You are on page 1of 9

Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan

S.D. Silaban, Erma P., Endang S.55 63

Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Kandungan Total Asam,


Kadar Gula serta Kematangan Buah Terung Belanda
(Cyphomandra betacea Sent.)

Sulastri Diana Silaban*, Erma Prihastanti*, Endang Saptiningsih*


*Laboratorium Biologi dan Struktur Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FSM UNDIP

ABSTRACT
Terung Belanda (Cyphomandra betacea Sent.) is one of the typical fruit from Humbang Hasundutan,
North Sumatra. Post-harvest handling such as storage temperature and storage time is very influential for
the quality of terung belanda. This study aimed to determine the effect and interaction of temperature and
storage time for total acid content, sugar content and maturity of terung belanda. The results showed that
temperature and storage time affects the total acid content, sugar content and maturity of terung belanda.
Total acid fruit which stored in the room temperature was 1,7% and 2,25% in the low temperature, the
sugar fruit which stored in the room temperature was 1,62% and 1,6% in the low-temperature, water
content of fruit which stored in the room temperature was 83,86% and 85,16% in the low-temperature, pH
fruit which stored in the room temperature was 3,83 and 3,81 in the low temperature, terung belanda has
purple and red colour with the hard texture until five days of storage. Interaction between temperature and
storage time is, the fruit which stored in the room temperature (280C) having maturity more quickly than
the fruit in the low temperature (60C).

Keywords: Terung belanda (Cyphomandra betacea Sent.), temperature, storage duration, total acid,
sugar.

ABSTRAK
Terung belanda (Cyphomandra betacea Sent.) merupakan salah satu buah khas dari Kabupaten Humbang
Hasundutan, Sumatera Utara. Penanganan pasca panen seperti suhu penyimpanan dan lama penyimpanan
sangat berpengaruh terhadap mutu dan kualitas buah terung belanda. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh serta interaksi suhu dan lama penyimpanan terhadap kandungan total asam, kadar
gula serta kematangan buah terung belanda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan lama
penyimpanan berpengaruh terhadap kandungan total asam, kadar gula dan kematangan buah terung
belanda. Total asam yang disimpan dalam suhu ruang adalah 1,7% dan 2,25% dalam suhu rendah, kadar
gula yang disimpan dalam suhu ruang adalah 1,62% dan 1,6% dalam suhu rendah, kadar air buah yang
disimpan dalam suhu ruang adalah 83,86% dan 85,16% dalam suhu rendah, pH buah yang disimpan
dalam suhu ruang adalah 3,83 dan 3,81 dalam suhu rendah, berwarna merah ungu dan memiliki tekstur
yang masih keras. Interaksi yang terjadi yaitu, buah yang disimpan dalam suhu ruang (28 0C) mengalami
kematangan yang lebih cepat dibandingkan dengan buah terung belanda yang disimpanan dalam suhu
rendah (60C).

Kata kunci : Terung belanda (Cyphomandra betacea Sent.), suhu, lama penyimpanan, total asam, gula.

