You are on page 1of 20
PENGARUH KECEPATAN PENGUJIAN TERHADAP HASII. UE TARIK PELAT BAJA Y. Djoko Setiyarto Jurusan Teknik Sipil - Universitas Komputer Indonesia JL Dipatiukur No. 112 ~ 116 Bandung Email: rivid6@yahoo.com, ABSTRAK giatan eksperimental uj rik merupakan salah satu bagian dari kegiatan penelitian dlilakukan untuk mengetabui properti material. Tulisun berikut tidak hanya memapark torik pelat baja, namon juga membahas masolah jenis dan besaran kecepatan penguiian yang kadang harus diambil Keputusan penggunaanys scbelum eksperimental dilakukan. Diketahey baa hasil eksperimental yang menggunakan kecepatan pengujian load control dan displacement ‘control adalah berbeda, meskipun besaran nilai properti yang difasilkan hampir sana Kata kunci: uj tarik, pelat baja, kecepatan pengujian. ABSTRACT Activities experimental tensile test is one part of the research activities that must be conducted to determine the material properies. The following article not only presents the results of tensile testing of steel plate, but also addresses the problem of the type and value of testing speed that sometimes must be taken before experimental usage decisions made. I is known that the experimental results using testing speed of toad control and displacement control are differen, although the amount of value generated nearly the same properties Keywords: tensile test, steel plates, speed of testing. 1. PENDAHULUAN Sclain tegangan leleh (o,) dan tegangan ultimit (o,), mutw pelat baja perlu iidentifikasikan dengan parameter-parameter lain yang dianggap dapat mewakili Perilaku yang dimiliki material (properti material), seperti modulus elastisitas (FE). regangan leleh (¢,), regangan ultimate (&,). Berikut ini akan dilukukan kegiatan eksperimental uj tarik untuk material baja cold formed yang tidak hanya bertujuan untuk mengetahui peritaku material pelat baja namun juga ingin diketahui pengaruh kecepatan pengujian terhadap hasil uji tarik. Spesimen ui tarik baja cold formed mengambil potongan baja (coupon test) dati profil lip channel. Berdasarkan infor i dari tempat diperolehnya, diketahui bahwa ‘mutu baja cold formed yang digunakan adalah jenis G300 (f, = 300 MPa), Namun karena belum diperolehnya sertifikasi pabrik atas mutu material baja yang diteliti, menyebabkan erlu terlebih dahulu dilakukan uji tarik untuk diidentifikasi sifat materialnya, 126 Jural Teknik Sipit Valuni: 7 Nanne 2, Okwober 2011 598.192 2, PENENTUAN TITIK LELEH DAN TITIK ULTIMIT Dari aspek struktur, sifat bahan dari baja berpelat tipis memiliki perbandingan tegangan ultimit dengan tegangan leleh (_u/_y) berkisar antara 1.13 s/d 1.88 (Yu 2000), ‘Tegangun leleh pada kurva tegangan regangan dapat ditentukan dengan beberapa metode yang diakui dalam ASTM A370, yaitu 1. Metode Diagram Autographic Metode ini digunakan jika alat uji tarik dilengkapi dengan alat rekam otomatis data numerik hasil pengujian. Setiap tahap pembebanan harus dapat terekam dengan lengkap untuk dapat menggambarkan properti material yang dimiliki baja dengan benar. Penentuan titik leleh dilakukan dengan cara menentukan titik yang ‘menunjukkan suatu perubahan drastis dari kondisi elastis menuju kondisi plastis.. 