You are on page 1of 8

Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No.

1, 2016

EFEK MODERASI BUDAYA ORGANISASI PADA PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
GURU PT.ISS INDONESIA MEDAN

Muhammad Irfan Nasution


Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan
Email: muh_f4n@yahoo.co.id

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the organizational culture to moderate the influence of
transformational leadership style against the performance of the employee and organizational culture strengthen the
influence of transformational leadership style on performance of employees. All population in this study was made of
the sample, the sample of this study using 40 employees of PT. ISS Indonesia Medan. The scope of this research only
focuses on the aspect of transformational leadership style and its impact on employee performance with organizational
culture as a moderating variable.
The methods used in this research is the approach to regression analysis with model test of the value of the
absolute difference. Based on the analysis of the results obtained showed that transformational leadership style is
positive and significant effect on performance of employees. This is evidenced by the value of the p value 0.05,
variable < 0.001 organizational culture has a significant influence on performance of employees. This is evidenced by
the results of the p p value 0.000 < 0.05, interaction variables does not have significant influence on the performance
of employees. This is evidenced by the value of the p value 0.503 > 0.05 findings of the research indicates that
organizational culture does not moderate moderate the influence of transformational leadership style on performance
of employees at PT. ISS Indonesia Medan. Based on regression analysis Adjusted R2 values obtained first 0.748. The
second regression Adjusted R2ini in the hanggang 0744, regression analysis is a comparison of the Adjusted R2 of
decline 0004. This indicates that organizational culture does not strengthen the influence of transformational
leadership on performance of employees.

Key Words: Organizational Culture, Leadership Style, Performance

PENDAHULUAN
Kepemimpinan sebagai salah satu penentu arah dan tujuan organisasi. Oleh karena itu pemimpin harus
mampu mensikapi perkembangan zaman ini. Pemimpin yang tidak dapat mengantisipasi dunia yang sedang
berubah ini, atau setidaknyatidak memberikan respon, besar kemungkinan akan memasukkan organisasinya dalam
situasi stagnasi dan akhirnya mengalami keruntuhan. Proses perubahan memerlukan pemimpin yang mampu
menyeimbangkan aktivitas operasional dengan aktivitas yang menyangkut sumber daya manusia. Aktivitas
operasional secara teknis lebih mudah ditangani, namun apabila tidak diimbangi dengan pengelolaan sumber daya
manusia, akan kurang mampu mencapai hasil yang diharapkan.Pengertian gaya kepemimpinan adalah pemahaman
pola pola perilaku yang relatif stabil yang dimanifestasikan oleh para pemimpin (Fred.C. Lunen Burg, 2011).
Model kepemimpinan modern seperti gayakepemimpinan transformasional memainkan peran penting bagi
organisasi. Bass dalam Subhi dan Yuniati (2014)) mendefinisakan bahwa kepemimpinan transformasional sebagai
pemimpin yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi bawahan dengan cara-cara tertentu. Bawahan merasa
percaya, kagum dan loyal terhadap atasannya sehingga termotivasi untuk berbuat lebih banyak dari apa yang biasa
dilakukan dan diharapkannya.
Subhi dan Yuniati (2014) juga menyatakan bahwa pemimpin mempunyai tanggung jawab yang besar untuk
menciptakan kondisi-kondisi yang merangsang anggota agar dapat mencapai tujuan yang ditentukan. Gaya
kepemimpinan menjadi cermin kemampuan seseorang dalam mempengaruhi individu atau kelompok, serta fleksibel
dalam cara pendekatan yang digunakan demi meningkatkan kinerja. Untuk mencapai tujuan dari organisasi, guru
harus mengesampingkan tujuan pribadinya atau setidaknya memiliki sebagian tujuan untuk mencapai tujuan utama
organisasi.Dalam konteks organisasi, sifat kinerja adalah ditentukan oleh organisasi itu sendiri. Guru merupakan

