You are on page 1of 38

MAKALAH AUDITING DAN ATESTASI

AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN: PENDAPAT AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN DAN
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Dosen Pengampu:
Akie Rusaktiva Rustam, SE, MSA, Ak, CA

OLEH:

Arifa Kurniawan 160020110011012


Gladys Bella Novenna Rettob 160020110011010
Wa Ode Irma Sari 160020110011011

JOINT PROGRAM REGULER II A


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
ridho serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Sholawat serta salam tidak lupa selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Muhammad
SAW. Alhamdulillah makalah yang diberi judul Audit Atas Laporan Keuangan: Pendapat
Auditor Atas Laporan Keuangan Dan Laporan Auditor Independen dapat terselesaikan
dengan baik melalui bantuan berbagai pihak yang terkait.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna,
karena itu kritik, saran dan masukan yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam
pengembangan pendidikan di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Malang, 18 Oktober 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tahap terakhir dari penugasan audit adalah melaporkan semua temuan yang
didapat. Proses audit akan menghasilkan sebuah laporan audit. Laporan audit berisi
tentang opini auditor yang merupakan pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan dan hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan audit dari seorang auditor dipergunakan sebagai alat komunikasi antara
auditor dengan pihak manajemen mengenai temuan (finding) dari setiap audit yang
telah dilakukan auditor. Dari setiap audit yang telah diselesaikan harus dibuat satu
laporan tertulis dan ditanda tangani demikian standar internal audit mengharuskan hal
ini. Namun, standar tidak merekomendasikan bentuk atau format laporan tertentu.
Untuk hal tersebut standar menyerahkan kepada masing-masing auditor. Laporan audit
harus ditandatangani oleh auditor yang berhak, penunjukkan auditor yang
menandatangani hal tersebut di tentukan oleh kepala satuan internal audit. Tandatangan
dapat dilakukan (diterakan) pada body laporan atau pada cover letter (Surat Pengantar).
Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting sekali dalam proses audit
atapun proses atestasi lainnya karena opini tersebut merupakan informasi utama yang
dapat diinformasikan kepada pemakai informasi tentang apa yang dilakukan auditor
dan kesimpulan yang diperolehnya. Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh
auditor dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Opini audit diberikan oleh auditor
melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini
yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya. Auditor dalam
memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya.
Menurut IAI (2001) dalam SA Seksi 326 bahwa tujuan audit atas laporan
keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat
tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Laporan auditor juga merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan
pendapatnya atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan
pendapat.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana cara merumuskan pendapat auditor ?
2. Apa saja ketentuan perumusan suatu opini atas laporan keuangan ?
3. Bagaimana standar nasional dalam laporan auditor ?
4. Bagaimana bentuk dan redaksi laporan auditor ?
5. Bagaimana format baku laporan audit ?
6. Apa saja contoh bentuk laporan audit ?
7. Bagaimana modifikasi terhadap laporan auditor ?
8. Bagaimana opini modifikasi (ISA 705) ?
9. Bagimana contoh bentuk dan isi laporan auditor WTP, WDP, TW, dan TMP ?
10. Bagaimana laporan keuangan disalahsajikan secara material ?

1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui cara merumuskan pendapat auditor
2. Untuk mengetahui ketentuan perumusan suatu opini atas laporan keuangan
3. Untuk mengetahui standar nasional dalam lapran auditor
4. Untuk mengetahui bentuk dan redaksi laporan auditor
5. Untuk mengetahui format baku laporan audit
6. Untuk mengetahui contoh bentuk laporan audit
7. Untuk mengetahui modifikasi terhadap laporan auditor
8. Untuk mengetahui opini modifikasi (ISA 705)
9. Untuk mengetahui contoh bentuk dan isi laporan auditor WTP, WDP, TW, dan TMP
Untuk mengetahui laporan keuangan disalahsajikan secara material
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 MERUMUSKAN PENDAPAT AUDITOR

Laporan keuangan memiliki peran yaitu menyediakan informasi yang berguna bagi
para pengguna untuk memprediksi sumber daya yang dimiliki, dibutuhkan, dan di hasilkan
oleh perusahaan sehingga dapat mempengaruhi pengguna laporan keuangan dalam
mengambil keputusan terkait dengan rencana masa depan perusahaan. Namun tidak semua
pengguna laporan keuangan merupakan orang yang mengerti tentang laporan keuangan.
Keterbatasan pengetahuan tersebut dapat diatasi dengan mengandalkan pihak ketiga yaitu
opini audit dari auditor eksternal.

Opini audit adalah pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan dari
entitas yang telah diaudit. Kewajaran ini menyangkut materialitas, posisi keuangan, dan arus
kas. Opini audit merupakan opini yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran penyajian
laporan keuangan perusahaan tempat auditor melakukan audit. Ikatan Akuntan Indonesia (SA
Seksi 150) menyatakan bahwa laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Opini audit adalah laporan
yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaian atas kewajaran
laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Dalam menyatakan suatu opini, auditor
harus menyimpulkan apakah auditor telah memperoleh keyakinan yang memadai tentang
apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah terbebas dari kesalahan penyajian
material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

Opini yang diberikan oleh auditor berdasarkan tahap-tahap dan prosedur audit yang
dilakukan untuk mendapatkan bukti yang memadai dan objektif, sehingga auditor dapat
menarik kesimpulan atas kewajaran laporan keuangan tersebut. Secara khusus, auditor juga
harus melakukan evaluasi terhadap ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku,
antara lain:
1. Apakah laporan keuangan telah mengungkapkan kebijakan akuntansi signifikan yang
dipilih telah diterapkan secara memadai.

2. Kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan secara konsisten dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku dan sudah tepat.

3. Estimasi akuntansi yang dibuat manajemen adalah wajar.

4. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan, dapat diandalkan,
dapat diperbandingkan dan dapat dipahami.

5. Laporan keuangan menyediakan pengungkapan yang memadai agar pembaca dapat


memahami pengaruh transaksi dan peristiwa material terhadap informasi yang
disampaikan dalam laporan keuangan.

Berdasarkan SA 700 terdapat 2 tipe opini yang dinyatakan oleh auditor, yaitu opini
tanpa modifikasian dan opini dengan modifikasi. Auditor harus meyatakan opini tanpa
modifikasian apabila auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun dalam semua
hal yang material telah sesuai dengan pelaporan keuangan yang berlaku. Namun jika auditor
menyimpulkan bahwa berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara
keseluruhan tidak terbebas dari salah saji yang material, serta auditor tidak memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji yang material, maka auditor harus memodifikasi opininya.

Pada saat auditor menyimpulkan berdasarkan bukti audit yang diperoleh bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari salah saji yang meterial serta auditor
tidak memperoleh bukti audit secara memadai, maka auditor harus melakukan modifikasi
terhadap opininya. Berdasarkan SA 705, terdapat tipe modifikasi terhadap opini auditor,
antara lain:

1. Opini Wajar dengan Pengecualian


Opini tersebut dinyatakan jika Auditor setelah memperoleh bukti audit yang
cukup tepat, auditor menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, secara keseluruhan
adalah material, namun tidak mempengaruhi keseluruhan laporan keuangan. Selain itu
opini wajar dengan pengecualian dapat diberikan ketika auditor tidak dapat
memperoleh bukti audit yang cukup tepat, tetapi auditor menyimpulkan bahwa
kemungkinan dampak penyajian yang tidak terdeteksi dapat bersifat material tetapi
tidak berdampak material pada laporan keuangan.
2. Opini Tidak Wajar
Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika auditor setelah
mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan
penyajian atas laporan keuangan adalah bersifat material dan mempengaruhi laporan
keuangan secara keseluruhan.
3. Opini Tidak Menyatakan Pendapat.
Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika auditor tidak dapat
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini, dan auditor
menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak
terdeteksi dapat bersifat material dan mempengaruhi laporan keuangan secara
keseluruhan. Meskipun telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang
setiap ketidakpastian tersebut, auditor tidak dapat merumuskan suatu opini atas
laporan keuangan karena interaksi yang potensial dari ketidakpastian tersebut dan
kemungkianan dampak kumulatif dari ketidakpastian tersebut terhadap laporan
keuangan.

Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasi, laporan auditor harus mencakup
suatu bagian dengan judul opini, sedangakan apabila auditor memodifikasi opini audit,
auditor dalan laporan audit harus menggunakan subjudul Opini Wajar dengan
Pengecualian, Opini TidakWajar, atau Opini Tidak Menyatakan Pendapat, sesuai
dengan opininya pada paragraf opini.

Dalam SA 705, auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditor ketika auditor
menyimpulkan bahwa berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara
keseluruhan tidak bebas dari salah saji yang material. Selain itu auditor tidak dapat
memperoleh bukti audit yang cukup kuat dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji yang material. Berikut merupakan ilustrasi
bagaimana pertimbangan auditor tentang sifat hal-hal yang menimbulkan modifikasi terhadap
opini audit.

Pada saat auditor menyatakan suatu opini tidak menyatakan pendapat, auditor harus
mengubah paragraf pendahuluan dalam laporan auditor untuk menyatakan bahwa auditor
ditugaskan untuk mengaudit laporan keuangan. Auditor juga harus mengubah penjelasan
tentang tanggung jawab auditor dan ruang lingkup audit dalam laporan auditor independen.
2.1.1 Ketentuan Perumusan suatu Opini atas Laporan Keuangan

Auditor harus merumuskan suatu opini tentang apakah laporan keuangan disusun,
dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Untuk merumuskan opini tersebut, auditor harus menyimpulkan apakah auditor telah
memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan
bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun
kesalahan. Kesimpulan tersebut harus memperhitungkan:
Kesimpulan auditor, berdasarkan SA 330, apakah bukti audit yang cukup dan
tepat telah diperoleh;
Kesimpulan auditor, berdasarkan SA 450, apakah kesalahan penyajian yang
tidak dikoreksi adalah material, baik secara invidual maupun secara kolektif;dan
Evaluasi yang diharuskan oleh paragraf 12-15.
Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan ketentuan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Pengevaluasian tersebut harus mencakup pertimbangan atas aspek kualitatif praktik
akuntansi entitas, termasuk indikator kemungkinan penyimpangan dalam pertimbangan
manajemen. Secara khusus, auditor harus mengevaluasi apakah, dari sudut pandang
ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku:
Laporan keuangan mengungkapkan kebijakan akuntansi signifikan yang dipilih
dan diterapkan secara memadai;
Kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan konsisten dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku dan sudah tepat;
Estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen adalah wajar;
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan, dapat
diandalkan, dapat diperbandingkan, dan dapat dipahami;
Laporan keuangan menyediakan pengungkapan yang memadai untuk
memungkinkan pengguna laporan keuangan yang dituju memahami pengaruh
transaksi dan peristiwa material terhadap informasi yang disampaikan dalam
laporan keuangan; dan
Terminologi yang digunakan dalam laporan keuangan, termasuk judul setiap
laporan keuangan, sudah tepat.
Ketika laporan keuangan disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar,
pengevaluasian yang diharuskan juga harus mencakup apakah laporan keuangan mencapai
penyajian wajar. Pengevaluasian auditor tentang apakah laporan keuangan mencapai
penyajian wajar harus mencakup pertimbangan- pertimbangan sebagai berikut:
Penyajian, struktur, dan isi laporan keuangan secara keseluruhan; dan
Apakah laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan terkait,
mencerminkan transaksi dan peristiwa yang mendasarinya dengan suatu cara
yang mencapai penyajian wajar.
Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan merujuk secara memadai
pada, atau menjelaskan, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

2.1.2 Standar Nasional


Merujuk laporan auditor ke International Standards on Auditing (ISAs) dan, pada
waktu yang bersamaan, ke standar nasional (national auditing standards) dapat dibenarkan
(is appropriate) jika tidak ada perbedaan di antara persyaratan dalam kedua perangkat
standar. Jika ada perbedaan, laporan auditor hanya akan menyebut satu standar
(International Standards on Auditing atau national auditing standards) tergantung mana
yang digunakan dalam membuat laporan auditor.

2.1.3 Bentuk Opini


Auditor harus menyatakan opini tanpa modifikasian bila auditor menyimpulkan
bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku, jika auditor:
Menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan
keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material; atau
Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan
bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian
material; auditor harus memodifikasi opininya dalam laporan auditor
berdasarkan SA 705.
Jika laporan keuangan disusun sesuai dengan ketentuan suatu kerangka penyajian
wajar tidak mencapai penyajian wajar, maka auditor harus mendiskusikan hal tersebut
dengan manajemen dan, tergantung dari ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku dan bagaimana hal tersebut diselesaikan, harus menentukan apakah perlu untuk
memodifikasi opininya dalam laporan auditor berdasarkan SA 705. Ketika laporan
keuangan disusun sesuai dengan suatu kerangka kepatuhan, auditor tidak diharuskan untuk
mengevaluasi apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar. Namun, jika dalam
kondisi yang sangat jarang terjadi, auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan
tersebut menyesatkan, maka auditor harus mendiskusikan hal tersebut dengan manajemen
dan, tergantung dari bagaimana hal tersebut diselesaikan, harus menentukan apakah, dan
bagaimana, mengomunikasikan hal tersebut dalam laporan auditor.
Selanjutnya, dari sisi proses, urutan langkah penentuan opini oleh auditor dapat
digambarkan dalam bagan alir berikut

Menurut matriks perumusan opini yang akan menjadi alat bantu (tool) bagi
auditor dalam merumuskan opini. Matriks ini merupakan pengejawantahan dari
dasar pertimbangan dan proses perumusan opini yang telah diuraikan di atas dan
diharapkan dapat mengurangi (bukan menghilangkan sama sekali) subjektivitas
auditor dalam membuat opini. Bila diibaratkan, matriks tersebut adalah mesin
pembuat keputusan. Dengan mesin itu, auditor hanya diminta untuk memasukkan
bahan-bahan dan tinggal menunggu hasilnya. Mesin itulah yang pada akhirnya
akan menentukan jenis opini yang keluar, berdasarkan bahan yang ada. Berbekal
pemahaman mengenai kecukupan bukti, salah saji, dan materialitas (termasuk aspek
pervasiveness), auditor tinggal memasukkan seluruh temuan yang berpengaruh pada
opini atas laporan keuangan ke dalam Matriks tersebut. Dalam prosesnya, auditor
hanya diminta untuk menentukan apakah sebuah temuan berakibat pada terjadinya
salah saji beserta nilai salah saji yang terjadi. Selanjutnya, auditor harus menilai
apakah bukti audit terkait pengungkapan temuan yang berakibat salah saji tersebut
cukup memadai. Lalu, auditor juga diminta untuk menentukan materialitas salah saji
yang terjadi beserta dampak pervasiveness atas transaksi atau akun yang terkait
salah saji tersebut. Setelah semua pertimbangan mengenai salah saji, kecukupan
bukti, materialitas dan pervasiveness terpetakan, auditor tinggal menentukan opini
yang sesuai dengan menggunakan Matriks Opini Terpilih. Di sini prinsip
konservatisme memegang peranan karena opini akhir yang mewakili laporan
keuangan secara keseluruhan akan ditentukan berdasarkan bobot atau proporsi opini
yang terbesar. Proporsi atau persentase ini didasarkan pada perbandingan antara
nilai temuan untuk setiap kelompok opini dengan total nilai temuan yang berakibat
salah saji.

