You are on page 1of 11

Perlakuan dan Penyajian Akuntansi Inflasi pada Laporan Keuangan dengan

menggunakan Metode GPLA dan CCA


(Study Kasus pada PT Catur Putra Sanjaya di Brebes)

Suci Purwanti

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnisi Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Sucipurwanti21@yahoo.co.id

ABSTRACT

ABSTRACT

This study was conducted to determine whether the effect of inflation on years
of research led to the financial statements of PT Putra Sanjaya Brebes needs to be
adjusted by using the general method pricel level accounting (GPLA) and current cost
accounting (CCA) to assess the financial situation more realistic. The purpose of this
study is to describe and compare the financial statements using the historical adjusted
GPLA method and CCA.
Analysis data using descriptive and qualitative methods consisting of data
obtained in later studies where analysis of data obtained. From the analysis it can be
concluded that the general price level accounting method (GPLA) only as an additional
method in the event of inflation to calculate the financial statements. It is highly needed
by the company to analyze the financial condition of the company, especially at the
time of inflation and to know the development of the company and takes its decisions
relating to the preparation of a better plan to determine a more appropriate company
policy by other users of financial statements.
While the CCA method is presented only as an additional financial reports that
can provide benefits to the company. This method is only looking at profit as the
amount of resources that can be distributed over a specified period, by ignoring tax
considerations and at the same time retaining only the physical capital of the company.
So as to assess the company can maintain its capability is the ability to provide the
amount of lpg gas company PT Putra Sanjaya Brebes next year.

