You are on page 1of 12

JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KUALITAS TIDUR PADA PASIEN
CONGESTIVE HEART FAILURE

Fachrunnisa1, Sofiana Nurchayati2, Arneliwati3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: icafachrunnisa29@gmail.com

Abstract

Congestive Heart Failure (CHF) is a cardiovascular disease which shows a variety symptoms (dyspnea, edema, chest
pain, anxiety, fatigue) that affect the sleep quality of patient. The purpose of the research is identify the factors that
associated with quality of sleep in patients with CHF especially chest pain, anxiety, Paroxysmal Nocturnal Dyspnea
(PND), and fluids overload. The design was descriptive correlational research with cross sectional study. Samples of
this research was taken by using purposive sampling technique, which 32 patients with CHF in Flamboyan ward Arifin
Achmad General Hospital Pekanbaru. This research used questionnaire Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) for
quality of sleep, Numeric Rating Scale (NRS), and Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). The univariate analysis
showed that majority patient of CHF was 45-60 years old (43,8%), women (53,1%), unemployment (59,4%), once
history of hospitalization (31,3%), medium pain (37,5%), no anxiety (40,6%), PND (56,3%), no edema (81,3%) and
poor quality of sleep (62,5%). The bivariate analysis was conducted by using chi-square and kolmogorov-smirnov test
showed there are a correlation between anxiety value (0,001)< (0,05) and breathing value (0,008)< (0,05) with
quality of sleep in patients CHF and there are no correlation between pain value (0,925)> (0,05) and fluid overload
value (0,985)< (0,05) with quality of sleep in patient CHF. Recommended for nurse to give a nursing care to
decrease anxiety and PND by create a pleasant environment, suitable position, oxygenation and an ideal bed to
improve quality of sleep in patient with CHF.

Keywords : Anxiety, chest pain,congestive heart failure, edema, quality of sleep


References : 81 (2000-2015)

PENDAHULUAN Udjianti (2011) menyatakan bahwa


Congestive Heart Failure (CHF) Insidensi CHF sulit ditentukan karena CHF
merupakan suatu keadaan patologis di mana adalah suatu simtom atau gejala dan bukan
kelainan fungsi jantung menyebabkan suatu diagnosis. Data pada simtom ini
kegagalan jantung memompa darah untuk biasanya berhubungan dengan penyebab
memenuhi kebutuhan jaringan, atau hanya yang mendasari.Masalah kesehatan dengan
dapat memenuhi kebutuhan jaringan dengan gangguan sistem kardiovaskular termasuk
meningkatkan tekanan pengisian (McPhee & CHF masih menduduki peringkat yang
Ganong, 2010).Gagal jantung dikenal dalam tinggi, CHF telah melibatkan 23 juta
beberapa istilah yaitu gagal jantung kiri, penduduk di dunia. Sekitar 4,7 orang
kanan, dan kombinasi atau kongestif.Pada menderita CHF di Amerika (1,5-2% dari total
gagal jantung kiri terdapat bendungan paru, populasi) dengan tingkat insiden 550.000
hipotensi, dan vasokontriksi perifer yang kasus per tahun. Rumah Sakit Jantung dan
mengakibatkan penurunan perfusi Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta
jaringan.Gagal jantung kanan ditandai melaporkan sekitar 400-450 kasus infark
dengan adanya edema perifer, asites dan miokard setiap tahunnya (Irnizarifka, 2011).
peningkatan tekanan vena jugularis.Gagal Data rekam medis Rumah Sakit
jantung kongestif adalah gabungan dari Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru
kedua gambaran tersebut.Namun demikian, pada tahun 2013 terdapat jumlah kasus CHF
kelainan fungsi jantung kiri maupun kanan sebesar 110 kasus dari 522 kasus penyakit
sering terjadi secara bersamaan (McPhee & kardiovaskular, kemudian pada bulan Januari
Ganong, 2010). sampai September 2014 terdapat 94 kasus
CHF. CHF ini merupakan penyakit urutan

