You are on page 1of 61
TINGKAT MANFAAT, KEAMANAN DAN EFEKTIFITAS TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL Penulis Drs. Katno, M.Si. Editor 1. Indah Yuning Prapti,SKM.,M.Kes. 2. Nuning Rahmawati SE, Apt 3, Rohmat Mujahid S.Si., Apt. 4. Ir. Yuli Widiyastuti,MP 14,5 x 21 cm; viii + 58 halaman ISBN: 979-17093-7-8 DITERBITKAN OLEH Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO-OT), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI 2008 Jl. Raya Lawu No.1] Tawangmangu, Karanganyas, Jawa Tengah Telp. (0271) 697010 Fax. (0271) 697451 E-mail: b2p2to2t@litbang.depkes.go.id KATA PENGANTAR bat Tradisional mampu memberikan daya tarik yang tidak ada habisnya dikalangan masyarakat baik pengguna, pemerhati, peneliti serta industri. Hal ini disebabkan obat tradisional merupakan warisan leluhur yang, telah menyatu dengan kultur masyarakat. Penggunaan obat tradisional di masyarakat semakin meningkat, namun bukti secara ilmiah masih sangat terbatas Tanaman obat dan obat tradisional (TO&OT) memang aman, tetapi bukan berarti tanpa efek samping. Sekecil apapun efek samping tersebut tetap ada dan bisa membahayakan bila kita memiliki persepsi yang salah karena pengaruh oleh iklan/ informasi yang kadang-kadang menyesatkan. Terlebih jika obat tradisional memang sengaja disalahgunakan, dicampur bahan kimia obat (BKO), diseduh dengan minuman keras dan sejenisnya dengan tujuan tertentu. Dengan informasi yang cukup diharapkan pemanfaatan tanaman obat dan obat tradisional tetap rasional, aman dan berhasil guna. Buku “Tingkat Manfaat, Keamanan dan Efektifitas Tanaman Obat dan Obat Tradisional “ merupakan salah satu terbitan Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat v« Tinglict Marfa Keamnernane dane Elldifiter Tamas Obat daw Obed Tadirional Tradisional, Badan Litbangkes, Depkes RI; ditujukan untuk menambah informasi tentang pemanfaatan tanaman obat dan obat tradisional serta tingkat keamanan dan efektivitasnya.( Tawangmangu, Januari 2008 Kepala, Indah Yuning Prapti.,SKM.,M.Kes. NIP. 140 086 918 » vi DAFTAR ISI Kata Pengantar 2... ees eesseescseesesneeeneennnnennneenaeeasecnsees v Daftar ISi .....0..01..sosoeresegenncseensenegssercensencncesssesavsontagrsenes vii Bab I Pendaluluam .............cccessscsessectereessensesseveneeseenenes 1 Bab IJ Kelebihan dan Kelemahan Tanaman Obat dan Obat Tradisional AS Reletihan \s.2caccenasass 1. Efek samping TO OT relatif kecil jika digunakan secara tepat ............. a. Tepat Dosis/ Takaran .... b. Tepat Waktu Penggunaan c. Tepat Cara Penggunaan .......:sssscceesseeesssssee LI d. Tepat pemilihan bahan ...........ssssssesesenseeeees e. Tepat telaah informasi.......--ssseces f. Sesuai dengan indikasi penyakit tertentu 2. Kombinasi efek kandungan kimia dalam vii € Tenghat Marfan Keamanan dam Efetiftes Tamarman Obet dam Oba Tradiional a. Efek komplementer b. Efek sinergisme c. Efek kontra indikasi d. Faktor hambatan absorpsi..........csscseserseese 20 c. Faktor ketersediaan hayati ....c..ceseseenee 21 3. Obat Tradisional lebih sesuai untuk penyakit metabolik dan degeneratif ...........sssesseseesseeeenee 22 By Relemahan dl O80O 1). ec.0ccott ass snggneeeczara a Oe Bab III Peningkatan Efektivitas Obat Tradisional A. Rasionalisasi formulasi OT . B. Penyusunan formulasi jamu/OT C. Peran teknologi fitofarmasctika........:.ssssuseseeee 33 D. Kualitas bahan baku obat tradisional .............0..... 36 Bab IV Efek Samping dan Penyalahgunaan TO&OT 39 AL BfekSamping TOSCO «occ crs cessneptvczerssconnveree 39 B. Penyalahgunaan TOROT .........sccssssssersssecssseerseenee 45, BAU URONUCUD cette oneness cer on what mamaria » viii Bab I PENDAHULUAN Ss" sehat dan panjang umur menjadi dambaan setiap orang, sehingga mereka senantiasa berusaha untuk mendapatkan pengetahuan yang bisa mewujudkan keinginannya tersebut. Upaya kesehatan terpadu mutlak diperlukan baik secara pribadi maupun kelompok masyarakat untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Berbagai cara bisa dilakukan dalam rangka memperoleh derajat kesehatan yang optimal, diantaranya dengan memanfaatkan tanaman obat yang dikemas dalam bentuk jamu atau obat tradisional. Nenck moyang kita telah mewariskan berbagai ramuan obat-obatan yang telah teruji khasiatnya dan juga cara-cara pengobatan yang tetap lestari hingga sekarang. Kenyataan bahwa hampir 95% bahan baku obat sintesis saat ini masih import menjadi penyebab utama mengapa harga obat di Indonesia dilaporkan paling mahal dibanding negara Asean lainnya dan banyak masyarakat menengah ke bawah mengeluh terhadap masalah penopang kesehatan tersebut. Walaupun demikian bila seseorang jatuh sakit tentunya akan berusaha berobat baik dengan cara mengobati diri sendiri atau mencari bantuan orang lain. Disinilah kita melihat awal mula pengembangan obat dan pengobatan tradisional, dimulai dari 1« Tinghat Marlee Keamansre dare Ellifitar Tanaman Obit dar Oba Tradisional pengalaman pengobatan terhadap diri sendiri (self medication) kemudian ditularkan kepada orang lain bahkan sampai antar gencrasi secara turun temurun. Selain obat tradisional, kita juga mengenal pengobatan tradisional atau pengobatan alternatif seperti tusuk jarum, pijat refleksi, kompres, kerokan, olah pernafasan maupun melalui pendekatan psikis bernuansa agamis seperti rukyah atau yang bersifat mistik supranatural. Di Indonesia, bukti-bukti penggunaan bahan alam sebagai obat olch nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu tercermin dari adanya naskah lama pada daun Lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarak Pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen Serat Primbon Jampi, Serat Racikan Borch Wulang Dalem, serta relief candi Borobudur yang menggambarkan orang meracik jamu dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya. Hingga saat ini obat herbal telah diterima secara luas hampir di seluruh dunia. Menurut WHO. negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer, Bahkan di Afrika, 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer. Faktor pendorong meningkatnya penggunaan obat herbal di negara maju selain isu back to nature atau kembali ke alam, adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu (misalnya kanker) serta semakin luasnya akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia. Selama ini kita paham betul bahwa di bidang kedokteran yang diajarkan adalah ilmu kedokteran barat karena memang, telah berkembang pesat dan dapat dibuktikan secara ilmiah »2 