You are on page 1of 12

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA)

Vol. 1, No. 2, (2016) Halaman 59-70


JCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENERAPAN


METODE FULL COSTING PADA UMKM KOTA BANDA ACEH

2
Mifta Maghfirah*1, Fazli Syam BZ*
1,2,3
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala
e-mail: maghfirahmifta@gmail.com *1, fazlisyambz@gmail.com2

Abstract
Calculation and acquisition cost of production is strongly Influenced by the application of the method
right, so the cost of production is obtained to indicate the actual value occurs. This study conducted on Banda Aceh
micro, small and medium enterprises, especially processing businesses of tofu. The purpose of this study is to
analyze the production cost price calculation and allocation of costs applied by Banda Aceh micro, small and
medium enterprises with the calculation the cost of production using the full costing method. The type of data used in
this study is qualitative data which presented in a descriptive or shape description, and quantitative data is presented
in the numbers. Sources of data derived from primary data results of interviews conducted with business owners tofu
in Banda Aceh, and secondary data obtained from the literature review and other literature that supports the writing
of this study. The results indicate that the acquisition cost of production using the full costing method is better in
analyzing production costs, its caused the calculation cost of production using the full costing method has included
all overhead costs, both fixed and variable during the production process.

Keywords Cost of Production, Full Costing, Process Cost


.
Zimmerer dan Scarborough (2008:39)
1. Pendahuluan menjelaskan bahwa keterbatasan sumber daya,
kurangnya pengalaman manajemen, dan kurang
UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) stabilnya keuangan akan mengakibatkan tingkat
merupakan sebuah industri penggerak kesejahteraan kematian bisnis mikro maupun kecil jauh lebih tinggi
bagi masyarakat daerah, juga merupakan usaha yang dibandingkan bisnis yang sudah lebih besar. Sepuluh
dapat membantu masyarakat kecil untuk memperoleh kesalahan fatal dalam kewirausahaan yang
pekerjaan juga pendapatan bagi hidupnya. Peranan menyebabkan kegagalan ini terjadi, yaitu:
UMKM di Indonesia sering kali dikaitkan dengan 1. Ketidakmampuan manajemen.
upaya-upaya pemerintah dalam mengurangi 2. Kurang pengalaman.
pengangguran, memerangi kemiskinan, dan 3. Pengendalian keuangan yang buruk.
pemerataan pendapatan. Oleh karena itu, tidak heran 4. Lemahnya usaha pemasaran.
jika kebijakan pengembangan UMKM di Indonesia 5. Kegagalan mengembangkan perencanaan strategi.
sering dianggap secara tidak langsung sebagai 6. Pertumbuhan yang tak terkendali.
kebijakan untuk menciptakan kesempatan kerja, 7. Lokasi yang buruk.
kebijakan anti kemiskinan, dan kebijakan sebagai 8. Pengendalian persediaan yang tidak tepat.
redistribusi pendapatan (Tambunan, 2002:16). 9. Penetapan harga yang tidak tepat.
UMKM juga mempunyai peran penting dalam 10. Ketidakmampuan membuat transisi
pembangunan ekonomi nasional, terbukti dari kewirausahawan.
penambahan UMKM setiap tahunnya. Bersamaan Masalah yang dihadapi oleh pengusaha mikro,
dengan perkembangan UMKM dari setiap tahunnya, kecil dan menengah bersifat multidimensi, salah
angka kematian untuk UMKM juga meningkat. Hal satunya adalah kesalahan pada penetapan harga yang
ini sering dialami oleh UMKM terutama terjadi pada tidak tepat. Kesalahan ini bisa saja terjadi karna
permasalahan manajemen keuangan.
59
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)

adanya kesalahan awal yang terdapat pada dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
perhitungan harga pokok produksi yang salah. dan biaya overhead pabrik, baik yang berprilaku
Permasalahan seperti ini akan menciptakan kesalahan variabel maupun tetap (Mulyadi, 2005:16).
fatal yang akan berakibat pada kegagalan dalam
kewirausahaan. Cara menghindari kegagalan yang 2. Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran
terjadi adalah dengan mengelola kembali sumber daya
Pengertian Akuntansi Biaya
keuangan dan memahami laporan keuangan yang ada. Menurut Horngren et al., (2008:3) akuntansi
Menurut statistik Banda Aceh 2015 UMKM biaya merupakan akuntansi yang menyediakan
Kota Banda Aceh didominasi oleh industri informasi yang dibutuhkan dalam akuntansi
pengolahan, yaitu pengolahan makanan. Beberapa manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi biaya
makanan dan minuman sudah tidak asing untuk mengukur serta melaporkan setiap informasi keuangan
didengar, seperti bubuk kopi yang sudah menjadi khas dan nonkeuangan yang terkait dengan biaya perolehan
atau pemanfaatan sumber daya dalam suatu
minuman dan buah tangan dari Aceh. Perdagangan
organisasi.
bubuk kopi tidak hanya berada di kota Banda Aceh Witjaksono (2006:1) juga menjelaskan bahwa
tetapi sudah memasuki perdagangan nasional. Proses akuntansi biaya merupakan ilmu juga seni dalam
produksi untuk bubuk kopi diduga sudah mencatat, mengakumulasikan, mengukur serta
menggunakan metode yang benar dalam perhitungan menyajikan informasi berkenaan dengan biaya dan
harga pokok produksi. Lain halnya dengan produksi beban. Supriyono (1999:12) juga menambahkan
rumahan seperti proses pengolahan tahu kota Banda bahwa akuntansi biaya merupakan salah satu cabang
akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam
Aceh, tidak jarang pengetahuan dalam perhitungan
memonitor dan merekam transaksi biaya secara
harga pokok produksi masih sangat rendah bahkan sistemastis, serta menyajikan informasi biaya dalam
tidak menggunakan metode yang benar. bentuk laporan biaya.
Perusahaan industri biasanya sangat Lebih lanjut menurut Dunia dan Wasilah
memperhatikan pengalokasian biaya-biaya produksi (2012:4) akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi
yang digunakan. Hal ini bertujuan agar usaha tersebut manajemen dimana lebih menekankan pada proses
selalu stabil atau bahkan meningkat dalam laba yang penentuan biaya dan pengendalian biaya, yang
diperoleh. Lain halnya dengan UMKM Banda Aceh berhubungan dengan biaya untuk memproduksi suatu
khususnya pada pengolahan tahu, tidak jarang dalam barang. Keseluruhannya akuntansi biaya merupakan
industri mikro seperti ini cara perhitungan harga akuntansi yang menyediakan informasi yang
pokok produksi masih sangat sederhana, secara garis diperlukan oleh manajemen untuk mengelola
besarnya mereka hanya menghitung biaya bahan baku perusahaannya. Hal ini sangat membantu manajemen
dan tenaga kerja saja, sedangkan untuk perhitungan dalam perencanaan, pengendalian laba, penentuan
overhead pabrik baik biaya tetap maupun variabel harga pokok produk dan jasa, serta membantu
belum tentu diperhitungkan secara detail, sehingga manajemen dalam pengambilan keputusan. Akuntansi
biaya pokok produksi tersebut tidak menunjukkan biaya juga merupakan akuntansi yang ditujukan untuk
biaya yang sebenarnya, dalam hal ini juga akan menyajikan informasi biaya bagi manajemen baik
berdampak pada harga pokok penjulannya. biaya produksi maupun non produksi.
Untuk menghindari kesalahan dalam
perhitungan harga pokok produksi pada UMKM kota Pengertian Biaya
Banda Aceh dan menghasilkan biaya yang efisien Menurut Supriyono (1999:16) biaya
diperlukan suatu metode yang tepat. Metode yang merupakan harga yang diperoleh atau dikorbankan
tepat dalam perhitungan harga pokok produksi adalah yang digunakan dalam rangka memperoleh
dengan menggunakan metode full costing. Pendekatan penghasilan serta akan dipakai sebagai pengurang
metode full costing merupakan metode penentuan penghasilan, selain itu biaya juga dikelompokkan ke
biaya produksi yang memperhitungkan semua unsur dalam harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya
biaya produksi ke dalam biaya produksi, yang terdiri administrasi dan umum, biaya bunga dan biaya pajak
60
IJurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 2, No. 1, (2016)

