You are on page 1of 9

Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :329-337 ISSN: 2338-0950

Desember 2015

Pengaruh Kapur dan Dolomit Terhadap Pertumbuhan Miselium dan


Produksi Jamur Kuping Hitam (Auricularia polythrica (Mont.) Sacc.)

The Effect of Calcite and Dolomite to The Mycelium Growth and


Production of Black Ear Mushroom (Auricularia polythrica (Mont.) Sacc.)
Intan Pramita*), Periadnadi dan Nurmiati

Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu


Pengetahuan Alam Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, Padang-25136

ABSTRACT
Research related to The Effect of Calcite and Dolomite to The Mycelium Growth and
Production of Black Ear Mushroom (Auricularia polythrica (Mont.) Sacc.) was conducted
from May to October 2014 in the Laboratory of Microbiology, Biology Department, Faculty
of Mathematics and Natural Sciences, Andalas University, Padang. The aim of this study was
to determine the effect of the addition of calcite and dolomite onto mycellium growth and the
production of black ear mushrooms. The study was designed based on Completely
Randomized Design (CRD) in two experiments, each experiment was concised of 4
treatment, its were 0%, 1%, 2% and 3% of calcite as well as dolomite concentration on
medium. The results showed that the addition of 3% calcite and 2% dolomite yielded the
best effect on the mycellium growth (0.51 and 0.42 cm/day, respectively) and the best
production (35,93 and 38,17 g, respectively).
Keywords: Calcite, dolomite, growth, production, Auricularia polythrica

ABSTRAK
Penelitian tentang Pengaruh Kapur dan Dolomit Terhadap Pertumbuhan Miselium
dan Produksi Jamur Kuping Hitam (Auricularia polythrica (Mont.)Sacc) telah dilaksanakan
dari bulan Mei sampai Oktober 2014 di Laboratorium Mikrobiologi/Mikologi, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kapur dan dolomit terhadap
pertumbuhan miselium dan produksi jamur kuping hitam. Penelitian ini menggunakan
metode Rancangan Acak Lengkap dalam dua tahap penelitian, masing-masing terdiri dari 4
perlakuan, yaitu 0%, 1%, 2% dan 3% kapur dan dolomit. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perlakuan penambahan kapur 3% dan dolomit 2% terbaik terhadap pertumbuhan
miselium (0,51 cm/hari dan 0,42 cm/hari) dan hasil produksi (35,93 g dan 38,17 g).
Kata Kunci : Kapur, dolomit, pertumbuhan, produksi , jamur kuping hitam

Coresponding Author: intanpramita15@gmail.com (ph/fax: 082391319714)