Perdiheletrn sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman. Namun hal itu ternyata belum bisa mengatasi semua kebutuhan manusia agar tetap schat, schingga ilmu kedokteran modern mulai melirik dan mempelajari berbagai teknik pengobatan tradisional, baik yang berasal dari barat maupun timur. Hal ini sebagai pendorong berkembangnya ilmu pengobatan timur, misalnya akupuntur dari Cina, ayurveda dari India dan lain-lain. Sedangkan di Indonesia juga memiliki cara pengobatan yang handal tetapi masih dilihat sebelah mata oleh sebagian orang. Setelah cara pengobatan modern tidak bisa mengatasi masalah kesehatannya, baru mereka mencari pengobatan alternatif/ tradisional. Beberapa pengobatan asli Indonesia misalnya sangkal putung, tenaga dalam, pijat refleksi dan ramuan obat- obatan alami yang akhir-akhir ini berkembang pesat walaupun sebagian orang masih meragukan keberhasilannya. Prinsip pemakaian obat tradisional pada umumnya bersifat promotif yakni untuk penyegar badan, preventif untuk pencegahan penyakit, kuratif untuk penyembuhan penyakit dan paliatif yaitu mengurangi penderitaan pasien setelah penyakitnya tidak mungkin disembuhkan. Sejalan dengan itu, WHO juga merckomendasikan penggunaan obat tradisional atau obat herbal dalam memelihara kesehatan masyarakat serta untuk pencegahan dan pengobatan penyakit terutama penyakit kronis serta penyakit metabolik degeneratif dan kanker. Secara umum kini masyarakat dunia semakin banyak yang memilih menggunakan bahan alami untuk mengatasi masalah kesehatan, Penggunaan obat tradisional dinilai aman daripada obat modern (sintesis), karena memiliki efek samping relatif 3« Tingle Manfeed Keamansn dem. Eleldifitar Temaman Dla daw Obet Tradirional kecil jika digunakan secara tepat. Namun demikian sampai saat ini masih banyak penggunaan obat alami di masyarakat yang tidak tepat, sehingga tidak memberikan daya guna yang baik bahkan sering kali menimbulkan efek samping yang tidak dikehendaki. Oleh karena itu perlu disosialisasikan bagaimana penggunaan obat alami secara tepat berdasarkan pendekatan ilmiah yang rasional.() »4 Bab IT KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISONAL A. Kelebihan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (TO&OT) apn obat-obat modern, memang TO&OT memiliki beberapa kelebihan antara lain efek sampingnya relatif kecil jika digunakan secara tepat, komponen dalam satu bahan memiliki efek saling mendukung, pada satu tanaman obat memiliki beberapa efek farmakologi, lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik degeneratif. 1. Efek samping TO&OT relatif kecil, jika digunakan secara tepat TO&OT akan bermanfaat dan aman jika digunakan dengan mempertimbangkan sekurang-kurangnya enam aspek ketepatan, yaitu tepat takaran, tepat waktu dan cara penggunaan, tepat pemilihan bahan dan telaah informasi serta sesuai dengan indikasi penyakit tertentu. 5« Tinghat Manfaat Keamarar dan Efeltitites Tenaman Olat dam Oba Tradisional a. Tepat takaran (dosis) Tanaman obat dan juga Obat Tradisional, tidak ubah- nya dengan obat buatan pabrik dan tidak bisa dikonsumsi sem- barangan, tetapi ada takaran/ dosis yang harus dipatuhi. Mi- salnya daun seledri (Apium graveolens) telah diteliti dan terbukti mampu menurunkan tekanan darah tetapi pengguna- annya harus berhati-hati karena pada takaran berlebih (over dosis) dapat menurunkan tekanan darah secara drastis sehingga jika penderita tidak tahan dapat menyebabkan syok. Oleh karena itu dianjurkan agar tidak mengkonsumsi air perasan seledri lebih dari satu gelas untuk sekali minum. Demikian pula dengan mentimun yang juga bisa menurunkan tekanan darah, takaran yang diperbolehkan untuk sekali makan tidak lebih dari dua biji besar. Untuk menghentikan diare, memang bisa digunakan gambir (Uncaria gambir), tetapi penggunaan lebih dari satu ibu jari bukan sekedar menghentikan diare bahkan akan menimbulkan kesulitan buang air besar sclama berhari-hari karena terjadinya konstipasi. Hal ini diketahui lewat identifikasi dan penetapan senyawa aktif pada gambir yang mengandung senyawa tanin hingga mencapai 50,6%. Sebaliknya penggunaan minyak jarak (olewm ricini) untuk urus-urus yang tidak terukur akan menyebabkan iritasi saluran pencernaan dan kehilangan banyak cairan elektrolit. Demikian juga dengan penggunaan daun keji beling (Strobilantus crispus) untuk menghancurkan batu ginjal melebihi dua gram serbuk A dalam sekali minum bisa = menimbulkan iritasi saluran kemih. Sebagaimana laporan kasus kejadian di salah satu rumah sakit di Semarang sekitar tahun 1985, banyak pasien yang sebelumnya mengkonsumsi daun kejibeling pada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya sel-sel darah merah di urine-nya dalam jumlah di atas normal. Dari penelusuran pustaka diketahui bahwa daun kejibeling bersifat diuretik kuat sehingga dapat menyebabkan iritasi pada saluran kandung kemih pasien, karena mengandung kalium hingga 322 mg/100g daun serta asam silikat 12,4% dari sisa kering sehingga akan mem- berikan beban terhadap kerja ginjal. Pada kasus yang, sama akan lebih baik jika digunakan daun kumis kucing (Orthosiphon stami- neus) yang memiliki efck diuretik lebih ringan dan kandungan asam silikatnya 7« Tingle Marland Keamaman daw Efdiifiter Tanaman Ohad kan Obet Tradisional »8 ” juga kecil. Buah mahkota dewa rag (Phaleria macrocarpa) hanya boleh dikonsumsi dengan perbandingan satu buah dalam tiga gelas air. Sedangkan daun mindi (Melia azeclarach) baru berkhasiat jika dire- bus sebanyak tujuh lembar dalam takaran air tertentu. Pada dosis ren- dah, rimpang dlingo (Acorus cala- mus) dapat digunakan untuk mengobati stres, karena mengandung senyawa bioaktif asaron yang memiliki struktur kimia mirip dengan golongan ampfetamin (ekstasi), sehingga memberikan efek relaksasi pada otot dan menimbulkan efek sedatif (penenang) terhadap sistem syaraf pusat. Namun akan terjadi sebaliknya jika digunakan dalam dosis tinggi karena akan menyebabkan psikoaktif yakni peningkatan aktivitas mental. Selain itu asaron juga merupakan salah satu senyawa alam yang potensial sebagai pemicu terjadi- nya kanker (karsinogenik), apalagi jika digunakan dalam waktu lama. Juga disebutkan bahwa dlingo bisa menye- babkan penumpukan cairan di perut, mengakibatkan perubahan aktivitas pada jantung dan hati serta menim- bulkan efek berbahaya pada usus. Berdasarkan fakta ilmiah tersebut, Federal Drugs of Administration (FDA) Amerika Serikat telah melarang penggunaan dlingo secara internal, karena