You are on page 1of 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Penurunan curah jantung didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana

pompa darah oleh jantung yang tidak adekuat untuk mencapai kebutuhan

metabolisme tubuh (Wilkinson& Ahern, 2012).

Gagal jantung, sering disebut gagal jantung kongestif adalah

ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk

memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer & Bare,

2002).

Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung kongestif adalah suatu

keadaan patofisiologis adanya kelainan fungsi jantung berakibat jantung

gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan,

dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan

pengisian ventrikel kiri (Mansjoer,A. dkk. 2001).

Congestive Heart Failure (CHF) adalah keadaan di mana jantung tidak

dapat memompa darah keseluruh tubuh dengan baik (Darmawan, 2012).

Gagal jantung adalah kegagalan jantung untuk memompa darah dalam

jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (Guyton & Hall, 2007).

Menurut Sutanto (2010), Gagal jantung adalah suatu keadaan di mana

jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk

metabolisme tubuh, gagalnya aktivitas jantung terhadap pemenuhan

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
kebutuhan metabolisme tubuh gagal. Fungsi pompa jantung secara

keseluruhan tidak berjalan normal. Gagal jantung merupakan kondisi yang

sangat berbahaya, meski demikian bukan berarti jantung tidak bisa bekerja

sama sekali, hanya saja jantung tidak berdetak sebagaimana mestinya.

Pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa penurunan curah

jantung adalah suatu keadaan di mana darah tidak dapat dipompa dengan baik

oleh jantung untuk kebutuhan metabolisme tubuh yang terjadi akibat gagal

jantung. Sedangkan Congestive Heart Failure (CHF) merupakan suatu

keadaan di mana jantung tidak mampu memompakan darah dengan baik ke

seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.

Grade gagal jantung menurut New York Heart Association (NYHA)

terbagi dalam:

- Derajat I : Timbul sesak pada aktifitas fisik berat

- Derajat II : Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang

- Derajat III : Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan

- Derajat IV : Timbul sesak pada aktifitas sangat ringan atau

tidak melakukan aktivitas.

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
B. Anatomi dan Fisiologi

1. Anatomi jantung

Gambar 1.1. Anatomi jantung


http://umm.edu/health/medical/reports/articles/coronary-artery-disease

Berdasarkan gambar di atas, terdapat beberapa bagian jantung (secara

anatomis) di antaranya yaitu:

a. Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang paling besar yang

keluar dari ventrikel sinistra.

b. Atrium kanan berfungsi untuk menampung darah miskin oksigen dari

tubuh melalui vena kava superior dan inferior.

c. Atrium kiri berfungsi untuk menerima darah kaya oksigen dari paru

melalui keempat vena pulmoner. Darah kemudian mengalir ke

ventrikel kiri.

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
d. Ventrikel kanan berupa pompa otot, menampung darah dari atrium

kanan dan memompanya ke paru melalui arteri pulmoner.

e. Ventrikel kiri merupakan bilik paling besar, dan paling berotot,

menerima darah kaya oksigen dari paru melalui atrium kiri dan

memompanya ke dalam system sirkulasi melalui aorta.

f. Arteri pulmonaris membawa darah dari ventrikel dekstra masuk ke

paru-paru (pulmo).

g. Katup trikuspidalis, terdapat di antara atrium dekstra dengan ventrikel

desktra yang terdiri dari 3 katup.

h. Katup bikuspidalis, terdapat di antara atrium sinistra dengan ventrikel

sinistra yang terdiri dari 2 katup.

i. Vena kava superior dan vena inferior mengalirkan darah ke atrium

dekstra yang datang dari seluruh tubuh (Syaifuddin, 2006).