perseroan. Disisi lain biaya (cost) juga merupakan berubah tidak sebanding dengan perubahan
pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan volume kegiatan produksi, biaya semifixed
untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna merupakan biaya yang tetap untuk tingkat
untuk masa yang akan datang, atau mempunyai volume kegiatan tertentu dan berubah dengan
manfaat melebihi satu periode akuntansi tahunan jumlah yang konstan pada volume produksi
(Dunia dan Wasilah, 2011:22). tertentu serta biaya tetap yang merupakan biaya
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, yang jumlah totalnya tetap dalam volume
dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya didefinisikan kegiatan tertentu.
ataupun diartikan dalam dua kategori yaitu secara 5. Biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya.
sempit dan luas. Dalam arti sempit definisi atau
Penggolongan ini membagi atas dua
pengertian biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi
untuk memperoleh aktiva sedangkan dalam arti luas penggolongan yaitu: Pengeluaran modal
definisi atau pengertian biaya merupakan pengorbanan merupakan biaya yang mempunyai manfaat lebih
sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang dari satu periode akuntansi, serta pengeluaran
yang telah terjadi secara potensial untuk mencapai pendapatan yang merupakan biaya yang hanya
tujuan tertentu. Menurut Mulyadi (2005:13) biaya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi
dapat digolongkan menurut: terjadinya pengeluaran tersebut.
1. Objek pengeluaran. Dalam penggolongan ini,
nama dari objek pengeluaran merupakan dasar Klasifikasi Biaya
penggolongan biaya. Dunia dan Wasilah (2011:23) menjelaskan
2. Fungsi pokok dalam perusahaan. Perusahaan bahwa klasifikasi biaya sangat diperlukan untuk
manufaktur, terdapat tiga fungsi pokok, yaitu penyampaian dan penyajian data biaya agar berguna
bagi manjemen dalam mencapai berbagai tujuannya.
produksi, pemasaran, administrasi dan umum.
Sebelum memutuskan bagaimana menghimpun dan
mengalokasikan biaya dengan baik, pihak manajemen
Biaya produksi merupakan biaya yang terjadi dapat melakukan pengklasifikasian biaya atas dasar
untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. (1) objek biaya yang terdiri dari produk dan
Biaya pemasaran merupakan biaya yang terjadi departemen (2) perilaku biaya (3) periode akuntansi
untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. dan (4) fungsi manajemen atau jenis kegiatan
Biaya admistrasi dan umum, merupakan biaya fungsional.
Bustami dan Nurlela (2006:28)
untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan
mengklasifikasi biaya berdasarkan pola perilaku biaya
pemasaran produk. dapat digolongkan ke dalam :
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai. 1. Biaya Variabel (Variable Costs)
Sesuatu yang dapat dibiayai dapat berupa produk 2. Biaya Tetap ( Fixed Costs)
atau departemen. Terdapat dua kelompok biaya 3. Biaya Campuran (Mixed Cost)
yang dapat dibiayai yaitu: Biaya langsung yang Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah
merupakan biaya yang terjadi oleh sebab karena sebanding dengan aktivitas atau volume produksi
adanya sesuatu yang dibiayai dan biaya tidak dalam rentang relevan tetapi perunit bersifat tetap.
langsung yang merupakan biaya yang terjadi Biaya tetap adalah biaya yang secara total tetap dalam
tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang rentang relevan (relevant range) tetapi per-unit
berubah. Biaya campuran adalah biaya yang
dibiayai.
mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel.
4. Biaya menurut perilaku dalam hubungannya Charles (2008:43) juga mengatakan ada tiga
dengan perubahan volume aktivitas. Menurut istilah yang umum digunakan dalam menggambarkan
penggolongan ini biaya dapat digolongkan dalam biaya manufaktur adalah biaya bahan langsung, biaya
empat kelompok, yaitu: Biaya variabel, yang tenaga kerja langsung, serta biaya manufaktur tidak
merupakan biaya dimana jumlah totalnya langsung.
1. Biaya bahan langsung (direct material costs)
berubah sebanding dengan perubahan volume
adalah biaya perolehan semua bahan yang pada
kegiatan, biaya semi variabel berupa biaya yang
61
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)

