You are on page 1of 21

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |1

3.1. Gambaran Umum Kabupaten Bandung

Mengenai kondisi geografis dan informasi lainnya tentang Kabupaten Bandung dapat
dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 3.1
Kondisi Aspek Geografi Kabupaten Bandung
Aspek Keterangan
1. Luas Wilayah 176.238,67 Ha
2. Batas Utara : Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, dan Kabupaten
Administrasi Sumedang;
Timur : Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut;
Selatan : Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur;
Barat : Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan Kota Cimahi.
3. Geografis a. Terletak pada koordinat 1070 22 1080 05 Bujur Timur dan 6041 7019
Lintang Selatan terletak di wilayah dataran tinggi.
b. Sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung berada diantara bukit-bukit dan
gunung-gunung yang mengelilingi Kabupaten Bandung, diataranya:
Bukittunggul dengan tinggi 2.200m,
Gunung Tangkuban Parahu dengan tinggi 2.076 m, berbatasan dengan
Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Purwakarta
Gunung Patuha dengan tinggi 2.334 m,
Gunung Malabar dengan tinggi 2.321 m,
Gunung Papandayan dengan tinggi 2.262 m dan
Gunung Guntur dengan tinggi 2.249 m, keduanya di perbatasan dengan
Kabupaten Garut.
4. Morfologi Kondisi morfologi wilayah dengan karakter pegunungan.
5. Kemiringan 0 8 %,
8 15 %, dan
diatas 45 %
6. Iklim Kabupaten Bandung beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson
Suhu udara berkisar antara 120 C sampai 240 C dengan kelembaban
antara 78 % pada musim hujan dan 70 % pada musim kemarau.
7. Curah Hujan Berkisar antara 1.500 mm sampai dengan 4.000 mm per tahun.
8. Potensi Air permukaan terdiri dari : 4 danau alam, 3 danau buatan serta 172 buah
Sumber daya sungai dan anak-anak sungai. Sumber air permukaan pada umumnya
Air dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri dan sosial
lainnya sedangkan air tanah dalam (kedalaman 60 200 meter) pada
umumnya dipergunakan untuk keperluan industri, non industri dan
sebagian kecil untuk rumah tangga.
Sebagian besar masyarakat memanfaatkan air tanah bebas (sumur gali)
dan air tanah dangkal (kedalaman 24 sampai 60 meter) untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga serta sebagian kecil menggunakan fasilitas dari
PDAM.
9. Kondisi Warisan danau purba Bandung yang membentuk geologis dataran