1094
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

pertama pada kasus kardiovaskular di RSUD antara tingkat kecemasan dengan kualitas
Arifin Achmad Pekanbaru (Rekam Medis tidur pada ibu hamil dengan -value (0,016)
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2014). dengan hasil analisis menunjukkan bahwa
CHF menimbulkan berbagai gejala 63% menunjukkan tingkat kecemasan normal
klinisdiantaranya;dipsnea, ortopnea, dan 72% menunjukkan kualitas tidur yang
pernapasan Cheyne-Stokes, Paroxysmal buruk. Tidur merupakan salah satu
Nocturnal Dyspnea (PND), asites, piting kebutuhan dasar manusia. Mencapai kualitas
edema, berat badan meningkat, dan gejala tidur yang baik penting bagi kesehatan, sama
yang paling sering dijumpai adalah sesak halnya dengan sembuh dari penyakit. Pasien
nafas pada malam hari, yang mungkin yang sedang sakit sering kali membutuhkan
muncul tiba-tiba dan menyebabkan penderita tidur dan istrahat yang lebih banyak dari pada
terbangun (Udjianti, 2011). Munculnya pasien yang sehat dan biasanya penyakit
berbagai gejala klinis pada pasien gagal mencegah beberapa pasien untuk
jantung tersebut akan menimbulkan masalah mendapatkan tidur dan istirahat yang adekuat
keperawatan dan mengganggu kebutuhan (Potter & Perry, 2010).
dasar manusia salah satudiantaranya adalah Seseorang biasanya melewati empat
tidur seperti adanya nyeri dada pada sampai lima siklus tidur lengkap dalam satu
aktivitas, dyspnea pada istirahat atau malam, masing-masing terdiri dari empat
aktivitas, letargi dan gangguan tidur. tahap tidur Non Rapid Eye Movement
Menurut Potter & Perry (2005), usia, (NREM) dan periode tidur Rapid Eye
jenis kelamin, budaya, makna nyeri, Movement (REM). Setiap siklus berlangsung
perhatian, kecemasan, keletihan dan sekitar 90-100 menit. Pola siklus biasanya
pengalaman sebelumnya dapat berkembang dari tahap 1 sampai tahap 4
mempengaruhi respon dan persepsi nyeri. NREM, diikuti oleh pembalikan dari tahap 4-
Penelitian yang dilakukan Bukit (2011) 3 sampai 2, dan berakhir dengan periode
menunjukkan bahwa ada hubungan yang tidur REM sekitar 90 menit dalam siklus
signifikan antara kualitas tidur dengan tidur. 75% - 80% dari tidur dihabiskan dalam
intensitas nyeri pada penderita nyeri tidur NREM (Potter & Perry, 2010).
punggung bawah yang menggunakan uji Tidur yang tidak adekuat dan kualitas
gamma dengan -value (0,006). tidur buruk dapat mengakibatkan gangguan
Gangguan tidur adalah simptom yang keseimbangan fisiologi dan
paling sering dilaporkan pada pasien CHF psikologi.Dampak fisiologi meliputi
dan dirasakan oleh 75% penderitanya. Faktor penurunan aktivitas sehari-hari, rasa lelah,
yang berhubungan dengan gangguan tidur lemah, daya tahan tubuh menurun dan
pada kelompok ini multidimensional seperti ketidakstabilan tanda-tanda vital.Dampak
karakteristik demografi (jenis kelamin, psikologis meliputi depresi, cemas dan tidak
umur), perjalanan penyakit CHF, beberapa konsentrasi (Potter & Perry, 2010).Kualitas
masalah kesehatan (nyeri, depresi), simptom tidur yang buruk mengakibatkan proses
dari CHF , medikasi, stress dan kecemasan perbaikan kondisi pasien akan semakin lama
(Nancy & Kathy, 2012).Pasien dengan CHF sehingga akan memperpanjang masa
juga sering merasa cemas, ketakutan dan perawatan di rumah sakit. Lamanya
depresi.Hampir semua pasien menyadari perawatan ini akan menambah beban biaya
bahwa jantung adalah organ yang penting yang ditanggung pasien menjadi lebih tinggi
dan ketika jantung mulai rusak maka dan kemungkinan akan menimbulkan respon
kesehatan juga terancam. Ketika penyakit hospitalisasi bagi pasien.
meningkat dan manifestasinya memburuk, Studi pendahuluan yang dilakukan
terjadi stres (ketegangan) sampai mengalami peneliti pada Februari 2015 terhadap 6 pasien
kecemasan yang berat dan hal ini apabila CHF di ruang rawat inap Flamboyan RSUD
dibiarkan akan mengganggu status mental Arifin Achmad (AA) ditemukan bahwa 3
seseorang (Hidayat, 2007). dari 6 pasien mengatakan terjaga saat tidur
Penelitian yang dilakukan Komalasari dikarenakan nyeri dada, 4 dari 6 pasien
(2011) menunnjukkan bahwa ada hubungan mengatakan terjaga karena lingkungan yang
1095
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

kurang nyaman seperti suhu yang terlalu Distribusi Karakteristik Responden (n=32)
panas atau dingin, kebisingan yang berasal No Karakteristik Juml
Persentase
dari pasien lainnya atau dari aktivitas reponden ah
perawat dan 2 dari 6 pasien mengatakan 1 Usia
gelisah dan cemas karena memikirkan
penyakitnya. <45 tahun 7 21,9
45-60 tahun
TUJUAN PENELITIAN >60 tahun 14 43,7
Tujuan penelitian ini adalah untuk 11 34,4
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan 2 Jenis kelamin
dengan kualitas tidur pada pasien CHF yang
dirawat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Laki-laki 15 46,9
Perempuan
17 53,1
MANFAAT PENELITIAN 3 Pekerjaan
Manfaat dari penelitian ini adalah PNS
dapat menjadi bahan masukan bagi institusi Wiraswasta 0 0,0
Rumah sakit dalam meningkatkan pelayanan Pedagang
7 21,9
kesehatan untuk menciptakan kepuasaan dan Pelajar
kenyamanan bagi pasien yang dirawat inap Tidak 5 15,6
bekerja
khususnya dalam meningkatkan kualitas
1 3,1
tidur pasien CHF, dan tambahan informasi
bagi pasien CHF untuk mengetahui faktor- 19 59,4
faktor yang mempengaruhi kualitas tidur dan 4 Riwayat rawat
dapat dijadikan sebagai evidence based untuk inap 10
penelitian selanjutnya terkait kualitas tidur 1 kali 7 31,2
2 kali 5
dan CHF. 3 kali 7 21,9
4 kali 3
15,6
METODOLOGI PENELITIAN 5 kali
Desain penelitian yang digunakan 21,9
dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi
dengan pendekatan cross-sectional.Jumlah 9,4
sampel yang digunakan dalam penelitian ini
Total 32 100,0
adalah 32pasien CHF dengan menggunakan
metode pengambilan sampel yaitu purposive Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
sampling. mayoritas responden berusia 45-60 tahun
Instrumen yang digunakan peneliti yaitu 14 responden (43,7%), berjenis kelamin
untuk mengukur kualitas tidur menggunakan perempuan yaitu 17responden (53,1%). Dari
instrument Pittsburgh Sleep Quality 32 orang responden yang diteliti, mayoritas
Index(PSQI), untuk mengukur nyeri responden tidak bekerja, yaitu sebanyak
menggunakan Numeric Rating Scale (NRS), 19responden (59,4%). Mayoritas responden
untuk mengukur kecemasan menggunakan mempunyai riwayat rawat inap 1 kali, yaitu
Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), dan sebanyak 10 orang (31,2%).
melakukan observasi untuk melihat
kelebihan cairan pada responden.Analisa Tabel 2
bivariat menggunakan uji chi-square dan Distribusi Responden Berdasarkan kualitas
kolmogorov-smirnov. tidur(n=32)
No Kualitas tidur Jumlah Persentase
1 Baik 12 37,5
2 Tidak baik 20 62,5
HASIL PENELITIAN Total 32 100
Hasil penelitian didapatkan sebagai
berikut:
Tabel 1
1096
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

