You are on page 1of 23

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis TIK


Di SMK Negeri 3 Salatiga

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh : Putut Jatmiko


NIM : 702011064

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer


Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
November 2015
i
ii
iii
iv
v
vi
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis TIK
Di SMK Negeri 3 Salatiga

1)
Putut Jatmiko,2) Andeka Rocky Tanaamah, 3) George J.L. Nikijuluw
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
E-mail : 702011064@student.uksw.edu, 2) atanaamah@staff.uksw.edu,
1)
3)
george.nikijuluw@staff.uksw.edu

Abstract

ICT-based learning is an effort to take advantage of the advances in information


technology and communication to support the learning process. The purpose of this study
is to analyze the factors that influence teachers in using ICT-based learning media at
SMK Negeri 3 Salatiga. The method in this research is descriptive quantitative method.
The technique of data collection is questionnaires, and data analysis is linear regression. ,
with samples analyzed totaled 69 questionnaire. Results of research and data analysis
shows that there are six factors that affect teachers in using ICT-based learning media in
SMK Negeri 3 Salatiga including facilities, understanding, interest, attitude, convenience,
and worthiness. The three other factors dont have any effect, namely the experience,
regulation, and training.

Keyword : Learning media, ICT, SMK Negeri 3 Salatiga, Teacher, Linear Regression.

Abstrak

Pembelajaran berbasis TIK adalah upaya memanfaatkan kemajuan teknologi informasi


dan komunikasi untuk mendukung proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi guru dalam pemanfaatan media
pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan
kuisioner, dan analisis data menggunakan Regresi Linier, dengan sampel yang dianalisis
berjumlah 69 kuisioner. Hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa terdapat
enam faktor yang mempengaruhi guru terhadap pemanfaatan media pembelajaran
berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga meliputi faktor fasilitas, faktor pemahaman,
faktor minat, faktor sikap, faktor kemudahan, dan faktor kemanfaatan. Sementara tiga
faktor tidak berpengaruh yaitu faktor pengalaman, faktor peraturan, dan faktor pelatihan.

Kata kunci : Media Pembelajaran, TIK, SMK Negeri 3 Salatiga, Guru, Regresi Linier

1
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
2
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
3
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
vii
1. Pendahuluan
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak yang
positif dalam berbagai bidang, salah satunya pendidikan. Perkembangan teknologi
komputer dan internet memberikan banyak pilihan bagi dunia pendidikan untuk
menunjang proses pembelajaran. Kecepatan mendapatkan informasi serta fasilitas
multimedia memungkinkan seorang pendidik mencari atau membuat media
pembelajaran yang menarik. Pemanfatan teknologi informasi dan komunikasi
dalam pembelajaran dapat mendorong peserta didik untuk memperluas wawasan
dan pengetahuan tentang dunia sainstek yang berkembang dan mutahir sehingga
merangsang hasrat dan upaya peserta didik melakukan eksplorasi dan inovasi [1].
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, pada bagian
kompetensi Pedagogik Guru SMA, dikatakan bahwa kompetensi guru mata
pelajaran adalah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran yang diampu [2]. Berdasar pada peraturan tersebut, dengan kata
lain seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
cukup tentang teknologi informasi dan komunikasi.
SMK Negeri 3 Salatiga merupakan salah satu sekolah negeri percontohan
untuk penerapan kurikulum 2013 dan ujian nasional online. Berdasarkan
observasi dan pengalaman peneliti selama kurang lebih 3 bulan PPL di SMK
Negeri 3 Salatiga, sekolah telah memiliki sarana prasarana pendukung
pembelajaran berbasis TIK seperti: laboratorium komputer, laboratorium bahasa,
lcd projector, dan akses internet. Masalah dalam penelitian ini adalah masih
banyak guru yang belum memanfaatkan teknologi yang tersedia tersebut secara
optimal dalam proses belajar mengajar. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi guru dalam memanfaatkan media TIK
untuk proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang dan masalah diatas maka rumusan masalah
penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi guru dalam
pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga. Tujuan
dari penelitian ini, untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi guru
dalam pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga.