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |2


Aspek Keterangan
Geologis Bandung berupa endapan Lumpur (fluvial) tersusun membentuk dataran
melandai yang dikenal sebagai kipas Aluvium, dari arah utara ke arah
selatan Kota Bandung. Kondisi kelerengan tersebut dalam menunjang
dalam pengembangan kota mengingat dampaknya bagi kemudahan
mendirikan bangunan fisik. Namun memberikan pula dampak negatif,
berupa potensi besar terjadinya likuifaksi dan peretakan tanah, terutama
di endapan dataran banjir, dalam hal ini, tanah-tanah di daerah cekungan
(dataran rendah) Bandung sangat renta terhadap resiko tersebut, serta
perusakan lapisan tanah oleh gempa bumi.
10. Kondisi Dari seluruh sungai di Kabupaten yang berjumlah sekitar 172 buah yang
Morfologi terdiri dari sungai berukuran besar dan kecil, 30 - 40% diantaranya dialiri
Sungai oleh air sepanjang tahun. Sungai-sungai besar ini pada umumnya
dimanfaatkan untuk bermacam-macam kepentingan yang berguna bagi
masyarakat seperti pengairan, sumber air baku untuk minum (PDAM) dan
untuk pembangkit tenaga listrik (PLTA).
Beban pencemaran air sungai terbesar di Kabupaten Bandung banyak
disebabkan oleh kegiatan pembuangan limbah industri yang kondisinya
sudah cukup mengkhawatirkan. Kondisi demikian tentunya memberi
konsekwensi tercemarnya lingkunganyangakan memberikan akses
pencemaran kepada berbagai sector kepentingan, yang apda akhirnya
akan mempengaruhi tatanan lingkungan yang akan memberikan akses
pencemaran, yang pada akhirnya akan mempengaruhi tatanan
lingkungan kehidupan manusia.
11. Kependudukan Kenaikan setiap tahun bertambah seiring dengan pertambahan Penduduk
yang besar setiap tahun, sedangkan jumlah lahan tidak berubah. Jika
dilihat Per wilayah, urutan 3 terbanyak Jumlah Penduduk paling banyak
yang tercatat berada di kecamatan Baleendah, kecamatan Rancaekek dan
kecamatan Cileunyi, sedangkan jumlah penduduk terkecil yang tercatat
berada di kecamatan Cilengkrang. Namun jika dilihat dari kepadatan
penduduk suatu wilayah (jumlah penduduk dibagi dengan luas wilayah
daerah masing-masing), Maka Kecamatan Margahayu dan Dayeuhkolot
menjadi kecamatan yang paling padat di Kabupaten Bandung, sedangkan
cecamatan dengan Kepadatan paling rendah diduduki oleh Kecamatan
Rancabali, Pasirjambu dan Kertasari.
12. Potensi dan Aspek hidrologis Kabupaten Bandung cukup potensial untuk dapat
Masalah mengembangkan sektor pertanian, sektor industri dan sektor-sektor lain
yang membutuhkan ketersediaan air. Sungai Citarum yang melalui
Kabupaten Bandung, sejak dulu sudah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari masyarakat Bandung. Sungai ini dimanfaatkan sejak
lama sebagai sumber air namun menjadi lahan mata pencaharian,
pengairan, transportasi, dan lain-lain.
Namun, fungsi sungai menjadi tempat pembuangan sampah dari
masyarakat-masyarakat sekitar sungai dan limbah-limbah sisa sektor
industri, Sehingga kondisi ini juga menimbulkan permasalahan.
Permasalahanyang timbul di daerah hulu sungai seperti pemanfaatan
lahan pertanian di daerah perbukitan dengan kemiringan tertentu beralih
fungsi dari hutan menjadi lahan pertanian menyebabkan sering terjadinya
pergerakan tanah atau longsor dan bertambahnya lahan kritis di
Kabupaten Bandung akibat erosi, sedimentasi dan longsor. Akibat dari
kurang baiknya kondisi lingkungan di daerah hulu, terutama sering
berkurangnya fungsi resapan air menyebabkan sedimentasi dan banjir di
daerah hilir. Hal tersebut karena meningkatnya alih fungsi lahan
pertanian menjadi permukiman/non pertanian serta perilaku masyarakat
yang kurang baik dalam pengelolaan sampah.

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |3


Kondisi geografis wilayah Kabupaten Bandung yang bervariasi menyebabkan
keragaman sumber daya alam. Komoditi unggulan yang diusahakan bervariasi
di setiap wilayah, baik dari sektor petanian maupun dari sektor industri
pengolahan yang memanfaatkan bahan baku hasil pertanian.
Mengenai gambaran pemanfaatan ruang Kabupaten Bandung dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.2
Pemanfaatan Ruang di Kabupaten Bandung Tahun 2010
No Pemanfaatan Ruang Luas Area Persentase
1. Kawasan Budidaya 227.013 Ha 72,88%
1.1 Budidaya Pertanian 182.014 Ha 58,44%
a. Hutan Produksi 24.943 Ha 8,01%
b. Hutan Rakyat 5.375 Ha 1,73%
c. Lahan Basah 57.200 Ha 18,36%
d. Lahan Kering 39.805 Ha 12,78%
e. Perkebunan 324 Ha 17,33%
f. Peternakan 391 Ha 0,10%
g. Perikanan 0,13%
1.2 Budidaya Non Pertanian 44.999 Ha 14,45%
a. Permukiman 28.719 Ha 9,22%
b. Fasos/Fasum 246 Ha 0,08%
c. Perdagangan/Jasa 1.211 Ha 0,39%
d. Militer 1973 Ha 0,63%
e. Pertambangan 62 Ha 0,20%
f. Kawasan Industri 4.470 Ha 1,58%
g. Zona Industri 4.470 Ha 1,43%
h. Cadangan / lain-lain 3.408 Ha 1,09%
2. Kawasan Lindung 84.462 Ha 27,12%
a. Hutan lindung/konservasi 48.917 Ha 15,71%
b. Sempadan 3.853 Ha 1,24%
c. Suaka/ Pelestarian Alam 4.391 Ha 1,41%
d. Rawan bencana 19.569 Ha 6,20%
e. Perairan 7.732 Ha 2,48%
Sumber : RKPD Kabupaten Bandung Tahun 2012

