TINGKAT MANFAAT, KEAMANAN DAN EFEKTIFITAS
TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL
Penulis
Drs. Katno, M.Si.
Editor
1. Indah Yuning Prapti,SKM.,M.Kes.
2. Nuning Rahmawati SE, Apt
3, Rohmat Mujahid S.Si., Apt.
4. Ir. Yuli Widiyastuti,MP
14,5 x 21 cm; viii + 58 halaman
ISBN: 979-17093-7-8
DITERBITKAN OLEH
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO-OT),
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI
2008
Jl. Raya Lawu No.1] Tawangmangu, Karanganyas, Jawa Tengah
Telp. (0271) 697010 Fax. (0271) 697451
E-mail: b2p2to2t@litbang.depkes.go.idKATA PENGANTAR
bat Tradisional mampu memberikan daya tarik yang
tidak ada habisnya dikalangan masyarakat baik
pengguna, pemerhati, peneliti serta industri. Hal ini
disebabkan obat tradisional merupakan warisan leluhur yang,
telah menyatu dengan kultur masyarakat. Penggunaan obat
tradisional di masyarakat semakin meningkat, namun bukti
secara ilmiah masih sangat terbatas
Tanaman obat dan obat tradisional (TO&OT) memang
aman, tetapi bukan berarti tanpa efek samping. Sekecil apapun
efek samping tersebut tetap ada dan bisa membahayakan bila
kita memiliki persepsi yang salah karena pengaruh oleh iklan/
informasi yang kadang-kadang menyesatkan. Terlebih jika
obat tradisional memang sengaja disalahgunakan, dicampur
bahan kimia obat (BKO), diseduh dengan minuman keras
dan sejenisnya dengan tujuan tertentu. Dengan informasi yang
cukup diharapkan pemanfaatan tanaman obat dan obat
tradisional tetap rasional, aman dan berhasil guna.
Buku “Tingkat Manfaat, Keamanan dan Efektifitas
Tanaman Obat dan Obat Tradisional “ merupakan salah satu
terbitan Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat
v«Tinglict Marfa Keamnernane dane Elldifiter Tamas Obat daw Obed Tadirional
Tradisional, Badan Litbangkes, Depkes RI; ditujukan untuk
menambah informasi tentang pemanfaatan tanaman obat dan
obat tradisional serta tingkat keamanan dan efektivitasnya.(
Tawangmangu, Januari 2008
Kepala,
Indah Yuning Prapti.,SKM.,M.Kes.
NIP. 140 086 918
» viDAFTAR ISI
Kata Pengantar 2... ees eesseescseesesneeeneennnnennneenaeeasecnsees v
Daftar ISi .....0..01..sosoeresegenncseensenegssercensencncesssesavsontagrsenes vii
Bab I Pendaluluam .............cccessscsessectereessensesseveneeseenenes 1
Bab IJ Kelebihan dan Kelemahan Tanaman Obat
dan Obat Tradisional
AS Reletihan \s.2caccenasass
1. Efek samping TO OT relatif kecil jika
digunakan secara tepat .............
a. Tepat Dosis/ Takaran ....
b. Tepat Waktu Penggunaan
c. Tepat Cara Penggunaan .......:sssscceesseeesssssee LI
d. Tepat pemilihan bahan ...........ssssssesesenseeeees
e. Tepat telaah informasi.......--ssseces
f. Sesuai dengan indikasi penyakit tertentu
2. Kombinasi efek kandungan kimia dalam
vii €Tenghat Marfan Keamanan dam Efetiftes Tamarman Obet dam Oba Tradiional
a. Efek komplementer
b. Efek sinergisme
c. Efek kontra indikasi
d. Faktor hambatan absorpsi..........csscseserseese 20
c. Faktor ketersediaan hayati ....c..ceseseenee 21
3. Obat Tradisional lebih sesuai untuk penyakit
metabolik dan degeneratif ...........sssesseseesseeeenee 22
By Relemahan dl O80O 1). ec.0ccott ass snggneeeczara a Oe
Bab III Peningkatan Efektivitas Obat Tradisional
A. Rasionalisasi formulasi OT .
B. Penyusunan formulasi jamu/OT
C. Peran teknologi fitofarmasctika........:.ssssuseseeee 33
D. Kualitas bahan baku obat tradisional .............0..... 36
Bab IV Efek Samping dan Penyalahgunaan TO&OT 39
AL BfekSamping TOSCO «occ crs cessneptvczerssconnveree 39
B. Penyalahgunaan TOROT .........sccssssssersssecssseerseenee 45,
BAU URONUCUD cette oneness cer on what mamaria
» viiiBab I
PENDAHULUAN
Ss" sehat dan panjang umur menjadi dambaan setiap
orang, sehingga mereka senantiasa berusaha untuk
mendapatkan pengetahuan yang bisa mewujudkan
keinginannya tersebut. Upaya kesehatan terpadu mutlak
diperlukan baik secara pribadi maupun kelompok masyarakat
untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Berbagai cara bisa
dilakukan dalam rangka memperoleh derajat kesehatan yang
optimal, diantaranya dengan memanfaatkan tanaman obat
yang dikemas dalam bentuk jamu atau obat tradisional. Nenck
moyang kita telah mewariskan berbagai ramuan obat-obatan
yang telah teruji khasiatnya dan juga cara-cara pengobatan
yang tetap lestari hingga sekarang.
Kenyataan bahwa hampir 95% bahan baku obat sintesis
saat ini masih import menjadi penyebab utama mengapa harga
obat di Indonesia dilaporkan paling mahal dibanding negara
Asean lainnya dan banyak masyarakat menengah ke bawah
mengeluh terhadap masalah penopang kesehatan tersebut.
Walaupun demikian bila seseorang jatuh sakit tentunya akan
berusaha berobat baik dengan cara mengobati diri sendiri atau
mencari bantuan orang lain. Disinilah kita melihat awal mula
pengembangan obat dan pengobatan tradisional, dimulai dari
1«Tinghat Marlee Keamansre dare Ellifitar Tanaman Obit dar Oba Tradisional
pengalaman pengobatan terhadap diri sendiri (self medication)
kemudian ditularkan kepada orang lain bahkan sampai antar
gencrasi secara turun temurun. Selain obat tradisional, kita
juga mengenal pengobatan tradisional atau pengobatan
alternatif seperti tusuk jarum, pijat refleksi, kompres, kerokan,
olah pernafasan maupun melalui pendekatan psikis bernuansa
agamis seperti rukyah atau yang bersifat mistik supranatural.
Di Indonesia, bukti-bukti penggunaan bahan alam
sebagai obat olch nenek moyang kita sejak berabad-abad yang
lalu tercermin dari adanya naskah lama pada daun Lontar
Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarak Pabbura (Sulawesi
Selatan), dokumen Serat Primbon Jampi, Serat Racikan Borch
Wulang Dalem, serta relief candi Borobudur yang
menggambarkan orang meracik jamu dengan tumbuhan
sebagai bahan bakunya. Hingga saat ini obat herbal telah
diterima secara luas hampir di seluruh dunia. Menurut WHO.
negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin
menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan
primer, Bahkan di Afrika, 80% dari populasi menggunakan
obat herbal untuk pengobatan primer. Faktor pendorong
meningkatnya penggunaan obat herbal di negara maju selain
isu back to nature atau kembali ke alam, adalah usia harapan
hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik
meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk
penyakit tertentu (misalnya kanker) serta semakin luasnya
akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia.
Selama ini kita paham betul bahwa di bidang kedokteran
yang diajarkan adalah ilmu kedokteran barat karena memang,
telah berkembang pesat dan dapat dibuktikan secara ilmiah
»2Perdiheletrn
sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman. Namun hal itu
ternyata belum bisa mengatasi semua kebutuhan manusia agar
tetap schat, schingga ilmu kedokteran modern mulai melirik
dan mempelajari berbagai teknik pengobatan tradisional, baik
yang berasal dari barat maupun timur. Hal ini sebagai
pendorong berkembangnya ilmu pengobatan timur, misalnya
akupuntur dari Cina, ayurveda dari India dan lain-lain.