akhirnya akan menjadi bagian dari objek biaya termasuk dalam biaya asuransi gedung, asuransi
(barang dalam proses dan kemudian barang jadi) gedung, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan
dan yang dapat ditelusuri ke objek biaya dengan karyawan dan biaya amortisasi kerugian trial-run.
cara yang ekonomis.
2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut
2. Biaya tenaga kerja manufaktur langsung (direct
perilaku dalam hubungannya dengan perubahan
manufacturing labor costs) meliputi kompensasi
volume produksi.
atas seluruh tenaga kerja manufaktur yang dapat
ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses Ditinjau dari perilaku unsur biaya overhead pabrik
dan kemudian barang jadi) dengan cara yang dan hubungannya dengan perubahan volume
ekonomis. kegiatan, maka biaya ini digolongkan dalam (1)
3. Biaya manufaktur tidak langsung (indirect biaya overhead variabel yang merupakan biaya
manufacturing costs) adalah seluruh biaya overhead yang berubah sebanding dengan
manufaktur yang terkait dengan objek biaya perubahan volume kegiatan (2) biaya overhead
pabrik tetap yang merupakan biaya overhead yang
(barang dalam proses dan kemudian barang jadi)
tidak berubah dalam kisar perubahan volume
namun tidak dapat ditelusuri ke objek biaya kegiatan dan (3) biaya overhead pabrik
dengan cara yang ekonomis. semivariabel yang merupakan biaya overhead
pabrik yang berubah tidak sebanding dengan
Biaya Overhead Pabrik perubahan volume kegiatan.
Overhead adalah berbagai faktor ataupun
biaya produksi yang tidak langsung untuk 3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut
memproduksi sebuah produk atau menyediakan
hubungannya dengan departemen. Peninjauan dari
sebuah jasa. Biaya overhead tidak memasukkan bahan
baku langsung dan tenaga kerja langsung, namun hubungannya dengan departemen, biaya overhead
biaya overhead memasukkan bahan baku langsung ini digolongkan dalam (1) biaya overhead pabrik
dan tenaga kerja tidak langsung juga semua biaya langsung departemen yang merupakan biaya
lainnya yang terjadi dalam area produksi (Raiborn dan overhead pabrik yang terjadi dalam departemen
Kinney, 2011:52). tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh
Mulyadi (2005:193) menggolongkan biaya departemen tersebut dan (2) biaya overhead
overhead pabrik ke dalam tiga cara penggolongan:
pabrik tidak langsung departemen yang
merupakan biaya overhead pabrik dimana
1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut
manfaatnya dinikmati lebih dari satu departemen.
sifatnya.

Biaya produksi yang termasuk dalam biaya Harga Pokok Produksi


Harga pokok produksi (Cost of goods
overhead pabrik dikelompokkan menjadi
manufactured) adalah total produksi biaya barang-
beberapa golongan, diantaranya: (1) Biaya bahan
barang yang telah selesai dikerjakan dan ditransfer ke
penolong yang merupakan bahan yang tidak
dalam persediaan barang jadi selama sebulan periode
menjadi bagian dari produk jadi atau bahan yang
(Kinney dan Raiborn, 2011:56). Selanjutnya juga
menjadi bagian produk jadi tetapi mempunyai
dijelaskan bahwa harga pokok produksi merupakan
nilai relatif kecil bila dibandingkan dengan harga
kumpulam biaya produksi yang terdiri dari bahan
pokok produksi tersebut (2) biaya reparasi dan
baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya
pemeliharaan berupa biaya suku cadang, biaya
overhead pabrik yang ditambah dengan persediaan
bahan habis pakai dan harga perolehan jasa dari
produk dalam proses awal serta dikurang dengan
pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan
persediaan produk dalam proses akhir (Bustami dan
dan pemeliharaan (3) biaya tenaga kerja tidak
Nurlela, 2006:60).
langsung yang merupakan biaya tenaga kerja
Kesimpulan dari beberapa pengertian tersebut
pabrik dimana upahnya tidak dapat
bahwa harga pokok produksi merupakan sekumpulan
diperhitungkan secara langsung kepada produk
biaya yang dikelurkan dan diproses yang terjadi dalam
dan (4) biaya yang timbul sebagai akibat
proses manufaktur ataupun memproduksi suatu
berlalunya waktu, yaitu biaya-biaya yang
62
IJurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 2, No. 1, (2016)