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |4


3.2. Gambaran Umum Kecamatan Cicalengka

A. Letak Geografis dan Administrasi Kecamatan


Kecamatan Cicalengka dilihat dari letak geografisnya terletak pada 1070 31
1070 41 Bujur Timur dan 70 45 70 74 Lintang Selatan. Dengan batas
wilayah administratif sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Garut dan Kecamatan Rancaekek
Sebelah Selatan : Kecamatan Nagreg dan Kecamatan Cikancung,
Sebelah Barat : Kecamatan Rancaekek dan Kecamatan Cikancung,
Sebelah Timur : Kabupaten Garut dan Kecamatan Nagreg
Adapun jumlah Desa di Kecamatan Cicalengka adalah sebanyak 12 (dua belas)
desa dengan masing-masing nama desa nya adalah:
1. Nagrog 2. Narawita
3. Margaasih 4. Cicalengka Wetan
5. Cikuya 6. Waluya
7. Panenjoan 8. Tenjolaya
9. Cicalengka Kulon 10. Babakan Peteuy
11. Dampit 12. Tanjung Wangi

Mengenai batasan administrasi Kecamatan Cicalengka dapat dilihat pada


Gambar berikut ini.

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |5


Gambar 3.1
Peta Administrasi Kecamatan Cicalengka

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |6


B. Kondisi Ketinggian dan Kemiringan
Berdasarkan topografi, Kecamatan Cicalengka merupakan lereng/punggung
bukit dan daratan dengan ketinggian yang bervariasi antara 667 m/dpl hingga
850 m/dpl. Secara umum topografi Kecamatan Cicalengka dapat dibedakan
kedalam dua jenis topografi yaitu dataran, lereng/punggung bukit dan daratan
dengan kecenderungan bervariatif untuk setiap wilayahnya. Sedangkan
kemiringan di Kecamatan Cicalengka memiliki kelerengan 8-25%. Keiringan
wilayah termasuk terjal karena nilai kelerengan pada daerah ini lebih dari 25%
dan memiliki kontur rapat. Untuk lebih jelas dapat dijelaskan pada Gambar dan
Tabel berikut ini.

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |7


Gambar 3.2
Peta Ketinggian Kecamatan Cicalengka

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |8


Gambar 3.3
Peta Kemiringan Kecamatan Cicalengka

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |9


Tabel 3.3
Kondisi Topografi Menurut Desa
di Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung
No Kecamatan Luas Ketinggian
Cicalengka Wilayah Wilayah
(Ha) (m/dpl)
1. Nagrog 417,00 700
2. Narawita 302,00 700
3. Margaasih 329,90 689
4. Cicalengka Wetan 84,00 700
5. Cilkuya 450,70 689
6. Waluya 126,50 667
7. Panenjoan 228,00 668
8. Tenjolaya 189,39 669
9. Cicalengka Kulon 70,10 700
10. Babakan Peuteuy 419,20 668
11. Dampit 347,60 750
12. Tanjungwangi 637,60 850
Total 3,601.99
Sumber : Kecamatan dalam Angka, 2013

Tabel 3.4
Kondisi dan Kemiringan Tiap Desa
di Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung
No Kecamatan Kondisi Wilayah Kemiringan
Cicalengka