Keywords: financial statements, general price level accounting (GPLA), current cost
accounting(CCA)
PENDAHULUAN Jakarta,Kompas.com). Hal ini menunjukan
adanya kenaikan harga barang dan jasa yang
Indonesia adalah salah satu negara secara langsung dipengaruhi oleh perubahan
berkembang, masalah umum yang sering biaya produksi.
dihadapi negara berkembang adalah
tingginya inflasi. Sejak krisis moneter pada Jika terjadi lonjakan cukup tajam
tahun 1998, harga pasar cenderung naik. yang terjadi pada inflasi tanpa diimbangi
Pada kondisi ekonomi di Indonesia ini oleh peningkatan pendapatan nominal
diwarnai dengan situasi inflasi, yaitu masyarakat, yang akan menyebabkan
kecenderungan kenaikan harga-harga barang pendapatan riil rakyat semakin menurun.
dan jasa secara umum dan terus menerus.
Selain itu juga pendapatan per kapita
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat inflasi di Indonesia pada bulan Juli penduduk merosot relatif sangat cepat,
tahun 2011 terjadi inflasi sebesar 0,67 khususnya pada masyarakat strata ekonomi
presen dengan indeks harga konsumen bawah. Jika melihat begitu dasyatnya
(IHK) sebesar 127,35. Dari 66 kota (IHK), pengaruh lonjakan angka inflasi di Indonesia
65 kota mengalami inflasi dan satu kota akibat dari nilai tukar rupiah terhadap mata
mengalami deflasi (Yati Suryati, Jakarta- uang asing. Jika pendapatan terlalulu tinggi
Micom).
sebesar angka yang sama. Berbagai
Sedangkan menurut Eric Sugani
dilihat dari Ekonomi Standard Chartered keputusan harus diambil oleh perusahaan
Bank memprediksikan tingkat inflasi diakhir yang terkait kegiatan operasional
tahun 2011 bisa mencapai 6 persen. perusahaannya.
Meningkat 1 persen dari prediksi tingkat
inflasi diakhir 2010 sebesar 5 persen. Sugiarti (2012) Akuntansi inflasi
Menurutnya, tingkat inflasi di Indonesia merupakan suatu metode untuk mengkoreksi
akan terakselerasi seiring dengan dengan menyatakan kembali sepenuhnya
pertumbuhan ekonomi Indonesia. laporan keuangan berdasarkan harga
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia ini perolehan historis kedalam suatu cara
dipengaruhi oleh pulihnya perekonomian mencermin perubahan daya beli mata uang
dunia. Seiring dengan perekonomian dunia yang diukur dengan angka indeks.
itu terdapat kemungkinan meningkatnya Akuntansi inflasi bukan sebagai pengganti
harga minyak dunia di tahun 2011. konvensional yang telah ada namun
Kenaikan ini akan mempengaruhi merupakan informasi tambahan bagi
harga bakar minyak tak bersubsidi dalam pemakainya. Ada beberapa konsep yang
negeri. Tentu akan berakibat pada didalam akuntansi inflasi yang digunakan
meningkatnya biaya produksi korporat untuk mengantisipasi fluktuasi dari nilai
meski harga BBM bersubsidi tidak dinaikan uang sebagai akibat akuntansi inflasi yaitu
ini berpengaruhi biaya lain-lain, seperti current cost accounting dan general price
biaya transport, karena tekanan inflasi pula level accounting.
di tahun 2011, Eric memprediksikan BI rate
akan dinaikan hingga 8 persen dengan PT Catur Putra Sanjaya merupakan
kenaikan berturut-turut masing-masing 25 perusahaan yang sudah mempunyai laporan
basis poin dari bulan Mei sampai bulan keuangan yang sesuai dengan siklus
Agustus 2011 (Aroline Damanik, akuntansi dan yang disajikan oleh proses
akuntansi keuangan yang layak dan Laporan keuangan merupakan ikhtisar
berdasarkan pada konsep harga perolehan dari bagian keadaan perusahaan dan hasil
(Historical Cost Accounting). Laporan usahanya yang ditunjukan kepada pihak-
keuangan yang sesuai dengan akuntansi pihak perusahaan seperti pemilik,
yang berlaku pada umumnya yang pemegang saham, kreditur, bank kantor
didasarkan (Historical Cost Accounting) pajak, dan lain-lain. Agar data keuangan
yang merupakan laporan keuangan yang yang ada bisa dimanfaatkan dengan baik
berdasarkan kejadian atau peristiwa yang oleh pihak manajemen maupun pihak
telah lalu dengan asumsi harga-harga tidak diluar perusahaan.
berubah atau stabil pada saat terjadinya b) Akuntansi
inflasi. Akuntansi merupakan suatu kegiatan jasa
Jika perusahaan tersebut sudah unsur seni pencatatan dari ekonomi juga
mempunyai laporan keungan yang layak sebagai bahasa perusahaan dalam
pada umumnya yang dibuat nilai historis memilih alternative dan digunakan untuk
yang diterapkan dalam laporan keuangan alat bantu dalam mengambil suatu
akan mampu menghadapi pemeriksaan keputusan.
dengan kepastian bahwa informasinya bisa c) Inflasi adalah naiknya harga barang
dipercaya. Namun pada masa inflasi telah secara terus menerus.
berubah nilai mata uang yang sekarang tidak d) Indeks harga konsumen
bisa disamakan dengan nilai yang dulu oleh Indek harga konsumen merupakan
sebab itu muncul prinsip yang sebuah pembobotan dasar yang dibuat
memperhitungkan adanya perubahan nilai untuk mengukur perubahan harga yang
mata uang seperti prinsip general price level terjadi pada barang dan jasa yang dibeli
accounting ini yang menyesuaikan barang oleh masyarakat.
nilai yang berlaku umum dan menggunakan
skala pengukuran yang sama dan tetap Definisi Operasional Variabel
bernilai basis historis yang sebagai nilai dan
Current Cost Accounting sebagai nilai 1. Laporan Laba rugi
tambahan pada saat terjadinya inflasi. Menurut Revee (2009) Laporan Laba
Rugi (Income Statements) adalah
Bedasarkan uraian latar belakang masalah di ringkasan dari pendapatan dan beban
atas, maka penelitian ini dapat dirumuskan untuk suatu periode waktu tertentu.
sebagai berikut: Apakah pengaruh inflasi
yang terjadi pada tahun penelitian 2. Perubahan Ekuitas
menyebabkan laporan keuangan PT Menurut Revee (2009) Perubahan
CATUR PUTRA SANJAYA perlu Ekuitas (Statement of owners Equity)
disesuaikan dengan menggunakan metode adalah ringkasan perubahan dalam
GPLA (General Price Level Cost ekuitas pemilik pada waktu tertentu,
Accounting) dan Current Cost Accounting biasanya paada tanggal terakhir dari
untuk menilai keadaan keuangan yang lebih bulan atau tahun tertentu.
realisti? 3. Neraca
Menurut Revee (2009) Neraca (Balance
METODE PENELITIAN Sheet) adalah daftar asset, kewajiban, dan
ekuitas pemilik pada waktu tertentu,
Variabel Penelitian biasanya pada tanggal terakhir dari bulan
a) Laporan keuangan atau tahun tertentu.
4. Arus Kas oleh barang atau jasa yang biasa
Menurut Revee (2009) Arus kas disebut daya beli.
(Stetement Of Cash Flows) adalah Dengan rumus :
ringkasan penerimaan dan pembayaran GPLA = Nilai Historis X Faktor
kas untuk periode waktu tertentu, seperti Konversi.
satu bulan atau satu tahun b. Metode Current Cost Accounting
5. Rumus Faktor Konversi : Current
a) General Price Level Accounting Current Cost Accounting yaitu faktor
General Price Level Accounting Konversinya dari indeks harga yang
yaitu faktor konversi yang indek disusun oleh Badan Pusat Statistik
harganya disusun oleh Badan Pusat (BPS).
Satistik (BPS). CCA = Nilai Historis X Faktor
Konversi
Rumus Faktor Konversi yaitu
Jenis dan Sumber Data