55
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXI, Nomor 1, Maret 2013

PENDAHULUAN panjangnya periode pasca panennya


Terung belanda (Cyphomandra (Martoredjo, 2009).
betacea Sent) yang dikenal dengan Buah terung belanda di Kabupaten
Tamarillo merupakan salah satu buah khas Humbang Hasundutan yang sudah dipanen
dari Kabupaten Humbang Hasundutan, biasanya langsung dimasukkan ke dalam
Sumatera Utara. Terung belanda dapat karung buah dan segera diberikan kepada
bertahan hidup pada ketinggian 1000 m di pengumpul buah diangkut ke pabrik
atas permukaan laut atau lebih, tidak dapat industri makanan untuk diolah menjadi
berbunga di dataran rendah, tidak tahan sirup, selai serta berbagai produk makanan
terhadap genangan dan berakar dangkal, lain, dan sebagian buah sisa panen dapat
sehingga mudah roboh jika diterpa angin dijual langsung ke masyarakat atau
(Kusuma, 2000). Menurut Kumalaningsih padagang buah di pasar tradisional.
dan Suprayogi (2006) buah terung belanda Penanganan pasca panen yang
dipercaya berkhasiat sebagai antioksidan, tepat pada buah terung belanda akan sangat
antikanker, serta baik untuk kesehatan mata mempengaruhi kualitas buah dimana pada
dan kulit, menurunkan kolesterol, saat buah sudah dipetik dari pohonnya buah
mengobati darah tinggi, serta mengatasi tersebut masih tetap dapat melangsungkan
sariawan dan asam urat. aktifitas fisiologis seperti transpirasi dan
Tanaman terung belanda mulai respirasi buah. Proses respirasi
berbunga dan menghasilkan buah setelah mengeluarkan gas CO2, H2O dan energi
mencapai umur 2 tahun dan baru dapat atau panas. Menurut Pantastico (1986) suhu
dipanen pada saat umur 4 bulan setelah dapat mempengaruhi proses-proses biologi
muncul bunga. Aktivitas fisiologis pada seperti transpirasi dan respirasi serta proses
buah yang sudah dipanen dapat kimiawi yaitu aktifitas enzim-enzim yang
menimbulkan gangguan pada bahan terjadi pada buah yang sudah dipanen.
tanaman diantaranya adalah penguapan atau Penyimpanan dalam wadah yang ada aliran
transpirasi, pernafasan atau respirasi, dan udaranya memungkinkan panas, gas, dan
perubahan biologis lain karena pada periode air akan keluar, sehingga tidak terjadi
pasca panen kehilangan bahan tersebut kerusakan buah (Kumalaningsih dan
tidak akan diganti oleh induknya. Kondisi Suprayogi, 2006).
buah pada periode pasca panen sangat Buah terung belanda yang
tergantung dari cadangan makanan dan berkulitas baik yaitu berwarna merah ungu,
kandungan air pada buah tersebut serta berukuran besar, tekstur tidak lembek,
bebas dari luka dan penyakit tanaman serta

56
Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan
S.D. Silaban, Erma P., Endang S.55 63

memiliki tampilan buah yang segar sangat Alat yang digunakan dalam penelitian ini
diminati oleh masyarakat dan industri- adalah gelas ukur, kertas saring Watt man
industri makanan karena kandungan 40, pipet tetes, oven, desicator, timbangan,
vitamin dan mineral yang sangat baik bagi gelas ukur, tabung, corong, labu
kesehatan. Hasil penelitian Elisa (2011) Erlenmeyer, stoples, pH meter, spatula,
ditemukan bahwa perubahan fisik dan buret, penjepit, mortar, selang plastik,
kimia yang terjadi selama pematangan buah lemari pendingin (refrigerator).
terung belanda, sebaiknya dipanen pada
Cara Kerja
saat matang supaya mutu buah dapat
1. Pengambilan Sampel
dipertahankan selama penyimpanan 15 hari
Pengambilan Buah terung belanda
dalam suhu 10oC dan penyimpanan selama
yang berumur 4 bulan, berwana merah
10 hari dalam penyimpanan suhu ruang.
kuning sampai merah ungu, dengan
Penelitian ini bertujuan untuk
diameter panjang = 7cm dan lebar = 6cm
mengamati pengaruh dan interaksi antara
dilakukan dengan cara memetik langsung
suhu dan lama penyimpanan terhadap
dari pohonnya.
kandungan total asam, kadar gula serta
kematangan buah terung belanda yang
2. Penyimpanan
disimpan dalam suhu ruang (280C) dan
Buah terung belanda yang sudah
0
suhu rendah (6 C) pada penyimpanan
dipetik kemudian disimpan dalam suhu
selama 1 hari, 3 hari dan 5 hari.
ruang (280C) dan suhu rendah (60C)
masing-masing selama penyimpanan 1 hari,
METODOLOGI
3 hari dan 5 hari.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Balai Riset 3. Pengamatan Total Asam
dan Standarisasi Industri Medan pada bulan Buah terung belanda ditimbang
Agustus 2011 Februari 2012. sebanyak 2 g ke dalam gelas piala, lalu
ditambahkan akuades sebanyak 100 ml,
Alat dan Bahan
diaduk hingga merata dan disaring
Bahan yang digunakan adalah buah
menggunakan kertas saring Watt man 40,
terung belanda varietas Tamarillo berumur
kemudian diambil filtratnya sebanyak 25
4 bulan dimulai dari awal pembentukan
ml, selanjutnya dititrasi menggunakan
bunga menjadi buah, yang diperoleh dari
NaOH 0,1N (sebagai asam sitrat)
perkebunan terung belanda di Kabupaten
Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