Sedangkan di Indonesia juga memiliki cara pengobatan yang
handal tetapi masih dilihat sebelah mata oleh sebagian orang.
Setelah cara pengobatan modern tidak bisa mengatasi masalah
kesehatannya, baru mereka mencari pengobatan alternatif/
tradisional. Beberapa pengobatan asli Indonesia misalnya
sangkal putung, tenaga dalam, pijat refleksi dan ramuan obat-
obatan alami yang akhir-akhir ini berkembang pesat walaupun
sebagian orang masih meragukan keberhasilannya.
Prinsip pemakaian obat tradisional pada umumnya
bersifat promotif yakni untuk penyegar badan, preventif untuk
pencegahan penyakit, kuratif untuk penyembuhan penyakit
dan paliatif yaitu mengurangi penderitaan pasien setelah
penyakitnya tidak mungkin disembuhkan. Sejalan dengan itu,
WHO juga merckomendasikan penggunaan obat tradisional
atau obat herbal dalam memelihara kesehatan masyarakat serta
untuk pencegahan dan pengobatan penyakit terutama
penyakit kronis serta penyakit metabolik degeneratif dan
kanker.
Secara umum kini masyarakat dunia semakin banyak yang
memilih menggunakan bahan alami untuk mengatasi masalah
kesehatan, Penggunaan obat tradisional dinilai aman daripada
obat modern (sintesis), karena memiliki efek samping relatif
3«Tingle Manfeed Keamansn dem. Eleldifitar Temaman Dla daw Obet Tradirional
kecil jika digunakan secara tepat. Namun demikian sampai
saat ini masih banyak penggunaan obat alami di masyarakat
yang tidak tepat, sehingga tidak memberikan daya guna yang
baik bahkan sering kali menimbulkan efek samping yang tidak
dikehendaki. Oleh karena itu perlu disosialisasikan bagaimana
penggunaan obat alami secara tepat berdasarkan pendekatan
ilmiah yang rasional.()
»4Bab IT
KELEBIHAN DAN
KELEMAHAN
TANAMAN OBAT DAN OBAT
TRADISONAL
A. Kelebihan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(TO&OT)
apn obat-obat modern, memang TO&OT memiliki
beberapa kelebihan antara lain efek sampingnya relatif
kecil jika digunakan secara tepat, komponen dalam satu bahan
memiliki efek saling mendukung, pada satu tanaman obat
memiliki beberapa efek farmakologi, lebih sesuai untuk
penyakit-penyakit metabolik degeneratif.
1. Efek samping TO&OT relatif kecil, jika digunakan
secara tepat
TO&OT akan bermanfaat dan aman jika digunakan
dengan mempertimbangkan sekurang-kurangnya enam
aspek ketepatan, yaitu tepat takaran, tepat waktu dan cara
penggunaan, tepat pemilihan bahan dan telaah informasi
serta sesuai dengan indikasi penyakit tertentu.
5«Tinghat Manfaat Keamarar dan Efeltitites Tenaman Olat dam Oba Tradisional
a. Tepat takaran (dosis)
Tanaman obat dan juga
Obat Tradisional, tidak ubah-
nya dengan obat buatan pabrik
dan tidak bisa dikonsumsi sem-
barangan, tetapi ada takaran/
dosis yang harus dipatuhi. Mi-
salnya daun seledri (Apium
graveolens) telah diteliti dan
terbukti mampu menurunkan
tekanan darah tetapi pengguna-
annya harus berhati-hati karena pada takaran berlebih
(over dosis) dapat menurunkan tekanan darah secara
drastis sehingga jika penderita tidak tahan dapat
menyebabkan syok. Oleh karena itu dianjurkan agar
tidak mengkonsumsi air perasan seledri lebih dari satu
gelas untuk sekali minum. Demikian pula dengan
mentimun yang juga bisa menurunkan tekanan darah,
takaran yang diperbolehkan untuk sekali makan tidak
lebih dari dua biji besar. Untuk menghentikan diare,
memang bisa digunakan gambir (Uncaria gambir),
tetapi penggunaan lebih dari satu ibu jari bukan sekedar
menghentikan diare bahkan akan menimbulkan
kesulitan buang air besar sclama berhari-hari karena
terjadinya konstipasi. Hal ini diketahui lewat identifikasi
dan penetapan senyawa aktif pada gambir yang
mengandung senyawa tanin hingga mencapai 50,6%.
Sebaliknya penggunaan minyak jarak (olewm ricini)
untuk urus-urus yang tidak terukur akan menyebabkaniritasi saluran pencernaan dan
kehilangan banyak cairan
elektrolit. Demikian juga
dengan penggunaan daun keji
beling (Strobilantus crispus)
untuk menghancurkan batu
ginjal melebihi dua gram serbuk
A dalam sekali minum bisa
= menimbulkan iritasi saluran
kemih. Sebagaimana laporan
kasus kejadian di salah satu
rumah sakit di Semarang sekitar
tahun 1985, banyak pasien yang sebelumnya
mengkonsumsi daun kejibeling pada pemeriksaan
laboratorium ditemukan adanya sel-sel darah merah di
urine-nya dalam jumlah di atas normal. Dari
penelusuran pustaka diketahui bahwa daun kejibeling
bersifat diuretik kuat sehingga dapat menyebabkan
iritasi pada saluran kandung kemih pasien, karena
mengandung kalium hingga 322 mg/100g daun serta
asam silikat 12,4% dari sisa kering sehingga akan mem-
berikan beban terhadap
kerja ginjal. Pada kasus yang,
sama akan lebih baik jika
digunakan daun kumis
kucing (Orthosiphon stami-
neus) yang memiliki efck
diuretik lebih ringan dan
kandungan asam silikatnya
7«Tingle Marland Keamaman daw Efdiifiter Tanaman Ohad kan Obet Tradisional
»8
” juga kecil. Buah mahkota dewa
rag (Phaleria macrocarpa) hanya boleh
dikonsumsi dengan perbandingan
satu buah dalam tiga gelas air.
Sedangkan daun mindi (Melia
azeclarach) baru berkhasiat jika dire-
bus sebanyak tujuh lembar dalam
takaran air tertentu. Pada dosis ren-
dah, rimpang dlingo (Acorus cala-
mus) dapat digunakan untuk
mengobati stres, karena mengandung senyawa bioaktif
asaron yang memiliki struktur kimia mirip dengan
golongan ampfetamin (ekstasi), sehingga memberikan
efek relaksasi pada otot dan menimbulkan efek sedatif
(penenang) terhadap sistem syaraf pusat. Namun akan
terjadi sebaliknya jika digunakan dalam dosis tinggi
karena akan menyebabkan psikoaktif yakni peningkatan
aktivitas mental. Selain itu asaron juga merupakan salah
satu senyawa alam yang potensial sebagai pemicu terjadi-
nya kanker (karsinogenik), apalagi jika digunakan dalam
waktu lama. Juga disebutkan bahwa dlingo bisa menye-
babkan penumpukan cairan di perut, mengakibatkan
perubahan aktivitas pada jantung dan hati serta menim-
bulkan efek berbahaya pada usus. Berdasarkan fakta
ilmiah tersebut, Federal Drugs of Administration (FDA)
Amerika Serikat telah melarang penggunaan dlingo secara
internal, karena lebih banyak mendatangkan kerugian
(madharat) daripada kemanfaatannya. Lain dari pada itu,
saat ini ada usaha dalam bidang budidaya, secaraKelehihan dim Kelemsban Tamémnéw Olat daw Ohad adiional
konyensional maupun melalui teknik kultur jaringan
tanaman (KJT) untuk menghasilkan rimpang dlingo yang
tidak memiliki kandungan b-asaron karena bersifat
karsinogenik. Jika ingin digunakan sebagai obat dalam
(peroral), rimpang dlingo harus bebas kandungan b-sa-
ron, jika masih terdapat b-asaron maka hanya bisa digu-
nakan sebagai pilis atau obat luar lainya. Dalam hal ini
perlu adanya kontrol kualitas atau standardisasi simplisia.