lebih banyak mendatangkan kerugian (madharat) daripada kemanfaatannya. Lain dari pada itu, saat ini ada usaha dalam bidang budidaya, secara Kelehihan dim Kelemsban Tamémnéw Olat daw Ohad adiional konyensional maupun melalui teknik kultur jaringan tanaman (KJT) untuk menghasilkan rimpang dlingo yang tidak memiliki kandungan b-asaron karena bersifat karsinogenik. Jika ingin digunakan sebagai obat dalam (peroral), rimpang dlingo harus bebas kandungan b-sa- ron, jika masih terdapat b-asaron maka hanya bisa digu- nakan sebagai pilis atau obat luar lainya. Dalam hal ini perlu adanya kontrol kualitas atau standardisasi simplisia. Adapun permasalahan ketepatan takaran dalam penggunaan obat tradisional karena penentuan takaran umumnya belum banyak didukung oleh data hasil penelitian. Peracikan secara tradisional lazimnya menggunakan ukuran tradisional pula, misalnya sejumput, segenggam, seruas, sebesar ibu jari dan lain- lain sehingga sulit ditentukan ketepatannya. Hal ini masih perlu dikonversikan dalam satuan ukuran yang lazim, misalnya gram, miligram, mililiter dan lain-lain, agar lebih mudah dan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya efek yang merugikan karena amat tipis batas antara racun dan obat. b. Tepat waktu penggunaan Pada tahun 1983 ~~ gy terdapat suatu kasus di ‘ salah satu rumah sakit bersalin, bahwasanya beberapa pasien menga- lami kesulitan persalinan akibat mengkonsumsi 9« Tinghat Manfaat Keamnanane dan Eeltifiter Temaman bet dam Obed Tradisional » 10 jamu cabe puyang sepanjang, masa (termasuk selama masa kehamilan). Dari hasil penelitian, ternyata jamu cabe puyang mempunyai efek menghambat kontraksi otot pada binatang percobaan. Hal ini diketahui dari pustaka bahwa buah cabe jawa (Piper retrofractum) mengandung alkaloid piperin yang berefek menghambat kontraksi otot. Oleh karena itu kesulitan persalinan pada ibu hamil yang mengkonsumsi cabe puyang saat mendekati masa persalinan karena kontraksi otot uterus dihambat terus-menerus sehingga memperkokoh otot tersebut dalam menjaga janin didalamnya. Sebaliknya jamu kunir asem bersifat abortivum, karena ekstrak kunyit dilaporkan memiliki efek stimulan pada kontraksi uterus dan berefek abortivum pada tikus bunting, sehingga menjadi alasan mengapa kunyit selalu menjadi komponen utama jamu pelancar haid karena dapat mengurangi rasa nyeri di waktu haid, tetapi tidak dianjurkan diminum pada awal masa kehamilan, karena akan meningkatkan resiko keguguran. Maka bagi wanita hamil tentunya akan lebih baik minum jamu cabe puyang di awal masa kehamilan untuk menghindari resiko keguguran dan minum jamu kunir asem saat menjelang persalinan untuk mempermudah proses persalinan. Kasus lain adalah penggunaan jamu sari repet terus menerus sejak gadis hingga berumah tangga dapat menyebabkan kesulitan memperoleh keturunan bagi wanita yang kurang subur karena ada kemungkinan dapat memperkecil peranakan. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu penggunaan obat tradisional | MILIK i DEP eldbckaada WhemaarTanaman(Olat dan Obet Tradisional DP A in est Ob akan sangat menentukan tercapai tidaknya efek yang diharapkan. c. Tepat cara penggunaan Secara umum, orang berpendapat bahwa lazimnya penggunaan tanaman obat (ramuan dalam bentuk jamu gepyokan) secara tradisional adalah dengan cara direbus/ diseduh dengan air hingga mendidih lalu diminum air seduhannya. Hal ini tidaklah salah, tetapi juga tidak selalu benar karena ada beberapa perkecualian. Tidak semua tanaman obat sebagai ramuan obat tradisional penggunaannya dengan cara direbus. Misalnya daun kecubung (Datura metel L), telah diketahui mengandung alkaloid turunan tropan (seperti hiosiamin dan atropin). Alkaloid ini secara kompetitif menghambat ikatan asetilkholin dengan reseptor sehingga menghambat cfek bronchokonstriksi asetilkholin dan secara empiris telah digunakan untuk pengobatan asma (karena bersifat bronkodilator). Penggunaannya dengan cara dikeringkan lalu digulung dan dibuat rokok serta dihisap seperti merokok. Akibat kesalahan informasi yang diperoleh atau kesalahpahaman bahwa secara umum penggunaan jamu gepyokan adalah direbus dan diminum air rebusannya, maka jika hal itu diperlakukan terhadap daun kecubung n« Tinglat Marfan Keamantin date Efltifites Tanaamtr Obed dare Obed Tradisional akan terjadi keracunan dan mabuk karena tingginya kadar alkaloid dalam darah. Orang Jawa menyebutnya “mendem kecubung” dengan salah satu tandanya midriasis, yaitu mata membesar dan membelalak. d. Tepat pemilihan bahan ‘Tanaman obat terdiri dari beragam spesies yang kadang kala sulit dibedakan. Berdasarkan pustaka, tanaman lempuyang terdiri dari tiga jenis, yaitu lempuyang pahit (Zingiber amaricans L), lempuyang gajah (Zingiber zerumbert L) dan lempuyang wangi (Zingiber aromaticum L). Lempuyang pahit dan Jempuyang gajah berwarna kuning berasa pahit dan secara empiris digunakan untuk menambah nafsu makan, sedangkan lempuyang wangi warna lebih putih (kuning pucat) rasa kurang pahit, agak pedas dan berbau lebih harum, banyak digunakan bersama daun jati belanda dan rimpang bengle sebagai komponen jamu pelangsing. Kenyataannya banyak penjual simplisia (bahan jamu) yang kurang memperhatikan hal tersebut, sehingga kalau ditanya jenisnya hanya mengatakan yang »12 Kelebihan daw Kelemohen Temamér Obet dew Obet Tradirional dijual lempuyang tanpa mengetahui apakah lempuyang wangi, pahit atau gajah. Jika terjadi kekeliruan dalam membuat ramuan obat pelangsing, seharusnya menggunakan lempuyang wangi tetapi keliru lempuyang pahit, maka yang meminumnya tidak akan langsing melainkan sebaliknya (menjadi gemuk) karena nafsu makan terpacu. Selain itu dilaporkan bahwa di Belgia pernah terjadi sebanyak 70 orang harus menjalani dialisis atau transplantasi ginjal akibat mengkonsumsi pelangsing dari tanaman yang keliru. Kerancuan serupa juga sering terjadi antara tanaman ngokilo yang disamakan dengan tanaman kejibeling dan daun dewa, padahal ketiga tanaman itu jelas berlainan. Daun dewa yang masih rancu dengan daun sambung nyawa, daun mindi dan mimba, bahkan terhadap tanaman kunir putih, dimana ada tiga jenis tanaman yang berbeda (Curcuma mangga, Curcuma zedoaria dan Kaempferia rotunda) seringkali sama-sama disebut sebagai “kunir putih”. ¢, Tepat telaah informasi Perkembangan teknologi informasi saat ini mendorong derasnya arus informasi yang mudah untuk diakses. Namun demikian tanpa didukung oleh pengetahuan dasar yang memadai dan telaah atau kajian 13 « Tinghast Marland Keamanan dem Efelifitar Taman Obat dar Obat Tradixional » 14 » yang cukup seringkali menda- tangkan hal-hal yang menyesa- tkan. Ketidaktahuan bisa menyebabkan obat tradisional . berbalik menjadi bahan yang membahayakan. Sekedar contoh, informasi di media massa menyebutkan bahwa biji jarak (Ricinus com- munis L) mengandung risin yang jika dimodifikasi dapat digunakan sebagai antikanker. Risin sendiri bersifat toksik, sehingga jika biji dikonsumsi secara langsung dapat menyebabkan keracunan dan diare, Demikian juga informasi tentang tanaman pare atau paria (Momordica charantia) yang, dikenal sebagai lalapan atau sayuran, ternyata memiliki khasiat lebih bagi keschatan, Hal ini karena pare kaya akan mineral nabati kalsium dan fosfor, juga karotenoid. Pare mengandung a,b-momorchorin serta momordica antiviral protein 30 (MAP30) yang ber- manfaat sebagai anti HIV- AIDS. Akan tetapi biji pare juga mengandung triterpenoid yang memiliki aktivitas antispermatozoa, sehingga penggunaan biji pare secara tradisional dengan maksud untuk mencegah AIDS dapat Klebihan daw Kelemaban Torsmim Obed dan Dhat Tradisional menyebabkan infertilitas pria. Konsumsi pare dalam jangka panjang baik dalam bentuk jus, lalapan atau sayuran dapat mematikan sperma, memicu impotensi, merusak buah zakar dan hormon pria bahkan berpotensi merusak liver. Bagi wanita hamil sebaiknya konsumsi pare dibatasi karena percobaan pada tikus menunjukkan pemberian jus pare menimbulkan keguguran. f, Sesuai dengan indikasi penyakit tertentu Sebagaimana diketahui, masyarakat mempunyai banyak pilihan untuk menggunakan obat alami. Selain membeli ramuan jadi dari perusahaan jamu, bakul jamu gendong atau penjual jamu racikan di pasar atau kios- ios jamu; banyak anggota masyarakat yang membuat dan meracik sendiri jamu yang diminumnya. Pemilihan jenis bahan obat alam untuk mengobati suatu penyakit harus dilakukan dengan tepat. Rasio antara keberhasilan terapi dan efek samping yang ditimbulkan harus menjadi pertimbangan dalam pemilihan ramuan obat tradisional. Daun tapak dara (Catharantus roseus atau Vinca rosea) banyak . mengandung senyawa alkaloid yang & bermanfaat dalam menurunkan kadar gula darah, sehingga dipergu- nakan untuk pengobatan diabetes. Akan tetapi hal ini bukan pilihan yang tepat karena tapak dara juga mengandung vinkristin dan vinblas- tin yang dapat menurunkan jumlah leukosit atau sel-sel 15 « Tinghed Manfaat Keaminsrn dam Eleltifitie Tamamnén Obdt dam Obat Tradkisional darah putih, sehingga menyebab- kan penderita rentan terhadap pe- nyakit infeksi karena leukosit ber- fungsi sebagai pertahanan tubuh. Hasil penelitian uji toksisitas sub kronis suatu produk yang mengan- dung alkaloid vinkristin dan vinblastin menunjukkan adanya penurunan jumlah leukosit tikus percobaan hingga 30%. Akan lebih tepat jika daun tapak dara tersebut digunakan untuk penderita leukemia yang memiliki jumlah leukosit di atas normal. Penggunaan daun kejibeling (Strobilantus crispus) untuk batu ginjal tentunya kurang tepat karena dapat merusak ginjal, akan lebih tepat bila digunakan daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus) yang dikombinasi dengan tempuyung (Sonchus arvensis) yang tidak mempunyai efek diuretik kuat, tetapi dapat melarutkan batu ginjal berkalsium. Hal ini kemungkinan karena tempuyung mengandung dua senyawa flavonoid (apigenin 7-glukosida dan luteolin 7-glukosida) yang mampu bereaksi dengan batu ginjal berkalsium setelah perendaman selama 4 jam. 2. Kombinasi efek kandungan kimia dalam bahan obat tradisional _ a, Efek Komplementer Dalam suatu ramuan obat tradisional umumnya terdiri dari beberapa jenis tanaman obat yang memiliki » 16 Kelehiben den Kelemaban Tamarmér Oba dew Obed Traditional efek saling mendukung satu sama lain untuk mencapai efektivitas pengobatan. Formulasi dan komposisi ramuan tersebut dibuat sctepat mungkin agar tidak menimbulkan kontra indikasi, bahkan harus dipilih jenis ramuan yang saling menunjang terhadap suatu efek yang dikehendaki. Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan bahwa suatu formulasi terdiri dari komponen utama sebagai unsur pokok dalam tujuan pengobatan, asisten sebagai unsur pendukung atau penunjang, ajudan untuk membantu menguatkan efek serta pesuruh sebagai pelengkap atau penyeimbang dalam formulasi. Setiap unsur bisa terdiri lebih dari satu jenis tamaman obat sehingga komposisi obat tradisional lazimnya cukup komplek. Selain itu, juga telah kita ketahui bahwa satu jenis tanaman obat mengandung beberapa senyawa aktif yang memiliki efek komplementer » (saling melengkapi) misalnya pada herba timi (Tmus serpylum atau Bimus vulgaris) sebagai salah satu ramuan obat batuk hitam. Herba * timi diketahui mengandung minyak atsiri yang antara lain terdiri dari zymol dan kalvakrol serta flavonoid flavon polimetoksi. Tymol berfungsi sebagai ekspektoran (mencairkan dahak) dan kalvakrol sebagai antibakteri penyebab batuk, sedangkan flavon polimetoksi sebagai penekan batuk non narkotik schingga dapat mengurangi frekuensi batuk penderita. Dengan 17« Tinga Marfan Kearmarae dam Efeltiliten Tanaman Obat dare Oba Tradisional demikian pada herba timi sekurang-kurangnya terdapat tiga komponen senyawa aktif yang saling mendukung dalam melawan batuk. Hal serupa juga terdapat pada tanaman seledri (Apium graveolens) yang terbukti secara Klinik dapat menurunkan tekanan darah. Seledri mengandung senyawa flavonoid apiin dan apigenin yang berefek.va- sodilator serta manitol yang berefek diuretik dan muaranya juga pada penurunan tekanan darah. Seledri juga megandung minyak atsiri dengan komponen utama 3-n butylftalida yang selain berefek hipotensif juga bersifat sedativa sehingga memberikan kesempatan penderita hipertensi untuk dapat beristirahat. Contoh lain, daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) sebagai komponen jamu pelangsing. Hal ini karena kandungan mucillago yang pada uji preklinik dilaporkan memiliki efek penckan nafsu makan, serta adanya hambat- an aktivitas enzim lipase oleh | ekstrak etanolik daun jati belanda yang mengandung alkaloid dan senyawa tanin yang dapat menghambat absorpsi lemak, karbohidrat dan protein. b. Efek Sinergisme Yang dimaksud dengan efek sinergisme adalah pada satu bahan atau ramuan OT terdapat beberapa senyawa » 18 Kekebihan dan Kelemiban Taramén Olat daw Obat rradisvonal aktif yang memiliki efek sama atau serupa. Misalnya pada daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus) yang