2. Fisiologi jantung

a. Siklus jantung

Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung

selama peredaran darah. Gerakan jantung terdiri dari dua jenis yaitu

konstriksi (sistole) dan pengendoran (diastole).

b. Siklus konduski

Sistem konduksi otot jantung merupakan rangsangan yang ritmik

dan sinkron. Sistem ini mempunyai jalur konduksi yang khusus di

dalam miokardium. Jaringan konduksi ini memiliki sifat sebagai

berikut:

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
1) Otomatisasi: Kemampuan mendapat impuls secara spontan

2) Ritmisasi: Pembangkitan impuls untuk teratur

3) Kondiktifitas: Kemampuan untuk mengalirkan impuls

4) Daya Rangsangan: Kemampuan untuk menanggapi impuls

Impuls jantung terdiri dari Nodus Sinoatrial (SA) sebagai pemacu

alami jantung. SA terletak di dalam atrium kanan dekat muara vena

kava superior. Sinyal listrik yang dimulai dari SA kemudian di

hantarkan melalui jalur berkas lalu ke Atrioventrikular (AV) di atas

Septum Interventrikel, kemudian setelah di AV menuju berkas yang

ada disebelah kanan septum interventrikuler, setelah ini berakhir di

jaringan yang kompleks yaitu System purkinje, yang menghantarkan

ke seluruh permukaan dalam ke dalam ventrikel.

c. Curah Jantung

Curah jantung tergantung dari hubungan yang terdapat antara dua

buah ventrikel yaitu frekuensi jantung dan curah sekuncup. Curah

jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel tiap menit.

Frekuensi jantung sebagian besar di bawah pengaturan denyut intrinsik

antara saraf otonom serabut parasimpatik dan saraf simpatik

mempengaruhi kecepatan dan frekuensi denyut jantung atau kontraksi

impuls. Pada jantung normal maka pengaruh sistem saraf parasimpatik

tampak dominan dalam mempertahankan kecepatan denyut jantung

tetapi jantung yang abnormal maka pengaruh sistem saraf simpatik

yang dominan dalam mempertahankan kompensasi jantung. Besar

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
curah jantung seseorang tidak selalu sama tergantung pada keaktifan

tubuhnya. Curah jantung akan meningkat pada waktu kerja berat, stres,

peningkatan suhu lingkungan, sedangkan menurun pada waktu tidur

(Syaifuddin, 2006).

C. Etiologi

Penyebab dari gagal jantung menurut Smeltzer & Bare (2011) antara lain:

1. Kelainan Otot Jantung

Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot

jantung, menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi

yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup

aterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit degenerative

atau inflamasi.

2. Aterosklerosis Koroner

Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran

darah ke otot jantung. Terjadinya hipoksia dan asidosis (akibat

penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung)

biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.

3. Hipertensi Sistemik atau Pulmonal

(Peningkatan afterload) mengakibatkan beban kerja jantung dan

pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek

tersebut (hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme

kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
untuk alasan yang tidak jelas, hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat

berfungsi secara normal dan akhirnya akan terjadi gagal jantung.

4. Peradangan dan Penyakit Miokardium Degeneratif

Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara

langsung merusak serabut jantung menyebabkan kontraktilitas

menurun.

5. Penyakit Jantung Lain

Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang

sebenarnya tidak secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme

yang biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah melalui

jantung (stenosis katup semiluner), ketidakmampuan jantung untuk

mengisi darah (tamponade pericardium, pericarditis konstriktif),

pengosongan jantung abnormal (inefisiensi katup AV), peningkatan

mendadak afterload akibat meningkatnya tekanan darah sistemik dapat

menyebabkan gagal jantung.

6. Faktor Sistemik

Terdapat sejumlah faktor sistemik yang berperan dalam

perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatkatnya laju

metabolisme, hipoksia, dan anemia memerlukan peningkatan curah

jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau

anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis

(respiratorik atau metabolik) dan abnormalitas elektrolit dapat

menurunkan kontraktilitas jantung.

