You are on page 1of 13

RINGKASAN PEGANGAN

KADER KESEHATAN
DAN
TOKOH MASYARAKAT
DALAM PENGEMBANGAN
DESA SIAGA
FILOSOFI PELATIHAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA

Pelatihan Pengembangan Desa Siaga bagi kader kesehatan dan tokoh mayarakat
diselenggarakan dengan memperhatikan :
1. Prinsip pembelajaran orang Dewasa (Adult Learning), yaitu bahwa selama pelatihan
peserta
berhak untuk :
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya setiap kegiatan di desa
b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada di dalam konteks pelatihan.
c. Dihargai keberadaannya.
Penyelenggara dan fasilitator pelatihan berkewajiban untuk :
a. Menciptakan iklim dan suasana yang mendukung proses belajar mandiri.
b. Menciptakan mekanisme dan prosedur untuk perencanaan bersama dan partisipatif.
c. Mendiagnosis kebutuhan-kebutuhan belajar yang spesifik.
d. Merumuskan tujuan-tujuan program yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan belajar.
e. Melakukan dan menggunakan pengalaman belajar ini dengan metoda dan teknik yang
memadai.
f. Mengevaluasi hasil belajar dan mendiagnosis kembali kebutuhan-kebutuhan belajar.
2. Belajar sambil berbuat (Learning by doing) yang memungkinkan untuk :
a. Berkesempatan melakukan eksperimentasi dari materi pelatihan dengan menggunakan
metode pembelajaran antara lain diskusi kelompok, studi kasus, simulasi, role play, dan
pelatihan (exercise) baik secara individu maupun kelompok.
b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu.
Tujuan Pelatihan Kader dan Tokoh Masyarakat
A. Tujuan Umum
Meningkatnya wawasan dan keterampilan peserta dalam pengembangan desa siaga sesuai
tugas dan peran masing-masing.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatnya wawasan dalam pengembangan desa siaga.
2. Meningkatnya kemampuan melakukan pemberdayaan masyarakat dan penggalian
sumberdaya untuk eksinambungan dan kelangsungan desa siaga, penyelenggaraan
poskesdes dan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) lainnya.
3. Meningkatnya kemampuan penggerakan masyarakat dalam hal :
d. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
e. Pengamatan terhadap masalah kesehatan di dsesa.
f. Upaya kesehatan lingkungan.
g. Meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan anak balita.
h. Memasyarakatkan kadarzi.
i. Menyiapkan masyarakat menghadapi bencana.
PENGGERAKAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pengertian Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat
Adalah suatu proses pengorganisasian masyarakat yangdimulai dari mengindentifikasi
masalah
yang dihadapi di masyarakat, kemudian menyusun urutan prioritas masalah. Setelah prioritas
masalah diperoleh, lalu masyarakat mengupayakan untuk mencari sumber daya baik yang ada
di masyarakat itu sendiri meaupun di luar lingkungan masyarakat yang berkesinambungan.
Sumberdaya tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah yang ada
melalui tindakan yang diperlukan dengan cara kerjasama dengan anggota masyarakat lainnya.
Jadi pada dasarnya penggerakan dan pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses kegiatan
masyarakat yang bersifat setempat yang ditujukan untuk menginkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui pemberian pengalaman belajar dan secara bertahap dikembangkan
pendekatan yang bersifat partisipatif dalam bentuk pendelegasian wewenang dan pemberian
peran yang semakin besar kepada masyarakat.
Sedangkan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan desa siaga
adalah proses pengorganisasian masyarakat dalam rangka membantu mengatasi masalah yang
dihadapi oleh masyarakat secara umum (dahulu disebut dengan PKMD/ Pembangungan
Masyarakat Desa).
Tujuan Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat
A. Tujuan Umum
Meningkatnya kemandirian masyarakat dan keluarga dalam bidang kesehatan sehingga
masyarakat dapat memberikan andil dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
B. Tujuan Khusus
Meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan.
Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan derajat
kesehatannya sendiri.
Meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat.
Terwujudnya pelembagaan upaya kesehatan masyarakat di tingkat lapangan.
Peran dan Fungsi Kader Kesehatan dan Toma Dalam Pengambangan Desa Siaga
A. Peran dan Fungsi Kader Kesehatan
Kader terlibat dalam pelaksanaan desa siaga melaui kegiatan UKBM yang ada termasuk
poskesdes. Dalam bahasan ini, peran kader sebagai berikut :
1. Peran sebagai pelaku penggerakan masyarakat dalam hal :
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa.
Upaya penyehatan lingkungan
Peningkatan kesehatan ibu, bayi, dan anak balita.
Pemasyarakatan kadarzi
2. Peran Tambahan dalam hal :
1. Membantu petugas kesehatan dalam penanggulangan kadaruratan kesehatan sehari-
hari.