Jenis
b) Current Cost Accounting Berdasarkan jenis penelitian ini
Current Cost Accounting yaitu menggunakan dengan metode deskriptif
faktor Konversinya dari indeks kualitatif, dalam penelitian ini tidak
harga yang disusun oleh Badan dimaksudkan menguji hipotesis tertentu,
Pusat Statistik (BPS). Tetapi hanya menggambarkan apa adanya
tentang suatu variabel, gejala atau suatu
RumusFaktor Konversi = keadaan. Dengan kata lain peneliti hanya
ingin mengetahui dan menggambarkan
kondisi yang sedang terjadi dengan mencari
dan mengumpulkan data untuk memperoleh
gambaran, fakta-fakta jelas tentang keadaan
7. Tingkat Harga yang ada pada perusahaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi
Tingkat Harga adalah rate yaitu angka Sumber Data
yang menunjukan nilai, harga, kecepatan
perkembangan, dan produksi berdasarkan 1. Data primer
satuan ukur tertentu. Data primer adalah data yang
8. Indeks Harga Konsumen dikumpulkan untuk penelitian dari tempat
Indeks harga konsumen adalah aktual terjadinya peristiwa (Sekaran,
merupakan sebuah pembobotan dasar 2009). Pada penelitian ini melakukan
yang dibuat untuk mengukur perubahan Tanya jawab dengan pihak perusahaan
harga yang terjadi pada barang dan jasa tentang profil perusahaan.
yang dibeli oleh masyarakat. 2. Data sekunder
9. Menghitung Analisis Perlakuan Data sekunder adalah data yang telah ada
Akuntansi Inflasi dengan 2 metode yaitu dan tidak perlu dikumpulkan sendiri
a. Metode General price level olehe peneliti (Sekaran, 2009). Data
accounting penelitian ini berupa Penyusunan
Menurut Belkaoui (2007) Metode Laporan Laba Rugi, Perubahan Ekuitas,
GPLA adalah Bahwa nilai Neraca, Arus kas. Data Penyusunan
sesungguhnya dari rupiah ditentukan
laporan keuangan tersebut akan diteliti, 1. Mendapatkan laporan keuangan yang
dan data indeks harga konsumen disusun berdasarkan harga perolehan
diperoleh dari Biro Pusat Statistik historis
(Informasi Inflasi). 2. Mendapatkan dan menentukan indeks
harga umum yang akan dipergunakan
untuk penyesuaian.
Metode Pengumpulan Data 3. Menyesuaikan pos-pos neraca
4. Menghitung laba atau rugi yang
Untuk mengumpulkan data yang timbul.
diperlukan dalam penelitian ini dengan 5. Menghitung ekuitas pemilik
metode dokumentasi, merupakan sebuah 6. Menghitung Arus Kas.
metode pengumpulan data yang dilakukan b) Analisis perlakuan akuntansi inflasi
dengan cara mempelajari dokumen,catatan dengan metode Current Cost Accounting
pengumupulan data yang akan direview dari dan penyusunannya sebagai laporan
sampel perusahaan tersebut yang akan keuangan tambahan pada perusahaan.
diteliti satu bulan pada tahun 2011, BPS( Langkah-langkah yang harus dilakukan
Badan Pusat Statistik) untuk menentukan yaitu :
angka indeks harga umum atau khusus yang a. Mendapatkan laporan keuangan dari
dilihat dari tabel IHK. perusahaan.
b. Menentukan indeks harga khusus.
Analisis Data c. Menyesuaikan pos-pos neraca.
d. Penyesuaian pos-pos laba-rugi dengan
Dalam penelitian ini menggunakan laba terealisasi dan sebelum
metode deskriftif kualitatif yaitu dengan terealisasi.
cara menggambarkan sifat dari suatu e. Perhitungan laba rugi kepemilikan.
keadaan dengan jalan mengumpulkan, f. Menghitung arus kas.
menyusun, mencatat dan mengklasifikasikan
serta menganalisis datayang diperoleh lalu PEMBAHASAN
dibandingkan dengan teori-teori yang
diperoleh dan membahas hubungan yang Menentukan Indeks Harga Umum
relevan dengan masalah yang dibahas. Pada konsep metode General Price
Adapun langkah-langkah yang dilakukan Level Accounting memerlukan faktor
setelah memperoleh data adalah sebagai konversi untuk menyesuaikan akun-akun
berikut : pada neraca, laba rugi. Faktor konversi yang
digunakan adalah mengunakan indeks harga
1. Mendeskripsikan tentang profil konsumen yang diperoleh dari badan pusat
perusahaan. statistik, dengan mengunakan tahun dasar
2. Sejarah berdirinya perusahaan. 2010-2011. Indeks harga yang digunakan.
3. Visi dan Misi perusahaan.
4. Mendapatkan laporan keuangan dari Penyesuian Pos-Pos Neraca
perusahaan Menentukan pos-pos neraca dan
5. Menganalisis perlakuan akuntansi inflasi dikonversi mengunakan indeks harga umum
dengan metode GPLA konsumen.
a) Langkah-langkah penyesuaian laporan
Konversi =
keuangan Historical Cost ke dalam
General Price Level Accounting (Tingkat
Harga Umum) sebagai berikut :
Total 486.277.248 1.033 502.324.397
Konversi = Passiva