Pada tabel 2didapatkan data bahwa


sebagian besar responden memiliki kualitas Berdasarkan tabel 5 didapatkan data
tidur tidak baik yaitu 20 responden (62,5%). bahwa sebagian besar responden tidak edema
yaitu sebanyak 26 responden (81,3%).
Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan tingkat
nyeri (n=32)
No Tingkat nyeri Jumlah Persentase Tabel 7
1 Nyeri ringan 8 25,0 Hubungan tingkat nyeri dengan kualitas
2 Nyeri sedang 12 37,5
3 Nyeri berat 10 31,2
tidur responden
4 Nyeri sangat berat 2 6,3 Tingka Kualitas tidur P-
No t nyeri Baik Tidak baik Tot val
Total 32 100
al ue
n % n % n %
Pada tabel 3didapatkan data bahwa 1 Ringan 4 12,5 4 12,5 8 25,0
tingkat nyeri pada responden terbanyak yaitu 2 Sedang 5 15,6 7 21,9 12 37,5 0,9
3 Berat 2 6,3 8 25,0 10 31,3 25
nyeri sedang, berjumlah 12 responden 4 Sangat 1 3,1 1 3,1 2 6,3
(37,5%). berat
Total 3 6,5 43 93,5 46 100
Tabel 4 Tabel 7menggambarkan hubungan
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat antara tingkat nyeri dengan kualitas tidur
kecemasan pasien CHF.Hasil analisis hubungan tingkat
No Tingkat kecemasan Jumlah Persentase
1 Tidak ada kecemasan 13 28,3
nyeri dengan kualitas tidur pasien CHF
2 Kecemasan ringan 25 54,3 diperoleh bahwa responden mengalami nyeri
3 Kecemasan sedang 8 17,4 dan memiliki kualitas tidur baik yaitu 5 orang
4 Kecemasan berat
5 Panik
(15,6%), responden yang mengalami nyeri
Total 32 100 sedang kualitas tidur tidak baik yaitu 7
responden (21,9%). Berdasarkan
Berdasarkan tabel 4didapatkan bahwa ujiKolmogorov-smirnov diperolehvalue=
tingkat kecemasan responden terbanyak yaitu 0,925 > (0,05), berarti Ho gagal ditolak,
tidak ada kecemasan, berjumlah 13 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
responden (40,6%). hubungan antara tingkat nyeri dengan
kualitas tidur pasien CHF.
Tabel 5
Distribusi Responden Berdasarkan Tabel 8
Pernapasan (Paroxysmal Nocturnal Hubungan kecemasan dengan kualitas tidur
Dyspnea) responden
No Paroxysmal Jumlah Persentase Kecem Kualitas tidur p-
Nocturnal Dyspnea N asan Baik Tidak baik Total val
1 Mengalami 18 56,2 o ue
2 Tidak mengalami 14 43,8 n % n % n %
Total 32 100 1 Tidak 10 31,3 3 9,4 13 40,6
ada 0,0
Berdasarkan tabel 5 didapatkan data 2 Ringan 2 6,3 3 9,4 5 15,6 01
3 Sedang 0 0,0 10 31,3 10 31,3
bahwa sebagian besar responden mengalami 4 Berat 0 0,0 3 9,4 3 9,4
Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) yaitu 5 Panik 0 0,0 1 3,1 1 3,1
sebanyak 18 responden (56,3%). Total 12 37,5 20 62,5 32 100
Tabel 6
Distribusi Responden Berdasarkan kelebihan Tabel 8 menggambarkan hubungan
cairan antara kecemasan dengan kualitas tidur
No Edema Jumlah Persentase pasien CHF.Hasil analisis hubungan
1 Tidak edema 26 81,2 kecemasan dengan kualitas tidur pasien CHF
2 Edema derajat 1 3 9,4 diperoleh bahwa responden tidak mengalami
3 Edema derajat 2 3 9,4
kecemasan dan memiliki kualitas tidur baik
Total 32 100
yaitu 10 orang (31,3%), responden yang
1097
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

tidak mengalami kecemasan memiliki yang tidak mengalami edema dan memiliki
kualitas tidur tidak baik yaitu 3 responden kualitas tidur tidak baik yaitu 26 responden
(9,4%). Berdasarkan ujiKolmogorov-smirnov (81,3%). Berdasarkan ujiKolmogorov-
diperolehvalue= 0,001< (0,05), berarti Ho smirnov diperoleh value= 0,985> (0,05),
gagal ditolak, maka dapat disimpulkan berarti Ho gagal ditolak, maka dapat
bahwa ada hubungan antara kecemasan disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
dengan kualitas tidur pasien CHF. antara kelebihan cairan dengan kualitas tidur
pasien CHF.
Tabel 9
Hubungan pernapasan (Paroxysmal PEMBAHASAN
Nocturnal Dyspnea) dengan kualitas tidur Hasil penelitian ini didapatkan bahwa
responden mayoritas responden berusia 45-60 tahun
PND Kualitas tidur p- yaitu sebanyak 14 responden(43,8%).Hal ini
N Baik Tidak baik Tot val
o al ue
sesuai dengan hasil penelitian Nurhayati
(2009), yang meneliti tentang gambaran
n % n % n %
1 Ya 3 9,4 15 46,9 18 56,3 faktor resiko pada pasien penyakit gagal
2 Tidak 9 28,1 5 15,6 14 43,8 0,0 jantung kongestif didapatkan hasil bahwa
08 pasien yang rentan terkena penyakit jantung
Total 12 37,5 20 62,5 32 100
berada pada rentang usia antara 40-59 tahun
(50%).
Tabel 9 menggambarkan hubungan
Usia mempengaruhi angka kejadian
antara PND dengan kualitas tidur pasien
CHF hal ini dikarenakan pada usia tua fungsi
CHF.Hasil analisis hubungan PND dengan
jantung sudah mengalami penurunan dan
kualitas tidur pasien CHF diperoleh bahwa
terjadi perubahan-perubahan pada sistem
responden mengalami PND dan memiliki
kardiovaskular seperti penyempitan arteri
kualitas tidur baik yaitu 3 orang (9,4%),
oleh plak, dinding jantung menebal, dan
responden yang mengalami PND dan
ruang bilik jantung mengecil (Kusuma,
memiliki kualitas tidur tidak baik yaitu 18
2007). Beberapa penyebab terjadinya CHF
responden (46,9%). Berdasarkan uji Chi-
pada usia tua adalah hipertensi yang memacu
square diperoleh value= 0,008< (0,05),
jantung untuk bekerja lebih giat bahkan
berarti Ho ditolak, maka dapat disimpulkan
melebihi kapasitas kerjanya, penyakit jantung
bahwa ada hubungan antara tingkat nyeri
koroner, dan diabetes.
dengan kualitas tidur pasien CHF.
Hasil penelitian didapatkan bahwa
Tabel 10
mayoritas responden berjenis kelamin
Hubungan kelebihan cairan dengan kualitas
perempuan yaitu sebanyak 17 responden
tidur responden
Kualitas tidur p-
(53,1%). Hasil penelitian ini sesuai dengan
N Baik Tidak baik Tot value penelitian Nurhayati (2009) tentang
Edema
o al gambaran faktor resiko pada pasien penyakit
n % n % n %
1 Tidak 11 34,4 15 46,9 26 81,3
gagal jantung kongestif didapatkan hasil
edema yang sama bahwa mayoritas responden
2 Derajat 0 0,0 3 9,4 3 9,4
0,985 berjenis kelamin perempuan (53,3%).
1 Menurut American Heart Association (2015),
3 Derajat 1 3,1 2 6,3 3 9,4
2 kejadian penyakit kardiovaskular didominasi
Total 12 37,5 20 62,5 32 100 pada jenis kelamin perempuan. Pada tahun
2011 terdapat 33.700 kematian pada wanita
Tabel 10 menggambarkan hubungan karena CHF (57,8%).
antara kelebihan cairan dengan kualitas tidur Responden yang berjenis kelamin
pasien CHF.Hasil analisis hubungan perempuan pada penelitan ini sebagian besar
kelebihan cairan dengan kualitas tidur pasien berusia >45 tahun dimana sebagian besar
CHF diperoleh bahwa responden tidak sudah mengalami menopause. Pada saat
mengalami edema dan memiliki kualitas menopause terjadi penurunan kadar
tidur baik yaitu 11 orang (34,4%), responden esterogen juga penurunan HDL (High
1098
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

