You are on page 1of 9

Aplikasi Pupuk Hijau (Calopogonium mucunoides dan Pueraria Javanica)

Terhadap Air Tanah Tersedia dan Hasil Kedelai


(Application of Green Manure on the Available Soil Water and Soybean Yield)

Arsyad AR, Yulfita Farni dan Ermadani1

ABSTRACT
The objective of this research was to study the effect of green manure on the
content of available soil water and soybean yield grown on Ultisol. The experiment was
conducted in Village Mendalo Darat near the Research Farm of Faculty of Agriculture
Jambi University from May until November 2009. Treatments consisted of control
without green manure (C0), 5 ton/ha Pueraria javanica (C1), 10 ton/ha Pueraria
javanica (C2), 5 ton/ha Calopogonium mucunoides (C3) and 10 ton/ha Calopogonium
mucunoides (C4). The treatments were arranged in a randomized block design with
five replications.. The study results showed that the application of green manure
improved the soil physical properties by increasing soil organic matter, total pores,
available soil water and decreasing soil bulk density. In addition, soybean yield was
increased by green manure application. Application of Pueraria javanica and
Calopogonium mucunoides with dosages 5 ton/ha and 10 ton/ha increased available soil
water and the highest results occurred with application of 10 ton/ha Pueraria javanica,
while highest soybean yield was achieved by application of 10 ton/ha Calopogonium
muconoides.
Key words: Green manure, soil water, Ultisol and soybean
PENDAHULUAN dan potensinya serta faktor-faktor
pembatas yang ada (lingkungan)
Tanah bagi tanaman merupakan
menentukan besar usaha perbaikan
media yang mempunyai fungsi baik
(input) yang diberikan untuk menjamin
sebagai media tempat berdirinya
berhasilnya pengembangan budidaya
tanaman maupun sebagai gudang hara
pertanian.
yang dibutuhkan tanaman. Sifat tanah
Permasalahan utama yang tanah dan menjadi penyebab utama
terdapat pada lahan kering (Ultisol) menurunnya produksi pertanian.
terutama untuk pertumbuhan tanaman Kedelai membutuhan air untuk
semusim adalah sering terjadi kelangsungan hidupnya berkisar 350
kekeringan pada musim kemarau 450 mm selama musim tanam. Tanaman
sehingga ketersediaan air tanah bagi kedelai dapat toleran terhadap
tanaman menjadi terbatas (Sarief, kekeringan, maksimal 50 % dari
1989). kapasitas lapang (kondisi tanah optimal)
Kendala pemanfaatan Ultisol (Aksi Agraris Kanisus, 1991).
untuk kedelai adalah memiliki sifat Pemberian input dalam bentuk
kemantapan agregat tanah yang tidak pupuk organik pada tanah dapat
stabil, mudah padat, permeabilitas mengubah dan memperbaiki sifat-sifat
lambat, dan daya pegang air rendah, tanah, baik fisik, kimia dan biologi
serta kadar bahan organik tanah rendah tanah. Beberapa sifat kimia tanah
(Darmawijaya, 1990). Sifat-sifat tanah seperti kemasaman tanah, kekurangan
tersebut mempengaruhi kondisi air unsur hara dan sifat fisik tanah yang
1
Staf pengajar pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi 31
J. Hidrolitan., Vol 2 : 1 : 31 39, 2011
ISSN 2086 - 4825
Y. Farni, dkk: Aplikasi Pupuk Hijau (Calopogonium mucunoides dan Pueraria Javanica)