2. Membantu petugas kesehatan dalam penyiapan masyarakat menghadapi bencana.
3. Membantu petugas kesehatan dalam pengelolaan obat di poskesdes.
Untuk menjalankan perannya sebagai pengembang desa siaga, maka fungsi kader adalah :
1. Membantu tenaga kesehatan dalam pengelolaan desa siaga melaui kegiatan UKBM
termasuk poskesdes secara umum.
2. Membantu memantau kegiatan dan evaluasi desa siaga seperti mengisi register ibu dan
anak, mengisi KMS dan lain-lain.
3. Membantu mengembangkan dan mengelola UKBM lain serta hal-hal yang terkait lainnya
seperti:
PHBS
Pengamatan kesehatan berbasis masyarakat.
Penyehatan lingkungan.
Kesehatan ibu, bayi dan anak balita.
Keluarga sadar gizi (kadarzi)
JPKM
2. Membantu mengidentifikasi dan melaporkan kejadian di masyarakat yang dapat
berdampak
kepada masyarakat.
3. Membantu dalam memberikan pemecahan masalah kesehatan yang sederhana kepada
masyarakat.
B. Peran dan Fungsi Tokoh Masyarakat
Dalam pengembangan desa siaga, tokoh masyarakat berperan sebagai pemberdaya
masyarakat dan penggali sumber daya untuk kesinambungan dan kelangsungan desa siaga,
serta Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) lainnya, dan mempunyai fungsi :
1. Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan desa siaga.
2. Menaungi dan membina kegiatan desa siaga.
3. Menggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan desa siaga.
4. Memberikan dukungan dalam pengelolaan desa siaga.
5. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan
dan UKBM yang ada.
6. Bila memungkinkan juga memberikan dukungan berupa sarana dan prasarana.
Langkah Langkah Penggerakan Pemberdayaan Masyarakat
Langkah-langkah pokok yang dilakukan dalam penggerakan dan pemberdayaan masyarakat
meliputi :
1. Pertemuan tingkat desa
2. Survai Mawas Diri (SMD)
3. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
4. Tindak lanjut rencana kerja hasil MMD
1. Pertemuan Tingkat Desa
Langkah ini merupakan bagian dari pemberdayaan dan penggerakan masyarakat. Pertuan ini
bertujuan untuk penyiapan tokoh masyarakat untuk menyamakan persepsi dan selanjutnya
para
pemuka desa mampu dan mau mengatasi persoalannnya sendiri secara swadaya sebatas
kemampuannya.
Pertemuan tingkat desa dipimpin oleh seoran kepala desa dengan mengundang para tokoh
masyarakat, tokoh agama, dan lain-lain. Falam pertemuan ini kepala desa akan didampingi
oleh
kepala puskesmas secabai faslitator.
Agenda acara yang dibicarakan dalam pertemuan ini adalah :
Pentingnya peran serta aktif masyarakat dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat.
Pentingnya pemanfaatan dan pendayagunaan sarana dan potensi yang ada setempat.
Perlunya dibentuk kelompok-kelompok penggerak pembangunan kesehatan desa.
Diharapkan dari pertemuan ini kepala desa dapat menindaklanjutinya dengan membagi tugas
serta peran serta dalam penggerakan dan pemberdayaan masyarakat.
2. Survai Mawas Diri (SMD)
Pengertian
SMD adlaah kegiatan pengenalan, pengumpunan dan pengkajian masalah kesehatan oleh
sekelompok masyarakat setempat di bawah bimbingan petugas kesehatan di desa.
Tujuan SMD
1. Masyarakat mengenal, mengumpulkan data, mengkaji masalah kesehatan yang ada di desa
dalam rangka menyiapkan desa siaga.
2. Timbulnya kesadaran masyarakat untuk mengetahui masalah kesehatan dan potensi yang
ada di desanya yang dapat digunakan untik mengatasi permasalah kesehatan.
Pelaksana SMD
SMD dilaksanakan oleh sekelompok warga masyarakat yang telah ditunjuk dalam pertemuan
tingkat desa. Informasi tentang masala-masalah kesehatan di desa seaga dapat
diperolehsebanyak mungkin dari Kepala Keluarga (KK) yang bermukin di lokasi terpilih
tersebut.
Waktu SMD
Dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan pertemuan desa
Cara pelaksanaan Survai Mawas Diri
Pengumpulan data dapat dilakaukan dengan melakukan kunjungan rumah untuk wawancara
atau diskusi dengan kepala / anggota keluarga sekaligus melakukan pengamatan (observasi)
terhadap rumah/ tempat-tempat umum dan lingkungannya. Cara lain adalah melakukan
Diskusi
Kelompok Terarah yang menghadirkan perwakilan masyarakat.
Hal-hal yang perlu dicermati selama SMD antara lain :
Permasalahan kesehatan lingkungan.
Perilaku hidup bersih dan sehat
Permasalahan kesehatan ibu dan anak
Status gizi
Dan lain-lain.
