Professional Documents
Culture Documents
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
1)
Putut Jatmiko,2) Andeka Rocky Tanaamah, 3) George J.L. Nikijuluw
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
E-mail : 702011064@student.uksw.edu, 2) atanaamah@staff.uksw.edu,
1)
3)
george.nikijuluw@staff.uksw.edu
Abstract
Keyword : Learning media, ICT, SMK Negeri 3 Salatiga, Teacher, Linear Regression.
Abstrak
Kata kunci : Media Pembelajaran, TIK, SMK Negeri 3 Salatiga, Guru, Regresi Linier
1
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
2
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
3
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
vii
1. Pendahuluan
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak yang
positif dalam berbagai bidang, salah satunya pendidikan. Perkembangan teknologi
komputer dan internet memberikan banyak pilihan bagi dunia pendidikan untuk
menunjang proses pembelajaran. Kecepatan mendapatkan informasi serta fasilitas
multimedia memungkinkan seorang pendidik mencari atau membuat media
pembelajaran yang menarik. Pemanfatan teknologi informasi dan komunikasi
dalam pembelajaran dapat mendorong peserta didik untuk memperluas wawasan
dan pengetahuan tentang dunia sainstek yang berkembang dan mutahir sehingga
merangsang hasrat dan upaya peserta didik melakukan eksplorasi dan inovasi [1].
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, pada bagian
kompetensi Pedagogik Guru SMA, dikatakan bahwa kompetensi guru mata
pelajaran adalah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran yang diampu [2]. Berdasar pada peraturan tersebut, dengan kata
lain seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
cukup tentang teknologi informasi dan komunikasi.
SMK Negeri 3 Salatiga merupakan salah satu sekolah negeri percontohan
untuk penerapan kurikulum 2013 dan ujian nasional online. Berdasarkan
observasi dan pengalaman peneliti selama kurang lebih 3 bulan PPL di SMK
Negeri 3 Salatiga, sekolah telah memiliki sarana prasarana pendukung
pembelajaran berbasis TIK seperti: laboratorium komputer, laboratorium bahasa,
lcd projector, dan akses internet. Masalah dalam penelitian ini adalah masih
banyak guru yang belum memanfaatkan teknologi yang tersedia tersebut secara
optimal dalam proses belajar mengajar. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi guru dalam memanfaatkan media TIK
untuk proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang dan masalah diatas maka rumusan masalah
penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi guru dalam
pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga. Tujuan
dari penelitian ini, untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi guru
dalam pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Destiana, dan Soenarto (2014)
yang berjudul Faktor determinan pemanfaatan TIK dan pengaruhnya terhadap
kinerja guru SMK di Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: pengaruh faktor sosial, kemudahan penggunaa, kesesuaian tugas,
harapan hasil, terhadap pemanfaatan TIK, serta pengaruh pemanfaatan TIK
terhadap kinerja guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Faktor kemudahan
berpengaruh paling tinggi terhadap pemanfaatan TIK, di ikuti faktor sosial, dan
faktor kesesuaian tugas. Faktor harapan hasil tidak berpengaruh terhadap
pemanfaatan TIK oleh guru SMK di Kabupaten Gunungkidul, dan pemanfaatan
TIK berpengaruh terhadap kinerja guru.[3]
1
Penelitian lainnya dilakukan oleh Fathurrahman, Hasyim, dan Holilulloh
(2014) berjudul Faktor faktor yang mempengaruhi minat guru PKn dalam
menggunakan media berbasis TIK di SMA Negeri se Bandar Lampung bertujuan
untuk menganalisis beberapa faktor yang mempengaruhi minat guru pendidikan
kewarganegaraan dalam menggunakan media berbasis teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran di sekolah menengah atas negeri se-Bandar
Lampung. Hasil penelitian menunjukkan faktor sikap menjadi faktor yang paling
tinggi mempengaruhi minat guru PKn untuk menggunakan media berbasis TIK,
diikuti faktor fasilitas, faktor usia, dan faktor kelompok sosial.[4]
Berdasarkan pada dua penelitian terdahulu terlihat bahwa faktor