1. Nagrog Lereng/Punggung Bukit


2. Narawita Lereng/Punggung Bukit
3. Margaasih Dataran
4. Cicalengka Wetan Dataran
5. Cilkuya Dataran
6. Waluya Dataran
7. Panenjoan Dataran
8. Tenjolaya Dataran
9. Cicalengka Kulon Dataran
10. Babakan Peuteuy Lereng/Punggung Bukit
11. Dampit Lereng/Punggung Bukit
12. Tanjungwangi Lereng/Punggung Bukit
Total
Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka (KBDA), Tahun 2013

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |10


C. Jenis Tanah
Jenis tanah Kecamatan Cicalengka dan Nagreg adalah alluvial kelabu
kekuningan dengan batuan induk endapan resent dan tingkat permeabilitas
sangat rendah dan latosol coklat hingga kemenerahan dengan batuan induk
Tuff vulkan tua intermediate.
D. Hidrologi
Hasil inventarisasi sumber mata air di Kecamatan Cicalengka diperoleh 16
sumber mata air. Mata air ini dijumpai pada satuan batuan endapan gunung
api dan berada pada lereng yang cukup terjal, terbentuk sifat parennial yang
artinya air keluar sepanjang tahun. Selain itu, ditemui juga mata air berupa
rembesan yang membentuk sumuran yang berukuran cukup luas sebagai akibat
aktivitas penggalian baik penggalian batu ataupun pasir. Kondisi ini dipengaruhi
oleh keberadaan mata air Gunung Api Mandalawangi.
Rata-rata debit 0.0000311 m3/lt 0.5871795 l/det atau sekitar 11.2 liter/jam
- 2.115 liter/jam atau sebesar 134,4 liter/hari 25.366,15 liter/hari. Debit
tersebut cukup besar untuk dimanfaatkan dan untuk memenuhi kebutuhan air
bersih masyarakat. Kondisi ini yang mengakibatkan terbentuknya Daerah Aliran
Sungai (DAS) Cimanuk dan Sub DAS Citarik di Kecamatan Cicalengka.
Tabel 3.5
Kondisi Sub DAS Citarum
di Kecamatan Cicalengka
Luas (Ha)
Air Limpasan
Di Di
SUBDAS Permukaan Cakupan Wilayah
Total Kabupaten Kabupaten
(m3/detik)
Bandung Lain
Kecamatan Cikancung
Kecamatan Cileunyi
Kecamatan Cilengkrang
Kecamatan
Citarik 22.952 17.295 5.657 10,90 Bojongsoang
Kecamatan Cicalengka
Kecamatan Nagreg
Kecamatan Rancaekek
Kecamatan Cimenyan
Sumber : Laporan Akhir Fakta dan Analisis Fisik, Sosial dan Ekonomi untuk RTRW, 2011

Mengenai peta hidrologi Kecamatan Cicalengka dapat dilihat pada gambar


dibawah ini.

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |11


Gambar 3.4
Peta Jenis Tanah Kecamatan Cicalengka

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |12


Gambar 3.5
Peta Daerah Aliran Sungai Kecamatan Cicalengka

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |13


E. Klimatologi
Dari segi klimatologi, Kabupaten Bandung merupakan wilayah beriklim tropis
yang dipengaruhi oleh iklim muson. Rata-rata curah hujan di Kecamatan
Cicalengka sebesar 2000 mm-2500 mm per tahun, dengan curah hujan tertinggi
rata- rata terjadi antara Bulan Desember hingga Bulan Maret.
Mengenai peta kondisi curah hujan di Kecamatan Cicalengka ditampilkan pada
gambar berikut.