Selain permasalah tersebut di atas juga dipotret potensi atau kemampuan yang ada di desa.
Perumusan Masalah pada SMD
Kelompok pelaksana Survai Mawas Diri dengan bimbingan bidan di desa mengolah data
masalah kesehatan yang telah dikumpulkan (hasil SMD) secara sederhana sehingga dapat
diperoleh perumusan masalah kesehatan dan prioritas masalah kesehatan di wilayahnya.
Hasil dari Survai Mawas Diri
Hasil survai adalah gambaran desa berikut isinya (masyarakat dan lingkungannya) dan
dibawa
pada waktu Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) Gambaran tersebut menampakkan
berbagai
masalah kesehatan (termasuk penyebab masalah dan faktor yang mempengaruhi) serta daftar
potensi di desa yang dapat didayagunakan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan
yangada di desa.
3. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Pengertian MMD
MMD adalah pertemuan perwakilan warga desa beserta tokoh masyarakatnya dan para
petugas
untuk membahas hasil survai mawas diri dan merencanakan penanggulangan masalah
kesehatan yang diperoleh dari hasil survai mawas diri.
Tujuan Musyawarah Masyarakat Desa :
1. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya.
2. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui pelaksanaan
Desa Siaga dan Poskesdes.
3. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan,
melaksanakan Desa Siaga dan Poskesdes.
Peserta MMD
MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas Puskesmas, dan sektor terkait di
tingkat kecamatan (Seksi-seksi pemerintahan dan pembangunan, BKKBN, Pertanian, Agama
dan lain-lain).
Tempat dan Waktu Pelaksanaan MMD
MMD dilaksanakan di Balai Desa atau tempat pertemuan lain yang ada di desa. MMD
dilaksanakan segera setelah SMD dilaksanakan.
Cara pelaksanaan :
4. Pembukaan dilakukan oleh kepala desa dengan menguraikan tujuan MMD
danmenghimbau
seluruh peserta agar aktif mengemukakan pendapat dan pengalaman serta membantu
pemecahan masalah yang dihadapi bersama.
5. Perkenalan peserta yang dipimpin oleh kader untuk menimbulkan suasana keakraban.
6. Penyajian hasil survai oleh kader selaku tim pelaksana SMD.
7. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan masalah
kesehatan dan hasil SMD dilanjutkan dengan rekomendasi teknis dari petugas kesehatan di
desa / bidan di desa.
8. Menggali potensi dan menemukenali potensi yang ada di masyarakat untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
9. Penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan yang dipimpin oleh Kepala
Desa.
10. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja oleh Kepala Desa.
11. Penutup.
Tindak Lanjut MMD
Kader/tokoh masyarakat membantu kepala desa menyebarkan hasil musyarakat/ MMD
berupa
rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan dan membantu menindaklanjuti untuk
kegiatan-kegiatan selanjutnya.
4. Rencana Kegiatan dan Tindak Lanjut
Rencana kegiatan adalah alat/instrumen untuk memastikan bahwa visi dan tujuan program /
kegiatan bisa terlaksana.
Rencana kegiatan memuat rencana dan kiat-kiat agar dapat mencapai tujuan. Rencana
kegiatan berisikan langkah-langkah yang perlu dilakukan dan berisi informasi sebagai berikut
:
Kegiatan apa yang akan dilaksanakan?
Di mana tempatnya?
Siapa yang akan melaksanakan kegiatan ini?
Kapan dan berapa lama kegiatan ini berlangsung/
Sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan ini? (Potensi yang ada di
desa)
Siapa yang perlu dilibatkan?
Target yang ingin dicapai baik jumlahmaupun kualitasnya.
Mengapa rencana kegiatan perlu dibuat :
Untuk mencapai tujuan
Memastikan bahwa tidak ada hal-hal kecil yang terlupakan
Meningkatkan efesiensi dan megnhemat waktu, tenaga dan sumber daya lain.
Mempertanggungjawabkan apa yang mestinya dilakukan
Kapan rencana kegiatan dibuat :
Rencana kegiatan merupakan hasil dari Musyawarah Masyarakat Desa yang berisi kegiatan
kongkrit yang ditentukan dan dilaksanakan oleh masyarakat sendiri.
Perlu diingat bahwa rencana kegiatan tidak kaku, hanya sebagai alat sehingga dapat
diperbaiki
dan disesuaikan dengan situasi dan potensi yang ada.
Matrik Rencana Kegiatan
No. Kegiatan Tempat Waktu Penanggung
Jawab
Sumb
er
Daya
Target Pihak
Terlibat
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi
perilaku
sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga oleh karena itu kesehatan perlu
dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan
oleh
semua pihak.
Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap
anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang
kondusif
untuk hidup sehat.
Penerapan PHBS di Rumah Tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota rumah tangga,
yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota beserta jajaran sektor terkait
untuk memfasilitasi kegiatan PHBS di rumah tangga agar dapat dijalankan secara efektif.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk
menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga.