jelek dengan sendirinya dapat diimbangi kebagian tanaman, komponen proses


dengan pemberian jumlah kecil pupuk fotosintesis, asimilasi, sintesis dan
organik, terutama dalam bentuk pupuk respirasi tanaman, pemicu reaksi
kandang, pupuk kompos dan pupuk kimiawi, dan pembawa oksigen terlarut
hijau. kedalam tanah, stabilisator temperatur
Pueraria javanica dan tanah, dan mempermudah pengolahan
Calopogonium mucunoides adalah jenis tanah.
pupuk hijau dimana ketersediaannya Menurut Munir (1996) bahwa
cukup banyak kita temui di lapangan. untuk meningkatkan produktivitas
Leguminosa ini merupakan tanaman Ultisol dapat dilakukan melalui
dengan kemampuan menghasilkan pemberian beberapa bahan seperti :
bahan organik tinggi dan dapat kapur, pupuk, bahan organik, penerapan
meningkatkan kesuburan tanah, karena teknik lorong, terasering, drainase dan
dapat memfiksasi nitrogen melalui pengolahan tanah. Peningkatan
bakteri bintil akar tanaman. produktivitas lahan-lahan pertanian dan
Pupuk hijau berfungsi sebagai perbaikan kesehatan lahan dapat
sumber dan penyangga unsur hara dilakukan melalui pengelolaan tanah
melalui proses dekomposisi dan secara terpadu baik aspek kimia, fisik
peranannya terhadap penyedia bahan dan biologi tanah, dimana pengelolaan
organik tanah dan mikroorganisme dengan bahan organik tanah merupakan
tanah. Bahan organik ini mempunyai salah satu kegiatan yang utama (Sri
peranan penting dalam usaha Adiningsih, 2000 diacu dalam Mansyur,
meningkatkan efisiensi penggunaan Nyimas Popi Indrani, dan Iin
pupuk. Pemberian pupuk hijau dapat Susilawati, 2005). Usaha perbaikan
memperbaiki sifat fisika tanah antara produktivitas Ultisol dengan pupuk
lain berat volume tanah, total ruang pori anorganik tidak selamanya memberikan
tanah, pori aerasi tanah dan air tanah efek positif tanpa diikuti perbaikan sifat
tersedia (Barus dan Suwardjo, 1986 fisika dan biologi tanah. Oleh karena
diacu dalam Juarsah, 1999). itu, teknik yang akrab dan ramah
Penambahan pupuk hijau berupa daun, lingkungan yang menitikberatkan pada
ranting dan sebagainya yang belum penggunaan pupuk organik atau bahan
melapuk merupakan pelindung tanah organik perlu dilakukan. Penambahan
dari kekuatan perusak butir-butir hujan bahan organik dalam hal ini
pada permukaan tanah. Pupuk hijau penggunaan pupuk hijau dimaksudkan
dalam tanah akan mengalami untuk meningkatkan efesiensi
perombakan dan penguraian, senyawa- penggunaan air serta sebagai sumber
senyawa yang dilepaskan menjadi sebagian hara tanaman.
bentuk-bentuk senyawa tersedia bagi
tanaman. Semakin banyak bahan pupuk BAHAN DAN METODE
hijau diberikan ke tanah, akan Penelitian dilaksanakan di
meningkatkan kemampuan tanah
Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar
menyerap dan meningkatkan kandungan Kota, Kabupaten Muaro Jambi. Waktu
air tanah. penelitian dari Mei sampai Oktober
Menurut Hanafiah (2004) air 2009. Benih kedelai varietas
merupakan komponen penting dalam Anjasmoro, bahan hijauan Pueraria
rongga tanah berfungsi sebagai pelarut Javanica, dan Calopogonium
dan pembawa ion-ion hara, sarana Mucunoides, Penelitian menggunakan
transformasi dan pendistribusi nutrisi
32
J. Hidrolitan., Vol 2 : 1 : 31 39, 2011

