You are on page 1of 13

2.

a Metabolisme Karbohidrat
Klasifikasi Karbohidrat
Karbohidrat dapat dikelompokkan menurut jumlah unit gula, ukuran dari rantai karbon,
lokasi gugus karbonil (-C=O), serta stereokimia. Berdasarkan jumlah unit gula dalam rantai,
karbohidrat digolongkan menjadi 4 golongan utama yaitu:
1. Monosakarida : terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan
asam dalam air menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Monosakarida yang paling sederhana
ialah gliseraldehida dan dihidroksiaseton. Sedangkan monosakarida yang penting bagi tubuh
adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Disakarida : senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis ataupun berbeda.
Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2 molekul
monosakarida. Contoh dari disakarida adalah maltosa (glukosa+glukosa), laktosa
(glukosa+galaktosa), dan sukrosa (glukosa+fruktosa).
3. Oligosakarida : senyawa yang terdiri dari gabungan 3 10 monosakarida. Misalnya trisakarida
dan tetrasakarida.
4. Polisakarida : senyawa yang terdiri dari gabungan lebih dari 10 molekul- molekul
monosakarida, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida. Polisakarida
merupakan jenis karbohidrat yang mempunyai struktur rantai lurus maupun bercabang. Misanya
amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa.

Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme mengakar pada kata metabole dari bahasa Yunani yang berarti berubah.
Dalam dunia ilmu pengetahuan, secara sederhana metabolisme diartikan sebagai proses kimiawi
yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup yang bertujuan untuk menghasilkan energi.
Proses metabolisme karbohidrat secara garis besar terdiri dari dua cakupan yakni reaksi
pemecahan atau katabolisme dan reaksi pembentukan atau anabolisme. Pada proses
pembentukan, salah satu unsur yang harus terpenuhi adalah energi. Energi ini dihasilkan dari
proses katabolisme.
Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori:
1. Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)
Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa pembentuk struktur dan mesin
tubuh. Salah satu contoh dari kategori ini adalah sintesis protein.
2. Lintasan katabolik (pemecahan)
Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi bebas, biasanya dalam
bentuk fosfat energi tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi, seperti rantai respirasi dan fosforilasi
oksidatif.
3. Lintasan amfibolik (persimpangan)
Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada persimpangan metabolisme
sehingga bekerja sebagai penghubung antara lintasan anabolik dan lintasan katabolik. Contoh
dari lintasan ini adalah siklus asam sitrat.

Metabolisme karbohidrat pada manusia terutama :


a. Glikolisis, yaitu oksidasi glukosa atau glikogen menjadi piruvat dan asam laktat melalui
Embden-Meyerhof Pathway (EMP).
b. Glikogenesis, yaitu sintesis glikogen dari glukosa.
c. Glikogenolisis, yaitu pemecahan glikogen, pada hepar hasil akhir adalah glukosa,
sedangkan di otot diubah menjadi piruvat dan asam laktat.
d. Siklus Krebs atau siklus asam trikarboksilat atau siklus asam sitrat adalah suatu jalan
bersama dari oksidasi karbohidrat, lemak dan protein melalui asetil-Ko-A dan akan
dioksidasikan secara sempurna menjadi CO2 & H2O.
e. Heksosa Monofosfat Shunt atau siklus pentosa fosfat adalah suatu jalan lain dari oksidasi
glukosa selain EMP dan siklus Krebs.
f. Glukoneogenesis, yaitu pembentukan glukosa atau glikogen dari zat-zat bukan
karbohidrat.
g. Oksidasi asam piruvat menjadi asetil Ko-A, yaitu lanjutan dari glikolisis serta menjadi
penghubung antara glikolisis dan siklus Krebs.

