You are on page 1of 72

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 781/Pend.

Teknik Mesin
Tema : Pendidikan

LAPORAN TAHUN TERAKHIR

PENELITIAN DOSEN PEMULA

DETERMINASI KUALITAS PRODUK PRAKTIK PEMESINAN SMK


BERSTANDAR INDUSTRI MANUFAKTUR

TIM PENGUSUL:

Bayu Rahmat Setiadi, M.Pd. / 0509108801

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA


YOGYAKARTA
OKTOBER 2017
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

Judul Penelitian : Determinasi kualitas produk praktik pemesinan SMK berstandar


industri manufaktur
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 781/Pendidikan Teknik Mesin
Ketua Peneliti:
a. Nama Lengkap : Bayu Rahmat Setiadi, M.Pd.
b. NIDN : 0509108801
c. Jabatan Fungsional :-
d. Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin
e. Nomor HP : 085640907690
f. Alamat surel (e-mail) : bayursetiadi@gmail.com
Anggota Peneliti:
a. Nama Lengkap :-
b. NIDN :-
c. Perguruan Tinggi :-
Lama Penelitian : 7 Bulan
Penelitian Tahun ke : Satu (1)
Biaya Penelitian : - Diusulkan ke Kopertis V Rp. 5.000.000,00

Yogyakarta, 10 Oktober 2017


Menyetujui,
Kepala LP3M-UST Ketua Peneliti,

(Dra. Siti Rochmiyati, M.Pd.) (Bayu Rahmat Setiadi, M.Pd.)


NIY. 6592175 NIY. 8815428

ii
DETERMINASI KUALITAS PRODUK PRAKTIK PEMESINAN SMK
BERSTANDAR INDUSTRI MANUFAKTUR
Bayu Rahmat Setiadi
Progam Studi Pendidikan Teknik Mesin, FKIP,
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Jl. Batikan, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta Telp. (0274) 375637
E-mail: bayursetiadi@gmail.com,

RINGKASAN
Kualitas produk industri manufaktur sangat ketat dan bersaing. Perlu adanya
keselerasan antara produk dengan sumber daya manusia yang dimiliki industri manufaktur.
Penyediaan lapangan kerja industri manufaktur banyak didominasi lulusan SMK. Dalam teori
Prosser & Quigley (1950) menyebutkan bahwa pekerjaan yang cocok bagi siswa SMK adalah
apabila tugas-tugas dan latihan kerja disamakan dengan perkembangan industri saat ini.
Adanya penelitian ini akan memberikan gambaran: (1) faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kualitas produk pemesinan berstandar industri saat ini, (2) faktor apa sajakah
yang mendeterminasi kualitas siswa SMK Paket Keahlian Teknik Pemesinan dalam
menghasilkan produk berkualitas industri manufaktur, dan (3) Garis relevansi produk siswa
SMK dengan produk industri manufaktur.
Jenis penelitian ini adalah penelitian desktriptif dengan pendekatan kombinasi (mix
methode). Desain penelitian yang dipilih yaitu menggunakan sequential exploratory. Teknik
pengambilan data dengan angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Tempat penelitian
adalah PT. Mega Andalan Kalasan dan SMK Nasional Berbah Sleman. Subjek penelitian di
Industri adalah operasi mesin produksi, sedangkan subyek penelitian di sekolah menggunakan
siswa SMK Paket Keahlian Teknik Pemesinan. Teknik analisis data dengan statistik deskriptif
meliputi mean, presentase, dan analisis faktor, sedangkan analisis data kualitatif menggunakan
model Miles & Hubermen.
Hasil dari penelitian ini antara lain: 1) Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
produk pemesinan berstandar industri manufaktur diantaranya keterampilan
menginterprestasikan gambar teknik, kemampuan dalam penganalisaan parameter pemesinan,
keterampilan menggunakan alat ukur, layout Bengkel, kelengkapan mesin dan komponen
pendukungnya, penggunaan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan
kualitas geometris pahat; 2) Variabel yang mendeterminasi dari penelitian ini berdasarkan
persepsi siswa SMK adalah variabel kemampuan dalam analisis parameter pemesinan; dan 3)
Perelevansian kualitas produk praktik siswa berstandar industri manufaktur dapat dirumuskan
dalam persamaan struktural Y = 0,1X1 + 0,29X2 + 0,20X3 + 0,09X4 + 0,10X5 + 0,15X6 +
0,19X7 + 0,17
Kata Kunci: kualitas produk pemesinan, standar industri manufaktur, SMK Paket Keahlian
Teknik Pemesinan