Ketika merumuskan opini, auditor perlu memastikan apakah laporan


keuangan dibuat sesuai dengan kerangka pelaporan yang berlaku. Jika laporan
keuangan dibuat, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan
yang berlaku, maka pemberian opini yang tidak dimodifikasi adalah tepat. Jika:

a) Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak
bebas dari salah saji yang material; atau

b) Bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan
secara keseluruhan bebas dari salah saji yang material tidak dapat diperoleh, maka
auditor wajib memodifikasi opininya.
2.1.4 Bentuk dan Redaksi Laporan Auditor

Tabel dibawah menyajikan kutipan dari ISA 700 mengenai bentuk dan redaksi
laporan auditor.

POKOK PENJELASAN ISA 700 UNTUK ALINEA YANG


ISA
BAHASAN BERSANGKUTAN
700.20 Harap Tertulis laporan auditor harus (dibuat) secara tertulis.
700.21 Diberi judul Laporan auditor harus mempunyai (diberi) judul yang
jelas menandakan bahwa itu adalah laporan auditor
independen
700.22 Harus Laporan auditor harus dialamatkan
dialamatkan
700.23 Alinea Alinea pembukaan dalam laporan auditor harus:
pembukaan a) Menyebutkan identitas dari entitas yang laporan
keuangannya diaudit
b) Menyebutkan bahwa laporan keuangan sudah
diaudit
c) Merinci identitas setiap laporan dalam laporan
keuangan
d) Merujuk ke ringkasan kebijakan akuntansi yang
signifikan dan informasi penejelasan lainnya
e) Menyebutkan tanggal atau periode yang diliput
oleh setiap laporan dalam laporan keuangan
700.24 Tanggung Jawab Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan
Manajemen Bagian dari laporan auditor ini menjelaskan tanggung
jawab dari mereka yang ada di dalam organisasi yang
bertanggung jawab atas pembuatan laporan keuangan.
Laporan auditor tidak harus secara khusus merujuk
kepada "manajemen", melainkan harus menggunakan
istilah yang tepat dalam konteks kerangka perundang-
undangan di wilayah hukum (negara) tersebut.

Dalam beberapa wilayah hukum, referensi atau rujukan


yang tepat adalah mereka yang bertanggung jawab untuk
urusan governance.
700.25 Gunakan istilah Laporan auditor harus memuat suatu bagian yang
yang tepat berjudul "Tanggung Jawab Mnajemen atas Laporan
Keuangan". Istilah "Manajemen" seyogianya diganti
dengan istilah yang lebih tepat (yang digunakan oleh
entitas yang bersangkutan).
ISA POKOK PENJELASAN ISA 700 UNTUK ALINEA YANG
BAHASAN BERSANGKUTAN
700.26 Penjelasan Laporan auditor harus menjelaskan tanggung jawab
tentang tanggung manajemen atas pembuatan laporan keuangan.
jawab manajemen Penjelasan itu harus menerangkan bahwa manajemen
bertanggungjawab atas pembuatan laporan keuangan
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang dianut,
dan atas pengendalian intern yang (oleh manajemen)
diputuskan (merupakan sesuatu yang) diperlukan untuk
memungkinkan pembuatan laporan keuangan yang bebas
dari salah saji yang material, apakah karena kecurangan
atau kesalahan.
700.27 Penyajian yang Ketika laporan keuangan dibuat sesuai dengankerangka
wajar pemyajian wajar, penjelasan mengenai tanggung jawab
manajemen atas pembuatan laporan keuangan (didalam
laporan auditor) harus menyebutkan (atau menggunakan
frasa) "pembuatan dan penyajian yang wajar dari laporan
keuangan"atau"penyajian laporan keuangan yang
memberikan gambaran yang benar dan wajar", sesuai
keadaan yang tepat (artinya, tergantung kerangka mana
yang dipilih entitas).
700.28 Tanggung Jawab Laporan auditor harus memuat suatu bagian yang
Auditor berjudul "Tanggung Jawab Auditor".
700.29 Penjelasan Laporan auditor harus menjelaskan bahwa tanggung
tentang tanggung jawab auditor adalah untuk memberikan pendapat atau
jawab auditor opini atas laporan keuangan berdasarkan audit (yang
dilakukannnya).
700.30 Audit Laporan auditor harus menyebutkan bahwa audit
dilaksanakan dilaksanakan sesuai International Standards on Auditing.
sesuai ISA Laporan auditor juga harus menjelaskan bahwa standar
tersebut mengharuskan auditor menaati kewajiban etika
dan auditor merencanakan dan melaksanakan auditnya
untuk memperoleh asurans yang layak bahwa laporan
keuangan yang bebas dari salah saji yang material.