2. Tinjauan Pustaka
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Destiana, dan Soenarto (2014)
yang berjudul Faktor determinan pemanfaatan TIK dan pengaruhnya terhadap
kinerja guru SMK di Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: pengaruh faktor sosial, kemudahan penggunaa, kesesuaian tugas,
harapan hasil, terhadap pemanfaatan TIK, serta pengaruh pemanfaatan TIK
terhadap kinerja guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Faktor kemudahan
berpengaruh paling tinggi terhadap pemanfaatan TIK, di ikuti faktor sosial, dan
faktor kesesuaian tugas. Faktor harapan hasil tidak berpengaruh terhadap
pemanfaatan TIK oleh guru SMK di Kabupaten Gunungkidul, dan pemanfaatan
TIK berpengaruh terhadap kinerja guru.[3]
1
Penelitian lainnya dilakukan oleh Fathurrahman, Hasyim, dan Holilulloh
(2014) berjudul Faktor faktor yang mempengaruhi minat guru PKn dalam
menggunakan media berbasis TIK di SMA Negeri se Bandar Lampung bertujuan
untuk menganalisis beberapa faktor yang mempengaruhi minat guru pendidikan
kewarganegaraan dalam menggunakan media berbasis teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran di sekolah menengah atas negeri se-Bandar
Lampung. Hasil penelitian menunjukkan faktor sikap menjadi faktor yang paling
tinggi mempengaruhi minat guru PKn untuk menggunakan media berbasis TIK,
diikuti faktor fasilitas, faktor usia, dan faktor kelompok sosial.[4]
Berdasarkan pada dua penelitian terdahulu terlihat bahwa faktor
kemudahan, faktor sosial, dan faktor kesesuaian tugas, faktor minat, faktor
fasilitas, faktor usia, dan faktor kelompok sosial dapat berpengaruh terhadap
pemanfaatan TIK. Selain faktor-faktor tersebut menurut Siahaan faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi guru dalam pemanfaatan TIK dalam kegiatan
pembelajaran adalah : (1) Pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan guru di
bidang TIK dapat mempengaruhi pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran;
(2) Pengalaman guru menggunakan perangkat TIK dalam kegiatan mereka sehari-
hari akan memudahakan mereka dalam mempelajari atau menggunakan media
pembelajaran; (3) Guru belum mengetahui manfaat atau potensi TIK; (4) Adanya
pressure yang berupa kebijakan dari supra sistem dapat juga menjadi salah satu
pertimbangan bagi kepala sekolah dan guru untuk menerapkan pemanfaatan TIK
dalam kegiatan pembelajaran; (5) Pelatihan untuk mengembangkan kompetensi
guru dalam bidang TIK [5]. Pendapat tersebut senada dengan Istiningsih yang
menyatakan bahwa: (1) Faktor infrastruktur yang berkaitan dengan tersedianya
sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran dengan pemanfaatan TIK; (2)
Faktor sumber daya manusia yang menuntut ketersediaan human brain yang
menguasai teknologi tinggi; (3) Faktor kebijakan sekolah atau peraturan sekolah
dalam pemanfaatan TIK akan berpengaruh dalam pemanfaatan media TIK dalam
pembelajaran [6].
Berdasarkan penelitian sebelumnya dalam penelitian ini akan berorientasi
pada sembilan faktor yang dapat mempengaruhi guru dalam pemanfaatan media
TIK dalam pembelajaran. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor fasilitas, faktor
pemahaman, faktor minat, faktor sikap, faktor pengalaman, faktor kemudahan,
faktor kemanfaatan, faktor peraturan, dan faktor pelatihan.

2.2 Media Pembelajaran


Media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan mempunyai peran
yang penting dalam proses belajar mengajar. Media berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari Medium yang berarti Perantara atau
Pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.
Terdapat enam jenis dasar dari media yaitu : teks, media audio, media visual,
media proyeksi gerak, benda - benda tiruan atau miniatur, dan manusia.[5]
Dalam proses belajar mengajar media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauna si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali [6]. Fungsi utama media
2
pembelajaran dalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim,
kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru, dan
bertujuan mempermudah komunikasi dan belajar [7]. Dengan pemilihan media
pembelajaran yang tepat dan menarik digunakan oleh pendidik, diharapkan
peserta didik mampu memahami materi yang disampaikan serta meningkatkan
keefektifan proses pembelajaran.

2.3 Pembelajaran Berbasis TIK


Information and Communication Technology (ICT) atau lebih dikenal
dengan istilah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah suatu alat untuk
mengelola data yang mempermudah dan mempercepat dalam mendapatkan
informasi dan berkomunikasi [8]. Pembelajaran berbasis TIK adalah upaya
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung
proses pembelajaran [9]. Dengan pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK
diharapkan mampu menambah kemudahan dalam proses pembelajaran, supaya
tujuan dari pembelajaran mampu terealisasi dengan baik.
Beberapa contoh penggunaan perangkat TIK untuk kepentingan
pembelajaran: (1) Penggunaan media pembelajaran LCD Projector oleh pendidik
dalam penyampaian materi pelajaran melalui aplikasi Power Point, dan aplikasi
presentasi lainya; (2) Penggunaan komputer sebagai sarana praktek terhadap
materi-materi tertentu yang memang membutuhkan fasiltas komputer seperti,
penggunaan aplikasi office, desain grafis; (3) Pemanfaatan internet untuk proses
pembelajaran jarak jauh atau kelas virtual. [10]

2.4 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0 : Faktor fasilitas, pemahaman, minat, sikap, pengalaman, kemudahan,
kemanfaatan, peraturan, pelatihan tidak berpengaruh terhadap
pemanfaatan media TIK.
H1 : Faktor fasilitas, pemahaman, minat, sikap, pengalaman, kemudahan,
kemanfaatan, peraturan, pelatihan berpengaruh signifikan terhadap
pemanfaatan media TIK.