2. Macam-macam Proses Metabolisme Karbohidrat


1) Glikolisis
Tahap ini merupakan awal terjadinya respirasi sel. Molekul glukosa akan masuk ke dalam sel
melalui proses difusi. Agar dapat bereaksi, glukosa diberi energi aktivasi berupa satu ATP. Hal
ini mengakibatkan glukosa dalam keadaan terfosforilasi menjadi glukosa-6-fosfat yang dibantu
oleh enzim heksokinase. Secara singkat, glukosa-6-fosfat dipecah menjadi 2 buah molekul
gliseraldehid-3-fosfat (PGAL) dengan bantuan satu ATP dan enzim fosfoheksokinase. Proses
selanjutnya merupakan proses eksergonik. Hasilnya adalah 4 molekul ATP dan hasil akhir
berupa 2 molekul asam piruvat (C3). Secara lengkap, proses glikolisis yang terjadi sebagai
berikut
Gambar 1. Glikolisis
a. Glikolisis merupakan proses pengubahan molekul sumber energi, yaitu glukosa yang
mempunyai 6 atom C manjadi senyawa yang lebih sederhana, yaitu asam piruvat yang
mempunyai 3 atom C.
b. Reaksi ini berlangsung di dalam sitosol (sitoplasma).
c. Reaksi glikolisis mempunyai sembilan tahapan reaksi yang dikatalisis oleh enzim tertentu,
d. Dari sembilan tahapan reaksi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua fase, yaitu fase
investasi energi, yaitu dari tahap 1 sampai tahap 4, dan fase pembelanjaan energi, yaitu dari
tahap 5 sampai tahap 9.
e. Pertama-tama, glukosa mendapat tambahan satu gugus fosfat dari satu molekul ATP, yang
kemudian berubah menjadi ADP, membentuk glukosa 6-fosfat.
f. Setelah itu, glukosa 6-fosfat diubah oleh enzim menjadi isomernya, yaitu fruktosa 6-fosfat.
Satu molekul ATP yang lain memberikan satu gugus fosfatnya kepada fruktosa 6-fosfat,
yang membuat ATP tersebut menjadi ADP dan fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa 1,6-
difosfat. Kemudian, fruktosa 1,6-difosfat dipecah menjadi dua senyawa yang saling isomer
satu sama lain, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan PGAL (fosfogliseraldehid atau gliseraldehid
3-fosfat).
g. Tahapan-tahapan reaksi diatas itulah yang disebut dengan fase investasi energi.
h. Selanjutnya, dihidroksi aseton fosfat dan PGAL masing-masing mengalami oksidasi dan
mereduksi NAD+, sehingga terbentuk NADH, dan mengalami penambahan molekul fosfat
anorganik (Pi) sehingga terbentuk 1,3-difosfogliserat.
i. Kemudian masing-masing 1,3-difosfogliserat melepaskan satu gugus fosfatnya dan berubah
menjadi 3-fosfogliserat, dimana gugus fosfat yang dilepas oleh masing-masing 1,3-
difosfogliserat dipindahkan ke dua molekul ADP dan membentuk dua molekul ATP.
j. Setelah itu, 3-fosfogliserat mengalami isomerisasi menjadi 2-fosfogliserat. Setelah menjadi
2-fosfogliserat, sebuah molekul air dari masing-masing 2-fosfogliserat dipisahkan,
menghasilkan fosfoenolpiruvat.
k. Terakhir, masing-masing fosfoenolpiruvat melepaskan gugus fosfat terakhirnya, yang
kemudian diterima oleh dua molekul ADP untuk membentuk ATP, dan berubah menjadi
asam piruvat.
l. Setiap pemecahan 1 molekul glukosa pada reaksi glikolisis akan menghasilkan produk kotor
berupa 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH, 4 molekul ATP, dan 2 molekul air.
m. Akan tetapi, pada awal reaksi ini telah digunakan 2 molekul ATP, sehingga hasil bersih
reaksi ini adalah 2 molekul asam piruvat (C3H4O3), 2 molekul NADH, 2 molekul ATP, dan
2 molekul air.
Walaupun empat molekul ATP dibentuk pada tahap glikolisis, namun hasil reaksi
keseluruhan adalah dua molekul ATP. Ada dua molekul ATP yang harus diberikan pada fase
awal glikolisis. Tahap glikolisis tidak memerlukan oksigen.

2) Dekarboksilasi Oksidatif
Setiap asam piruvat yang dihasilkan kemudian akan diubah menjadi Asetil-KoA
(koenzim-A). Asam piruvat ini akan mengalami dekarboksilasi sehingga gugus karboksil akan
hilang sebagai CO2 dan akan berdifusi keluar sel. Dua gugus karbon yang tersisa kemudian akan
mengalami oksidasi sehingga gugus hidrogen dikeluarkan dan ditangkap oleh akseptor elektron
NAD+.
Gugus yang terbentuk, kemudian ditambahkan koenzim-A sehingga menjadi asetil-KoA.
Hasil akhir dari proses dekarboksilasi oksidatif ini akan menghasilkan 2 asetil-KoA dan 2
molekul NADH. Pembentukan asetil-KoA memerlukan kehadiran vitamin B1. Berdasarkan hal
tersebut, dapat diketahui betapa pentingnya vitamin B dalam tubuh hewan maupun tumbuhan.