Artinya harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga/ masyarakat untuk memberikan
informasi dan melakukan pendidikan kesehatan.
Indikator dan Definisi Operasional PBHS
Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan rumah tangga sehat. Rumah
tangga sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator PHBS di dan 3 indikator Gaya
Hidup Sehat berikut :
Tujuh Indikator PHBS di Rumah Tangga :
1. Persalinan oleh tenaga kesehatan
2. Pemberian ASI Ekslusif
3. Penimbangan balita
4. Cuci tangan sebelum makan
5. Menggunakan air bersih
6. Menggunakan jamban sehat
7. Rumah bebas jentik
Tiga Indikator Gaya Hidup Sehat :
1. Tidak merokok di dalam rumah
2. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
3. Makan buah dan sayur setiap hari
Definisi Operasional dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga :
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan pertama pada
persalinan balita termuda dalam rumah tangga dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,
bidan dan paramedis lainnya)
2. Bayi diberi ASI Ekslusif adalah bayi termuda usia 0-6 bulan mendapat ASI sejak lahir
sampai usia 6 bulan.
3. Mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan adalah anggota rumah tangga
mempunyai pembiayaan praupaya kesehatan seperti Askes, Kartu Sehat, Dana Sehat,
Jamsostek, Asuransi Perusahaan dll.
4. Ketersediaan air bersih adalah rumah tangga yang mempunyai akses terhadap air bersih
dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari air dalam
kemasan, air ledeng, air pompa, sumur terlindung berjarak 10 meter dari tempat
penampungan kotoran atau limbah.
5. Ketersediaan jamban sehat adalah rumah tangga yang memiliki atau menggunakan
jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampungan kotoran sebagai
pembuangan akhir.
6. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni adalah rumah tangga yang mempunyai
luas lantai rumah yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari dibagi
dengan jumlah penghuni (9 meter persegi per orang).
7. Lantai rumah bukan tanah.
8. Tidak merokok di dalam rumah.
9. Melakukan aktifitas fisik minimal 30 menit setiap hari.
10. Makan buah dan sayur setiap hari minimal 3 posi buah dan 2 porsi sayuran atau
sebaliknya setiap hari.
Membuat Alternatif Kegiatan Misalnya :
No. Masalah PHBS Kegiatan
1. Persalinan pada tenaga kesehatan
Penyuluhan pentingnya persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan
Penyuluhan pendampingan dukun bayi dan
bidan
Menggalakkan tabungan ibu bersalin
(tabulin) dan dana sosial ibu bersalin
(dasolin)
2. ASI Ekslusif
Penyuluhan manfaat ASI ekslusif
Penyuluhan cara memperbanyak dan
menyimpan ASI
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Penyuluhan tentang pentingnya jaminan
pemeliharaan kesehatan.
Pengorganisasian masyarakat untuk dana
sehat
4. Ketersediaan air bersih
Penyuluhan pentingnya air bersih, syarat-
syarat air bersih
Membentuk kelompok pemakai air
(Pokmair)
Pengorganisasian masyarakat untuk
menyediakan air bersih.
5. Ketersediaan jamban
Penyuluhan manfaat jamban
Pelatihan cara membuat jamban
Arisan jamban
Pengorganisasian masyarakat untuk
membuat jamban umum
PENGAMATAN KESEHATAN
Pengertian Surveilans Epidemiologi
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi resiko
terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efesien melalui proses pengumpulan, pengolahan data dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
Pelaksanaan Surveilans di Tingkat Desa
Survailans penyakit di tingkat desa dilaksanakan oleh kelompok kerja surveilans tingkat desa,
dengan melakukan kegiatan pengamatan pemantauan situasi penyakit/ kesehatan masyarakat
desa dari kemungkinan ancaman terjadinya KLB secara terus menerus. Pemantauan tidak
hanya sebatas penyakit tetapi juga dilakukan terhadap faktor resiko munculnya suatu
penyakit.
Pengamatan dan pemantauan suatu penyakit di suatu desa mungkin berbeda jenisnya dengan
pemantauan dan pengamatan di desa lain. Hal ini sangat tergantung dari kondisi penyakit
yang
sering terjadi dan menjadi ancaman di masing-masing desa.
Hasil pengamatan dan pemantauan dilaporkan secara berkala sesuai kesepakatan (per
minggu/
per bulan/ bahkan setiap saat) ke petugas kesehatan di Poskesdes. Informasi yang
disampaikan berupa informasi :
1. Nama Penderita
2. Penyakit yang dialami/ gejala
3. Alamat tinggal
4. Umur
5. Jenis Kelamin
6. Kondisi lingkungan tempat tinggal penderita, dll.
Atau memberikan laporan informasi tentang faktor-faktor resiko atau penyakit.