2, Metode Perpanjangan Total Selama Pembebanan (Total Extension Under Load) Metode ini digunakan jika bentuk kurva yang dihasilkan dari pengujian tidak seperti kurva metode Diagram Aurographic. Tegangan leleh diperoleh dari tegangan yang berkesesuaian dengan suatu regangan yang disepakati (spesified extension under load). Menurut ASTM370 untuk material dengan tegangan leleh tidak lebih dari $50 MPa dapat diambil sebesar 0.005 mm/mm 3, Metode Offser Metode ini paling sering digunakan jika bentuk kurva yang dihasilkan belum ‘memperlihatkan titik tegangan yang seperti kurva metode Diagram Autographic. ‘Tegangan leleh diperoleh dengan cara membuat garis sejajar (offset) dengan bagian kurva yang menunjukkan peningkatan adanya peningkatan tegangan. Besarnya offset atau jarak antara garis sejajar tersebut adalah 0.002 mm/mm (0.2 % offset) 3. STANDAR ACUAN PENGUJIAN TARIK PELAT BAJA Acuan untuk pengujian tarik baja mengikuti ketentuan yang ada pada ASTM A370-O3a (Standard Tests Methods and Definitions for Mechanical Testing of Steel Products) seperti pada Gambar |. ASTM rembagi dimensi standar sampel uji tarik berdasarkan ketebalan pelat. Untuk ketebalan pelat uji tarik yang akan diteliti, yaitu baja cold formed 2m maka ketentuan ukuran spesimen yang diikuti adalah sesuai pada kolom "Sheer Type ¥ in Wide * (untuk ketebatan pelat 0.13 mm ~ 19 mm). Pongaruh Kecepatn Penguiun Tsha (¥ Toko Setar) sil Uj Tak Peat Bays 7 (a). Mode! benda uji. (b). Keterangan gambar: dimensi. Standard Specimen mn G- Gage Length W. Widsh ( notes 3, 50.0% 0.10 RSs 0.25 T- Thickness ( note of Materials Re Radius orfillet, L- Overall Length, min ( notes 2 and 8) reduced section, B- Length of Grip Section, min (note C-width of grip approximate (notes Plate Type J Yin Wide in nun 8.00 | 2003025 + | 443 0.01 6 1 +8 a4 % 7B 1B 450 9 225 3 75 2 50 200 B 60 50 20 Jurnal Teknik, Gambar 1. Ketentuan Ukuran Spesimen Uji Tarik Pelat Persegi (ASTM A370-03a). Pengoturan kecepatan uji tarik dari UTM dapat berpengaruh terhadap hasil ‘pengujian bila kecepatan yang diberikan tcrlampau besar. Karena pengaruh percepatan (F = ma) tersebut didvga akan mempengaruhi gaya tarik yang diberikan pada spesimen selama pengujian. Untuk menghindati adanya pengaruh percepatan pada h tersebut, ASTM A370-03a telah membatasi kecepatan pengujian tarik baja terutama tuntuk penentuan kuat leleh dan kuat tarik dari spesimen yang diuji, Terdapat dua jenis Penentuan Kecepatan pengujian yang disyaratkan oleh ASTM ATO, yaitn kecepatan pengujian berdasarkan besarnya pertambahan peralihan (displacement control) dan Kecepatan pengujian berdasarkan besarnya pertambahan beban (load control) ipil Volume 7 Nomor 2, OXtober 201 | 98-192 Subsize Specimen 1.00030.003 |25.080,08 Pengaturan kecepatan displacement contro! terdapat dalam pasal 7.4.1. dari ASTM A370-03a, yang menyebutkan bahwa semua kecepatan pengujian dapat dipergunakan hingga tercapai tik yang bernilai dari setengah dari kuat leleh (0.5 fy) Ketika tercapai titik tersebut, kecepatan dibatasi agar tidak melebihi 1/16 mm/min dari Panjang reduction section hingga tercapainya ttik kuat leleh. Sedangkan kecepatan untuk enentukan kuat tarik adalah tidak boleh melebihi 1/10 mnvmin dari panjang reduction section. Pembatasan kecepatan minimum juga harus diatur tidak boleh kusang dati 1/10 mm/min kecepatan maksimn Pengaturan kecepatan (oad control terdapat dalam pasal 7.4.3 dari ASTM A370- 03a yang menyebutkan apabila mesin uji dilengkapi dengan peralatan yang mengatur Kecepatan pembebanan, maka kecepatan pengujian dari 0.5 fy hingga fy adalah tidak boleh melebihi 690 MPa/min. Sedangkan kecepatan minimum yang diijinkan adalah tidak boleh kurang dari 70 MPa/min. Dengan menyesuaikan ukuran spesimen uji tarik yang telah direncanakan, maka kecepatan pengujian berdasarkan displacement control atau load contro! dapat dilihat pada Tabel 1. Pada tabel tersebut terlihat bahwa untuk ukuran reduction section Sepanjang 100 mm, maka sesuai ASTM A370-03a, pengaturan kecepatan pengujian dengan displacement control terletak di antara 0.625 mm/min hingga 6.25 mnvmin. Sedangkan batas pengaturan kecepatan menggunakan load contro! terletak di antara 1429 kgffmin hingga 14082 kgf/min. ‘Tabel 1. Kecepatan Pengujian Tarik Pelat Baja berdasarkan ASTM A370-03a Reduction