kemudahan, faktor sosial, dan faktor kesesuaian tugas, faktor minat, faktor
fasilitas, faktor usia, dan faktor kelompok sosial dapat berpengaruh terhadap
pemanfaatan TIK. Selain faktor-faktor tersebut menurut Siahaan faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi guru dalam pemanfaatan TIK dalam kegiatan
pembelajaran adalah : (1) Pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan guru di
bidang TIK dapat mempengaruhi pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran;
(2) Pengalaman guru menggunakan perangkat TIK dalam kegiatan mereka sehari-
hari akan memudahakan mereka dalam mempelajari atau menggunakan media
pembelajaran; (3) Guru belum mengetahui manfaat atau potensi TIK; (4) Adanya
pressure yang berupa kebijakan dari supra sistem dapat juga menjadi salah satu
pertimbangan bagi kepala sekolah dan guru untuk menerapkan pemanfaatan TIK
dalam kegiatan pembelajaran; (5) Pelatihan untuk mengembangkan kompetensi
guru dalam bidang TIK [5]. Pendapat tersebut senada dengan Istiningsih yang
menyatakan bahwa: (1) Faktor infrastruktur yang berkaitan dengan tersedianya
sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran dengan pemanfaatan TIK; (2)
Faktor sumber daya manusia yang menuntut ketersediaan human brain yang
menguasai teknologi tinggi; (3) Faktor kebijakan sekolah atau peraturan sekolah
dalam pemanfaatan TIK akan berpengaruh dalam pemanfaatan media TIK dalam
pembelajaran [6].
Berdasarkan penelitian sebelumnya dalam penelitian ini akan berorientasi
pada sembilan faktor yang dapat mempengaruhi guru dalam pemanfaatan media
TIK dalam pembelajaran. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor fasilitas, faktor
pemahaman, faktor minat, faktor sikap, faktor pengalaman, faktor kemudahan,
faktor kemanfaatan, faktor peraturan, dan faktor pelatihan.
2.4 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0 : Faktor fasilitas, pemahaman, minat, sikap, pengalaman, kemudahan,
kemanfaatan, peraturan, pelatihan tidak berpengaruh terhadap
pemanfaatan media TIK.
H1 : Faktor fasilitas, pemahaman, minat, sikap, pengalaman, kemudahan,
kemanfaatan, peraturan, pelatihan berpengaruh signifikan terhadap
pemanfaatan media TIK.
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri (independen) baik satu
variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan antara
variable satu dengan yang lain [13]. Analisis data bersifat kuantitatif dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Hasil penelitian yang
kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian
yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisis statistik karena data
penelitian berupa numeric atau angka. Data-data yang diperoleh sebelum disajikan
dalam bentuk informasi akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan bantuan
program SPSS (Statistical program for Social Science).
3
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran SMK Negeri 3
Salatiga berjumlah 84 guru. Karena penelitian ini menggunakan seluruh anggota
populasi sebagai sampel maka penelitian ini merupakan penelitian populasi [14].
4
4. Analisis Hasil Pengujian
Jumlah kuisioner yang dibagikan kepada guru mata pelajaran di SMK
Negeri 3 Salatiga adalah sebanyak 84 kuisioner. Tingkat pengembalian (respon
rate) kuisioner 82% yaitu 69 kuisioner, dan yang tidak kembali berjumlah 15
kuisioner. Adapun gambaran umum tentang tanggapan mengenai variabel-
variabel penelitian secara rata-rata ditunjukkan melalui tabel dibawah ini:
Tabel 2
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel N Min Max Mean
Fasilitas (X1) 69 2,0 5,0 4,159
Pemahaman (X2) 69 2,0 5,0 4,101
Minat (X3) 69 2,0 5,0 3,942
Sikap (X4) 69 2,0 5,0 3,841
Pengalaman (X5) 69 2,0 5,0 3,797
Kemudahan (X6) 69 3,0 5,0 4,043
Kemanfaatan (X7) 69 2,0 5,0 3,971
Peraturan (X8) 69 1,0 4,0 3,058
Pelatihan (X9) 69 3,0 5,0 4,145
Pemanfaatan (Y) 69 2,0 5,0 3,971
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 2 dengan jumlah sampel
sebanyak 69, nilai mean diatas nilai rata-rata 3. Hal ini menunjukkan bahwa
responden cenderung setuju atas pernyataan yang terdapat pada masing-masing
variabel.
