You are on page 1of 17

10. IAK 10 Pencegahan dan pengendalian infeksi, surveilans dan pelaporan.

High High High PP Total


No Pencegahan dan pengendalian infeksi Risk Volume Cost 15
40 30 15
1 Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) 5 (200) 2 (60) 5 (75) 5 (75) 410
2 Ventilator associated pneumonia (VAP) 1 (40) 1 (30) 1 (15) 1 (15) 100
3 Infeksi Luka Operasi (ILO) 1 (40) 1 (30) 1 (15) 1 (15) 100
4 Infeksi Saluran Kemih (ISK) 2 (80) 2 (60) 5 (75) 1 (15) 230
5 Angka Plebitis 5 (200) 5 (150) 5 (75) 5 (75) 500
6 HAP (Hospital accuired pneumonia) 2 (80) 2 (60) 3 (45) 3 (45) 230
7 IDO (Infeksi daerah operasi bersih) 1 (40) 1 (30) 1 (15) 1 (15) 100

USULAN PROFIL INDIKATOR IPSG


PANDUAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RS SUAKA INSAN
BANJARMASIN
NAMA Angka Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
1.
INDIKATOR
KATEGORI
2.
PENGUKURAN
KLINIK SKP MANAJEMEN
3. DIMENSI MUTU Keselamatan Pasien.
Mengurangi dan mencegah terjadinya angka infeksi aliran darah
4. TUJUAN
primer pada semua pasien rawat inap.
Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) adalah infeksi yang timbul tanpa
ada organ atau jaringan lain yang di curigai sebagai sumber infeksi dan
merupakan salah satu sumber data yang digunakan untuk
mengendalikan infeksi nosokomial di Rumah Sakit.
Faktor resiko penyebab IADP adalah :
a. Kerentanan pasien terhadap infeksi.
b. Pemasangan jarum/kanula intravena melalui tindakan invasif
di antaranya pemasangan infus.
KRITERIA IADP :
Dewasa dan anak > 12 bulan Bayi < 12 bulan
DIFINISI Suhu > 38C bertahan 24 jam Demam > 38C
5.
OPERASIONAL Hipotensi sistolik <90 mmHg. Hipotermi < 37C
Oliguria Jumlah urine <0,5 Apnea
cc/KgBB/Jam. Bradikardi
Terdapat kontaminan kulit dari <100x/menit.
dua biakan berturut-turut.
Telah di beri antibiotik sesuai
sepsis.

Catatan : suhu di ukur axiler tiap 3 jam, bila ada gejala suhu di ukur
rectal.
Faktor predisposisi :
a. Faktor endogen
Faktor dari pasien sendiri yaitu umur, jenis kelamin, penyakit
penyerta, daya tahan tubuh, kondisi klien.
b. Faktor eksogen
Kontaminasi udara
Cairan infus yang kadaluarsa
Admixtures, pencampuran
Manipulasi peralatan terapi intravascular
Injection port
Three way stopcocks
Kateter intravaskular
Terapi antibiotik
Persiapan kulit (area pemasangan intravaskular), desinfektan
yang terkontaminasi
Lingkungan Rumah Sakit
6. NUMERATOR Jumlah pasien yang mengalami IADP.
7. DENOMINATOR Jumlah pasien yang di pasang infus dan/atau kateter vena.
8. EKSKLUSI -

9. JENIS INDIKATOR
STRUKTUR PROSES OUTCOME PROSES & OUTCOME
FREKUENSI
10. PENGUMPULAN
DATA BULANAN 3 BULAN 6 BULAN HARIAN
PENGUMPUL
11.
DATA
KA. SMF PPM KARU PJ mutuPJPpNSTALASI
PERIODE
12.
PELAPORAN
BULANAN 3 BULAN 6 BULAN LAINNYA