iii
Prakata

Alhamdulillahirabilalamin, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah


SWT. yang telah memberikan taufik, rahmad, hidayah, inayah, dan karunia-Nya, sehingga
pelaksanaan penelitian dengan judul Determinasi Kualitas Produk Praktik Pemesinan
SMK Berstandar Industri Manufaktur secara keseluruhan berjalan dengan baik, walaupun
ada hambatan dalam penelitian dapat diselesaikan dengan solusi yang baik.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Kopertis V yang telah mendanani penelitian
ini hingga selesai. Peneliti juga mengucapkan banyak terimakasih terhadap semua pihak yang
telah mendukung terlaksanakannya penelitian baik dari awal sampai penyusunan laporan.
Peneliti menyadari bahwa hasil akhir laporan penelitian ini masih banyak kekurangan, maka
kami berharap saran dan kritik dari semua demi kesempurnaan laporan akhir penelitian.

Peneliti,

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN............................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... ii
RINGKASAN ........................................................................................................................ iii
PRAKATA............................................................................................................................. iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.................................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................... vi
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 5
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ............................................................ 11
BAB 4. METODE PENELITIAN ......................................................................................... 12
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ............................................................. 14
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 23
LAMPIRAN........................................................................................................................... 24

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Rencana Target Capaian .......................................................................................12


Tabel 5.1. Variabel dan Indikator Instrumen Kuesioner........................................................16
Tabel 5.2. Hasil Uji Normalitas Data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov ............18
Tabel 5.3. Hasil Uji Linieritas Data .......................................................................................18
Tabel 5.4. Hasil Uji Multikolinieritas Data ...........................................................................19
Tabel 5.5. Matrik Kovarian Penelitian...................................................................................19

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Tahap-Tahap Penelitian Mix Methode Desain Sequential Exploratory............13


Gambar 5.1. Wawancara dengan Operator Mesin PT. MAK ................................................15
Gambar 5.2. Uji Coba Instrumen Kuesioner .........................................................................17
Gambar 5.3. Pengumpulan Data ............................................................................................17
Gambar 5.6. Analisis Faktor dengan Software LISREL........................................................19

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian..........................................................................................


Lampiran 2. Personalia Tenaga Pelaksana.............................................................................
Lampiran 3. Artikel Ilmiah ....................................................................................................