112
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016

bagian penting dalam pencapaian tujuan sebuah organisasi, dan gaya kepemimpinan dapat memberikan pengaruh
dalam kinerja guru.
Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,menuntut setiap organisasi dan
perusahaan untuk bersikap lebih canggih lagi agarsanggup bertahan dan terus berkembang. Untuk mendukung
perubahan organisasitersebut, maka diperlukan adanya perubahan individu. Proses menyelaraskanperubahan
organisasi dengan perubahan individu ini tidaklah mudah. Pemimpinsebagai panutan dalam organisasi, sehingga
perubahan harus dimulai dari tingkatyang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri (Mariam,2009).
Rahadini dan Suweno (2010) mengatakan bahwa budaya organisasi yang rorientasikan pada orang atau
kebersamaan (collectivism) sangat cocok bagi kehidupan organisasi di Indonesia. Ndraha Taliuziduhu dalam
Rahadhini dan Suweno (2010) menjelaskan nilai-nilai budaya organisasi untuk kondisiIndonesia dapat diukur dengan
adanya kebersamaan dan keterbukaan. Budayaorganisasi yang berorientasikan orang atau kebersamaan di
dalamnya terdapatunsur memanusiakan manusia, yang dapat membentuk sikap, harapan, dankomitmen pegawai
untuk bekerja dengan sepenuh hati sehingga kontribusinya terhadap organisasinya juga akan positif.
PT.ISS Indonesiamerupakan perusahaan jasa penyalur dan penyedia jasa outsourchin, . Berdasarkan
observasi bahwa kinerja guru mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh budaya kerja yang tidak sesuai harapan
guru dan gaya kepemimpinan yang buruk. Budaya kerja yang ada pada PT.ISS Indonesia yaitu terjadinya persaingan
yang tidak sehat antara guru. Sedangkan gaya kepemimpinan perusahaan sering tidak merespon dengan baik segala
keluhan yang dirasakan oleh bawahan dan pimpinan perusahaan sering memberikan arahan yang tidak jelas yang
membuat guru merasa bingung apa yang harus dikerjakan.
Berdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) apakah gaya
kepemimpinan memoderasi pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja? (2) apakahGaya Kepemimpinan
memperkuat pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja? Adapun tujuan daripenelitian untuk menganalisis
pengaruh Gaya kepemimpinan dalam memoderasi pengaruh budaya kerja terhadap kinerja dan menganalisis gaya
kepemimpinan dalam memperkuat pengaruh budaya kerja terhadap kinerja. Penelitian ini.Penelitian ini
diharapkandapat bermanfaat bagi pengembanganbidang sumber daya manusia dan pengambilankebijakan dalam
menerapkan budaya organisasi sertamendukung peningkatan kinerja.
Penelitian ini mengacu pada penelitian Rahadhini dan Suweno (2010) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kepemimpinan transformasional mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai
penerapan kepemimpinan transformasional yang semakin efektif, ditunjukkan dari kepuasan kerja dan kepercayaan
bawahan yang semakin tinggi, loyalitas dan rasa hormat kepada atasan, serta semakin tingginya motivasi bawahan
untuk meningkatkan prestasi kerja. Rahadini dan Suweno (2012) juga ini menunjukkan bahwa budaya organisasi
memoderasi pengaruh gayakepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai. Pegawai akan meningkat
kinerjanya apabila pemimpin memahami dan mampu menerapkan gaya kepemimpinan transformasional secara
efektif serta mengedepankan pentingnya human relation. Untuk itu atasan perlu meningkatkan kepercayaan terhadap
kemampuan kerja bawahan dan memberikan kesempatan untuk berkreasi ditempat kerja.
TINJAUAN PUSTAKA
Budaya Kerja
Menururt Wibowo (2013) "Budaya organisasi merupakan filosofi dasar organisasi yang memuatkeyakinan,
norma-norma, dan nilai-nilai bersama yangmenjadi karateristik inti tentang bagaimana cara melakukansesuatu dalam
organisasi". Kemudian menurut Sutrisno (2011):Budaya organisasi sebagai seperangkat nilai-nilai, keyakinan,
asumsi atau norma-norma yang berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota didalam organisasi sebagai
pedoman perilaku dan pemacahan masalah-masalah didalam organisasi. Sedangkan menurut Turner dalam Wibowo
(2013): Budaya organisasi adalah norma-norma perilaku, sosial, dan moral yang mendasari setiap tindakan dalam
organisasi dan dibentuk oleh kepercayaan, sikap, dan prioritas anggotanya.
Menurut Doni (2014) menjelaskan indikator dari budaya kerja yaitu: 1). Profesionalisme. Setiap guru yang
ada didalam perusahaan dapat bekerja dengan professional yang ahli pada biangnya.Apabila hal ini telah ada didalam
perusahaan maka dapat dipastikan bahwa budaya kerjanya sangatlah baik mendukung pekerjaan yang ada. 2) Jarak
Manajemen. Perusahaan yang dapat menciptakan jarak manajemen ini biasanya harus dapat memperhatikan
berbagai aspek yang ada.Jangan sampai seorng guru bekerja ada beberapa kelompok-kelompk. Hal ini akan
mempengaruhi pada kinerja guru tersebut. 3) Percaya pada rekan kerja. Budaya kerja yang baik akan membuat para
guru percaya dengan guru lainnya. Sehingga guru mampu untuk memberikan pekerjaan serta tanggung jawab yang
dapat dihandalkan dalam proses kegiatan yang ada didalam perusahaan ataupun diluar perusahaan. 4) Integrasi.