Rancangan Acak Kelompok (RAK), hijau, makin meningkat ketersediaan


perlakuan yang dicobakan adalah : bahan organik di tanah.
Kontrol, Pueraria Javanica dengan Pembenaman bahan hijauan
dosis 5 ton/ha dan dosis 10 ton/ha, dalam tanah mempengaruhi berat
Calopogonium Mucunoides dengan volume tanah. Pueraria javaniva dan
dosis 5 ton/ha dan dosis10 ton/ha. Calopogonium mucunoides 5-10 ton ha-
1
Perlakuan tersebut diulang sebanyak menunjukkan adanya perubahan bobot
lima kali, ukuran petak percobaan volume tanah dibandingkan dengan
adalah 2 m x 3 m, dengan jarak tanam kontrol. Pada tanah yang tidak
kedelai 40 cm x 20 cm. diperlakukan pupuk hijau BV tanah
Pueraria javanica dan agak tinggi dibandingkan dengan
Calopogonium mucunoides dicacah, perlakuan 5-10 ton ha-1 bahan hijauan.
dibenamkan merata dan ditutup tanah Tanah dengan kadar bahan
selama 2 minggu. Selama inkubasi organik tinggi memiliki BV rendah.
dilakukan penyiraman hingga lembab. Bahan organik terdekomposisi mengikat
Benih kedelai ditugal kedalaman 3 cm. butir-butir tanah sehingga menyebabkan
Pupuk dasar Urea 50 kg/ha, SP-36 150 tanah relatif gembur, keadaan tanah
kg/ha dan KCl 100 kg/ha. Pupuk dasar menjadi longgar dan bergranulasi yang
diberikan saat tanam secara larikan pada mengakibatkan penurunan nilai bobot
jarak 5 cm dari lubang tanam. volume. Hakim et.al., (1986)
Pengamatan meliputi parameter menyatakan tanah dengan kadar bahan
bahan organik, bobot volume tanah, organik tinggi biasanya memiliki bobot
total ruang pori, kadar air lapang, kadar volume lebih rendah. Sarief (1989)
air pada nilai pF. Tinggi tanaman diukur menambahkan bahwa pemberian bahan
14 HST (Hari Setelah Tanam) sampai organik akan menciptakan pori-pori
30 35 HST. Hasil biji kering yang lebih banyak sehingga tanah
ditimbang dari jumlah pokok menjadi sarang dan gembur, dalam hal
tanaman/luas petak ubinan. ini tanah yang gembur akan
menunjukkan rendahnya nilai bobot
HASIL DAN PEMBAHASAN volume tanah.
Tabel 1 juga menunjukkan
Kandungan Bahan Organik Tanah,
bahwa perlakuan Pueraria javanica dan
Bobot Volume dan Total Ruang Pori
Calopogonium mucunoides berpengaruh
Pembenaman Pueraria javanica
nyata terhadap peningkatan total ruang
dan Calopogonium mucunoides nyata
pori tanah. Hal ini sejalan dengan
mempengaruhi ketersediaan bahan
peningkatan kadar bahan organik tanah
organik (BO) tanah, bobot volume (BV)
dan penurunan bobot volume tanah.
tanah dan total ruang pori (TRP) tanah
Semakin tinggi dosis pupuk hijau maka
(Tabel 1). Pembenaman Calopogonium
semakin tinggi sumbangan kadar bahan
mucunoides 10 ton ha-1 dan Pueraria
organik, dan semakin tinggi pula
javanica 10 ton ha-1 dapat
peningkatan persentase total ruang pori
menyediakan kadar bahan organik
tanah. Soepardi (1983) menyatakan
tanah. Pembenaman Pueraria javanica
bahwa menurunnya bobot volume tanah
5 ton ha-1 sudah menunjukkan pengaruh
maka total ruang pori cenderung
dibanding dengan perlakuan tanpa
meningkat, begitu pula sebaliknya hal
pupuk hijau. Makin tinggi dosis pupuk
tersebut disebabkan karena jumlah dan
ukuran pori turun terhadap bobot isi.

33
Y. Farni, dkk: Aplikasi Pupuk Hijau (Calopogonium mucunoides dan Pueraria Javanica)

Tabel 1. Pengaruh Pueraria javanica dan Calopogonium mucunoides pada kadar


bahan organik (BO), berat volume tanah (BV) dan total ruang pori tanah
(TRP)
Parameter ukur
Kadar Bahan Berat volume Total ruang
Perlakuan
Organik tanah pori tanah
tanah (%) (g/cm3) (%)
Kontrol 2,547 a 1,186 a 52,525 b
Pueraria Javanica 5 ton/ha 3,002 b 1,106 b 55,773 a
Pueraria Javanica 10 ton/ha 3,893 c 1,056 b 57,628 a
Calopogonium Mucunoides 5 ton/ha 3,340 bc 1,066 b 57,155 a
Calopogonium Mucunoides 10 ton/ha 3,813 c 1,066 b 57,066 a