Adapun permasalahan ketepatan takaran dalam
penggunaan obat tradisional karena penentuan takaran
umumnya belum banyak didukung oleh data hasil
penelitian. Peracikan secara tradisional lazimnya
menggunakan ukuran tradisional pula, misalnya
sejumput, segenggam, seruas, sebesar ibu jari dan lain-
lain sehingga sulit ditentukan ketepatannya. Hal ini
masih perlu dikonversikan dalam satuan ukuran yang
lazim, misalnya gram, miligram, mililiter dan lain-lain,
agar lebih mudah dan dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya efek yang merugikan karena amat tipis batas
antara racun dan obat.
b. Tepat waktu penggunaan
Pada tahun 1983 ~~ gy
terdapat suatu kasus di ‘
salah satu rumah sakit
bersalin, bahwasanya
beberapa pasien menga-
lami kesulitan persalinan
akibat mengkonsumsi
9«Tinghat Manfaat Keamnanane dan Eeltifiter Temaman bet dam Obed Tradisional
» 10
jamu cabe puyang sepanjang, masa (termasuk selama
masa kehamilan). Dari hasil penelitian, ternyata jamu
cabe puyang mempunyai efek menghambat kontraksi
otot pada binatang percobaan. Hal ini diketahui dari
pustaka bahwa buah cabe jawa (Piper retrofractum)
mengandung alkaloid piperin yang berefek menghambat
kontraksi otot. Oleh karena itu kesulitan persalinan pada
ibu hamil yang mengkonsumsi cabe puyang saat
mendekati masa persalinan karena kontraksi otot uterus
dihambat terus-menerus sehingga memperkokoh otot
tersebut dalam menjaga janin didalamnya. Sebaliknya
jamu kunir asem bersifat abortivum, karena ekstrak
kunyit dilaporkan memiliki efek stimulan pada kontraksi
uterus dan berefek abortivum pada tikus bunting,
sehingga menjadi alasan mengapa kunyit selalu menjadi
komponen utama jamu pelancar haid karena dapat
mengurangi rasa nyeri di waktu haid, tetapi tidak
dianjurkan diminum pada awal masa kehamilan, karena
akan meningkatkan resiko keguguran. Maka bagi wanita
hamil tentunya akan lebih baik minum jamu cabe
puyang di awal masa kehamilan untuk menghindari
resiko keguguran dan minum jamu kunir asem saat
menjelang persalinan untuk mempermudah proses
persalinan. Kasus lain adalah penggunaan jamu sari repet
terus menerus sejak gadis hingga berumah tangga dapat
menyebabkan kesulitan memperoleh keturunan bagi
wanita yang kurang subur karena ada kemungkinan
dapat memperkecil peranakan. Hal ini menunjukkan
bahwa ketepatan waktu penggunaan obat tradisional| MILIK
i DEP eldbckaada WhemaarTanaman(Olat dan Obet Tradisional
DP A in est Ob
akan sangat menentukan tercapai tidaknya efek yang
diharapkan.
c. Tepat cara penggunaan
Secara umum, orang berpendapat bahwa lazimnya
penggunaan tanaman obat (ramuan dalam bentuk jamu
gepyokan) secara tradisional adalah dengan cara direbus/
diseduh dengan air hingga mendidih lalu diminum air
seduhannya. Hal ini tidaklah salah, tetapi juga tidak
selalu benar karena ada beberapa perkecualian. Tidak
semua tanaman obat sebagai ramuan obat tradisional
penggunaannya dengan cara direbus.
Misalnya daun kecubung
(Datura metel L), telah diketahui
mengandung alkaloid turunan
tropan (seperti hiosiamin dan
atropin). Alkaloid ini secara
kompetitif menghambat ikatan
asetilkholin dengan reseptor
sehingga menghambat cfek
bronchokonstriksi asetilkholin dan
secara empiris telah digunakan untuk
pengobatan asma (karena bersifat bronkodilator).
Penggunaannya dengan cara dikeringkan lalu digulung
dan dibuat rokok serta dihisap seperti merokok. Akibat
kesalahan informasi yang diperoleh atau
kesalahpahaman bahwa secara umum penggunaan jamu
gepyokan adalah direbus dan diminum air rebusannya,
maka jika hal itu diperlakukan terhadap daun kecubung
n«Tinglat Marfan Keamantin date Efltifites Tanaamtr Obed dare Obed Tradisional
akan terjadi keracunan dan mabuk karena tingginya
kadar alkaloid dalam darah. Orang Jawa menyebutnya
“mendem kecubung” dengan salah satu tandanya
midriasis, yaitu mata membesar dan membelalak.
d. Tepat pemilihan bahan
‘Tanaman obat terdiri dari beragam spesies yang
kadang kala sulit dibedakan. Berdasarkan pustaka,
tanaman lempuyang terdiri dari tiga jenis, yaitu
lempuyang pahit (Zingiber amaricans L), lempuyang
gajah (Zingiber zerumbert L) dan lempuyang wangi
(Zingiber aromaticum L). Lempuyang pahit dan
Jempuyang gajah berwarna kuning berasa pahit dan
secara empiris digunakan untuk menambah nafsu
makan, sedangkan lempuyang wangi warna lebih putih
(kuning pucat) rasa kurang pahit, agak pedas dan berbau
lebih harum, banyak digunakan bersama daun jati
belanda dan rimpang bengle sebagai komponen jamu
pelangsing.
Kenyataannya banyak penjual simplisia (bahan
jamu) yang kurang memperhatikan hal tersebut,
sehingga kalau ditanya jenisnya hanya mengatakan yang
»12Kelebihan daw Kelemohen Temamér Obet dew Obet Tradirional
dijual lempuyang tanpa mengetahui apakah lempuyang
wangi, pahit atau gajah. Jika terjadi kekeliruan dalam
membuat ramuan obat pelangsing, seharusnya
menggunakan lempuyang wangi tetapi keliru
lempuyang pahit, maka yang meminumnya tidak akan
langsing melainkan sebaliknya (menjadi gemuk) karena
nafsu makan terpacu. Selain itu dilaporkan bahwa di
Belgia pernah terjadi sebanyak 70 orang harus menjalani
dialisis atau transplantasi ginjal akibat mengkonsumsi
pelangsing dari tanaman yang keliru.
Kerancuan serupa juga sering
terjadi antara tanaman ngokilo yang
disamakan dengan tanaman
kejibeling dan daun dewa, padahal
ketiga tanaman itu jelas berlainan.
Daun dewa yang masih rancu
dengan daun sambung nyawa, daun
mindi dan mimba, bahkan terhadap
tanaman kunir putih, dimana ada
tiga jenis tanaman yang berbeda
(Curcuma mangga, Curcuma zedoaria dan Kaempferia
rotunda) seringkali sama-sama disebut sebagai “kunir
putih”.
¢, Tepat telaah informasi
Perkembangan teknologi informasi saat ini
mendorong derasnya arus informasi yang mudah untuk
diakses. Namun demikian tanpa didukung oleh
pengetahuan dasar yang memadai dan telaah atau kajian
13 «Tinghast Marland Keamanan dem Efelifitar Taman Obat dar Obat Tradixional
» 14
» yang cukup seringkali menda-
tangkan hal-hal yang menyesa-
tkan. Ketidaktahuan bisa
menyebabkan obat tradisional
. berbalik menjadi bahan yang
membahayakan.