55
57
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXI, Nomor 1, Maret 2013

4. Pengamatan Kadar Gula kemudian menentukan warna buah terung


Buah terung belanda ditimbang belanda.
sebanyak 2 g kemudian ditambahkan
8. Pengamatan Tekstur Buah
dengan Pb Asetat, diaduk hingga merata
Pengamatan dilakukan dengan
dan disaring menggunakan kertas saring,
menekan buah terung belanda kemudian
selanjutnya diambil filtratnya sebanyak 10
merasakan tekstur keras atau lunaknya buah
ml dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
terung belanda.
lalu ditambahkan larutan Luff sebanyak 25
ml kemudian dipanaskan selama 10 menit,
Analisis Data
kemudian ditambahkan Asam sulfat, KI,
Penelitian dilaksanakan dengan
selanjutnya dititrasi dengan menggunakan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap
Natrium tiosulfat.
dengan pola faktorial yang terdiri atas dua
faktor yaitu : 1. Lama penyimpanan {1 hari
5. Pengamatan Kadar Air
(L1); 3 hari (L2): 5 hari (L3)} dan 2. Suhu
Buah terung belanda ditimbang
penyimpanan {suhu ruang (S1); suhu
sebanyak 2 g menggunakan cawan timbang
rendah (S2)} dan dianalisis dengan Analysis
yang telah diketahui berat kosongnya lalu
of Varians (ANOVA) taraf signifikan 95%
dikeringkan di dalam oven pada suhu
dan jika ada perbedaan nyata antar
1030C selama 3 jam, kemudian dimasukkan
perlakuan diuji lanjut dengan uji Duncan.
di dalam desikator selama 15 menit
kemudian ditimbang kembali.
HASIL DAN PEMBAHASAN
6. Pengamatan pH Penelitian ini mengamati parameter
Buah terung belanda ditimbang antara lain total asam, kadar gula, kadar air,
sebanyak 10 g, dimasukkan ke dalam pH, warna dan tekstur buah.
beaker glass, kemudian diencerkan dengan Penyimpanan buah terung belanda
akuades sampai volume 250 ml, diaduk dalam suhu ruang (280C) dan suhu rendah
hingga merata kemudian disaring (60C) menyebabkan kenaikan kadar gula
menggunakan kertas saring, diambil pada penyimpanan selama 1 hari, 3 hari dan
filtratnya kemudian dikur pHnya. 5 hari (P>0.05) (Gambar 1).

7. Pengamatan Warna Buah


Pengamatan dilakukan secara visual
yaitu dengan melihat dengan mata

58
56
Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan
S.D. Silaban, Erma P., Endang S.55 63

1 hari 2 hari 3 hari

Gambar 1. Kadar gula pada buah terung


belanda selama masa penyimpanan.
Gambar 4. pH pada buah terung belanda
selama masa penyimpanan.
Penyimpanan buah terung belanda
dalam suhu ruang (280C) dan suhu rendah
Handajani (1994) menyatakan
(60C) menyebabkan penurunan total asam,
bahwa perubahan terbesar dalam
kadar air, dan pH (Gambar 2, Gambar 3
pemasakan buah adalah pemecahan polimer
dan Gambar 4)
karbohidrat yang akan mempengaruhi
tekstur dan cita rasa buah dimana kenaikan
kadar gula akan menyebabkan
bertambahnya rasa manis pada buah. Hasil
analisis statistik menunjukkan bahwa
interaksi suhu dan lama penyimpanan
memberikan pengaruh tidak signifikan
Gambar 2. Total asam pada buah terung (P>0.05) terhadap kandungan gula yang
belanda selama masa penyimpanan. terdapat dalam buah terung belanda. Suhu
berpengaruh nyata terhadap kadar gula
buah terung belanda (P>0.001). Hasil
analisis menunjukkan bahwa penyimpanan
dalam suhu ruang (280C) menyebabkan
kenaikan jumlah gula yang lebih tinggi
dibandingkan dengan penyimpanan dalam
suhu rendah (60C), hal ini disebabkan
karena perlakuan penyimpanan dalam suhu
Gambar 3. Kadar air pada buah terung
rendah dapat menghambat proses respirasi,
belanda selama masa penyimpanan.
sehingga dapat mempertahankan
transformasi atau perombakan pati menjadi