3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri (independen) baik satu
variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan antara
variable satu dengan yang lain [13]. Analisis data bersifat kuantitatif dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Hasil penelitian yang
kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian
yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisis statistik karena data
penelitian berupa numeric atau angka. Data-data yang diperoleh sebelum disajikan
dalam bentuk informasi akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan bantuan
program SPSS (Statistical program for Social Science).

3
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran SMK Negeri 3
Salatiga berjumlah 84 guru. Karena penelitian ini menggunakan seluruh anggota
populasi sebagai sampel maka penelitian ini merupakan penelitian populasi [14].

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner tertutup berisi
pernyataan yang disusun secara tertulis yang akan diisi oleh para guru. Kuesioner
terdiri dari 17 butir pernyataan terstruktur yang mewakili indikator-indikator
fasilitas, pemahaman, minat, sikap, pengalaman, kemudahan, kemanfaatan,
pelatihan, peraturan, dan pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK, yang
diukur menggunakan skala Likert dengan 5 alternatif jawaban.

Tabel 1 Skala Likert


Skor Alternatif Jawaban
5 Sangat Setuju
4 Setuju
3 Kurang Setuju
2 Tidak setuju
1 Sangat Tidak Setuju

3.3 Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Regresi Linier
Berganda untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi guru dalam
pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical
program for Social Science) versi 22.

Gambar 1. Model Regresi Liniear Berganda


Keterangan : (X1) Fasilitas, (X2) Pemahaman, (X3) Minat, (X4) Sikap, (X5)
Pengalaman, (X6) Kemudahan, (X7) Kemanfaatan, (X8) Peraturan, (X9) Pelatihan,
dan (Y) Pemanfaatan.

4
4. Analisis Hasil Pengujian
Jumlah kuisioner yang dibagikan kepada guru mata pelajaran di SMK
Negeri 3 Salatiga adalah sebanyak 84 kuisioner. Tingkat pengembalian (respon
rate) kuisioner 82% yaitu 69 kuisioner, dan yang tidak kembali berjumlah 15
kuisioner. Adapun gambaran umum tentang tanggapan mengenai variabel-
variabel penelitian secara rata-rata ditunjukkan melalui tabel dibawah ini:

Tabel 2
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel N Min Max Mean
Fasilitas (X1) 69 2,0 5,0 4,159
Pemahaman (X2) 69 2,0 5,0 4,101
Minat (X3) 69 2,0 5,0 3,942
Sikap (X4) 69 2,0 5,0 3,841
Pengalaman (X5) 69 2,0 5,0 3,797
Kemudahan (X6) 69 3,0 5,0 4,043
Kemanfaatan (X7) 69 2,0 5,0 3,971
Peraturan (X8) 69 1,0 4,0 3,058
Pelatihan (X9) 69 3,0 5,0 4,145
Pemanfaatan (Y) 69 2,0 5,0 3,971
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 2 dengan jumlah sampel
sebanyak 69, nilai mean diatas nilai rata-rata 3. Hal ini menunjukkan bahwa
responden cenderung setuju atas pernyataan yang terdapat pada masing-masing
variabel.

4.1 Uji Validitas


Uji Validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji
validitas pada penelitian ini menggunakan pearson correlation product moment
yaitu dengan mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total. Koefisien
korelasi yang diperoleh selanjutnya dilihat untuk menentukan butir yang valid
dengan kriteria: jika rhitung> rtabel maka faktor atau butir tersebut valid [15].
Dengan 69 responden maka didapatkan nilai rtabel= 0,234. Butir yang memenuhi
kriteria > 0,234 dinyatakan valid, dan butir yang tidak memenuhi kriteria
selanjutnya digugurkan dan tidak disertakan dalam analisis selanjutnya.

5
Tabel 3 Uji Validitas
No
Variabel rhitung Keterangan
Item
1 0,190 Tidak Valid
Fasilitas (X1)
2 0,433 Valid
Pemahaman (X2) 3 0,451 Valid
Minat (X3) 4 0,478 Valid
Sikap (X4) 5 0,760 Valid
6 0,346 Valid
Pengalaman (X5)
7 0,432 Valid
8 0,435 Valid
Kemudahan (X6)
9 0,559 Valid
10 0,517 Valid
Kemanfaatan (X7)
11 0,519 Valid
12 0,552 Valid
Peraturan (X8)
13 0,612 Valid
Pelatihan (X9) 14 0,376 Valid
15 0,414 Valid
16 0,816 Valid
Pemanfaatan (Y)
17 0,824 Valid
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan item1 mempunyai nilai rhitung < rtabel
(0,190 < 0,234) dinyatakan tidak valid, maka tidak diikutkan pada analisis
selanjutnya.

