You are on page 1of 20

Laporan Kasus

Bronkopneumonia pada Anak

Pembimbing:
dr. Etty Christiati S, SpA

Disusun Oleh:
Tri Angela Anggrayani
11.2016.173

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PERIODE 10 JULI 2017 16 SEPTEMBER 2017

1
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)
Jl. Terusan ArjunaNo.6 Kebon Jeruk - Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ANAK
Rumah Sakit : RSUD TARAKAN
Nama Mahasiswa : Tri Angela Anggrayani Tanda Tangan
NIM : 11.2016.173
Dokter Pembimbing : dr. Etty Christiati S, SpA

IDENTITAS PASIEN
PASIEN
Nama Lengkap : An. SM Suku Bangsa : Jawa
Tempat, Tanggal : Padeglang, 9 November 2014 Agama : Islam
Lahir (Umur) (2 tahun 11 bulan)
Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : -
Alamat : Jembatan besi, Jakarta Pusat

ORANG TUA/WALI
AYAH
Nama Lengkap : Tn. BM Agama : Islam
Tanggal Lahir : 1 Juni 1992 Pendidikan : SMP
(Umur) (24 tahun)
Suku Bangsa : Jawa Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jembatan besi 01/03 Penghasilan : Rp. 3.000.000,-/bln

IBU
Nama Lengkap : Ny. AN Agama : Islam
Tanggal Lahir : 17 Mei 1992 Pendidikan : SMP
(Umur) (25 tahun)
Suku Bangsa : Jawa Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jembatan besi Penghasilan : -

WALI
Nama Lengkap : Ny. N Agama : Islam
Tanggal Lahir : Pandeglang, 17 Mei Pendidikan : SD
(Umur) 1976 (41 tahun)
Suku Bangsa : Jawa Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jembatan besi Penghasilan : Rp. 2.000.000,-
Hubungan dengan Wali: Nenek dari Ibu

2
ANAMNESIS
Diambil dari alloanamnesis nenek pasien pada hari sabtu tanggal 1 Agustus
2017 pukul 07.30 WIB di lantai 5 ruang Melati kamar 5305 rumah Sakit Umum Daerah
Tarakan Jakarta.
Keluhan Utama: sesak
Keluhan Tambahan: batuk, pilek, demam, tidak mau makan dan minum
Riwayat Perjalan Penyakit: (tanggal 1 Agustus 2017)
Seorang anak perempuan berusia 2 tahun 11 bulan, pilek sejak 3 hari SMRS,
pilek dengan ingus encer putih bening, dan bersin yang jarang. Sesak, batuk, dan
demam 2 hari yang lalu, batuk berdahak, namun dahaknya sulit keluar, jika keluar
sangat kental warna putih, sesak sering dirasakan tidak menentu waktunya, dan tidak
didahului oleh faktor pencetus (dingin, barang-barang tertentu, ruangan tertentu, hanya
pada malam hari), sesak makin memberat ketika sedang batuk. Tidak ada suara mengi
ataupun bengkak pada mata dan ekstremitas. Demam yang tidak diukur suhunya,
demam terus menerus. Anak mulai menjadi rewel dan menolak untuk minum susu dan
makan. Tidak ada nyeri telan ataupun sakit tenggorokkan, tidak ada menggigil ataupun
keringat dingin.
Delapan jam SMRS, pada pagi hari, anak makin sesak dan muntah sebanyak 2x
setelah minum susu, muntah berisi cairan warna putih susu, lendir ada, darah tidak ada.
Anak makin terlihat lemas, dan tetap tidak mau makan minum. Dan anak sudah malas
berbicara.
Anak tidak pernah kejang, BAK normal kuning jernih, tidak nyeri sehari 4-6x,
BAB sehari 1x, konsistensi padat, warna kuning kecoklatan.
Riwayat imunisasi dasar lengkap neneknya tidak bisa menjelaskan lebih lanjut,
tetapi imunisasi booster tambahan ke anak belum dilakukan, karena orangtua tidak tahu
ada jadwal tersebut, imunisasi biasanya dilakukan di Puskesmas Pandeglang. Riwayat
persalinan secara spontan aterm, Anak merupakan anak pertama, tidak ada penyulit saat
masa kehamilan, riwayat perawatan kehamilannya baik, sering melakukan ANC di
bidan dekat rumah, tidak ada penyakit-penyakit tertentu. Ibu juga mengonsumsi vitamin
dan zat besi dengan patuh saat kehamilan.

