan Layanan TIK DJP; dan
bb. Kebijakan Pemantauan dan Evaluasi Kinerja TIK DJP.

Rangkaian kebijakan dan pedoman tata kelola TIK yang ditetapkan dalam bentuk Peraturan
maupun Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak merupakan salah satu landasan penerapan
tata kelola TIK di DJP. Mengingat semakin luasnya ruang lingkup tata kelola TIK yang telah
ditetapkan maka pada tahun 2011 telah dilakukan sosialisasi atas kebijakan dan pedoman
dimaksud kepada unit kerja DJP di seluruh Indonesia yang dilakukan secara bertahap
melalui rapat pimpinan, forum Operator Console (OC), dan workshop.

2. Pelaksanaan Evaluasi Atas TIK

Dalam pelaksanaan evaluasi TIK, DJP mengikutsertakan pihak pengawas eksternal seperti
Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pengawasan
dan peningkatan efektivitas dan efisiensi sistem informasi di DJP. Salah satu hasil peran
serta tersebut adalah adanya 36 rekomendasi hasil Monitoring Layanan Sistem Informasi
yang diberikan oleh KPK. Pada tahun 2011, sebanyak 5 rekomendasi terkait sistem
informasi tersebut telah diselesaikan. Sedangkan untuk rekomendasi yang lain masih
dalam proses penyelesaian secara bertahap.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 123 12/13/12 1:41 PM


124
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

3. Pengembangan Sistem dan Infrastruktur TIK

Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan dan pengawasan terhadap wajib pajak
melalui profiling serta peningkatan kinerja secara umum, selama tahun 2011 DJP
melakukan pengembangan sistem dan infrastruktur yang meliputi hal sebagai berikut.

a. Pengembangan sistem perpajakan, dengan kegiatan:


1) pengembangan aplikasi SIDJP dan SIPMod yang dilakukan terhadap modul
pemeriksaan dan modul penagihan, web service SPT untuk Perekaman SPT
Lokal, modul SPT Tahunan OP tahun 2010, modul SPT Tahunan PPh Badan
Rupiah dan Dollar 2010, SKB PPh Pasal 21/22/23, SKB PPh Pasal 22 Emas;
2) pengembangan aplikasi pendukung yang meliputi aplikasi e-SPT PPN 1111
dan PPN 1111 DM, modul Drop Box 2011, Approweb, aplikasi dan monitoring
Feeding, aplikasi Evaluasi Organisasi, aplikasi cleansing SPT, dan perekaman
dan monitoring enam belas layanan unggulan DJP di Portal DJP;
3) pengembangan aplikasi Dashboard yang dikembangkan untuk mempermudah
pekerjaan manajemen dalam mengawasi kinerja penerimaan unit kerja
wilayahnya. Dashboard dapat menampilkan informasi secara grafik maupun
secara tabular. Informasi utama yang diperlihatkan oleh dashboard antara lain
pencapaian, pertumbuhan, kontribusi lima sektor dominan dan prognosis.
b. Pengembangan aplikasi Sensus Pajak Nasional yang digunakan untuk merekam
data hasil kunjungan kepada wajib pajak yang sebelumnya telah dituangkan
dalam Formulir Isian Sensus (FIS).
c. Pengembangan infrastruktur yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan
kapasitas infrastruktur, serta meremajakan perangkat yang telah obsolete.
Kegiatan yang dilaksanakan antara lain:
1) pemenuhan kebutuhan lisensi untuk basis data Oracle dan Oracle Real
Application Cluster;
2) penyempurnaan infrastruktur SAN Switch untuk memaksimalkan kinerja
aplikasi yang didukungnya;
3) penyempurnaan infrastruktur jaringan komunikasi data DJP;
4) penyempurnaan infrastruktur terkait penambahan KPDDP di Makassar;
5) penambahan kapasitas komputer dan sarana pendukung lainnya yang
membantu kelancaran pekerjaan;
6) pemanfaatan teknologi virtualisasi untuk mengoptimalkan perangkat.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 124 12/13/12 1:41 PM


125
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 125 12/13/12 1:41 PM


Kami tumbuh lebih baik karena adanya pengalaman di masa lalu
dan tanggung jawab terhadap masa depan.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 126 12/13/12 1:41 PM


127
2011
Laporan Tahunan
Direktorat Jenderal Pajak

Data
Statistik
12
DJP telah membuktikan konsistensi untuk terus
melakukan perbaikan dan pengembangan serta
unjuk kerja dalam pengembanan tugas menunjang
anggaran negara. Hal ini tercermin dari tren positif
atas kinerja secara umum yang ditunjukkan sejak
dimulainya modernisasi perpajakan.