Sekedar contoh, informasi
di media massa menyebutkan
bahwa biji jarak (Ricinus com-
munis L) mengandung risin yang jika dimodifikasi dapat
digunakan sebagai antikanker. Risin sendiri bersifat
toksik, sehingga jika biji dikonsumsi secara langsung
dapat menyebabkan keracunan dan diare, Demikian juga
informasi tentang tanaman pare atau paria (Momordica
charantia) yang, dikenal sebagai lalapan atau sayuran,
ternyata memiliki khasiat lebih bagi keschatan, Hal ini
karena pare kaya akan mineral nabati kalsium dan fosfor,
juga karotenoid. Pare mengandung a,b-momorchorin
serta momordica antiviral protein 30
(MAP30) yang ber-
manfaat sebagai anti HIV-
AIDS. Akan tetapi biji
pare juga mengandung
triterpenoid yang memiliki
aktivitas antispermatozoa,
sehingga penggunaan biji
pare secara tradisional
dengan maksud untuk
mencegah AIDS dapatKlebihan daw Kelemaban Torsmim Obed dan Dhat Tradisional
menyebabkan infertilitas pria. Konsumsi pare dalam
jangka panjang baik dalam bentuk jus, lalapan atau
sayuran dapat mematikan sperma, memicu impotensi,
merusak buah zakar dan hormon pria bahkan berpotensi
merusak liver. Bagi wanita hamil sebaiknya konsumsi
pare dibatasi karena percobaan pada tikus menunjukkan
pemberian jus pare menimbulkan keguguran.
f, Sesuai dengan indikasi penyakit tertentu
Sebagaimana diketahui, masyarakat mempunyai
banyak pilihan untuk menggunakan obat alami. Selain
membeli ramuan jadi dari perusahaan jamu, bakul jamu
gendong atau penjual jamu racikan di pasar atau kios-
ios jamu; banyak anggota masyarakat yang membuat
dan meracik sendiri jamu yang diminumnya. Pemilihan
jenis bahan obat alam untuk mengobati suatu penyakit
harus dilakukan dengan tepat. Rasio antara keberhasilan
terapi dan efek samping yang ditimbulkan harus menjadi
pertimbangan dalam pemilihan ramuan obat tradisional.
Daun tapak dara (Catharantus
roseus atau Vinca rosea) banyak
.
mengandung senyawa alkaloid yang
& bermanfaat dalam menurunkan
kadar gula darah, sehingga dipergu-
nakan untuk pengobatan diabetes.
Akan tetapi hal ini bukan pilihan
yang tepat karena tapak dara juga
mengandung vinkristin dan vinblas-
tin yang dapat menurunkan jumlah leukosit atau sel-sel
15 «Tinghed Manfaat Keaminsrn dam Eleltifitie Tamamnén Obdt dam Obat Tradkisional
darah putih, sehingga menyebab-
kan penderita rentan terhadap pe-
nyakit infeksi karena leukosit ber-
fungsi sebagai pertahanan tubuh.
Hasil penelitian uji toksisitas sub
kronis suatu produk yang mengan-
dung alkaloid vinkristin dan
vinblastin menunjukkan adanya
penurunan jumlah leukosit tikus
percobaan hingga 30%. Akan lebih
tepat jika daun tapak dara tersebut digunakan untuk
penderita leukemia yang memiliki jumlah leukosit di
atas normal. Penggunaan daun kejibeling (Strobilantus
crispus) untuk batu ginjal tentunya kurang tepat karena
dapat merusak ginjal, akan lebih tepat bila digunakan
daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus) yang
dikombinasi dengan tempuyung (Sonchus arvensis) yang
tidak mempunyai efek diuretik kuat, tetapi dapat
melarutkan batu ginjal berkalsium. Hal ini kemungkinan
karena tempuyung mengandung dua senyawa flavonoid
(apigenin 7-glukosida dan luteolin 7-glukosida) yang
mampu bereaksi dengan batu ginjal berkalsium setelah
perendaman selama 4 jam.
2. Kombinasi efek kandungan kimia dalam bahan obat
tradisional
_ a, Efek Komplementer
Dalam suatu ramuan obat tradisional umumnya
terdiri dari beberapa jenis tanaman obat yang memiliki
» 16Kelehiben den Kelemaban Tamarmér Oba dew Obed Traditional
efek saling mendukung satu sama lain untuk mencapai
efektivitas pengobatan. Formulasi dan komposisi
ramuan tersebut dibuat sctepat mungkin agar tidak
menimbulkan kontra indikasi, bahkan harus dipilih jenis
ramuan yang saling menunjang terhadap suatu efek yang
dikehendaki. Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan bahwa
suatu formulasi terdiri dari komponen utama sebagai
unsur pokok dalam tujuan pengobatan, asisten sebagai
unsur pendukung atau penunjang, ajudan untuk
membantu menguatkan efek serta pesuruh sebagai
pelengkap atau penyeimbang dalam formulasi. Setiap
unsur bisa terdiri lebih dari satu jenis tamaman obat
sehingga komposisi obat tradisional lazimnya cukup
komplek.
Selain itu, juga telah kita ketahui
bahwa satu jenis tanaman obat
mengandung beberapa senyawa aktif
yang memiliki efek komplementer
» (saling melengkapi) misalnya pada
herba timi (Tmus serpylum atau
Bimus vulgaris) sebagai salah satu
ramuan obat batuk hitam. Herba
* timi diketahui mengandung minyak
atsiri yang antara lain terdiri dari zymol dan kalvakrol serta
flavonoid flavon polimetoksi. Tymol berfungsi sebagai
ekspektoran (mencairkan dahak) dan kalvakrol sebagai
antibakteri penyebab batuk, sedangkan flavon
polimetoksi sebagai penekan batuk non narkotik schingga
dapat mengurangi frekuensi batuk penderita. Dengan
17«Tinga Marfan Kearmarae dam Efeltiliten Tanaman Obat dare Oba Tradisional
demikian pada herba timi sekurang-kurangnya terdapat
tiga komponen senyawa aktif yang saling mendukung
dalam melawan batuk.
Hal serupa juga terdapat pada tanaman seledri
(Apium graveolens) yang terbukti secara Klinik dapat
menurunkan tekanan darah. Seledri mengandung
senyawa flavonoid apiin dan apigenin yang berefek.va-
sodilator serta manitol yang berefek diuretik dan
muaranya juga pada penurunan tekanan darah. Seledri
juga megandung minyak atsiri dengan komponen utama
3-n butylftalida yang selain berefek hipotensif juga
bersifat sedativa sehingga memberikan kesempatan
penderita hipertensi untuk dapat beristirahat. Contoh
lain, daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.)
sebagai komponen jamu pelangsing. Hal ini karena
kandungan mucillago yang pada uji preklinik dilaporkan
memiliki efek penckan nafsu
makan, serta adanya hambat-
an aktivitas enzim lipase oleh |
ekstrak etanolik daun jati
belanda yang mengandung
alkaloid dan senyawa tanin
yang dapat menghambat
absorpsi lemak, karbohidrat
dan protein.
b. Efek Sinergisme
Yang dimaksud dengan efek sinergisme adalah pada
satu bahan atau ramuan OT terdapat beberapa senyawa
» 18Kekebihan dan Kelemiban Taramén Olat daw Obat rradisvonal
aktif yang memiliki efek sama atau
serupa. Misalnya pada daun kumis
kucing (Orthosiphon stamineus)
yang memiliki kandungan fla- %
vonoid polimetoksi (sizansetin dan
eupatorin) serta saponin dan garam
kalium yang kesemuanya berefek
diuretik. Demikian pula pada
rimpang jahe (Zingiber officinale)
yang mengandung zingeron dari minyak atsiri dan
Sgingerol dari zat pedas, dimana keduanya memiliki cfek
sebagai antimual dan telah dibuktikan dengan uji Klinik
pada manusia.