Density Lipoprotein) dan peningkatan LDL responden yang berjenis kelamin perempuan
(Low Density Lipoprotein), trigliserida, dan juga merupakan ibu rumah tangga.
kolesterol total yang meningkatkan resiko Berdasarkan riwayat rawat inap,
penyakit jantung koroner (Kasdu, didapatkan bahwa mayoritas responden
2004).Tidak hanya karena masalah fisiologis mempunyai riwayat rawat inap adalah 1 kali
seperti menopause saja, dari segi psikologis yaitu sebanyak 10 responden (31,3%).
wanita juga lebih mudah terserang penyakit Frekuensi masuk rumah sakit yang lebih dari
dibandingkan laki-laki. Hal ini terdapat satu kali atau dua kali pada beberapa
dalam hasil penelitian Putra (2003) tentang responden disebabkan oleh serangan
pengaruh pemberian Cognitive Support berulang dari CHF dan riwayat penyakit
terhadap koping pada pasien CHF di RSU dr. lainnya seperti gastritis.
Soetomo Surabaya yaitu perempuan CHF merupakan penyakit yang
(khususnya melankolis) mempunyai koping memerlukan perawatan ulang dirumah sakit.
yang maladaptif sehingga lebih rentan Dari hasil pencatatan dan pelaporan Sistem
terkena penyakit. Informasi Rumah Sakit (SIRS) menyatakan
Penelitian ini mendapatkan bahwa bahwa Case Fatality Rate (CFR) tertinggi
mayoritas responden tidak bekerja yaitu terjadi pada gagal jantung yaitu sebesar
sebanyak 19 responden (59,4%). Hasil yang 13,4% (Riskesdas, 2007). Pentingnya
sama juga didapatkan dari penelitian Vani perawatan dan pengobatan yang optimal
(2011) yang menunjukkan bahwa sebagian dirumah dapat mengurangi resiko
besar penderita CHF di RS Wahidin kekambuhan serangan CHF.Kebanyakan
Sudirohusodo dan RS Stella Maris Makasar pasien yang mengalami kekambuhan CHF
sudah tidak bekerja atau pensiunan yaitu terjadi karena pasien tidak memenuhi terapi
sebesar 35%. pengobatan dengan tepat, melanggar
Pekerjaan memiliki peran yang sangat pembatasan diet, tidak mematuhi tindak
penting dalam memenuhi kebutuhan hidup lanjut medis, melakukan aktivitas berlebihan
manusia, terutama kebutuhan hidup sosial dan tidak dapat mengenali gejala
dan psikologis (Embi, 2008). Seseorang yang kekambuhan (Smeltzer & Bare, 2002).
tidak bekerja cenderung memiliki Penelitian ini didapatkan bahwa dari
perekonomian yang tidak stabil sehingga 32 responden, sebagian besar responden
memicu kecemasan dan stress dalam memiliki kualitas tidur yang tidak baik yaitu
keluarga. Menurut McPhee & Ganong sebanyak 20 responden (62,5 %). Kualitas
(2010), CHF merupakan sindrom dengan tidur responden yang tidak baik disebabkan
gejala unik yang biasanya diikuti dengan oleh beberapa alasan, seperti sesak napas
intoleransi aktivitas, retensi cairan dan upaya yang dirasakan saat berbaring, nyeri dada,
untuk bernapas normal. Ketidakmampuan lingkungan yang tidak nyaman, dan
jantung memasok darah dalam jumlah kecemasan.Kualitas tidur yang tidak baik ini
memadai ke otot-otot rangka menyebabkan ditandai dengan lamanya waktu untuk
pasien CHF cepat merasa lelah.Aktifitas fisik tertidur, beberapa kali terbangun ditengah
yang cukup dapat meringankan gejala CHF, malam bahkan ada laporan responden yang
tetapi aktifitas yang berlebihan dapat menyatakan tidak tidur selama satu malam.
memperburuk kondisi penderita CHF (Vani, Kualitas tidur merupakan kemampuan
2011). individu untuk tetap tertidur dan
Penelitian ini menunjukkan beberapa mendapatkan jumlah tidur REM dan NREM
responden berhenti bekerja karena simptom yang tepat.Memperoleh kualitas tidur terbaik
yang dirasakan menganggu responden dalam adalah penting untuk peningkatan kesehatan
bekerja secara normal.Hal ini berdampak yang baik dan pemulihan individu yang
pada perekonomian keluarga dan dapat sakit.Klien yang sakit sering kali
menganggu interaksi sosial pasien dengan membutuhkan lebih banyak tidur dan
orang disekitarnya akibat CHF yang dapat istirahat dari pada klien yang sehat (Potter &
membatasi aktifitas fisik yang ingin Perry, 2005).Gangguan-gangguan tidur
dilakukan responden.Sebagian besar memberikan pengaruh terhadap kualitas tidur
1099
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