4.2 Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah pengukuran dari
kuesioner sudah konsisten. Untuk mengukur reliabilitas suatu instrument pada
kuesioner ini menggunakan nilai Cronbach's Alpha. Apabila nilai Cronbach's
Alpha > 0,60 maka kuisioner dikatakan reliabel [15]. Uji reliabilitas hanya
menyertakan 16 butir pernyataan yang dinyatakan valid pada uji validitas.

Tabel 4 Uji Reliabilitas


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
0,836 16
Sumber: Data primer diolah.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha sebesar
0,836. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini
reliabel.

6
4.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara viriabel bebas, karena
jika hal tersebut terjadi maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau
terjadi kemiripan. Untuk mendeteksi apakah terjadi problem multikolinieritas
dapat melihat nilai variace inflation factor (VIF). Bila nilai VIF <10 maka dapat
dikatakan terbebas dari multikolinearitas (non multikolinearitas) [16]. Dari hasil
analisis diperoleh nilai VIF masing-masing variabel bebas seperti yang tercantum
pada tabel berikut:
Tabel 5 Uji Multikolinearitas
Variabel Bebas VIF Keterangan
Fasilitas (X1) 1,229 Non Multikolinearitas
Pemahaman (X2) 1,303 Non Multikolinearitas
Minat (X3) 1,158 Non Multikolinearitas
Sikap (X4) 2,077 Non Multikolinearitas
Pengalaman (X5) 1,168 Non Multikolinearitas
Kemudahan (X6) 1,400 Non Multikolinearitas
Kemanfaatan (X7) 1,475 Non Multikolinearitas
Peraturan (X8) 1,292 Non Multikolinearitas
Pelatihan (X9) 1,146 Non Multikolinearitas
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui variabel bebas dalam penelitian
ini memiliki Variance Inflation Faktor (VIF) < 10, sehingga dapat dikatakan tidak
terdapat gejala multikolinearitas antara varibel bebas dalam penelitian ini.

4.4 Uji Heteroskedastisitas


Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain, jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengetahui hal ini dapat dilakukan Uji
Rank Spearman yaitu mengkorelasikan antara residual hasil regresi dengan semua
variabel bebas. Apabila probabilitas hasil korelasi lebih kecil dari 0.05 maka
persamaan regresi tersebut mengandung heterokedastisitas dan sebaliknya berarti
non heteroskedastisitas atau homoskedastisitas.[16]

7
Tabel 6 Uji Heteroskedastisitas
Variabel Bebas Sig. Keterangan
Fasilitas (X1) 0,305 Homoskedastisitas
Pemahaman (X2) 0,468 Homoskedastisitas
Minat (X3) 0,102 Homoskedastisitas
Sikap (X4) 0,490 Homoskedastisitas
Pengalaman (X5) 0,584 Homoskedastisitas
Kemudahan (X6) 0,523 Homoskedastisitas
Kemanfaatan (X7) 0,964 Homoskedastisitas
Peraturan (X8) 0,270 Homoskedastisitas
Pelatihan (X9) 0,690 Homoskedastisitas
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa signifikansi hasil korelasi
semua variabel independen lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa pada model regresi yang digunakan tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.5 Uji Normalitas


Uji normalitas bertujuan untuk menentukan apakah data terdistribusi
secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. Metode yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas adalah salah satunya dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov
terhadap nilai residual hasil persamaan regresi. Bila probabilitas hasil uji
Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0,05 maka asumsi normalitas terpenuhi.[16]

Tabel 7 Hasil Uji Normalitas


Nilai
Statistik Uji
sig.
Kolmogorov-Smirnov Z 0,200
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada diketahui bahwa nilai
signifikansi residual regresi yang terbentuk lebih besar dari probabilitas 5%
(0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa asumsi normalitas tersebut terpenuhi.

4.6 Hasil Uji Regresi


Hasil analisis regresi berganda dengan sembilan variabel independen yaitu
Fasilitas (X1), Pemahaman (X2), Minat (X3), Sikap (X4), Pengalaman (X5),
Kemudahan (X6), Kemanfaatan (X7), Peraturan (X8), Pelatihan (X9), dan satu
variabel dependen yaitu Pemanfaatan (Y). Berdasarkan hasil pengolahan data
dengan menggunakan software SPSS versi 22 didapatkan ringkasan seperti pada
Tabel berikut:

8
Tabel 8
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Variabel Bebas Coefficients (B) Coefficients ()
t Sig.
(Constant) -1,940 -3,293 0,002
Fasilitas (X1) 0,195 0,208 2,823 0,006
Pemahaman (X2) 0,254 0,234 3,072 0,003
Minat (X3) 0,120 0,155 2,158 0,035
Sikap (X4) 0,241 0,276 2,873 0,006
Pengalaman (X5) 0,038 0,030 0,411 0,683
Kemudahan (X6) 0,246 0,181 2,291 0,026
Kemanfaatan (X7) 0,243 0,189 2,336 0,023
Peraturan (X8) 0,096 0,123 1,620 0,111
Pelatihan (X9) 0,062 0,061 0,856 0,396
T tabel = 2,001
R = 0,859
R Square = 0,738
Adjusted R Square = 0,698
F hitung = 18,492
F tabel = 2,04
Sign. F = 0,000
= 0,05
Sumber: Data primer diolah.
Persamaan model regresi berdasarkan tabel hasil analisis di atas adalah :
Y = -1,940 + 0,195X1 + 0,254X2 + 0,120X3 + 0,241X4 + 0,038X5 +
0,246X6 + 0,243X7 + 0,096X8 + 0,062X9 + e

4.7 Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi berfungsi untuk mengetahui kebaikan suatu model
regresi, dan digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi dari keseluruhan
variabel bebas serta pengaruhnya terhadap variabel terikat. Berdasarkan Tabel 8
diketahui bahwa nilai Adjusted R Square = 0,698. Angka ini menunjukkan
bahwa variasi nilai pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK yang dapat
dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh sebesar 69,8% sedangkan
sisanya yaitu 30,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan model yang
tidak diteliti.

5. Diskusi dan Pembahasan


Berdasarkan analisis hasil pengujian, maka pada bagian ini akan dibahas
terkait pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap pemanfaatan media
pembelajaran berbasis TIK. Mengacu pada pemahaman tersebut, maka landasan
yang digunakan adalah hasil regresi dalam tabel 8, dimana hasil regresi nantinya
akan diselaraskan dengan hasil tabel distribusi jawaban responden.

9
5.1 Ketersediaan Fasilitas Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran
berbasis TIK

Berdasarkan tabel 8 fasilitas memiliki nilai thitung sebesar 2,823. Nilai ini
lebih besar dari ttabel (2,823 > 2,001) atau nilai signifikansi lebih kecil dari
(0,006 < 0,05). Hasil ini memperlihatkan bahwa fasilitas berpengaruh terhadap
pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga.

Tabel 9
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Ketersediaan Fasilitas
Fasilitas Fasilitas Mendukung (%)
Mencukupi Sangat Tidak Kurang Sangat
(%) Setuju Total
Tidak Setuju Setuju Setuju Setuju
Sangat Tidak
- - - 2,9 1,4 4,3
Setuju
Tidak Setuju - - 1,4 15,9 - 17,4
Ragu-ragu - - 4,3 23,2 11,6 39,1
Setuju - 1,4 2,9 18,8 13,0 36,2
Sangat Setuju - - - 1,4 1,4 2,9
Total - 1,4 8,7 62,3 27,5 100
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan data pada tabel 9 maka terlihat bahwa 69,8% responden
menyatakan fasilitas sudah mendukung, namun hanya 39,1% menyatakan bahwa
fasilitas sudah mencukupi, dimana terdapat 39,1% menyatakan bahwa mereka
masih ragu apakah fasilitas tersebut mencukupi.
Mengacu pada data tersebut, maka terlihat bahwa fasilitas berperan
penting dalam pemanfaatan media TIK. Dengan semakin lengkap fasilitas TIK
yang dimiliki oleh sekolah, maka guru akan semakin nyaman untuk mengunakan
media TIK dalam kegiatan pembelajaran. Hasil ini juga menggambarkan bahwa
fasilitas laboratorium komputer, laboratorium bahasa, LCD projector, dan akses
internet yang dimiliki oleh SMK Negeri 3 sudah mendukung pembelajaran
berbasis TIK.

5.2 Pemahaman Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran berbasis TIK


Berdasarkan tabel 8 pemahaman memiliki nilai thitung sebesar 3,072. Nilai
ini lebih besar dari ttabel (3,072 > 2,001) atau nilai signifikansi lebih kecil dari
(0,003 < 0,05). Hasil ini memperlihatkan bahwa pemahaman berpengaruh
terhadap pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3
Salatiga.
Tabel 10
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pemahaman Media TIK
Mengetahui Berbagai Jenis Media TIK dan Cara Mengoperasikan (%)

Sangat Tidak Sangat


Tidak Setuju KurangSetuju Setuju Total
Setuju Setuju
- 1,4 5,8 73,9 18,8 100
Sumber: Data primer diolah.
10
Berdasarkan data pada tabel 10 maka terlihat bahwa 92,7% responden atau
hampir keseluruhan menyatakan mengetahui dan bisa mengoperasikan media TIK.
Mengacu pada data tersebut, maka hampir keseluruhan guru di SMK
Negeri 3 Salatiga mengetahui bagaimana mengoperasikan media TIK seperti LCD
Proyektor, ataupun internet. Jawaban tersebut memperlihatkan bahwa pemahaman
guru tentang media TIK akan mempengaruhi guru untuk lebih siap memanfaatkan
fasilitas TIK disekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Siahaan (2008) bahwa
guru yang telah mempunyai pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan di
bidang TIK tentunya akan lebih termotivasi dan lebih siap untuk melakukan
penerapan pemanfaatan TIK dibandingkan dengan guru yang tingkat pengetahuan
yang sangat minim mengenai TIK.