3
Riwayat Penyakit Dahulu
Anak pernah mengalami hal yang sama sekitar 2-3 bulan lalu satu kali anak
merasa sesak, batuk, pilek dan demam dan di bawa ke Rumah Sakit di Pandeglang
untuk diuap 1 kali, setelah di uap 1x anak akan merasa sesak berkurang, namun tetap
batuk dan pilek dan demam, setelah diberikan obat pulang (tidak ingat nama obatnya) di
rumah sekitar 1 minggu setelahnya anak sembuh. Belum pernah dirawat dirumah sakit
sebelumnya. Riwayat alergi, riwayat jatuh, penyakit jantung bawaan, kejang demam,
asma pada anak disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


Penyakit Ya Tidak Hubungan
Alergi - + -
Asma + - Nenek buyut
Tuberkulosis - + -
Hipertensi + - Kakek dari ibu
Diabetes - + -
Kejang Demam - + -
Epilepsi - + -
Kesimpulan: pasien memiliki riwayat keluarga asma dan hipertensi dari keluarga

Family Tree

Keterangan
:
= Laki-laki

= Perempuan

= Pasien

Riwayat Sosial
Dua minggu ini anak sedang berlibur dirumah neneknya di Jakarta. Rumahnya di
Jawa bersih, jauh dari perkotaan, sedangkan di Jakarta ini, anak kadang ikut nenek dan
kakeknya berjualan dipinggir jalan. Dikeluarganya maupun lingkungan sekitar tidak ada

4
yang mengalami hal yang serupa. Biasanya makan nasi 2-3x sehari, minum susu 2x
500ml.

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


Kehamilan : Perawatan antenatal : Rutin dan teratur, di Bidan
Penyakit kehamilan : Tidak ada
Kelahiran : Tempat kelahiran : Rumah Bidan
Penolong persalinan : Bidan
Cara persalinan : Spontan pervaginam, tanpa penyulit atau
kelainan
Masa gestasi : Cukup Bulan
Keadaan bayi : BB Lahir: 3100 gram
PB Lahir: 45 cm
Lingkar Kepala: tidak ingat
Langsung menangis
Pucat / Biru / Kuning / Kejang: tidak tahu
Nilai APGAR: tidak diketahui
Kelainan bawaan: tidak ada

Kesimpulan: Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan , spontan (NCB-SMK)

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan gigi pertama : 7 bulan Menyebut papa / mama: 11bulan
Tengkurap : 4 bulan Berbicara : 18 bulan
Duduk : 7 bulan Berjalan : 14 bulan
Berdiri : 12 bulan
*Nenek hanya mengira-ngira usia pada riwayat perkembangan
Gangguan perkembangan mental / emosi : Tidak ada

Riwayat Imunisasi
Nenek mengatakan riwayat imunisasi lengkap dan sesuai jadwal, hanya kurang
imunisasi MR. Namun saat ditanya lebih lanjut, nenek hanya dapat mengatakan
mendapatkan informasi dari ibu pasien. Ibu pasien tidak dapat mengingat secara pasti
berapa kali dan kapan anak dilakukan imunisasi. Selain itu, ibu juga mengatakan buku
KIA pasien ada di Jawa.

5
Kesan: Imunisasi dasar tidak dapat dinilai karena keterbatasan informasi.

Riwayat Nutrisi
No. Usia Makanan
1 0 4 bulan ASI
2 4 7 bulan Susu Formula (SGM) 6-8 x 120 ml
Pisang 3 x 1 buah
4 7 bulan 10bulan Bubur bayi 4x1 porsi
Susu Formula (SGM) 6-8x 200ml
5 10 bulan 1,5 Nasi lembek dengan lauk (sop, ikan, daging cincang) 3 x 1
tahun porsi
Susu Formula (SGM) 6 x 200 ml
Buah jeruk, pisang, pepaya
6 1,5 tahun Nasi dengan lauk (ikan, ayam, sop) 3 x 1 porsi
sekarang Susu Formula (SGM) 2 x 500 ml
Buah pisang, apel, jeruk, pepaya, pir
Jajanan: Bolu, roti, coklat, es krim, snack
Kesan: Nutrisi kurang sesuai saat bayi, untuk usai saat ini sudah cukup

PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal: 1 Agustus 2017 Jam: 07.30 WIB Ruang: Melati lantai 5
kamar 5305

Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : tampak sakit sedang, dan cukup aktif
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital
Frekuensi Nadi : 108 kali/menit, regular, kuat angkat
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Frekuensi napas : 41 kali/menit, regular
Suhu Tubuh : 37,80 C

DATA ANTROPOMETRI
Berat Badan : 11 kg
6
Panjang Badan : 87 cm
Lingkar Kepala : 47 cm
Lingkar Dada : tidak dilakukan
Lingkar Lengan Atas : 14 cm
Status Gizi (Z Score):

Hasil: Panjang badan dalam batas normal yaitu tepat di garis (-2) sesuai dengan usia.

7
Hasil: Berat badan dalam batas normal yaitu antara 0 sampai (-2) sesuai dengan usia.

Hasil: Berat badan : tinggi badan dalam batas normal yaitu tepat di garis (-1)
Kesimpulan: status gizi anak normal sesuai dengan usia pertumbuhannya.

PEMERIKSAAN SISTEMATIS

8
Kepala
Bentuk dan ukuran : normocephaly, simetris, lingkar kepala 48cm, tidak
tampak kelainan
Rambut & kulit kepala: warna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : bentuk normal, simetris, mata cekung (-), konjungtiva
anemis (-), sklera ikterik (-).
Telinga : bentuk normal, liang telinga lapang, sekret (-)
Hidung : bentuk normal, septum deviasi (-), sekret (-), napas
cuping hidung (-)
Bibir : mukosa lembab
Gigi-geligi : tumbuh teratur normal, tidak ada karies atau lubang
Mulut : Normal, tidak ada kelainan
Palatum : tidak ada celah
Lidah : Normal, tidak ada kelainan
Tonsil : T1-T1, tidak hiperemis
Faring : Normal, tidak hiperemis
Leher: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran tiroid, tidak
ada massa
Thoraks
1. Dinding thorax
Bentuk : Normal, simetris, retraksi sela iga (+)
Pembuluh darah : Tidak terlihat

2. Paru
Inspeksi : jenis pernapasan abdominothorakal, bentuk dada normal,
simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, retraksi iga (+).
Palpasi : simetris, nyeri tekan (-), fokal fremitus simetris
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing +/+

3. Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba dibawah puting susu
Perkusi : tidak dilakukan

9
Auskultasi : BJ I/II murni reguler, murmur dan gallop tidak ada

Abdomen
Inspeksi : supel, tidak ada massa ataupun pembuluh darah kolateral
Auskultasi : bising usus (+) normotimpani
Palpasi : nyeri tekan tidak ada, tidak ada hepatomegali dan splenomegali,
turgor kulit baik, ballotement negatif
Perkusi : timpani di seluruh lapang perut, nyeri ketuk CVA negatif

Anus dan Rektum : tidak dilakukan

Genitalia : tidak dilakukan

Ekstremitas
Ekstremitas superior : akral hangat, deformitas (-), edema -/- , CRT < 2 sec
Ekstremitas Inferior : akral hangat, deformitas (-), edema -/- , CRT < 2 sec

Kekuatan: Edema:
5/5 5/5 - -
5/5 5/5 - -
Sianosis
- -
- -

Tulang belakang : skoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-)


Kulit : turgor kulit normal, warna kulit kuning langsat
Rambut : berwarna hitam, pendek, terawat, tidak mudah patah
Kelenjar getah bening : tidak nampak ada pembesaran
Pemeriksaan neurologis :
Rangsang meningeal
Kaku kuduk (-) Lasegue: >70o / >70o
Brudzinski (-) Kernig >135o / >135o