329
Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :329-337 ISSN: 2338-0950
Desember 2015
LATAR BELAKANG hingga 80-90% serta berfungsi sebagai zat
Jamur kuping hitam merupakan anti koagulan (Parjimo dan Andoko,
salah satu jenis jamur kayu yang berbentuk 2007). Media tumbuh yang
seperti kuping yang hidup bergerombolan sering digunakan untuk budidaya jamur
pada batang kayu lapuk dan dalam antara lain serbuk gergaji, dan sering
keadaan basah jamur ini bersifat gelatinous ditambahkan kapur untuk mencukupi
(kenyal) (Djarijah dan Djarijah, 2001). nutrisi. Dipasaran terdapat dua jenis kapur
Jamur kuping hitam umumnya dikonsumsi antara lain kapur pertanian (CaCO3) dan
oleh masyarakat dan mempunyai prospek dolomit (CaMg(CO3)2 (Mansur dan Koko,
yang baik untuk dikembangkan sebagai 2000). Menurut Muchroji dan Cahyana
bahan pangan dikarenakan memiliki (2002), penambahan kapur pada media
kandungan gizi dan berkhasiat sebagai serbuk gergaji bertujuan untuk pengatur
obat. Menurut, Nurilla dkk. (2012), tingkat keasaman (pH) media tanam dan
kandungan gizi pada jamur kuping sebagai sumber kalsium (Ca) yang
diantaranya protein, lemak, serat, dibutuhkan oleh jamur untuk
karbohidrat, riboflavin, niacin, Ca, K, P, pertumbuhannya. Dolomit berasal dari
Na dan Fe. endapan mineral sekunder yang banyak
Jamur kuping hitam selain untuk mengandung unsur Ca dan Mg.
bahan makanan yang bergizi, dikenal juga Kandungan Ca dan Mg dalam media
sebagai khasiat dalam pengobatan, seperti dolomit dapat memperbaiki keasaman
penawar racun, memperbaiki sirkulasi media serta meningkatkan ketersediaan
darah, mencegah kanker, dan mengatasi unsur yang lain misalnya Mo dan P
wasir atau ambeien (Utoyo, 2010). Alex (Wibowo, 1983). Menurut Winarno
(2011) dalam Angelia (2013) (2004), unsur magnesium yang terdapat
menambahkan l endir yang dalam dolomit merupakan mineral makro
dihasilkan jamur kuping memiliki khasiat yang berfungsi sebagai aktivator berbagai
sebagai penangkal (menonaktifkan) zat-zat enzim yang berkaitan dalam metabolisme
racun yang terbawa dalam makanan, baik protein dan karbohidrat.
dalam bentuk racun nabati, racun residu Beberapa penelitian tentang kapur
pestisida, maupun racun berbentuk logam dalam media jamur diantaranya Piliang
berat. Kandungan senyawa yang terdapat (2011) telah melakukan penelitian tentang
dalam lendir jamur kuping juga efektif jamur kuping hitam dan Ahmad (2011)
untuk menghambat pertumbuhan tentang jamur tiram putih menggunakan
karsinoma dan sarkoma (sel kanker) kapur dan dolomit dengan perbandingan
Pengaruh Kapur dan Dolomit Terhadap Pertumbuhan Miselium dan Produksi Jamur
Kuping Hitam (Auricularia polythrica (Mont.) Sacc.)
(Intan Paramita dkk)
330
Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :329-337 ISSN: 2338-0950
Desember 2015
1:1 dari berat media. Penggunaan kapur ukuran yang seragam, lalu ditambahkan
kapur dan dolomit dengan dosis 0%, 1%,
(CaCO3) telah dilakukan oleh
2% dan 3% (w/w). Kemudian
Mustachfidoh (2010), terhadap dicampurkan dengan bahan tambahan
yaitu dedak 15% (w/w) dan air 4,8 liter per
pertumbuhan jamur tiram putih dengan
3 Kg media. Bahan tersebut dicampur
menggunakan dosis 0%, 0,5%, 1%, 1,5% hingga homogen dan tidak ada gumpalan
pada serbuk gergaji. Kemudian diambil
dan 2%. Namun sejauh ini, penelitian
cuplikan untuk mengukur pH awal
mengenai pengaruh penambahan beberapa sebelum pelapukan. Serbuk gergaji yang
telah homogen ditutup dengan plastik
dosis kapur dan dolomit pada jamur
hitam dan dilapukkan selama 3 hari
kuping hitam masih belum dilaporkan. (Seswati, 2013). Media serbuk gergaji
dibuka dan diambil cuplikan untuk
Berdasarkan hal tersebut, sehingga
mengukur nilai pH setelah pelapukan.
penelitian ini perlu dilakukan dengan Serbuk gergaji sebanyak 700 g
dimasukkan ke dalam plastik polipropilen
tujuan untuk mengetahui pengaruh kapur
dan dipadatkan hingga berbentuk seperti
dan dolomit terhadap kecepatan botol (baglog) (Angelia, 2013). Kemudian
baglog tersebut disterilisasi dengan drum
pertumbuhan miselium dan produksi serta
sterilisasi selama 8 jam (Desna, dkk.
mengetahui dosis yang efektif terhadap 2010). Bibit jamur kuping hitam sebanyak
5 butir diinokulasikan ke dalam baglog
pertumbuhan dan produksi jamur kuping
dan diinkubasi hingga miselium memenuhi
hitam. baglog (Angelia, 2013). Kemudian baglog
yang telah dipenuhi dengan miselium
secara merata, penutup pada lobang baglog
BAHAN DAN METODE
dibuka guna mendorong penumbuhan
tubuh buah.
a. Waktu dan Tempat
d. Analisis Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Mei sampai Oktober 2014 di Laboratorium Pengamatan dilakukan terhadap
Mikrobiologi/Mikologi, Jurusan Biologi, kecepatan pertumbuhan miselium, berat
Fakultas Matematika dan Ilmu tubuh buah dan diameter tudung tubuh
Pengetahuan Alam Universitas Andalas, buah terlebar. Data yang diperoleh diuji
Padang. secara statistik (SPSS versi 16.0). Apabila
dengan uji F pada taraf 5% terdapat
b. Metode perbedaan yang nyata antar perlakuan
maka dilanjutkan dengan uji DNMRT
Penelitian ini menggunakan metode
pada taraf 5%.
eksperimen dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dalam 2 tahap penelitian, HASIL DAN PEMBAHASAN
masing-masing terdiri dari 4 perlakuan dan
6 kali ulangan, yaitu : 0%, 1%, 2% dan A. KAPUR
3%.
Kecepatan Pertumbuhan Miselium
c. Cara Kerja
Berdasarkan pengamatan terhadap
Prosedur penelitian dimulai dengan kecepatan pertumbuhan miselium jamur
mengayak serbuk gergaji agar diperoleh kuping hitam, didapatkan adanya