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
D. Patofisiologi

Respons dari fisiologis gagal jantung akan memunculkan manifestasi

seperti peningkatan frekuensi denyut jantung (takikardi), dilatasi pulmonal,

hipertrofi, dan peningkatan isi sekuncup. Hal tersebut akan mempengaruhi

peningkatan pengaruh simpatis pada pada jantung, arteri dan vena yang

menyebabkan peningkatan frekuensi denyut jantung (takikardi), peningkatan

aliran balik vena, dan peningkatan kekuatan kontraksi yang akan

mengakibatkan tekanan sistolik dan diastolik tetap normal dan adanya

peningkatan kebutuhan oksigen serta peningkatan konsumsi oksigen oleh

jantung.

Peningkatan kebutuhan oksigen serta peningkatan konsumsi oksigen oleh

jantung akan mempengaruhi preload melebihi kemampuan pemompaan yang

akan mempengaruhi kongestif vaskuler pulmonal, berdampak pada

pertukaran gas dalam paru-paru, penurunan aliran ke ginjal, usus dan kulit

ditandai dengan adanya penurunan haluaran urine, peningkatan letargi,

keringat dingin, sianosis, mengakibatkan penahanan Na+ (ion natrium)dan

H 2 O sehingga terjadi edema dan kelebihan volume cairan.

Peningkatan kebutuhan oksigen dan peningkatan konsumsi oksigen oleh

jantung yang diakibatkan oleh peningkatan pengaruh simpatis pada jantung,

arteri dan vena yang mempengaruhi penurunan aliran atau sirkulasi darah ke

ginjal, usus dan kulit juga mengakibatkan asidosis padajaringan yang akan

memberikan pengaruh pada jaringan lanjut (metastasis pada organ dan

jaringan yang lain), dan akan mengakibatkan iskemi miokard maka terjadi

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
penurunan curah jantung. Iskemi miokard ditandai dengan kelemahan,

kelelahan, perubahan tanda vital, disritmia, dispnea, pucat, berkeringat

sehingga terjadi ketidakseimbangan suplai oksigen menyebabkan aktifitas

berkurang (Huddak & Gallo, 2010).

E. Tanda dan Gejala

Menurut Mansjoer, A.dkk (2001), manifestasi gagal dapat digambarkan

sebagai berikut:

1. Gambaran klinis gagal jantung kiri:

a. Ortopnea adalah kesulitan bernafas saat berbaring

Pasien yang mengalami ortopnea tidak akan mau berbaring, tetapi akan

menggunakan bantal agar bisa tegak di tempat tidur atau duduk di kursi,

bahkan saat tidur.

b. Dyspnea, terjadi karena penumpukan atau penimbunan cairan dalam

alveoli yang mengganggu pertukaran gas. Dyspnea bahkan dapat terjadi

saat istirahat atau dicetuskan oleh gerakan yang minimal atau sedang.

c. Paroxymal Nocturnal Dyspnea (PND), yaitu sesak nafas tiba-tiba pada

malam hari disertai batuk.

d. Batuk yang berhubungan dengan gagal ventrikel kiri bisa kering dan

tidak produktif tetapi yang tersering adalah batuk basah yaitu batuk

yang menghasilkan sputum berbusa dalam jumlah banyak, yang kadang

disertai dengan bercak darah.

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
e. Mudah lelah, terjadi akibat curah jantung yang kurang, yang

menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta

menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi akibat

meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafasdan insomnia yang

terjadi akibat distress pernafasan dan batuk.

f. Kegelisahan dan kecemasan, terjadi akibat gangguan oksigenasi

jaringan, stress akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa

jantung tidak berfungsi dengan baik.