Section Displacement Control Load Control Panjang | Tebal | Luas | Vu Vin Varax Vain mm {mm | mm | mmimin | mm/min | ketimin | kef/min 100 2 | 200 | 625 0625 14082 | Berdasar Tabel 1 di atas, besarnya kecepatan pengujian jenis displacement control yang dapat diambi untuk kegiatan eksperimental uj tarik ini adalah 6 mm/min Kecepatan tersebut telah memenuhi batas kecepatan yang diijinkan untuk penentuan kuat {eleh dan kuat tarik sesuai ASTM A370-03a pasal 7.4.1. Sedangkan untuk kecepatan pengujian jenis load control, besamya kecepatan pengujian yang dapat diambil adalah 2500 kgf/min. Namun dengan catatan bahwa hasil pengujian tarik dengan loud control hanya valid sampai tercapainya Teleh saja, seperti yang disebutkan ASTM A370-03a ‘engaruk Kecepatan Pongujan Teds Hail Uji Tank Peat Baja 129 (¥ oko Sesyana) pasal 7.4.3, Pengaturan kecepatan pengujian pada UTM untuk jenis displacement control dan load control dapat ditihat pada Gambar 4 dan Gambar 5 oo ee Gambar 3, Pengaturan Load Control pada UTM, 4, DIMENSI DAN JUMLAH SPESIMEN UJL'TARIK PELAT BAJA ‘Tanpa merubah ketentuan dari ASTM A370 dan menyesuaikan kondisi ukuran grip-mesin ji tarik (UTM) maupun ukuran instramentasi yang akan dipasang pada spesimen, maka dimensi spesimen uji tarik dari material baja cold formed adalah seperti Gambar 4. Sedangkan pengambilan atau cara pemotongan sampel pelat cold formed dari profil lip channel dilakukan seperti Gambar 5. Lan “untae MENOUAGELOMR SEAT BTA Gambar 4. Ukuran Spesimen Uji Tarik Yang Direncanakan, 130 Jurnal Teknik Sipil Voleie 7 Nome Datober 2011 98.102 LIP CHANNEL DIPOTONG SEPANJANG SO CM HE Gambar 5, Cara Pemotongan Spesimen Uji dari,Lip Channel. Jumlah spesimen uji tarik yang diperlukan dapat dilihat dalam bentuk tabulasi seperti Tabel 2. Penggunaan 2 macam jenis kecepatan pengujian berupa displacement control dan load control sekaligus bertujuan untuk membandingkan perbedaan hasil ui tatik spesimen. Tabel 2. Data Spesimen Uji Tarik Yang Terukur Sesuai Standar ASTM. Notasi__ | Tebat | Jumlah | Materi Kecepatan Displacement eget ate 2 Cold- formed | Control =6 CF-ST3 mm/min . Load Control = ined ec 2 Cold- formed | 2500 kgpmin CF-ST4 Pada kenyataannya, jumlah spesimen yang ada memiliki jumlah yang lebih banyak daripada yang tercuntum pada Tabel 2. Dengan alasan berfungsi sebagai mial and error untuk mencoba kecepatan pengujian yang ada pada UTM. maka properti material yang dihasilkun spesimen rial tersebut hanya digunakan untuk mengetahui pengaruh Penggunaan jenis kecepatan pengujian terhadap perbedaan hasil pengujian. Selain itu, hasil pembuatan spesimen trial tidak akurat karena tidak dilakukan dengan alat pemotong. khusus seperti yang ada di workshop. Sehingga ukuran spesimen trial tidak sesuai dengan ukuranstandar ASTM, Contoh kurang akuratnya pembuatan spesimen adalah dihasitkannya lebar bagian reduction section yang bervariasi. Meskipun demikian, Pengarah Kecepatan PenguionTerhadap Hasl js Task Pelt Raj 131 (Juke Setar) —,—— spesimen irial tersebut dapat dijadikan acuan untuk pengujian berikutnya Jumitay spesimen trial tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gamba 6, a. Spesimen Trial A io = b. Spesimen Trial B c. Spesimen Terukur Gambar 6. Spesimen Uji Tarik Trial dan Terukur. Tabel 3, Pengaturan Kecepatan Pengujian Pada Spesimen Uji Tarik Trial, [ Notasi_ [Lebar | Keterangan | Materia] Kecepatan Radius Fillet Cold | Displacement CE 2A | 162 mm | dak dibuat formed | Control = 6 min/min | Ea Pemotongan i CF-1B | 128mm | Bagian Gage Cold. | Displacement CF-3B [11S mmf Length Tidak — | formed | Conmel =o men nin Rata | site HEH aad ; Radius Fillet Cota | Load Convo CR-V 1162 mm | ick dibuae formed | — 2500 ke/min ~~ [Bemotongan a CF-2B 12.8mm | Bagian Gage