3) Siklus Krebs
Proses selanjutnya adalah daur asetil-KoA menjadi beberapa bentuk sehingga dihasilkan
banyak akseptor elektron. Selain disebut sebagai daur asam sitrat, proses ini disebut juga daur
Krebs. Hans A. Krebs adalah orang yang pertama kali mengamati dan menjelaskan fenomena ini
pada tahun 1930. Setiap tahapan dalam daur asam sitrat dikatalis oleh enzim yang khusus.
Berikut adalah tahapan yang terjadi dalam daur asam sitrat.
Gambar 2. Siklus Krebs
Asetil-KoA akan menyumbangkan gugus asetil pada oksaloasetat sehingga terbentuk asam
sitrat. Koenzim A akan dikeluarkan dan digantikan dengan penambahan molekul air.
Perubahan formasi asam sitrat menjadi asam isositrat akan disertai pelepasan air.
Asam isositrat akan melepaskan satu gugus atom C dengan bantuan enzim asam isositrat
dehidrogenase, membentuk asam -ketoglutarat. NAD+ akan mendapatkan donor elektron dari
hidrogen untuk membentuk NADH. Asam -ketoglutarat selanjutnya diubah menjadi suksinil
KoA.
Asam suksinat tiokinase membantu pelepasan gugus KoA dan ADP mendapatkan donor fosfat
menjadi ATP. Akhirnya, suksinil-KoA berubah menjadi asam suksinat.
Asam suksinat dengan bantuan suksinat dehidrogenase akan berubah menjadi asam fumarat
disertai pelepasan satu gugus elektron. Pada tahap ini, elektron akan ditangkap oleh akseptor
FAD menjadi FADH2.
Asam Fumarat akan diubah menjadi asam malat dengan bantuan enzim fumarase.
Asam malat akan membentuk asam oksaloasetat dengan bantuan enzim asam malat
dehidrogenase. NAD+ akan menerima sumbangan elektron dari tahap ini dan membentuk
NADH.
Dengan terbentuknya asam oksaloasetat, siklus akan dapat dimulai lagi dengan sumbangan dua
gugus karbon dari asetil KoA.

4) Transfer Elektron

Selama tiga proses sebelumnya, dihasilkan beberapa reseptor elektron yang bermuatan akibat
penambahan ion hidrogen. Reseptor-reseptor ini kemudian akan masuk ke transfer elektron
untuk membentuk suatu molekul berenergi tinggi, yakni ATP. Reaksi ini berlangsung di dalam
membran mitokondria. Reaksi ini berfungsi membentuk energi selama oksidasi yang dibantu
oleh enzim pereduksi. Transfer elektron merupakan proses kompleks yang melibatkan NADH
(Nicotinamide Adenine Dinucleotide), FAD (Flavin Adenine Dinucleotide), dan molekul-
molekul lainnya. Dalam pembentukan ATP ini, ada akseptor elektron yang akan memfasilitasi
pertukaran elektron dari satu sistem ke sistem lainnya.

a. Enzim dehidrogenase mengambil hidrogen dari zat yang akan diubah oleh enzim (substrat).
Hidrogen mengalami ionisasi sebagai berikut : 2H 2H+ + 2e (Elektron).
b. NADH dioksidasi menjadi NAD+ dengan memindahkan ion hidrogen kepada flavoprotein
(FP), flavin mononukleotida (FMN), atau FAD yang bertindak sebagai pembawa ion
hidrogen. Dari flavoprotein atau FAD, setiap proton atau hidrogen dikeluarkan ke matriks
sitoplasma untuk membentuk molekul H2O.
c. Elektron akan berpindah dari ubiquinon ke protein yang mengandung besi dan sulfur (FeSa
dan FeSb) sitokrom b koenzim quinon sitokrom b2 sitokrom o sitokrom
c sitokrom a sitokrom a3, dan terakhir diterima oleh molekul oksigen sehingga
terbentuk H2O. Perhatikan gambar.
Gambar 3. Transpor elektron

Di dalam rantai pernapasan, 3 molekul air (H2O) dihasilkan melalui NADH dan 1
molekul H2O dihasilkan melalui FAD. Satu mol H2O yang melalui NADH setara dengan 3 ATP
dan 1 molekul air yang melalui FAD setara dengan 2 ATP.
Walaupun ATP total yang tertera pada Tabel 1 adalah 38 ATP, jumlah total yang
dihasilkan pada proses respirasi adalah 36 ATP. Hal tersebut disebabkan 2 ATP digunakan oleh
elektron untuk masuk ke mitokondria.