Download
of 13

7.Pelatihan Kader Dan Toma Desa Siaga


FILOSOFI PELATIHAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA Pelatihan Pengembangan
Desa Siaga bagi kader kesehatan dan tokoh mayarakat diselenggarakan dengan
memperhatikan : 1. Prinsip pembelajaran orang Dewasa (Adult Learning), yaitu bahwa
selama pelatihan peserta berhak untuk : a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya setiap
kegiatan di desa b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada di dalam konteks
pelatihan. c. Dihargai keberadaannya. Penyelenggara dan fasilitator pelatihan berkewajiban
untuk : a. Menciptakan iklim dan suasana yang mendukung proses belajar mandiri. b.
Menciptakan mekanisme dan prosedur untuk perencanaan bersama dan partisipatif. c.
Mendiagnosis kebutuhan-kebutuhan belajar yang spesifik. d. Merumuskan tujuan-tujuan
program yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan belajar. e. Melakukan dan menggunakan
pengalaman belajar ini dengan metoda dan teknik yang memadai. f. Mengevaluasi hasil
belajar dan mendiagnosis kembali kebutuhan-kebutuhan belajar. 2. Belajar sambil berbuat
(Learning by doing) yang memungkinkan untuk : a. Berkesempatan melakukan
eksperimentasi dari materi pelatihan dengan menggunakan metode pembelajaran antara lain
diskusi kelompok, studi kasus, simulasi, role play, dan pelatihan (exercise) baik secara
individu maupun kelompok. b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu.
Tujuan Pelatihan Kader dan Tokoh Masyarakat A. Tujuan Umum Meningkatnya wawasan
dan keterampilan peserta dalam pengembangan desa siaga sesuai tugas dan peran masing-
masing. B. Tujuan Khusus 1. Meningkatnya wawasan dalam pengembangan desa siaga. 2.
Meningkatnya kemampuan melakukan pemberdayaan masyarakat dan penggalian
sumberdaya untuk eksinambungan dan kelangsungan desa siaga, penyelenggaraan poskesdes
dan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) lainnya. 3. Meningkatnya kemampuan
penggerakan masyarakat dalam hal : d. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. e. Pengamatan
terhadap masalah kesehatan di dsesa. f. Upaya kesehatan lingkungan. g. Meningkatkan
kesehatan ibu, bayi dan anak balita. h. Memasyarakatkan kadarzi. i. Menyiapkan masyarakat
menghadapi bencana. PENGGERAKAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Pengertian Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat Adalah suatu proses
pengorganisasian masyarakat yangdimulai dari mengindentifikasi masalah yang dihadapi di
masyarakat, kemudian menyusun urutan prioritas masalah. Setelah prioritas masalah
diperoleh, lalu masyarakat mengupayakan untuk mencari sumber daya baik yang ada di
masyarakat itu sendiri meaupun di luar lingkungan masyarakat yang berkesinambungan.
Sumberdaya tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah yang ada
melalui tindakan yang diperlukan dengan cara kerjasama dengan anggota masyarakat lainnya.
Jadi pada dasarnya penggerakan dan pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses kegiatan
masyarakat yang bersifat setempat yang ditujukan untuk menginkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui pemberian pengalaman belajar dan secara bertahap dikembangkan
pendekatan yang bersifat partisipatif dalam bentuk pendelegasian wewenang dan pemberian
peran yang semakin besar kepada masyarakat. Sedangkan penggerakan dan pemberdayaan
masyarakat dalam pengembangan desa siaga adalah proses pengorganisasian masyarakat
dalam rangka membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara umum
(dahulu disebut dengan PKMD/ Pembangungan Masyarakat Desa). Tujuan Penggerakan dan
Pemberdayaan Masyarakat A. Tujuan Umum Meningkatnya kemandirian masyarakat dan
keluarga dalam bidang kesehatan sehingga masyarakat dapat memberikan andil dalam
meningkatkan derajat kesehatannya. B. Tujuan Khusus Meningkatnya pengetahuan
masyarakat dalam bidang kesehatan. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam
pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatannya sendiri. Meningkatnya pemanfaatan
fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat. Terwujudnya pelembagaan upaya kesehatan
masyarakat di tingkat lapangan. Peran dan Fungsi Kader Kesehatan dan Toma Dalam
Pengambangan Desa Siaga A. Peran dan Fungsi Kader Kesehatan Kader terlibat dalam
pelaksanaan desa siaga melaui kegiatan UKBM yang ada termasuk poskesdes. Dalam
bahasan ini, peran kader sebagai berikut : 1. Peran sebagai pelaku penggerakan masyarakat
dalam hal : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pengamatan terhadap masalah
kesehatan di desa. Upaya penyehatan lingkungan Peningkatan kesehatan ibu, bayi, dan
anak balita.