Cold- Load Control CRAB |S mm | Longs Tidak | formed |= 2500 benin L ll Iara idee sitet | Displacement Radius Fillet Cold. UGH Oe PP cine cinad lt | peta ues 01H 16.2 mm | Radius Fillet | Cold. Load Control | tidak dibuat Formed | = 1500 ke nin 132 Sumal Teknik Sipit Volume 7 Nomor 2, Ohta 2001 08-193 Pada Tabel 3 terlihat bahwa perlakuan uji tarik spesimen tidak hanyia di variasi dengan jenis kecepatannya sa | mamun juga besaran Kecepatan yang dibecikan turut dibedakan pula. Seperti Spesimen CF - 1A dengan CF ~ 4A, meskipun sama-sama ‘menggunakan Load Control namun besar kecepatan pengujiannya dibedakan, yaitu 2500 kg/min dan 1500 kg/min. 8. TEST SETUP DAN INSTRUMENTASI UJI TARIK PELAT BAJA Pengujian dilakukan di Laboratorium Konsimuksi Fakulias Teknik Jurusan Sipil UNPAR, Alat uji UTM yang digunakan mempunyai faslitas untuk merekam besamya ‘saya dan peralihan (P-A) selama pengujian, namun untuk menggunakan data peralihan dari hasil uji tarik tersebut ma kurang teliti karena beberapa faktor sebagai berikut © Adanya pengaruh slip pada grip selama pengujian akibat tipisnya dan licinnya permukaan spesimen uji tarik, terutama saat awal pengujian, © Peralihan yang terukur merupakan rekaman jarak antara kedua crosshead yang saling memisahkan atau menarik spesimen uji. Sehingga peralihan yang terukur bukan hanya peralihan pada bagian gage length saja melainkan peralihan pada bagian grip juga ikut terukur, Agar diperoleh ketelitian tentang peralihan yang terjadi pada bagian gage length sala (agian penampang yang mengecl). maka perlu ditambahkan instrumentasi yang Khusus dapat mengukur peralihan bagian gage length tersebut secara _akurat Instrumentasi tambahan yang digunakan yaitu displacement tranduscer dan strain gauge, yang pemasangannya dapat dilihat pada Gambar 5, Pertimbangan penggunaan strain gauge adalah diperolehnya hasil pengukuran regangan pada bagian reduction section dengan tingkat akurasi yang tinggi. Namun strain Sauge tersebut rentan rusak apabita deformasi pada spesimen ujiterjadi pada bagian yang dilekatkan strain gauge tersebut, Sehingga instrumentasi untuk pengukuran_bagian reduction section perlu ditambahkan lagi dengan menggunakan iranduscer. Meskipun Pengukuran peralihan yang dihasilkan dengan transduscer masih dianggap kurang akurat ‘ramun pengukuran yang dinasilkan jauh lebih baik dibandingkan dengan data peralihan dari UTM, Kurang akuratnya pengukuran dengan tranduscer diakibatkan terjadinya slip Pada bagian dudukan rranduscer. Akibat efek poison pada spesimen pelat baja selama uji tarik, dapat terjadi kemungkinan pemasangan dudukan tranduscer yang sermula dalam kondisi kencang untuk menjepit spesimen menjadi tidak kencang lagi ketika beban tarik diaplikasikan. Pengaruh Kecepatan Pengujan Tethadap Hail Uj Toi Plat Baja 133 (09 Toko Seiart) 4 LLL / sf | 28 > SD {[@. i eel SOO aR a, Rencana b. Aktual Gambar 7. Test Setup dan Instrumentasi Pada Kegiatan { ‘arik Pelat Baja, 6. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAMASAN Sebanyak 12 buah spesimen uj ik pelat baja coldformed telah dilakukan, Empat buah di antaranya diuji dengan menggunakan tambahan instrumen strain gauge dan tranduseer, sed: gkan yang lain tidak, Perlakuan perbedtan Kecepatan pengujian juga dilakukan terhadap 12 buah spesimen tersebut, Selain bertujuan untuk memperateh Properti material dari baja rin; an (cold formed) yang b eda akibat kecepatan pengujian yang berbeda, berdasarkan kegiatan eksperimental aj tarik ini ju xt dapat diketahui pula Kemampuan dari masing: ing slat uji, serta petbedaan hasil pengukuran yang dilakukan akibat pemilihan jenis kecepatan penguin 6.1 Perbedaan Pengukuran Peralihan UTM, Strain Gauge dan Tranduscer an men: Perbedaan hasil pengukuran peralihan