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 127 12/13/12 1:41 PM


128
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Tabel Jumlah Wajib Pajak Terdaftar


Tahun 2007-2011

Jenis Wajib Pajak 2007 2008 2009 2010 2011

Orang Pribadi 4.988.449 8.388.816 13.949.750 17.327.184 19.913.904

Bendahara 348.451 379.681 434.355 467.984 507.844

Badan 1.308.160 1.443.570 1.580.287 1.737.459 1.942.811

Jumlah 6.645.060 10.212.067 15.964.392 19.532.627 22.364.559

Keterangan: Data berdasarkan hasil data cleansing tahun 2011

Tabel Rasio Kepatuhan Penyampaian


SPT PPh Tahun 2007-2011

Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

Wajib Pajak Terdaftar Wajib SPT 4.231.117 6.341.828 9.996.620 14.101.933 17.694.317

SPT Tahunan PPh 1.278.290 2.097.849 5.413.114 8.202.309 9.332.626

Rasio Kepatuhan 30,21% 33,08% 54,15% 58,16% 52,74%

Tabel Jumlah Wajib Pajak yang


Melaporkan dengan e-SPT
Tahun 2007-2011

Tahun Diterimanya SPT 2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Wajib Pajak 29.301 43.897 58.880 61.651 120.790

Keterangan: Data dari database SIDJP dan SIPMOD

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 128 12/13/12 1:41 PM


129
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Tabel Jumlah Wajib Pajak yang


Menggunakan e-Filing
Tahun 2007-2011

Tahun Diterimanya SPT 2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Wajib Pajak 1.357 1.619 2.427 4.941 9.850

Keterangan: Data dari database e-Filing

Tabel Realisasi Penerimaan Pajak


Tahun 2011

Realisasi (triliun rupiah)


APBN-P 2011 Pertumbuhan
Jenis Pajak
(triliun rupiah) 2011 2010 (%)

PPh Nonmigas 366,75 358,03 298,17 20,07

PPN dan PPnBM 298,44 277,80 230,60 20,47

PBB 29,06 29,89 28,58 4,59

Pajak Lainnya 4,19 3,93 3,97 (1,02)

Penerimaan DJP Tanpa PPh Migas 698,44 669,65 561,33 19,30

PPh Migas 65,23 73,10 58,87 24,16

Penerimaan DJP Dengan PPh Migas 763,67 742,74 620,20 19,76

Keterangan: Data realisasi penerimaan pajak 2010 dan 2011 dari LKPP

Tabel Perbandingan Penerimaan Pajak


DJP dan Belanja Negara
Tahun 2007-2011

No. Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1 Penerimaan Pajak tanpa PPh Migas (triliun rupiah) 381,37 494,09 494,49 561,33 669,65

2 Penerimaan pajak dengan PPh Migas (triliun rupiah) 425,37 571,11 544,53 620,20 742,74

3 Belanja Negara (triliun rupiah) 757,65 985,73 937,38 1.042,12 1.295,00

4 Perbandingan 1 : 3 (%) 50,34 50,12 52,75 53,86 51,71

5 Perbandingan 2 : 3 (%) 56,14 57,94 58,09 59,51 57,35

Keterangan: Data penerimaan pajak tahun 2007-2011 dari LKPP


Penerimaan pajak tahun 2010 dan 2011 tidak termasuk penerimaan BPHTB

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 129 12/13/12 1:41 PM


130
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Tabel Peranan Penerimaan Pajak


terhadap Penerimaan Dalam Negeri
Tahun 2002-2011

Penerimaan Pajak
Penerimaan Pajak DJP Penerimaan Dalam
DJP Tanpa PPh Peranan Peranan
Tahun Dengan PPh Migas Negeri
Migas (%) (%)
(triliun rupiah) (triliun rupiah)
(triliun rupiah)

(1) (2) (3) (4) = (1) : (3) (5) = (2) : (3)

2002 158,85 176,32 298,53 53,21 59,06

2003 185,69 204,66 340,93 54,47 60,03

2004 215,70 238,64 403,11 53,51 59,20

2005 263,39 298,54 493,92 53,33 60,44

2006 315,01 358,20 636,15 49,52 56,31

2007 381,37 425,37 706,11 54,01 60,24

2008 494,09 571,11 979,30 50,45 58,32

2009 494,49 544,53 847,10 58,37 64,28

2010 561,33 620,20 992,25 56,57 62,50

2011 669,65 742,74 1.205,35 55,56 61,62

Keterangan: Data penerimaan pajak tahun 2002-2011 dari LKPP


Penerimaan pajak tahun 2010 dan 2011 tidak termasuk penerimaan BPHTB
Penerimaan Dalam Negeri adalah Penerimaan Perpajakan ditambah Penerimaan Bukan Pajak