. Efek Kontra Indikasi
Tanaman kelembak (Rheum officinale) mengandung
senyawa golongan antrakinon yaitu rein yang berefek
sebagai laksansia, tetapi juga mengandung senyawa
tanin yang berefek sebagai antidiare. Dalam hal ini
dinyatakan bahwa pada kelem-
bak terdapat dua efek yang
saling berlawanan (kontra
indikasi) yaitu antara laksansia
yang memacu pengeluaran
feses dan sebagai antidiare
yang menghambat penge-
§ iuaran feses. Hal serupa juga
terjadi pada rimpang temu-
lawak (Curcuma xanthorrhiza)
199 «Tenghat Marlatt Kenmansn dam Efeitittan Taman Obat dam Obet Tradirional
» 20
yang mengandung kurkuminoid dan dinyatakan dapat
menurunkan kadar kolesterol darah melalui peningkatan
produksi cairan empedu, tetapi juga mengandung
minyak atsiri yang dapat memacu nafsu makan.
Diantara efek kombinasi yang ada, kontra indikasi
merupakan masalah yang merugikan dalam terapi
dengan obat alami. Dalam hal ini peran standardisasi
bahan baku (simplisia atau ekstrak) dan teknologi
fitofarmasetika akan sangat menentukan. Jika kelembak
akan digunakan sebagai laksansia (pencahar atau urus-
urus), maka kandungan antrakinon yang dikehendaki,
sebaliknya jika diprogramkan sebagai antidiare tentu
kandungan tanin yang diharapkan. Kedua senyawa
ternyata memiliki tingkat polaritas yang berbeda,
antrakinon relatif tidak terlalu polar dan akan tersari
dengan penyari ctanol; sebaliknya tanin merupakan
senyawa yang bersifat polar dan akan tersari dengan
ekastraksi menggunakan pelarut air panas. Demikian
juga kandungan minyak atsiri pada temulawak yang
memiliki efek memacu nafsu makan merupakan
kontraindikasi terhadap kurkuminoid sebagai penurun
kadar kolesterol darah (antihiperlipidemia). Oleh karena
itu eliminasi minyak atsiri merupakan solusi yang tepat
untuk menghindari kontraindikasi tersebut, jika
temulawak diprogramkan sebagai penurun kolesterol.
. Faktor Hambatan Absorpsi
Selain ketiga efek kombinasi kandungan kimia
tersebut, terdapat fenomena dalam obat alam yangKelebihan daw Klemaber Tondmntr Obed don Obed Tradisionsl
disebut dengan hambatan absorpsi. Sebagai contoh
semua orang paham dan dapat merasakan bahwa kopi
lebih kuat memacu susunan syaraf pusat dibandingkan
teh, pada hal kandungan kafein dalam teh lebih besar
daripada kopi. Hal ini karena adanya senyawa tanin
(epigalokatekin) pada teh dan tidak terdapat pada kopi
yang menghambat stimulan susunan syaraf pusat. Tanin
tersebut yang menghambat absorpsi kafein di usus
sehingga mengurangi efek stimulan susunan syaraf
pusat.
e. Peningkatan ketersediaan hayati
Kurkumin yang terkandung dalam rimpang
temulawak, kunyit, bengle dan jenis curcuma lainnya
telah diketahui memiliki ketersediaan hayati yang jelek
di dalam darah. Ternyata dengan penambahan alkaloid
Piperin, ketersediaan hayatinya meningkat berlipat
ganda sehingga akan meningkatkan efek
farmakologinya. Hal ini disebabkan karena adanya
21«Tinghat Malas Keammainane dan Elltititas Tanaman Obat dam Oba Tradisienal
hambatan terhadap aktivitas
enzim Glutation Sistein Trans-
ferase
3. Obat Tradisional lebih sesuai
untuk penyakit metabolik dan
degeneratif
Sebagaimana diketahui bahwa
pola penyakit yang berkembang di
Indonesia dan negara berkembang
lainnya telah mengalami pergeseran dari penyakit infeksi
(yang terjadi sebelum tahun 1970-an) ke penyakit
metabolik degeneratif (setelah tahun 1970-an) hingga
sekarang. Hal ini seiring dengan laju perkembangan tingkat
ckonomi dan peradaban manusia yang ditandai dengan
pesatnya perkembangan iptek dengan berbagai penemuan
baru yang bermanfaat dalam pengobatan dan peningkatan
kesejahteraan umat manusia sehingga usia harapan hidup
juga mengalami peningkatan.
Pada periode sebelum tahun 1970-an banyak terjang-
kit penyakit infeksi yang memerlukan penanggulangan
secara cepat menggunakan
antibiotik (obat modern). Pada
saat itu, jika hanya mengandal-
kan OT atau jamu yang efek
farmakolaginya lambat tentu
kurang bermakna dan pengo-
batannya tidak efektif. Seba-
liknya pada periode berikutnya
hingga sekarang sudah cukup
» 22Kelebihem dan Kelemabam Janson Obat dan Obet Tradirional
banyak ditemukan turunan antbiotik baru yang potensinya
lebih tinggi sehingga mampu membasmi berbagai
penyebab penyakit infeksi. Akan tetapi timbul penyakit lain
yang bukan disebabkan oleh jasad renik melainkan oleh
gangguan metabolisme tubuh akibat konsumsi berbagai
jenis makanan yang tidak terkendali serta gangguan faal
tubuh sejalan dengan proses penuaan (penyakit metabolik-
degeneratif).
Beberapa contoh, yang termasuk penyakit metabolik
yaitu suatu penyakit yang diakibatkan gangguan meta-
bolisme tubuh karena pola makan yang tidak terkendali
diantaranya diabetes (kencing manis), hiperlipidemia
(kolesterol tinggi), obesitas(kegemukan), asam urat, batu
ginjal, hepatitis, hipertensi (tekanan darah tinggi) dan lain-
lain; sedangkan penyakit-peyakit degeneratif, penyakit
sebagai akibat proses penuaan tubuh misalnya radang
persendian (reumatik), sesak nafas (asma), tukak lambung
(ulser), haemorrhoid (wasir/ambaien) dan pikun (lost of
memory).
Untuk menanggulangi penyakit-penyakit tersebut
diperlukan pemakaian obat dalam wakru lama sehingga
jika menggunakan obat modern dikhawatirkan adanya cfck
samping yang terakumulasi terus menerus dan dapat
merugikan kesehatan. Oleh karena itu lebih sesuai bila
menggunakan obat alam/OT, walaupun penggunaannya
dalam waktu lama tetapi efek sampingnya relatifikecil (jika
digunakan secara tepat dan rasional) schingga dianggap
lebih aman.
23«Tinghat Marlee Keamantin dan Edifier Tenens Obed dare Obes Tdirional
B.Kelemahan Obat Tradisional
Disamping berbagai kelebihan, tidak bisa dipungkiri lagi
bahwa tanaman obat dan obat tradisional juga memiliki
beberapa kelemahan yang merupakan kendala dalam
pengembangan obat tradisional, termasuk dalam upaya agar
bisa diterima dalam pelayanan keschatan formal. Adapun
beberapa kelemahan tersebut antara lain efek farmakologisnya
lemah, bahan baku belum terstandar dan bersifat higroskopis
serta volumines, belum dilakukan uji Klinik dan mudah
tercemar berbagai jenis mikroorganisme.
Menyadari akan hal ini maka pada upaya pengembangan
OT ditempuh berbagai cara dengan pendckatan-pendekatan
tertentu sehingga ditemukan bentuk OT yang telah teruji
Khasiat dan keamanannya, bisa dipertanggungjawabkan secara
ilmiah serta memenuhi indikasi medis, yaitu kelompok obat
fitoterapi atau fitofarmaka. Akan tetapi untuk mclaju sampai
ke produk fitofarmaka tentu melalui beberapa tahap (uji
farmakologi, toksistas dan uji
Klinik) hingga bisa menjawab
dan mengatasi berbagai
kelemahan tersebut.