yang dilekukan dens UTM, Strain Gauge dan Tranduscer (LVDT) dapat dulihat pada Gambar 8. Gat tersebut merupakan kurvit hubungan t ngan reganuan duct spesimen CE-STY. Dengan menyamakan waktu pengukuran, maka untuk setiap behin yane diaptikasikan pa 134 Jumal Teknik Sipit V5.9 7 Noni 2, Obtoher 201) 8 192 Ae waktu peralihan dari masing-masing instrumen tambahan adalah seperti yang tergambar. Perbedaan hasil pengukuran telah terjadi sejak awal pemberian beban, terlihat dalam Kotak putus-putus, peralihan yang dihasifkan oleh UTM lebih besar dibandingkan pengukuran dengan menggunakan strain gauge atau rranduscer. Pengukuran regangan oleh UTM memiliki perbedaan rata-rata sebesar 20 kali dari regangan yang dihasifkan strain gauge. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh slip pada grip serta akumulasi fegangan dari grip akan twrut_menentukan hasil pengukuran peralihan dengan menggunakan UTM Namun pengukuran dengan menggunakan strain gauge kadangkala mengalami kendala kurang akurat sebelum spesimen uji mencapai failure, Pada Gambar & terlihat pengukuran dengan menggunakan strain gauge hanya dapat mencapai regangan sebesar 0.02 saja, selebihnya sirain gauge sudah tidak dapat mengukur lagi regangan dengan akurat, Meskipun demikian, data properti material untuk menentukan titik leleh maupun ‘modulus elastisitas telah dapat digunakan, 800 4] Max Strain Gauge ‘Tegangan (MPa) 005 0100502002530 Regangan (mm/mm) Gambar 8. Perbedaan Regangan yang dihasilkan UTM, Strain Gauge dan Tranduscer untuk Spesimen CF-ST4 Pengars Kesepatan Peogujan Tshadap Hasi Ui Tarik Plat Baa 135 LY doko Setiyaro) Demikian pula penggunaan srandiscer memiliki kefemahan. yaite diperolehnya hasil pengukuran peralihan dengan akurasi yang lebih rendah pada saat asval id pengujian, Kapasitas pengukuran peralihan menggunakan t F hanya torbatas pada kisaran 25 mm saja. Sehingga bila material spesimen sangat daktail, mska peralihan selebihnya sudah tidak dapat lagi divkur ofeh rranduscer Meskipun perbedaan hasil pengukuran peralihan ini juga dialami oleh ke spesimen yang lain, namun untuk memperoleh hubungan tegangan reg a spesimen uji tarik ini akan menggunakan data peralinan yang dihasilkan oleh sprain gauge dan tranduscer 6.2 Pengaruh Pengaturan Kecepatan Pengujian Pengaruh pengaturan kecepatan pada UTM terhadap hasil uji tarik dupat dilihat ambar 10, dan Gambar 11, Karena lokasi pembuatan dan bentuk pada Gambar 9, spesimen yang dibuat berbeda-beda, maka agur relatif mudah dibandingkan, hasil pengujian berupa kurva hubungan (@gangan regangan dikelompokkan sesuai spesimen yang memiliki kesamaan bentuk dan lokasi pembuatan, Spesimen trial A memiliki bentuk seperti Gambar 6.2, dengan ukuran lebar pada bagian gage length sama besar yaitt 16 mm, Radius antara bagian grip dan reduction section tidak dibuat. Spesimen juga masih terlapisi sticker perekat berbahan dasar kertas plastik yang berfungsi sebagai acuan Untuk proses pemotongan spesimen, Secara fisik spesimen trial A tidak memenubi ketentuan ukuran yang ada dalam ASTM A370.03a, karena proses pembuatannya belum selesai, Karena tujuannya hanya sebagai spesimen trial untuk mengetahui pengaruh kecepatan pengujian terhadap hasil uji kuat tarik, maka keempat buah spesimen trial A tersebut diikutsertakan dalam kegiatan eksperimental ini Pengaruh penggunaan Kecepatan pengujian jenis load control sebesar 2500 kgi/min dan 1500 kef/min, tidak memberikan perbedaan hasil pengujian yang signifikan Terlihat spesimen CFIA dan CF4A memiliki kurva tegangan-regangan yang cukup sama, demikian pula nilai tegangan lit dan tegangan leteh yang dihasilkan juga samo, Scdangkan pengaruh penggunaan kecepatan pengujian jenis displacement control sebesa, 10 mnv/min dan 6 mm/min, perbedaan