dan terdapat banyak hal yang menyebabkan pektoris).Nyeri penyakit jantung menyebar
seseorang tidak dapat mempertahankan ke lengan atau pergelangan tangan, rahang
tidurnya sehingga sering terbangun. dan gigi (McGlynn, 2005).
Faktor-faktor yang mempengaruhi Penanganan rasa nyeri harus
tidur seperti lingkungan, penyakit, gaya dilakukan secepat mungkin untuk mencegah
hidup, stres, stimulan dan alkohol, nutrisi, aktivasi saraf simpatis, karena akan
merokok, motivasi dan pengobatan dapat menyebabkan takikardi, vasokontriksi, dan
menjadi penyebab munculnya masalah tidur peningkatan tekanan darah yang pada tahap
(Kozier, 2004). Faktor yang mempengaruhi selanjutnya dapat memperberat beban
tidur pada CHF diantaranya nyeri, jantung. Penanganan nyeri bisa dilakukan
kecemasan, lingkungan, kelebihan cairan, secara farmakologis yaitu dengan pemberian
pengobatan, nokturia, dan Paroxysmal obat-obatan analgesik dan penenang, dan non
Nocturnal Dyspnea (Reddeker, 2012). farmakologis yaitu melalui distraksi,
Penelitian yang dilakukan Triyanta relaksasi dan stimulasi kulit kompres hangat
(2013), tentang hubungan kualitas tidur atau dingin, latihan nafas dalam, dan
dengan denyut jantung dilihat dari gambaran manajemen lingkungan (Muttaqin,
EKG pada pasien infark miokard didapatkan 2008).Penanganan nyeri non farmakologis
hasil sebagian besar responden mempunyai yang dilakukan responden pada penelitian ini
kualitas tidur yang buruk. Hasil penelitian ini diantara relaksasi, musik dan mencoba
sama dengan hasil penelitian yang dilakukan menciptakan suasana yang nyaman untuk
peneliti yang mendapatkan hasil sebagian beristirahat.
besar responden mempunyai kualitas tidur Berdasarkan kecemasan didapatkan
yang tidak baik. bahwa dari 32 responden, sebagian besar
Tidur yang tidak adekuat dan kualitas responden tidak mengalami kecemasan yaitu
tidur yang tidak baik dapat mengakibatkan sebanyak 13 responden (40,6 %). Riwayat
gangguan keseimbangan fisiologi dan rawat inap pertama kali dengan CHF
psikologis. Dampak fisiologi meliputi mempengaruhi kecemasan karena kerusakan
penurunan aktifitas sehari-hari, rasa lelah, organ jantung belum terlalu parah.Serangan
lemah, proses penyembuhan lambat, daya yang berulang dari CHF juga memberikan
tahan tubuh menurun dan ketidakseimbangan pengalaman serta koping yang baik bagi
tanda-tanda vital. Sedangkan dampak pasien CHF.Perilaku koping diperlukan
psikologis meliputi depresi, cemas dan tidak dalam menghadapi kecemasan. Menurut
konsentrasi (Bukit,2011). Ihdaniyati (2008), responden yang
Penelitian yang dilakukan terhadap 32 mengalami kecemasan ringan dan sedang
responden didapatkansebanyak 12 responden melakukan koping yang adaptif dikarenakan
mengalami nyeri sedang (37,5%). mereka dapat mengendalikan perasaan cemas
Karakteristik nyeri yang dilaporkan yang muncul.
responden pada penelitian ini berbeda-beda Kecemasan yang dialami responden
seperti rasa ditusuk-tusuk, nyeri hanya setelah dirawat berbeda ketika reponden
muncul ketika merasakan sesak, dan nyeri mengalami serangan pertama
seperti dihimpit sesuatu yang berat. kali.Kecemasan yang dialami responden
Penelitian Kumalasari (2013) tentang angka mempunyai beberapa alasan yaitu cemas
kematian pasien gagal jantung kongestif di akibat penyakitnya, cemas memikirkan
HCU dan ICU RSUP dr. Kariadi Semarang anggota keluarga yang ditinggalkan dirumah
didapatkan hasil indikasi masuknya pasien dan cemas dengan biaya pengobatan yang
disebabkan oleh nyeri dada sebanyak 8 menyebabkan gelisah dan tidak tenang
responden (18,2%). sehingga istirahat responden
Perawat perlu memberikan perhatian terganggu.Dukungan dari keluarga dapat
khusus pada simptom penyakit pasien seperti membantu mekanisme koping individu
nyeri yang dapat menganggu tidur dengan memberikan dukungan emosi saran-
pasien.Rasa nyeri dada yang timbul pada saran yang positif.Melakukan pendekatan
CHF adalah akibat iskemia (angina religius sesuai dengan keyakinan masing-
1100
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