MEDICAL RECORD REKAP HARIAN SISTEM PELAPORAN


13. SUMBER DATA

LAPORANKEPUASAN LAINNYA
METODOLOGI
14. PENGUMPULAN
DATA RETROSPEKTIF KONKUREN
Standar pengukuran : 0% atau tidak ada pasien yang mengalami
STANDAR IADP
PENGUKURAN /
15. TARGET
PENGUKURAN Target pengukuran : 100% pasien yang dirawat inap dan dipasang
INDIKATOR
infus tidak mengalami IADP
TARGET SAMPEL Semua pasien rawat inap yang dipasang infus.
16. DAN UKURAN
SAMPEL (n)
WILAYAH Unit ruang rawat inap, Unit khusus
17.
PEMANTUAN
Data divalidasi dan dianalisis oleh Kepala Ruangan, dan dilaporkan
secara tertulis kepadaKomite Mutu, untuk direkap dan dianalisis
RENCANA
18.
ANALISIS tingkat rumah sakit, untuk ditindak lanjuti dan hasilnya dilaporkan
kepada direktur.
DISEMINASI Grafik data angka plebitis di tempel pada story board.
19.
DATA

No. Nama Tanggal/jam Petugas yang Tanggal /jam IADP


No.
RM pasien pemasangan memasang off tidak ya
1.
2.
FORM YANG
20.
DIGUNAKAN
VALIDATOR 1 KA SATKER KA INSTALASI /UNIT

( ) ( ) ( )

Usulan validator cukup 1 dari ruang rawat


USULAN PROFIL INDIKATOR IPSG
PANDUAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RS SUAKA INSAN
BANJARMASIN
NAMA Infeksi Saluran Kemih (ISK)
1.
INDIKATOR
KATEGORI
2.
PENGUKURAN
KLINIK SKP MANAJEMEN
3. DIMENSI MUTU Keselamatan Pasien.
Mengurangi dan mencegah terjadinya angka Infeksi Saluran Kemih (ISK)
4. TUJUAN
pada semua pasien rawat inap.
Infeksi saluran kemih adalah peradangan yang terjadi pada kandung
kemih setelah beberapa waktu masa perawatan.
Gejala ISK berupa :
Nyeri atau perih saat buang air kecil,
Rasa ingin buang air kecil dan tidak bisa ditahan,
Kencing sedikit sedikit,
Nyeri pada punggung,
Seperti ada tekanan pada pinggang,
Bau urine yang sangat menyengat,
DIFINISI
5.
OPERASIONAL Warna urine keruh, terkadang bercampur dengan darah.
ISK yang terjadi pada pasien yang menggunakan dower chateter,
diapers.
Hasil urinalisis menunjukkan adanya nitrit urin, sel darah putih
(leukosit), asterase leukosit.
Miskroskopi urin : adanya sel darah merah, sel sarah putih, atau
bakteri.
Hasil kultur urin : dianggap positif bila menunjukkan jumlah koloni
bakteri besar atau sama dengan 103 unit pembentuk koloni/ ml
organisme saluran kemih.
6. NUMERATOR Jumlah pasien yang mengalami infeksi salurah kemih.
7. DENOMINATOR Jumlah pasien rawat inap
8. EKSKLUSI Pasien yang datang dengan ISK,
9. INKLUSI -