= 1.033 Penyesuaian Perhitungan Laporan Laba


Penyesuaian Perhitungan Laporan Neraca Rugi Mengunakan Metode GPLA
Mengunakan Metode GPLA Periode 31 Desember 2011
Periode 31 Desember 2011 Keterangan Historis Konversi GPLA
Keterangan Jumlah Konv GPLA
ersi Pendapatan Free 295.982.544 1.033 305.749.967
transport
Bank 28.700.000 1.033 29.647.100
Transport 127.150.000 1.033 131.134.595
Piutang 48.500.248 1.033 50.100.756
Harga Pokok 127.150.000 1.033 131.134.595
Jumlah 77. 200.248 1.033 79.747.856 Penjualan
Aktiva
Lancar Laba Bruto 168.832.544 1.033 174.404.017

Tanah 80.000.000 1.033 82.640.000 Biaya Gaji 18.000.000 1.033 18.594.000


Pegawai
Bangunan 65.000.000 1.033 67.145.000
Biaya Admin & 9.240.000 1.033 9.544.920
Kendaraan 169.500.000 1.033 lain-lain
175.093.500
Biaya Onderdil 50.313.036 1.033 51.973.366
Alat 20.000.000 1.033 20.660.000 ban
Pemadam
Kebakaran Biaya Pelumnas 33.122.300 1.033 34.215.335
/Oli
Mesin dan 26.000.000 1.033 26.858.000
Peralatan PLN & TLPN 10.800.000 1.033 11.156.400

Tabung 116.000.000 1.033 119.828.000 Jumlah 121.475.336 1.033 125.484.022


Gas 3Kg
Penghasilan 47.357.208 1.033 48.919.995
Membeli 4.577.000 1.033 4.728.041 Netto
air