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |14


Gambar 3.6
Peta Curah Hujan Kecamatan Cicalengka

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |15


F. Penggunaan Lahan Kecamatan Cicalengka
Kecamatan Cicalengka terdiri dari 12 (dua belas) desa, yaitu Desa Nagrog, Desa
Narawita, Desa Margaasih, Desa Cicalengka Wetan, Desa Cikuya, Desa Waluya,
Desa Penenjoan, Desa Tenjolaya, Desa Cicalengka Kulon, Desa Babakan Peteuy,
Desa Dampit, dan Desa Tanjungwangi. Kecamatan Cicalengka terletak pada
ketinggian 700 m di atas permukaan laut, beriklim tropis dengan suhu udara
sekitar 18 - 24 Celsius; Luas wilayah Cicalengka sekitar 3.601,99 Ha, terdiri dari
tanah kering/darat: 2.187,89 Ha, tanah sawah: 1.068,15 Ha, dan sungai, kolam,
jalan dan lain-lain sekitar: 40,65 Ha; Luas tanah untuk perkebunan sekitar:
37,36 %, lahan pesawahan: 24,19 % dari keseluruhan. Penggunaan lahan di
Kecamatan Cicalengka didominasi oleh guna lahan pertanian, ladang, dan
permukiman, serta guna lahan lain yaitu terdapat perdagangan dan jasa,
industri, dan kebun campuran.
Tabel 3.6
Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Cicalengka
Tahun 2014
JENIS PENGGUNAAN LAHAN
No Desa Kebun Tegalan/
Hutan Industri Permukiman Sawah Total
Campuran Ladang
1 Babakanpeuteuy - - 42,23 57,26 57,96 62,56 220,01
2 Cicalengka Kulon - - - 45,92 0,98 0,17 47,07
3 Cicalengka Wetan - 4,55 - 73,06 32,92 7,31 117,84
4 Cikuya - 3,87 2,51 56,50 254,34 6,22 323,45
5 Dampit 0,18 - 16,26 24,52 51,42 121,19 213,57
6 Margaasih - 3,47 18,68 50,31 149,10 67,24 288,79
7 Nagrog 57,18 0,02 19,59 40,47 64,93 96,51 278,68
8 Narawita - 1,50 16,42 94,30 110,51 227,89 450,63
9 Panenjoan - 18,99 - 62,87 128,14 31,07 241,07
10 Tanjungwangi 203,85 - - 40,15 59,07 663,86 966,93
11 Tenjolaya - 15,33 13,34 63,25 96,07 98,16 286,15
12 Waluya - 3,70 4,87 67,18 63,33 28,39 167,46

Grand Total
261,20 51,44 133,90 675,79 1.068,77 1.410,55 3.601,64
Sumber : Hasil Perhitungan, 2014

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |16


Gambar 3.7
Foto Kondisi Lapangan (Tegalan dan Pesawahan)
Contoh Penggunaan lahan Di kecamatan Cicalengka

G. Kependudukan Kecamatan Cicalengka


1. Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kecamatan Cicalengka
Kecamatan Cicalengka merupakan wilayah kecamatan dengan jumlah
penduduk rendah, hal ini telah terlihat sebelumnya pada bahasan
penggunaan lahan yang masih didominasi dengan lahan kosong.
Berdasarkan data yang didapatkan menggambarkan kondisi kependudukan
yang fluktuatif dimana telah terjadi peningkatan jumlah penduduk pada
tahun 2008 sampai pada tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 3.7
Jumlah Penduduk Berdasarkan Desa di Kecamatan Cicalengka
Tahun 2008-2012

No Desa 2008 2009 2010 2011 2012

1. Nagrog 9.880 10.503 10.648 11.031 10.937


2. Narawita 5.214 5.352 5.402 5.599 5.599
3. Margaasih 7.820 7.424 7.510 7.869 7.675
4. Cicalengka Wetan 13.796 13.622 13.723 14.145 13.690
5. Cilkuya 9.532 11.536 11.621 12.055 11.565
6. Waluya 10.412 10.555 10.656 11.162 11.162
7. Panenjoan 9.955 11.545 11.630 11.988 11.892
8. Tenjolaya 9.809 9.680 9.760 10.041 10,741
9. Cicalengka Kulon 7.070 7.526 7.563 7.691 7.269
10. Babakan Peuteuy 7.972 9.367 9.502 9.734 11.380
11. Dampit 5.071 4.843 4.870 5.110 5.076
12. Tanjungwangi 5.575 5.146 5.164 5.632 5.789
Total 107.099 108.049 112.057 112.774
Sumber : Kabupaten Bandung dalam Angka, Tahun 2013