5.3 Minat Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran berbasis TIK


Berdasarkan tabel 8 minat memiliki nilai thitung sebesar 2,158. Nilai ini
lebih besar dari ttabel (2,158 > 2,001 ) atau nilai signifikansi lebih kecil dari
(0,035 < 0,05). Hasil ini memperlihatkan bahwa minat berpengaruh terhadap
pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga.

Tabel 11
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Minat Menggunakan TIK
Tertarik Menggunakan (%)
Sangat Sangat
Tidak Setuju KurangSetuju Setuju Total
Tidak Setuju Setuju
- 1,4 5,8 55,1 21,7 100
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan data pada tabel 11 maka terlihat bahwa 76,8% responden
menyatakan tertarik menggunakan media TIK, dimana terdapat 5,8% menyatakan
bahwa mereka kurang setuju atau kurang tertarik, dan hanya 1,4% yang tidak
tertarik menggunakan media TIK. Hasil ini menunjukan bahwa ketertarikan guru
untuk menggunakan media TIK sangat besar. Minat atau ketertarikan guru
terhadap suatu media TIK dapat menjadi suatu alasan mereka untuk menggunakan
media TIK dalam pembelajaran.

5.4 Sikap Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran berbasis TIK


Berdasarkan tabel 8 sikap memiliki nilai thitung sebesar 2,873. Nilai ini
lebih besar dari ttabel (2,873 > 2,001) atau nilai signifikansi lebih kecil dari
(0,006 < 0,05). Hasil ini memperlihatkan bahwa sikap berpengaruh terhadap
pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga.
Tabel 12
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Sikap Menggunakan TIK
Lebih Menyukai Media TIK (%)
Sangat Sangat
Tidak Setuju KurangSetuju Setuju Total
Tidak Setuju Setuju
- 4,3 18,8 65,2 11,6 100
Sumber: Data primer diolah.

11
Berdasarkan data pada tabel 12 maka terlihat bahwa 76,8% responden
menyatakan lebih menyukai menggunakan media TIK, 18,8% kurang setuju, dan
4,3% yang tidak menyukai menggunakan media TIK. Hal ini menunjukkan ketika
guru merasa bahwa media TIK sebagai alat yang membantu dalam kegiatan
pembelajaran, maka mereka akan menunjukkan sikap positif dan lebih menyukai
menggunakan TIK dalam kegiatan belajar mengajar.

5.5 Pengalaman Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran berbasis TIK


Berdasarkan tabel 8 pengalaman memiliki nilai thitung sebesar 0,411. Nilai
ini lebih kecil dari ttabel (0,411 < 2,001) atau nilai signifikansi lebih besar dari
(0,683 > 0,05) . Hasil ini memperlihatkan bahwa pengalaman tidak berpengaruh
terhadap pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3
Salatiga.
Tabel 13
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pengalaman Menggunakan TIK
Sering Memudahkan Penggunaan Media Pembelajaran TIK. (%)
Menggunakan Sangat
Perangkat Tidak Sangat
Tidak KurangSetuju Setuju Total
TIK (%) Setuju Setuju
Setuju
Sangat Tidak
Setuju - - - - - -
Tidak Setuju - 1,4 - 1,4 - 2,9
Ragu-ragu - - 11,6 10,1 2,9 24,6
Setuju - 1,4 68,1 1,4 71,0
Sangat Setuju - - - - 1,4 1,4
Total - 2,9 11,6 79,7 5,8 100
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan data pada tabel 13 maka terlihat bahwa 72,4 % responden
menyatakan menggunakan perangkat TIK dalam kegiatan mereka sehari-hari, dan
85,5% menyatakan itu memudahkan dalam penggunaan media pembelajaran TIK.
Hal ini menunjukan bahwa pengalaman seseorang menggunakan perangkat TIK
seperti smartphone, atau komputer dalam kegiatan sehari-hari, akan memudahkan
guru dalam penggunaan media dalam penggunaan media pembelajaran TIK.
Namun bahwa guru dengan pengalaman menggunakan perangkat TIK yang lain
seperti smartphone, atau komputer dalam kegiatan sehari-hari belum tentu
menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran.

5.6 Kemudahan Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran berbasis TIK


Berdasarkan tabel 8 kemudahan memiliki nilai thitung sebesar 2,291. Nilai
ini lebih besar dari ttabel (2,291 > 2,001 ) atau nilai signifikansi lebih kecil dari
(0,026 < 0,05). Hasil ini memperlihatkan bahwa kemudahan berpengaruh terhadap
pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3 Salatiga.