barang, yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga mampu menghasilkan laba bruto atau
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. mengakibatkan rugi bruto, manajemen
memerlukan informasi biaya produksi yang telah
Komponen Harga Pokok Produksi dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam
(Lasena:2013) harga pokok produksi meliputi
keseluruhan bahan langsung, tenaga kerja langsung, periode tertentu. Informasi laba atau rugi bruto
dan overhead pabrik yang dikeluarkan untuk periodik diperlukan untuk mengetahui kotribusi
memproduksi barang atau jasa. Harga pokok produksi produk dalam menutup biaya nonproduksi dan
terdiri atas tiga komponen utama, yaitu: menghasilkan laba atau rugi.
1. Bahan baku langsung yang meliputi biaya 4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi
pembelian bahan, potongan pembelian, biaya dan produk dalam proses yang disajikan dalam
angkut pembelian, biaya penyimpanan, dan lain- neraca. Pada saat manajemen dituntut untuk
lain. membuat pertanggungjawaban keuangan periodik,
2. Tenaga kerja langsung yang meliputi semua biaya manajemen harus menyajikan laporan keuangan
upah karyawan yang terlibat secara langsung berupa neraca dan laporan laba rugi. Dalam
dalam proses pembuatan bahan baku menjadi neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok
barang jadi atau barang yang siap dijual. persediaan produk jadi dan harga pokok yang
3. Biaya overhead pabrik meliputi semua biaya- pada tanggal neraca masih dalam proses.
biaya diluar dari biaya perolehan biaya bahan Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
baku langsung dan upah langsung. Mursyidi (2010:29) dalam Mangerongkonda
et. al., (2014) menyatakan penentuan harga pokok
Manfaat Harga Pokok Produksi
produk adalah pembebanan unsur biaya produksi
Menurut Mulyadi (2005:65) manfaat dari
penentuan harga pokok produksi secara garis besar terhadap produk yang dihasilkan dari suatu proses
adalah sebagai berikut: produksi, artinya penentuan biaya yang melekat pada
1. Menentukan harga jual produk. Perusahaan yang pada produk jadi dan persedian barang dalam proses.
berproduksi massa memproses produknya untuk Dalam penentuan harga pokok produk terdapat dua
memenuhi persediaan di gudang, dengan metode:
demikian biaya produksi dihitung dalam jangka 1) Full Costing
waktu tertentu untuk menghasilakan informasi Full costing adalah penentuan harga pokok
biaya produksi per satuan produk. Dalam produk yang memperhitungkan semua unsur
penentuan harga jual produk, biaya produksi per biaya produksi, yaitu biaya bahan baku, biaya
unit merupakan salah satu data yang tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
dipertimbangkan disamping data biaya lain dan yang bersifat variabel maupun yang bersifat
data non biaya. tetap.
2. Memantau realisasi biaya produksi. Manajemen 2) Variabel Costing
memerlukan informasi biaya produksi yang Variabel costing adalah penentuan harga pokok
sesungguhnya dikeluarkan di dalam pelaksanaan produk yang hanya memasukan unsur-unsur
rencana produksi tersebut. Oleh karena itu biaya produksi yang bersifat variabel saja.
akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas,
informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam maka dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi
jangka waktu tertentu untuk memantau apakah merupakan total dari biaya produksi barang yang
proses produksi mengkonsumsi total biaya ditransfer ke barang jadi yang meliputi beberapa biaya
produksi sesuai dengan yang diperhitungkan produk yaitu, bahan langsung, tenaga kerja langsung
sebelumnya. dan biaya overhead pabrik.
3. Menghitung laba atau rugi bruto periode tertentu.
Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan
pemasaran perusahaan dalam periode tertentu
63
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)

Metode Full Costing 1) Usaha mikro. Usaha ini mempunyai kriteria


Mulyadi (2005:17) menjelaskan bahwa full (1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak
costing merupakan metode penentuan kos produksi ke Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. usaha (2) Memiliki hasil penjualan tahunan
Dalam metode full costing, semua biaya overhead paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
yang bersifat tetap maupun variabel akan dibebankan juta rupiah).
kepada produk yang diproduksi atas tarif yang telah 2) Usaha kecil. Usaha ini mempunyai kriteria (1)
ditentukan dimuka pada kapasitas normal atau atas Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp
dasar biaya overhead pabrik yang sesungguhnya. Oleh 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
karena itu, biaya overhead pabrik tetap akan melekat
dengan paling banyak Rp 500.000.000,00
pada harga pokok persediaan produk dalam proses dan
juga persediaan produk yang belum laku untuk dijual, (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan baru dianggap sebagai biaya atau unsur harga dan bangunan tempat usaha (2) Memiliki hasil
pokok penjualan jika produk jadi tersebut telah terjual. penjualan tahunan lebih dari Rp
Berikut merupakan komponen yang diperhitungkan 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai
dalam metode full costing: dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah).
3) Usaha menengah. Usaha ini mempunyai
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx kriteria (1) Memiliki kekayaan bersih lebih
Biaya overhead pabrik variabe l xxx dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
Biaya overhead pabrik tetap xxx rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
Biaya produksi xxx 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
UMKM usaha (2) Memiliki hasil penjualan tahunan
Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2008 lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar
tentang usaha mikro, kecil dan menengah menjelaskan lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling
usaha mikro merupakan usaha produktif milik banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh
perorangan dari atau badan usaha milik perorangan milyar rupiah).
yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana Afiah (2009) juga menyebutkan beberapa
diatur dalam undang-undang. Lebih lanjut Afiah karakteristik UMKM yaitu:
(2009) juga menjelaskan bahwa usaha mikro 1) Manajemennya berdiri sendiri, artinya tidak
maupun kecil sering didefinisikan sebagai ada pemisahan antara pemilik usaha dengan
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pengelola perusahaan. Pemilik juga
perseorangan atau rumah tangga maupun suatu merupakan pengelola dalam UMKM.
badan yang bertujuan untuk memproduksi barang 2) Modal disediakan oleh perseorangan atau dari
kelompok kecil pemilik modal.
atau jasa dengan tujuan untuk diperniagakan
3) Tempat beroperasi umumnya berlokasi lokal,
secara komersial serta mempunyai omzet
walaupun terdapat UMKM yang memiliki
penjualan bersih sebesar satu miliar rupiah atau orientasi luar negeri, berupa ekspor ke negara-
kurang. negara mitra perdagangan.
4) Ukuran perusahaan baik dari segi total aset,
Karakteristik UMKM jumlah karyawan, dan sarana prasarana masih
Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang tergolong kecil.
usaha mikro, kecil dan menengah menyebutkan Secara ringkas kerangka pemikiran dari
beberapa kriteria usaha mikro, kecil dan menengah, penelitian ini adalah sebagai berikut:
diantaranya adalah:
64
IJurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 2, No. 1, (2016)