55
59
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXI, Nomor 1, Maret 2013

gula, sedangkan penyimpanan dalam suhu mengalami penurunan selama


ruang dapat mendukung proses penyimpanan. Buah terung belanda yang
transformasi gula yang lebih cepat. Hasil semakin matang memiliki kandungan gula
analisis statistik menunjukkan bahwa lama yang semakin meningkat tetapi kandungan
penyimpanan berpengaruh nyata terhadap asamnya mengalami penurunan. Hal
kenaikan kadar gula pada buah terung tersebut mengakibatnya terjadinya
belanda (P>0.001). Semakin lama waktu perubahan kandungan gula dan total asam
penyimpanan maka semakin besar kadar pada buah terung belanda. Penurunan
gula yang terkandung di dalam buah, hal jumlah total asam pada buah terung belanda
tersebut disebabkan karena terjadinya disebabkan karena asam yang terkandung
penurunan kadar senyawa-senyawa fenolik dalam buah digunakan sebagai sumber
yang menyebabkan berkurangnya rasa sepat energi untuk aktifitas respirasi buah.
dan penurunan asam organik serta kenaikan Pantastico (1986) menyatakan
zat-zat yang memberi rasa dan aroma yang bahwa buah-buahan dan sayuran
khas pada buah (Apandi, 1984). mengalami kehilangan air setelah
Menurut Wills et al. (1998) pemanenan. Hasil analisis kadar air
perubahan total asam merupakan salah satu menunjukkan bahwa suhu dan lama
perubahan kimia yang terjadi selama proses penyimpanan memberikan pengaruh
pematangan buah. Hasil analisis statistik berbeda nyata (P>0.001) terhadap kadar air
menunjukkan bahwa suhu penyimpanan buah terung belanda. Buah terung belanda
berpengaruh nyata terhadap kandungan yang disimpan dalam suhu rendah (60C)
total asam buah terung belanda yang memiliki kadar air sebesar 85,16% dan
disimpan selama 1 hari, 3 hari dan 5 hari 83,86% pada buah yang disimpan dalam
dimana kandungan total asam pada buah suhu ruang (280C), keadaan tersebut
terung belanda yang disimpan dalam suhu menunjukkan bahwa suhu rendah dapat
rendah (60C) lebih tinggi jumlahnya mengurangi proses respirasi pada buah
dibandingkan dengan total asam buah yang sudah dipanen sehingga kehilangan
terung belanda yang disimpan dalam suhu kadar air pada buah dapat dikurangi.
ruang (280C), hal tersebut disebabkan Penurunan kadar air buah terung belanda
karena penyimpanan di suhu rendah dapat pada penyimpanan selama 5 hari
menghambat proses repirasi sehingga dapat disebabkan karena buah tetap
mempertahankan kandungan total asam melangsungkan aktifitas metabolisme
pada buah terung belanda. Kandungan total dengan hilangnya sebagian air lewat
asam buah terung belanda cenderung peristiwa transpirasi.

56
60
Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan
S.D. Silaban, Erma P., Endang S.55 63