10. JENIS INDIKATOR


STRUKTUR PROSES OUTCOME PROSES & OUTCOME
FREKUENSI
11. PENGUMPULAN
DATA BULANAN 3 BULAN 6 BULAN HARIAN

PENGUMPUL
12.
DATA
KA. SMF PPM KARU PJ mutuPJPpNSTALASI
PERIODE
13.
PELAPORAN
BULANAN 3 BULAN 6 BULAN LAINNYA

MEDICAL RECORD REKAP HARIAN SISTEM PELAPORAN


14. SUMBER DATA

LAPORANKEPUASAN LAINNYA
METODOLOGI
15. PENGUMPULAN
DATA RETROSPEKTIF KONKUREN
STANDAR Standar pengukuran : 0% pasien yang rawat inap mengalami infeksi
PENGUKURAN / saluran kemih.
16. TARGET
PENGUKURAN Target Pengukuran :100% pasien yang dirawat inap tidak mengalami
INDIKATOR ISK.
TARGET SAMPEL Pasien rawat inap yang mendapatkan ISK di rumah sakit.
17. DAN UKURAN
SAMPEL (n)
WILAYAH Ruang rawat inap, Unit khusus.
18.
PEMANTUAN
Data divalidasi dan dianalisis oleh Kepala Ruangan, dan dilaporkan
RENCANA secara tertulis kepada Komite Mutu, untuk direkap dan dianalisis
19.
ANALISIS tingkat rumah sakit, untuk ditindak lanjuti dan hasilnya dilaporkan
kepada direktur.
DISEMINASI Pertemuan Rutin Kepala Ruangan, Grafik data ISK yang terjadi di
20.
DATA Rumah Sakit Suaka Insan tiap semester.

Tanggal/jam Tanggal /jam di


Keluhan yang di
No. No. RM Nama pasien pemasangan laporkan
rasakan
DC/Diapers keluhan ISK
1.
FORM YANG 2.
21.
DIGUNAKAN
VALIDATOR 1 KA SATKER KA INSTALASI /UNIT

( ) ( ) ( )

Usulan validator cukup 1 dari ruang rawat


USULAN PROFIL INDIKATOR IPSG
PANDUAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RS SUAKA INSAN
BANJARMASIN
NAMA Angka Plebitis.
1.
INDIKATOR
KATEGORI
2.
PENGUKURAN
KLINIK SKP MANAJEMEN
3. DIMENSI MUTU Keselamatan Pasien.
Mengurangi dan mencegah terjadinya angka plebitis pada semua
4. TUJUAN
pasien rawat inap.
Plebitis adalah peradangan pada dinding pembuluh darah vena saat
dipasang atau setelah beberapa waktu dipasang infus atau kateter vena.
plebitis yang disebabkan faktor mekanik, yaitu :
Infus atau kateter vena yang dipasang di area persendian.
Ukuran kateter yang lebih besar dari ukuran pembuluh darah vena.
Cairan yang dipasang yaitu cairan hipotonik dan cairan isotonik.
Hiponik seperti detrosa 2,5% dalam NaCl 0,45%; NaCl 0,45%, NaCl
0,2%.
Isotonik seperti Ringer-laktat (RL), NaCl 0,9%.; komponen darah
DIFINISI (albumin 5%, plasma), dextrose 5% dalam air (D5W).
5.
OPERASIONAL Tingkat keparahan plebitis ditentukan berdasarkan derajat plebitis,
yaitu :
derajat 0 : tidak ada tanda plebitis
derajat 1 : merah atau sakit bila ditekan
derajat 2 : merah, sakit bila ditekan dan edema
derajat 3 : merah, sakit, edema dan vena mengeras
derajat 4 : merah, sakit, edema, vena mengeras dan timbul.
Angka standar kejadian plebitis di rumah sakit yang menjadi acuan
1,5% dari semua pasien yang mendapat terapi infus atau venflon
(kateter vena).
6. NUMERATOR Jumlah pasien yang mengalami plebitis.
7. DENOMINATOR Jumlah pasien yang dipasang infus dan/atau kateter vena.
Pasien yang sebelumnya sudah terinfeksi di daerah yang akan
dilakukan pemasangan infus.
Pasien yang mendapat terapi parentral dan cairan hipertonik.
Terapi parenteral :
8. EKSKLUSI
Cairan hipertonik : Detrose 5% dalam saline 0,9%; dextrose 5% dala
RL; Dextrose 10% dalam air; dextrose 20% dalam air; Albumin 25.
Terapi parenteral : Clinimix N9G15E, Minofusin paed, Cernefit,
Aminofusin, aminofel, Totufusin, dan lain lain
9. INKLUSI -
JENIS
10.
INDIKATOR
STRUKTUR PROSES OUTCOME PROSES & OUTCOME
FREKUENSI
11. PENGUMPULAN
DATA BULANAN 3 BULAN 6 BULAN HARIAN
PENGUMPUL
12.
DATA
KA. SMF PPM KARU PJ mutuPJPpNSTALASI
PERIODE
13.
PELAPORAN
BULANAN 3 BULAN 6 BULAN LAINNYA