700.31 Penjelasan Laporan auditor harus menjelaskan mengenai suatu audit


tentang Audit dengan menyatakan bahwa:
a) Suatu audit meliputi pelaksanaan prosedur untuk
memperoleh bukti audit mengenai angka-angka
dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
b) Prosedur yang dipilih-(nya) tergantung dari
judgement-(nya), termasuk penilaian atas risiko
salah saji yang material dalam laporan keuangan,
apakah karena kecurangan atau kesalahan.
POKOK PENJELASAN ISA 700 UNTUK ALINEA YANG
ISA BAHASAN BERSANGKUTAN
Dalam membuat penilaian atas risiko, auditor
mempertimbangkan pengendalian intern yang relevan
dengan pembuat laporan keuangan oleh entitas untuk
merancang prosedur audit yang tepat untuk situasi (yang
dihadapi), tetapi bukan untuk tujuan memberikan
pendapat atau opini mengenai efektifnya pengendalian
intern; dalam hal auditor, tanggung jawab auditor adalah
juga untuk memberikan pendapat mengenai efektifnya
pengendalian intern sehubungan dengan audit atas laporan
keuangan, auditor shall wajib menghilangkan frasa bahwa
auditor mempertimbangkan pengendalian intern bukan
untuk tujuan memberikan pendapat mengenai efektifnya
pengendalian intern; dan
c) Suatu audit juga mengevaluasi tepatnya kebijakan
akuntansi yang dipilih dan wajarnya estimasi
akuntansi yang dibuat manajemen, dan penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan.
700.32 Penjelasan, Ketika laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka
penyajian yang penyajian wajar, penjelasan mengenai audit dalam laporan
wajar auditor merujuk kepada "pembuatan dan penyajian yang
wajar dari laporan keuangan" atau "pembuatan laporan
keuangan oleh entitas, yang memberikan gambaran yang
benar dan wajar", sesuai dengan kondisi yang tepat
(artinya, tergantung kerangka mana yang dipilih entitas).
700.33 Bukti audit Laporan auditor harus menyatakan apakah auditor percaya
sebagai dasar bahwa bukti audit yang diperolehnya (memang) cukup
pendapat dan tepat sebagai dasar pendapat atau opini
700.34 Opini Laporan auditor harus memuat suatu bagian yang berjudul
"Opini".
700.35 Pendapat yang Ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas
tidak laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka
dimodifikasi penyajian wajar, pendapat auditor harus, kecuali
ditetapkan lain oleh ketentuan perundang-undangan,
menggunakan frasa, yang dipandang ekuivalen dengan:
a) Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, ... Sesuai dengan
(kerangka pelaporan keuangan berlaku);atau
b) Laporan keuangan memberikan gambaran yang
benar dan wajar ...sesuai dengan (kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku).
ISA POKOK PENJELASAN ISA 700 UNTUK ALINEA YANG
BAHASAN BERSANGKUTAN
700.36 Pendapat yang Ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas
tidak laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka
dimodifikasi kepatuhan, pendapat auditor harus menyatakan laporan
keuangan dibuat, dalam semua hal yang material, sesuai
dengan (kerangka pelaporan keuangan yang berlaku).
700.37 Jika bukan IFRS Jika rujukan mengenai kerangka pelapora keuangan yang
berlaku, bukanlah International Financial Reporting
Standards yang dikeluarkan oleh Interational Accounting
Standards Board atau International Public Sector
Accounting Standards Board, pendapat auditor harus
menyebutkan identitas jurisdiksi asal dari kerangka
tersebut.
700.38 Auditor juga Jika auditor juga mempunyai tanggung jawab pelaporan
punya tanggung lain dalam laporan auditor atas laporan keuangan yang
jawab pelaporan merupakan tambahan atas tanggung jawab auditor
lain menurut ISAs untuk melaporkan atas laporan keuangan,
tanggung jawab pelaporan lain ini dicantumkan dalam
bagian terpisah dari laporan auditor yang harus diberi
subjudul "Laporan mengenai Kewajiban Hukum dan
Regulator Lainnya", atau dengan istilah lain yang tepat,
dalam isi dari bagian itu.
700.39 Bagian terpisah Jika laporan auditor memuat suatu bagian terpisah
mengenai mengeai tanggung jawab pelaporan lain, maka judul,
tanggung jawab laporan-laporan, dan penjelasan yang disebutkan dalam
pelaporan lain alinea 23-37 harus ditempatkan di bawah subjudul
"Laporan mengenai Kewajiban Hukum dan Regulator
Lainnya "harus ditempatkan sesudah "Laporan Auditor
atas Laporan Keuangan".
700.40 Ditandatangani Laporan auditor harus ditandatangani.
700.41 Diberi tanggal Laporan auditor harus diberi tanggal tidak lebih awal dari
tanggal ketika auditor memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat sebagai dasar pendapatnya atas laporan
keuangan, termasuk bukti bahwa:
a) Semua laporan yang termasuk dalam laporan
keuangan, termasuk catatan (atas laporan
keuangan), sudah dibuat; dan
b) Mereka yang mempunyai wewenang yang diakui
sudah menyatakan bahwa mereka bertanggung
jawab atas laporan keuangan tersebut.
700.42 Wilayah hukum Laporan auditor harus menyebutkan lokasi wilayah hukum
(yurisdiksi) dimana ia berpraktik.
ISA POKOK PENJELASAN ISA 700 UNTUK ALINEA YANG
BAHASAN BERSANGKUTAN

700.43 Unsur-unsur Jika auditor diwajibkan oleh ketentuan perundangan


laporan dalam wilayah hukum tertentu untuk menggunakan bentuk
sajian (layout) atau redaksi (wording) tertentu dari laporan
auditor, laporan auditor harus merujuk ke International
Standards on Auditing hanya jika laporan auditor
memasukkan sekurang-kurangnya unsur-unsur berikut.
a) Judul
b) Kepada siapa laporan dialamatkan, sesuai situasi
dalam pengasan.
c) Alinea pengantar yang menyebutkan Identitas
laporan keuangan yang diaudit.
d) Penjelasan mengenai taggung jawab manajemen
(atau istilah lain yang tepat, lihat alinea 24) atas
pembuatan laporan keuangan.
e) Penjelasan mengenai tanggung jawab auditor
untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan
dan lingkup audit, tremasuk:
rujukan kepada International Standards on
Auditing dan ketentuan perundang-undangan;
dan
penjelasan mengenai bahwa audit sesuai
dengan standar tersebut.
f) Alinea pendapat berisi pemberia pendapat atas
laporan keuangan dan rujukan kepada kerangka
pelaporan keuangan yang digunakan untuk
membuat (termasuk menyebutkan identitas
yurisdiksi asal dari kerangka tersebut yang bukan
International Financial Reporting Standards atau
International Public Sector Accounting Standards.
g) Tanda tangan auditor
h) Tanggal laporan auditor
i) Alamat auditor
ISA POKOK PENJELASAN ISA 700 UNTUK ALINEA YANG
BAHASAN BERSANGKUTAN
700.44 Audit sesuai Auditor mungkin mengaudit sesuai standar auditing yang
standar negara berlaku di negara tersebut, dan di samping itu ia
yang mengaudit sesuai ISA. Dalam hal ini, laporan auditor
bersangkutan dan dapat merujuk kepada International Standards on
ISA Auditing di samping standar auditing yang berlaku di
negara tersebut, namun hanya jika:
a) Tidak ada pertentangan antara
ketentuan/persyaratan/kewajiban dalam standar
auditing yang berlaku di negara tersebut dan yang
sesuai dengan ISA yang menyebabkan auditor; (i)
memberikan pendapat atau opini yang berbeda,
atau (ii) tidak mencantumkan alinea Penekanan
akan suatu hal yang dalam situasi tertentu
diwajibkan ISA; dan
b) Laporan auditor sekurang-kurangnya memasukkan
unsur-unsur yang disebut dalam alinea 43 huruf (a)
sampai dengan (i) sewaktu auditor menggunakan
tampilan (layout) atau redaksi (wording) yang
diwajibkan oleh standar auditing yang berlaku di
negara tersebut. Rujukan kepada ketentuan
perundang-undangan di alinea 43 huruf (e) harus
dibaca sebagai rujukan kepada standar auditing
yang berlaku di negara tersebut. Laporan auditor,
dengan demikian, harus mengidentifikasi dengan
standar auditing yang berlaku di negara tersebut.
700.45 Audit sesuai Ketika laporan auditor merujuk kepada standar auditing
standar yang berlaku di negara tersebut dan International
negara,yurisdiksi Standards on Auditing, laporan auditor harus
mengidentifikasi yurisdiksi asal dari standar auditing yang
berlaku di negara tersebut.
700.46 Informasi Jika informasi tambahan tidak diwajibkan oleh kerangka
tambahan pelaporan keuangan yang digunakan untuk disajikan
dalam laporan keuangan yang diaudit, auditor wajib
mengevaluasi apakah informasi tambahan tersebut
disajikan dengan cara yang berbeda dari laporan keuangan
yang diaudit. Jika informasi tambahan tersebut tidak
disajikan dengan cara yang berbeda dari laporan keuangan
yang diaudit, auditor wajib meminta kepada manajemen
untuk mengubah cara informasi tambahan yang tidak
diaudit itu disajikan. Jika manajemen menolaknya, auditor
wajib menjelaskan dalam laporan auditor bahwa informasi
tambahan tersebut tidak diaudit.
700.47 Informasi Informasi tambahan yang tidak diwajibkan oleh kerangka
tambahan tidak pelaporan keuangan, namun disajikan sebagai bagian yang
diwajibkan tidak terpisahkan dari laporan keuangan karena tidak
disajikan dengan cara yang berbeda dari laporan keuangan
yang diaudit, karena sifatnya dan caranya disajikan, harus
dicakup dalam laporan auditor

Laporan auditor mengomunikasikan informasi berikut kepada pembacanya.

1. Tanggung jawab manajemen.


2. Tanggung jawab auditor dan penjelasan mengenai audit.
3. Audit dilaksanakan sesuai dengan International Standards on Auditing.
4. Kerangka pelaporan keuangan yang digunakan.
5. Opini auditor atas laporan keuangan.