Pengaruh Kapur dan Dolomit Terhadap Pertumbuhan Miselium dan Produksi Jamur
Kuping Hitam (Auricularia polythrica (Mont.) Sacc.)
(Intan Paramita dkk)
331
Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :329-337 ISSN: 2338-0950
Desember 2015
perbedaan yang nyata antar perlakuan dalam pertumbuhan hifa jamur yang
yaitu terlihat pada Tabel 1 dan Gambar 1. nantinya akan tumbuh membentuk
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa miselium. Salisbury and Ross (1995)
penambahan kapur 3% pada media tanam dalam Sugijanto, dkk. (2010)
memberikan hasil yang terbaik menambahkan bahwa kalsium berfungsi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya, sebagai bahan penguat dinding sel dan
tetapi tidak berbeda nyata dengan mempengaruhi kerja enzim pertumbuhan
perlakuan kapur 2%. Hal ini dikarenakan dengan cara membentuk ikatan dengan
adanya penambahan kapur dengan dosis protein dan kalmodulin membentuk Ca-
yang tinggi, maka kebutuhan kalsium yang kalmodulin. Ca-kalmodulin kemudian
dibutuhkan oleh jamur kuping hitam mengaktifkan enzim-enzim dalam sitosol
terpenuhi secara optimal untuk sel. Pembentukan miselium jamur pada
pertumbuhan miseliumnya sehingga lebih media bertujuan untuk menguraikan
cepat memenuhi baglog. Hasil ini sesuai senyawa kompleks yang terdapat di dalam
dengan pendapat Ahmad (2011), yang media menjadi senyawa yang lebih
melaporkan bahwa kalsium karbonat sederhana sehingga mudah diserap oleh
(CaCO3) berfungsi sebagai sumber jamur. Sebagaimana yang dinyatakan
kalsium yang dibutuhkan oleh miselium Djarijah dan Djarijah (2001), bahwa pada
jamur. Selain itu kapur merupakan sumber awal perkembangan miselium, jamur
mineral yang mengandung unsur Ca yang melakukan penetrasi dengan melubangi
dapat berfungsi sebagai aktivator enzim, dinding sel kayu. Proses penetrasi dinding
sehingga dapat meningkatkan aktivitas sel kayu dibantu oleh enzim pemecah
enzim selulase pada media tanam. sellulosa, hemisellulosa dan lignin yang
Kemudian diperkuat oleh Ruiz-Herrera disekresikan oleh jamur melalui ujung
(1992), bahwa kebutuhan kalsium dalam lateral benang-benang miselium.
media pertumbuhan termasuk tertinggi
dibandingkan dengan mineral-mineral Berat Tubuh Buah
lainnya. Hal ini diketahui dari konsentrasi Berdasarkan pengamatan terhadap
kalsium yang ditemukan di daerah ujung berat tubuh buah jamur kuping hitam,
pertumbuhan hifa, lebih tinggi dari bagian terlihat bahwa adanya pengaruh
lainnya. pengapuran terhadap rata-rata berat tubuh
buah jamur kuping hitam pada masing-
masing perlakuan berkisar antara 7,69
sampai 35,93g terlihat pada Tabel 2 dan
Gambar 2. Penambahan kapur 3%
memberikan hasil yang terbaik terhadap
berat tubuh buah dibandingkan dengan
perlakuan yang lainnya. Hal ini
dikarenakan dengan penambahan kapur
akan mempengaruhi nilai pH. Jika semakin
optimum nilai pH pada media tanam, maka
akan semakin baik perkembangan tubuh
buahnya. Pada kapur terdapat sumber
mineral dengan unsur Ca yang dibutuhkan
jamur untuk perkembangan tubuh
buahnya. Narwanti (2013) menjelaskan
Menurut (Djuhariningrum dan bahwa pembentukan tubuh buah jamur
Rusmadi, 2004) unsur kalsium (Ca) yang juga tidak terlepas dari aktivitas miselium
terkandung di dalam kapur yaitu 40,04 %. dalam penyerapan nutrisi dari substrat
Unsur Ca ini diduga berperan penting yang nantinya berpengaruh terhadap