MEDICAL RECORD REKAP HARIAN SISTEM PELAPORAN


14. SUMBER DATA

LAPORANKEPUASAN LAINNYA
METODOLOGI
15. PENGUMPULAN
DATA RETROSPEKTIF KONKUREN
Standar pengukuran : 0% atau tidak ada pasien yang mengalami
STANDAR plebitis.
PENGUKURAN /
16. TARGET
PENGUKURAN Target pengukuran : 100% pasien yang dirawat inap dan dipasang
INDIKATOR
infus.
TARGET Semua pasien rawat inap yang dipasang infus.
SAMPEL DAN
17.
UKURAN
SAMPEL (n)
WILAYAH Unit ruang rawat inap, Unit khusus
18.
PEMANTUAN
Data divalidasi dan dianalisis oleh Kepala Ruangan, dan dilaporkan
secara tertulis kepada Komite Mutu, untuk direkap dan dianalisis
RENCANA
19.
ANALISIS tingkat rumah sakit, untuk ditindak lanjuti dan hasilnya dilaporkan
kepada direktur.

DISEMINASI
20.
DATA Pertemuan Rutin Kepala Ruangan.
No. Nama Tanggal/jam Petugas yang Tanggal /jam Plebitis
No.
RM pasien pemasangan memasang off tidak ya
1.
2.

FORM YANG
21.
DIGUNAKAN
VALIDATOR 1 KA SATKER KA INSTALASI /UNIT

( ) ( ) ( )

Usulan validator cukup 1 dari ruang rawat


USULAN PROFIL INDIKATOR IPSG
PANDUAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RS SUAKA INSAN
BANJARMASIN
NAMA Kejadian Hospital Acquired Pneumonia (HAP).
1.
INDIKATOR
KATEGORI
2.
PENGUKURAN
KLINIK SKP MANAJEMEN
3. DIMENSI MUTU Keselamatan Pasien.
4. TUJUAN Pasien yang dirawat tidak mengalami pneumonia nosokomial.
Hospital Acquired Pneumonia atau pneumonia nosokomial adalah
pneumonia yang terjadi setelah pasien dirawat selama 48 jam di rumah
sakit.
Faktor resiko pneymonia dibagi dua :
a. Faktor yang berhubungan dengan daya tahan tubuh :
Penyakit kronik misalnya penyakit jantung, PPOK, diabetes,
alkoholisme, azotemia.
Perawatan di rumah sakit yang lama lebih dari 5 hari
Koma
Pemakaian obat tidur
Perokok
Malnutrisi
Lansia
Pengobatan steroid
Waktu operasi yang lama lebih dari 4 jam
DIFINISI Sepsis
5.
OPERASIONAL Syok hemorregic
Infeksi berat di luar paru
Bronkiektasis
Pasien dengan kuman MDR (Multi Drug Resistant)
b. Faktor eksogen
Pembedahan dengan jenis torakotomi, Operasi abdomen atas,
Operasi abdomen bawah
Penggunaan antibiotik yang aktif terhadap streptococcus di
orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan.
Pengguanaan alat bantu nafas selain ventilator
Pemasangan selang nasogastrik dan alimentasi enteral
Lingkungan rumah sakit :
1) Petugas rumah sakit yang mencuci tangan tidak sesuai
prosedur.
2) Penatalaksanaan dan pemakaian alat-alat yang tidak sesuai
prosedur.
6. NUMERATOR Kejadian hospital acquired pneumonia.