hasil pengujianaya dapat dilihat pada spesimen CF2A dan CF3A. Penggunaan displacement controt yang relatif lebih cepat pada spesimen CF3A memberikan pengoruh tethadap waktu selesainya pemberian bebun oleh UTM menjadi lebih awal, Sedangkan pengaruh penggunaan load control dan displacement control yang teria jets Selama pengujian adalah peristiwa putus (break) pada spesimen yang menggunakan displacement control tidak permah terjadi, seperti yang 136. Jumal Teknik Sipit Voiume 7 Nomor 2, Oktober 2011 - 98-192 dialami spesimen yang menggunakan load control. Kecuali CF3A, hasil pengujian tarik untuk spesimen srial A yang menggunakan displacement control dan load control tidak memberikan perbedaan yang signifikan. 350 so | 250 = = 200 B50 ee Ser ee lo crea mine) 7 (2A (OM) | ba oF 48 1500 gi ° a 000 005 010 0.45 020 025 080 0.36 Regangan (mnvmm) Gambar 9, Hasil Pengujian Spesimen Trial A. Spesimen trial B memitiki bentuk seperti Gambar 6.5, dengan ukuran lebar pada bagian gage lengih bervariasi yaitu mulai dari 16 mm pada bagian perbatasan antara bagian grip dan reduction section, kemudian mengecil menjadi 11.5 mm pada bagian tengah reduction section, Alasan dibuat demikian adalah untuk memastikan bahwa bagian yang akan putus saat pengujian kuat tarik adalah bagian gage length dengan lebar terkecil tersebut. Schingga untuk mendapatkan regangan yang akurat maka pemasangan strain gauge dapat dilakukan pada bagian yang mengecil tersebut. Namun karena ketidaksesuaian ukuran spesimen dengan ketentuan yang ada pada ASTM A370-03a, spesimen B yang berjumlah 4 buah ini juga tidak dapat digunakan dan hanya bermanfaat sebagai spesimen trial saja. Pengaruh penggunaan kecepatan pengujian jenis load control sebesar 2500 kgf/min dan displacement control sebesar 6 mnvmin terhadap spesimen trial B dapat dilihat pada Gambar 10. Hasil pengujian spesimen CF2B dan CF4B tidak memberikan perbedaan yang signifikan karena menggunakan jenis kecepatan yang sama yaitu load control = 2500 kgf/mm. Jika terjadi perbedaan hasil pengujian, kemungkinan besar Pengaruh Kecepatan Pengujan Teyhadap Hail Uji Tank Pea Baja 137 [yoko Seuyanon diakibatkan olel pengaruh ukuran bagian reduction section dari tiap spesimen vang tidak sama, Antara CF4B dan CF3B, memiliki perbedaan basil pengujian yang cukup signifikan, karena kecepatan pengujian spesimen CF3B menggunakan displacement control = 6 mm/min, Seperti yang terjadi pada spesimen trial A. peristiwa putus (break) pada spesimen yang menggunakan displacement control tidak permah terjadi selanne pengujian kuat tarik. Perbandingan hasil pengujian kuat tarik tethadap spesimen rial A dan spesimen trial B pada Gambar 9 dan Gambar 10, memberikan bentuk kurva hubungan tegangan regangan yang berbeda. Perbedaan hasil tersebut diakibat oleh ukuran bugis reduction section yang berbeda, Akibat ukuran bagian reduction section yang mengecil pada bagian tengah gage length (sekitar 11.5 mm), menyebabkan hasil pengujian kuat tarik spesimen trial B memiliki regangan yang lebih rendah dibandingkan regangan yang dimiliki spesimen trial A. Namun kesamaan hasil pengujian tersebut adalah tegangan ultimit (_u) yang dihasilkan berada dalam rentang 250 MPa ~ 300 MPa, dan tegangan leleh (- y) yang dihasitkan dalam rentang 200 MPa - 250 MI Sehingga meskipun spesimen tersebut bersifat trial, namun masih dapat bermanfaat sebagai acuan pengujian pada spesimen berikutnya, 350 - mone 300 f= jf 250 | g & 20+ § | 2 iso ——-—-- — $ i eae == CFB (lomminny J— = 6F28 2500 nny —cr38 mmimins ia .CF8B (1500 kg on) 9 }—__,__—__- ——————— 0.00 005 010 015 020025 0.8005 Regangan (mmvmm) Gambar 10. Hasil Pengujian Spesimen Trial B Spesimen terukur memiliki bentuk seperti Gambar 6.c, dengan ukuran lebar pada bagian