Penelitian terhadap pH buah perubahan warna pada buah terung belanda


terung belanda dilakukan sampai dengan dilakukan secara organoleptik yang
penyimpanan selama 5 hari dan didasarkan pada proses pengindraan, yaitu
menunjukkan adanya penurunan pH buah indra penglihatan. Buah yang disimpan
terung belanda. Suhu memberikan pengaruh dalam suhu ruang dan suhu rendah selama 5
nyata terhadap pH buah terung belanda hari menunjukkan buah terung belanda
(P>0.001). Penyimpanan dalam suhu ruang berwarna merah ungu. Hasil pengamatan
0
(28 C) mengalami laju penurunan pH yang terhadap warna tersebut menunjukkan
lebih lambat dimana pH pada penyimpanan bahwa buah terung belanda masih dapat
selama 5 hari adalah 3,83 hal tersebut mempertahankan warnanya sampai dengan
0
menunjukkan bahwa suhu 28 C relatif lebih penyimpanan selama 5 hari.
kuat menahan perubahan nilai pH pada Proses pemasakan buah disertai
buah terung belanda. Penyimpanan dalam dengan perubahan kandungan pektin oleh
suhu rendah (60C) mengalami laju aktivitas enzim yang menyebabkan buah
penurunan pH yang lebih cepat dari 3,9 menjadi lunak. Lownds et al (1993)
menjadi 3,81. Buah terung belanda yang menyatakan bahwa pelunakan pada buah
memiliki kadar pH yang rendah akan berhubungan secara langsung dengan
menghasilkan daya awet yang lebih lama kehilangan air dari buah. Peningkatan
dibandingkan dengan buah yang memiliki pelunakan disebabkan oleh terjadinya
kandungan pH lebih tinggi, hal tersebut penguapan air. Air dari sel yang menguap
dipengaruhi oleh terjadinya perubahan menyebabkan sel menjadi mengecil, ruang
jumlah total asam yang terdapat dalam buah antar sel menjadi menyatu dan zat pektin
terung belanda. yang berada pada ruang antar sel akan
Buah yang sudah masak ditandai saling berkaitan. Hasil uji organoleptik
dengan adanya perubahan warna pada buah. terhadap tekstur menunjukkan bahwa buah
Perubahan warna disebabkan karena terung belanda yang disimpan dalam suhu
pemecahan klorofil sedikit demi sedikit ruang (280C) dan suhu rendah selama
secara enzimatik sehingga zat warna alami penyimpanan 1 hari, 3 hari dan 5 hari
lainnya akan terbentuk. Hilangnya klorofil mempunyai tekstur yang masih keras
berhubungan dengan terbentuknya pigmen dimana terung belanda belum menunjukkan
karotenoid yang menyebabkan warna adanya peningkatan kelunakan yang berarti.
kuning dan merah pada buah serta adanya Menurut Pantastico (1993) perlakuan suhu
antosianin pada buah yang menghasilkan dingin menyebabkan kegiatan biokimia di
warna merah ungu. Pengamatan dalam buah dihambat sehingga proses

55
61
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXI, Nomor 1, Maret 2013

pemasakan buah dapat ditahan. DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2012, Tree tomato.
Penyimpanan suhu rendah dapat
www.hort.perdue.edu/newcrop/morto
menghambat laju penurunan mutu buah- n/tree_tomato.html. Diakses 15
November 2012.
buahan karena dapat mengurangi laju
Anonim. 2012, Tamarillo.
penguapan air, memperlambat laju reaksi www.tamarillo.com/Tamarillo/beco
ming_a _grower.html. Diakses 25
kimia dan laju pertumbuhan mikroba.
November 2011.
Buah terung belanda yang sudah Aksi Agraris Kanisius (AAK). 2000.
Petunjuk Praktik Bertanam Buah dan
dipanen tetap melangsungkan aktivitas
Sayur. Kanisius. Jakarta
metabolisme untuk memperoleh energi. Apandi, Muchidin. 1984. Teknologi Buah
dan Sayur. Penerbit Alumni,
Semakin lama penyimpanan maka
Bandung.
cadangan energi akan semakin berkurang Chandler, W. H. 1965. Decidous Orchards.
Ed. Ke-3, Lea and Febiger.
sehingga menyebabkan menurunnya
Philadelphia.
kualitas buah seperti terjadinya pelunakan .Denisen, E.L. 1948. Tomato color as
influenced by variety and
buah. Hasil uji yang dilakukan
environment. Proc. Soc. Hort
menunjukkan bahwa penyimpanan 1 hari, 3 Science. America.
Julianti, Elisa. 2011. Pengaruh Tingkat
hari, dan 5 hari dalam suhu ruang dan suhu
Kematangan dan Suhu
rendah belum menunjukkan adanya Penyimpanan terhadap Mutu Buah
Terong Belanda (Cyphomandra
peningkatan kelunakan buah yang berarti,
betacea). http://journal.ipb.ac.id/.
hal ini berarti buah terung belanda yang 12 Februari 2013.
Eni, Frika. 1998. Budidaya Terung. Eka
disimpan selama 5 hari masih dapat
Cipta Sentosa. Jakarta.
mempertahankan tekanan turgor dan Ensminger. A.H., Ensminger. M.K.J.e.al.
1986. Food for Health : A nutrition
degradasi dinding sel sehingga memiliki
Encyclopedia. Pegus Press,
tekstur yang masih keras. Clovis.California.
Ezell, B. D,. dan Wilcox, M. S. 1952.
Influence of storage temperature on
KESIMPULAN carotene, total carotene content of
sweet potatoes. Plt. Physiol. 27, 81.
Suhu dan lama penyimpanan berpengaruh
Gordon, M. Wardlaw. 1999. Perspectives in
terhadap kandungan total asam, kadar gula Nutrition. Fourth Edition.WCB
McGrawHill, Boston.
dan tingkat kematangan buah terung
Goldsworthy, R. Peter. 1986. Fisiologi
belanda. Interaksi yang terjadi antara suhu Tanaman Budidaya Tropik. Gadjah
Mada Univesity Press, Jakarta.
dan lama penyimpanan yaitu, buah yang
Gomez. 1995. Prosedur Statistik untuk
disimpan dalam suhu ruang (280C) Penelitian Pertanian. Universitas
Indonesia, Jakarta.
mengalami kematangan yang lebih cepat
dibandingkan dengan buah terung belanda
yang disimpan dalam suhu rendah (60C).