Skema Kerangka Pemikiran Jenis investigasi yang dipilih dalam penelitian


ini adalah korelasional, yaitu peneliti hanya ingin
UMKM Kota Banda Aceh mengidentifikasi faktor-faktor yang dianggap penting
yang berkaitan dengan masalah (Sekaran, 2009:164).
Identifikasi Biaya Dalam investigasi ini, peneliti akan mengidentifikasi
Produksi
dan membandingkan penerapan metode dalam
perhitungan harga pokok produksi yang terdapat pada
Mengindentifikasi UMKM yang bergerak di sektor makanan kota Banda
Perhitungan
Harga Pokok Aceh
Produksi 3) Tingkat Intervensi Peneliti
Studi korelasional dilakukan dalam
Perhitungan HPP Metode Perhitungan HPP lingkungan alami organisasi dengan intervensi
Menurut UMKM Menurut Full Costing
minimum oleh peneliti dan arus kerja yang normal
(Sekaran, 2009:166). Dengan demikian peneliti
mencoba mengidentifikasi serta mempelajari
Analisis Perbandinga
Kedua HPP penerapan metode perhitungan harga pokok produksi
yang diterapkan oleh UMKM yang berpengaruh pada
hasil perolehan harga pokok.
3. Metode Penelitian 4) Konteks Studi
Desain Penelitian Situasi studi yang dilakukan oleh peneliti
Desain penelitian adalah sebuah rancangan yaitu tidak diatur, dikarenakan penelitian ini dapat
juga struktur yang dibuat dalam penyelidikan guna dilakukan dalam lingkungan yang alami, dimana
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dari pekerja berproses secara normal. Jenis konteks studi
sebuah penelitian yang akan dilakuakan. Rencana ini pada penelitian ini adalah studi pada UMKM di Kota
mencakup semua hal yang ingin diteliti ditandai dari Banda Aceh. Studi lapangan adalah studi yang
hipotesis serta implikasinya secara operasional sampai menguji hubungan korelasional antara variabel dengan
analisis data yang akan dilakukan (Kerlinger dalam kondisi lingkungan penelitian secara natural
Cooper, 1996:122). (Indriantoro dan Supomo, 1999:92).
Desain penelitian yang disusun dalam rencana 5) Unit Analisis
penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: Dalam penelitian ini unit analisis yang
1) Tujuan Penelitian diambil adalah industri makanan, dimana UMKM atau
Tujuan studi deskriptif adalah memberikan disebut juga dengan usaha kecil yang menjadi unit
sebuah riwayat kepada peneliti atau untuk aspek-aspek analisis. Sehingga data-data yang diperoleh berasal
yang relevan dengan menggambarkan fenomena dari dari data UMKM itu sendiri.
perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri, 6) Horizon Waktu
atau lainnya (Sekaran, 2009:158). Berdasarkan Sebuah studi dapat dilakukan dengan data
tujuannya, peneliti ingin membandingkan metode yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama
perhitungan harga pokok produksi yang digunakan periode harian, bulanan, atau tahunan. Studi semacam
oleh UMKM dengan perhitungan harga pokok ini disebut studi one-shot atau cross sectional
produksi menggunakan metode full costing, dengan (Sekaran, 2009:177).
demikian peneliti akan membandingkan selisih
perbedaan yang didapatkan dalam perhitungan harga Populasi Penelitian
pokok produksi menggunakan kedua metode tersebut. Populasi adalah wilayah generalisasi yang
2) Jenis Investigasi terdiri atas objek, subjek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
65
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)

(Sugiyono, 2002:55). Lebih lanjut menurut Wirartha digunakan saat mengumpulkan data yang diperlukan
(2006:232) menjelaskan bahwa populasi merupakan adalah:
kelompok dimana seseorang peneliti akan a. Penelitian Lapangan, yaitu menggunakan
memperoleh hasil penelitian yang dapat peninjauan dan pengamatan secara langsung
disamaratakan ataupun digeneralisasikan. Populasi terhadap objek yang diteliti, seperti
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh melakukan wawancara guna mendalami dan
usaha tahu di Banda Aceh yang terdaftar dan masih lebih memahami suatu kejadian atau kegiatan
beroperasi berdasarkan data yang terdapat pada dinas suatu objek penelitian dengan pihak terkait
koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah kota serta mengumpulkan data dari perusahaan.
Banda Aceh. b. Tinjauan kepustakaan dilakukan dengan
membaca dan mempelajari buku-buku
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ataupun literatur yang mendukung serta
Sumber Data berkaitan dengan topik penelitian. Hal ini
Sumber data dalam sebuah penelitian menjadi bertujuan untuk mendapatkan dasar teoritis
faktor penting sebagai tujuan pertimbangan dalam yang akan digunakan dalam pembahasan,
metode pengumpulan data, dalam pengumpulan data sebagai alat analisis, dan memberikan
terdapat dua sumber data yaitu data primer dan tambahan wawasan dalam penelitian ini.
sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan (Suharsaputra, 2012:208).
dengan cara langsung serta dikumpulkan oleh peneliti .
atau petugas pengambil data lainnya dari sumber Analisis Data
pertama, sedangkan data sekunder yaitu data yang Metode yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh secara tidak langsung ataupun melalui adalah analisis deskriptif yaitu mengidentifikasi dan
perantara yang biasanya telah tersusun dalam bentuk memberikan gambaran tentang penerapan metode full
dokumen-dokumen atau dalam bentuk arsip (Wirartha, costing dalam perhitungan harga pokok produksi pada
2006:245). UMKM Banda Aceh.
Adapun langkah yang harus dilakukan dalam
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini rencana penelitian ini adalah sebagai berikut:
adalah dengan menggunakan data kuantitatif dan 1. Melakukan identifikasi terhadap biaya-biaya
kualitatif. produksi
a. Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa 2. Melakukan pengidentifikasian terhadap biaya-
angka-angka yang berasal dari objek biaya produksi dengan menggunakan metode
penelitian seperti penyajian laporan keuangan, perhitungan.
biaya-biaya yang mempengaruhi laporan laba 3. Melakukan perbandingan penerapan
rugi, dll perhitungan harga pokok produksi.
b. Data Kualitatif, yaitu data yang bersifat 4. Lagkah terakhir adalah menyimpulkan
kualitatif yang mendeskripsikan setting bagaimana perbedaan perhitungan harga
penelitian, baik berupa situasi informan atau pokok produksi menurut perusahaan dan
responden yang umumnya berbentuk narasi perhitungan harga pokok produksi dengan
melalui perantara lisan seperti ucapan maupun penerapan metode full costing.
penjelasan, dokumen pribadi atau catatan
lapangan (Suharsaputra, 2012:188).