113
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016

Budaya kerja yang baik juga ditandai adanya integrasi pekerjaan yang jelas mualai dari atas hingga ke bawah lengkap
dengan beban dan kewajibannya. Jika hal ini tidak ada maka akan membuat guru akan sulit untuk berkoordinasi
dengan atasan atau dengan sama rekan kerjanya.
Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran (Robbins,
2006). Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan
bersama. Kepemimpinan adalah suatu proses memberi arti pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk
memimpin dalam mencapai tujuan (Jacob & Jacques, 2008 dalam Trang, 2013).
Pemahaman tentang gaya kepemimpinan pada dasarnya lebihmengarah kepada sikap, tindakan dan
perbuatan yang dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahan yang berPengaruh dengan kegiatan kerja (Isaac, et.al,
2001 dalam Dihan, 2013). Menurut Sussman, et.al, 2002 (dalam Dihan, 2013) menyebutkan aspek utama dari gaya
kepemimpinan tidak dapat dilepaskan dari karakteristikindividu pemimpin, iklim budaya kerja, hierarkhi struktur, dan
alurkomunikasi. Hal ini secara tidak langsungmenunjukkan bahwa tipikal setiap pemimpin berbeda, meski mereka
memimpin pada satu induk organisasi.
Bass (1994) dalam Subhi dan Yuniati (2014) mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai
proses mempengaruhi perubahan besar dalam sikap dan asumsi anggota organisasi dan pembentukan komitmen
untuk misi dan tujuan organisasi. Oleh karena itu pemimpin transformasional mengajarkan pengikut mereka untuk
menjadi seorang pemimpin dalam diri mereka sendiri.Pemimpin transformasional mendorong bawahannya untuk
mengadopsi visi organisasi kedalam diri mereka sendiri Luthans (2006) menyatakan bahwa kepemimpinan
transformasional membawa keadaan menuju kinerja tinggi pada organisasi yang menghadapi tuntutan pembaharuan
dan perubahan. Para pemimpin transformasional dapat ditemukan dalam organisasi mana saja pada tingkatan
dimana saja. Kepemimpinan transformasional juga mengembangkan setiap orang menjadi self leadership.
Kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang memimpin orang lain untuk memimpin diri mereka sendiri
(Mubarak dan Darmanto, 2015).
Hotzel (2004) dalam Subhi dan Yuniati (2014) menyatakan komponen dari kepemimpinan transformasional
terdiri atas lima dimensi kepemimpinan yaitu: 1). Idealized Influence (kharisma), 2. Inspirational Motivation (motivasi
inspiratif), 3) Individual Consideration (konsiderasi individual), 4) Intellectual Stimulation (stimulasi intelektual), 5)
Idealized Behaviours (tingkah laku).
Kinerja Guru
MenurutMiner dalam Sutrisno (2011:170): Kinerja adalah bagaimana orang diharapkan dapat berfungsi dan
berperilaku sesuai dengan tugas yang telah dibebankan kepadanya, sedangkan menuurt menurut Robbinson
(2007:9): Kinerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh seseorang guru dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabyang di berikan kepadanya .