Tabel Penerimaan Per Jenis Pajak


Tahun 2002-2011

(triliun rupiah)

PPh PPN & PBB & Pajak Jumlah Tanpa Jumlah Dengan
Tahun PPh Migas
Nonmigas PPnBM BPHTB* Lainnya PPh Migas PPh Migas

2002 84,40 65,15 7,83 1,47 17,47 158,85 176,32

2003 96,05 77,08 10,91 1,65 18,96 185,69 204,66

2004 96,57 102,57 14,69 1,87 22,95 215,70 238,64

2005 140,40 101,30 19,65 2,05 35,14 263,39 298,54

2006 165,65 123,04 24,04 2,29 43,19 315,01 358,20

2007 194,43 154,53 29,68 2,74 44,00 381,37 425,37

2008 250,48 209,65 30,93 3,03 77,02 494,09 571,11

2009 267,57 193,07 30,73 3,12 50,04 494,49 544,53

2010 298,17 230,60 28,58 3,97 58,87 561,33 620,20

2011 358,03 277,80 29,89 3,93 73,10 669,65 742,74

Keterangan: Data penerimaan pajak tahun 2002-2011 dari Data Pokok APBN dan LKPP
*) Penerimaan pajak tahun 2010 dan 2011 tidak termasuk penerimaan BPHTB

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 130 12/13/12 1:41 PM


131
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Tabel Tax Ratio Tahun 2002-2011

Uraian 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

PDB Atas Dasar Harga Berlaku (triliun rupiah) 1.821,83 2.013,67 2.295,83 2.774,28 3.339,22 3.950,89 4.948,69 5.606,20 6.436,27 7.427,09

Total Penerimaan Perpajakan/Pajak Pusat (triliun rupiah) 210,09 242,05 280,56 347,03 409,20 490,99 658,70 619,92 723,31 873,87

Pajak Daerah (triliun rupiah) 14,55 12,09 18,69 23,32 29,40 25,06 36,94 42,89 46,03 62,10

Penerimaan SDA (triliun rupiah) 64,76 67,51 91,54 110,47 167,47 132,89 224,46 138,96 168,83 213,82

Tax Ratio Perpajakan

a. Tax Ratio Pajak Pusat+ Daerah+SDA terhadap PDB (%) 15,88 15,97 17,02 17,33 18,15 16,43 18,59 14,30 14,58 15,48

b. Tax Ratio Pajak Pusat+Daerah terhadap PDB (%) 12,33 12,62 13,03 13,35 13,13 13,06 14,06 11,82 11,95 12,60

c. Tax Ratio Pajak Pusat terhadap PDB (%) 11,53 12,02 12,22 12,51 12,25 12,43 13,31 11,06 11,24 11,77

Keterangan: Data PDB dari BPS


Data penerimaan pajak tahun 2002- 2011 dari LKPP
Pajak Daerah 2011 menggunakan angka target, sumber situs DJPK

Diagram Penerimaan Pajak


per-Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)
Tahun 2010-2011
225.8912

250
178.8696

200
2011

2010
150
triliun rupiah

103.5885
82.9852

100
71.1726

68.9763
58.3317

57.9566
37.0263
33.5087

29.1365

18.7055
28.9787

24.1859

17.3429
23.0463

50
14.5225
11.7613

11.3649
9.2849

8.4211
9.9711
5.0267
2.3907

3.2338
5.1537
3.8893

3.4466
2.9305
2.1715

1.0376

1.5527
0.9974

1.3105
0.0662

0.0014
0.0013
0.0472

0
A B C D E F G H I J K L M N O P Q X Z

Keterangan: Sumber dashboard, diunduh tanggal 1 Juni 2012

Kode Kelompok KLU Kode Kelompok KLU

A pertanian, perburuan, dan kehutanan J perantara keuangan


B perikanan K real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan
C pertambangan dan penggalian L administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib
D industri pengolahan M jasa pendidikan
E listrik, gas, dan air N jasa kesehatan dan kegiatan sosial
F konstruksi O jasa kemasyarakatan, sosial, dan kegiatan lainnya
G perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, sepeda motor, P jasa perorangan
serta barang-barang keperluan pribadi dan rumah tangga Q badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
H penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum X kegiatan yang belum jelas batasannya
I transportasi, pergudangan, dan komunikasi Z PBB