Pengaruh Kapur dan Dolomit Terhadap Pertumbuhan Miselium dan Produksi Jamur
Kuping Hitam (Auricularia polythrica (Mont.) Sacc.)
(Intan Paramita dkk)
332
Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :329-337 ISSN: 2338-0950
Desember 2015
pembentukan tubuh buah yang besar. buah dalam perkembangan biasanya
Semakin banyak nutrisi yang diserap oleh menyesuaikan kapasitas daya dukung
jamur dari substrat maka semakin tinggi substrat yang tersedia. Jika jumlah tubuh
tubuh buah yang dihasilkan. Besar buahnya banyak, tidak berarti berat
kecilnya berat yang dihasilkan oleh jamur biomasa yang dihasilkan juga tinggi.
merupakan indikator tinggi rendahnya Jumlah tubuh buah yang banyak dalam
produktivitas jamur. Selain itu, satu baglog, dalam perkembangannya
pembentukan dan perkembangan tubuh menghasilkan biomasa yang lebih kecil per
buah dipengaruhi oleh banyak faktor, salah tubuh buah dibandingkan yang jumlah
satunya yaitu faktor lingkungan. Menurut tubuh buahnya sedikit. Namun, jika tubuh
Sumarsih (2010), faktor-faktor lingkungan buahnya dalam baglog sedikit maka
umumnya akan berpengaruh pada cenderung berkembang menghasilkan
pembentukan tubuh buah. Diantaranya tubuh buah dengan ukuran yang lebih
suhu media tanam, udara dan faktor besar.
cahaya (intensitas cahaya, komposisi dan
waktu pencahayaan). Selain dari faktor
lingkungan, penambahan kapur merupakan
hal yang berpengaruh terhadap tubuh buah
jamur kuping hitam.