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |17


Tabel diatas menjelaskan bahwa pada tahun 2012 jumlah penduduk
tertinggi terdapat di Desa Cicalengka Wetan sebesar 13.690 jiwa, jumlah
penduduk terendah terdapat di Desa Dampit sebesar 5.076 jiwa dan Desa
Narawita sebesar 5.599 jiwa.
Gambar 3.8
Grafik Jumlah Penduduk
Berdasarkan Desa di Kecamatan Cicalengka
Tahun 2008-2012
16,000
14,000
12,000
10,000
8,000 2008
6,000
4,000 2009
2,000
0 2010

Dampit
Tanjungwangi
Waluya

Tenjolaya
Nagrog

Margaasih

Cilkuya
Narawita

Babakan Peuteuy
Panenjoan

Cicalengka Kulon
Cicalengka Wetan

2011
2012

2. Penyebaran dan Kepadatan Penduduk


Angka kepadatan penduduk tertinggi adalah sebesar 164 Jiwa/Ha pada
tahun 2012 dengan luas wilayah sebesar 13.796 Ha yang terdapat di Desa
Cicalengka Wetan. Dari Tabel terlihat bahwa pada tahun 2012, kecamatan
yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Desa
Cicalengka Wetan dan Cicalengka Kulon, Data kepadatan penduduk
Kecamatan Cicalengka selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
sebagai berikut.
Tabel 3.8
Jumlah dan Kepadatan Penduduk
di Kecamatan Cicalengka
Tahun 2008-2012
Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
Desa Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan
penduduk Penduduk penduduk Penduduk penduduk Penduduk penduduk Penduduk penduduk Penduduk
Nagrog 9.880 24 10.503 25 10.648 26 11.031 26 10.937 26

Narawita 5.214 17 5.352 18 5.402 18 5.599 19 5.599 19

Margaasih 7.820 24 7.424 23 7.510 23 7.869 24 7.675 23


Cicalengka
13.796 164 13.622 162 13.723 163 14.145 168 13.690 163
Wetan
Cilkuya 9.532 21 11.536 26 11.621 26 12.055 27 11.565 26

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |18


Waluya 10.412 82 10.555 83 10.656 84 11.162 88 11.162 88

Panenjoan 9.955 44 11.545 51 11.630 51 11.988 53 11.892 52

Tenjolaya 9.809 52 9.680 51 9.760 52 10.041 53 10,741 0

Cicalengka Kulon 7.070 101 7.526 107 7.563 108 7.691 110 7.269 104

Babakan Peuteuy 7.972 19 9.367 22 9.502 23 9.734 23 11.380 27

Dampit 5.071 15 4.843 14 4.870 14 5.110 15 5.076 15

Tanjungwangi 5.575 9 5.146 8 5.164 8 5.632 9 5.789 9

Jumlah 102.106 571 107.099 590 108.049 595 112.057 614 112.774 552

Sumber: Kabupaten bandung Dalam Angka 2009-2013

H. Sarana dan Prasarana


Mengenai kondisi sarana dan prasarana lainnya di Kecamatan Cicalengka yang
telah dilakukan survey pendahuluan dalam penyusunan dokumen teknis seperti
disajikan pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.9
Foto Kondisi Prasarana Drainase
di Kecamatan Cicalengka

Gambar 3.12
Salah Satu Menara BTS Yang Terdapat di Kecamatan Cicalengka

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |19


Gambar 3.10
Foto Saluran Jaringan Listrik
di kecamatan Cicalengka

Gambar 3.11
Foto Kondisi Jaringan Jalan
di Kecamatan Cicalengka

Gambar 3.12
Foto Kondisi Stasiun Kereta Api
di Kecamatan Cicalengka

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |20


Gambar 3.13
Foto Kondisi Sarana Penddikan
di Kecamatan Cicalengka

BAB 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan |21

You might also like