gage length sebesar 12.5 mm. Ukuran keempat spesimen terukurr sangat akurat 138 Jurnal Teknik Sipit Volume 7 Nomor 2.01 1011 98.192 dan seragam, sesuai dengan ketentuan yang ada pada ASTM A370-03a, Karena proses pengerjaan dilakukan di workshop dengan mesin khusus. Saat proses pemotongan dan pembentukan ukuran spesimen tersebut, dilakukan dengan cara spesimen disusun hingga ‘empat lapis, sehingga diperoleh ukuran keernpat buah spesimen yang seragam. Hasil pengujian kuat tarik terhadap spesimen terukur dapat dilihat pada Gambar 11. Seperti halnya yang terjadi pada spesimen rrial, penggunaan displacement control memberikan pengaruh (erhadap lebih cepatnya pengujian selesai walaupun spesimen belum mengalami putus. Peristiwa ini ditunjukkan oleh kurva tegangan regangan CF-ST3 dan CF-ST1. Namun secara keseluruhan, hasil tegangan ultimit dan tegangan leleh yang diperoleh dengan displacement control maupun load control tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. 300 250 é = | & 150 | e | ' P s00 so | cF-s7(¢ mini i ors. (2800 neni 1 + =cr-s11 6 mmm i ° 6 000 005 «S 0100S 0200200 Regangan (mmimm) bar 11. Hasil Pengu; Spesimen Terukur Bentuk kehancuran yang dialami tiap spesimen dengan perlakuan kecepatan pengujian yang berbeda-beda dapat difihat pada Gambar 12, Spesimen mengalami kondisi putus apabila dilakukan uji tarik dengan menggunakan kecepatan pengujian Load Control seperti yang terlihat pada Gambar 12 a dan Gambar 12 ¢. Sedangkan spesimen tidak mengalami Kondisi putus apabila dilakukan ujitarik dengan menggunakan kecepatan pengujian Displacement Control seperti yang terlihat pada Gambar 12 b dan Gambar 12 d. Meskipun spesimen belum putus, pembebanan dari UTM sudah berhenti Pengaruh Keceptan Pengujan Tehap Masi Ui Tasik Petar Baja 139 (duke Satiyan0) c. Spesimen B dengan Load Control ‘Gambar 12. Bentuk Kehancuran Spesimen Uji Tarik Pelat Baja Coldformed. Penentuan tegangan leleh dilakukan dengan cara auiographic diagram methoc, arena bagian kurva tegangan yang merupakan bats elastis dan plastis terlihatjelas pada sudut sikur yang meruncing. Sedangkan penentuan tegangan ulimit diperoleh dengan cara memilih tegangan yang paling tinggi. Contoh penentuan tegangun leleh dan tegangan tultimit untuk spesimen CF-ST dapat dlihat pada Gambar 13, Sedangkan hasil te -zangan Jeleh dan tegangan ultimit untuk spesimen fain dapat dilihat di Lampiran 6.3 Pembahasan Rangkuman seluruh hail eksperimental uji tarik untuk spesimen yang mengidentifikasikan motu material dar baja lip channel 150 x 65 x 20 x 2.3 dapat dlihat pada Tabel 4. Dari keempat spesimen baja ringan terukur, diperoleh identifikasi mute material dengan mengambil nilai ratarata sebagai berikut: tegangan leleh = 203 MPa 89798 MPa. 17 MPa dan modulus elastisitas tegangan ultimis 140 Surmal Teknik Sipil Volume 7 Nomor 2, Oktober 2011 98.192 Titik Leleh Titik Ultimit 300 250 S 200 § 5 =21246 MPa & 150 $ 5 3 100 2 50 0 0.00 0.05 0.10 O15 0.20 0.25 0.30 Regangan (mivmm) Gambar 13. Tegangan Lelch dan Tegangan Ultimit dari Spesimen CF-ST4 Tabel 3. Rangkuman Hasil Kegiatan Eksperimental Uji Tarik % y E 6 | ole, (MPa) | (mm/mm) | (MPa) | (MPa) | (% beda) 128 | Displacement Notasi Keterangan CF—ST1 | 201.29 | 0.000991 | 202825.4 | 257.94 (0%) Controt 141 CF-ST2 | 186.20 | 0.001140 | 163333.3 | 263.23 Load Control (10.16%) 130 | Displacement (1.56%) | Controt 138 CF -ST4 | 212.46] o.001118 | 190089.7 | 272.64) | Load Control CF~ST3 | 212.07 | o.001045 | 202944.4 | 275.38 Pengaruh Kecepatan Pongujan Tethadop Hail Uji Tasik Peat Baja 4 (y-Joko Setyanoy w 200 2 2 & 150 7 B 100 50 i a 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 Regangan (mm/mm) Gambar 14, Perbedaan Regangan yang dihasilkan UTM, Strain Gauge dan LVDT untuk Spesimen CF-ST1 (Displacement Control 6 mm/min), 250 200 Tegangan (MPa) ou 000 005 «010015020 os a0 Regangan (mm/mm) Gambar 15. Perbedaan Regangan yang dihasilkan UTM, Strain Gauge dan LVDP untuk Spesimen CF-ST2 (Load Control 2500 kpfimin\, 142 Volume 7 Nomor 2 Oktober 201 94-192 300 250 200 150 100 Tegangan (MPa) 50 Gambar 16, Perbedaan Regangan yang dihasilkan UTM, Strain Gauge dan LVDT. untuk Spesimen CF-ST3 (Displacement Control 6 mm/min). 