Faktor penentun pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu dalam organisasi menurut Mangkunegara
(2013:67) adalah sebagai berikut:1) Faktor Kemampuan.Secara psikologis (ability) pegawai terdiri dari kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). 2) Faktor Motivasi, motivasi terbentuk dari sikap (attitude)
seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Sedangkan menurut Sutrisno (2011:176) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kinerja, yaitu: 1) Efektivitas dan Efisiensi, dalam Pengaruhnya dengan kinerja organisasi, maka ukuran
baik burukya kinerja kinerja diukur oleh efektivitas dan efisiensi. 2) Otoritas dan Tanggung Jawab, organisasi yang
baik wewenang dan tanggung jawab telah didelegasikan dengan baik, tanpa adanya tumpang tindih tugas. 3) Disiplin,
disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri guru terhadap peraturan dan ketetapan
perusahaan. 4) Inisiatif, Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam bentuk ide untuk
merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
Indikator Kinerja Guru menurut Mangkunegara (2013:75) terdiri dari: 1) Kualitas Kerja, seorang pegawai yang
memiliki kinerja yang baik dapat dilihat dari kualitas kerja yang terdiri dari ketepatan dalam melakukan pekerjaan,
ketelitian dalam bekerja, keterampilan dalam bekerja serta keberhasilan dalam melakukan pekerjaannya. 2) Kuantitas
Kerja, pegawai yang bekerja dengan memiliki output pekerjaan yang baik. 3) Dapat Dihandalkan, Guru yang memiliki
kerja yang baik dapat dilihat dari beban kerja yang dibebankannya. Sehingga hal ini guru yang bekerja dapat
dihandalkan dapat memahami apa yang harus ia kerjakan. 4) Sikap Loyalitas Pekerjaan, kinerja guru dapat dinilai dari
seberapa guru memilik loyalitas akan pekerjaannya.

114
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016

METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh guru di PT. ISS Indonesia Medan sebanyak 40 orang orang.
Adapun karakteristik sample dalam penelitian ini adalah selauruh guru yang berstatus tetap sehingga semua populasi
dijadikan sampel dalam penelitian ini. Dipilihnya sample tersebut untuk mengungkap persepsi bawahan dalam menilai
efektivitas atasan berkaitan dengan penerapangaya kepemimpinan. Jumlah kuesioner sebanyak 40 kuesioner
dansemuanya telah diisi dan dikembalikan.Pengujian hipotesis dalam penelitianini menggunakan analisis nilai selisih
mutlak,sebelumnya dilakukan uji instrument yang terdapat dalam kuesioner dengan uji validitas dan uji
reliabilitas.Setelah itudilakukan uji asumsi klasik (uji multikolinearitas,uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji
normalitas), kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisisregresi dengan model uji nilai
selisih mutlak. Uji nilai selisih mutlak untukmenganalisis efek moderasi budaya organisasi pada gaya kepemimpinan
transformasionalterhadap kinerja guru. Model yang digunakan adalah sebagaiberikut:

Y = a + b1ZX1 + b2ZX 2+b3ZX1-ZX2+ e


Keterangan:
Y : Variabel dependen (kinerja pegawai)
ZX1 : Standardized Gaya kepemimpinan
ZX2 : Standardized budaya organisasi
b1, 2, 3 : Koefisien regresi
ZX1-ZX2 : Interaksi yang diukur dari nilai absolut (ZX1-ZX 2)
e : Error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian validitas dengan menggunakan product moment diperoleh instrumen variabel gaya kepemimpinan
transformasional (X1) yang digunakan sebanyak 6 (enam) item. Hasil ujivaliditas menunjukkan semua item
valid,karena sig value <0,05 atau thitung menunjukkan lebih besar dari ttabel(thitung> 0.312). Instrumen variabelbudaya
organisasi (X2) yang digunakan8(delapan) item. Dari ujivaliditas menunjukkan semua item valid,karena sig value <
0,05 atau thitung menunjukkan lebih besar dari ttabel (thitung> 0.312). Instrumen variabelkinerja pegawai (Y) yang
digunakansebanyak 8 (delapan) item. Dari hasil ujivaliditas menunjukkan semua item valid,karena sig value < 0,05
atau thitung menunjukkan lebih besar dari ttabel (thitung> 0.312).

Tabel1
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan
Budaya Kerja 0.868 0.6 Reliabel
Gaya kepemimpinan 0.836 0.6 Reliabel
transformasional
Kinerja Guru 0.838 0.6 Reliabel
Sumber :Data primer yang diolah, tahun 2016

Berdasarkan Tabel 1 hasil uji reliabilitas instrumen yaitu variable gaya kepemimpinan transformasional (X1),
budaya organisasi (X2), dan kinerja pegawai (Y) seperti tabel di atas, menurut Ghozali (2005 : 11), jika Cronbach
Alpha menunjukkan > 0,60 maka variabel tersebut dikatakan reliabel. Dari hasil uji reliabilitas dapat disimpulkan
bahwa instrumen variabel kepemimpinan transformasional (X1), variabel budaya organisasi (X2), dan variabel kinerja
pegawai (Y) mempunyai nilai cronbach alpha > 0,60 maka reliabel.
Untuk pengujian uji asumsi klasik,dari hasil uji multikolinieritas variabel gaya kepemimpinan
transformasionaldiperolehnilai tolerance0,773, dan variabel budaya organisasi diperoleh nilai tolerance 0,788atau nilai
VIF < 10berarti tidak terjadi multikolinieritas,hal iniberarti masing-masing variabelindependen tidak saling berkorelasi

115
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016

linier.Berdasarkan uji Normallitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh nilai KSZ sebesar 0,571 dan Asymp.Sig
(2-tailed)sebesar 0,901> 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.

Gambar 2
Hasil Uji Heteresdekositas

Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan pendekatan grafik scatterplot.menunjukkan tidak ada satupun
variabel bebas yang signifikan berPengaruh dengan nilai mutlak residual. Hal ini berarti bahwamodel regresi tidak
memiliki gejala adanya heteroskedastisitas.Dengan demikian menunjukkan bahwa gangguan variabel (error) dari
penelitian ini tidak memiliki Pengaruh yang signifikan dengan variabelvariabel bebasnya, yang berarti bahwa
gangguan variabel (error) dari penelitian inimemiliki varian atau variasi yang homogen untuk setiap variabel.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan model uji nilai selisihmutlak. Uji nilai selisih mutlak untuk
menganalisis efek moderasi budayaorganisasi pada gaya kepemimpinan transformasional transformasional terhadap
kinerjaModel yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1ZX1 + b2ZX 2+b3ZX1-ZX2+ e .(1)
Pengujian Hipotesis 1 untuk menguji apakah budaya organisasi memoderasi pengaruh Gaya kepemimpinan
transformasional terhadap kinerja guru

Tabel 2
Hasil Uji Regresi Pengaruh Gaya kepemimpinan transformasional terhadap Kinerja Guru dengan Budaya
Organisasi sebagai Moderating

Coefficients a
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 36,047 ,340 106,086 ,000
Zscore: Gaya ,910 ,260 ,323 3,502 ,001
Kepemimpinan (X1)
Zscore: Budaya Organisasi 1,890 ,257 ,670 7,346 ,000
(X2)
MODERAT -,225 ,333 -,055 -,677 ,503
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Sumber : Data primer yang diolah, Tahun 2016