Efek farmakologis yang
lemah dan lambat karena
rendahnya kadar senyawa aktif
dalam bahan obat alam serta
kompleksnya zat balast/
senyawa banar terdapat pada
tanaman bisa diupayakan
dengan ekstrak terpurifikasi,
» 24Keckebiban dar Kelemaban Tanamen Obat dan Obat Thadisionsl
yaitu suatu hasil ekstraksi selektif yang hanya menyari senyawa-
senyawa yang berguna dan membatasi sekecil mungkin zat
balast yang ikut tersari. Sedangkan standardisasi yang
kompleks karena terlalu banyak jenis komponen OT yang
sebagian besar belum diketahui zat aktif masing-masing
komponen secara pasti, jika memungkinkan digunakan produk
ekstrak tunggal atau dibatasi jumlah komponen penyusunnya
tidak lebih dari lima jenis TO. Disamping itu juga perlu
diketahui tentang asal- usul bahan, termasuk kelengkapan data
pendukung bahan yang digunakan, seperti umur tanaman
yang dipanen, kondisi lingkungan tempat tumbuh tanaman
(cuaca, jenis tanah, curah hujan, ketinggian tempat dari
permukaan laur dan lain-lain) yang dianggap dapat
memberikan solusi dalam upaya standardisasi tanaman obat
sebagai bahan baku obat tradisional. Demikian juga dengan
sifat bahan baku yang higroskopis dan mudah terkontaminasi
mikroba, perlu penanganan pasca panen yang benar dan tepat
(meliputi cara pencucian, pengeringan, sortasi, pengubahan
bentuk, pengepakan serta penyimpanan), Menurut
Mahaeshwari beberapa tanaman berikut (Tabel 1) berpotensi
untuk dikembangkan menjadi produk fitofarmaka.OI Ketonaman dam Janamar Olat dam Obat Iradirional
Tabel 1.
Daftar Tanaman Obat Prospektif Untuk Fitofarmaka
No Nama Tanaman Bagian Indikasi Potensi
7, _|Bawang putih (Alum Sativum) (Umbi lepis Kandidiasis, hiperlipidemia
2._|Benalu teh (Loranthus spec) Batang IMengarah ke antikanker
|3._|[Brotowali (Tinospora rumphii) ‘Batang limalaria, diabetes
4. |Ceguk (Quisqualis indica) Bij |Askariasis, oksiuriasis
5. [Daun ungu (Graplophylum pictum) [Daun [Haemorrhoid
|6._|Dekma putin (Punica granatum) ‘Kult buah |Antiseptik, antidiare
[7.__[Dlingo (Acorus calamus) [Rimpang [Sedativa
8. _|Inggu (Ruta graveolens) [Daun |Analgetika, antipiretika
9. |Jahe (Zingiber officinale) Rimpang |Analgetik, antipiretik, antinfiamas|
10. |Jambu biji (Psidium guajave) [Daun Antidiare, DBD
11. |Jambumede (Anacardium occidentaleDaun |Analgetika
12. |Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) [Daun [Hiperlipidemia (pelangsing)
13. |Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) ‘Bueh jantitusif
14, |Katuk (Sauropus androgynus) Daun [Meningkatkan produksi ASI
15. |Kejibeling (Strobilantus cnspus) Daun Nefrotiliasis, diuretika
16. |Kumis kucing (Ortosiphon stamineus) Daun [Diuretika
17. [Kunyit (Curcuma domestica) [Rimpang_ Hepatitis, artritis, antiseptik
18, [Labumerah (Cucurbita moschaia) [Bi * [Taenas
9, |Pagagan (Centella asialica) (Herba [Diuretika, antiseptik, antikeloid
120. [Pala (Mynistica fragrans) [Buah [Sedativa
24. [Pare (Momordica charantia) (Buahioi [Diabetes
22. [Pepaya (Carica papaya) (Getah, daun, bij [Sumber papain, antimalaria |
(23, [Saga Telik (Abrus precatonus) [Daun [Stomatis aftosa
[24. |Sambiloto (Andrograohis paniculata) |Herba Antiseptik, diabetes
25. |Seledri (Apium graveolens) |Daun |Hipertensi
126. |[Sembung (Blumea balsamifera) [Daun |Analgetika, antipiretika_
I27. |Sidowayah (Woodfordia forbunde) _|Bunga [Antiseptika, diuretica
|28. |Sirih (Piper betle) [Daun [Antiseptika
29. [Tempuyung ( Sonchus arvensis) jDaun |Netrotiliasis, diuretika
(30. [Temulawak (Curcuma xantorrhiza) _|Rimpang, [Hep artetis:
» 26Bab III
PENINGKATAN EFEKTIVITAS
OBAT TRADISIONAL
A. Rasionalisasi Formulasi Obat Tradisional
ao" sifat kandungan kimia di dalam tanaman sebagai
bahan obat tradisional seperti yang telah diuraikan di
atas, sering dijadikan dasar penyusunan formulasi obat alami.
Formulasi obat tradisional atau obat alami Indonesia pada
umumnya tersusun oleh bahan aktif utama berkhasiat, bahan
aktif pendukung khasiat, bahan penghantar yang meliputi
stabilisaior, solubilizer dan suspending agent sexta corrigen
(penyedap bau, warna dan rasa). Sebagai contoh suatu
formulasi ramuan alami untuk menurunkan tekanan darah
yang tersusun atas bahan aktif utama berkhasiat seledri dan
kumis kucing. Seledri (Apiam graviolens) sebagai vasodilator
karena adanya senyawa flavonoid apiin dan apigenin,
sedangkan kumis kucing
(Orthoshipon stamineus)
yang memiliki efek diuretika
ringan. Efek diuretika selalu
diikuti dengan efek
penurunan tekanan darah. ,
Selain kedua bahan aktif
utama tersebut juga sering
27«Tingle Marland Keamanan deen Efbtel tar Tenamar Oba dan Dla Tradiional
dijumpai adanya biji pala (Myristica fragrans) yang
mengandung muristisin dan berefek psikotropik serta akar vale-
rian (Valeriana officinalis) vang mengandung valepotriat dan
berefek sedatif. Efek psikotropik dan sedatif tidak terkait
langsung dengan penurunan tekanan darah, tetapi salah satu
gejala hipertensi keluhannya adalah sulit tidur sehingga
ditambahkan bahan yang menenangkan dan disebut sebagai
bahan aktif pendukung khasiat. Selain sulit tidur gejala
hipertensi juga terasa pusing atau rasa sakit di kepala bagian
belakang, sehingga dalam ramuan perlu ditambahkan kunyit
sebagai analgetika. Ramuan keempat bahan tersebut
merupakan kombinasi yang bersifat komplementer (saling
melengkapi).
Bila campuran itu dikeringkan dan dibuat serbuk untuk
disajikan dalam bentuk “jamu seduhan” tidak menarik karena
rasanya pahit atau getir scrta baunya kurang sedap. Oleh
karena itu perlu ditambah kayu legi (Glycyrrhiza glabra)
sebagai penyedap rasa (corigen soporis), cengkeh (Eugenia poly-
antha) sebagai penyedap bau (corigen odoris) serta agar
warnanya tidak pucat ditambah kayu secang (Caesalpinia
sapan) sebagai penambah warna (corigen coloris). Masing-
masing corigen bisa lebih dari satu jenis, sehingga lazimnya
dalam satu bungkus jamu tersusun lebih dari sepuluh jenis
bahan. Untuk bentuk sedian tablet dan kapsul corigen tidak
diperlukan lagi, sedangkan pada bentuk cairan (sirup), sclain
corigen juga masih perlu ditambahkan stabilisator dan suspend-
_ ng agent atau solubilizer.
Stabilisator adalah bahan yang berfungsi menstabilkan
komponen aktif dalam unsur utama, sedangkan solubilizer
» 28Demimghatan Efeldivitas Obst Tadisional
untuk menambah kelarutan zat
aktif atau untuk mensuspensikan
sehingga bahan tersebut scolah-
olah terbawa dalam pelarut.