Jumlah 409.077.000 1.033 422.576.541


Aktiva
Tetap Hasil pembahasan GPLA
Total 486.277.248 1.033 502.324.397
Aktiva Setelah dilihat dari berdasarkan
penyajian laporan laba rugi dan neraca pada
Hutang 4.155.000 1.033 4.292.115
Usaha tahun 2011 terlihat jelas perbedaannya.
Untuk tahun 2011 jumlah aktiva sebelum
Jumlah 4.155.000 1.033 4.292.115
Hutang
penyesuaiannya yaitu Rp. 486.277.248 dan
Lancar setelah melakukan penyesuaian menjadi Rp.
Modal 265.245.000 1.033 273.998.085
502.324.397 Ini berarti perusahaan
mengalami keuntungan daya beli sebesar
Laba Tahun 90.038.352 1.033 93.009.617 Rp. 16.047.149 pada saat terjadi inflasi
Lalu
lunak dengan angka inflasi 3.79
Laba Tahun 126.838.896 1.033 131.024.579 Dengan adanya peningkatan daya beli
ini
sehingga yang mengakibatkan nilai yang
Jumlah 482.122.248 1.033 498.032.282 terdapat pada pos-pos dalam neraca yang
Modal mengakibatkan tidak berdasarkan nilai
sebenarnya. Jika nilai tersebut yang
dibebankan sebagai biaya penyusutan aktiva Konversi =
pada periode berjalan yang akan
mengakibatkan biaya terlalu rendah . = 11.78
Sehingga laba tersebut yang disajikan akan
terlalu tinggi sehingga jumlah modal pada Penyesuaian Perhitungan Laporan Neraca
PT. Catur Putra Sanjaya Brebes akan Mengunakan Metode CCA
menggalami peningkatan setiap tahunnya. Periode 31 Desember 2011
Dilihat pada penyajian laporan
Keterangan Jumlah Konversi CCA
keuangan yang berdasarkan metode General
Price Level Accounting perusahaan tersebut Bank 28.700.000 11.78 338.096.000
bisa melakukan evaluasi atau penilaian pada Piutang 48.500.248 11.78 571.332.921
saat kemajuan usaha pada perusahaan
tersebut karena pada unit moneter tersebut Jumlah 77. 200.248 11.78 909.418.921
Aktiva Lancar
pada laporan keuangan merupakan unit
moneter yang mempunyai daya beli yang Tanah 80.000.000 11.78 942.400.000
sama sehingga menggakibatkan daya
Bangunan 65.000.000 11.78 765.700.000
banding dan analisis laporan keuangan yang
relevan. Selain itu juga pemerintahan dan Kendaraan 169.500.000 11.78 1.996.710.000
perusahaan bisa melihat apakah pajak yang Alat Pemadam 20.000.000 11.78 235.600.000
dipunggut atas penghasilan adalah lebih Kebakaran
kecil dari pada laba sebelum pajak atau bisa
Mesin dan 26.000.000 11.78 306.280.000
juga melebihi laba setelah pajak. Peralatan

Tabung Gas 116.000.000 11.78 1.366.480.000


Sedang untuk Menentukan Indeks Harga 3Kg
Khusus
Membeli air 4.577.000 11.78 53.681.460

Pada konsep metode Current Cost Jumlah 409.077.000 11.78 4.818.927.060


Accounting memerlukan faktor konversi Aktiva Tetap
untuk menyesuaikan akun-akun pada neraca, Total Aktiva 486.277.248 11.78 5.728.345.982
laba rugi. Faktor konversi yang digunakan
adalah mengunakan indeks harga konsumen Hutang Usaha 4.155.000 11.78 48.945.900
yang diperoleh dari badan pusat statistik, Jumlah 4.155.000 11.78 48.945.900
dengan mengunakan tahun dasar 2011. Hutang
Lancar
Indeks harga yang digunakan.
Modal 265.245.000 11.78 3.124.586.100