Berdasarkan hasil uji regresi pengaruh gaya kepemimpinan transformasional (X1) terhadap kinerja pegawai
(Y) dengan moderasi budaya organisasi (X2) diperoleh nilai konstanta 36,047. Koefisien regresi variabel gaya
kepemimpinan transformasional (X1) sebesar 0,910 dan koefisien regresi variabel budayaorganisasi (X2) sebesar
1,890. Nilai absolut perbedaan antara X1 dan X2atauZX1-ZX2sebesar -0,225; dengandemikian persamaan
regresinya adalah:

116
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016

Y = 36,047+ 0,910 X1 + 1,890 X 2 + 0,225X1-X2 .(2)


Uji t untuk menguji signifikansi pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, budaya organisasi, dan
interaksiX1-X2 terhadap kinerja pegawai:
a. Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru.
Dari uji t diperoleh hasil p value 0,001 < 0,05, ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru.
Seorang pemimpin harus menyatukan berbagai keahlian, pengalaman, harus memiliki sikap yang ramah, tegas
dapat diandalkan dan disiplin diri, Disamping itu juga Pemimpin harus memiliki kemampuan dan keterampilan
yang baik dalam mengarahkan bawahannya untuk menjalankan pekerjaannya, memiliki motivasi yang kuat
dalam mencapai tujuan perusahaan, memiliki integritas, memiliki inisiatif yang baik dalam mengabil kebijakan
dalam menghadapi masalah, memiliki kecerdasan emosional. Dengan penerapan gaya kepemimpinan
transformasional yang tepat dan sistem penghargaan yang baik akan memberikan kepuasan kepada guru,
sehingga akan meningkatkan kinerja dari guru. Selain itu pemimpin harus mampu memfasilitasi interaksi yang
terjadi diantara kelompok dalam organisasi.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Trang (2013) dimana hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh secara positif dan tidak
signifikan terhadap kinerja guru.
b. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai.
Dari uji t diperoleh hasil p value 0,000 < 0,05, ini menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan
terhadap kinerja guru.
Adanya pengaruh yang positif antara budaya kerja terhadap kinerja guru di PT. ISS Medan dikarenakan guru
memiliki kepercayaan yang baik dengan rekan kerjanya, senang berkerja sama dengan guru lain, mengetahui
dengan baik tingkatan pekerjaan yang harus dilakukan, memiliki jarak dengan manajemen perusahaan namun
dibina dengan sangat baik, mudah beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan.
Fauzi, dkk (2016) lebih lanjut memperkuat temuan penelitian ini yang menunjukkan bahwa budaya organisasi
mengikat para guru yang bekerja di dalamnya untuk berperilaku sesuai dengan budaya organisasi yang ada.
Apabila pengertian ini ditarik ke dalam organisasi, maka seperangkat norma sudah menjadi budaya dalam
organisasi sehingga guru harus bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan budaya yang ada tanpa merasa
terpaksa. Keberadaan budaya dalam organisasi akan menjadi perekat dan pedoman dariseluruh kebijakan
perusahaan serta tuntutan operasional bagi aspek-aspek lain dalamorganisasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fauzi, dkk (2016), yang mengakatan bahwa terdapat pengaruh
positif yang signifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja guru.Semakin tinggi penerapan budaya kerja
guru maka semakin baik kinerja guru PT. ISS Indonesia Medan.
c. Pengaruh interaksi gaya kepemimpinan transformasionaldengan budaya organisasi terhadap kinerja
pegawai.Dari uji t diperoleh hasil p value 0,503> 0,05, ini menunjukkan bahwa budaya budaya organisasi tidak
memoderasi pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadapkinerja pegawai. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan budayaorganisasi memoderasi pengaruh gayakepemimpinan transformasional
terhadap kinerja pegawai, tidak terbukti, sehingga budaya organisasibukan variabel moderating.