000 «005.10 ONS 02002530 Regangan (mmimm) cu 0.1744, ce ae 257 90M é 2 : é 0.00 005 «010045020025 0.80 Regangan (mmm) Gambar 17. Titik Leleh dan Titik Ultimit dari Spesimen CF-ST1. Pengaeuh KecepatanPengujan Terhadap Hasil Uji Tarik Plat Boja 143 (¥ Joko Setiyano) ‘Tegangan (MPa) Tegangan (MPa) | . | 250 eee up 280208 ha | 200 Pe i : \ 150 ? t + | 100 Ht ft \ | 50 i i 5 | | ' oO eee i | 0.00 0.05, 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 Regangan (mm/mm) Gambar 18. Titik Leteh dan Titik Ultimit dari Spesimen CF-ST2. 300 , Jews ose I | ou = 275.98 MPa 250 200 fp oreeizorna 150 jE ere 100 50 oO —— 0.00 0.05 0.10 Regangan (mm/mm) Gambar 19. Titik Leteh dan Titik Ultimit dari Spesimen CF-ST3. 7. KESIMPULAN Pen control terhadap hasil uji tarik spesimen adalah sebagai berikut: 14 0.15 auh penggunaan jenis kecepatan pengujian displacement corsrel dan load Jurnal Teknik Sipit Volume 7 Nomor 2, Ostober 201 | - 98-192 a. Sehuruh spesimen uji tarik pelat baja cold formed yang menggunakan kecepatan pengujian jenis displacement control menghasilkan bentuk keruntuhan yang berupa lelch pada bagian gage length, dan tidak ditemukan adanya bentuk keruntuhan fraktur (putus) pada bagian gage length. Hal ini berbeda dengan spesimen yang diuji dengan menggunakan kecepatan pengujian jenis load control, b. Besaran nilai properti material yang dihasilkan antara pengujian yang menggunakan displacement control dan load control tidak berbeda jauh, dan memiliki kesamaan bentuk kurva P-delta, yaitu batas elastis dan plastis yang jelas. Apabila melihat rekaman kurva hubungan gaya-peralihan selama pengujian tarik berlangsung maka terlihat jelas perbedaannya, c. Pada akhir pengujian tarik, penggunaan kecepatan pengujian load contro! dapat menghasilkan data kurva yang menunjukkan adanya penurunan nilai beban tarik seperti halnya yang diperoleh melalui kecepatan pengujian displacement control. ‘Seharusnya dengan penggunaan load control (beban dikendalikan bertambah setiap waktu) beban tidak akan berkurang pada akhir pengujian. Hal ini menunjukkan bahwa UTM yang digunakan telah dilengkapi dengan alat yang dapat mendeteksi dan merekam besarnya pengurangan beban ketika titik ultimit telah tercapai. dd. Meskipun hasil pengujian properti material yang menggunakan displacement control dan foad controf memiliki kesarmaan, menurut ASTM A370-03a hasil pengujian yang menggunakan foc! contro! hanya valid hingga mencapa ttk lelehnya Penggunaan instrumentasi strain gauge jenis yang sama dengan yang digunakan dalam eksperimental hanya mampu menghasilkan regangan elastis, Karena setelah memasuki kondisi inelastis, strain gauge tidak dapat menghasilkan data regangan yang akurat akibat rusaknya foil tipis yang terdapat pada strain gauge. Setetah kondisi inelastis, dapat menggunakan data peralihan yang diukur oleh displacement tranduscer. DAFTAR PUSTAKA 1. ASTM. (2003), “A 370-03a: Standard Test Methods and Definitions for Mechanical Testing of Steel Products", USA. Setiyarto, YD. (2011). "Seminar Kemajuan Penelitian 1”, Program Doktor ‘Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. 3. Yu, W.W. (2000). “Cold-Formed Steel Design 3" Ed.", John Wiley & Sons, New York. Pongansh Kecepatan Pengiian Tevhadap Hasi Uji Tarik Plat oi Mas, IY Joke Setiyara)

You might also like