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 131 12/13/12 1:41 PM


132
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Tabel Jumlah Penyelesaian


Sengketa Pajak Tahun 2010-2011

PPh PPN & PPnBN PBB BPHTB


Keterangan
2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011
Keberatan 2.090 3.525 3.101 6.242 7.331 6.358 2 5

Pembetulan 805 751 558 658 6.762 3.239 7 1

Pengurangan Pokok - - - - 17.435 26.561 1 44

Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi 4.595 5.562 4.961 7.338 1.550 2.203 59 3

Pengurangan atau Pembatalan SKP 961 1.312 891 1.719 4.837 7.985 43 2

Pengurangan atau Pembatalan STP 567 948 486 1.143 - - 56 4

Pembatalan Hasil Pemeriksaan Pajak/SKP 9 5 18 29 - - 1.736 -

Hasil Pemeriksaan

Jumlah 9.027 12.103 10.015 17.129 37.915 46.346 1.904 59

Tabel Kondisi Basis Data Objek PBB


Tahun 2007-2011

Jumlah Sismiop Peta Digital


Keterangan Desa Objek Pajak
Desa % Objek Pajak % Desa %
Desember 2007 71.766 93.560.990 41.746 58,17 69.459.676 74,24 24.935 34,74

Desember 2008 74.147 97.173.501 47.958 64,68 77.230.806 79,48 31.172 42,04

Desember 2009 75.800 100.157.307 51.688 68,19 83.262.201 83,13 35.420 46,73

Desember 2010 77.033 103.562.165 55.281 71,76 89.088.086 86,02 38.798 50,37

Desember 2011 76.042 102.985.535 57.402 75,49 89.637.982 87,04 41.343 54,37

Keterangan: Data per 31 Desember tahun yang bersangkutan

(triliun rupiah)

Tabel Perkembangan Tunggakan


Tahun Saldo Awal Penambahan Pencairan Pengurangan Saldo Akhir
dan Pencairan PPh dan PPN & PPnBM
2007 28,78 16,82 11,88 18,28 27,32
Tahun 2007-2011
2008 27,32 27,39 11,26 16,37 38,34

2009 38,34 24,32 16,58 22,84 39,82

2010 39,82 56,03 18,43 57,99 37,86

2011 37,86 63,86 8,85 35,24 66,48

(triliun rupiah)

Tabel Perkembangan Tunggakan


Tahun Saldo Awal Penambahan Pencairan Pengurangan Saldo Akhir
dan Pencairan PBB & BPHTB
2007 3,80 17,87 0,89 17,74 3,92
Tahun 2007-2011
2008 3,92 4,63 1,35 1,72 6,83

2009 6,83 15,27 1,79 11,93 10,18

2010 10,18 22,27 4,16 16,30 16,15

2011 16,15 38,36 3,39 34,19 20,32

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 132 12/13/12 1:41 PM


133
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Tabel Komposisi Pegawai DJP


Tahun 2011

Golongan Jenis Kelamin Pendidikan


Jabatan Jumlah s.d.
I II III IV Pria Wanita SMA DI DII DIII DIV/S1 S2 S3

Eselon I 1 - - - 1 1 - - - - - - - 1

Eselon II 49 - - - 49 47 2 - - - - 3 40 6
Eselon

Eselon III 525 - - 18 507 455 70 1 - - 1 36 471 16

Eselon IV 4.002 - - 3.474 528 3.328 674 268 4 8 86 1.596 2,030 10

Jumlah Pejabat Struktural 4.577 - - 3.492 1.085 3.831 746 269 4 8 87 1.635 2,541 33

Account Representative 6.217 - 1.396 4.818 3 4.321 1.896 283 186 2 1.804 3.457 485 -
Struktural

Bendaharawan 404 - 389 15 - 293 111 52 238 - 63 51 - -

Juru Sita 606 - 379 227 - 593 13 209 188 - 73 135 1 -


Noneselon

Operator Console 685 - 676 9 - 664 21 19 442 - 178 46 - -

Pelaksana 13.695 3 8.321 5.348 23 9.186 4.509 3.712 3.190 5 3.415 3.175 195 3

Penelaah Keberatan 749 - 22 727 - 508 241 - - - 147 459 143 -

Jumlah Pegawai Struktural 22.356 3 11.183 11.144 26 15.565 6.791 4.275 4.244 7 5.680 7.323 824 3