B. DOLOMIT

Kecepatan Pertumbuhan Miselium


Berdasarkan pengamatan terhadap
kecepatan pertumbuhan miselium pada
jamur kuping hitam dalam perlakuan
dolomit terlihat bahwa adanya pengaruh
antar perlakuan yaitu terlihat pada Tabel 4
dan Gambar 3. Dari hasil yang diperoleh di
atas menunjukkan bahwa penambahan
dolomit merupakan nutrisi tambahan yang
spesifik bagi jamur kuping hitam.
Penambahan kapur setelah pencampuran
media dapat terjadi perubahan pH yang
diakibatkan oleh pemanasan dimana terjadi
Diameter Tudung Tubuh Buah Terlebar pemutusan ikatan-ikatan selulosa menjadi
Dari pengamatan terhadap diameter senyawa lebih sederhana.
tudung tubuh buah terlebar jamur kuping Unsur Mg dan Ca yang terdapat
hitam, terlihat bahwa pada diameter pada dolomit juga ikut berperan penting
tudung tubuh buah terlebar memberikan terhadap pertumbuhan miselium jamur.
pengaruh yang nyata antara penambahan Menurut Mansur dan Koko (2000),
kapur dengan kontrol, tetapi tidak berbeda dolomit yang dikeluarkan oleh Puskud
nyata antara perlakuan 1%, 2% dan 3% Sumatera Barat, mempunyai komposisi
dapat dilihat pada Tabel 3. Rata-rata MgO 18% dan CaO 30%. Magnesium
diameter tudung tubuh buah pada jamur (Mg) dalam bentuk dolomit yang selain
kuping berkisar 2,66-8,41 cm. Pada berfungsi sebagai sumber mineral bagi
pengukuran diameter terlihat adanya jamur, magnesium tersebut juga dapat
perbedaan hasil dengan berat tubuh buah. berfungsi sebagai aktivator enzim yang
Hal ini dikarenakan ukuran diameter tubuh dapat mempercepat aktivitas enzim

Pengaruh Kapur dan Dolomit Terhadap Pertumbuhan Miselium dan Produksi Jamur
Kuping Hitam (Auricularia polythrica (Mont.) Sacc.)
(Intan Paramita dkk)
333
Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :329-337 ISSN: 2338-0950
Desember 2015
(selulase) pada media. Hal ini dipertegas produktivitas dari jamur tersebut. Unsur
Winarno (2004), bahwa magnesium Mg dalam dolomit (CaMg(CO3)2) juga
merupakan mineral makro yang berfungsi ikut berperan penting dalam pertumbuhan
sebagai aktivator berbagai jenis enzim dan perkembangan jamur. Menurut
yang berkaitan dalam metabolisme protein Indrasari (2006), magnesium berfungsi
dan karbohidrat. sebagai kofaktor dalam sintesis protein,
Dolomit mengandung unsur Ca dan ribosom dan sebagai aktivator enzim
Mg yang merupakan sumber mineral yang dalam metabolisme karbohidrat.
dibutuhkan oleh jamur untuk Magnesium sangat berperan dalam proses
pertumbuhannya. Menurut Konno (1984) pertumbuhan sel dan pemeliharaan
dalam Sumiati (2009), kalsium berfungsi jaringan.
dalam perpanjangan serta pembelahan sel, Jamur awalnya tumbuh membentuk
mengatur permeabilitas dan stabilitas miselium dengan cara mengeluarkan
membran, integritas sel dan memperkuat enzim ekstraseluler yang dapat merombak
dinding sel. Sedangkan magnesium senyawa-senyawa kompleks menjadi lebih
berperan dalam sintesis protein, sederhana, sehingga nutrisi yang
mendorong aktivitas enzim, dan dibutuhkan mudah diserap oleh jamur.
memperbaiki kualitas nutrisi yang pada Dimana aktivitas pertumbuhan miselium
akhirnya menghasilkan pertumbuhan akan mempengaruhi berat tubuh buah. Hal
optimal pada jamur. ini diperkuat oleh Seswati (2013),
pembentukan tubuh buah dipengaruhi oleh
pertumbuhan miselium, karena
pembentukan miselium merupakan tahap
awal pembentukan tubuh buah.
Penambahan dolomit selain
berpengaruh terhadap berat tubuh buah
jamur kuping hitam, dolomit juga
menambah unsur Ca dan Mg dalam
substrat dan dolomit dapat memperbaiki
keasaman media serta meningkatkan
ketersediaan unsur lain misalnya Mo dan P
(Sumarno dan Suryono, 2000).