Kadar Air Lapang Adanya pori tanah, membuat air lebih


mudah masuk ke dalam tanah. Hal ini
Ketersediaan air tanah lapang
sejalan dengan pernyataan Islami dan
merupakan salah satu faktor penting
Utomo (1995) jika tanah mempunyai
bagi pertumbuhan tanaman. Kadar air
nilai BV yang rendah dan TRP tinggi
dipengaruhi kadar bahan organik, BV,
berarti tanah tersebut longgar, sehingga
TRP dan pori airase. Bila kandungan
air mudah masuk kedalam tanah
bahan organik di dalam tanah tinggi
akibatnya kadar air tanah menjadi lebih
maka TRP tanah akan meningkat dan
tinggi.
BV tanah menjadi rendah sehingga
kadar air di dalam tanah meningkat.

Gambar .1 Grafik Kadar Air Tanah Ultisol Pada Beberapa Perlakuan Pupuk Hijau

Pada gambar 1 dapat dilihat dibandingkan dengan tanah yang diberi


grafik kadar air mengalami kenaikan perlakuan pupuk hijau. Terlihat dari
dan penurunan yang dipengaruhi oleh minggu ke minggu kadar air mengalami
aktivitas tanaman itu sendiri. Kondisi peningkatan dan yang tertinggi pada
ini menjelaskan pada tanah yang tidak minggu ke 5 dan 6 tetapi pada minggu
diberi pupuk hijau lebih rendah selanjutnya mengalami penurunan. Hal
34
J. Hidrolitan., Vol 2 : 1 : 31 39, 2011

ini disebabkan tanaman berada dalam penelitian bahwa tanah-tanah dengan


fase pemasakan polong. kandungan bahan organik yang tinggi
Pemberian bahan organik dalam akan memiliki kemampuan memegang
hal ini pupuk hijau sudah mampu air yang lebih tinggi dibandingkan
meningkatkan kadar air lapang. dengan tanah-tanah yang kandungan
Tingginya kandungan bahan organik bahan organik rendah.
tanah tersebut maka akan menyebabkan
tanah menjadi porous dan gembur. Kadar Air Tersedia
Tanah yang porous memiliki lebih Rata-rata kadar air tersedia
banyak pori-pori yang dapat diisi air akibat pengaruh Calopogonium
sehingga kadar air tanah lapang lebih mucunoides dan Pueraria javanica
tinggi. Hal ini menurut Kurnia et al., disajikan pada Tabel 2.
(2004) telah dibuktikan pada berbagai

Tabel 2. Pengaruh Pupuk Hijau Pueraria javanica dan Calopogonium mucunoides


Terhadap Kadar Air Tersedia
Parameter
Perlakuan Kadar air tersedia
(%)
Kontrol 6,054 b
Pueraria Javanica 5 ton/ha 6,670 b
Pueraria Javanica 10 ton/ha 8,028 a
Calopogonium Mucunoides 5 ton/ha 6,686 b
Calopogonium Mucunoides 10 ton/ha 6,426 b

Tabel 2 menunjukkan bahwa Pemberian pupuk hijau Pueraria


pemberian Pueraria javanica dengan javanica dengan dosis 5 ton ha-1 (C1)
dosis 10 ton ha-1 telah mampu dibandingkan dengan pemberian pupuk
meningkatkan kadar air tersedia hijau Calopogonium mucunoides
-1
dibandingkan dengan tanpa perlakuan. dengan dosis 5 ton ha (C3) dan
Semakin tinggi dosis bahan hijauan pemberian pupuk hijau Calopogonium
yang diberikan semakin tinggi mucunoides dengan dosis 10 ton ha -1
peningkatan kadar air tersedianya. (C4) menunjukkan pengaruh tidak
Sarief (1989) menyatakan bahwa bahan berbeda nyata dalam menyediakan air
organik memperbaiki flokulasi tanah dan pemberian pupuk hijau Pueraria
sehingga tanah menjadi gembur dan javanica dengan dosis 10 ton ha-1 (C2)
ruang pori serta daya memegang air paling tinggi memberikan nilai dalam
juga meningkat sehingga kemampuan menyediakan air dibandingkan dengan
tanah menyimpan air juga meningkat. perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan
Meningkatnya daya pegang tanah bahwa tanah dengan kandungan bahan
terhadap air akan meningkatkan pula organik tinggi mempunyai kadar air
volume air yang terkandung didalam tersedia lebih besar daripada tanah
tanah, sehingga akan meningkatkan air dengan kandungan bahan organik
tersedia dan memelihara kelembaban rendah. Hakim et al.,(1986) yang
tanah. mengatakan bahwa bahan organik
mempunyai kemampuan menyerap dan
35
Y. Farni, dkk: Aplikasi Pupuk Hijau (Calopogonium mucunoides dan Pueraria Javanica)