7. DENOMINATOR Semua pasien dengan pneumonia.


8. EKSKLUSI Pasien dengan pneumonia, pasien dengan pemasangan intubasi endotrakeal
9. INKLUSI -
10. JENIS INDIKATOR
STRUKTUR PROSES OUTCOME PROSES & OUTCOME
FREKUENSI
11. PENGUMPULAN
DATA BULANAN 3 BULAN 6 BULAN HARIAN
PENGUMPUL
12.
DATA
KA. SMF PPM KARU PJ mutuPJPpNSTALASI
PERIODE
13.
PELAPORAN
BULANAN 3 BULAN 6 BULAN LAINNYA

MEDICAL RECORD REKAP HARIAN SISTEM PELAPORAN


14. SUMBER DATA

LAPORANKEPUASAN LAINNYA
METODOLOGI
15. PENGUMPULAN
DATA RETROSPEKTIF KONKUREN
STANDAR Standar pengukuran : 0% atau tidak ada pasien yang mengalami HAP.
PENGUKURAN /
16. TARGET Target pengukuran : 100% pasien yang dirawat inap tidak mengalami HAP.
PENGUKURAN
INDIKATOR
TARGET SAMPEL Semua pasien yang mengalami HAP.
17. DAN UKURAN
SAMPEL (n)
WILAYAH Unit ruang rawat inap, Unit khusus.
18.
PEMANTUAN
Data divalidasi dan dianalisis oleh Kepala Ruangan, dan dilaporkan secara
RENCANA tertulis kepada Komite Mutu, untuk direkap dan dianalisis tingkat rumah
19.
ANALISIS sakit, untuk ditindak lanjuti dan hasilnya dilaporkan kepada direktur.

DISEMINASI Grafik data angka HAP di tempelkan pada story board.


20.
DATA

Tanggal
No. Nama Dr yang Tanggal
No. Diagnosa ditemukan tanda
RM pasien merawat MRS
HAP
1.
2.

FORM YANG VALIDATOR 1 KA SATKER KA INSTALASI /UNIT


21.
DIGUNAKAN
( ) ( ) ( )

Usulan validator cukup 1 dari ruang rawat


Petunjuk Pengisian :
1. Nomor: nomor urut.
2. Nomor RM : nomor yang diberikan petugas PPB sebagai nomor rekam
medis pasien.
3. Nama pasien : nama yang tertulis sesuai status pasien.
4. Dr. Yang merawat : nama dokter yang ditunjuk oleh pasien untuk
merawatnya.
5. Tanggal MRS: tanggal pasien mulai dirawat inap di Rumah Sakit.
6. Diagnosa : diagnosa awal pasien dirawat sebelum ditemukan HAP.
7. Tanggal ditemukan tanda HAP : tanggal terlihatnya tanda HAP.
USULAN PROFIL INDIKATOR IPSG
PANDUAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RS SUAKA INSAN
BANJARMASIN
NAMA Kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO).
1.
INDIKATOR
KATEGORI
2.
PENGUKURAN
KLINIK SKP MANAJEMEN
3. DIMENSI MUTU Keselamatan Pasien.
Luka operasi yang terjadi selama dirawat atau setelah pulang dari
4. TUJUAN
rumah sakit dapat tercatat dan terlapor.
Infeksi Luka Operasi Adalah Infeksi Yang Didapat Setelah
Menjalani Operasi, Dapat Terjadi 5 10 Hari Setelah Operasi,
Sampai 30 Hari Setelah Operasi.
Luka Yang Termasuk Dalam Angka Infeksi Luka Operasi Adalah
Klasifikasi Luka Bersih (Asuhan Keperawatan Pre, Intra, Pasca
Operasi).
Syarat Yang Termasuk Infeksi Luka Operasi Yaitu : Operasi
Kurang Dari 4 Jam; Pasien Sudah Dirawat Kurang Dari 1x24 Jam;
Pasien Dengan Jadwal Operasi Elektif; Daerah Operasi Tidak
Melibatkan Saluran Nafas, Saluran Pencernaan, Saluran Kemih;
Luka Terjahit Sempurna; Tidak Ada Peradangan Pada Tempat
Operasi.
DIFINISI Jenis Operasi Yang Jika Terjadi Infeksi Termasuk Infeksi Luka
5.
OPERASIONAL
Operasi:
a. Sectio Caesarrea Aterm Dengan Indikasi : Bayi Besar, Fetal
Disstress, Preeklampsia, Gemelli, Letak Lintang, Letak
Sungsang, Plasenta Previa, Panggul Sempit, Hidrosefalus, Ibu
Dengan Hipertensi, Ibu Mengalami Masalah Pada
Penyembuhan Perinium Sebelumnya.
b. ORIF Fraktur Tertutup
c. Eksisi Lipoma
d. Eksisi Struma (Gondok)
e. Eksisi Fibroma Adenoma Mammae (FAM)
f. Myomektomy
g. Bedah Plastik
h. VP SHUNT (pada kasus hydrocephalus)
i. Operasi katarak