Berat Tubuh Buah


Dari pengamatan terhadap berat
tubuh buah jamur kuping hitam,
didapatkan hasil bahwa penambahan
dolomit memberikan pengaruh terhadap
berat tubuh buah jamur kuping hitam
dengan rata-rata berat tubuh buah berkisar
antara 7,69 g sampai 38,41 g dapat dilihat
pada Tabel 5 dan Gambar 4. Hal ini
dikarenakan magnesium dan kalsium
merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh
jamur. Jika kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan oleh jamur terpenuhi secara
optimal, maka akan berpengaruh terhadap
Pengaruh Kapur dan Dolomit Terhadap Pertumbuhan Miselium dan Produksi Jamur
Kuping Hitam (Auricularia polythrica (Mont.) Sacc.)
(Intan Paramita dkk)
334
Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :329-337 ISSN: 2338-0950
Desember 2015
Diameter Tudung Tubuh Buah Terlebar
Berdasarkan pengamatan terhadap
diameter tudung tubuh buah terlebar jamur
kuping hitam, didapatkan hasil bahwa
perlakuan penambahan dolomit tidak
memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap diameter tudung tubuh buah.
Rata-rata diameter tudung tubuh buah
UCAPAN TERIMAKASIH
jamur kuping hitam pada penambahan
dolomit berkisar antara 2,66 sampai 8,61
Penulis menyampaikan ucapan
cm dapat di lihat pada Tabel 6. Hasil ini
terimakasih kepada Dr. Anthoni Agustien,
juga melihatkan perbedaan dengan hasil
Dr. Fuji Astuti Febria dan Suwirmen, MS
berat tubuh buah. Hal ini disebabkan lebar
yang telah memberikan masukan, saran
atau kecilnya diameter tudung tubuh buah
dan kritikan selama penelitian berlangsung
jamur tidak menentukan berat dari tubuh
dan dalam proses penulisan artikel ini.
buah jamur. Hal ini terutama disebabkan
oleh penyerapan nutrisi dari media tanam
DAFTAR PUSTAKA
kesetiap tubuh buah. Selain itu, Saputra
(2013) juga telah menjelaskan bahwa
Ahmad, Y, 2011, Pengaruh Pengasaman
ukuran tubuh buah dan tudung tubuh buah
dan Penambahan Kapur pada Media
jamur tiram cokelat juga ditentukan oleh
Serbuk Gergaji terhadap Aktivitas
ukuran media tanam. Karena semakin
Enzim Selulase dan Produksi Jamur
besar ukuran media tanam tentunya jumlah
Tiram Putih (Pleurotus ostreatus L.).
nutrisi yang tersedia akan lebih banyak.
Skripsi Sarjana Biologi. Universitas
Panen pada jamur kuping
Andalas. Padang.
dilakukan jika tubuh buah sudah maksimal
Angelia, M, 2013, Pengaruh Pelapukan
yang ditandai dengan tepi tubuh buah yang
Media Limbah Industri Teh terhadap
tidak rata, atau kira-kira 3-4 minggu
Pertumbuhan Miselium dan
setelah pin head (calon tubuh buah jamur)
Produksi Jamur Kuping Hitam
muncul. Ratnaningtyas, dkk. (1999)
(Auricularia polythrica
menjelaskan bahwa lembaran tubuh buah
(Mont.Sacc.). Skripsi Sarjana
jamur kuping mempunyai beberapa
Biologi. Universitas Andalas.
lapisan, yaitu bagian permukaannya
Padang.
berbulu halus dan tipis, lapisan tengah
Desna, R.D., Puspita., H. Darmasetiawan.,
berlendir dan tebal, dan bagian bawah
Irzaman dan Siswandi, 2010, Kajian
tempat tumbuh basidia berliku-liku. Tubuh
Proses Sterilisasi Media Jamur
buah jamur kuping dewasa tebalnya 1-2
Tiram Putih terhadap Mutu Bibit
mm dan lebar dapat mencapai 10 cm.
yang dihasilkan. Jurnal Berkala
Dari hasil penelitian yang telah
Fisika ISSN : 1410-9962: Vol 13(2)
dilakukan tentang pengaruh kapur dan
hal 45-48.
dolomit terhadap pertumbuhan miselium
Djarijah, N. M., dan A. S. Djarijah, 2001,
dan produksi jamur kuping hitam
Budidaya Jamur Kuping Pembibitan
(Auricularia polythrica (Mont.)Sacc) dapat
dan Pemeliharaan. Kasinus.
disimpulkan bahwa dengan penambahan
Yogyakarta.
kapur 3% memberikan hasil yang terbaik
Djuhariningrum, T., dan Rusmadi, 2004,
terhadap pertumbuhan miselium dan
Penentuan Kalsit dan Dolomit
penambahan dolomit 2% memberikan
secara Kimia dalam Batu Gamping
produksi jamur kuping hitam tertinggi.
dari Madura. Kumpulan Laporan
Hasil Penelitian Tahun 2004. Pusat