5
Tabel 3 Uji Validitas
No
Variabel rhitung Keterangan
Item
1 0,190 Tidak Valid
Fasilitas (X1)
2 0,433 Valid
Pemahaman (X2) 3 0,451 Valid
Minat (X3) 4 0,478 Valid
Sikap (X4) 5 0,760 Valid
6 0,346 Valid
Pengalaman (X5)
7 0,432 Valid
8 0,435 Valid
Kemudahan (X6)
9 0,559 Valid
10 0,517 Valid
Kemanfaatan (X7)
11 0,519 Valid
12 0,552 Valid
Peraturan (X8)
13 0,612 Valid
Pelatihan (X9) 14 0,376 Valid
15 0,414 Valid
16 0,816 Valid
Pemanfaatan (Y)
17 0,824 Valid
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan item1 mempunyai nilai rhitung < rtabel
(0,190 < 0,234) dinyatakan tidak valid, maka tidak diikutkan pada analisis
selanjutnya.
6
4.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara viriabel bebas, karena
jika hal tersebut terjadi maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau
terjadi kemiripan. Untuk mendeteksi apakah terjadi problem multikolinieritas
dapat melihat nilai variace inflation factor (VIF). Bila nilai VIF <10 maka dapat
dikatakan terbebas dari multikolinearitas (non multikolinearitas) [16]. Dari hasil
analisis diperoleh nilai VIF masing-masing variabel bebas seperti yang tercantum
pada tabel berikut:
Tabel 5 Uji Multikolinearitas
Variabel Bebas VIF Keterangan
Fasilitas (X1) 1,229 Non Multikolinearitas
Pemahaman (X2) 1,303 Non Multikolinearitas
Minat (X3) 1,158 Non Multikolinearitas
Sikap (X4) 2,077 Non Multikolinearitas
Pengalaman (X5) 1,168 Non Multikolinearitas
Kemudahan (X6) 1,400 Non Multikolinearitas
Kemanfaatan (X7) 1,475 Non Multikolinearitas
Peraturan (X8) 1,292 Non Multikolinearitas
Pelatihan (X9) 1,146 Non Multikolinearitas
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui variabel bebas dalam penelitian
ini memiliki Variance Inflation Faktor (VIF) < 10, sehingga dapat dikatakan tidak
terdapat gejala multikolinearitas antara varibel bebas dalam penelitian ini.
7
Tabel 6 Uji Heteroskedastisitas
Variabel Bebas Sig. Keterangan
Fasilitas (X1) 0,305 Homoskedastisitas
Pemahaman (X2) 0,468 Homoskedastisitas
Minat (X3) 0,102 Homoskedastisitas
Sikap (X4) 0,490 Homoskedastisitas
Pengalaman (X5) 0,584 Homoskedastisitas
Kemudahan (X6) 0,523 Homoskedastisitas
Kemanfaatan (X7) 0,964 Homoskedastisitas
Peraturan (X8) 0,270 Homoskedastisitas
Pelatihan (X9) 0,690 Homoskedastisitas
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa signifikansi hasil korelasi
semua variabel independen lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa pada model regresi yang digunakan tidak terjadi heteroskedastisitas.
8
Tabel 8
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Variabel Bebas Coefficients (B) Coefficients ()
t Sig.
(Constant) -1,940 -3,293 0,002
Fasilitas (X1) 0,195 0,208 2,823 0,006
Pemahaman (X2) 0,254 0,234 3,072 0,003
Minat (X3) 0,120 0,155 2,158 0,035
Sikap (X4) 0,241 0,276 2,873 0,006
Pengalaman (X5) 0,038 0,030 0,411 0,683
Kemudahan (X6) 0,246 0,181 2,291 0,026
Kemanfaatan (X7) 0,243 0,189 2,336 0,023
Peraturan (X8) 0,096 0,123 1,620 0,111
Pelatihan (X9) 0,062 0,061 0,856 0,396
T tabel = 2,001
R = 0,859
R Square = 0,738
Adjusted R Square = 0,698
F hitung = 18,492
F tabel = 2,04
Sign. F = 0,000
= 0,05
Sumber: Data primer diolah.