Penyesuain Pos-Pos Neraca Laba Tahun 90.038.352 11.78 1.060.651.787


Lalu

Menentukan pos-pos neraca dan Laba Tahun ini 126.838.896 11.78 1.494.162.195
dikonversi mengunakan indeks harga umum
Jumlah Modal 482.122.248 11.78 5.679.400.081
konsumen.
Total Passiva 486.277.248 11.78 5.728.345.981
Konversi
Sumber : Data diolah
Penyesuaian Perhitungan Laporan Laba Perhitungan Laba Terealisasi Atas Biaya
Rugi Mengunakan Metode GPLA Penyusutan Aktiva Tetap
Periode 31 Desember 2011 Periode 31 Desember 2011

Keterangan Historis Konversi CCA


Aktiva Perhitungan Jumlah

Pendapatan 295.982.544 11.78 3.486.674.368 Bangunan 71. 500.000 68.250.000


Free transport 3.250.000
Transport 127.150.000 11.78 1.497.827.000
Alat 21.000.000 19.000.000
Harga Pokok 127.150.000 11.78 1.497.827.000 2.000.000
Penjualan

Laba Bruto 168.832.544 11.78 1.988.847.368 Kendaraan 177.975.000 161.025.000


16.950.000
Biaya Gaji 18.000.000 11.78 212.040.000
Pegawai Mesin & 27.300.000 24.700.000
Biaya Admin 9.240.000 11.78 108.847.200 peralatan 2.600.000
& lain-lain
Tabung gas 121.800.000 110.200.000
Biaya Onderdil 50.313.036 11.78 592.687.564
ban 3kg 11.600.000
Biaya 33.122.300 11.78 390.180.694 Membeli air 5.427.000 5.198.150
Pelumnas /Oli
228.850
PLN & TLPN 10.800.000 11.78 127.224.000
Jumlah 388.373.150
Jumlah 121.475.336 11.78 1.430.979.458
Sumber : Data Diolah
Penghasilan 47.357.208 11.78 557.867.910
Netto
Keterangan :
1. Untuk mencari biaya penyusutan
bangunan diperoleh dari tarif dikali
Dengan cara penyesuaian yang sesuai dengan harga perolehan (5% X
dengan harga perolehan yang akan timbul 65.000.000) = 3.250.000.
dari laba atau rugi terealisasi dan laba rugi 2. Alat (10% X 20.000.000)
sebelum terealisasi selain laba rugi yang = 2.000.000
beroprasi dari perusahaan tersebut yang 3. Kendaraan (10% X 169.500.000)
bersangkutan dengan asset yang dikonsumsi. = 16.950.000
Sedangkan laba atau rugi sebelum terealisasi 4. Mesin & Peralatan (10% X 26.000.000)
bersangkutan dengan asset perusahaan = 2.600.000
tersebut. Jika adanya kenaikkan harga yang 5. Tabung gas 3kg (10% X 116.000.000)
terdapat pada aktiva yang akan = 11.600.000
menimbulkan holding gan (laba terealisasi 6. Membeli air (5% X 5.577.000)
dan laba sebelum terealisasi). = 228.850
Cara menghitung laba terealisasi atas Menghitung nilai sekarang
biaya penyusutan adalah nilai sekarang a. Harga bagunan sekarang adalah Rp
dikurangi dengan nilai biaya penyusutan. 65.000.000 nilainya lebih tinggi dari pada
Rp 65.000.000 pada akhir tahun depan
b. Alat Rp. 20.000.000 menjadi (5% X Sumber : Data Diolah
20.000.000) = 1.000.000 menjadi
21.000.000
c. Kendaraan Rp 169.500.000 menjadi (5% Keterangan :
X 169.500.000) = 8.475.000 menjadi Nilai buku = Harga perolehan Biaya
177.975.000 penyusutan
d. Tabung gas 3kg Rp 116.000.000 menjadi a. Tanah 80.000.000
(5% X 116.000.000) = 5.800.000 menjadi 4.000.000 = 76.000.000
Rp 121.800.000 b. Bangunan 65.000.000
e. Membeli air Rp 4.577.000 menjadi (5% 3.250.000 = 61.750.000
X 4.577.000) = 850.000 menjadi Rp c. Alat 20.000.000
5.427.000 2.000.000 = 18.000.000
d. Kendaraan 169.000.000
Dilaba teralisasi tidak ada tanah pada 16.950.000 = 152.550.000
aktiva tetap karena tanah tidak bisa e. Mesin dan peralatan 26.000.000
disusutkan. Akan terdapat antara nilai 2.600.000 = 23.400.000
historis dengan nilai sekarang dan tanah f. Tabung gas 3kg 116.000.000
termasuk pada laba terealisasi. Perhitungan 11.600.000 = 104.400.000
laba belum terealisasi aktiva tetap yaitu g. Membeli air 4.577.000
Nilai sekarang dikurangi nilai buku. 228.000 = 4.348.150