Pemasyarakatan kadarzi 2. Peran Tambahan dalam hal : 1. Membantu petugas kesehatan
dalam penanggulangan kadaruratan kesehatan seharihari. 2. Membantu petugas kesehatan
dalam penyiapan masyarakat menghadapi bencana. 3. Membantu petugas kesehatan dalam
pengelolaan obat di poskesdes. Untuk menjalankan perannya sebagai pengembang desa siaga,
maka fungsi kader adalah : 1. Membantu tenaga kesehatan dalam pengelolaan desa siaga
melaui kegiatan UKBM termasuk poskesdes secara umum. 2. Membantu memantau kegiatan
dan evaluasi desa siaga seperti mengisi register ibu dan anak, mengisi KMS dan lain-lain. 3.
Membantu mengembangkan dan mengelola UKBM lain serta hal-hal yang terkait lainnya
seperti: PHBS Pengamatan kesehatan berbasis masyarakat. Penyehatan lingkungan.
Kesehatan ibu, bayi dan anak balita. Keluarga sadar gizi (kadarzi) JPKM 2. Membantu
mengidentifikasi dan melaporkan kejadian di masyarakat yang dapat berdampak kepada
masyarakat. 3. Membantu dalam memberikan pemecahan masalah kesehatan yang sederhana
kepada masyarakat. B. Peran dan Fungsi Tokoh Masyarakat Dalam pengembangan desa
siaga, tokoh masyarakat berperan sebagai pemberdaya masyarakat dan penggali sumber daya
untuk kesinambungan dan kelangsungan desa siaga, serta Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) lainnya, dan mempunyai fungsi : 1. Menggali sumber daya untuk
kelangsungan penyelenggaraan desa siaga. 2. Menaungi dan membina kegiatan desa siaga. 3.
Menggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan desa siaga. 4. Memberikan
dukungan dalam pengelolaan desa siaga. 5. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat
untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dan UKBM yang ada. 6. Bila memungkinkan juga
memberikan dukungan berupa sarana dan prasarana. Langkah Langkah Penggerakan
Pemberdayaan Masyarakat Langkah-langkah pokok yang dilakukan dalam penggerakan dan
pemberdayaan masyarakat meliputi : 1. Pertemuan tingkat desa 2. Survai Mawas Diri (SMD)
3. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) 4. Tindak lanjut rencana kerja hasil MMD 1.
Pertemuan Tingkat Desa Langkah ini merupakan bagian dari pemberdayaan dan penggerakan
masyarakat. Pertuan ini bertujuan untuk penyiapan tokoh masyarakat untuk menyamakan
persepsi dan selanjutnya para pemuka desa mampu dan mau mengatasi persoalannnya sendiri
secara swadaya sebatas kemampuannya. Pertemuan tingkat desa dipimpin oleh seoran kepala
desa dengan mengundang para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan lain-lain. Falam
pertemuan ini kepala desa akan didampingi oleh kepala puskesmas secabai faslitator. Agenda
acara yang dibicarakan dalam pertemuan ini adalah : Pentingnya peran serta aktif
masyarakat dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Pentingnya
pemanfaatan dan pendayagunaan sarana dan potensi yang ada setempat. Perlunya dibentuk
kelompok-kelompok penggerak pembangunan kesehatan desa. Diharapkan dari pertemuan ini
kepala desa dapat menindaklanjutinya dengan membagi tugas serta peran serta dalam
penggerakan dan pemberdayaan masyarakat. 2. Survai Mawas Diri (SMD) Pengertian SMD
adlaah kegiatan pengenalan, pengumpunan dan pengkajian masalah kesehatan oleh
sekelompok masyarakat setempat di bawah bimbingan petugas kesehatan di desa. Tujuan
SMD 1. Masyarakat mengenal, mengumpulkan data, mengkaji masalah kesehatan yang ada
di desa dalam rangka menyiapkan desa siaga. 2. Timbulnya kesadaran masyarakat untuk
mengetahui masalah kesehatan dan potensi yang ada di desanya yang dapat digunakan untik
mengatasi permasalah kesehatan. Pelaksana SMD SMD dilaksanakan oleh sekelompok warga
masyarakat yang telah ditunjuk dalam pertemuan tingkat desa. Informasi tentang masala-
masalah kesehatan di desa seaga dapat diperolehsebanyak mungkin dari Kepala Keluarga
(KK) yang bermukin di lokasi terpilih tersebut. Waktu SMD Dilaksanakan sesuai dengan
hasil kesepakatan pertemuan desa Cara pelaksanaan Survai Mawas Diri Pengumpulan data
dapat dilakaukan dengan melakukan kunjungan rumah untuk wawancara atau diskusi dengan
kepala / anggota keluarga sekaligus melakukan pengamatan (observasi) terhadap rumah/
tempat-tempat umum dan lingkungannya. Cara lain adalah melakukan Diskusi Kelompok
Terarah yang menghadirkan perwakilan masyarakat. Hal-hal yang perlu dicermati selama
SMD antara lain : Permasalahan kesehatan lingkungan. Perilaku hidup bersih dan sehat
Permasalahan kesehatan ibu dan anak Status gizi Dan lain-lain. Selain permasalah tersebut
di atas juga dipotret potensi atau kemampuan yang ada di desa. Perumusan Masalah pada
SMD Kelompok pelaksana Survai Mawas Diri dengan bimbingan bidan di desa mengolah
data masalah kesehatan yang telah dikumpulkan (hasil SMD) secara sederhana sehingga
dapat diperoleh perumusan masalah kesehatan dan prioritas masalah kesehatan di
wilayahnya. Hasil dari Survai Mawas Diri Hasil survai adalah gambaran desa berikut isinya
(masyarakat dan lingkungannya) dan dibawa pada waktu Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD) Gambaran tersebut menampakkan berbagai masalah kesehatan (termasuk penyebab
masalah dan faktor yang mempengaruhi) serta daftar potensi di desa yang dapat
didayagunakan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan yangada di desa. 3.