2. Gambaran klinis gagal jantung kanan:

a. Edema, di mulai pada kaki dan tumit (edema dependen) dan secara

bertahap bertambah ke atas tungkai dan paha dan akhirnya

kegenetaliaeksterna dan tubuh bagian bawah.

b. Kadang juga terdapat pitting edema.

c. Pertambahan berat badan.

d. Distensi vena leher.

e. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen

terjadi akibat pembesaran vena di hepar.

f. Asites, terjadi karena tekanan dalam pembuluh portal meningkat

sehingga cairan terdorong keluar rongga abdomen (peritonium).

g. Anoreksia (hilangnya selera makan) dan mual, terjadi akibat

pembesaran vena dan statis vena di dalam rongga abdomen.

h. Nokturia, rasa ingin kencing malam hari, terjadi karena perfusi renal

didukung oleh posisi penderita pada saat berbaring. Diuresis terjadi

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
paling sering pada malam hari karena curah jantungakan membaik

dengan istirahat.

i. Lemah, disebabkan karena menurunnya curah jantung, gangguan

sirkulasi, dan pembuangan produk sampah katabolisme yang tidak

adekuat dari jaringan.

F. Pemeriksaan Penunjang

1. EKG

Mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, infark, iskemia dan

kerusakan pola.

2. Tes Laboratorium Darah

Enzym hepar: Meningkat dalam gagal jantung/kongesti.

Elektrolit: Kemungkinan berubah karena perpindahan cairan, penurunan

fungsi ginjal.

Oksimetri Nadi: Kemungkinan saturasi oksigen rendah.

AGD: Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan

atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2.

Albumin: Mungkin menurun sebagai akibat penurunan masukan protein.

3. Radiologis

Sonogram Ekokardiogram, dapat menunjukkan pembesaran bilik

perubahan dalam struktur katup, penurunan kontraktilitas ventrikel.

Scan Jantung: Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan

dinding.

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Rontgen Dada: Menunjukan pembesaran jantung. Bayangan

mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam

pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulmonal (Kasron, 2012).

G. Penatalaksanaan

Menurut Kasron (2012), Penatalaksanaan CHF meliputi:

1. Non Farmakologis

a. CHF Kronik

1) Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan

menurunkan konsumsi oksigen melalui istirahat atau pembatasan

aktivitas.

2) Diet pembatasan natrium (<4 gr/hari) untuk menurunkan edema.

3) Menghentikan obat-obatan yang mempengaruhi NSAID karena

efek prostaglandin pada ginjal menyebabkan retensi air dan

natrium.

4) Pembatasan cairan ( 1200-1500 cc/hari).

5) Olahraga secara teratur.

b. CHF Akut

a) Oksigenasi (ventilasi mekanik)

b) Pembatasan cairan (1,5 liter/hari)

2. Farmakologis

Tujuan: Untuk mengurangi afterload dan preload

a. First line drugs; diuretic

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Tujuan: Mengurangi afterload pada disfungsi sistolik dan mengurangi

kongesti pulmonal pada disfungsi diastolic. Obatnya adalah: thiazide

diuretics untuk CHF sedang, loop diuretic, metolazon (kombinasi dari

loop diuretic untuk meningkatkan pengeluaran cairan), kalium-sparing

diuretic.

b. Second line drugs; ACE inhibitor

Tujuan: Membantu meningkatkan COP dan menurunkan kerja

jantung. Obatnya adalah:

1) Digoxin; meningkatkan kontraktilitas. Obat ini tidak digunakan

untuk kegagalan diastolic yang mana dibutuhkan pengembangan

ventrikel untuk relaksasi.

2) Hidralazin; menurunkan afterload pada disfungsi sitolik.

3) Isobarbide dinitrat; mengurangi preload dan afterload untuk

disfungsi sistolik, hindari vasodilator pada disfungsi sistolik.

4) Calsium Chanel Blocker; untuk kegagalan diastolic, meningkatkan

relaksasi dan pengisian ventrikel (jangan dipakai pada CHF

kronik).

5) Beta Blocker; sering dikontraindikasikan karena menekan respon

miokard. Digunakan pada disfungsi diastolic untuk mengurangi

HR, mencegah iskemi miokard, menurunkan TD, hipertofi

ventrikel kiri.