Sebagai contoh karkwminiod, yakni
zat aktif dalam kunyit yang bersifat
labil pada suasana alkalis atau
netral (pH diatas tujuh), tetapi
cukup stabil dalam suasana asam
(pada pH kurang dari tujuh). Oleh
sebab itu dalam ramuan sering ditambahkan bahan yang
bersifat asam misalnya jeruk nipis (Citrus aurantifolia L) atau
asam jawa (Tamarindus indica). Selain itu kurkuminoid
bersifat nonpolar dan sukar larut dalam air, sehingga
diburuhkan suatu bahan pensuspensi dalam hal ini diperankan
oleh pektin yang terkandung dalam asam jawa. Jadi asam jawa
dalam ramuan jamu “kunir asem” berfungsi sebagai
stabilisator sekaligus suspending agent. Demikian juga dengan
etilmetoksi sinamat suatu zat
aktif pada kencur yang agak
sukar larut dalam air. Untuk
menambah kelarutan diperlu-
kan adanya suspending agent
yang berperan sebagai solu-
bilizer, yaitu amilum (beras)
sehingga dibuat ramuan “beras
kencur”.
Formulasi lain yang dimaksudkan untuk pelangsing,
komposisinya terdiri dari kulit kayu rapet (Parameria
29 «Tenghat Marfan Keamanar dam Efeliititen Tenaman Obat dare Oba Traditional
leuvigata) dan daun jati belanda (Guazuma ulmifolia) sebagai
pengelat serta daun jungrahap (Becchea frutescen L.) sebagai
diuretika. Selain itu masih ditambah rimpang kunyit dan
temulawak (sebagai stomakik sekaligus bersifat pencahar).
Rasionalisasi formulasi ini walaupun nafsu makan
ditingkatkan oleh temulawak dan kunyit, tetapi penyerapan
sari makanan dapat ditahan oleh kulit kayu rapet dan jati
belanda. Pengaruh kurangnya defekasi dinetralisir oleh
temulawak dan kunyit sebagai pencahar. Sehingga terjadi
proses pelangsingan, sedangkan proses defekasi dan diuresis
tetap normal.
B. Penyusunan Formulasi Obat Tradisional/Jamu.
Sebagaimana telah disebutkan
pada awal tulisan ini, bahwa Obat
Tradisional lebih banyak ditujukan
dalam upaya promotif dan preventif
dengan pendekatan Masik “lebih baik
menjaga agar tidak terkena penyakit, dari
pada mengobati setelah terkena penyakit”.
Oleh karena itu, berikut ini disampaikan
beberapa gejala penyakit/gangguan
kesehatan yang sering terjadi di
masyarakat serta kegunaan ramuan yang rasional untuk
mengatasi hal tersebut.
1. Masuk angin
Masuk angin adalah suatu keadaan dimana badan
merasa meriang kadang-kadang disertai rasa pegel, mual,
» 30Denials Eldtiter Ober Tredvional
sering menguap, permukaan kulit dingin yang disebabkan
menurunnya kondisi fisik seseorang. Ramuan penyusun
yang diperlukan adalah bahan-bahan (simplisia) yang
mempunyai kegunaan sebagai antikembung, mengurangi
nyeri, pencegahan mual dan penyegar badan.
2. Encok
Encok merupakan suatu gangguan kesehatan dengan
gejala nyeri pada daerah persendian. Hal ini discbabkan
karena adanya peradangan pada sendi dan struktur terkait
di sekelilingnya. Encok juga ditimbulkan akibat gangguan
metabolisme asam urat. Sedangkan asam urat dalam tubuh
berasal dari hasil perombakan nukleoprotein dan lain-lain
yang kemudian dikeluarkan melalui air seni. Jika terjadi
gangguan metabolisme akan terdapat banyak asam urat
dalam tubuh yang mengendap pada sendi dan struktur
terkait disekitarnya sehingga menimbulkan rasa nyeri.
Gejala encok adalah timbulnya rasa nyeri, bengkak,
rasa panas dan merah. Umumnya dapat dirasakan secara
tiba-tiba (mendadak) di sekitar pergelangan kaki, tumit
dan ibu jari kaki. Selain itu juga terjadi gangguan ekskresi
asam urat karena adanya kelainan ginjal, sehingga terjadi
pengendapan/akumulasi asam urat dalam ginjal dan
menimbulkan batu ginjal. Simplisia penyusun formulasi
untuk gejala encok adalah tanaman obat yang memiliki
kegunaan sebagai mengurangi rasa nyeri, penurun panas
dan penenang/pelelap tidur.
31«Tingle Marfan Keamantn dere Efeldil iter Vesrendin Obed dar Obat Thadisional
3. Batuk
Batuk adalah suatu reflek fisiologik pada kadaan sehat
maupun sakit yang berfungsi untuk mengeluarkan dahak
dan membersihkan saluran pernafasan dari benda-benda
asing. Berbagai penyebab yang dapat menimbulkan reflek
fisiologik batuk, diantaranya radang (infeksi) saluran
pernafasan, alergi, rangsangan mekanis (asap rokok, debu,
dan sebagainya), rangsangan kimiawi (dahak, gas, bau)
serta perubahan suhu udara. Simplisia penyusun yang
diperlukan yang memiliki kegunaan sebagai peluruh dahak,
penenang, antiradang, antiseptik dan mengurangi nyeri.
4. Galian singset
Jamu galian singset digunakan untuk mengurangi
kegemukan/obesitas, mengencangkan, merampingkan dan
menyegarkan badan. Simplisia penyusun yang diperlukan
adalah yang mempunyai kegunaan sebagai peluruh lemak,
pengelat/astringen serta penyegar badan.
» 32Posi Efbtinites Obet Tradisionel
Daftar Kegunaan & Jenis Simplisia (Bahan Penyusun)
Ramuan
Antikembung Penenang ‘Antiseptik
Buah Kapulaga Biji Selasih Sambiloto
Kulit Jeruk Limau Rimpang Diingo- Kulit Delima:
Daun Sembung Pala Daun Sirih
Kult Kayu Manis
Rumput Diingo Penambeh Nafsu maken Pencahar
Cengkeh Pulosari Lendir Lidah Buaya
Kemukus Sambiloto Daging Trengguli
Daun Seren Daun Pepaya
Buah Adas Temu Hitam Kurangi Nyeri
Lengkuas Temulawak Cengkeh
Daun Poko ‘Asem Jawa Kunyit
Biji Pala Brotowali Kencur
inten Hitam Lempuyang Pahit
Kedawung Pengelat
Daun Sih Anti Mual Buah Pinang
Buah Lada Kepulaga Buah Delima
Cabe Jawa AkarTapakliman Jati Belanda
Jahe Jane Kemuning
Bengle Kayu Rapet
Penurun Penas sinh
Anti Radang Kulit Pule Jambu Biji
Sambiloto Dadap Serep
Temulawak Kencur Penyegar Badan
Kunyit Brotowali Ketumbar
Daun Ungu Kencur
Lengkuas ‘Stimulan
Kepulaga & Kopi Poluruh Haid
Pelancar Kencing Daun Seribu
Pegagan Peluruh Dahak Lidah Buaya
Teki Daun Saga Kulit Pulosari
Kumis Kucng Kepulaga Daun ller
Daun Sendok Temu Kunci Ketumbar
Meniran. Daun Sereh Kunyit
Kelbeling Adas Temulawak
Tempuyung Kencur
Daun Poko Pembersih Darah
Meningkatkan Fungsi enzim Timi Sambiloto
Pencemaan Jeruk Kingkit Temuhitam
Daun Pepaya Jane Lengkuas
Ketumbar Bidara Laut
Temulawak
Kunyit
Lengkuas
Jahe
C. Peran Teknologi Farmasetika
Kombinasi efek komplementer, sinergisme, kontra
indikasi, hambatan absorpsi, peningkaran ketersediaan hayati
serta stabilitas dan kelarutan kandungan kimia bahan alam
33 «Tinghat Manfaat Keamansn dam Elelitifites Tamamnar Obat dam Olt Tradisional
(tanaman obat) jelas akan sangat
berpengaruh terhadap efek suatu
sediaan obat tradisional. Bahan segar
akan berbeda efeknya dengan bahan
yang telah dikeringkan terkait
dengan cara penggunaannya
(diseduh, direbus atau diperas).