Bentuk laporan auditor dipengaruhi oleh:

1. Kerangka pelaporan keuangan yang digunakan (financial reporting framework used);


2. Persyaratan tambahan yang mungkin ada, seperti yang ditetapkan dengan ketentuan
perundangan; dan
3. Adanya informasi tambahan (supplementary information).

Laporan auditor diberi judul Independent Auditors Report atau Laporan Auditor
Independen dan pemberian judul untuk setiap alinea diharuskan sebagai berikut.

1. Report on the Financial Statements (Laporan atas Laporan Keuangan)


2. Managements Responsibility for the Financial Statements (Tanggung jawab
Manajemen atas Laporan Keuangan).
3. Auditors Responsibility (Tanggung jawab Auditor)
4. Opinion (Opini)

Judul untuk alinea lain, jika ada, yaitu sebagai berikut.

1. Emphasis of Matter (Penekanan pada Hal-Hal Tertentu).


2. Report Other Legal and Regulatory Requirements (Laporan atas Ketentuan
Perundangan dan Regulator Lainnya).
2.1.5 Format Baku Laporan Audit

Laporan audit bentuk baku adalah (standar unqualified audit report) adalah
laporan yang diterbitkan oleh seorang auditor ketika seluruh kondisi audit terpenuhi,
tidak diketemukan kesalahan saji yang signifikan yang tergeletak tak diperbaiki, serta
laporan ini berisi pendapat auditor bahwa laporan keuangan telah disajika secara wajar
sesuai dengan GAAP/PSAK.
Laporan auditor bentuk baku memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu entitas,
hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Kesimpulan ini dibuat hanya bilamana auditor telah merumuskan pendapat
demikian berdasarkan suatu audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing.
Laporan auditor bentuk baku harus menyebutkan laporan keuangan auditan dalam
paragraf pengantar, menggambarkan sifat audit dalam paragraf lingkup audit, dan
menyatakan pendapat auditor dalam paragraf pendapat.
Unsur pokok laporan auditor bentuk baku adalah sebagai berikut:
1. Judul Laporan. Standar auditing mewajibkan setiap laporan diberi judul laporan dan
dalam judul tersebut tercantum pula kata independen. Sebagai contoh, judul yang
tepat adalah laporan auditor independen. Kewajiban untuk mencantumkan kata
independen dimaksudkan untuk memberitahu para pengguna laporan bahwa audit
tersebut dalam segala aspeknya dilaksanakan secara objektif bukan memihak.
2. Alamat laporan audit. Laporan ini umumnya ditujukan kepada perusahaan, para
pemegang saham, atau dewan direksi perusahaan. Dalam tahun-tahun terakhir ini
telah menjadi suatu kebiasaan untuk mengalamatkan laporan ini kepada para
pemegang saham untuk menunjukkan bahwa auditor itu independen terhadap
perusahaan dan dewan direksi perusahaan yang diaudit.
3. Paragraf pendahuluan. Paragraf pertama laporan menunjukkan tigal hal. Pertama,
membuat suatu pernyataan sederhana bahwa kantor akuntan publik telah
melaksanakan audit. Kedua, paragraf ini menyatakan laporan keuangan yang telah
diaudit termasuk pencantumman tanggal neraca serta periode akuntansi dari laporan
laba rugi dan laporan arus kas. Ketiga, paragraf pendahuluan menyatakan bahwa
laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab
auditor terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan
pelaksanaan audit. Tujuan dari pernyataan-pernyataan ini adalah untuk
mengkomunikasikan bahwa manajemen bertanggung jawab atau pemilihan prinsip
akuntansi yang tepat atas keputusan mereka memilih ukuran yang digunakan serta
pengungkapan mereka tentang penggunaan prinsip-prinsip tersebut serta untuk
mengklarifikasikan peran manajemen dan auditor.
4. Paragraf scape. Paragrfa scape ini berisi pernyataan faktual tentang apa yang
dilakukan auditor selama proses audit. Sesuai dengan SAS 93 mewajibkan bahwa
negara asal prinsip itu digunakan dalam mempersiapkan laporankeuangan dan
standar audit yang diikuti oleh auditor yang diidentifikasikan dalam laporan audit.
5. Paragraf pendapat. Paragraf terakhir dalam laporan audit bentuk baku menyajikan
kesimpulan auditor berdasarkan hasil dari proses audit yang telah dilakukan. Bagian
ini merupakan bagian terpenting dari keseluruhan laporan audit, sehingga seringkalii
seluruh laporan audit dinyatakan secara sederhana sebagai pendapat auditor.
6. Nama KAP. Nama tersebut akan mengklasifikasikan kantor akuntan publik atau
praktisi mana yang telah melaksanakan proses audit. Umumnya yang dituliskan nama
kantor akuntan publik karena seluruh bagian dari kantor akuntan publik tersebut
bertanggung jawab baik secara hukum maupun secara profesi, dalam memastikan
agar kualitas pekerjaan audit memenuhi standar profesi.
7. Tanggal laporan audit. Tanggal yang tepat untuk dicantumkan dalam laporan audit
adalah tanggal pada saat auditor menyelesaikan prosedur audit terpenting di lokasi
pemeriksaan.
2.1.6 Lima Contoh Bentuk Laporan Audit

Contoh 1. Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian (laporan audit baku)

Laporan Audit Independen


Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok

Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 20X1 serta laporan rugi
laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan.
Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan
audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar
kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi
penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami
yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember
20X1, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI

(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)


Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 20X2


Contoh 2. Laporan audit dengan pendapat wajar dengan pengecualian karena adanya
pengungkapan yang tidak cukup.

Laporan Audit Independen

Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok

Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 20X1 serta
laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan
audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi
penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami
yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Perusahaan menolak menyajikan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada 31
Desember 20X1. Penyajian laporan yang meringkas kegiatan operasi, investasi, dan
pembelanjaan perusahaan tersebut diharuskan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum
(SAK).
Menurut pendapat kami, kecuali tidak disajikannya laporan arus kas yang
mengakibatkan tidak lengkapnya penyajian seperti yang diuraikan dalam paragraph di atas,
laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31 Desember 20X1, dan hasil usaha,
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.

Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI

(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)


Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 20X2


Contoh 3. Laporan audit dengan pendapat dengan pengecualian karena penggunaan prinsip
akuntansi yang menyimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Laporan Audit Independen


Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok

Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 20X1 serta
laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan
audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi
penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami
yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Perusahaan tidak memasukkan kewajiban sewa guna usaha dari aktiva tetap dan
kewajiban dalam neraca terlampir, dan menurut pendapat kami, harus dikapitalisasi agar
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika kewajiban sewa guna usaha ini
dikapitalisasi, aktiva tetap akan bertambah sebesar Rp. 120.000.000,-, kewajiban jangka
panjang sebesar Rp. 120.000.000,-. Tambahan laba bersih akan berkurang sebesar Rp.
12.000.000 dan laba per lembar saham akan berkurang sebesar Rp. 1.200,- untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut.
Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak tidak dikapitalisasinya kewajiban
sewa guna usaha seperti yang kami uraikan dalam paragraph di atas, laporan keuangan yang
kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan
PT. GUNADARMA per 31 Desember 20X1, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI

(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)


Reg. Neg-D110369
Tanggal, 13 Maret 20X2
Contoh 4. Laporan audit dengan pendapat tidak wajar
Laporan Audit Independen

Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok

Kami telah mengaudit neraca PT. GUNADARMA per 31 Desember 20X1 serta
laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan audit kami.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan
audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi
penilaian atas standar akkuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami
yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam catatan X atas laporan keuangan, perusahaan
mencantumkan perkiraan pabrik dan ekuipmen pada nilai appraisal, dan menghitung
depresiasinya berdasarkan nilai tersebut.
Karena penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum seperti yang
diuraikan diatas, pada tanggal 31 Desember 20X1, saldo persediaan lebih tinggi sebesar Rp.
525.000.000,-. Dengan diperhitungkannya biaya depresiasi ke dalam biaya overhead pabrik
berdasarkan nilai revaluasi yang lebih besar dari harga pokok aktiva tetap dan aktiva tetap
dikurangi akumulasi depresiasinya disajikan lebih tinggi sebesar Rp. 75.500.000
dibandingkan jika disajikan atas dasar harga pokoknya.
Menurut pendapat kami, karena dampak dari hal yang kami uraikan dalam paragraph
diatas, laporan keuangan yang kami sebut di atas tidak menyajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan PT. GUNADARMA per 31
Desember 20X1, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI

(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)


Reg. Neg-D110369
Tanggal, 13 Maret 20X2
Contoh 5. Laporan audit berisi pernyataan tidak memberikan pendapat sebagai akibat
ketidakberhasilan auditor untuk memperoleh bukti yang cukup karena pembatasan ruang
lingkup.
Laporan Audit Independen

Kepada Yth.
Direksi dan Dewan Komisaris
PT. GUNADARMA
Jl. Margonda Raya No 100
Pondok Cina Depok

Kami telah ditugasi untuk mengaudit neraca PT. GUNADARMA tanggal 31


Desember 20X1 serta laporan rugi laba, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan. Perusahaan tidak melakukan penghitungan fisik persediaan dalam
tahun 20X1 yang dicantumkan dalam laporan keuangan sebesar Rp. 850.000.000 pada
tanggal 31 Desember 20X1. Lebih lanjut, bukti-bukti yang mendukung harga perolehan
aktiva tetap yang dibeli sebelum tanggal 31 Desember 20X1 tidak lagi tersedia dalam arsip
perusahaan. Catatan perusahaan tidak memungkinkan dilaksanakannya penerapan prosedur
audit lain terhadap persediaan dan aktiva tetap.
Karena perusahaan tidak melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan kami tidak
dapat menerapkan prosedur audit untuk meyakinkan kami atas kuantitas persediaan dan harga
pokok persediaan dan harga perolehan aktiva tetap, lingkup audit kami tidak cukup untuk
memungkinkan kami menyatakan pendapat, dan kami tidak menyatakan pendapat atas
laporan keuangan.

Kantor akuntan
Eliya Isfaatun, SE., MMSI

(Eliya Isfaatun, SE., MMSI)


Reg. Neg-D110369

Tanggal, 13 Maret 20X2

2.2 MODIFIKASI TERHADAP LAPORAN AUDITOR

Secara sederhana, modifikasi terhadap laporan auditor bermakna pemberian opini


auditor yang bukan wajar tanpa pengecualian (WTP). Entitas dan manajemen mengharapkan
auditor memberikan opini WTP atas laporan keuangan entitas. Namun, setelah melaksanakan
dan merampungkan proses auditnya, auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat
memberikan WTP, dan sesuai dengan ISAs ia harus memodifikasi laporannya. Modifikasi
terhadap laporan auditor, adalah bagian dari kegiatan dalam tahap Pelaporan (Reporting) dari
suatu proses audit.

2.2.1 Opini Modifikasi (ISA 705)

Apabila laporan keungan yang dibuat berdasarkan kerangka penyajian yang wajar,
namum tidak mencapai penyajian yang wajar maka auditor wajib membahas hal tersebut
dengan klien dan melihat persyaratan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan
bagaimana solusi atas masalah tersebut. Auditor wajib menentukan apakah diperlukan
modifikasi opini sesuai dengan yang tercantum dalam ISA 705. Jika diperlukan maka auditor
harus memberikan modifikasi pendapatnya atas laporan keuangan secara jelas dan tepat.
Berikut opini (kondisi) yang mewajibkan auditor untuk memodifikasinya yaitu :

1. Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP)


Laporan keuangan yang disajikan mengandung salah saji material, baik individual
atau kolektif tetapi tidak pervasif. Berdasarkan bukti audit yang didapatkan secara
keseluruhan (cukup dan tepat) atas laporan keuangan tidak terbebas dari salah saji
material. Seperti salah saji material yang tidak dikoreksi oleh manajemen, pemilihan
serta implementasi kebijakan akuntansi dan tidak diungkpakan informasi yang
menimbulkan salah saji yang bersifat material.
Auditor tidak mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat (gagal) sehingga tidak
dapat digunakan sebagai dasar pemberian opini auditor. Kegagalan semacam ini
membuat auditor tidak dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan tersebut
terbebas dari salah saji material. Kondisi seperti diatas dapat ditimbulkan dengan
beberapa alasan yaitu : hal yang bersifat diluar kendali entitas (kebakaran atau
bencana alam), kondisi yang berkaitan dengan sifat atau waktu auditor (tidak hadinya
auditor pada saat entitas melakukan stock opname), dan adanya kebijakan pembatasan
untuk auditor yang telah ditetapkan oleh manajemen (konfirmasi dari debitur
tertentu).
2. Opini Tidak Wajar (TW)

Berdasarkan bukti audit yang telah didapatkan oleh auditor yang dianggap telah
cukup dan tepat, maka auditor memberikan kesimpulan bahwa adanya kesalahan penyajian
baik secara individual atau kolektif yang bersifat material dan pervasive terhadap laporan
keuangan
3. Opini Tidak Menyatakan Pendapat (TMP)
Auditor tidak mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat yang digunakan sebagai
dasar opini, sehingga auditor menyimpulkan bahwa adanya kemungkinan terdapat
dampak salah saji yang tidak dapat terdeteksi atas laporan keuangan. Jika hal tersebut
ada maka bersifat material dan pervasive
Kondisi yang sangat jarang terjadi dan melibatkan lebih dari satu ketidakpastian,
maka auditor menyimpulkan bahwa tidak memberikan pendapat atas laporan
keuangan (meskipun telah mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat terkait
ketidakpastian tersebut) karena interaksi yang berpotensi dari ketidakpastian tersebut
dengan kemungkinan dampak secara kumulatif dari ketidakpastian tersebut terhadap
laporan keuangan.

Berdasarkan ISA 705 alinea A1, berikut gambaran jenis opini audit yang dipengaruhi
oleh pendapat auditor yaitu :

1. Masalah yang menyebabkan dibutuhkannya modifikasi


2. Tingkat pervasifnya, atau dampak yang ditimbulkan atas laporan keuangan

Sifat hal-hal yang Pertimbangan auditor tentang seberapa pervasive dampak /


menyebabkan modifikasi kemungkinan dampak terhadap laporan keuangan
opini Material tapi tidak pervasif Material dan pervasif
Laporan keuangan WDP TW
mengandung kesalahan
penyajian material
Ketidakmampuan untuk WDP TMP
memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat

Ketika modifikasi dilakukan maka dibutuhkan rincian terkait masalah dan alasan
adanya modifikasi tersebut yang wajib dicatumkan dalam alinea mengenai dasar untuk
modifikasi (basis for modification paragraph). Berikut rincian isi alenia modifikasi dan
CaLK yang terkait dengan alenia modifikasi yaitu :
Tujuan dibuatnya alinea modifikasi

Alinea modifikasi ditempatkan sebelum pendapat auditor atau penolakan pendapat


auditor. Alinea ini dirumuskan dengan redaksi yang sama, untuk memudahkan pembaca
maka diberi judul Dasar Pendapat dengan Pengecualian atau Basis for Qualified
Opinion, Dasar Pendapat Tidak Wajar atau Basis for Adverse Opinion, dan Dasar
Tidak Memberi Pendapat atau Basis for Disclaimer of Opinion.