Persamaan model regresi berdasarkan tabel hasil analisis di atas adalah :
Y = -1,940 + 0,195X1 + 0,254X2 + 0,120X3 + 0,241X4 + 0,038X5 +
0,246X6 + 0,243X7 + 0,096X8 + 0,062X9 + e
9
5.1 Ketersediaan Fasilitas Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran
berbasis TIK
Berdasarkan tabel 8 fasilitas memiliki nilai thitung sebesar 2,823. Nilai ini
lebih besar dari ttabel (2,823 > 2,001) atau nilai signifikansi lebih kecil dari
(0,006 < 0,05). Hasil ini memperlihatkan bahwa fasilitas berpengaruh terhadap
pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga.
Tabel 9
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Ketersediaan Fasilitas
Fasilitas Fasilitas Mendukung (%)
Mencukupi Sangat Tidak Kurang Sangat
(%) Setuju Total
Tidak Setuju Setuju Setuju Setuju
Sangat Tidak
- - - 2,9 1,4 4,3
Setuju
Tidak Setuju - - 1,4 15,9 - 17,4
Ragu-ragu - - 4,3 23,2 11,6 39,1
Setuju - 1,4 2,9 18,8 13,0 36,2
Sangat Setuju - - - 1,4 1,4 2,9
Total - 1,4 8,7 62,3 27,5 100
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan data pada tabel 9 maka terlihat bahwa 69,8% responden
menyatakan fasilitas sudah mendukung, namun hanya 39,1% menyatakan bahwa
fasilitas sudah mencukupi, dimana terdapat 39,1% menyatakan bahwa mereka
masih ragu apakah fasilitas tersebut mencukupi.
Mengacu pada data tersebut, maka terlihat bahwa fasilitas berperan
penting dalam pemanfaatan media TIK. Dengan semakin lengkap fasilitas TIK
yang dimiliki oleh sekolah, maka guru akan semakin nyaman untuk mengunakan
media TIK dalam kegiatan pembelajaran. Hasil ini juga menggambarkan bahwa
fasilitas laboratorium komputer, laboratorium bahasa, LCD projector, dan akses
internet yang dimiliki oleh SMK Negeri 3 sudah mendukung pembelajaran
berbasis TIK.
Tabel 11
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Minat Menggunakan TIK
Tertarik Menggunakan (%)
Sangat Sangat
Tidak Setuju KurangSetuju Setuju Total
Tidak Setuju Setuju
- 1,4 5,8 55,1 21,7 100
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan data pada tabel 11 maka terlihat bahwa 76,8% responden
menyatakan tertarik menggunakan media TIK, dimana terdapat 5,8% menyatakan
bahwa mereka kurang setuju atau kurang tertarik, dan hanya 1,4% yang tidak
tertarik menggunakan media TIK. Hasil ini menunjukan bahwa ketertarikan guru
untuk menggunakan media TIK sangat besar. Minat atau ketertarikan guru
terhadap suatu media TIK dapat menjadi suatu alasan mereka untuk menggunakan
media TIK dalam pembelajaran.
11
Berdasarkan data pada tabel 12 maka terlihat bahwa 76,8% responden
menyatakan lebih menyukai menggunakan media TIK, 18,8% kurang setuju, dan
4,3% yang tidak menyukai menggunakan media TIK. Hal ini menunjukkan ketika
guru merasa bahwa media TIK sebagai alat yang membantu dalam kegiatan
pembelajaran, maka mereka akan menunjukkan sikap positif dan lebih menyukai
menggunakan TIK dalam kegiatan belajar mengajar.
12
Tabel 14
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kemudahan Media TIK
Mudah di Kemudahan menjadi alasan penggunaan media TIK (%)
Operasikan. Sangat Sangat
(%) Tidak Setuju KurangSetuju Setuju Total
Tidak Setuju Setuju
Ragu-ragu - - 8,7 - - 8,7
Setuju - - 1,4 68,1 10,1 79,7
Sangat
Setuju - - - 5,8 5,8 11,6
Total - - 10,1 73,9 15,9 100
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan data pada tabel 14 maka terlihat bahwa 91,3% responden
menyatakan media TIK mudah dioperasikan, dimana 89,8% menyatakan bahwa
kemudahan menjadi alasan mereka menggunakan media TIK. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar guru merasa bahwa media TIK yang
digunakan untuk pembelajaran mudah untuk digunakan atau dioperasikan.
Dengan semakin mudah suatu media TIK digunakan, maka akan menimbulkan
keinginan guru untuk menggunakannya dalam kegiatan belajar mengajar.