Berbagai ckstrak yang diproduksi
dengan jenis pelarut yang berbeda
akan memiliki efek terapi yang
berbeda pula, Itulah sebabnya pada saat ini berkembang suatu
disiplin ilmu yang disebut “teknologi fitofarmasetika” yang
dahulu disebut “galenika”. Dengan teknologi tersebut
kecenderungan usaha produksi ekstrak yang berkembang saat
ini adalah pengadaan ekstrak terpurifikasi yaitu suatu teknik
ekstraksi selektif yang hanya menyari secara maksimal senyawa
aktif yang dikehendaki dan membatasi seminimal mungkin
zat ballast atau senyawa banar yang ikut tersari.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa salah satu
contoh kombinasi efek kontra
indikasi pada satu bahan
terdapat pada akar kelembak
dan rimpang temulawak. Akar
kelembak (Rheum officinale)
mengandung antrakinon yang
berefek laksantif (pencahar
atau urus-urus) dan tanin yang
berefek sebagai antidiare.
Dengan pendekatan teknologi
» 34Peninghaten Eehtiviten Olt Tradesienel
fitofarmasetika jika kelembak akan
digunakan sebagai laksan maka
kandungan antrakinon yang
dikehendaki; sebaliknya jika
diprogramkan sebagai antidiare
maka kandungan tanin yang
diharapkan. Kedua senyawa
ternyata memiliki tingkat polaritas
yang, berbeda, antrakinon relatif
tidak terlalu polar dan akan tersari
dengan penyari ctanol; scbaliknya tanin (baik yang
terkondensasi maupun yang terhidrolisis) merupakan senyawa
yang bersifat polar dan akan tersari dengan ekstraksi
menggunakan pelarut air panas. Demikian juga kandungan
minyak atsiri pada temulawak (Curcuma xanthorriza) yang
memiliki efek memacu nafsu makan merupakan kontraindikasi
terhadap kurkuminoid sebagai penurun kadar kolesterol darah.
Oleh karena itu eliminasi minyak atsiri merupakan solusi yang
tepat untuk menghindari kontraindikasi terscbut. Tetapi
climinasi minyak atsiri secara destilasi bukan merupakan
pilihan yang tepat karena akan
terjadi pemanasan bahan secara
berlebihan yang dapat merusak
kurkuminoid. Lebih tepat jika
eliminasi dilakukan dengan cara
ekstraksi menggunakan pelarut
dengan polaritas selektif dalam
melarutkan kandungan kimia
tanaman. Terbukti dari hasilTinghat Manas Keamnanane dan Efelitifitar Tamaonar Oba dar Oba Tradisional
penclitian (Pramono dkk, 2005) dengan pemilihan pelarut
yang tepat ekstrak temulawak memiliki efek yang siginifikan
sebagai penurun kolesterol pada uji pra Klinik dan uji klinik.
Demikian juga pada kombinasi senyawa aktif yang
bersifat komplementer dalam satu bahan, misalnya daun jati
belanda (Guazuma ulmifolia) sebagai ramuan untuk pelansing
dengan tiga kombinasi komponen aktif yaitu musilago, tanin
dan alkaloid. Musilago dan tanin bersifat polar, sedangkan
alkaloid pada tanaman kemungkinan dalam bentuk bebas
(yang relatif bersifat non polar) atau dalam bentuk garamnya
yang cenderung bersifat polar. Hasil penelitian (Rujiati dkk,
2006) menunjukkan bahwa alkaloid pada ckstrak daun jati
belanda terdeteksi pada fraksi etilasetat dan fraksi air, sehingga
kemungkinan memang terdapat dua bentuk yaitu dalam
bentuk bebas dan terikat sebagai garam alkaloid. Maka pelarut
yang digunakan untuk ckstraksi scbaiknya ctanol 30% agar
ketiga senyawa aktifnya dapat tersari sempurna.
D.Kualitas Bahan Baku
Efektivitas obat tradisional juga dipengaruhi oleh kualitas
bahan baku atau simplisia yang digunakan sebagai penyusun
ramuan. Kualitas simplisia terutama dari parameter
kandungan senyawa aktif sangat dipengaruhi oleh teknik
budidaya dan pengelolaan pascapanen.
Budidaya tanaman obat agak berbeda dengan tanaman
pangan, karena hasil akhir yang diharapkan selain biomassa
juga kadar senyawa aktifnya. Oleh karena itu pada budidaya
tanaman obat beberapa hal perlu diperhatikan, antara lain
kesesuaian tempat tumbuh (iklim, ketinggian tempat, curah
» 36Penis Elebtivites Olt Trad
hujan, intensitas cahaya), faktor mikro dan makronutrien
(pupuk, hormon) serta hama, penyakit dan predator.
Kemudian kualitas bibit tanaman, waktu tanam, umur
tanaman dan waktu panen karena terkait dengan akumulasi
metabolit sekunder pada jaringan tanaman.
Adapun penanganan pascapanen erat kaitanya dengan
kandungan air atau tingkat kekeringan bahan, pengaruh sinar
ultraviolet (UV), faktor pemanasan dan derajat keasaman
(pH). Pengaruh pH dan kadar air terutama pada proses
enzimatis dan kontaminasi mikroba. Banyak kandungan kimia
simplisia yang rusak oleh proses hidrolisis, oksidasi dan lain
sebagainya. Demikian juga dengan sinar UV pada pengering-
an dibawah sinar matahari langsung dapat merusak beberapa
senyawa bioaktif, misalnya turunan azulen (pada temu hitam),
chamazulen (pada bunga kamomilen) dan kurkuminoid (pada
Curcuma ssp). Disamping itu proses pemanasan untuk
pengeringan bahan dengan menggunakan oven juga perlu
diperhatikan, terutama bahan-bahan dengan kandungan
37 «Tenglat Mala Keemancn da Efeltiftas Tenanen Olat dam bet Tradisional
senyawa aktif termolabil seperti minyak atsiri, kurkuminoid
dan karotenoid. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut
dimaksudkan agar bahan ramuan OT tetap terjaga bukan
hanya sccara fisik, tetapi juga kestabilan kandungan senyawa
aktifnya.O
» 38Bab IV
EFEK SAMPING DAN
PENYALAHGUNAAN
TANAMAN OBAT DAN OBAT
TRADISIONAL
A. Efek Samping TO OT
a definisi Obat Tradisional yang telah direkomen-
dasikan Depkes (UU Kesehatan No. 23 tahun 1995)
terdapat kalimat “......ang secara tradisional digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman”. Pada kata ‘secara
tradisional tersirat makna bahwa segala aspeknya (jenis bahan,
cara menyiapkan, takaran serta waktu dan cara penggunaan)
harus sesuai dengan warisan turun temurun nenek moyang
kita. Penyimpangan terhadap salah satu aspek kemungkinan
dapat menyebabkan ramuan OT yang asalnya aman menjadi
tidak aman atau berbahaya bagi kesehatan. Padahal jika
diperhatikan, seiring perkembangan zaman banyak sckali hal-
hal tradisional yang telah bergeser mengalami penyempurnaan.
agar lebih mudah dikerjakan ulang oleh siapapun, misalnya
tentang peralatan untuk merebus jamu dulu masih
menggunakan kwali yang berasal dari tanah liat sckarang
sudah beralih ke panci dari alumunium, untuk menumbuk
sudah menggunakan alat-alat dari logam dan jarang sekali
39 «