6. NUMERATOR Kejadian luka operasi bersih yang infeksi.

7. DENOMINATOR Pasien yang menjalani operasi bersih.


Syarat yang termasuk luka operasi yaitu : operasi lebih dari 4 jam,
pasien sudah dirawat lebih dari 1x24 jam.
8. EKSKLUSI
Luka terbuka terkontaminasi, pasien yang sudah terdiagnosa
mengalami infeksi.

JENIS
9.
INDIKATOR
STRUKTUR PROSES OUTCOME PROSES & OUTCOME
FREKUENSI
10. PENGUMPULAN
DATA BULANAN 3 BULAN 6 BULAN HARIAN
PENGUMPUL
11.
DATA
KA. SMF PPM KARU PJ mutuPJPpNSTALASI
PERIODE
12.
PELAPORAN
BULANAN 3 BULAN 6 BULAN LAINNYA

MEDICAL RECORD REKAP HARIAN SISTEM PELAPORAN


13. SUMBER DATA

LAPORANKEPUASAN LAINNYA
METODOLOGI
14. PENGUMPULAN
DATA RETROSPEKTIF KONKUREN
Standar pengukuran : 0% atau tidak ada pasien yang mengalami
STANDAR
PENGUKURAN / infeksi luka operasi bersih.
15. TARGET
PENGUKURAN Target pengukuran : 100% pasien yang menjalani operasi bersih
INDIKATOR tidak mengalami infeksi.
TARGET Seluruh pasien yang menjalani operasi bersih.
SAMPEL DAN
16.
UKURAN
SAMPEL (n)
WILAYAH Ruang rawat inap dan unit khusus.
17.
PEMANTUAN
Data divalidasi dan dianalisis oleh Kepala Ruangan, dan dilaporkan
secara tertulis kepadaKomite Mutu, untuk direkap dan dianalisis
RENCANA
18.
ANALISIS tingkat rumah sakit, untuk ditindak lanjuti dan hasilnya dilaporkan
kepada direktur.
Grafik data angka infeksi luka operai bersih di tempelkan pada story
DISEMINASI
19.
DATA board.

No. No. Nama Dr yang merawat Tanggal MRS Tanggal Tanggal


RM pasien operasi ditemukan
tanda infeksi
1.
2.

Validator Kepala bagian Kepala Ruangan


keperawatan

(...................................) (...................................) (......................................)

Petunjuk Pengisian :
1. nomor: nomor urut.
FORM YANG
20.
DIGUNAKAN 2. nomor RM : nomor yang diberikan petugas PPB sebagai nomor
rekam medis pasien.
3. nama pasien : nama yang tertulis sesuai status pasien.
4. Dr. Yang merawat : nama dokter yang ditunjuk oleh pasien untuk
merawatnya.
5. Tanggal MRS: tanggal pasien mulai dirawat inap di Rumah Sakit.
6. Tangal Operasi : tanggal pasien dilakukan tindakan operasi.
Tanggal ditemukan tanda infeksi : tanggal terlihatnya tanda
infeksi seperti colour, dolor, rubor, tumor, functiolaisa.
USULAN PROFIL INDIKATOR IPSG
PANDUAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RS SUAKA INSAN
BANJARMASIN
NAMA Kejadian Ventilator Associated Pnemonia (VAP).
1.
INDIKATOR
KATEGORI
2.
PENGUKURAN
KLINIK SKP MANAJEMEN
3. DIMENSI MUTU Keselamatan Pasien.