Tabel 15
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Manafaat Media TIK
Membuat Menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi(%)
lebih
termotivasi Sangat Sangat
Tidak Setuju KurangSetuju Setuju Total
(%) Tidak Setuju Setuju
Sangat
Tidak Setuju - - - - - -
Tidak Setuju - 1,4 - - - 1,4
Ragu-ragu - - 8,7 - - 8,7
Setuju - - 1,4 72,5 7,2 81,2
Sangat
Setuju - - - 5,8 2,9 8,7
Total - 1,4 10,1 78,3 10,1 100
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan data pada tabel 15 maka terlihat bahwa 89,9% responden
menyatakan media TIK membuat siswa lebih termotivasi mengikuti pembelajaran,
dan 88,4% menyatakan dapat menambah pengetahuan siswa tentang
13
perkembangan teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan guru dengan
menggunakan media TIK dalam proses belajar mengajar akan memberikan
manfaat yang positif bagi siswa. Dengan kesadaran guru akan banyaknya manfaat
yang didapatkan ketika menggunakan media TIK maka akan menambah motivasi
untuk memanfaatkannya secara berkelanjutan dalam setiap pembelajaran.
14
Tabel 17
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pelatihan
Meningkatkan keterampilan (%)
Mengikuti Sangat
pelatihan (%) Tidak Kurang Sangat
Tidak Setuju Total
Setuju Setuju Setuju
Setuju
Sangat Tidak - - - - - -
Setuju
Tidak Setuju - - - - - -
Ragu-ragu - - 11,6 1,4 4,3 17,4
Setuju - - - 49,3 4,3 53,6
Sangat Setuju - - 1,4 5,8 21,7 29,0
Total - - 13,0 56,5 30,4 100,0
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan data pada tabel 17 maka terlihat bahwa 82,6% responden
menyatakan pernah mengikuti pelatihan, dimana 86,4% setuju pelatihan
meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran
berbasis TIK. Hal ini menunjukan bahwa guru yang telah mengikuti suatu
pelatihan atau seminar belum tentu langsung menerapkan dalam kegiatan
pembelajarannya. Namun pelatihan masih sangat diperlukan karena dengan
peningkatan ketrampilan guru akan mempengaruhi faktor yang lain seperti
ketrampilan dan pengalaman guru dalam pemanfaatan media pembelajaran
berbasis TIK.
15
7. Daftar Pustaka
[1] Ali, M. 2009. Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional. Jakarta:
Grasindo.
[2] Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas.
[3] Destiana, B, dan Soenarto, S. 2014. Faktor Determinan Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Pengaruhnya Terhadap
Kinerja Guru SMK di Kabupaten Gunungkidul (Doctoral dissertation,
UNY). Jurnal Pendidikan Vokasi,4(3).
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpv/article/view/2555/2109
[4] Fathurrahman, F., Hasyim, A., dan Holilulloh, H. 2014. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Minat Guru PKn Dalam Menggunakan Media
Berbasis TIK. Jurnal Kultur Demokrasi, 2(3).
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JKD/article/view/4308
[5] Siahaan, S. 2009. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
dalam pembelajaran. Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional.
[6] Istiningsih. 2012. Pemanfaatan TIK Dalam Pembelajaran. Yogyakarta :
Skripta Media Creative.
[7] Smaldino, Sharon .E, Deborah L. Lowthe ., & James D Russe. 2011.
Instructional Technology and Media for Learning: Teknologi
Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta: Kencana.
[8] Miarso, Y. 2004. Menyemai benih teknologi pendidikan. Kencana,
diterbitkan atas kerja sama dengan Pustekkom-Diknas.
[9] Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
[10] Rusman, D. K., & Riyana, C. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
[11] Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. 2011. Panduan Implementasi
Pembelajaran Berbasis TIK di SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah.
[12] Kusnandar, Ade. 2008. Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran. Jakarta:
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan-Departemen
Pendidikan Nasional.
[13] Sugiyono. 2011. Metode pene litian kuantitatif kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
[14] Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
: Rineka Cipta.
[15] Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. PT Elex Media
Komputindo, Jakarta.
[16] Nugroho, A. N. 2005. Strategi Jitu memilih Metode Statistik Penelitian
dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.
16