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data ditentukan oleh
setting dan partisipan serta jenis data yang akan
dikumpulkan. Dalam penelitian ini teknik yang
66
IJurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 2, No. 1, (2016)

4.Hasil Dan Pembahasan No Uraian Biaya Per Bunga Indah Sumedang Timbul
Bulan Jaya
4 Biaya Listrik Rp 500.000 Rp 450.000
Penentuan Biaya Proses Produksi Tahu Kota
5 Biaya Sewa Rp 1.666.667 Rp 1.666.667
Banda Aceh
Total Biaya Produksi Rp 114.166.667 Rp 111.216.667
Biaya yang dikelurkan dalam proses produksi Jumlah Produksi Per
tahu ada beberapa biaya, yaitu: Potong 540.000 540.000
1. Bahan Baku Langsung Harga Pokok Produksi
2. Tenaga Kerja Langsung Per Potong 211,42 205,96

3. Biaya Overhead Pabrik ( Biaya bahan


Tabel 1-Lanjutan
penolong, biaya listrik, biaya sewa, biaya
No Uraian Biaya Per Bulan Aceh
perawatan mesin dan peralatan, biaya 1 Bahan Baku Langsung Rp 48.750.000
penyusutan mesin dan peralatan). 2 Tenaga Kerja Langsung Rp 7.000.000
4 Biaya Listrik Rp 150.000
Tabel 1 5 Biaya Sewa Rp 1.250.000
Harga Pokok Produksi Menurut Usaha Tahu Kota Total Biaya Produksi Rp 57.150.000
Banda Aceh Per Bulan Jumlah Produksi Per Potong 270.000
Harga Pokok Produksi Per
No Uraian Biaya Per Mandiri LA Potong 211,67
Bulan Sumber: Data diolah 2016
1 Bahan Baku
Rp 50.250.000 Rp 39.000.000
Langsung
Tabel 2
2 Tenaga Kerja
Rp 11.200.000 Rp 4.600.000 Harga Pokok Produksi Tahu Menggunakan Metode
Langsung
4 Biaya Listrik Rp 150.000 Full Costing
Rp 220.000 Uraian Biaya Per
5 Biaya Sewa Rp 1.250.000 Rp 833.333 No Bulan
Mandiri LA
Total Biaya Produksi Rp 62.850.000 Rp 44.653.333 1 Bahan Baku Langsung Rp 50.370.000 Rp 39.000.000
Jumlah Produksi Per 2 Tenaga Kerja Langsung Rp 11.200.000 Rp 4.600.000
Potong 270.000 255.000 3 Biaya Overhead
Harga Pokok Produksi -Biaya Bahan Penolong Rp 3.810.000 Rp 5.472.000
-Biaya Listrik Rp 150.000 Rp 220.000
Per Potong 232,78 175,11 -Biaya Sewa Pabrik Rp 1.250.000 Rp 833.333,4
-Biaya Perawatan Pabrik Rp 75.000 Rp 80.000
-Biaya Penyusutan Rp 238.433,34 Rp 234.333,34
Tabel 1-Lanjutan Pabrik
No Uraian Biaya Per Solo Meurah Jaya Total Biaya Produksi Rp 67.093.433,34 Rp 50.439.666,7
Bulan Jumlah Produksi Per Potong 270.000 255.000
1 Bahan Baku Harga Pokok Produksi Per Potong Rp 248,49 Rp 197,80
Langsung Rp 97.500.000 Rp 78.000.000
2 Tenaga Kerja
Tabel 2-Lanjutan
Langsung Rp 12.500.000 Rp 5.000.000 No Uraian Biaya Per Bulan Solo Meurah Jaya
4 Biaya Listrik Rp 500.000 Rp 500.000 1 Bahan Baku Langsung Rp 97.500.000 Rp 78.000.000
5 Biaya Sewa Rp 1.250.000 Rp 1.666.667 2 Tenaga Kerja Langsung Rp 12.500.000 Rp 5.000.000
Total Biaya Produksi 3 Biaya Overhead
Rp 111.750.000 Rp 85.166.667 -Biaya Bahan Penolong Rp 6.810.000 Rp 5.440.500
Jumlah Produksi Per -Biaya Listrik Rp 500.000 Rp 500.000
Potong 540.000 480.000 -Biaya Sewa Pabrik Rp 1.250.000 Rp 1.666.666,7
Harga Pokok Produksi -Biaya Perawatan Pabrik Rp 90.000 Rp 70.000
-Biaya Penyusutan Pabrik Rp 285.500 Rp 314.100
Per Potong 206,94 177,43 Total Biaya Produksi Rp 118.935.500 Rp 90.991.266,7
Jumlah Produksi Per Potong 540.000 480.000
Harga Pokok Produksi Per Potong Rp 220,25 Rp 189,56
Tabel 1-Lanjutan
No Uraian Biaya Per Bunga Indah Sumedang Timbul
Bulan Jaya Tabel 2-Lanjutan
1 Bahan Baku Uraian Biaya Sumedang
No Bunga Indah Aceh
Langsung Rp 97.500.000 Rp 97.500.000 Per Bulan Timbul Jaya
2 Tenaga Kerja 1 Bahan Baku Rp 97.500.000 Rp 97.500.000 Rp 48.750.000
Langsung
Langsung Rp 14.500.000 Rp 11.600.000 2 Tenaga Kerja Rp 14.700.000 Rp 11.600.000 Rp 7.000.000

67
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)