Noneselon
Jumlah Pegawai Struktural 26,933 3 11.183 14.636 1.111 19.396 7.537 4.544 4.248 15 5.767 8.958 3.365 36

Pemeriksa Pajak Madya 270 - - 33 237 212 58 - - - - 135 133 2

Pemeriksa Pajak Muda 1.156 - - 1.156 - 1.061 95 - - - 1 675 480 -


Pemeriksa Pajak

Pemeriksa Pajak Pertama 1.480 - 10 1.470 - 1.389 91 - 2 - 47 1.248 183 -

Pemeriksa Pajak Penyelia 107 - - 107 - 94 13 31 4 - 49 20 3 -

Pemeriksa Pajak Pelaksana 562 - 15 547 - 527 35 8 2 1 424 124 3 -

Lanjutan

Pemeriksa Pajak Pelaksana 819 - 818 1 - 754 65 3 - - 575 241 - -

Jumlah Pemeriksa Pajak 4.394 - 843 3.314 237 4.037 357 42 8 1 1.096 2.443 802 2

Penilai PBB Madya 1 - - - 1 - 1 - - - - 1 - -


Penilai PBB Muda 65 - - 65 - 62 3 - - - - 42 23 -

Penilai PBB Pertama 72 - - 72 - 54 18 - - - 1 64 7 -


Penilai PBB

Penilai PBB Penyelia 45 - - 45 - 43 2 22 - 14 8 1 - -


Fungsional

Penilai PBB Pelaksana 66 - 1 65 - 61 5 26 - 1 34 5 - -

Lanjutan

Penilai PBB Pelaksana 101 - 99 2 - 98 3 4 - - 80 17 - -

Jumlah Penilai PBB 350 - 100 249 1 318 32 52 - 15 123 130 30 -

Pranata Komputer Muda 5 - - 5 - 4 1 - - - - 3 2 -


Pranata Komputer

Pranata Komputer Pertama 28 - - 28 - 25 3 - - - 2 24 2 -

Pranata Komputer Penyelia 1 - - 1 - 1 - - - - 1 - - -

Pranata Komputer 21 - - 21 - 18 3 - - - 12 8 1 -

Pelaksana Lanjutan

Jumlah Pranata Komputer 55 - - 55 - 48 7 - - - 15 35 5 -


Tenaga Medis

Dokter Gigi Madya 2 - - - 2 - 2 - - - - 2 - -

Dokter Gigi Muda 1 - - 1 - - 1 - - - - 1 - -

Perawat Penyelia 1 - - 1 - - 1 1 - - - - - -

Jumlah Tenaga Medis 4 - - 2 2 - 4 1 - - - 3 - -

Jumlah Pegawai Fungsional 4,803 - 943 3.620 240 4.403 400 95 8 16 1.234 2.611 837 2

JUMLAH PEGAWAI 31,736 3 12.126 18.256 1.351 23.799 7.937 4.639 4.256 31 7.001 11.569 4.202 38

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 133 12/13/12 1:41 PM


134
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Tabel Rekapitulasi Penyelenggaraan Jumlah Jumlah Jam Jumlah Jam


Penyelenggara
Jenis Diklat Peserta Pelatihan Pelatihan
Diklat Pegawai Tahun 2011
DJP 345 28.096 9.414 1.020.017

Badan Pendidikan dan Pelatihan 341 13.200 23.927 914.502

Keuangan (BPPK)

Jumlah 686 41.296 33.341 1.934.519

Tabel Rekapitulasi Pengiriman Pegawai Jenjang Pendidikan


Lembaga Penyelenggara Jumlah
Tugas Belajar S2/S3 Tahun 2011 DIII DIV S2 S3
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara 31 40 - - 71

Australian Development Scholarships - - 24* )


- -

Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya - - 80 3 83

Manusia, BPPK

Badan Kebijakan Fiskal - - 5 - 5

Joint Japan/World Bank Graduate Scholarship - - 2 - 2

Program

Lain-Lain - - 1 1 2

Jumlah 31 40 64 4 163

*) Per tanggal 13 Januari 2012 masih dalam proses seleksi

Tabel Daftar Jaringan Perjanjian No Negara Mitra P3B Tanggal Berlaku Efektif
Penghindaran Pajak Berganda (P3B)/
1. Algeria 1 Januari 2001
Tax Treaty Indonesia
2. Australia 1 Juli 1993