menahan air yang tinggi. Sedangkan Laju Pertumbuhan


Bukman dan Brady (1978) menyatakan Laju pertumbuhan tanaman
bahwa bahan organik dapat mengikat kedelai dari 2 MST (minggu setelah
air sampai enam kali beratnya sendiri. tanam) sampai 7 MST dapat dilihat
pada Gambar 2.

50
45
40
Tinggi Tanaman (cm)

35
30
25
20
15
10
5
0
2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7MST

C0 C1 Waktu
C2 C3 C4

Gambar 2. Grafik Laju Pertumbuhan Tanaman Kedelai Pada Beberapa Perlakuan Pupuk
Hijau
Gambar 2 menunjukkan tinggi kondisi tanah menjadi lebih baik dan
tanaman semakin meningkat, hal ini memudahkan akar tanaman dalam
diduga pemberian pupuk hijau Pueraria menyerap unsur hara sehingga dapat
javanica dan Calopogonium meningkatkan kemampuan akar untuk
mucunoides memberikan pengaruh menembus tanah.
terhadap pertumbuhan tanaman kedelai. Selain itu untuk tumbuh secara
Tanaman kedelai selain membutuhkan baik tanaman juga memerlukan
sifat fisika tanah yang baik juga harus lingkungan fisika tanah yang sesuai
didukung oleh kondisi hara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman tersebut.
bagi pertumbuhan dan hasil tanaman Kondisi ini sangat diperlukan agar
kedelai. Kesesuaian tanah untuk perkembangan perakaran tanaman
pertumbuhan tanaman tidak hanya menjadi lebih baik dan proses-proses
ditentukan oleh ketersediaan unsur hara fisiologi bagian tanaman yang berada di
yang cukup dan tidak adanya senyawa dalam tanah juga dapat berlangsung
beracun tetapi ditentukan pula oleh secara kondusif (Alibasyah, 2001).
ketersediaan dan mobilitas udara dan air
Hasil Tanaman Kedelai
serta suhu tanah (Hillel, 1980).
Hasil rata-rata tanaman kedelai
Ditambahkan pula oleh Lakitan (1993) akibat pengaruh pupuk hijau Pueraria
diacu dalam Ervina (2004) yang javanica dan Calopogonium
menyatakan bahwa sistem perakaran mucunoides disajikan pada Tabel 3.
tanaman selain dipengaruhi oleh kondisi Tabel 3 menunjukkan bahwa pemberian
tanah sebagai media tumbuh juga sangat pupuk hijau Pueraria javanica dengan
dipengaruhi oleh ketersediaan bahan dosis 10 ton ha-1 (C2) berbeda nyata
organik di dalam tanah, sehingga dalam meningkatkan hasil kedelai
36
J. Hidrolitan., Vol 2 : 1 : 31 39, 2011

dibandingkan dengan tanpa meningkat. Selain itu bahan organik


perlakuan(C0). Hal ini dikarenakan juga mampu menyerap air lebih banyak.
telah terjadi perbaikan lingkungan Kondisi demikian pada akhirnya akan
tumbuh tanaman yang ditunjukkan meningkatkan serapan hara oleh akar
dengan meningkatnya kadar bahan tanaman. Menurut Barus et al., (1989)
organik tanah yang akan memperbaiki yang menyatakan bahwa bahan organik
beberapa sifat fisika tanah antara lain merupakan faktor penting dalam
rendahnya nilai bobot isi dan total ruang meningkatkan produktivitas tanah
pori yang baik. Peningkatan total ruang sehingga tercipta lingkungan yang baik
pori tanah akan meningkatkan infiltrasi bagi pertumbuhan dan perkembangan
air kedalam tanah sehingga air tersedia tanaman.