4. TUJUAN Pasien yang memakai ventilator tidak mengalami pneumonia.


Ventilator associated pneumonia (VAP) adalah pneumonia
nosokomial yang terjadi setelah 48 jam pada pasien dengan bantuan
ventilasi mekanik seperti pipa endotrakeal atau pipa trakeostomi.
Di diagnosa berdasarkan :
Foto thoraks
Hasil biakkan darah atau pleura.
Terdapat dua dari tiga gejala pneumonia seperti demam,
leukositosis, sekret purulen.
Nilai clinical pulmonary infections score (CPIS) 6
Tabel CPIS
DIFINISI
5. Parameter 0 1 2
OPERASIONAL
Sekresi trakea Non purulent - purulent
Suhu tubuh 36,5- 38,4 38,5- 39atau 36
0
( C) 38,9
Jumlah leukosit 4000- < 4000 atau < 4000 atau >
11.000 > 11.000 11.000
> 50% bentuk
imatur.
Oksigenasi >240 atau 240 atau
ARDS* tidak ARDS*
Foto thorak Tidak ada Infiltrasi Infiltrasi
infiltrasi menyebar terlihat batas
yang jelas

6. NUMERATOR Pasien yang memakai ventilator atau OFA dan mengalami pneumonia.

7. DENOMINATOR Pasien yang memakai ventilator atau OFA.

8. EKSKLUSI -

JENIS
9.
INDIKATOR
STRUKTUR PROSES OUTCOME PROSES & OUTCOME
FREKUENSI
10. PENGUMPULAN
DATA BULANAN 3 BULAN 6 BULAN HARIAN
PENGUMPUL
11.
DATA
KA. SMF PPM KARU PJ mutuPJPpNSTALASI
PERIODE
12.
PELAPORAN
BULANAN 3 BULAN 6 BULAN LAINNYA

MEDICAL RECORD REKAP HARIAN SISTEM PELAPORAN


13. SUMBER DATA

LAPORANKEPUASAN LAINNYA
METODOLOGI
14. PENGUMPULAN
DATA RETROSPEKTIF KONKUREN
Standar pengukuran : 0% atau tidak ada pasien yang mengalami
STANDAR
PENGUKURAN / VAP.
15. TARGET
PENGUKURAN Target pengukuran : 100% pasien yang dirawat inap tidak
INDIKATOR mengalami VAP.
TARGET Semua pasien yang dirawat di ICU dengan menggunakan ventilator
SAMPEL DAN
16. dan/atau OFA (Orofaringeal Airway).
UKURAN
SAMPEL (n)
WILAYAH Unit ruang rawat inap, Unit khusus.
17.
PEMANTUAN
Data divalidasi dan dianalisis oleh Kepala Ruangan, dan dilaporkan
secara tertulis kepadaKomite Mutu, untuk direkap dan dianalisis
RENCANA
18.
ANALISIS tingkat rumah sakit, untuk ditindak lanjuti dan hasilnya dilaporkan
kepada direktur.
DISEMINASI Grafik data angka VAP di tempelkan pada story board.
19.
DATA

Tanggal
No. Nama Dr yang Tanggal
No Diagnosa ditemukan
RM pasien merawat MRS
tanda VAP
1.
2.
FORM YANG
20. Validator Kepala bagian Kepala Ruangan
DIGUNAKAN
keperawatan

(.............................) (...........................) (......................................)

Petunjuk Pengisian :
1. nomor: nomor urut.
2. nomor RM : nomor yang diberikan petugas PPB sebagai nomor
rekam medis pasien.
3. nama pasien : nama yang tertulis sesuai status pasien.
4. dr. Yang merawat : nama dokter yang ditunjuk oleh pasien untuk
merawatnya.
5. Tanggal MRS: tanggal pasien mulai dirawat inap di Rumah
Sakit.
6. Diagnosa : diagnosa awal pasien dirawat sebelum ditemukan
VAP.
7. Tanggal ditemukan tanda VAP : tanggal terlihatnya tanda VAP.

You might also like