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan industri manufaktur di Indonesia pada dua dekade abad millennium
ini mengalami kemajuan yang pesat. Pergeresan dari industri hulurisasi menjadi hilirisasi
menyebabkan banyak industri lokal tumbuh dan berkembang dengan menyesuaikan
kebutuhan lokal kawasan industri setempat. Perubahan mindset pengolahan sumber daya
atau barang mentah menjadi setengah jadi, sekarang ini sudah ditinggalkan dan berganti
dari industri penghasil barang mentah hingga pada produk jadi yang siap dipasarkan.
Data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik pada Tahun 2013 mengenai jumlah
perusahaan industri besar khususnya industri manufaktur logam atau mesin menyebutkan
ada sekitar 1.273 industri sub sektor manufaktur dari sekitar 23.941 industri besar di
Indonesia atau sekitar 5,31%. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan industri manufaktur
memberikan sumbangsih devisa negara cukup besar dalam menggerakkan perekonomian
Indonesia. Kebutuhan konsumen yang beragam dan kompleks, menjadikan banyak
industri saling berlomba-lomba untuk bersaing secara kompetitif dalam menyerap banyak
konsumen dalam produk manufakturnya. Desain-desain futuristik yang mengedepankan
mutu dan jaminan produk menjadikan pilihan produk dan fasilitas pendukung produk
bervariasi atau beraneka ragam bentuk dan pilihan.
Industri manufaktur pada Tahun 2015 mengalami kemajuan yang melesat. Menurut
Kementerian Perindustrian Industri tersebut mampu memberikan devisa kepada negara
sebesar Rp. 2.097,71 triliun atau 18,1% terhadap PDB Nasional
(http://www.kemenperin.go.id/ artikel/6276). Data terbaru yang disurvey oleh United
Nations Industrial Development Organization (2016) menyatakan bahwa industri
manufaktur di Indonesia dilaporkan telah memberikan kontribusi hampir seperempat
bagian dari produk domestik bruto (PDB) nasional. Ini merupakan sebuah keuntungan
yang besar bagi Inodonesia dalam menjawab arus globalisasi yang tumbuh cepat dan
kompetitif.
Stok/cadangan sumber daya manusia yang berkualitas tergantung pada daya saring
tenaga kerja yang bergabung dengan industri. Sistem rekruitmen yang bersifat terbuka
dan tertutup menjadikan banyak spekulasi yang akan berdampak pada kemajuan industri
manufaktur. Saat ini, Kementerian Perindustrian menargetkan jumlah tenaga kerja di

1
sektor industri mencapai 16,3 juta pekerja pada Akhir Tahun 2017 (Antara News, 19
Februari 2017). Jumlah yang sangat besar tersebut diharapkan dapat meningkatkan angka
angkatan kerja dengan menghasilkan lulusan yang terampil baik dengan jalur pendidikan
formal yaitu melalui sekolah menengah kejuruan dan pendidikan tinggi, atau jalur
pendidikan nonformal yaitu melalui pendidikan kursus dan pelatihan keterampilan.
Kemenperind memprediksi bahwa jumlah tenaga kerja di sektor industri
manufaktur terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu dari 12,37 juta orang
pada tahun 2011 menjadi sekitar 15,73 juta orang pada tahun 2013. Dampak dari hilirisasi
industri manufaktur mengakibatkan industri tersebut mampu menyerap lebih kurang
13,87% tenaga kerja Indonesia dan menduduki peringkat 4 terbesar setelah sektor
pertanian, perdagangan, dan jasa (http://www.kemenperind.go.id/). Salah satu
kontributor pemenuhan tenaga kerja di sektor industri manufaktur adalah lulusan dari
sekolah menengah kejuruan.
Kebijakan revitalisasi SMK dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing
Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia melalui Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016
menjadi perhatian khusus bagi seluruh kementerian untuk memfokuskan pada penguatan
link and match dan percepatan penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) antara SMK dengan 12 Kementerian Pemerintahan Indonesia. SKKNI yang
disusun diharapkan dapat memenuhi kualifikasi yang diharapkan dunia usaha dan
industri. Padahal, jumlah spektrum keahlian di SMK yang mengacu pada Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Nomor 7013/D/KP/2013 tanggal 4
Desember 2013 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan berjumlah
9 bidang keahlian, 46 program keahlian, dan 128 paket keahlian. Jumlah yang begitu
besar tersebut akan menjadi tantangan bagi pengembang SKKNI untuk mempercepat
merumuskan SKKNI sesuai dengan standar dunia usaha dan industri agar dapat
menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai kebutuhan dunia kerja.
Salah satu program keahlian yang banyak diminati orang adalah teknik mesin
(Grose: 2008 dalam Suharto & Mahyuddin: 2008). Luasnya cangkupan bidang teknik
mesin sebagaimana dalam Spektrum Keahlian SMK terdiri atas: teknik pemesinan, teknik
pengelasan, teknik fabrikasi logam, teknik pengecoran logam, teknik pemeliharaan
mekanik industri, dan teknik gambar mesin. Dengan cangkupan program keahlian yang
luas tersebut tentunya akan menghasilkan lulusan yang besar dan daya penyerapan