12
Tabel 14
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kemudahan Media TIK
Mudah di Kemudahan menjadi alasan penggunaan media TIK (%)
Operasikan. Sangat Sangat
(%) Tidak Setuju KurangSetuju Setuju Total
Tidak Setuju Setuju
Ragu-ragu - - 8,7 - - 8,7
Setuju - - 1,4 68,1 10,1 79,7
Sangat
Setuju - - - 5,8 5,8 11,6
Total - - 10,1 73,9 15,9 100
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan data pada tabel 14 maka terlihat bahwa 91,3% responden
menyatakan media TIK mudah dioperasikan, dimana 89,8% menyatakan bahwa
kemudahan menjadi alasan mereka menggunakan media TIK. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar guru merasa bahwa media TIK yang
digunakan untuk pembelajaran mudah untuk digunakan atau dioperasikan.
Dengan semakin mudah suatu media TIK digunakan, maka akan menimbulkan
keinginan guru untuk menggunakannya dalam kegiatan belajar mengajar.

5.7 Kemanfaatan Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran berbasis TIK


Berdasarkan tabel 8 kemanfaatan memiliki nilai thitung sebesar 2,336. Nilai
ini lebih besar dari ttabel (2,336 > 2,001 ) atau nilai signifikansi lebih kecil dari
(0,023 < 0,05). Hasil ini memperlihatkan bahwa kemanfaatan berpengaruh
terhadap pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3
Salatiga.

Tabel 15
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Manafaat Media TIK
Membuat Menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi(%)
lebih
termotivasi Sangat Sangat
Tidak Setuju KurangSetuju Setuju Total
(%) Tidak Setuju Setuju
Sangat
Tidak Setuju - - - - - -
Tidak Setuju - 1,4 - - - 1,4
Ragu-ragu - - 8,7 - - 8,7
Setuju - - 1,4 72,5 7,2 81,2
Sangat
Setuju - - - 5,8 2,9 8,7
Total - 1,4 10,1 78,3 10,1 100
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan data pada tabel 15 maka terlihat bahwa 89,9% responden
menyatakan media TIK membuat siswa lebih termotivasi mengikuti pembelajaran,
dan 88,4% menyatakan dapat menambah pengetahuan siswa tentang
13
perkembangan teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan guru dengan
menggunakan media TIK dalam proses belajar mengajar akan memberikan
manfaat yang positif bagi siswa. Dengan kesadaran guru akan banyaknya manfaat
yang didapatkan ketika menggunakan media TIK maka akan menambah motivasi
untuk memanfaatkannya secara berkelanjutan dalam setiap pembelajaran.

5.8 Peraturan Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran berbasis TIK


Berdasarkan tabel 8 peraturan memiliki nilai thitung sebesar 1,620. Nilai ini
lebih kecil dari ttabel (1,620 < 2,001 ) atau nilai signifikansi lebih besar dari
(0,111 > 0,05). Hasil ini memperlihatkan bahwa peraturan tidak berpengaruh
terhadap pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3
Salatiga.
Tabel 16
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Peraturan Menggunakan TIK
Peraturan menjadi alasan guru menggunakan media TIK (%)
Peraturan
menggunakan Sangat
Sangat
TIK (%) Tidak Tidak Setuju KurangSetuju Setuju Total
Setuju
Setuju
Sangat Tidak
Setuju
1,4 - - - - 1,4
Tidak Setuju - 21,7 2,9 - - 24,6
Ragu-ragu - - 34,8 11,6 - 46,4
Setuju - - 2,9 24,6 - 27,5
Sangat Setuju - - - - - -
Total 1,4 21,7 40,6 36,2 - 100
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan data pada tabel 16 maka terlihat bahwa pada pernyataan
terdapat peraturan yang mewajibkan guru memanfaatkan TI dalam proses
pembelajaran 26% responden cenderung tidak setuju, 46,4% kurang setuju, dan
27,5% setuju. Pada pernyataan peraturan menjadi alasan guru untuk menggunakan
media TIK responden 36,2% setuju, 40,6% kurang setuju dan 23,1% cenderung
tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa masih banyak guru yang tidak
mengetahui adanya peraturan bahwa guru harus memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, namun ada atau
tidaknya peraturan bukan merupakan suatu alasan yang mendasari guru untuk
menerapkan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran mereka pada saat ini,
karena adanya peraturan tanpa diimbangi dengan kelengkapan fasilitas juga tidak
akan berjalan dengan baik.