Rincian dalam alinea modifikasi yaitu :

a) Substansi alasan auditor melakukan modifikasi


b) Jika tidak praktis, kuantifikasi dampak modifikasi terhadap angka tertentu
dalam laporan keuangan.
c) Jika kuantifikasi atas dampak keuangan tidak mungkin dilakukan maka
disebutkan alasan mengapa kuantifkasi ini tidak dapat dilakukan
d) Hal salah saji material berkaitan dengan pengumgkapan berupa narasi, dibuat
penjelasan mengenai bagaimana pengumgkapan itu disalahsajikan
e) Penjelasan mengenai informasi yang diabaikan kecuali jika pengungkapan
tidak tersedia, tidak dibuat oleh manajemen atau akan membuat laporan
menjadi panjang
f) Penjelasan menganai hal-hal yang mengharuskan adanya modifikasi terhadap
laporan auditor. Dalam pendapat TW atau TMP satu alasan mungkin sudah
cukup untuk memberikan pendapat.
Catatan atas laporan keuangan

Laporan auditor dapat saja menunjukan atau mengacu kepada pembahasan yang lebih
mendalam pada catatan atas laporan keuangan

2.2.2 Laporan Keuangan Disalahsajikan Secara Material

Dalam ISA 450.4 terdapat dua istilah terkait salah saji dalam laporan keuangan yaitu
salah saji (misstatement) dan salah saji yang tidak dikoreksi (uncorrected misstatements).

1. Salah saji (misstatement) yaitu perbedaa jumlah, klasifikasi, penyajian, atau


pengungkapan yang dilaporkan dengan jumlah, klasifikasi, penyajian, atau
pengungkapanyang seharusnya sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan terkait.
Salah saji ini dapat disebabkan karena kesalahan atau kecurangan. Ketika auditor
memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disajikan secara wajar,
dalam segala hal yang material atau memberikan gambaran yang benar dan wajar,
salah saji juga meliputi penyesuaian, jumlah, klasifikasi, penyajian, atau
pengungkapan yang dala pandanga auditor diperlukan agar laporan keuangan
menyajikan secara wajar atau memberikan gambaran yang benar dan wajar
2. Salah saji yang tidak dikoreksi (uncorrected misstatements) yaitu salah saji yang
idtemukan oleh auditor pada saat pemeriksaan berlangsung dan tidak dikoreksi oleh
entitas

Auditor dapat menyimpulkan bahwa suatu laporan keuangan mengalami salah saji
jika auditor sudah mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat. Dengan bukti tersebut
auditor dapat memberikan kesimpulan bahwa laporan keuangan terdapat salah saji baik
individu atau tergabung adalah bersifat material dan pervasif. Salah saji atas laporan
keuangan dapat timbul dalam kaitannya, antara lain :

1) Evaluasi auditor atas salah saji yang tidak dikoreksi


2) Tidak tepatnya pemilihan kebijakan akuntansi tertentu
Kebijakan akuntansi yang dipilih tidak konsisten dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku
Laporan keuangan termasuk CaLK tidak mencerminkan transaksi dan
peristiwa sedemikian rupa untuk mencapai penyajian wajar
Entitas tidak mematuhi ketentuan atas perubahan kebijakan akuntansi
signifikan yang telah dipilih
3) Tidak tepatnya penerapan kebijakan akuntansi yang dipilih
Ketika manajemen tidak menerapkan kebijakan akuntansi yang dipilih secara
konsisten sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan, termasuk ketika
manajemen tidak menerapkan kebijakan akuntansi yang dipilih secara
konsisten antar periode atau terhadap transaksi dan peristiwa serupa
Karena metode penerapan kebijakan akuntansi yang dipilih (seperti kesalahan
dalam penerapan yang tidak sengaja)
4) Tidak tepatnya atau tidak cukupnya pengungkapan dalam laporan keuangan
Laporan keuangan tidak mencantumkan seluruh pengungkapan yang
diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
Pengungkapan dalam laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
Laporan keuangan tidak menyajikan pengungkapan yang diperlukan untuk
mencapai penyajian wajar

2.2.3 Tidak Dapat Memperoleh Bukti Audit yang Cukup dan Tepat

Ketika auditor tidak mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat yang digunakan
sebagai dasar pemberian opini maka auditor menyimpulkan bahwa dampak yang
kemungkinan terjadi yang disebabkan salah saji yang tidak ditemukan yaitu material, auditor
memberikan pendapat WDP atau material dan pervasif, auditor tidak memberikan pendapat

Beberapa hal yang menyebabkan auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat (pembatasan lingkup audit / scope audit) yaitu :

1) Keadaa diluar kendali entitas yang bersangkutan. Misalnya hilangnya data disebabkan
oleh bencana alam
2) Keadaan yang berkaitan dengan sifat atau waktu pekerjaan auditor. Misalnya
menunjuk auditor sesudah entitas meghitung persediaan catatan pembukuan belum
selesai pada saat audit atau auditor memutuskan bahwa prosedur audit substantif tidak
cukup namun pengendalian intern tidak berfungsi
3) Adanya pembatasan gerak auditor yang diminta atau yang telah ditetapkan oleh
manajemen. Misalnya permintaan konfimrasi piutang dagang

Apabila hal diatas terjadi maka diperlukan sudut pandang lain terkait implikasi audit
seperti penilaian risiko kecurangan dan apakah auditor masih menerima atau tidak penugasan
tersebut. Apabila pembatasan ruang lingkup terjadi yang telah diketahui sebelum penunjukan
auditor maka lazimnya auditor menolak penugasan tersebut.

Berikut hal perlu dilakukan auditor sebelum memutusan untuk memodifikasi


opininya, yaitu :

a) Mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat dengan melaksanakan prosedur audit
alternatif
b) Membahas dengan manajemen dan TCWG untuk menentukan solusinya. Namun apabila
tidak ada solusinya maka auditor juga harus memberikan konfirmasi bahwa akan
memodifikasi opininya dan perumusan redaksi laporannya
2.2.4 Contoh Bentuk dan Isi Laporan Auditor WTP, WDP, TW, dan TMP

Opini Wajar Tanpa Pengecualian

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

(Pihak yang dituju/ Penerima Laporan)

Laporan atas laporan Keuangan

Kami telah mengaudit laporan keuangan PT ABC (perusahaan) terlampir, terdiri


dari laporan posis keuangan tanggal 31 desember 2016, dan laporan laba rugi komprehensif,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berkhir pada tanggal
tersebut, serta ikhtisar kebijakan akuntanasi signifikan dan informasi penjelasan lainnya

Tanggung Jawab Manajemen Atas Laporan Keuangan

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan


keuangan ini sesuai dengan standar akuntansi keuangan di indonesia, dan atas pengendalian
intern yang dipandang perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penysunan laporan
keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh
kecurangan maupun kesalahan.

Tanggung Jawab Auditor

Tanggung jawab kami adalah memberikan opini atas laporan keuangan berdasarkan audit
kami. Kami melaksanakan audit kami sesuai dengan International Standards on
Auditing.Standar-standar ini mengharuskan kami mematuhi kewajiban etika serta
merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh jaminan yang layak mengenai
apakah laporan keuangan bebas dari salah saji yang material.

Suatu audit meliputi pelaksanaan prosedur-prosedur untuk memperoleh bukti audit


tentang angka-angka dan dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih
tergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian resiko mengenai salah saji yang
material dalam laporan keuangan, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan. Dalam
melaksanakan penilaian resik tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian intern yang
relevan bagi perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya. Pertimbangan auditor
mengenai pengendalian intern ini adalah untuk merancang prosedur audit yang tepat, namun
bukan untuk tujuan memberikan pendapat mengenai efektifny pengendalian intern
perusahaan. Suatu audit juga meliputi evaluasi tepatnya keijakan akuntansi yang digunakan
dan kelayakan estimasi akuntansi yang dibuat manajemen, dan evaluasi mengenai presentasi
laporan keuangan.