Pengaruh Kapur dan Dolomit Terhadap Pertumbuhan Miselium dan Produksi Jamur
Kuping Hitam (Auricularia polythrica (Mont.) Sacc.)
(Intan Paramita dkk)
335
Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :329-337 ISSN: 2338-0950
Desember 2015
Pengembangan Geologi Nuklir- Tiram, dan Jamur Merang. Agro
Batan. Media Pustaka. Jakarta.
Indrasari, S. D., 2006, Kandungan Mineral Piliang, I.W., 2011, Pengaruh Tingkat
Padi Varietas Unggul dan Kaitannya Keasaman Serbuk Gergaji
dengan Kesehatan. Peneliti pada TehadapPertumbuhan Vegetatif dan
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Produksi Jamur Kuping Hitam
Iptek Tanaman Pangan No. 1. (Auricularia polytricha(Mont.)Sacc).
Kartika, L., Y.M.P.D. Pudyastuti dan A.W Skripsi Universitas Andalas. Padang.
Gunawan, 1995, Campuran Serbuk Ratnaningtyas., N. Ina., Ekowati.,
Gergaji Kayu Sengon dan Tongkol Nuraini., Mumpuni dan Aris., 1999,
Jagung Sebagai Media Untuk Isolasi Seleksi dan Pembuatan Bibit
Budidaya Jamur Tiram Putih. Jurnal Jamur Kuping serta Uji Kualitasnya
Hayati. 2: 23-27. Pada Media Serbuk Gergaji Kayu :
Mansur dan Koko, 2000, Metode tahun II: Laporan Hasil Penelitian
Penggunaan Kapur Pada Tanah Fakultas Biologi Universitas
Sulfat Masam. Ajun Teknisi Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Litkayasa Madya pada Pusat Ruiz-Herrera, J., 1992, Fungal Cell Wall :
Penelitian Tanah dan Agroklimat. Structure, Synthesis and Assembly.
Bogor. CRC Press, Boca Raton, FL.
Muchroji dan A.Y., Cahyana. 2002, Budi Saputra, D.Y., 2013, Pengaruh
Daya Jamur Kuping. Penebar Pengaturan Keasaman Limbah
Swadaya. Jakarta. Industri Teh Terhadap Pelapukan
Mufariah. L., 2008, Pengaruh Serta Ekspresinya Pada
Penambahan Bekatul dan Ampas Pertumbuhan dan Produksi Jamur
tahu pada Media Terhadap Tiram Cokelat (Pleurotus cystidiosus
Pertumbuhan dan Produksi Jamur O.K. Miller). Skripsi Universitas
Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Andalas. Padang.
Skripsi Universitas Islam Negeri Seswati, R., 2013, Pengaruh Tingkat
(UIN). Malang. Keasaman Media Serbuk Gergaji
Mustachfidoh, 2010, Pengaruh CaCO3 Terhadap Pertumbuhan dan
Terhadap Pertumbuhan Jamur Produksi Jamur Tiram Cokelat
Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). (Pleurotus cystidiosus O.K. Miller).
Jurnal Ilmiah Progressif, Vol. 7(19): Jurnal Biologi Universitas Andalas
53-61. (J. Bio. UA). 2(1): 31-36.
Narwanti, E., 2013, Perbedaan Pengaruh Sugijanto, N.N.E., Nuning., A.T. Purnomo
Media Sekam Padi Dan Serbuk dan L.B. Pramana, 2010, Pengaruh
Gergaji Sengon Terhadap Berat Kalsium dalam Media terhadap
Basah, Jumlah Tubuh Buah Jamur Pertumbuhan Miselium dan
Tiram Putih Dan Efficiency Biology Kandungan Asam Amino Jamur
Rate. Skripsi IKIP PGRI Fakultas Lentinus edodes. Majalah Farmasi
Pendidikan MIPA. Semarang. Airlangga. Surabaya.
Nurilla, N., L. Setyobudi dan E. Nihayati., Sumarno dan Suryono, 2000, Pengaruh
2013, Studi Pertumbuhan dan Dosis Pupuk Dolomit dan Sp-36
Produksi Jamur Kuping (Auricularia Terhadap Jumlah Bintil Akar dan
auricula) Pada Substrat Serbuk Hasil Tanaman Kacang Tanah di
Gergaji Kayu dan Serbuk Sabut Tanah Latosol. Hasil Penelitian
Kelapa. Jurnal Produksi Tanaman. Pertanian Indonesia Agrosains Vol
Malang, Vol 1(3) : 41-47 2(2) Universitas Sebelas Maret.
Parjimo dan A. Andoko., 2007, Budi Surakarta.
Daya Jamur, Jamur Kuping, Jamur