No Proses Akseptor ATP

1. Glikolisis 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP

2. Siklus Krebs

2 asam piruvat 2 asetil KoA + 2CO2 2 NADH 2ATP


2 asetil KoA 4CO2 6 NADH

3. Rantai transfer elektron 30 ATP 34 ATP


10NADH + 502 10NAD+ + 10H2O 4 ATP
2 FADH2 + O2 2 FAD + 2H2O

5) Glikogenesis

Glikogenesis adalah lintasan metabolisme yang mengkonversi glukosa menjadi glikogen


untuk disimpan di dalam hati.
Lintasan diaktivasi di dalam hati, oleh hormon insulin sebagai respon terhadap rasio gula
darah yang meningkat, misalnya karena kandungan karbohidrat setelah makan; atau teraktivasi
pada akhir siklus Cori. Penyimpangan atau kelainan metabolisme pada lintasan ini disebut
glikogenosis.
Proses glikogenesis adalah sebagai berikut :
Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada
lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh
glukokinase.
Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisator enzim
fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan
mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.

Enz-P + Glukosa 1-fosfatEnz + Glukosa 1,6-bifosfatEnz-P + Glukosa 6- fosfat


Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk uridin
difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.

UDPGlc + PPiUTP + Glukosa 1-fosfat


Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan menarik
reaksi kearah kanan persamaan reaksi.
Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik dengan
atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi
ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya
(disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat
terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.

6) Glikogenolisis

Glikogenolisis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain


glukoneogenosis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk
menghindari simtoma hipoglisemia. Pada glikogenolisis, glikogen digradasi berturut-turut
dengan 3 enzim, glikogen fosforilase, glukosidase, fosfoglukomutase, menjadi glukosa. Hormon
yang berperan pada lintasan ini adalah glukagon dan adrenalin.

Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1-fosfat. Berbeda


dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan enzimnya
adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1-fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh
enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis) yaitu fosfoglukomutase.

Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda
dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6-
fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan
ATP dari ADP dan fosfat.

Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk respirasi sehingga
menghasilkan energi, yang energi itu terekam / tersimpan dalam bentuk ATP.

7) Glukoneogenesis

Glukoneogenesis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain


glikogenolisis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk
menghindari simtoma hipoglisemia. Pada lintasan glukoneogenesis, sintesis glukosa terjadi
dengan substrat yang merupakan produk dari lintasan glikolisis, seperti asam piruvat, asam
suksinat, asam laktat, asam oksaloasetat, terkecuali:
Fosfopiruvat + Piruvat kinase + ADP Piruvat + ATP
Fruktosa-6P + Fosfofrukto kinase + ATP Fruktosa-1,6-BPt + ADP
Glukosa + Heksokinase + ATP Glukosa-6P + ADP
Enzim glikolitik yang terdiri dari glukokinase, fosfofruktokinase, dan piruvat kinase
mengkatalisis reaksi yang ireversibel sehingga tidak dapat digunakan untuk sintesis glukosa.
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversibel tersebut, maka proses glukoneogenesis
berlangsung melalui tahap reaksi lain. Reaksi tahap pertama glukoneogenesis merupakan suatu
reaksi kompleks yang melibatkan beberapa enzim dan organel sel (mitokondrion), yang
diperlukan untuk mengubah piruvat menjadi malat sebelum terbentuk fosfoenolpiruvat.

8) Proses Glukoneogenesis

Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Disini
asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yang
disebut glukoneogenesis (pembentukan gula baru).

Pada dasarnya glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa dari senyawa-senyawa bukan
karbohidrat, misalnya asam laktat danbeberapa asam amino. Proses glukoneogenesis
berlangsung terutama dalam hati.

Walaupun proses glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa, namun bukan


kebalikandari proses glikolisis karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak
reversible, artinya diperlukan enzim lain untuk kebalikannya.

1. Glukosa + ATP heksokinase Glukosa-6-Posfat + ADP


2. Fruktosa-6-posfat + ATP fosforuktokinase fruktosa 1,6 diposfat + ADP
3. Fosfoenol piruvat + ADP piruvatkinase asam piruvat + ATP

Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, maka proses glukoneogenesis
berlangsung melalui tahap reaksi lain, yaitu :
Fosfoenolpiruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pembentukan asam oksaloasetat.

(a) asam piruvat + CO2+ ATP + H2O asam oksalo asetat +ADP + Fosfat + 2H+
(b) oksalo asetat + guanosin trifosfat fosfoenol piruvat +guanosin difosfat + CO2
Reaksi (a) menggunakan katalis piruvatkarboksilase dan reaksi (b)menggunakan
fosfoenolpiruvat karboksilase.
Jumlah reaksi (a) dan (b) ialah : asam piruvat + ATP + GTP + H2O + fosfoenol piruvat + ADP
+GDP + fosfat+ 2H+
Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6-difosfat dengan cara hidrolisis oleh enzim
fruktosa-1,6-difosfatase.
Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glikosa-6-fosfat dengan katalisglukosa-6-
fosfatase.glukosa-6-fosfat + H2O glukosa + fosfat.

You might also like