10
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah tanggal 31/07/2017

Jenis Pemeriksaan Satuan Nilai rujukan


Darah Rutin
Hemoglobin 10,6 mg/dL 11 - 16.5
Hematokrit 28,5 % 35-45
Eritrosit 3,75 juta/dL 3,95 - 5,26
Leukosit 25.500 mm3 4000 10000
150000
Trombosit 368.600 4500000
Elektrolit darah
Natrium 138 mEq/L 135 152
Kalium 3,1 mEq/L 3.6 - 5.5
Klorida 110 mEq/L 94 111
Gula darah
Gula darah
sewaktu 132 mg/dL <140

Hasil foto rontgen tanggal 02/08/2017


Foto Thorax AP

Cor dalam batas normal


Pulmo: infiltrate paru kanan-kiri
Sinus-sinus dan diafragma normal
Kesan: susp. bronkopneumonia

11
RINGKASAN
Anak perempuan usia 2 tahun 11 bulan diantar ke IGD RSUD Tarakan oleh
orangtua dan neneknya dengan keluhan sesak dan batuk sejak 3 hari SMRS, batuk
berdahak sulit keluar, pilek sejak 4 hari SMRS ingus bening encer dan kadang bersin.
Demam juga muncul 3 hari SMRS naik turun tidak menentu, anak jadi rewel tidak mau
makan dan minum. Muntah (+) sebanyak 2 kali, sesudah minum susu, berisi susu + air
+ lendir, tidak ada darah, jumlahnya sekitar gelas mineral pada satu kali muntah.
Anak semakin lemas dan tidak mau minum. Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak
terlihat lemas TD 90/60 mmhg, HR 108 kali/menit, RR 41 kali/menit suhu 37,8C, BB
11 kg, TB 83 cm, status gizi cukup, retraksi sela iga (+), suara nafas terdengar
wheezing. .Pada pemeriksaan penunjang didapatkan anemia, leukositosis, dan
hipokalemia.

DIAGNOSIS BANDING
1. Asma + hipokalemia
2. Bronkiolitis + hipokalemia
3. Rhinofaringitis + hipokalemia

DIAGNOSIS KERJA
1. Bronkopneumonia ringan + hipokalemia

ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. LED
b. Diff count/ hitung jenis leukosit
c. Permeriksaan kultur dahak
d. Kultur darah
e. C-Reactive Protein

PENATALAKSANAN
Medika mentosa
a. IVFD D5 NS 1100cc/hari
b. Paracetamol dosis 10-15mg/KgBB/ kali, diminum 4 kali sehari
c. Anbacim IV 3x 500mg

12
d. Ambroxol syr 3x cth1
e. Nebulisasi Combivent + NaCl/ 6jam

Non-medika mentosa
1. Tirah baring
2. O2 nasal canul 2 lpm
3. Makan biasa 3x

PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

13
FOLLOW UP

1/8/2017 2/8/2017 3/8/2017 4/8/2017


S sesak masih ada, sesak berkurang sesak masih ada sesak sudah berkurang,
batuk berdahak sulit keluar, batuk berdahak, dahak sulit keluar batuk berdahak, dahak sulit keluar, batuk berdahak kadang-kadang,
pilek ada, ingus jernih pilek ada, hidung mampet bersin- pilek ada, hidung mampet bersin- dahaknya sulit keluar,
demam hari ke-4 hilang timbul, bersin, ingus warna putih bening bersin, ingus warna putih bening. pilek ada, hidung mampet bersin-
Muntah 3x setelah makan 3 Demam hari ke 5 naik ketika malam, Demam hr 6 masih ada malam hari bersin, ingus warna putih bening.
sendok bubur, berisi air dan muntah (-), mual (+), Muntah (+) 1x setelah makan, mual Demam sudah tidak ada.
dahak. Minum sekitar 500ml susah makan, hanya makan 3 sendok (+) masih susah makan, hanya Muntah tidak ada,
susu, air putih tidak mau. bubur, makan 4 sendok bubur makan 4-5 sendok bubur,
BAB belum dan BAK normal, minum juga sulit 500ml susu dan minum sudah mulai mau 3x500ml minum 3x500ml susu dan air putih
jernih, tidak nyeri. air putih 300ml per hari. susu dan air putih 300ml per hari. 500ml per hari.
BAB 1x padat kuning kecoklatan BAB 1x padat kecoklatan lendir (-) BAB hari ini belum, BAK (+) 3x
lendir (-) darah (-), BAK (+) 3x darah (-), BAK (+) 3x lancar lancar kuning jernih tidak nyeri.
lancar kuning jernih tidak nyeri. kuning jernih tidak nyeri.
O Ku: tampak sakit sedang Ku: tampak sakit ringan Ku: tampak sakit ringan Ku: tampak sakit ringan
Kesadaran: compos mentis Kesadaran: compos mentis Kesadaran: compos mentis Kesadaran: compos mentis
BB: 11Kg BB: 11Kg BB: 11Kg BB: 11Kg
TD: 90/60 mmHg TD: 80/60 mmHg TD: 90/60 mmHg TD: 90/50 mmHg
HR: 108x/menit HR: 115x/menit HR: 128x/menit HR: 98x/menit
RR: 40x/menit RR: 38x/menit RR: 32x/menit RR: 28x/menit