masing dapat memberikan ketenangan dan pasien CHF mengalami edema dan 77%
membantu pasien mengendalikan tidak mengalami edema. Hal ini sesuai
kecemasannya (Ihdaniyati, 2008). dengan penelitian yang dilakukan peneliti
Kecemasan meningkatkan kadar bahwa sebagian besar responden tidak
norepinefrin dalam darah melalui system mengalami edema.Kelebihan cairan adalah
saraf simpatis, perubahan kimia ini keluhan yang sering dilaporkan pasien saat
menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap dirawat dirumah sakit.Penatalaksanaan
IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak kelebihan cairan dapat dilakukan dengan
perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih diuretik.Manajemen cairan merupakan
sering terbangun (Kozier, 2010). Ihdaniyati strategi yang penting dalam pengobatan
(2008) meneliti tentang hubungan tingkat untuk pasien CHF.Data yang didapat dari
kecemasan dengan mekanisme koping pada catatan rekam medik responden, didapatkan
pasien gagal jantung kongestif di RSU sebagian besar responden telah diberikan
Pandan Arang Boyolali mendapatkan hasil terapi diuretik untuk mengurangi kelebihan
bahwa sebagian responden memiliki tingkat cairan.
kecemasan sedang sebanyak 20 responden Istilah edemaberarti perluasan atau
(66,7 %). pengumpulan volume cairan interstisial.
Penelitian ini menunjukkan bahwa Keadaan ini dapat setempat atau umum,
dari 32 responden, sebagian besar responden tergantung dasar etiologinya.Edema biasanya
mengalami Paroxysmal Nocturnal dikatakan sebagai akumulasi kelebihan
Dyspnea(PND) yaitu sebanyak 18 responden cairan dalam kulit. Namun cairan ini dapat
(56,3 %). Kejadian PND dialami responden pindah ketempat lain, seperti menjadi asites,
setelah beberapa jam tertidur. PND dapat efusi pleura, efusi perikardial, dan edema
terjadi 1-2 kali dalam satu malam sehingga paru.
pasien yang baru mulai terlelap dapat Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terbangun lagi yang mengakibatkan tidak ada hubungan antara tingkat nyeri
gangguan kualitas tidur NREM. dengan kualitas tidur pasien CHF value =
Penelitian yang dilakukan Ekundayo 0,925 < (0,05). Tingkat nyeri yang dialami
(2009) tentang value of orthopnea, responden pada saat masuk rumah sakit lebih
paroxysmal nocturnal dyspnea and tinggi dibandingkan dengan tingkat nyeri
medications in prospective studies of incident pada saat beberapa hari setelah
heart failure menunjukkan bahwa ortopnea dirawat.Berkurangnya nyeri yang dialami
lebih banyak dilaporkan daripada PND.PND responden dapat dipengaruhi oleh
paling sering disebabkan oleh edema paru penanganan nyeri baik secara farmakologis
akibat gagal jantung kongestif.Serangan maupun nonfarmakologis.Setelah
sering disertai batuk, perasaan sesak napas, mendapatkan terapi untuk mengurangi nyeri
keringat dingin, dan takikardia dengan irama responden dapat beristirahat lebih nyaman
gallop.Upaya-upaya yang dapat dilakukan dan mendapatkan kesempatan untuk
pasien CHF untuk mengurangi sesak akibat memperoleh kualitas tidur yang baik.
PND salah satunya adalah pengaturan posisi Penelitian yang dilakukan Silvanasari
yang baik dan benar.Posisi yang dapat (2012), tentang faktor-faktor yang
mengurangi PND yaitu dengan meninggikan berhubungan dengan kualitas tidur yang
bagian kepala menggunakan bantal atau buruk pada lansia didapatkan hasil ada
posisi tempat tidur 30 atau 45 (Mosby, perbedaan rata-rata kualitas tidur lansia yang
2009). sakit dengan lansia yang tidak sakit.Sebagian
Hasil penelitian didapatkan bahwa besar lansia yang sakit mengeluhkan
dari 32 responden, sebagian besar responden perasaan ketidaknyamanan dan nyeri akibat
tidak mengalami edema yaitu sebanyak 26 penyakit yang dialami.Jenis-jenis penyakit
responden (81,3%). Penelitian yang yang dilaporkan lansia adalah hipertensi,
dilakukan Watson (2000), tentang ABC of asma, diabetes melitus, dan penyakit
heart failure clinical features and jantung.Hal ini sesuai dengan teori Potter &
complications mendapatkan bahwa 23% Perry (2005) yang menyatakan bahwa
1101
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

penyakit asma, hipertensi, dan penyakit penyakitnya tidak dapat sembuh dan cemas
jantung dan dapat mengganggu tidur. akan kematian.
Menurut Reddeker (2012), salah satu Berdasarkan kejadian PND
faktor yang mempengaruhi kualitas tidur didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara
adalah nyeri. Penyakit fisik yang diderita PND dengan kualitas tidur pasien CHF
seseorang dapat menyebabkan gangguan value = 0,008 < (0,05). Paroxysmal
tidur.Kekurangan tidur dapat menyebabkan Nocturnal Dyspnea(PND) disebabkan oleh
kurangnya konsentrasi dan mudah marah. perpindahan cairan dari jaringan kedalam
Hasil penelitian ini menunjukkan kompartemen intravaskular sebagai akibat
bahwa ada hubungan antara kecemasan dari posisi terlentang.PND terjadi dimalam
dengan kualitas tidur pasien CHF value = hari yang mengakibatkan pasien terbangun di
0,001 < .(0,05). Kecemasan tentang tengah malam karena mengalami napas yang
masalah pribadi atau situasi dapat pendek dan hebat.Hal ini sesuai dengan
menggangu tidur.Kecemasan menyebabkan penelitian yang dilakukan Melanie (2011)
seseorang menjadi tegang dan seringkali tentang analisis pengaruh sudut posisi tidur
mengarah frustasi apabila tidak tidur (Potter terhadap kualitas tidur dan tanda vital pada
& Perry, 2005). pasien gagal jantung di ruang rawat intensif
Tsaqofah (2013) dalam penelitiannya didapatkan hasil bahwa ada pengaruh antara
tentang hubungan tingkat kecemasan dengan sudut posisi tidur terhadap kualitas tidur
kualitas tidur pada penderita asma bronkial pasien gagal jantung.
berusia lanjut di BKPM Semarang Kejadian PND yang dialami pasien
mendapatkan hasil penelitian bahwa ada CHF terjadi setelah beberapa jam tertidur.
hubungan antara tingkat kecemasan dengan PND muncul diatas pukul 00.00 yang
kualitas tidur. Kecemasan yang dialami berlangsung sekitar 10-20 menit.Upaya yang
responden terjadi karena proses penyakit, dilakukan untuk mengurangi sesak adalah
ketakutan tidak sembuh, penurunan aktifitas meninggikan posisi kepala atau duduk diatas
sehari-hari, dan memikirkan keluarga yang tempat tidur atau tidur dengan posisi
ditinggalkan dirumah. semifowler. Kondisi ini akan menyebabkan
Penelitian Tsaqofah (2013) asupan oksigen membaik sehingga proses
mempunyai variabel penelitian yang berbeda respirasi kembali normal dan menghasilkan
dengan penelitian yang dilakukan peneliti, kualitas tidur yang lebih baik (Melanie,
namun peneliti berasumsi bahwa asma 2011). Terbangunnya pasien CHF setelah
bronkial menyerang organ vital pada manusia beberapa jam tertidur mengakibatkan
yaitu paru-paru begitu juga dengan CHF gangguan tidur pada tahap 3 dan 4 NREM
yang menyerang jantung.Peneliti yang merupakan tahap tidur dalam
menemukan bahwa sebagian besar responden seseorang.
menyatakan sering terbangun pada malam Berdasarkan kelebihan cairan
hari dan sulit untuk memulai tidur.Pasien didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan
menyadarai bahwa kesehatannya terancam antara kelebihan cairan dengan kualitas tidur
karena jantung adalah organ yang penting. pasien CHF value = 0,985 > (0,05).
Kecemasan yang dialami pasien CHF Menurut Reddeker (2012) salah satu faktor
dikarenakan beberapa alasan diantara cemas yang mempengaruhi kualitas tidur pasien
akibat penyakit yang dialaminya, cemas akan CHF adalah kelebihan cairan.Namun peneliti
gejala penyakitnya, dan cemas memikirkan menemukan sebagian besar pasien CHF tidak
anggota keluarga yang ditinggalkan dirumah. mengalami edema pada saat penyebaran
Hal ini sesuai dengan penelitian yang kuesioner yaitu pada hari rawat ketiga.Upaya
dilakukan Ihdaniyati (2008) yang yang telah dilakukan pasien CHF untuk
menyatakan kecemasan yang dialami pasien mengurangi edema diantaranya meninggikan
CHF mempunyai beberapa alasan bagian kaki untuk melawan arah gravitasi.
diantaranya cemas akibat sesak nafas, cemas Edema terjadi apabila tekanan
akan kondisi penyakitnya, cemas jika hidrostatik intravaskuler meningkat, tekanan
osmotik koloid plasma menurun dan
1102
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