62
56
Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan
S.D. Silaban, Erma P., Endang S.55 63

Handajani, Sri. 1994. Pasca Panen Hasil Wills, R. B. H., McGlasson, B., Graham, D.
Pertanian. Sebelas Maret University dan Joyce, D. 1998. Postharvest.
Press, Surakarta. Introduction to the Physiology and
Heartherbell, 1982. The Tamarillo Handling of Fruit, Vegetables and
:Chemical Composition During Ornamentals. 4th ed. Sydney:
Growth and Maturation. New University of New South Wales.
Zealand Journal of Science. Vol 25 : Winarno, F. G. dan M. Aman. 1981.
239-243. Fisiologi Lepas Panen. Sastra
John, Heinerman. 1999. Ensiklopedi Juice Hudaya, Jakarta.
Buah dan Sayur untuk
Penyembuhan. Alih bahasa : .
Hermes Malang. Pustaka
Delapratasa, Jakarta.
Kays, S. J. 1991. Postharvest Physiology of
Perishable Plant Products. Van
Nostrand Reinhold, New York.
Kumalaningsih dan Suprayogi. 2006.
Tamarillo. Trubus Agrisarana,
Surabaya.
Kusuma, Widjaja. 2000. Makanan dan Jus
untuk Kesehatan. Interaksara, Batam.
Lodh, S.B., Ravel, P., Selvaraj, Y., dan
Kohli, R.R. 1971. Biochemical
changes associated with growth and
development of Dwarf Cavendish
Banana. Indian Institute of
Horticultural Res. (ICAR).
Bangalore.
Martoredjo, Toekidjo. 2009. Ilmu Penyakit
Pascapanen. Bumi Aksara, Jakarta.
Pantastico. 1986. Fisiologi Pasca Panen.
Gadjah mada University Press,
Yogyakarta.
Scott, L. E., dan Kramer, A. 1949.
Physiological changes in asparagus
after harvest. Horticultural Sci. Proc.
America.
Tohir, A. Kaslan. 1984. Bercocok Tanam
Pohon Buah-buahan. P.T. Pradnya
Paramita, Jakarta.
Tranggono dan Sutardi, 1990. Biokimia dan
Teknologi Pasca Panen. Pusat Antar
Universitas Pangan Dan Gizi, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Van, Doren, A. 1941. The influence of
controlled atmosphere on the storage
life and kepping quailities of certain
varieties of apple fruits. Diss. Cornel
University. Philadelphia.

55
63

You might also like