14
Suhu: 37,8oC Suhu: 37,3oC Suhu: 37,4oC Suhu: 37oC
Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan Fisik:
Kepala: mulut tidak sianosis, Kepala: mulut tidak sianosis, bibir Kepala: mulut tidak sianosis, bibir Kepala: mulut tidak sianosis, bibir
bibir kering kering lembab lembab
Leher: KGB tidak membesar Leher: KGB tidak membesar Leher: KGB tidak membesar Leher: KGB tidak membesar
Pulmo: SNV +/+, ronkhi -/-, Pulmo: SNV +/+, ronkhi -/-, Pulmo: SNV +/+, ronkhi -/-, Pulmo: SNV +/+, ronkhi -/-, wheezing
wheezing +/+, retraksi sela iga wheezing +/+, retraksi sela iga tidak wheezing +/+ +/+
ada ada Abdomen: tidak ada nyeri tekan Abdomen: tidak ada nyeri tekan
Abdomen: tidak kembung, tidak Abdomen: tidak ada nyeri tekan Ekstremitas: tidak sianosis Ekstremitas: tidak sianosis
ada nyeri tekan Ekstremitas: tidak sianosis
Ekstremitas: tidak sianosis
A Bronkopneumonia perbaikan Bronkopneumonia perbaikan Bronkopneumonia perbaikan Bronkopneumonia perbaikan
P IVFD D5%1/4 NS 1100cc/hr IVFD D5%1/4 NS 1100cc/hr IVFD D5%1/4 NS 1100cc/hr IVFD D5%1/4 NS 1100cc/hr
Anbacim IV 500mgx3 hr 1 Anbacim IV 500mgx3 hari 2 Anbacim IV 500mgx3 hari 3 Anbacim IV 500mgx3 hari 4
Nebulizer Combiven + NaCl/ Nebulizer Combiven + NaCl/ 6jam Nebulizer Combiven + NaCl/ 6jam Nebulizer Combiven + NaCl/ 6jam
6jam Paracetamol syrup 4x1cth k/p Paracetamol syrup 4x1cth k/p Paracetamol syrup 4x1cth k/p
Ambroxol syr 3x 1cth Ambroxol 3x 1/3cth Ambroxol 3x 1/3cth Ambroxol 3x 1/3cth
Paracetamol syrup 4x1cth k/p Salbutamol syrup 3x1/2cth Salbutamol syrup 3x1/2cth Salbutamol syrup 3x1/2cth
O2 nasal 2 liter permenit O2 nasal 2 liter permenit O2 nasal 2 liter permenit O2 nasal 2 liter permenit
Makanan biasa 3x Makanan biasa 3x Makanan lunak 3x Makanan lunak 3x