Uraian Biaya Sumedang 220,25. Menurut usaha tahu Meurah Jaya


No Bunga Indah Aceh
Per Bulan Timbul Jaya
Langsung perolehan harga pokok produksi per potong tahu
3 Biaya adalah Rp 177,43 sedangkan menurut metode full
Overhead
-Biaya Bahan Rp 7.580.000 Rp 7.322.000 Rp 5.310.000 costing perolehan harga pokok produksi per
Penolong potong tahu adalah Rp 189,56. Menurut usaha
-Biaya Listrik Rp 500.000 Rp 450.000 Rp 130.000
-Biaya Sewa Rp 1.666.666,7 Rp 1.666.666,7 Rp 1.250.000 tahu Bunga Indah perolehan harga pokok
Pabrik produksi per potong tahu adalah Rp 211,42
-Biaya Rp 300.000 Rp 90.000 Rp 80.000
Perawatan sedangkan menurut metode full costing perolehan
Pabrik harga pokok produksi per potong tahu adalah Rp
-Biaya Rp 270.766,67 Rp 307.166,67 Rp 219.000
Penyusutan 226,88. Menurut usaha tahu Sumedang Timbul
Pabrik Jaya perolehan harga pokok produksi per potong
Total Biaya Produksi Rp 122.517.433 Rp 118.935.833 Rp 62.739.000
Jumlah Produksi Per 540.000 540.000 270.0000 tahu adalah Rp 205,96 sedangkan menurut
Potong metode full costing perolehan harga pokok
Harga Pokok Produksi Rp 226.88 Rp 220.25 Rp 232,36
Per Potong produksi per potong tahu adalah Rp 220,25, dan
Sumber: Data Diolah 2016 yang terakhir perolehan harga pokok produksi
menurut usaha tahu Aceh adalah Rp 211,67
Tabel 3 sedangkan menurut metode full costing perolehan
Rata-rata Harga Pokok Produksi Usaha Tahu harga pokok produksi per potong tahu adalah Rp
Kota Banda Aceh Per Bulan 232,36. Perbedaan ini disebabkan karena
perhitungan menggunakan metode full costing
Harga Per telah memasukkan semua biaya proses produksi
Nama Harga Per
No Potong Tahu
Usaha Potong Tahu
(Full Costing) tahu ke dalam biaya overhead pabrik, sehingga
1 Mandiri Rp 232,78 Rp 248,49 biaya yang dikeluarkan menunjukkan biaya yang
2 LA Rp 175,11 Rp 197,80 sesungguhnya terjadi. Dalam perhitungannya,
3 Solo Rp 206,94 Rp 220,25 perolehan harga pokok produksi rata-rata menurut
4 Meurah Rp 177,43 Rp 189,56 usaha tahu yang terdapat di kota Banda Aceh
Jaya
5 Bunga Rp 211,42 Rp 226.88
adalah Rp 203,04 sedangkan menurut metode full
Indah costing perolehan rata-rata harga pokok produksi
6 Sumedang Rp 205,96 Rp 220.25 tahu adalah Rp 219,37. Perolehan harga pokok
Timbul Jaya produksi yang paling efisien adalah pada tahu LA
7 Aceh Rp 211,67 Rp 232,36 dan Meurah Jaya, dimana kedua usaha tahu ini
Total Rp 1.421,31 Rp 1535,59
Rata-rata Rp 203,04 Rp 219,37
memperoleh harga pokok produksi dibawah rata-
Sumber: Data Diolah 2016 rata baik dari sisi menurut perhitungan usaha tahu
Perbandingan perolehan harga pokok maupun menggunakan metode full costing.
Perolehan rata-rata harga pokok produksi tahu
produksi menurut kedua cara perhitungan menurut perhitungan usaha tahu yang terdapat di kota
menunjukkan hasil yang berbeda, menurut usaha Banda Aceh menunjukkan nilai Rp 203,04 per potong
tahu Mandiri harga pokok produksi per potong tahu, sedangkan perolehan harga pokok produksi jika
tahu adalah Rp 232,78 sedangkan menurut menggunakan metode full costing menunjukkan nilai
metode full costing perolehan harga pokok Rp 219,37 per potong tahu. Perbandingan dari kedua
produksi per potong tahu adalah Rp 248,49. cara perhitungan memiliki hasil yang berbeda, hasil
Menurut usaha tahu LA perolehan harga pokok menunjukkan bahwa perolehan harga pokok produksi
produksi per potong tahu adalah Rp 175,11 menurut perhitungan usaha tahu kota Banda Aceh
sedangkan menurut metode full costing perolehan memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan jika
harga pokok produksi per potong tahu adalah Rp menggunakan metode full costing.
197,80. Menurut usaha tahu Solo perolehan harga Dalam hal ini menggunakan metode full
costing lebih baik dibandingkan jika menggunakan
pokok produksi per potong tahu adalah Rp 206,94 perhitungan menurut usaha tahu kota Banda Aceh.
sedangkan menurut metode full costing perolehan Ditinjau dari perhitungannya, metode full costing telah
harga pokok produksi per potong tahu adalah Rp
68
IJurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol. 2, No. 1, (2016)