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) Pengertian MMD MMD adalah pertemuan
perwakilan warga desa beserta tokoh masyarakatnya dan para petugas untuk membahas hasil
survai mawas diri dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari
hasil survai mawas diri. Tujuan Musyawarah Masyarakat Desa : 1. Masyarakat mengenal
masalah kesehatan di wilayahnya. 2. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah
kesehatan melalui pelaksanaan Desa Siaga dan Poskesdes. 3. Masyarakat menyusun rencana
kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan, melaksanakan Desa Siaga dan Poskesdes.
Peserta MMD MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas Puskesmas, dan
sektor terkait di tingkat kecamatan (Seksi-seksi pemerintahan dan pembangunan, BKKBN,
Pertanian, Agama dan lain-lain). Tempat dan Waktu Pelaksanaan MMD MMD dilaksanakan
di Balai Desa atau tempat pertemuan lain yang ada di desa. MMD dilaksanakan segera
setelah SMD dilaksanakan.Cara pelaksanaan : 1. Pembukaan dilakukan oleh kepala desa
dengan menguraikan tujuan MMD danmenghimbau seluruh peserta agar aktif
mengemukakan pendapat dan pengalaman serta membantu pemecahan masalah yang
dihadapi bersama. 2. Perkenalan peserta yang dipimpin oleh kader untuk menimbulkan
suasana keakraban. 3. Penyajian hasil survai oleh kader selaku tim pelaksana SMD. 4.
Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan masalah
kesehatan dan hasil SMD dilanjutkan dengan rekomendasi teknis dari petugas kesehatan di
desa / bidan di desa. 5. Menggali potensi dan menemukenali potensi yang ada di masyarakat
untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 6. Penyusunan rencana kerja penanggulangan
masalah kesehatan yang dipimpin oleh Kepala Desa. 7. Penyimpulan hasil MMD berupa
penegasan tentang rencana kerja oleh Kepala Desa. 8. Penutup. Tindak Lanjut MMD
Kader/tokoh masyarakat membantu kepala desa menyebarkan hasil musyarakat/ MMD
berupa rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan dan membantu menindaklanjuti
untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya. 4. Rencana Kegiatan dan Tindak Lanjut Rencana
kegiatan adalah alat/instrumen untuk memastikan bahwa visi dan tujuan program / kegiatan
bisa terlaksana. Rencana kegiatan memuat rencana dan kiat-kiat agar dapat mencapai tujuan.
Rencana kegiatan berisikan langkah-langkah yang perlu dilakukan dan berisi informasi
sebagai berikut : Kegiatan apa yang akan dilaksanakan? Di mana tempatnya? Siapa yang
akan melaksanakan kegiatan ini? Kapan dan berapa lama kegiatan ini berlangsung/
Sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan ini? (Potensi yang ada di desa)
Siapa yang perlu dilibatkan? Target yang ingin dicapai baik jumlahmaupun kualitasnya.