Tabel 3. Pengaruh Pupuk Hijau Pueraria javanica dan Calopogonium mucunoides


Terhadap Hasil Kedelai.

Parameter
Perlakuan Hasil Biji Kedelai
(g/petak)
Kontrol 49,210 b
Calopogonium Mucunoides 5 ton/ha 64,610 b
Calopogonium Mucunoides 10 ton/ha 154,870 a
Pueraria Javanica 5 ton/ha 55,120 b
Pueraria Javanica 10 ton/ha 171,950 a

Tabel 3. menunjukkan bahwa mengalami peningkatan produksi,


pemberian pupuk hijau Pueraria dimana pada perlakuan kontrol hasilnya
javanica dengan dosis 10 ton ha-1 hanya sebesar 49,210 g/petak ubinan
berbeda nyata terhadap hasil kedelai mengalami peningkatan produksi
dibandingkan dengan pemberian pupuk menjadi 171,950 g/petak ubinan. Hal
hijau Calopogonium mucunoides ini menunjukkan bahwa dengan
dengan dosis 5 ton ha -1. Hal ini meningkatnya pemberian bahan organik
dikarenakan semakin meningkatnya ke dalam tanah mampu meningkatkan
pemberian bahan organik ke dalam hasil kedelai.
tanah maka akan semakin baik pula sifat Penambahan pupuk hijau
fisik tanah tersebut hal ini dapat dilihat Pueraria javanica dan Calopogonium
dengan tingginya hasil kedelai 171,950 mucunoides dapat diartikan pula sebagai
g petak/petak ubinan. penambahan unsur hara karena pupuk
Tabel 3 juga menunjukkan hijau mempunyai pengaruh terhadap
bahwa pemberian pupuk hijau pengawetan hara tanah karena bahan
Calopogonium mucunoides dengan organik segar yang ditambahkan ke
dosis 10 ton ha-1 (C4) memberikan hasil dalam tanah akan dicerna oleh berbagai
tertinggi yang berbeda nyata jasad renik yang ada di dalam tanah dan
dibandingkan dengan perlakuan C1 dan selanjutnya didekomposisi jika faktor
C2 serta tidak berbeda nyata terhadap lingkungan mendukung terjadinya
perlakuan C0 dan C3. Pemberian pupuk proses tersebut. Hasil dekomposisi
hijau Calopogonium mucunoides berupa senyawa lebih stabil yang
dengan dosis 10 ton ha -1 (C4) disebut humus. Makin banyak bahan
37
Y. Farni, dkk: Aplikasi Pupuk Hijau (Calopogonium mucunoides dan Pueraria Javanica)

organik maka makin banyak pula penelitian ini mendukung hasil


populasi jasad mikro dalam tanah dan penelitian sebelumnya yang telah
dengan pemberian bahan organik dilakukan oleh Nurhajati Hakim (1999)
tersebut dapat meningkatkan yang melaporkan bahwa pemberian
pertumbuhan dan produksi tanaman. pupuk hijau Calopogonium mucunoides
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebanyak 10 ton ha-1 pada Ultisol
pemberian pupuk hijau Calopogonium Sitiung dapat meningkatkan produksi
mucunoides dengan dosis 10 ton ha-1 jagung 0,3 0,5 ton ha-1.
dapat meningkatkan hasil kedelai. Hasil

Grafik Produksi Kedelai Pada Berbagai Perlakuan


Pupuk Hijau
140
120
Produksi Kedelai

100
(gr/petak)