membebankan semua biaya-biaya yang terlibat dalam Tahu Aceh 211,67 dengan perolehan rata-rata
proses produksi tahu. Biaya yang terlibat dalam proses seharga Rp 203,04 per potong tahu.
produksi tahu meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja 3) Perolehan dari perhitungan harga pokok
langsung, dan biaya overhead pabrik (biaya penolong,
produksi per potong tahu selama 1 bulan
biaya listrik, biaya sewa, biaya perawatan pabrik, dan
biaya penyusutan pabrik). Disisi lain, penggunaan menggunakan metode full costing adalah: (1)
metode full costing akan menunjukkan hasil harga Tahu Mandiri Rp 248,49 (2) Tahu LA Rp
pokok produksi yang lebih akurat yang berakibat pada 197,80 (3) Tahu Solo Rp 220,25 (4) Tahu
perolehan harga jual, sehingga setiap potong tahu akan Meurah Jaya Rp 189,56 (5) Tahu Bunga Indah
di jual pada harga yang wajar. Rp 226,88 (6) Tahu Sumedang Timbul Jaya
Kesalahan dalam perhitungan harga pokok Rp 220,25 dan (7) Tahu Aceh Rp 232,36
produksi mengakibatkan kesalahan pada penetapan
dengan perolehan rata-rata harga per potong
harga jual, akibatnya pihak perusahaan menjadi salah
dalam pengambilan keputusan, dalam manajemen tahu adalah Rp 219,37.
kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat 4) Keseluruhan harga pokok produksi yang
berakibat pada kegagalan sebuah usaha. Oleh karena diperoleh dari 7 usaha tahu yang terdapat di
itu setiap manajemen usaha harus mempunyai ilmu kota Banda Aceh dalam perhitungan dan
yang memadai, sehingga hal seperti kesalahan dalam penetapan harga pokok produksi yang paling
perhitungan harga pokok produksi dapat diatasi efisien dikarenakan perolehan harga pokok
dengan benar.
produksi di bawah rata-rata adalah pada usaha
tahu LA dan Meurah Jaya, yaitu menurut
5. Kesimpulan, Keterbatasan Dan Saran
perhitungan usaha LA adalah Rp 175,11 per
potong dan Meurah Jaya Rp 177,43 per
Kesimpulan
potong dengan rata-rata Rp 203.04 per potong
Berdasarkan hasil analisis pada penelitian
dan jika menggunakan metode full costing
yang dilakukan, berikut beberapa kesimpulan yang
perolehan harga pokok produksi usaha tahu
dapat dirangkum adalah:
LA Rp 197,80 per potong dan Meurah Jaya
1) Hasil menunjukkan bahwa perolehan harga
Rp 189,56 dengan rata-rata Rp 219,37 per
pokok produksi menggunakan metode full
potong.
costing telah mencakup semua biaya kegiatan
produksi selama proses produksi terjadi,
Keterbatasan
sehingga harga pokok produksi menunjukkan
1) Penelitian yang dilakukan adalah perolehan
angka yang lebih besar dibandingkan dengan
harga pokok produksi dalam jangka pendek
perhitungan harga pokok produksi yang
yaitu hanya menghitung harga pokok produksi
dilakukan oleh usaha tahu kota Banda Aceh,
dalam 1 bulan saja, sedangkan penelitian yang
walaupun masih terdapat biaya overhead yang
baik tidak hanya mengukur dari jangka
belum dimasukkan seperti biaya tenaga kerja
pendek, tetapi juga mengukur dalam skala
tidak langsung dikarenakan pemimpin usaha
jangka panjang.
juga terlibat langsung dalam proses produksi.
2) Penelitian ini hanya meneliti UMKM yang
2) Perolehan harga pokok produksi per potong
memproduksi tahu saja, sehingga hasilnya
tahu selama 1 bulan menurut perhitungan
tidak dapat digeneralisasi untuk semua
usaha tahu yang terdapat di kota Banda Aceh
UMKM yang terdapat di kota Banda Aceh.
adalah adalah: (1) Tahu Mandiri Rp 232,78
3) Penelitian ini hanya difokuskan kepada usaha
(2) Tahu LA Rp 175,11 (3) Tahu Solo Rp
yang belum menggunakan metode dalam
206,94 (4) Tahu Meurah Jaya Rp 177,43 (5)
perhitungan harga pokok produksi.
Tahu Bunga Indah Rp 211,42 (6) Tahu
4) Data yang diperoleh berupa data primer
Sumedang Timbul Jaya Rp 205,96 dan (7)
menggunakan wawancara langsung, sehingga

69
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 2, (2016)

kesimpulan yang didapatkan hanya berasal Manajemen Bisnis dan Akuntansi).


dari 1 sumber. (online). Vol.1, No.3
(ejournal.unsrat.ac.id). Diakses 15
Saran Oktober 2015.
Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan
penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan untuk Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Cetakan
peneliti selanjutnya adalah: ketujuh. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
1) Bagi peneliti selanjutnya agar menambah Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian
jangka waktu penelitian, agar perolehan hasil kuantitatif, kualitatif, dan tindakan. Edisi
informasi akan lebih akurat.
satu. Bandung: Refika Adama.
2) Penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya
meneliti pada satu UMKM saja, tetapi lebih Supriyono R.A.1999. Akuntansi Biaya. Buku 1.
mencakup pada beberapa UMKM yang
Edisi ke-2. Yogyakarta. BPFE
terdapat di kota Banda Aceh.
3) Sebaiknya peneliti selanjutnya dapat Tambunan, T.H Tulus. 2002. Usaha Kecil dan
membandingkan usaha yang sudah Menengah di Indonesia bebrapa isu
mempunyai metode dalam perhitungan harga penting. Edisi Pertama. Jakarta: Selemba
pokok produksi, sehingga hasil penelitian Empat.
yang didapatkan akan lebih beragam.
Witjaksono Armanto. 2006. Akuntansi Biaya.
Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
4) Menambahkan data sekunder untuk
mendukung data primer, sehingga informasi
Wirartha, I Made. 2006. Metodologi Penelitian
yang didapatkan tidak hanya pada satu pihak
Sosial Ekonomi. Edisi satu. Yogyakarta:
saja. Andi
Zimmerer, Thomas W; Norman M. Scarborough
Daftar Pustaka dan Doug Wilson. 2008. Kewirausahawan
dan Manajemen Usaha Kecil. Edisi ke-5.
Bustami, Bastian dan Nurlela. 2006. Akuntansi Buku satu. Jakarta: Salemba Empat.
Biaya Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. .
Yogyakarta: Graha Ilmu

Dunia, A. Firdaus dan Wasilah, Abdullah. 2011.


Akuntansi Biaya. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat.

Horngren, T. Charles; Datar, Srikant M; dan


Foster, George. 2008. Akuntansi Biaya.
Jilid satu. Edisi 12. Terjemahan oleh P.A.
Lestari, S.E. Jakarta. Erlangga.
Kinney, Michael R dan Raiborn, Cecily A. 2011.
Akuntansi Biaya Dasar
danPerkembangan. Buku 1. Edisi 7.
Jakarta: Selemba Empat

Lasena, Sitty Rahmi. 2013. Analisis Penentuan


Harga Pokok Produksi Pada PT. Dimembe
Nyiur Agripro. Jurnal EMBA (Jurnal
70

You might also like