3. Austria 1 Januari 1989

4. Bangladesh 1 Januari 2007

5. Belgium 1 Januari 1975

- Renegosiasi 1 Januari 2002

6. Brunei Darussalam 1 Januari 2003

7. Bulgaria 1 Januari 1993

8. Canada 1 Januari 1980

- Renegosiasi 1 Januari 1999

9. China, Peoples Republic of 1 Januari 2004

10. Czech 1 Januari 1997

11. Denmark 1 Januari 1987

12. Egypt 1 Januari 2003

13. Finland 1 Januari 1990

14. France 1 Januari 1981

15. Germany

- Rep. Federal Jerman 1 Januari 1976

- Rep. Demokrasi Jerman 1 Januari 1988

- Jerman Bersatu 1 Januari 1992

16. Hungary 1 Januari 1994

17. India 1 Januari 1988

18. Iran 1 Januari 2011

19. Italy 1 Januari 1996

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 134 12/13/12 1:41 PM


135
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

No Negara Mitra P3B Tanggal Berlaku Efektif

20. Japan 1 Januari 1983

21. Jordan 1 Januari 1999

22. Korea, Democratic Peoples Republic of 1 Januari 2005

23. Korea, Republic of 1 Januari 1990

24. Kuwait 1 Januari 1999

25. Luxembourg 1 Januari 1995

26. Malaysia 1 Januari 1993

- Renegosiasi 1 September 2010

27. Mexico 1 Januari 2005

28. Mongolia 1 Januari 2001

29. Netherlands 1 Januari 1971

- Protokol Perubahan 1 Juni 1994

- Renegosiasi II 1 Januari 2004

30. New Zealand 1 Januari 1989

31. Norway 1 Januari 1991

32. Pakistan 1 Januari 1991

33. Philippines, The Republic 1 Januari 1983

34. Poland 1 Januari 1994

35. Portugal 1 Januari 2008

36. Qatar 1 Januari 2008

37. Romania 1 Januari 2000

38. Russia 1 Januari 2003

39. Saudi Arabia 1 Januari 1989

40. Seychelles 1 Januari 2001

41. Singapore 1 Januari 1992

42. Slovak 1 Januari 2002

43. South Africa 1 Januari 1999

44. Spain 1 Januari 2000

45. Sri Lanka 1 Januari 1995

46. Sudan 1 Januari 2001

47. Sweden 1 Januari 1990

48. Switzerland 1 Januari 1990

- Renegosiasi 1 Januari 2010

49. Syria 1 Januari 1999

50. Taiwan 1 Januari 1996

51. Thailand 1 Januari 1983

- Renegosiasi 1 Januari 2004

52. Tunisia 1 Januari 1994

53. Turkey 1 Januari 2001

54. U.A.E 1 Januari 2000

55. Ukraine 1 Januari 1999

56. United Kingdom 1 Januari 1976

- Renegosiasi 1 Januari 1995

57. USA 1 Februari 1991

- Renegosiasi 1 Februari 1997

58. Uzbekistan 1 Januari 1999

59. Venezuela 1 Januari 2001

60. Vietnam 1 Januari 2000

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 135 12/13/12 1:41 PM


136
2011 DJP
Selayang
Kinerja
2011
Kapita Selekta
kegiatan
Penyempurnaan
Kebijakan
Penggalian
Potensi
Penegakan
Hukum
Laporan Tahunan
pandang Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak

Neraca Direktorat Jenderal Pajak


Per 31 Desember 2011 dan 2010

Jumlah Kenaikan (Penurunan)


Nama Perkiraan
2011 2010 Jumlah %
ASET

Aset Lancar

Kas di Bendahara Pengeluaran 1.325.869.577 1.277.176.465 48.693.112 3,81

Kas Lainnya dan Setara Kas 287.441.232 40.184.358 247.256.874 615,30

Piutang Pajak 86.801.366.456.341 54.008.060.540.425 32.793.305.915.916 60,71

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Pajak (46.205.692.087.023) 0 (46.205.692.087.023) 0,00

Piutang Pajak (Neto) 40.595.674.369.318 54.008.060.540.425 (13.412.386.171.107) (24,83)

Piutang Bukan Pajak 3.183.687.618 0 3.183.687.618 0,00

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang (15.918.438) 0 (15.918.438) 0,00

Bukan Pajak

Piutang Bukan Pajak (Neto) 3.167.769.180 0 3.167.769.180 0,00

Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ 654.527.261 44.721.008 609.806.253 1.363,57

Tuntutan Ganti Rugi

Penyisihan Bagian Lancar Tagihan Tuntutan (601.655.210) 0 (601.655.210) 0,00

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ 52.872.051 44.721.008 8.151.043 18,22