15
ANALISA KASUS

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) sejak 1986 sampai era
2000an hampir 80-90 persen kematian balita akibat serangan ISPA dan pnemonia.
Angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari 4 tahun dan mengurang
dengan meningkatnya umur. Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh
Pneumococcus, ditemukan pada orang dewasa dan anak besar, sedangkan
Bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada anak kecil dan bayi. Insiden penyakit ini
pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan
resiko kematian yang tinggi.1
Pneunomia adalah peradangan alat parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.2 Bila parenkim paru
terkena infeksi dan mengalami inflamasi hingga meliputi seluruh alveolus suatu lobus
paru maka disebut pneumonia lobaris atau pneumonia klasik. Bila proses tersebut tidak
mencakup satu lobus dan hanya di bronkiolus dengan pola bercakbercak yang tersebar
bersebelahan maka disebut bronkopneumonia. Bronkopneumonia merupakan jenis
pneumonia yang sering dijumpai pada anak anak.3-5
WHO mengembangkan pedoman diagnosis dan tatalaksana yang sederhana.
Pedoman ini terutama ditujukan untuk Pelayanan Kesehatan Primer, dan sebagai
menyederhanakan criteria diagnosis berdasarkan gejala klinis yang dapat langsung
dideteksi; menetapkan klasifikasi penyakit, dan menentukan dasar ppemakaian
antibiotic. Tanda bahaya anak berusia 2bulan-5 tahun adalah tidak dapat minum.
Kejang, kesadaran meurun, stridor, dan gizi buruk. Berikut ini adalah klasifikasi
enumonia berdasarkan pedoman tersebut.6
Bayi dan anak berusia 2bulan 5 tahun
- Pneumonia = Batuk/ kesulitan nafas, hanya terdapat nafas cepat saja
o 2 bulan 1 tahun : 50x/ menit
o 1 tahun 5 tahun : 40x/ menit
- Bronkopneumonia berat = Batuk/ kesulitan nafas + minimal 1 dari :
o Kepala terangguk-angguk
o Pernafasan cuping hidung
o Tarikan dinding dada
o Nafas cepat

16
> 60 x/menit pada anak usia < 2 bulan

> 50 x/menit pada anak usia 2 bulan 1 tahun

> 40 x/menit pada anak usia 1 5 tahun.

o Grunting
o Auskultasi :
Rhonki
Suara nafas menurun
Suara nafas bronkial
o Foto thorax menggambarkan pneumonia ( tambahan )
- Bronkopneumonia sangat berat : Bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup
minum, kejang, letargis atau tidak sadar maka anak harus dirawat di rumah sakit dan
diberi antibiotika.
- Bukan bronkopenumonia: Hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas,
tidak perlu dirawat dan tidak perlu diberi antibiotika.

Hasil dari alloanamnesis dengan nenek pasien diketahui bahwa pasien usia 2
tahun 11 bulan dengan keluhan pilek 3 hari yang lalu dengan ingus encer putih bening,
bersin yang jarang. Sesak nafas sejak 2 hari SMRS. Sesak dibarengi dengan batuk
berdahak dan demam, namun dahak susah keluar, saat dahak keluar berwarna putih
kental. Demam dirasakan terus menerus tidak diukur suhunya, tidak disertai dengan
menggigil. Delapan jam SMRS, anak makin sesak dan muntah sebanyak 2x setelah
minum susu, muntah berisi cairan warna putih susu, ada lendir, darah tidak ada. Anak
makin terlihat lemas, nafsu makan kurang dan anak menjadi rewel. Timbulnya mengi
atau bunyi saat bernapas disangkal. Sianosis disekitar mulut dan hidung disangkal, tidak
ada pembengkakan pada wajah, tangan maupun kaki.

Pada pemeriksaan fisik keadaan umum pasien tampak sakit sedang. Tanda-tanda
vital didapatkan nadi 108 x/mnt, frekuensi nafas 41 x/mnt. Pada pemeriksaan fisik
retraksi sela iga. Pemeriksaan fisik paru didapatkan suara nafas dasar vesikuler +/+,
rhonki -/-, wheezing +/+ pada auskultasi. Pasien didiagnosis sebagai bronkopneumonia
yang didukung dengan pemeriksaan penunjang yang menunjukkan leukositosis yaitu
25.500/Ul, saturasi O2 rendah yaitu 93% dan hasil rontgen paru sebelumnya yang
menunjukkan gambaran infiltrate pada daerah suprahiler dan paracardial kanan dan kiri.

17
Pasien didiagnosis bronkopneumonia karena menurut teori, bronkopneumonia
biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari, seperti
batuk setelah beberapa hari, dimana pada awalnya berupa batuk kering kemudian
menjadi produktif. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 3940C dan mungkin
disertai kejang karena demam yag tinggi. Anak sangat gelisah, dispneu, pernafasan
cepat dan dangkal.

