You are on page 1of 5

MITA KEPABEANAN

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Kementerian Keuangan (Kemenkeu)


menghadapi masalah tingginya dwelling time atau proses bongkar barang hingga keluar dari
Pelabuhan terutama Tanjung Priok. Mengatasi permasalahan ini, DJBC berupaya untuk
kembali mempersingkat dwelling time dengan upaya berikut:

1. Kebijakan penyederhanaan izin lartas barang impor atau ekspor;


2. Percepatan pemeriksaan pabean di bidang impor;
3. Penyederhanaan pemberitahuan pabean;
4. Penggunaan nilai tukar mata uang untuk perhitungan dan pembayaran bea masuk;
5. Percepatan pengeluaran barang impor; serta
6. Perluasan mitra utama kepabeanan.

Hal ini sesuai dengan program Nawa Cita yang kedua yaitu tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya khususnya reformasi birokrasi.

Seperti yang telah disebutkan di atas, Mitra Utama Kepabeanan merupakan salah satu
upaya untuk mempersingkat dwelling time. Untuk itu diterbitkan Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 211/ PMK. 04/ 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/ PMK.04/ 2015 tentang Mitra Utama Kepabeanan.

Mitra Utama Kepabeanan adalah: importir dan/ atau eksportir yang diberikan pelayanan
khusus di bidang kepabeanan dengan pertimbangan:

1. Layanan khusus dibidang kepabeanan untuk mendukung kelancaran arus barang


(speed);
2. Mengurangi biaya logistik yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan
pertumbuhan ekonomi nasional (efficient and competitive);
3. Apresiasi atas importir dan eksportir yang patuh (appreciate)

Importir dan/atau eksportir yang telah ditetapkan sebagai MITA Kepabeanan mendapatkan
pelayanan khusus di bidang kepabeanan berupa:

a. Penelitian dokumen dan/ atau pemeriksaan fisik yang relatif sedikit, meliputi:
i. Penelitian dokumen dan/atau pemeriksaan fisik barang impor dilakukan
secara selektif berdasarkan manajemen resiko;
ii. Pemeriksaan fisik barang impor dapat dilakukan di gudang importir atau
dengan cara pemindaian menggunakan pemindai peti kemas (hi-co
scan X-ray atau gamma ray); dan
iii. Penelitian dokumen dan/atau pemeriksaan fisik barang ekspor
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. pembongkaran barang impor langsung dari sarana pengangkut yang datang dari luar
daerah pabean ke sarana pengangkut darat tanpa dilakukan penimbunan dengan
tidak mengajukan permohonan (truck loosing);
c. pengeluaran barang impor sebagian dari peti kemas tanpa dilakukan stripping (part
off container) dengan tidak mengajukan permohonan, dengan memberitahukan
kepada petugas pengeluaran barang dan berlaku ketentuan:
i. importasi menggunakan 1 (satu) peti kemas;
ii. penerima barang adalah 1 (satu) importir; dan
iii. pemasok barang lebih dari 1 (satu) supplier atau lebih dari 1 (satu)
dokumen pemeberitahuan pabean impor.
d. penggunaan jaminan perusahaan (Corporate Guarantee) dapat diberikan untuk
seluruh kegiatan kepabeanan yang wajib menggunakan Jaminan sesuai persyaratan
sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
kepabeanan;
e. dalam hal MITA Kepabeanan merupakan importir produsen, pembayaran atas
penyelesaian kewajiban kepabeanan dapat dilakukan dalam bentuk Pembayaran
Berkala dengan mengajukan permohonan;
f. dalam kegiatan kepabeanan berupa proses impor, diberikan pengecualian untuk
menyampaikan:
i. hasil cetak Pemberitahuan Impor Barang (PIB) kecuali impor barang yang
mendapatkan fasilitas bea masuk ditanggung pemerintah;
ii. dokumen pelengkap pabean dan bukti pelunasan bea masuk, cukai,
pajak dalam rangka impor, penerimaan negara bukan pajak, dan
dokumen pemesanan pita cukai (untuk dokumen berupa keterangan asal
barang atas impor yang menggunakan skema tarif preferensi
berdasarkan ketentuan dalam rangka perjanjian atau kesepakatan
internasional, penyampaian hasil cetak dilakukan sesuai dengan
ketentuan mengenai perjanjian atau kesepakatan internasional); dan
iii. perizinan dari instansi teknis pada Kantor Pabean yang sudah
menggunakan PDE Kepabeanan, kecuali ditetapkan lain berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pengeluaran
barang impor untuk dipakai; dan/atau
g. pelayanan khusus oleh Pejabat Bea dan Cukai yang menangani layanan informasi
atau Client Coordinator Khusus MITA Kepabeanan. Client Coordinator Khusus MITA
Kepabeanan adalah Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk oleh Kepala Kantor
Pabean untuk melakukan fungsi koordinasi dan bimbingan terhadap MITA
Kepabeanan.