Tuntutan Ganti Rugi (Neto)

Uang muka belanja 22.416.135.825 23.473.296.830 (1.057.161.005) (4,50)

Persediaan 184.170.135.826 157.533.976.337 26.636.159.489 16,90

Jumlah Aset Lancar 40.807.094.593.009 54.190.429.895.423 (13.383.335.302.414) (24,69)

Aset Tetap

Tanah 6.014.980.591.166 5.930.351.833.426 84.628.757.740 1,42

Peralatan dan Mesin 3.822.116.114.333 3.637.649.330.564 184.466.783.769 5,07

Gedung dan Bangunan 4.446.137.816.837 4.070.559.428.972 375.578.387.865 9,22

Jalan, Irigasi dan Jaringan 41.793.942.213 38.898.478.900 2.895.463.313 7,44

Aset Tetap Lainnya 4.574.400.565 4.845.377.060 (270.976.495) (5,59)

Konstruksi Dalam Pengerjaan 304.223.274.958 370.523.105.948 (66.299.830.990) (17,89)

Jumlah Aset Tetap 14.633.826.140.072 14.052.827.554.870 580.998.585.202 4,13

Aset Lainnya

Tagihan Tuntutan Perbendaharaan / 8.332.014 89.375.000 (81.042.986) (90,67)

Tuntutan Ganti Rugi

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Tagihan (41.660) 0 (41.660) 0,00

Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi

Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti 8.290.354 89.375.000 (81.084.646) (90,72)

Rugi (Neto)

Aset Tak Berwujud 235.652.806.089 188.707.143.719 46.945.662.370 24,87

Aset Lain-lain 111.775.086.480 99.136.744.568 12.638.341.912 12,74

Jumlah Aset Lainnya 347.436.182.923 287.933.263.287 59.502.919.636 20,66

JUMLAH ASET 55.788.356.916.004 68.531.190.713.580 (12.742.833.797.576) (18,59)

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 136 12/13/12 1:41 PM


137
Penanganan
Perkara/
Layanan,
penyuluhan,
DJP dalam
Pergaulan
Manajemen
Sumber Daya
Proses Bisnis & Data
Teknologi Informasi Statistik
2011
Laporan Tahunan
sengketa dan Kehumasan Internasional Aparatur & Komunikasi Direktorat Jenderal Pajak

Jumlah Kenaikan (Penurunan)


Nama Perkiraan
2011 2010 Jumlah %
KEWAJIBAN

Kewajiban Jangka Pendek

Utang kepada Pihak Ketiga 7.659.369.008 34.057.833.871 (26.398.464.863) (77,51)

Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan 702.376.172.734 325.301.427.558 377.074.745.176 115,91

Pendapatan Diterima di Muka 0 11.500.000 (11.500.000) (100,00)

Uang Muka dari KPPN 1.325.869.577 1.277.176.465 48.693.112 3,81

Pendapatan yang Ditangguhkan 27.735.915 12.649.358 15.086.557 119,26

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 711.389.147.234 360.660.587.252 350.728.559.982 97,24

JUMLAH KEWAJIBAN 711.389.147.234 360.660.587.252 350.728.559.982 97,24

EKUITAS DANA

Ekuitas Dana Lancar

Cadangan Piutang 40.598.895.010.549 54.008.105.261.434 (13.409.210.250.885) (24,82)

Cadangan Persediaan 184.170.135.826 157.533.976.337 26.636.159.489 16,90

Dana yang harus disediakan untuk pembayaran (709.775.836.425) (359.331.726.429) (350.444.109.996) 97,52

Utang Jangka Pendek

Barang/Jasa yang Harus Diterima 22.416.135.825 23.473.296.829 (1.057.161.004) (4,50)

Barang/Jasa yang Harus Diserahkan 0 (11.500.000) 11.500.000 (100,00)

Jumlah Ekuitas Dana Lancar 40.095.705.445.775 53.829.769.308.171 (13.734.063.862.396) (25,51)

Ekuitas Dana Investasi

Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 14.633.826.140.072 14.052.827.554.870 580.998.585.202 4,13

Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya 347.436.182.923 287.933.263.287 59.502.919.636 20,66

Jumlah Ekuitas Dana Investasi 14.981.262.322.995 14.340.760.818.157 640.501.504.838 4,46

JUMLAH EKUITAS DANA 55.076.967.768.770 68.170.530.126.328 (13.093.562.357.558) (19,20)