Namun dari diagnosis tersebut masih sangat dimungkinkan diagnosis lainnya


seperti rhinofaringitis dan juga asma. Pada rhinofaringitis dapat ditemukan gejala yang
sama seperti demam, batuk, sesak dan permeriksaaan fisik berupa stridor. Pada asma
ditemukan mengi saat pasien ekspirasi dan terdengar wheezing ekspiratorik pada
auskultasi pulmo. Pada pasien ditemukan wheezing yang merupakan pertanda adanya
obstruksi jalan napas partial seperti pada patofisiologi asma, namun terdapat gejala
pilek, batuk, yang tidak kunjung membaik, juga didapatkan sesak anak tidak ada
pencetusnya dan tidak berulang-ulang.

Terapi yang telah diberikan pada pasien ini adalah:


IVFD D5% NS 1100cc/hari
Anbacim IV 500mgx3
Nebulizer Combiven + NaCl/ 6jam
Paracetamol syrup 4x1cth k/p
Ambroxol 3x 1/3cth
Salbutamol syrup 3x1/2cth
O2 nasal 2 liter permenit

Terapi bronkopneumonia tidak menggunakan kortikosteroid, tetapi terapi yang


digunakan adalah antibiotik, mukolitik, analgesik sedangkan terapi inhalasi masih
dibenarkan. Lain halnya apabila diagnosis pasien adalah asma, maka pemberian
kortikosteroid dapat diberikan. Namun berbeda dengan bronkopneumonia, asma tidak
menggunakan terapi antibiotik.

1. Inhalasi combiven + NaCl 3 kali/hari, combivent mengandung salbutamol yang


berguna untuk efek relaksasi pada oto polos bronkus
2. Inj Anbacim yang mengandung Cefuroxime 3 x 500 mg IV, cefuroxime adalah
antibiotika golongan sefalosporin generasi 2 yang bersifat bakterisid.

18
Cefuroxime sangat satbil terhadap hidrolisis beta laktamase, maka digunakan
sebagai alternatif lini pertama pada bakteri yang resisten terhadap penisilin.
Cefuroxime memiliki aktifitas spektrum lebih luas terhadap mikroorganisme
gram positif dan negatif.
3. Paracetamol merupakan derivat p-aminofenol yang memiliki sifat
antipiretik/analgesik. Obat ini cocok digunakan untuk menurunkan demam yang
dialami pasien.
4. Ambroxol 3x 1/3 cth merupakan mukolitik atau pengencer lendir pada gangguan
saluran napas akut dan kronik.
5. Salbutamol 3x cth mengandung berguna untuk efek relaksasi pada oto polos
bronkus

Prognosis pada pasien ini adalah:

1. Ad vitam adalah dubia ad bonam karena pada pemeriksaan fisik kesadaran


pasien dalam keadaan kompos mentis dan dapat sembuh sempurna
2. Ad fungsionam adalah dubia ad bonam karena aktivitas pasien akan segera
membaik yaitu dapat berkomunikasi dan dapat bermain aktif, dapat tidur dengan
nyenyak bila terapi dilakukan dengan adekuat.
3. Ad sanationam adalah dubia ad bonam penyakit bronkopneumonia dapat terjadi
lagi apabila daya tahan tubuh turun.

EDUKASI
a. Hindari anak dari asap rokok dan polusi
b. Setelah sembuh, lakukan imunisasi booster campak dan MR
c. Makan-makanan yang sehat dan bergizi

19
Daftar Pustaka

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman pengendalian


infeksi saluran pernafasan akut. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Pengendalian Lingkungan, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
2. PDPI. 2003. Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di
Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
3. Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB (ed). Buku ajar respirologi anak edisi
pertama. Jakarta: IDAI; 2008.h.350-64
4. Pusponegoro HD, Hadinegoro SRS, Firmanda D, Tridjaja B, Pudjadi AH,
Kosim MS, et. al. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. 1st ed. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI. 2004. hal. 351-354.
5. Danusantosos H. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Penerbit Hipokrates.
2000.h.74 92
6. Said M. Pneumonia. Dalam: Rahajoe N, Supriyatno B, Setyanto DB. Buku
Ajar Respirologi Anak. Edisi pertama, cetakan ketiga. Ikatan Dokter Anak
Indonesia 2012. Hal. 350-65

20

You might also like