memiliki kandungan fla- % vonoid polimetoksi (sizansetin dan eupatorin) serta saponin dan garam kalium yang kesemuanya berefek diuretik. Demikian pula pada rimpang jahe (Zingiber officinale) yang mengandung zingeron dari minyak atsiri dan Sgingerol dari zat pedas, dimana keduanya memiliki cfek sebagai antimual dan telah dibuktikan dengan uji Klinik pada manusia. . Efek Kontra Indikasi Tanaman kelembak (Rheum officinale) mengandung senyawa golongan antrakinon yaitu rein yang berefek sebagai laksansia, tetapi juga mengandung senyawa tanin yang berefek sebagai antidiare. Dalam hal ini dinyatakan bahwa pada kelem- bak terdapat dua efek yang saling berlawanan (kontra indikasi) yaitu antara laksansia yang memacu pengeluaran feses dan sebagai antidiare yang menghambat penge- § iuaran feses. Hal serupa juga terjadi pada rimpang temu- lawak (Curcuma xanthorrhiza) 199 « Tenghat Marlatt Kenmansn dam Efeitittan Taman Obat dam Obet Tradirional » 20 yang mengandung kurkuminoid dan dinyatakan dapat menurunkan kadar kolesterol darah melalui peningkatan produksi cairan empedu, tetapi juga mengandung minyak atsiri yang dapat memacu nafsu makan. Diantara efek kombinasi yang ada, kontra indikasi merupakan masalah yang merugikan dalam terapi dengan obat alami. Dalam hal ini peran standardisasi bahan baku (simplisia atau ekstrak) dan teknologi fitofarmasetika akan sangat menentukan. Jika kelembak akan digunakan sebagai laksansia (pencahar atau urus- urus), maka kandungan antrakinon yang dikehendaki, sebaliknya jika diprogramkan sebagai antidiare tentu kandungan tanin yang diharapkan. Kedua senyawa ternyata memiliki tingkat polaritas yang berbeda, antrakinon relatif tidak terlalu polar dan akan tersari dengan penyari ctanol; sebaliknya tanin merupakan senyawa yang bersifat polar dan akan tersari dengan ekastraksi menggunakan pelarut air panas. Demikian juga kandungan minyak atsiri pada temulawak yang memiliki efek memacu nafsu makan merupakan kontraindikasi terhadap kurkuminoid sebagai penurun kadar kolesterol darah (antihiperlipidemia). Oleh karena itu eliminasi minyak atsiri merupakan solusi yang tepat untuk menghindari kontraindikasi tersebut, jika temulawak diprogramkan sebagai penurun kolesterol. . Faktor Hambatan Absorpsi Selain ketiga efek kombinasi kandungan kimia tersebut, terdapat fenomena dalam obat alam yang Kelebihan daw Klemaber Tondmntr Obed don Obed Tradisionsl disebut dengan hambatan absorpsi. Sebagai contoh semua orang paham dan dapat merasakan bahwa kopi lebih kuat memacu susunan syaraf pusat dibandingkan teh, pada hal kandungan kafein dalam teh lebih besar daripada kopi. Hal ini karena adanya senyawa tanin (epigalokatekin) pada teh dan tidak terdapat pada kopi yang menghambat stimulan susunan syaraf pusat. Tanin tersebut yang menghambat absorpsi kafein di usus sehingga mengurangi efek stimulan susunan syaraf pusat. e. Peningkatan ketersediaan hayati Kurkumin yang terkandung dalam rimpang temulawak, kunyit, bengle dan jenis curcuma lainnya telah diketahui memiliki ketersediaan hayati yang jelek di dalam darah. Ternyata dengan penambahan alkaloid Piperin, ketersediaan hayatinya meningkat berlipat ganda sehingga akan meningkatkan efek farmakologinya. Hal ini disebabkan karena adanya 21« Tinghat Malas Keammainane dan Elltititas Tanaman Obat dam Oba Tradisienal hambatan terhadap aktivitas enzim Glutation Sistein Trans- ferase 3. Obat Tradisional lebih sesuai untuk penyakit metabolik dan degeneratif Sebagaimana diketahui bahwa pola penyakit yang berkembang di Indonesia dan negara berkembang lainnya telah mengalami pergeseran dari penyakit infeksi (yang terjadi sebelum tahun 1970-an) ke penyakit metabolik degeneratif (setelah tahun 1970-an) hingga sekarang. Hal ini seiring dengan laju perkembangan tingkat ckonomi dan peradaban manusia yang ditandai dengan pesatnya perkembangan iptek dengan berbagai penemuan baru yang bermanfaat dalam pengobatan dan peningkatan kesejahteraan umat manusia sehingga usia harapan hidup juga mengalami peningkatan. Pada periode sebelum tahun 1970-an banyak terjang- kit penyakit infeksi yang memerlukan penanggulangan secara cepat menggunakan antibiotik (obat modern). Pada saat itu, jika hanya mengandal- kan OT atau jamu yang efek farmakolaginya lambat tentu kurang bermakna dan pengo- batannya tidak efektif. Seba- liknya pada periode berikutnya hingga sekarang sudah cukup » 22 Kelebihem dan Kelemabam Janson Obat dan Obet Tradirional banyak ditemukan turunan antbiotik baru yang potensinya lebih tinggi sehingga mampu membasmi berbagai penyebab penyakit infeksi. Akan tetapi timbul penyakit lain yang bukan disebabkan oleh jasad renik melainkan oleh gangguan metabolisme tubuh akibat konsumsi berbagai jenis makanan yang tidak terkendali serta gangguan faal tubuh sejalan dengan proses penuaan (penyakit metabolik- degeneratif). Beberapa contoh, yang termasuk penyakit metabolik yaitu suatu penyakit yang diakibatkan gangguan meta- bolisme tubuh karena pola makan yang tidak terkendali diantaranya diabetes (kencing manis), hiperlipidemia (kolesterol tinggi), obesitas(kegemukan), asam urat, batu ginjal, hepatitis, hipertensi (tekanan darah tinggi) dan lain- lain; sedangkan penyakit-peyakit degeneratif, penyakit sebagai akibat proses penuaan tubuh misalnya radang persendian (reumatik), sesak nafas (asma), tukak lambung (ulser), haemorrhoid (wasir/ambaien) dan pikun (lost of memory). Untuk menanggulangi penyakit-penyakit tersebut diperlukan pemakaian obat dalam wakru lama sehingga jika menggunakan obat modern dikhawatirkan adanya cfck samping yang terakumulasi terus menerus dan dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu lebih sesuai bila menggunakan obat alam/OT, walaupun penggunaannya dalam waktu lama tetapi efek sampingnya relatifikecil (jika digunakan secara tepat dan rasional) schingga dianggap lebih aman. 23« Tinghat Marlee Keamantin dan Edifier Tenens Obed dare Obes Tdirional B.Kelemahan Obat Tradisional Disamping berbagai kelebihan, tidak bisa dipungkiri lagi bahwa tanaman obat dan obat tradisional juga memiliki beberapa kelemahan yang merupakan kendala dalam pengembangan obat tradisional, termasuk dalam upaya agar bisa diterima dalam pelayanan keschatan formal. Adapun beberapa kelemahan tersebut antara lain efek farmakologisnya lemah, bahan baku belum terstandar dan bersifat higroskopis serta volumines, belum dilakukan uji Klinik dan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme. Menyadari akan hal