Perhitungan Laba sebelum Terealisasi Atas


Biaya Penyusutan Aktiva Tetap
Hasil Pembahasan CCA
Periode 31 Desember 2011
Aktiva Perhitungan Jumlah Terdapat perbedaan antara perhitungan
Tanah 84.000.000 8.000.000 jumlah laba realisasi sebesar 388.373.150
76.000.000 dan laba sebelum realisasi sebesar
68.553.850. Dikarenakan terdapat
Bangunan 71. 500.000 9.750.000 pemisahan antara laba tersebut yang akan
61.750.000 mempermudah perusahaan untuk menilai
kemajuan usaha pada perusahaan tersebut
Alat 21.000.000 3.000.000 dan mengganalisis serta membandingkan
18.000.000 kinerja antar periode dan antar perusahaan.
Dengan adanya pemisahan tersebut,
Kendaraan 177.975.000 25.425.000 nantinya dapat diketahui secara jelas antara
152.550.000 laba terealisasi dan belum terealisasi.
Mesin & 27.300.000 3.900.000
peralatan 23.400.000 Simpulan

Tabung gas 121.800.000 17.400.000 Berdasarkan hasil analisis tentang


3kg 104.400.000 perlakuan dan penyajian akuntansi inflasi
pada laporan keuangan studi kasus pada PT
Membeli air 5.427.000 1.078.850 Catur Putra Sanjaya Brebes dapat diambil
4.348.150 suatu kesimpulan sebagai berikut :
Pada laporan keuangan PT Catur Putra
Jumlah 68.553.850 Sanjaya Brebes sudah mengunakan metode
historical cost. Bahwa metode ini hanya kualitas laporan keuangan pada perusahaan
ingin mempertahankan karakteristik tersebut :
informasi pada informasi laporan keuangan 1. Sebaiknya PT. Catur Putra Sanjaya
yang sangat penting dan relevan. Metode Brebes bisa menerapakan metode general
historis hanya menggambarkan nilai price level accounting hanya sebagai
sekarang dan masa datang. Oleh karena itu metode tambahan pada saat terjadinya
informasi yang berdasarkan nilai historis inflasi untuk menghitung laporan
kurang relevan untuk menggambil keuangan. Hal ini sangat diperlukan oleh
keputusan khususnya pada saat terjadinya perusahaan untuk menganalisis kondisi
inflasi atau deflasi ketika kecenderungan keuangan pada perusahaan tersebut
harga-harga meningkat. Terdapat beberapa terutama pada saat terjadinya inflasi dan
metode yang digunakan untuk menyajiakan untuk mengetahui perkembangan
informasi laporan keuangan pada saat perusahaan serta untuk mengambil
terjadinya inflasi yaitu GPLA dan CCA. keputusan yang berkaitan dengan
Metode GPLA yang hanya penyusunan rencana yang lebih baik
menunjukannya adanya perubahan nilai untuk menentukan kebijakan perusahaan
pada laba laporan keuangan tersebut. Laba yang lebih tepat oleh pemakai laporan
tersebut yang disajikan pada laporan keuangan yang lainnya.
keuangan yang telah menunjukan nilai 2. Untuk peneliti-peneliti selanjutnya bisa
sebenarnya. Selain itu yang mengakibatkan memperbaikinya dan meneliti dengan
adanya inflasi yang menunjukan bahwa PT perusahaan yang lain yang mempunyai
Catur Putra Sanjaya Brebes telah mengalami asset-aset jangka pendek dengan
kerugian daya beli pada tahun 2011. menggunakan metode yang sama.
Sedangkan metode CCA hanya 3. Sebaiknya mengunakan metode GPLA
disajikan sebagai laporan keuangan karena menghitungnya lebih mudah dan
tambahan yang bisa memberikan manfaat bias diterapkan pada perusahaan tersebut
bagi pihak perusahaan tersebut. Metode ini dari pada mengunakan metode CCA .
hanya memandang laba sebagai jumlah
sumber daya yang bisa didistribusi selama
periode tertentu, dengan cara mengabaikan DAFTAR PUSTAKA
pertimbangan pajak dan pada saat yang
sama hanya mempertahankan modal fisik
perusahaan. Sehingga untuk menilai Belkaoui, Ahmed Riah. 2006. Theory
perusahaan tersebut bisa memelihara Accounting, Terjemahan Teori
kemampuan usahanya yaitu kemampuan Akuntansi. Edisi 5. Salemba
untuk menyediakan jumlah gas lpg pada Empat : Jakarta.
perusahan PT Catur Putra Sanajaya Brebes
pada tahun berikutnya. .2007. Theory
Accounting, Terjemahan Teori
Saran Akuntansi Edisi 5 Buku 2.
Salemba Empat : Jakarta.
Berdasarkan kesimpulan yang telah
diuraikan diatas, berikut ini saran yang Cahyono, Yuli Tri . 2003. Pengaruh
diharapkan bisa bermanfaat untuk Inflasi Terhadap Pelaporan
perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan Keuangan. Volume 2, No 2. Hal
141-142.
Revee. M. James dll. 2009. Pengantar
Damanik, Aroline, 2011, Prediksi Inflasi Kuntansi.Buku 1. Salemba Empat
2011 Mencapai 6 persen. : Jakarta.
http://bisniskeuangan.kompas.com/
read/2010/06/01/13504753/Prediksi Sari, Dian Indah.2008. Akuntansi Inflasi
.Inflasi.2011.Capai.6.Persen. Dalam Menilai Relevansi Laporan
Keuangan Perusahaan. Sumatra :
Depdiknas.2005. Kamus Besar Bahasa Universitas Sumatra Utara.
Indonesia Balai Pustaka : Jakarta.