gangguan aliran limfe.Meningkatnya tekanan kebutuhan pasien dan dapat melakukan


hidrostatik cenderung memaksa cairan masuk peningkatan fasilitas yang ada dirumah sakit
ke dalam ruang interstisial (Asmadi, seperti tempat tidur yang berstandar SNI
2008).Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu tempat tidur baja beroda dengan
untuk mengatasi edema diantaranya terapi pengaturan posisi, memperhatikan jumlah
diuretik, vasodilator, terapi oksigen, diet pasien dalam satu ruangan dan pembatasan
rendah garam dan pembatasan aktifitas fisik. pengunjung. Pasien CHF diharapkan
Terapi yang digunakan untuk mendapat tambahan informasi tentang faktor-
mengurangi edema menimbulkan efek sering faktor yang mempengaruhi kualitas tidur dan
berkemih. Apabila efek terjadi pada jam tidur upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
dimalam hari, maka akan mengganggu tidur mendapatkan kualitas tidur yang baik.Hasil
pasien. Penelitian yang dilakukan Rahmawan penelitian ini diharapkan menjadi sumber
(2014) tentang hubungan stress psikologi dan informasi untuk ilmu keperawatan dan dapat
obat-obatan dengan kualitas tidur pada pasien dikembangkan lagi oleh peneliti selanjutnya.
kritis mendapatkan hasil sebagian besar
pasien menggunakan obat yang dapat 1
mengganggu kualitas tidur (84,6%). Adapun Fachrunnisa: Mahasiswa Program Studi
beberapa obat yang menimbulkan efek Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
samping yang mempengaruhi kualitas tidur Indonesia.
2
seseorang diantaranya golongan diuretik, Ns. Sofiana Nurchayati, M.Kep: Dosen
penyekat beta, anti depresan, dan stimulan Bidang Keilmuan Keperawatan Medikal
(Potter & Perry, 2006). Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau, Indonesia.
3
PENUTUP Ns. Arneliwati, M.Kep. : Dosen Bidang
KESIMPULAN Keilmuan Keperawatan Komunitas Program
Hasil uji statistik terhadap faktor- Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
faktor yang mempengaruhi kualitas tidur Indonesia.
pasien CHF yang dirawat diruang rawat inap ____________________________________
Flamboyan RSUD Arifin Achmad DAFTAR PUSTAKA
Pekanbaru, pada faktor tingkat nyeri
American Heart Association.(2015). Statistic
diperoleh value 0,925 > (0,05), sehingga
fact sheet 2015 update women &
didapatkan kesimpulan tidak ada hubungan
cardiovascular disease.Diperoleh pada
antara tingkat nyeri dengan kualitas tidur
tanggal 24 Juni 2015 dari
responden. Hasil uji statistik terhadap faktor
http://ahajournal.org.com.
kecemasan diperoleh value 0,001 < (0,05),
Asmadi, (2008).Teknik prosedural
sehingga didapatkan kesimpulan ada
keperawatan: Konsep dan aplikasi
hubungan antara kecemasan dengan kualitas
kebutuhan dasar klien. Jakarta :
tidur responden. Hasil uji statistik terhadap
Salemba Medika.
faktor pernapasan (PND) diperoleh value
Brashers, V. L. (2008).Aplikasi klinis
0,008 < (0,05), sehingga didapatkan
patofisiologi pemeriksaan &
kesimpulan ada hubungan antara pernpasan
manajemen edisi 2.Jakarta: EGC..
(PND) dengan kualitas tidur responden. Hasil
Bukit, S. T. (2011). Hubungan kualitas tidur
uji statistik terhadap faktor kelebihan cairan
dengan intensitas nyeri pada penderita
diperoleh value 0,985 > (0,05), sehingga
nyeri punggung bawah dan nyeri
didapatkan kesimpulan tidak ada hubungan
kepala primer.Tesis. FK Universitas
antara kelebihan cairan dengan kualitas tidur
Sumatera Utara. Medan. Diperoleh
responden.
tanggal 25 Desember 2014 dari
http://respiratory.usu.ac.id/handle/1234
SARAN
56789/29432.
Institusi Rumah sakit diharapkan
Ekundayo, J. O. (2009). Value of orthopnea,
lebih meningkatkan lagi pelayanan kesehatan
Paroxysmal Nocturnal Dyspnea, and
khususnya perawat untuk pelayanan serta
1103
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

medications in prospective population Melanie, R. (2011). Analisis pengaruh sudut