Tabel 3.
Nilai Koefisien Determinasi Pengaruh Gaya kepemimpinan transformasionaldan
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai
Model Summaryb
Model Adjusted R Std. Error of the
R R Square Square Estimate
a
1 ,872 ,761 ,748 1,41616
a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2)
b. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Pengujian hipotesis 2 bertujuan untuk menguji apakah budaya organisasimemperkuat pengaruh gaya
kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru.Pengujian dilakukan dengan melihat perubahan nilai Adjusted
R2 pada modelpengaruh langsung dan nilai Adjusted R2 pada uji interaksi (selisih mutlak).

117
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016

Besarnya Adjusted R2 pada pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap
kinerja guru sebesar 0,748 artinya gaya kepemimpinan transformasional mampu menjelaskan kinerja guru sekitar
74,8%.Hasil analisis menunjukkan bahwa besarnya pengaruh langsung gaya kepemimpinan transformasional dan
budaya organisasi terhadap kinerja karyawa ditunjukkandengan nilai Adjusted R2 sebesar 0,748.
Besarnya koefisien determinasi (Adjusted R2) pada pengaruh Gaya kepemimpinan transformasional,
budaya organisasi, dan interaksi terhadap kinerja Guru adalah sebesar 0,744 artinya gaya kepemimpinan
transformasional, budayaorganisasi, dan interaksi mampu menjelaskan kinerja guru sekitar77,4%.

Tabel 4.
Nilai Koefisien Determinasi Pengaruh Gaya kepemimpinan transformasional,
Budaya Organisasi, dan Interaksi Terhasap Kinerja Guru
Model Summaryb
Model Adjusted R Std. Error of the
R R Square Square Estimate
1 a ,764 ,744 1,42664
,874
a. Predictors: (Constant), MODERAT, Zscore: Budaya Organisasi (X2), Zscore: Gaya Kepemimpinan (X1)
b. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Model regresi interaksi semakin kecil dibandingkan pada model pengaruh langsung, maka budaya organisasi
tidak memperkuat pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru. Tidak moderatingnya
Budaya organisasi ini ditunjukkan dari perubahan nilai Adjusted R2 dari kedua modelregresi yang mengalami
penuruanan yaitu dari 0,748 menjadi 0,744 (selisih 0,004).Dengan demikian hipotesis yang menyatakan budaya
organisasi memperkuat pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru, tidak terbukti atau
ditolak.
Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai Adjusted R2 sebesar 0,744 yang artinya variabel
gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi memberikan sumbangan pengaruh terhadap kinerja
guru sebesar 74,4% dan sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti, misalnya stress kerja, kompensasi,
komitmen organisasi, motivasi, dan lain-lain.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional transformasionalmempunyai
pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap kinerja pegawai.Penerapan gaya kepemimpinan transformasional
transformasional yang semakin efektif, ditunjukkan kemampuan dan keterampilan yang baik dalam mengarahkan
bawahannya untuk menjalankan pekerjaannya, memiliki motivasi yang kuat dalam mencapai tujuan perusahaan,
memiliki integritas, memiliki inisiatif yang baik dalam mengabil kebijakan dalam menghadapi masalah, memiliki
kecerdasan emosional.
Hasil penelitian inijuga menunjukkan bahwabudaya organisasi mempunyai pengaruhyang positif dan
signifikan terhadapkinerja pegawai. Kuat atau lemah budayaorganisasi dalam penelitian ini diukur dari beberapa
indikator yaitu profesionalisme dalam bekerja, jarak antara manajemen dan bawahan, kepercayaan pada rekan kerja
serta integrasi dalam menjalankan pekerjaan.
Berbeda halnya dengan penelitan sebelumnya yang dikemukakan oleh Rahadhini dan Suweno (2010)yang
menunjukkanbahwa budaya organisasi memoderasi (variabel moderating) pada pengaruh kepemimpinan
transformasionalterhadap kinerja pegawai.

KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaGaya kepemimpinan transformasional transformasional
mempunyai pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap kinerja Guru. Penerapan gaya kepemimpinan
transformasionaltransformasionalharus semakin efektif dan perlu ditingkatkan dalam rangka untuk meningkatkan
kinerja guru PT. ISS Indonesia Medan. Hasil Penelitian ini juga menunjukkan menunjukkan bahwa budaya organisasi
mempunyai pengaruhyang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Kuat atau lemah budayaorganisasi dalam
penelitian ini diukur dari beberapa indikator yaitu yaitu profesionalisme dalam bekerja, jarak antara manajemen dan
bawahan, kepercayaan pada rekan kerja serta integrasi dalam menjalankan pekerjaan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa budaya organisasi tidak memoderasi (bukan variabel moderating) padapengaruh gaya
kepemimpinan transformasional transformasionalterhadap kinerja guru.

118
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol.I No. 1, 2016

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini agar dapat lebih meningkatkan budaya organisasi dalam
bekerja dan gaya kepemimpinan transformasional agar lebih efektif agar kinerja guru dapat meningkat dan
manajemen perusahaan dapat mencapai visi dan misi yang ada melalui strategi penerapan perencanaan program
kerja yang telah ditetapkan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan penelitian lanjutan dengan menambah variabel
lain guna menambah variasi penelitian yang baru khususnya dalam hal manajemen sumber daya manusia. Para
pemimpin di semua levelorganisasi disarankan memiliki kepercayaan ataskemampuan yang dimiliki bawahan
dansenantiasa mendorong tumbuhnyakinerja seluruh guru.

DAFTAR PUSTAKA
Dihan Fereshti Nurdiana. (2013). Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Dan Komunikasi Kerja Terhadap
Efektivitas Kerja: Kasus Wanita Pekerja Di Sektor Perbankan.Jurnal Bisnis dan Ekonom efektif Vol. 4, No. 1,
Juni 2013.
Doni O. Antou. (2013). Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pegawai Kantor
Kelurahan Malalayang I Manado.Universitas Sam Ratulangi. ISSN 2303-1174.Vol.1 No.4 Desember
2013.Hal.151-159.
Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivarite Dengan SPSS. Semarang: Badan Penerbitan Universitas
Diponegoro.
Fauzi Muhammad, et.al. (2016). Pengaruh Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru Dengan
Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Guru PT. Toys Games Indonesia
Semarang). Fakultas Ekonomi Universitas Pandanaran Semarang.Journal of Management Vol. 02 No. 02
Maret 2016.
Luthans, F. (2006).Organizational Behaviour : Seven Edition. McGraw-Hil, Inc. Singapore
Malayu Hasibuan. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Mangkunegara, Anwar Prabu AA. (2013). Perencanaan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.Bandung : PT
Rafika Aditama.
Mariam Rani. (2009). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru Melalui
Kepuasan Kerja Guru Sebagai Variabel Intervening Studi Pada Kantor Pusat PT..Asuransi Jasa Indonesia
(Persero). Semarang: Universitas Diponegoro
MaramisEnrico. (2013). Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Dan Motivasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja Guru Pada
Pt. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Manado.Oleh.Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2013.ISSN
2303-1174.
Rahadhini Marjam Desma dan Suweno.(2010). Efek Moderasi Budaya Organisasi Pada Pengaruh Kepemimpinan
Transformasional Terhadap Kinerja Pegawai.Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 4 No. 1
Desember 2010.
Robbins, S. P. (2006). Teori Organisasi : Struktur Desain dan Aplikasi. Ahli Bahasa: Yusuf Udaya. Jakarta : Arcan.
Sutrisno, Edy.(2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Jakarta: Prenada Media Group.
Trang Dewi Sandy. (2013). Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja Guru (Studi
pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen
Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal EMBA Vol.1 No.3 September 2013. ISSN 2303-1174.
Wibowo.(2013). Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers.

119

You might also like