ini maka pada upaya pengembangan OT ditempuh berbagai cara dengan pendckatan-pendekatan tertentu sehingga ditemukan bentuk OT yang telah teruji Khasiat dan keamanannya, bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah serta memenuhi indikasi medis, yaitu kelompok obat fitoterapi atau fitofarmaka. Akan tetapi untuk mclaju sampai ke produk fitofarmaka tentu melalui beberapa tahap (uji farmakologi, toksistas dan uji Klinik) hingga bisa menjawab dan mengatasi berbagai kelemahan tersebut. Efek farmakologis yang lemah dan lambat karena rendahnya kadar senyawa aktif dalam bahan obat alam serta kompleksnya zat balast/ senyawa banar terdapat pada tanaman bisa diupayakan dengan ekstrak terpurifikasi, » 24 Keckebiban dar Kelemaban Tanamen Obat dan Obat Thadisionsl yaitu suatu hasil ekstraksi selektif yang hanya menyari senyawa- senyawa yang berguna dan membatasi sekecil mungkin zat balast yang ikut tersari. Sedangkan standardisasi yang kompleks karena terlalu banyak jenis komponen OT yang sebagian besar belum diketahui zat aktif masing-masing komponen secara pasti, jika memungkinkan digunakan produk ekstrak tunggal atau dibatasi jumlah komponen penyusunnya tidak lebih dari lima jenis TO. Disamping itu juga perlu diketahui tentang asal- usul bahan, termasuk kelengkapan data pendukung bahan yang digunakan, seperti umur tanaman yang dipanen, kondisi lingkungan tempat tumbuh tanaman (cuaca, jenis tanah, curah hujan, ketinggian tempat dari permukaan laur dan lain-lain) yang dianggap dapat memberikan solusi dalam upaya standardisasi tanaman obat sebagai bahan baku obat tradisional. Demikian juga dengan sifat bahan baku yang higroskopis dan mudah terkontaminasi mikroba, perlu penanganan pasca panen yang benar dan tepat (meliputi cara pencucian, pengeringan, sortasi, pengubahan bentuk, pengepakan serta penyimpanan), Menurut Mahaeshwari beberapa tanaman berikut (Tabel 1) berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk fitofarmaka.O I Ketonaman dam Janamar Olat dam Obat Iradirional Tabel 1. Daftar Tanaman Obat Prospektif Untuk Fitofarmaka No Nama Tanaman Bagian Indikasi Potensi 7, _|Bawang putih (Alum Sativum) (Umbi lepis Kandidiasis, hiperlipidemia 2._|Benalu teh (Loranthus spec) Batang IMengarah ke antikanker |3._|[Brotowali (Tinospora rumphii) ‘Batang limalaria, diabetes 4. |Ceguk (Quisqualis indica) Bij |Askariasis, oksiuriasis 5. [Daun ungu (Graplophylum pictum) [Daun [Haemorrhoid |6._|Dekma putin (Punica granatum) ‘Kult buah |Antiseptik, antidiare [7.__[Dlingo (Acorus calamus) [Rimpang [Sedativa 8. _|Inggu (Ruta graveolens) [Daun |Analgetika, antipiretika 9. |Jahe (Zingiber officinale) Rimpang |Analgetik, antipiretik, antinfiamas| 10. |Jambu biji (Psidium guajave) [Daun Antidiare, DBD 11. |Jambumede (Anacardium occidentaleDaun |Analgetika 12. |Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) [Daun [Hiperlipidemia (pelangsing) 13. |Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) ‘Bueh jantitusif 14, |Katuk (Sauropus androgynus) Daun [Meningkatkan produksi ASI 15. |Kejibeling (Strobilantus cnspus) Daun Nefrotiliasis, diuretika 16. |Kumis kucing (Ortosiphon stamineus) Daun [Diuretika 17. [Kunyit (Curcuma domestica) [Rimpang_ Hepatitis, artritis, antiseptik 18, [Labumerah (Cucurbita moschaia) [Bi * [Taenas 9, |Pagagan (Centella asialica) (Herba [Diuretika, antiseptik, antikeloid 120. [Pala (Mynistica fragrans) [Buah [Sedativa 24. [Pare (Momordica charantia) (Buahioi [Diabetes 22. [Pepaya (Carica papaya) (Getah, daun, bij [Sumber papain, antimalaria | (23, [Saga Telik (Abrus precatonus) [Daun [Stomatis aftosa [24. |Sambiloto (Andrograohis paniculata) |Herba Antiseptik, diabetes 25. |Seledri (Apium graveolens) |Daun |Hipertensi 126. |[Sembung (Blumea balsamifera) [Daun |Analgetika, antipiretika_ I27. |Sidowayah (Woodfordia forbunde) _|Bunga [Antiseptika, diuretica |28. |Sirih (Piper betle) [Daun [Antiseptika 29. [Tempuyung ( Sonchus arvensis) jDaun |Netrotiliasis, diuretika (30. [Temulawak (Curcuma xantorrhiza) _|Rimpang, [Hep artetis: » 26 Bab III PENINGKATAN EFEKTIVITAS OBAT TRADISIONAL A. Rasionalisasi Formulasi Obat Tradisional ao" sifat kandungan kimia di dalam tanaman sebagai bahan obat tradisional seperti yang telah diuraikan di atas, sering dijadikan dasar penyusunan formulasi obat alami. Formulasi obat tradisional atau obat alami Indonesia pada umumnya tersusun oleh bahan aktif utama berkhasiat, bahan aktif pendukung khasiat, bahan penghantar yang meliputi stabilisaior, solubilizer dan suspending agent sexta corrigen (penyedap bau, warna dan rasa). Sebagai contoh suatu formulasi ramuan alami untuk menurunkan tekanan darah yang tersusun atas bahan aktif utama berkhasiat seledri dan kumis kucing. Seledri (Apiam graviolens) sebagai vasodilator karena adanya senyawa flavonoid apiin dan apigenin, sedangkan kumis kucing (Orthoshipon stamineus) yang memiliki efek diuretika ringan. Efek diuretika selalu diikuti dengan efek penurunan tekanan darah. , Selain kedua bahan aktif utama tersebut juga sering 27« Tingle Marland Keamanan deen Efbtel tar Tenamar Oba dan Dla Tradiional dijumpai adanya biji pala (Myristica fragrans) yang mengandung muristisin dan berefek psikotropik serta akar vale- rian (Valeriana officinalis) vang mengandung valepotriat dan berefek sedatif. Efek psikotropik dan sedatif tidak terkait langsung dengan penurunan tekanan darah, tetapi salah satu gejala hipertensi keluhannya adalah sulit tidur sehingga ditambahkan bahan yang menenangkan dan disebut sebagai bahan aktif pendukung khasiat. Selain sulit tidur gejala hipertensi juga terasa pusing atau rasa sakit di kepala bagian belakang, sehingga dalam ramuan perlu ditambahkan kunyit sebagai analgetika. Ramuan keempat bahan tersebut merupakan kombinasi yang bersifat komplementer (saling melengkapi). Bila campuran itu dikeringkan dan dibuat serbuk untuk disajikan dalam bentuk “jamu seduhan” tidak menarik karena rasanya pahit atau getir scrta baunya kurang sedap. Oleh karena itu perlu ditambah kayu legi (Glycyrrhiza glabra) sebagai penyedap rasa (corigen soporis), cengkeh (Eugenia poly- antha) sebagai penyedap bau (corigen odoris) serta agar warnanya tidak pucat ditambah kayu secang (Caesalpinia sapan) sebagai penambah warna (corigen coloris). Masing- masing corigen bisa lebih dari satu jenis, sehingga lazimnya dalam satu bungkus jamu tersusun lebih dari sepuluh jenis bahan. Untuk bentuk sedian tablet dan kapsul corigen tidak diperlukan lagi, sedangkan pada bentuk