Mengapa rencana kegiatan perlu dibuat : Untuk mencapai tujuan Memastikan bahwa tidak
ada hal-hal kecil yang terlupakan Meningkatkan efesiensi dan megnhemat waktu, tenaga
dan sumber daya lain. Mempertanggungjawabkan apa yang mestinya dilakukan Kapan
rencana kegiatan dibuat : Rencana kegiatan merupakan hasil dari Musyawarah Masyarakat
Desa yang berisi kegiatan kongkrit yang ditentukan dan dilaksanakan oleh masyarakat
sendiri. Perlu diingat bahwa rencana kegiatan tidak kaku, hanya sebagai alat sehingga dapat
diperbaiki dan disesuaikan dengan situasi dan potensi yang ada. Matrik Rencana Kegiatan
No. Kegiatan Tempat Waktu Penanggung Jawab Sumb er Daya Target Pihak Terlibat
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Kondisi sehat
dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan
menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga oleh karena itu kesehatan perlu dijaga,
dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua
pihak. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan
setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang
kondusif untuk hidup sehat. Penerapan PHBS di Rumah Tangga merupakan tanggung jawab
setiap anggota rumah tangga, yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota
beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi kegiatan PHBS di rumah tangga agar dapat
dijalankan secara efektif. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah salah satu strategi yang
dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat
maupun pada keluarga. Artinya harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga/
masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan. Indikator dan
Definisi Operasional PBHS Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan
rumah tangga sehat. Rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator
PHBS di dan 3 indikator Gaya Hidup Sehat berikut : Tujuh Indikator PHBS di Rumah
Tangga : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Persalinan oleh tenaga kesehatan Pemberian ASI Ekslusif
Penimbangan balita Cuci tangan sebelum makan Menggunakan air bersih Menggunakan
jamban sehat Rumah bebas jentik Tiga Indikator Gaya Hidup Sehat : 1. Tidak merokok di
dalam rumah 2. Melakukan aktivitas fisik setiap hari 3. Makan buah dan sayur setiap hari
Definisi Operasional dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga : 1. Pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan pertama pada persalinan balita termuda
dalam rumah tangga dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan dan paramedis lainnya)
2. Bayi diberi ASI Ekslusif adalah bayi termuda usia 0-6 bulan mendapat ASI sejak lahir
sampai usia 6 bulan. 3. Mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan adalah anggota rumah
tangga mempunyai pembiayaan praupaya kesehatan seperti Askes, Kartu Sehat, Dana Sehat,
Jamsostek, Asuransi Perusahaan dll. 4. Ketersediaan air bersih adalah rumah tangga yang
mempunyai akses terhadap air bersih dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari yang
berasal dari air dalam kemasan, air ledeng, air pompa, sumur terlindung berjarak 10 meter
dari tempat penampungan kotoran atau limbah. 5. Ketersediaan jamban sehat adalah rumah
tangga yang memiliki atau menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau
lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir. 6. Kesesuaian luas lantai dengan
jumlah penghuni adalah rumah tangga yang mempunyai luas lantai rumah yang ditempati dan
digunakan untuk keperluan sehari-hari dibagi dengan jumlah penghuni (9 meter persegi per
orang). 7. Lantai rumah bukan tanah. 8. Tidak merokok di dalam rumah. 9. Melakukan
aktifitas fisik minimal 30 menit setiap hari. 10. Makan buah dan sayur setiap hari minimal 3
posi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari Membuat Alternatif Kegiatan
Misalnya : No. 1. Masalah PHBS Persalinan pada tenaga kesehatan Kegiatan Penyuluhan
pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Penyuluhan pendampingan dukun
bayi dan bidan Menggalakkan tabungan ibu bersalin (tabulin) dan dana sosial ibu bersalin
(dasolin) Penyuluhan manfaat ASI ekslusif Penyuluhan cara memperbanyak dan
menyimpan ASI Penyuluhan tentang pentingnya jaminan pemeliharaan kesehatan.
Pengorganisasian masyarakat untuk dana sehat Penyuluhan pentingnya air bersih,
syaratsyarat air bersih Membentuk kelompok pemakai air (Pokmair) Pengorganisasian
masyarakat untuk menyediakan air bersih. Penyuluhan manfaat jamban Pelatihan cara
membuat jamban Arisan jamban Pengorganisasian masyarakat untuk membuat jamban
umum 2. ASI Ekslusif 3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 4. Ketersediaan air bersih 5.
Ketersediaan jamban PENGAMATAN KESEHATAN Pengertian Surveilans Epidemiologi
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi resiko
terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efesien melalui proses pengumpulan, pengolahan data dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Pelaksanaan
Surveilans di Tingkat Desa Survailans penyakit di tingkat desa dilaksanakan oleh kelompok
kerja surveilans tingkat desa, dengan melakukan kegiatan pengamatan pemantauan situasi
penyakit/ kesehatan masyarakat desa dari kemungkinan ancaman terjadinya KLB secara terus
menerus. Pemantauan tidak hanya sebatas penyakit tetapi juga dilakukan terhadap faktor
resiko munculnya suatu penyakit. Pengamatan dan pemantauan suatu penyakit di suatu desa
mungkin berbeda jenisnya dengan pemantauan dan pengamatan di desa lain. Hal ini sangat
tergantung dari kondisi penyakit yang sering terjadi dan menjadi ancaman di masing-masing
desa. Hasil pengamatan dan pemantauan dilaporkan secara berkala sesuai kesepakatan (per
minggu/ per bulan/ bahkan setiap saat) ke petugas kesehatan di Poskesdes. Informasi yang
disampaikan berupa informasi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama Penderita Penyakit yang dialami/ gejala
Alamat tinggal Umur Jenis Kelamin Kondisi lingkungan tempat tinggal penderita, dll. Atau
memberikan laporan informasi tentang faktor-faktor resiko atau penyakit.

You might also like