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 55.788.356.916.004 68.531.190.713.580 (12.742.833.797.576) (18,59)

Tabel Realisasi Belanja Neto Menurut


Jenis Belanja Pagu Realisasi %
Jenis Belanja Tahun Anggaran 2011
Belanja Pegawai 1.437.168.405.000 1.353.986.657.961 94,21

Belanja Barang 2.765.698.083.000 2.369.802.073.990 85,69

Belanja Modal 718.628.212.000 424.271.988.888 59,04

Belanja Pembayaran Kewajiban Utang - 1.247.399.871.387 0.00

Jumlah 4.921.494.700.000 5.395.460.592.226 109,63

% Naik Tabel Realisasi Belanja Neto


Jenis Belanja 2011 2010
(Turun)
Menurut Jenis Belanja
Belanja Pegawai 1,353,986,657,961 1.226.814.761.318 10,37
Tahun Anggaran 2011 dan 2010
Belanja Barang 2,369,802,073,990 1.427.222.820.437 66,04

Belanja Modal 424,271,988,888 342.263.019.585 23,96

Belanja Pembayaran Kewajiban Utang 1,247,399,871,387 1.321.487.211.977 (5,61)

Jumlah 5,395,460,592,226 4.317.787.813.317 24,96

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 137 12/13/12 1:41 PM


138
2011
Laporan Tahunan
Direktorat Jenderal Pajak

Halaman ini sengaja dikosongkan

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Content DJP AR-2011_Final.indd 138 12/13/12 1:41 PM


Daftar Isi
Visi, Misi, dan Nilai 5 07 Penanganan Perkara/Sengketa 75

Sambutan Direktur Jenderal Pajak 6 Penyelesaian Sengketa Pajak 76


Penanganan Perkara di Luar Pengadilan 80
Pimpinan DJP 10 Pajak

Jejak Langkah 2011 16 Layanan, Penyuluhan, dan


08 83
Kehumasan
01 DJP Selayang Pandang 19
Pelayanan 84

Kinerja 2011 25 Penyuluhan 89


02
Kehumasan 90
Indikator Kinerja Utama 26
Penerimaan Pajak 32 09 DJP Dalam Pergaulan Internasional 93
Quick Wins DJP 2011-2012 36 Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda 94
Prestasi Unit Kerja 37 dan Pertukaran Informasi Perpajakan
Partisipasi DJP dalam Forum Internasional 96
03 Kapita Selekta Kegiatan 41
Kegiatan Negara/Pihak Donor 97
Sensus Pajak Nasional 42 Kunjungan Delegasi Asing 100
Perumusan dan Internalisasi Nilai-Nilai 44
Kementerian Keuangan 10 Manajemen Sumber Daya Aparatur 103

Penyempurnaan Kebijakan Manajemen Sumber Daya Manusia 104


04 47 Pengawasan dan Penegakan Disiplin 112
Perpajakan
Pegawai
Ketentuan Perpajakan di Bidang KUP 48
Penataan Organisasi 114
Ketentuan Perpajakan di Bidang PPh 50
Manejemen Risiko 117
Ketentuan Perpajakan di Bidang PPN 51
dan PPnBM Proses Bisnis dan Teknologi
11 119
Ketentuan Perpajakan di Bidang PBB 51 Informasi dan Komunikasi
Fasilitas Perpajakan 52 Penyempurnaan Proses Bisnis 120
05 Penggalian Potensi 55 Pengembangan Teknologi Informasi dan 122
Komunikasi (TIK)
Ekstensifikasi 56
Intensifikasi 59 12 Data Statistik 127

06 Penegakan Hukum 63

Pemeriksaan 65
Penanganan Pemeriksaan terkait 68
Transfer Pricing
Penagihan 68
Penyidikan 70

Cover DJP AR-2011_Final.indd 2 11/29/12 5:24 PM


Laporan Tahunan 2011

Direktorat jenderal pajak


Kementerian Keuangan Republik Indonesia
DiRektorat Jenderal Pajak

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme

Membina Tanggung Jawab Melalui Optimisme


Direktorat jenderal pajak

Kantor Pusat

Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 40-42


Jakarta Selatan 12190
Tel.: (62-21) 525 0208, 525 1609, 526 2880
Laporan Tahunan 2011

Fax.: (62-21) 525 1245

Call Center/Kring Pajak: (62-21) 500200


e-mail: pengaduan@pajak.go.id

www.pajak.go.id

Laporan Tahunan 2011

Cover DJP AR-2011_Final.indd 1 11/29/12 5:24 PM

You might also like