Kami percaya bahwa kami telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat sebagai
dasar pemberian pendapat audit kami.

Opini

Menurut pendapat kami, laporan keuangan tersebut di atas menunjukkan secara wajar
(atau memberikan gambaran yang benar dan wajar), dalam segala hal yang material, posisi
keuangan ABC pada tanggal 31 Desember 2016 serta hasil usaha dan arus kasnya untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan International Financial Reporting
Standards.

Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-undangan

(Bentuk dan isi bagian ini dalam laporan auditor bervariasi tergantung dari sifat
tanggungjawab pelaporan lain auditor menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku)

[Nama KAP]

[tanda tangan AP]

[Nama AP]

[Nomor registrasi AP]

[Nomor registrasi KAP]

[Tanggal laporan auditor]

[Alamat KAP]

Opini Wajar Dengan Pengecualian (qualified Opinion)

Basis Untuk Opini Wajar Dengan Pengecualian

Persediaan Perusahaan disajikan dalam laporan posisi keuangan tanggal 31 desember


2016 sebesar Rp.XX juta. Manjemen tidak menyajikan persediaan berdasarkan nilai terendah
antara biaya dengan nilai realisasi neto, melainkan berdasarkan biaya, yang merupakan
peyimpangan dari standar Akuntansi keuangan di Indonesia. Catatan akuntansi perusahaan
menunjukan bahwa seandainya manajemen menyajikan persediaan berdasarkan nilai terendah
antara biaya dengan nilai relisasi neto, persediaan akan turun sebesar Rp XX juta menjadi
nilai realisai netonya. Oleh karena itu beban pokok penjualan akan naik sebesar Rp XX juta,
serta beban pajak penghasilan badan, laba laba bersih dan ekuitas akan turun masing-masing
sebesar Rp XX juta dan Rp XX juta.

Opini Wajar Dengan Pengecualian

Menurut opini kami, kecuali untuk dampak hal-hal yang dijelsakan dalam paragraf
basis untuk opini wajar dengan pengecualian, laporan keuangan menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT ABC tanggal 31 Desember 2016, serta
kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berkhir pada tanggal tersebut sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di indonesia.

Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-undangan

(Bentuk dan isi bagian ini dalam laporan auditor bervariasi tergantung dari sifat
tanggungjawab pelaporan lain auditor menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku)

[Nama KAP]

[tanda tangan AP]

[Nama AP]

[Nomor registrasi AP]

[Nomor registrasi KAP]

[Tanggal laporan auditor]

[Alamat KAP]
Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Basis Untuk Opini Tidak Wajar

Seperti yang dijelaskan dalam catatan x atas lapora keuangan konsolidasi perusahaan tidak
mengkonsolidasi laporan keuangan PT XYZ(entitas anak perusahaan) yang diakusisi pada
tahun 2016, karena Perusahaan tidak dapt memastikan nilai wajar dari aset dan liabilitas
material tertentu PT XYZ pada tanggal akusisi. Oleh karena itu invesatasi tersebut dicatat
berdasarkan biaya. Menurut standar akuntansi keuangan di Indonesia, entitas anak tersebut
seharusnya dikonsolidasi kerena entitas anak tersebut dikendalikan oleh perusahaan.
Seandainya PT XYZ dikonsolidasi , banyak unsur dalam laporan keuangan konsolidasian
akan terpenngaruh secara material. Dampak dari tidak dikonsolidasikannya entitas anak
tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian tidak dapat ditentukan.

Opini tidak wajar

Menurut opini kami, karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf basis untuk
opini tidak waja, laporan keuangan konsolidasian tidak menyajiakan secara wajar, posisi
keuangan konsolidasian PT ABC tanggal 31 Desember 2016, serta kinerja keuangan dan arus
kas konsolidasiannya untuk tahun berkahir pada tanggal sesuai dengan Standar akuntansi
keuangan di Indonesia.

Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-undangan

(Bentuk dan isi bagian ini dalam laporan auditor bervariasi tergantung dari sifat
tanggungjawab pelaporan lain auditor menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku)

[Nama KAP]

[tanda tangan AP]

[Nama AP]

[Nomor registrasi AP]

[Nomor registrasi KAP]

[Tanggal laporan auditor]

[Alamat KAP]
Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Opini Tidak Menyatakan Pendapat

Karena signifikansi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraf basis untuk opini tidak
menyatakan pendapat, kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk
menyediakan suatu basis bagi opini audit. Oleh karena itu kami tidak menyatak opini atas
laporan keuangan.

Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-undangan

(Bentuk dan isi bagian ini dalam laporan auditor bervariasi tergantung dari sifat
tanggungjawab pelaporan lain auditor menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku)

[Nama KAP]

[tanda tangan AP]

[Nama AP]

[Nomor registrasi AP]

[Nomor registrasi KAP]

[Tanggal laporan auditor]

[Alamat KAP]
Berikut contoh WDP Pembatasan Lingkup

Pembatasan Lingkup, Tidak Dapat Mengamati Penghitungan Persediaan

Evaluasi : Material tetapi tidak pervasif

Tanggapan/ kesimpulan : WDP (qualified opinion)

Kerangka pelaporan keuangan : Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

(Pihak yang dituju)

Kami telah mengaudit ............

Tanggung Jawab Manajemen terhadap Laporan Keuangan

Manajemen bertanggungjawab untuk ...........

Tanggung Jawab Auditor

Tanggungjawab kami ...............

Dasar Pendapat dengan Pengecualian

Kami tidak mengamati penghitungan fisik persedian, karena sebelum tanggal penghitungan
persediaan kami belum ditunjuk sebagai auditor. Kami juga tidak dapat mengetahui kuantitas
persediaan pada tanggal neraca dengan menggunakan prosedur audit lainnya. Oleh karena itu,
kami tidak dapat menemukan apakah diperlukan penyesuaian dalam persediaan, dan angka-
angka didalam laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas

Pendapat Wajar dengan Kualifikasi

Menurut opini kami, kecuali untuk dampak yang diakibatkan oleh hal yang dijelaskan dalam
alinea Dasar Pendapat dengan Pengecualian, posisi keuangan PT XXX ....................
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting sekali dalam proses
audit atapun proses atestasi lainnya karena opini tersebut merupakan informasi utama
yang dapat diinformasikan kepada pemakai informasi tentang apa yang dilakukan
auditor dan kesimpulan yang diperolehnya. Laporan audit merupakan media yang
dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Opini audit
diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat
memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang
diauditnya. Auditor dalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan
profesionalnya.

Secara sederhana, modifikasi terhadap laporan auditor bermakna pemberian


opini auditor yang bukan wajar tanpa pengecualian (WTP). Entitas dan manajemen
mengharapkan auditor memberikan opini WTP atas laporan keuangan entitas. Namun,
setelah melaksanakan dan merampungkan proses auditnya, auditor berkesimpulan
bahwa ia tidak dapat memberikan WTP, dan sesuai dengan ISAs ia harus
memodifikasi laporannya.
DAFTAR PUSTAKA

Arens. Alvin. A. and James. K. Loebbecke. (2000). Auditing an Integrated


Approach (8th edition). Englewood Cliff, New Jersey: Prentice Hall
International, Inc.

Tuanakotta, Theodorus M. 2015. Audit Kontemporer. Penerbit Salemba Empat.

You might also like