Pengaruh Kapur dan Dolomit Terhadap Pertumbuhan Miselium dan Produksi Jamur
Kuping Hitam (Auricularia polythrica (Mont.) Sacc.)
(Intan Paramita dkk)
336
Online Jurnal of Natural Science Vol 4(3) :329-337 ISSN: 2338-0950
Desember 2015
Sumarsih, S., 2010, Untung Besar Usaha
Bibit Jamur Tiram. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Sumiati, E., 2009, Jenis Suplemen Substrat
untuk Meningkatkan Produksi Tiga
Strain Jamur Kuping. Balai
Penelitian Tanaman Sayuran
Lembang. Bandung. Jurnal. Hort,
Vol. 19(1):75-88.
Utoyo, N., 2010, Bertanam Jamur Kuping
di Lahan Sempit. PT. Agromedia
Pustaka. Jakarta
Wibowo, Z.S. 1983. Pengaruh Mg Tanah
Dan Pemupukan Mg Terhadap
Pertumbuhan Tanaman. Hasil
Penelitian Pertanian Indonesia.
Winarno, F.G., 2004, Kimia Pangan dan
Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Pengaruh Kapur dan Dolomit Terhadap Pertumbuhan Miselium dan Produksi Jamur
Kuping Hitam (Auricularia polythrica (Mont.) Sacc.)
(Intan Paramita dkk)
337

You might also like