Professional Documents
Culture Documents
Risk Intervention
Risk Intervention
DISUSUN OLEH:
AJ IKM III PEMINATAN AKK
KELOMPOK 4
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
CONCLUSION
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
1.1 Pendahuluan
Dalam sistem kompleks yang memerlukan kontrol risiko yang lebih besar,
sebuah budaya sistem risiko dan pencegahan (culture of risk and prevention systems)
hadir secara historis. Dalam kesalahan sistem ini dianggap sebagai peristiwa yang
mungkin terjadi. Oleh karena itu, proses dan kemungkinan kesalahan secara sistematis
merupakan subjek analisis dan verifikasi. Budaya menyalahkan sampai saat ini
menjadi penghalang untuk menghadapi masalah yang dapat dicegah di lingkup layanan
kesehatan dengan transparansi budaya yang diperlukan.
Leape (1994) maintains that in the healthcare domain the cause of this
condition lies in the relationship between the healthcare operators and their errors. In
daily practice the message is that errors are unacceptable. Although it is irrational, the
concept of unreliable medicine is alive: if a doctor fails then it is negligence.
Akibatnya, ketika sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya, kecenderungannya
adalah menerima kejadian tersebut karena tidak dapat dihindari terkait dengan sifat
manusia dan untuk mengaitkannya secara eksklusif dengan tanggung jawab individu.
Proses prakiraan pengelolaan risiko, juga dalam konteks klinis, tahap pertama
untuk mengidentifikasi risiko melalui rekonstruksi profil risiko perusahaan, tahap
kedua evaluasi dan kuantifikasi risiko, dan kemudian tahap ketiga penanganan risiko di
mana pengukuran dan alat untuk pengelolaan dan mitigasi direncanakan. Siklus
perencanaan ditutup dengan penyiapan tahap operasional, yang mempertimbangkan
pelaksanaan program yang ditetapkan, kontrol dan kemudian analisis umpan balik dari
proses yang diaktifkan. Gambar 1.1 menunjukkan tahapan proses CRM yang dirinci
dengan metode, teori dan model yang paling signifikan.
1 Risk Analysis (Systemic Analysis) :
Proactive and reactive methods Adverse events identification
a. Analysis Methods : FMEA, FMECA, Risk (incidents, sentinel events and
Internal and external risk Assessment of Healthcare processes near misses)
commucation b. Cuases Analysis : RCA, FTA, ETA, HAZOP,
Decisional Tree, System failures framework, Human error identification
Influence Diagram and classification (error
c. Risk classification, degrees of tolerance, categories and error modes)
significance, acceptability and prioritization.
2 Risk Identification :
a. Incident Reporting
b. Medical records adult
c. Clinical complains (URP), litigation and civil
Human Reliability Analysis legal action analysis
(HRA) techniques, Human d. Hospital discharge forms analysis
Factors Methods e. Data collection and integration (interviews,
focus groups, questionaires, checklist, case
study, qualitative observational research)
f. Brainstorming expert judgement
Framework
Principles Process
Gambar 1.2 Relationship between the risk management principles, framework and process
1.3 Tujuan Risk Treatment
Risk Treatment adalah proses pengembangan, pemilihan dan penerapan
tindakan pengendalian risiko. Langkah kelima dari metodologi AHRA (All Hazards
Risk Assessment) adalah pengembangan rekomendasi untuk pilihan Risk Treatment
dari perspektif analisis risiko, berdasarkan hasil evaluasi resiko dan pertimbangan
lainnya. Rekomendasi ini dimaksudkan untuk menginformasikan kepada manajer
risiko dan pengambil keputusan dalam rumusan pilihan dalam perlakuan resiko
(AHRA Methodology Guidlines, 2012).
Tujuan dari risk treatment adalah untuk mengurangi tingkat risiko yang tidak
dapat diharapkan. Dengan menggunakan matriks risiko seseorang dapat menentukan
konsekuensi dan kemungkinan risiko serta mengidentifikasi tingkat risiko target yang
diharapkan (Berg, 2010).
Treatment of risk
Pilihan mana pun yang dipilih untuk mengatasi risiko, jika risikonya memiliki
nilai tinggi, perlu mempertimbangkan secara hati-hati kebijakan, prosedur, dan strategi
yang diperlukan untuk mengatasi risiko tersebut. Ini akan mencakup (National
Organization Development Network, 2010) :
a. Apa yang dibutuhkan untuk menangani risikonya
b. Siapa yang bertanggung jawab
c. Berapa jangka waktu
d. Bagaimana Anda akan tahu kapan risiko berhasil dikelola.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk strategi penanganan risiko,
meliputi:
a. Risiko yang terjadi bisa dikurangi melalui pemeliharaan preventif atau
penjaminan mutu dan manajemen, perubahan dalam sistem bisnis dan proses.
b. Mengurangi konsekuensi acara melalui perencanaan kontingensi, meminimalkan
keterpaparan terhadap sumber risiko atau pemisahan (relokasi) aktivitas dan
sumber daya.
c. Mentransfer risiko secara keseluruhan atau sebagian. Strategi ini dapat dicapai
melalui pengalihan tanggung jawab ke pihak lain atau berbagi risikonya melalui
kontrak, asuransi, atau kemitraan.
d. Mempertahankan risiko dan mengelolanya. Persyaratan sumber daya sangat
menonjol dalam strategi ini (Wirthin 2006).
Langkah selanjutnya adalah menentukan tingkat target risiko akibat keberhasilan
pelaksanaan perawatan yang disukai dan aktivitas pengendalian saat ini.
Core risk
Independent risk Reactive risk
f. Summary
BAB 3
STUDI KASUS
3.1 Kasus
3.2 Pembahasan
3.3 Summary
CONCLUSION
DAFTAR PUSTAKA
Wirthin, R. 2006. Managing Risk and Uncertainty: Traditional Methods and the Lean
Enterprise. MIT/LAI, Presentation April 18, 2006.
Leap, 1996
Risk Management Hazard, 2002