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
3. Pendidikan Kesehatan

a. Informasikan pada pasien, keluarga dan pemberi perawatan tentang

penyakit dan penangananya.

b. Monitoring difokuskan pada; monitoring BB setiap hari dan intake

natrium.

c. Diet yang sesuai untuk lansia CHF; pemberian makanan tambahan

yang banyak mengandung kalium seperti; pisang, jeruk, dan lain-lain.

d. Teknik konservasi energi dan latihan aktivitas yang dapat ditoleransi

dengan bantuan terapis.

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
H. Pathway

Kelainan otot Aterosklerosis Hipertensi Peradangan dan Penyakit jantung Faktor sistemik
Jantung koroner sistemik/ penyakit miokardium lain
pulmonal degenerative

Gagal jantung

Respon Fisiologi Gagal Jantung

Frekuensi denyut jantung Dilatasi pulmonal Hipertrofi Isi sekuncup

Peningkatan kerja saraf simpatis pada jantung arteri dan vena


Tanda dan gejala:
- Peningkatan frekuensi denyut jantung
- Peningkatan aliran balik vena
- Peningkatan kekuatan kontraksi
Peningkatan keb. O 2
Peningkatan konsumsi
O 2 oleh jantung Aliran ke ginjal, Preload melebihi
Usus dan kulit kemampuan pemompaan

Kongesti vaskuler pulmonal


Asidosis tingkat jaringan

Pengaruh jaringan lanjut Gangguan Pertukaran Gas

Iskemi miokard

Manifestasi: Tanda:
Penurunan
- Kelelahan, kelemahan - Menurunnya haluaran urin
Curah
- Perubahan tanda vital - Letargi meningkat
Jantung
- Disritmia - Kulit dingin
- Sianosis - Sianosis
- Pucat
- Berkeringat Menahan Na+dan H 2 O

Ketidakseimbangan suplai O 2 Edema

Intoleransi Aktivitas Kelebihan Volume Cairan

Gambar 2.2 Pathway dan perumusan diagnosa keperawatan


(Huddak & Gallo, 2010), (Smeltzer & Bare, 2002). dan (Wilkinson & Ahern, 2012)

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
I. Fokus Intervensi Keperawatan

1. Penurunan Curah Jantung

Penurunan curah jantung didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana

pompa darah oleh jantung yang tidak adekuat untuk mencapai kebutuhan

metabolisme tubuh (Wilkinson& Ahern, 2012).

Batasan Karakteristik:

a. Perubahan Frekuensi/irama jantung

- Aritmia

- Brakikardia

- Perubahan EKG

- Palpitasi

- Takikardia

b. Perubahan Preload

- Penurunan tekanan vena sentral (central venous pressure/CVP)

- Penurunan tekanan baji arteri paru (pulmonary artery wedge

pressure/PAWP)

- Edema

- Keletihan

- Peningkatan CVP dan PAWP

- Distensi vena jugularis

- Murmur

- Peningkatan berat badan

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
c. Perubahan Afterload

- Kulit lembab

- Dispnea

- Penurunan nadi perifer

- Penurunan resistansi vaskular paru (pulmonary vascular

resistance/PVR)

- Penurunan resistansi vaskular sistemik (systemic vascular

restistance/SVR)

- Peningkatan PVR

- Peningkatan SVR

- Oliguria

- Pengisian ulang kapiler memanjang

- Perubahan warna kulit

- Variasi pada pembacaan tekanan darah

d. Perubahan Kontraktilitas

- Crackle

- Batuk

- Penurunan left venctricular stroke work index (LVSWI) dan stroke

volume index (SVI)

- Penurunan indeks jantung

- Ortopnea

- Dispnea paroksismal noktural

- Bunyi S3

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
- Bunyi S4

e. Perilaku Emosi

- Ansietas

- Gelisah

Faktor yang berhubungan:

- Perubahan frekuensi jantung

- Perubahan irama

- Perubahan volume sekuncup

- Peurbahan afterload

- Perubahan kontraktilitas

- Perubahan preload

NOC: Pompa jantung efektif

Kriteria hasil:

- TTV dalam batas normal

- Melakukan aktivitas tanpa dispnea dan nyeri

- Tidak ada sianosis

- Tidak ada edema paru, perifer, asites, distensi vena jugularis

NIC:

Cardiac Care:

- Kaji tekanan darah, sianosis, status pernafasan, dan status mental

- Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, ritme, adanya S3 dan S4

serta bunyi baru

- Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi)

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
- Kaji toleransi aktivitas, mulainya nafas pendek, nyeri, palpitasi

atau pusing

- Monitor efektifitas pemberian O2

- Monitor status mental: gelisah, cemas

- Atur posisi pasien semifowler atau posisi yang nyaman sesuai

kondisi pasien

- Monitor intake dan output per 24 jam

- Catat hasil EKG dan X-Ray dada

- Kaji hasil labrotorium, nilai AGD, Elektrolit termasuk kalium

- Monitor CBC, Natrium, kreatinin serum

- Selama fase akut, pastikan pasien bedrest dan melakukan aktivitas

yang dapat ditoleransi jantung

- Berikan lingkungan yang tenang dengan meminimalkan gangguan

dan stressor

- Jadwalkan istirahat setelah makan dan aktivitas

Perawatan Sirkulasi:

- Monitor tanda kelebihan cairan, asupan cairan, haluaran urine

- Monitor pengisian kapiler, suhu, dan warna ekstremitas

Vital Sign Monitoring:

- Monitor TTV

- Monitor tanda vital saat pasien berbaring, duduk, berdiri, sebelum,

selama, dan sesudah beraktivitas

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
2. Intoleransi Aktivitas

Defenisi: Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk

melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau harus

dilakukan (Wilkinson& Ahern, 2012).

NOC: Toleransi daya tahan adekuat

Kriteria hasil:

- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan

darah, nadi dan RR.

- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLS) secara mandiri.

NIC:

Activity Therapy:

- Menentukan penyebab intoleransi aktivitas (fisik, psikologis, atau

motivasional)

- Berikan periode istirahat selama beraktivitas

- Minimalkan kerja kardiovaskuler dengan memberikan posisi dari tidur

ke posisi setengah duduk

- Pantau respon kardiopulmonal setelah melakukan aktivitas dan

sebelum melakukan aktivitas

- Jika memungkinkan tingkatkan aktivitas secara bertahap

- Pastikan perubahan posisi secara bertahap

- Ajarkan tekhnik mengontrol pernafasan ketika beraktifitas

- Kolaborasi dengan diberikan terapi fisik untuk membantu peningkatan

level aktivitas dan kekuatan

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
3. Kelebihan Volume Cairan

Definisi: Peningkatan retensi cairan isotonik (Wilkinson& Ahern, 2012).

NOC: Keseimbangan cairan

Kriteria hasil:

- Terbebas dari edema, efusi, anasarka

- Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu

- Terbebas dari distensi vena jugularis

NIC:

Fluid Management:

- Pertahankan catatan intake dan output yang akurat selama 24 jam

- Monitor vital sign

- Catat adanya perubahan berat badan

- Monitor indikasi retensi/kelebihan cairan (crackle, CVP, edema.

distensi vena leher, asistes)

- Monitor status nutrisi

- Berikan diuretik sesuai instruksi

- Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk

4. Gangguan Pertukaran Gas

Definisi: Kelebihan atau kekurangan oksigenasi atau eliminasi karbon

dioksida di membran kapiler-alveolar (Wilkinson& Ahern, 2012).

NOC: Status pernafasan: Pertukaran gas tidak terganggu

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013
Kriteria hasil:

- Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang

adekuat

- Memelihara kebersihan paru dan bebas dari tanda-tanda distress

pernafasan

- Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak

ada sianosis (Mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan

mudah)

- TTV dalam rentang normal

NIC:

Airway Management:

- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

- Lakukan fisioterapi dada jika perlu

- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

- Berikan bronkodilator bila perlu

- Monitor respirasi dan status O2

Asuhan Keperawatan Pada..., HANA NURADESTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

You might also like