MITA Kepabeanan dapat memberi rekomendasi terhadap perusahaan mitra dagang MITA
Kepabeanan untuk memperoleh pelayanan khusus di bidang kepabeanan yang
berhubungan dengan percepatan pengeluaran barang (locomotive acility). Perusahaan mitra
dagang MITA Kepabeanan mendapatkan prioritas untuk ditetapkan sebagai MITA
Kepabeanan (member get member).

Untuk dapat ditetapkan sebagai MITA Kepabeanan, importir dan/atau eksportir harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. memiliki reputasi kepatuhan yang baik selama 6 (enam) bulan terakhir, yang
meliputi:
i. terdapat kegiatan impor dan/atau ekspor;
ii. tidak pernah melakukan kesalahan pencantuman jumlah, jenis barang,
dan/atau nilai pabean, yang bersifat material atau signifikan dalam
pemberitahuan pabean;
iii. tidak pernah menyalahgunakan fasilitas di bidang kepabeanan dan/atau cukai
yang bersifat material atau signifikan;
iv. tidak terdapat rekomendasi berdasarkan hasil audit kepabeanan yang
menyatakan system pengendalian internal yang tidak baik dan/atau tidak
dapat dilakukan audit (unauditable); dan
v. tidak pernah meminjamkan modul kepabeanan kepada pihak lain.
b. tidak mempunyai tunggakan kewajiban kepabeanan,cukai, dan/atau pajak dalam
rangka impor yang sudahjatuh tempo;
c. tidak pernah melakukan pelanggaran pidana di bidang kepabeanan dan/ atau cukai;
d. mendapatkan penetapan jalur hijau selama 6 (enam) bulan terakhir termasuk terkena
jalur merah berdasarkan metode acak dalam hal melakukan kegiatan impor;
e. mempunyai bidang usaha (nature of bussiness) yang jelas dan spesifik;
f. mendapatkan surat keterangan tidak memiliki tunggakan pajak dari Direktorat
Jenderal Pajak; dan
g. menyatakan kesediaan untuk ditetapkan sebagai MITA Kepabeanan.
Direktur Jenderal dapat mencabut penetapan sebagai MITA Kepabeanan dalam hal:

1. dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak diterimanya surat pembekuan sebagai MITA
Kepabeanan MITA Kepabeanan belum menindaklanjuti hasil monitoring dan
evaluasi;
2. MITA Kepabeanan melakukan pelanggaran pidana;
3. adanya permohonan pencabutan dari MITA Kepabeanan;
4. berdasarkan 3 (tiga) kali hasil monitoring dan evaluasi dalam jangka waktu 2 (dua)
tahun terakhir, MITA Kepabeanan tidak memenuhi persyaratan; atau
5. MITA Kepabeanan dinyatakan pailit berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pelayanan khusus di bidang kepabeanan tidak diberikan selama penetapan sebagai MITA
Kepabeanan dibekukan.

Penjaluran pemeriksaan

Jalur MITA atau Jalur Prioritas diperuntukkan bagi Mitra Utama (MITA) yaitu importir,
direksi dan ditetapkan oleh Direktur Teknis Kepabeanan atas nama Direktur Jenderal.
Untuk Mita ditetapkan jalur terdiri atas.

Jalur MITA Prioritas yaitu mekanisme pelayanan dan pengawasan pengeluaran


barang impor oleh Importir Jalur Prioritas dengan langsung diterbitkan SPPB
tanpa dilakukan pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen ;
Jalur MITA Non Prioritas yaitu mekanisme pelayanan dan pengawasan
pengeluaran barang impor oleh importir dengan langsung diterbitkan SPPB tanpa
dilakukan pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen. Jalur ini diperuntukkan bagi
importir yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan sebagai Mitra Utama
(nonprioritas) dengan keputusan Kepala Kantor Pabean atas nama Direktur
Jenderal, untuk selanjutnya disebut MITA Non Prioritas kecuali dalam hal ;
1. impor komoditi berisiko tinggi ;
2. impor sementara ;
3. re-impor ;
4. barang impor dengan penangguhan pembayaran Bea Masuk, barang
impor tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah, diterbitkan SPPB setelah
selesainya penelitian dokumen
jalur prioritas adalah suatu bentuk perlakuan khusus yaitu tidak
dilakukan pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen atas pemasukan
barang impor dalam system tatalaksana impor barang. Dalam
implementasinya, jalur prioritas dibedakan menjadi jalur MITA
Prioritas dan jalur MITA Non Prioritas.

Jalur MITA Prioritas adalah proses pelayanan dan pengawasan yang


diberikan kepada MITA Prioritas untuk pengeluaran barang impor
tanpa dilakukan pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen. Selain itu,
MITA Prioritas berhak atas fasilitas pembayaran berkala(biasanya
paling lama dibayar per akhir bulan). Jalur MITA Non Prioritas adalah
proses pelayanan dan pengawasan yang diberikan kepada MITA Non
Prioritas untuk pengeluaran barang impor tanpa dilakukan
pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen, kecuali dalam hal-hal
tertentu yaitu:

Barang ekspor yang diimpor kembali

Barang yang terkena pemeriksaan acak(random)

Barang impor sementara

You might also like