80
Produksi Kedelai
60
40
20
0
C0 C1 C2 C3 C4
Perlakuan Pupuk Hijau

Gambar 3. Grafik Produksi Kedelai pada Beberapa Perlakuan Pupuk Hijau

KESIMPULAN pemberian Calopogonium


mucunoides 10 toh ha-1.
Dari hasil penelitian ini maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pueraria javanica dan DAFTAR PUSTAKA
Calopogonium mucunoides dapat Aksi Agraris Kanisus. 1991. Kedelai.
memperbaiki sifat fisika tanah Kanisius. Yogyakarta
melalui peningkatan bahan organik, Alibasyah. 2001. Efek Sistem Olah dan
penurunan BV, Peningkatan Mulsa Jagung Terhadap
TRP,serta meningkatkan Stabilitas Agregat dan
ketersediaan air tanah Kandungan C-Organik tanah
2. Pemberian Pueraria javanica dan Ultisol pada Musim Tanam
Calopogonium mucunoides dan 5 Ketiga. Dalam Jurnal Agrista
dan 10 ton ha-1 meningkatkan Vol.5. Fakultas Pertanian
ketersediaan air tanah. Jenis Universitas SyahKuala
Pueraria javanica meningkatkan air Darussalam. Banda Aceh.
tanah dengan nilai tertinggi. Buckman, H.O. and N.C. Brady. 1978.
3. Pemberian Calopogonium Ilmu Tanah. Diterjemahkan oleh
mucunoides dan Pueraria javanica 5 Soegiman. Bharata Karya
ton ha-1 mampu meningkatkan hasil Aksara. Jakarta.
kedelai dan hasil tinggi dicapai pada Darmawijaya, M.I,. 1990. Klasifikasi
Tanah. Dasar Teori Bagi Peneliti
38
J. Hidrolitan., Vol 2 : 1 : 31 39, 2011

Tanah dan Pelaksana Pertanian pada Lahan Kering Melalui


di Indonesia. Universitas Gajah Pertanaman Leguminosa. Dalam
Mada Press. Yogyakarta Prosiding Pusat Penelitian Tanah
Ervina, M. 2004. Pengaruh Beberapa dan Agroklimat, Bogor. Bogor.
Jenis dan Takaran Pupuk Hal 891-900
Kandang (Ayam, Sapi, Munir,M. 1996. Tanah-tanah Utama di
Kambing) Terhadap Kepadatan Indonesia. Produktivitas Tanah,
Ultisol dan Hasil Kedelai Klasifikasi dan Pemanfaatannya.
(Glycine max (L) merr). Skripsi Pustaka Jaya. Jakarta.
Fakultas Pertanian Universitas Mansyur, Nyimas Popi Indrani, dan Iin
Jambi. Susilawati. 2005. Peranan
Hanafiah,KA 2004. Dasar Dasar Ilmu Leguminosa Tanaman Penutup
Tanah. Raja Grafindo Persada. pada Sistem Pertanaman Jagung
Jakarta. untuk Penyediaan Hijauan
Hakim, N.,M.Y. Nyakpa, A. M. Lubis, Pakan. Dalam Seminar Nasional
S. G. Nugroho, M. R. Saul, Go Teknologi Peternakan Dan
Ban Hong, N. H. Bailey. 1986. Veteriner. Fakultas Peternakan.
Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Padjadjaran.
Penerbit Universitas Lampung. Nurhajati Hakim. 1999. Kontribusi N
Lampung. Dari Beberapa Jenis Pupuk
Hillel.D. 1980. Fundamental of Soil Hijau Untuk Tanaman Jagung
Physics.Academic ress.Inc.San Pada Ultisol Dengan Perunut
15
Diego, California N. Dalam Prosiding Kongres
Hanafiah, KA 2004. Dasar Dasar Ilmu Nasional VII HITI.
Tanah. Raja Grafindo Persada. Sarief, S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian.
Jakarta. Pustaka Buana. Bandung.
Islami, T dan Utomo, W.H. 1995. Soepardi, G.. 1983. Sifat dan Ciri
Hubungan Tanah, Air dan Tanah. Institut Pertanian Bogor.
Tanaman. IKIP Semarang. Bogor.
Juarsah,I. 1999. Manfaat dan Alternatif
Penggunaan Pupuk Organik

39

You might also like