5.9 Pelatihan Terhadap Pemanfaatan Media Pembelajaran berbasis TIK


Berdasarkan tabel 8 pelatihan memiliki nilai thitung sebesar 0,856. Nilai ini
lebih kecil dari ttabel (0,856 < 2,001 ) atau nilai signifikansi lebih besar dari
(0,396 > 0,05). Hasil ini memperlihatkan bahwa pelatihan tidak berpengaruh
terhadap pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 3
Salatiga.

14
Tabel 17
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pelatihan
Meningkatkan keterampilan (%)
Mengikuti Sangat
pelatihan (%) Tidak Kurang Sangat
Tidak Setuju Total
Setuju Setuju Setuju
Setuju
Sangat Tidak - - - - - -
Setuju
Tidak Setuju - - - - - -
Ragu-ragu - - 11,6 1,4 4,3 17,4
Setuju - - - 49,3 4,3 53,6
Sangat Setuju - - 1,4 5,8 21,7 29,0
Total - - 13,0 56,5 30,4 100,0
Sumber: Data primer diolah.
Berdasarkan data pada tabel 17 maka terlihat bahwa 82,6% responden
menyatakan pernah mengikuti pelatihan, dimana 86,4% setuju pelatihan
meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran
berbasis TIK. Hal ini menunjukan bahwa guru yang telah mengikuti suatu
pelatihan atau seminar belum tentu langsung menerapkan dalam kegiatan
pembelajarannya. Namun pelatihan masih sangat diperlukan karena dengan
peningkatan ketrampilan guru akan mempengaruhi faktor yang lain seperti
ketrampilan dan pengalaman guru dalam pemanfaatan media pembelajaran
berbasis TIK.

6. Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan : (1) Dari sembilan faktor yang diuji, terdapat enam faktor yang
mempengaruhi guru dalam pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di
SMK Negeri 3 Salatiga meliputi faktor fasilitas, pemahaman, minat , sikap,
kemudahan, dan kemanfaatan. (2) Faktor pengalaman, peraturan, dan pelatihan
tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK di
SMK Negeri 3 Salatiga. Hal ini sebabkan karena ketiga faktor tersebut dipandang
pada saat ini belum penting didalam memanfaatkan TIK. Meskipun pada faktor
pelatihan dan pengalaman tetap menjadi perhatian dalam pemanfaatan media TIK.
Berdasarkan paparan diatas, maka dalam pemanfaatan media
pembelajaran berbasis TIK, SMK Negeri 3 Salatiga perlu : (1) Meningkatkan
fasilitas yang dimiliki seperti kebutuhan LCD projector yang disesuaikan dengan
jumlah ruang kelas. (2) Meningkatkan pengalaman guru melalui pelatihan-
pelatihan pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK. (3) Disisi lain peraturan
yang ada perlu diterapkan, sehingga mendorong guru memanfaatkan media
pembelajaran berbasis TIK.
Untuk penelitian selanjutnya disarankan penelitian lebih menekankan pada
aspek fasilitas TIK yang dimiliki oleh sekolah, serta sejauh mana tingkat
pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK oleh guru dalam proses
pembelajaran.

15
7. Daftar Pustaka
[1] Ali, M. 2009. Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional. Jakarta:
Grasindo.
[2] Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas.
[3] Destiana, B, dan Soenarto, S. 2014. Faktor Determinan Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Pengaruhnya Terhadap
Kinerja Guru SMK di Kabupaten Gunungkidul (Doctoral dissertation,
UNY). Jurnal Pendidikan Vokasi,4(3).
http://journal.uny.ac.id/index.php/jpv/article/view/2555/2109
[4] Fathurrahman, F., Hasyim, A., dan Holilulloh, H. 2014. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Minat Guru PKn Dalam Menggunakan Media
Berbasis TIK. Jurnal Kultur Demokrasi, 2(3).
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JKD/article/view/4308
[5] Siahaan, S. 2009. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
dalam pembelajaran. Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional.
[6] Istiningsih. 2012. Pemanfaatan TIK Dalam Pembelajaran. Yogyakarta :
Skripta Media Creative.
[7] Smaldino, Sharon .E, Deborah L. Lowthe ., & James D Russe. 2011.
Instructional Technology and Media for Learning: Teknologi
Pembelajaran dan Media untuk Belajar. Jakarta: Kencana.
[8] Miarso, Y. 2004. Menyemai benih teknologi pendidikan. Kencana,
diterbitkan atas kerja sama dengan Pustekkom-Diknas.
[9] Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
[10] Rusman, D. K., & Riyana, C. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
[11] Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. 2011. Panduan Implementasi
Pembelajaran Berbasis TIK di SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah.
[12] Kusnandar, Ade. 2008. Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran. Jakarta:
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan-Departemen
Pendidikan Nasional.
[13] Sugiyono. 2011. Metode pene litian kuantitatif kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
[14] Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
: Rineka Cipta.
[15] Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. PT Elex Media
Komputindo, Jakarta.
[16] Nugroho, A. N. 2005. Strategi Jitu memilih Metode Statistik Penelitian
dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.

16

You might also like