cairan (sirup), sclain corigen juga masih perlu ditambahkan stabilisator dan suspend- _ ng agent atau solubilizer. Stabilisator adalah bahan yang berfungsi menstabilkan komponen aktif dalam unsur utama, sedangkan solubilizer » 28 Demimghatan Efeldivitas Obst Tadisional untuk menambah kelarutan zat aktif atau untuk mensuspensikan sehingga bahan tersebut scolah- olah terbawa dalam pelarut. Sebagai contoh karkwminiod, yakni zat aktif dalam kunyit yang bersifat labil pada suasana alkalis atau netral (pH diatas tujuh), tetapi cukup stabil dalam suasana asam (pada pH kurang dari tujuh). Oleh sebab itu dalam ramuan sering ditambahkan bahan yang bersifat asam misalnya jeruk nipis (Citrus aurantifolia L) atau asam jawa (Tamarindus indica). Selain itu kurkuminoid bersifat nonpolar dan sukar larut dalam air, sehingga diburuhkan suatu bahan pensuspensi dalam hal ini diperankan oleh pektin yang terkandung dalam asam jawa. Jadi asam jawa dalam ramuan jamu “kunir asem” berfungsi sebagai stabilisator sekaligus suspending agent. Demikian juga dengan etilmetoksi sinamat suatu zat aktif pada kencur yang agak sukar larut dalam air. Untuk menambah kelarutan diperlu- kan adanya suspending agent yang berperan sebagai solu- bilizer, yaitu amilum (beras) sehingga dibuat ramuan “beras kencur”. Formulasi lain yang dimaksudkan untuk pelangsing, komposisinya terdiri dari kulit kayu rapet (Parameria 29 « Tenghat Marfan Keamanar dam Efeliititen Tenaman Obat dare Oba Traditional leuvigata) dan daun jati belanda (Guazuma ulmifolia) sebagai pengelat serta daun jungrahap (Becchea frutescen L.) sebagai diuretika. Selain itu masih ditambah rimpang kunyit dan temulawak (sebagai stomakik sekaligus bersifat pencahar). Rasionalisasi formulasi ini walaupun nafsu makan ditingkatkan oleh temulawak dan kunyit, tetapi penyerapan sari makanan dapat ditahan oleh kulit kayu rapet dan jati belanda. Pengaruh kurangnya defekasi dinetralisir oleh temulawak dan kunyit sebagai pencahar. Sehingga terjadi proses pelangsingan, sedangkan proses defekasi dan diuresis tetap normal. B. Penyusunan Formulasi Obat Tradisional/Jamu. Sebagaimana telah disebutkan pada awal tulisan ini, bahwa Obat Tradisional lebih banyak ditujukan dalam upaya promotif dan preventif dengan pendekatan Masik “lebih baik menjaga agar tidak terkena penyakit, dari pada mengobati setelah terkena penyakit”. Oleh karena itu, berikut ini disampaikan beberapa gejala penyakit/gangguan kesehatan yang sering terjadi di masyarakat serta kegunaan ramuan yang rasional untuk mengatasi hal tersebut. 1. Masuk angin Masuk angin adalah suatu keadaan dimana badan merasa meriang kadang-kadang disertai rasa pegel, mual, » 30 Denials Eldtiter Ober Tredvional sering menguap, permukaan kulit dingin yang disebabkan menurunnya kondisi fisik seseorang. Ramuan penyusun yang diperlukan adalah bahan-bahan (simplisia) yang mempunyai kegunaan sebagai antikembung, mengurangi nyeri, pencegahan mual dan penyegar badan. 2. Encok Encok merupakan suatu gangguan kesehatan dengan gejala nyeri pada daerah persendian. Hal ini discbabkan karena adanya peradangan pada sendi dan struktur terkait di sekelilingnya. Encok juga ditimbulkan akibat gangguan metabolisme asam urat. Sedangkan asam urat dalam tubuh berasal dari hasil perombakan nukleoprotein dan lain-lain yang kemudian dikeluarkan melalui air seni. Jika terjadi gangguan metabolisme akan terdapat banyak asam urat dalam tubuh yang mengendap pada sendi dan struktur terkait disekitarnya sehingga menimbulkan rasa nyeri. Gejala encok adalah timbulnya rasa nyeri, bengkak, rasa panas dan merah. Umumnya dapat dirasakan secara tiba-tiba (mendadak) di sekitar pergelangan kaki, tumit dan ibu jari kaki. Selain itu juga terjadi gangguan ekskresi asam urat karena adanya kelainan ginjal, sehingga terjadi pengendapan/akumulasi asam urat dalam ginjal dan menimbulkan batu ginjal. Simplisia penyusun formulasi untuk gejala encok adalah tanaman obat yang memiliki kegunaan sebagai mengurangi rasa nyeri, penurun panas dan penenang/pelelap tidur. 31« Tingle Marfan Keamantn dere Efeldil iter Vesrendin Obed dar Obat Thadisional 3. Batuk Batuk adalah suatu reflek fisiologik pada kadaan sehat maupun sakit yang berfungsi untuk mengeluarkan dahak dan membersihkan saluran pernafasan dari benda-benda asing. Berbagai penyebab yang dapat menimbulkan reflek fisiologik batuk, diantaranya radang (infeksi) saluran pernafasan, alergi, rangsangan mekanis (asap rokok, debu, dan sebagainya), rangsangan kimiawi (dahak, gas, bau) serta perubahan suhu udara. Simplisia penyusun yang diperlukan yang memiliki kegunaan sebagai peluruh dahak, penenang, antiradang, antiseptik dan mengurangi nyeri. 4. Galian singset Jamu galian singset digunakan untuk mengurangi kegemukan/obesitas, mengencangkan, merampingkan dan menyegarkan badan. Simplisia penyusun yang diperlukan adalah yang mempunyai kegunaan sebagai peluruh lemak, pengelat/astringen serta penyegar badan. » 32 Posi Efbtinites Obet Tradisionel Daftar Kegunaan & Jenis Simplisia (Bahan Penyusun) Ramuan Antikembung Penenang ‘Antiseptik Buah Kapulaga Biji Selasih Sambiloto Kulit Jeruk Limau Rimpang Diingo- Kulit Delima: Daun Sembung Pala Daun Sirih Kult Kayu Manis Rumput Diingo Penambeh Nafsu maken Pencahar Cengkeh Pulosari Lendir Lidah Buaya Kemukus Sambiloto Daging Trengguli Daun Seren Daun Pepaya Buah Adas Temu Hitam Kurangi Nyeri Lengkuas Temulawak Cengkeh Daun Poko ‘Asem Jawa Kunyit Biji Pala Brotowali Kencur inten Hitam Lempuyang Pahit Kedawung Pengelat Daun Sih Anti Mual Buah Pinang Buah Lada Kepulaga Buah Delima Cabe Jawa AkarTapakliman Jati Belanda Jahe Jane Kemuning Bengle Kayu Rapet Penurun Penas sinh Anti Radang Kulit Pule Jambu Biji Sambiloto Dadap Serep Temulawak Kencur Penyegar Badan Kunyit Brotowali Ketumbar Daun Ungu Kencur Lengkuas ‘Stimulan Kepulaga & Kopi Poluruh Haid Pelancar Kencing Daun Seribu Pegagan Peluruh Dahak Lidah Buaya Teki Daun Saga Kulit Pulosari Kumis Kucng Kepulaga Daun ller Daun Sendok Temu Kunci Ketumbar Meniran. Daun Sereh Kunyit Kelbeling Adas Temulawak Tempuyung Kencur Daun Poko Pembersih Darah Meningkatkan Fungsi enzim Timi Sambiloto Pencemaan Jeruk Kingkit Temuhitam Daun Pepaya Jane Lengkuas Ketumbar Bidara Laut Temulawak Kunyit Lengkuas Jahe C. Peran Teknologi Farmasetika Kombinasi efek komplementer, sinergisme, kontra indikasi, hambatan absorpsi, peningkaran ketersediaan hayati serta stabilitas dan kelarutan kandungan kimia bahan alam 33 « Tinghat Manfaat Keamansn dam Elelitifites Tamamnar Obat dam Olt Tradisional (tanaman obat) jelas akan sangat berpengaruh terhadap efek suatu sediaan obat tradisional. Bahan segar akan berbeda efeknya dengan bahan yang telah dikeringkan terkait dengan cara penggunaannya (diseduh, direbus atau diperas). Berbagai ckstrak yang diproduksi dengan jenis pelarut yang berbeda akan memiliki efek terapi yang berbeda pula, Itulah sebabnya pada saat ini berkembang suatu disiplin ilmu yang disebut “teknologi fitofarmasetika” yang dahulu disebut “galenika”. Dengan teknologi tersebut kecenderungan usaha produksi ekstrak yang berkembang saat ini adalah pengadaan ekstrak terpurifikasi yaitu suatu teknik ekstraksi selektif yang hanya menyari secara maksimal senyawa aktif yang dikehendaki dan membatasi seminimal mungkin zat ballast atau senyawa banar yang ikut tersari. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa salah satu contoh kombinasi efek kontra indikasi pada satu bahan terdapat pada akar kelembak dan rimpang temulawak. Akar kelembak (Rheum officinale) mengandung antrakinon yang berefek laksantif (pencahar atau urus-urus) dan tanin yang berefek sebagai antidiare. Dengan pendekatan teknologi » 34 Peninghaten Eehtiviten Olt Tradesienel fitofarmasetika jika kelembak akan digunakan sebagai laksan maka kandungan antrakinon yang dikehendaki; sebaliknya jika diprogramkan sebagai antidiare maka kandungan tanin yang diharapkan. Kedua senyawa ternyata memiliki tingkat polaritas yang, berbeda, antrakinon relatif tidak terlalu polar dan akan tersari dengan penyari ctanol; scbaliknya tanin (baik yang terkondensasi maupun yang terhidrolisis) merupakan senyawa yang bersifat polar dan akan tersari dengan ekstraksi menggunakan pelarut air panas. Demikian juga kandungan minyak atsiri pada temulawak (Curcuma xanthorriza) yang memiliki efek memacu nafsu makan merupakan kontraindikasi terhadap kurkuminoid sebagai penurun kadar kolesterol darah. Oleh karena itu eliminasi minyak atsiri merupakan solusi yang tepat untuk menghindari kontraindikasi terscbut. Tetapi climinasi minyak atsiri secara destilasi bukan merupakan pilihan yang tepat karena akan terjadi pemanasan bahan secara berlebihan yang dapat merusak kurkuminoid. Lebih tepat jika eliminasi dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut dengan polaritas selektif dalam melarutkan kandungan kimia tanaman. Terbukti dari hasil Tinghat Manas Keamnanane dan Efelitifitar Tamaonar Oba dar Oba Tradisional penclitian (Pramono dkk, 2005) dengan pemilihan pelarut yang tepat ekstrak temulawak memiliki efek yang siginifikan sebagai penurun kolesterol pada uji pra Klinik dan uji klinik. Demikian juga pada kombinasi senyawa aktif yang bersifat komplementer dalam satu bahan, misalnya daun jati belanda (Guazuma ulmifolia) sebagai ramuan untuk pelansing dengan tiga kombinasi komponen aktif yaitu musilago, tanin dan alkaloid. Musilago dan tanin bersifat polar, sedangkan alkaloid pada tanaman kemungkinan dalam bentuk bebas (yang relatif bersifat non polar) atau dalam bentuk garamnya yang cenderung bersifat polar. Hasil penelitian (Rujiati dkk, 2006) menunjukkan bahwa alkaloid pada ckstrak daun jati belanda terdeteksi pada fraksi etilasetat dan fraksi air, sehingga kemungkinan memang terdapat dua bentuk yaitu dalam bentuk bebas dan terikat sebagai garam alkaloid. Maka pelarut yang digunakan untuk ckstraksi scbaiknya ctanol 30% agar ketiga senyawa aktifnya dapat tersari sempurna. D.Kualitas Bahan Baku Efektivitas obat tradisional juga dipengaruhi oleh kualitas bahan baku atau simplisia yang digunakan sebagai penyusun ramuan. Kualitas simplisia terutama dari parameter kandungan senyawa aktif sangat dipengaruhi oleh teknik budidaya dan pengelolaan pascapanen. Budidaya tanaman obat agak berbeda dengan tanaman pangan, karena hasil akhir yang diharapkan selain biomassa juga kadar senyawa aktifnya. Oleh karena itu pada budidaya tanaman obat beberapa hal perlu diperhatikan, antara lain kesesuaian tempat tumbuh (iklim, ketinggian tempat, curah » 36 Penis Elebtivites Olt Trad hujan, intensitas cahaya), faktor mikro dan makronutrien (pupuk, hormon) serta hama, penyakit dan predator. Kemudian kualitas bibit tanaman, waktu tanam, umur tanaman dan waktu panen karena terkait dengan akumulasi metabolit sekunder pada jaringan tanaman. Adapun penanganan pascapanen erat kaitanya dengan kandungan air atau tingkat kekeringan bahan, pengaruh sinar ultraviolet (UV), faktor pemanasan dan derajat keasaman (pH). Pengaruh pH dan kadar air terutama pada proses enzimatis dan kontaminasi mikroba. Banyak kandungan kimia simplisia yang rusak oleh proses hidrolisis, oksidasi dan lain sebagainya. Demikian juga dengan sinar UV pada pengering- an dibawah sinar matahari langsung dapat merusak beberapa senyawa bioaktif, misalnya turunan azulen (pada temu hitam), chamazulen (pada bunga kamomilen) dan kurkuminoid (pada Curcuma ssp). Disamping itu proses pemanasan untuk pengeringan bahan dengan menggunakan oven juga perlu diperhatikan, terutama bahan-bahan dengan kandungan 37 « Tenglat Mala Keemancn da Efeltiftas Tenanen Olat dam bet Tradisional senyawa aktif termolabil seperti minyak atsiri, kurkuminoid dan karotenoid. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut dimaksudkan agar bahan ramuan OT tetap terjaga bukan hanya sccara fisik, tetapi juga kestabilan kandungan senyawa aktifnya.O » 38 Bab IV EFEK SAMPING DAN PENYALAHGUNAAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL A. Efek Samping TO OT a definisi Obat Tradisional yang telah direkomen- dasikan Depkes (UU Kesehatan No. 23 tahun 1995) terdapat kalimat “......ang secara tradisional digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman”. Pada kata ‘secara tradisional tersirat makna bahwa segala aspeknya (jenis bahan, cara menyiapkan, takaran serta waktu dan cara penggunaan) harus sesuai dengan warisan turun temurun nenek moyang kita. Penyimpangan terhadap salah satu aspek kemungkinan dapat menyebabkan ramuan OT yang asalnya aman menjadi tidak aman atau berbahaya bagi kesehatan. Padahal jika diperhatikan, seiring perkembangan zaman banyak sckali hal- hal tradisional yang telah bergeser mengalami penyempurnaan. agar lebih mudah dikerjakan ulang oleh siapapun, misalnya tentang peralatan untuk merebus jamu dulu masih menggunakan kwali yang berasal dari tanah liat sckarang sudah beralih ke panci dari alumunium, untuk menumbuk sudah menggunakan alat-alat dari logam dan jarang sekali 39 «

You might also like