studies of incident heart failure. posisi tidur terhadap kualitas tidur
University of Albama: NIH Public dan tanda-tanda vital pada pasien
Access. gagal jantung di ruang rawat intensif
Embi, A. M. (2008). Cabaran dunia RSUP. Dr, Hasan Sadikin Bandung.
pekerjaan. Kuala Lumpur: PRIN_AD Stikes Jenderal A. Yani Cimahi.
SDN. Diperoleh pada tanggal 20 Juni 2015
Ihdaniyati, A. I. (2008). Hubungan tingkat dari
kecemasan dengan mekanisme koping http://stikesayani.ac.id/publikasi/e-
pada pasien gagal jantung kongestif di journal/files/2012/201208-008.pdf.
RSU Pandan Arang Boyolali.Diperoleh Mosby's Medical Dictionary.(2009).
pada tangal 18 Juni 2015 dari Anticipatory Guidance 8th
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/. edition.Elsevier.
Irnizarifka.(2011). Buku saku jantung Muttaqin, A. (2008). Pengantar asuhan
dasar.Bogor: Ghalia Indonesia. keperawatan klien dengan gangguan
Kasdu. (2004). Kiat sehat & bahagia di usia sistem persarafan. Jakarta: Salemba
menopause.Jakarta: Puspaswara. Medika.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, Nancy & Kathy.(2012). Sleep disorder in
S. J. (2010). Buku ajar fundamental patients with heart
keperawatan konsep, proses, & praktik failure.Jurnal.Millikin University.
edisi 7 volume 2. Jakarta: EGC. Diperoleh tanggal 07 Januari 2014 dari
Komalasari, Dewi. (2011). Hubungan antara http://www.aahfn.org/index.php/online
tingkat kecemasan dengan kualitas _courses_test1/count_track?id=3.
tidur pada ibu hamil trimester III di Nurhayati, E. (2009). Gambaram faktor
puskesmas Jatinangor Kabupaten resiko pada pasien penyakit gagal
Sumedang.Diperoleh tanggal 12 jantung kongestif di ruang X.A RSUP
Januari 2015 dari Dr. Hasan Sadikin Bandung: Jurnal
http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article Kesehatan Kartika.
/view/727. Putra. (2003). Pengaruh pemberian
Kumalasari, E. Y. (2013). Angka kematian Cognitive Support terhadap koping
pasien gagal jantung kongestif di HCU pada pasien Congestive Heart Failure
dan ICU RSUP Dr. Kariadi di RSU Dr. Soetomo Surabaya.
Semarang.Diperoleh tanggal 01 Juli Diperoleh pada tanggal 25 Juni 2015
2015 dari dari
http://eprints.undip.ac.id/43854/1/Etha http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstrea
_Yosy_K_Lap.KTI_BAB_0.pdf. m/handle/
Kusuma, D. (2007). Olahraga untuk orang Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005).
sehat dan penderita penyakit Keperawatan dasar: konsep, proses,
jantung.Jakarta: Universitas Indonesia. dan praktik edisi 4. Jakarta: Salemba
Marwiati.(2005). Hubungan tingkat Medika.
kecemasan dengan strategi koping Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku
pada keluarga dengan anggota ajar fundamental:konsep, proses, dan
keluarga yang dirawat dengan penyakit praktik edisi 4. Jakarta: Salemba
jantung di RSUD Ambarawa Medika.
2005.Jurnal kesehatan Surya Medika Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010).
Yogyakarta: Yogyakarta. Fundamental Keperawatan Ed. 7.
McGlynn, T. J. (2005). Adams diagnosis fisik Jakarta: Salemba Medika.
edisi 17. Jakarta: EGC. Rahmawan.(2014). Hubungan obat-obatan
McPhee, S. J., & Ganong, W. F. (2010). dengan kualitas tidur pasien kritis
Patofisiologi penyakit: Pengantar diruang rawat intensif RSUD Tugurejo
menuju kedokteran klinis. Jakarta: Semarang.Diperoleh pada tanggal 01
EGC. Juli 2015 di
1104
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015

http://digilib.unimus.ac.id/files.disk1/15 Watson, R, D, S. (2000).Clinical features


3/jtptunimus-gdl-ekarahmawa-7604-5- and complications.Diperoleh pada
babiv.pdf. tanggal 20 juli 2015 di
Redeker, N. S. (2012). Nocturia, sleep and http://www.ncbi.nih.gov/pmc/articles/P
daytime function in stable heart MC1117436/pdf/236.pdf.
failure.Jurnal.Yale University School
of Nursing. New Haven.
Rekam Medis RSUD Arifin Ahmad.(2014).
Prevalensi pasien dengan gangguan
sistem kardiovaskular di RSUD Arifin
Ahmad. Pekanbaru: RSUD Arifin
Ahmad.
Riskesdas. (2007). Jakarta: Badan penelitian
dan Pengembangan kesehatan,
Departemen kesehatan Republik
Indonesia.
Silvanasari, I. A. (2013). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kualitas tidur
yang buruk pada lansia di desa
Wonojati kecamatan Jenggawah
Kabupaten Jember. Diperoleh pada
tanggal 1 Juli 2015 dari
http://hdl.handle.net/123456789/3229.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Buku
ajar keperawatan medikal bedah
Brunner & Suddarth volume 3 edisi 8
(Monica E & Ellen P, Penerjemah).
Jakarta: EGC.
Triyanta.(2013). Hubungan antara kualitas
tidur dengan denyut jantung dilihat
dari gambaran EKG pada pasien infark
miokard di ruang ICVCU RSUD Dr.
Moewardi Surakarta tahun 2011.
Politeknik Kesehatan Surakarta: Jurnal
KesMaDaSka.
Tsaqofah, F. (2013). Hubungan tingkat
kecemasan dengan kualitas tidur pada
penderita asma bronkhial berusia
lanjut di BKPM Semarang.Diperoleh
pada tanggal 30 Juni 2015 dari
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/1
52/jtptunimus-gdl-festitsaqo-7563-1-
5.abstra-x.pdf.
Udjianti, W. J. (2011). Keperawatan
kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
Vani, S. C. (2011). Penyakit penyerta dan
gaya hidup pada penyakit Congestive
Heart Failure (CHF) di RS. Dr.
Wahidin Sudirohusodo dan RS.Stella
Maris Makasar tahun 2011.Diperoleh
pada tanggal 21 Juni 2015 dari
http://respiratory.unhas.ac.id/.
1105

You might also like