Firdaus, Rahmat dan Ariyanti, maya. 2011. Sugiarti, Welth. 2012 Akuntansi Inflasi
Pengantar Teori Moneter serta
Aplikasinya pada Sistem Ekonomi http://iweldolphin.blogspot.com/2012/11/ak
Konvensional dan Syariah. untansi-inflasi.html.
Alfabeta : Bandung.
Sukirno, Sadono. 2006. Teori Pengantar
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009. Standar Makro Ekonomi . Edisi 3. PT
Akuntansi Keuangan Salemba RajaGrafindo Pesada : Jakarta.
Empat: Jakarta.
Suryati,Yati.2011.Puncak Laju Inflasi.
Index Harga Konsumen, Tabel Tingkat http://www.pdii.lipi.go.id/read/2011/
Inflasi 2010-2011. 08/12/puncak-inflasi-2011-pada-
Http://www.bps.go.id. agustus.html
Kodrat, David Sukardi. 2006. Studi Stice, James D, Stice, Earl K, dan Skousen,
Banding Penyusunan Laporan K Fred.2009. Intermediate
Keuangan dengan Metode Accounting Terjemahan Akuntansi
Historical Accounting dan General Keuangan. Edisi 16, Buku 1.
Price Level Accounting.Volume 8, Salemba empat : Jakarta.
No 2. Hal 78-79.
Wikipedia.comPengertian Inflasi.
Leng, Pwee. 2002. Analisis Terhadap http://www.wikipedia.com/2011/08
Perlunya Penyesuaian Laporan /12/pengertian-inflasi-2011-html
Keuangan Historis ( Conventional
Accounting ) menjadi berdasarkan Wild,John J, Subramanyam K R, Halsey,
Tingkat Harga Umum ( General Robert F .2005. Analisis Laporan
Price Level Accounting). Volume Keuangan. Edisi 8, Buku 1.
4, No 2.Hal 142- 144. Salemba Empat : Jakarta.
Rahmawati, Nuraini. 2008. Pelakuan
Akuntansi Inflasi dan Penyajiannya
dalam Laporan Keuangan.
Volume 1, No 1. Hal 45-46.

You might also like