2
lulusan terhadap dunia kerja juga tinggi. Oleh karena itu, penelitian-penelitian yang
berkaitan pada bidang tersebut akan memberikan konstribusi yang besar terhadap
revitalisasi SMK dan penyerapan kebutuhan lulusan di dunia kerja.
Keberhasilan praktik pemesinan di SMK dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kemampuan, pengetahuan, dan
sikap yang dimiliki siswa, sedangkan faktor eksternal diantaranya dukungan peralatan
dan perlengkapan praktikum serta lingkungan sekitar bengkel. Prosser & Quigley (1950)
dalam salah satu teorinya mengemukakan The training jobs are carried on in the same
way as in the occupation itself. Ini artinya, pendidikan kejuruan efektif hanya dapat
diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama
seperti yang ditetapkan di tempat kerja. Siswa dalam praktik pemesinan perlu
menyesuaikan standar operasional prosedur yang sama dengan yang dikerjakan oleh
operator-operator industri manufaktur agar hasil/produk praktikum sesuai dengan standar
industri.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat ditarik suatu permasalahan utama
bagaimana menentukan faktor-faktor determinasi yang mempengaruhi kualitas produk
praktik pemesinan siswa SMK di DIY yang berstandar produk berkualifikasi industri
manufaktur. Adanya penelitian ini akan menentukan prioritas mana yang paling
ditekankan guru terhadap siswanya terutama dalam praktik pemesinan. Dengan adanya
penelitian ini, maka diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam praktik
pemesinan dengan kualifikasi produk berstandar industri manufaktur.

1.2. Identifikasi Masalah


1. Industri manufaktur terbesar ke empat dalam hal penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
Ini artinya banyak lulusan dari pendidikan vokasi bidang manufaktur diserap di dunia
kerja. Keterserapan lulusan untuk bekerja di industri tersebut tergantung pada kualitas
pembelajaran praktikum yang sesuai dengan SKKNI. Kasus yang banyak dijumpai
adalah masih banyak kurikulum yang dikembangkan tidak sesuai dengan SKKNI.
2. SMK dengan Program Studi Teknik Pemesinan memberikan sumbangsih kepada
dunia kerja sangat besar, karena lulusan yang dihasilkan dari prodi tersebut akan
terserap di industri-industri manufaktur dan industri pengolahan lainnya. Peluang kerja
yang sangat besar dan kompetitif tersebut hanya dapat disentuh oleh siswa yang

3
kompeten, kreatif, inovatif, dan produktif. Kendala peralatan dan perlengkapan
penunjang praktikum dapat memberikan hambatan siswa dalam menghasilkan produk
pemesinan yang berkualitas.
3. Yogyakarta sebagai kota pelajar menjadi pilot project percontohan SMK rujukan
terutama di beberapa SMK di DIY. Pemilihan tersebut berdasarkan pada banyaknya
SMK yang bermitra dengan industri. Bagi SMK yang memiliki mitra yang kuat dengan
industri akan disokong baik dari SDM, Sarana dan Prasarana, dan penyerapan lulusan.
Kelengkapan sumber daya pendukung memberikan praktikum yang dilakukan
sekolah-sekolah tersebut akan berjalan dengan efektif dengan hasil produk praktikum
yang berkualitas. Bagi SMK yang lemah dalam bekerjasama dengan industri, akan
kesulitan dalam menghasilkan produk praktikum yang berkualitas karena keterbatasan
SDM dan sumber daya pendukung lainnya.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka
penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor determinasi yang mempengaruhi kualitas produk
praktik pemesinan siswa SMK Paket Keahlian Teknik Pemesinan di DIY yang sesuai
dengan kualifikasi standar industri manufaktur.
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa sajakah yang menentukan kualitas produk industri manufaktur?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang mendeterminasi kualitas praktik pemesinan siswa
SMK Paket Keahlian Teknik Pemesinan di DIY yang sesuai dengan kualifikasi standar
industri manufaktur?
3. Seberapa besar relevansi antara kualitas produk praktik pemesinan siswa SMK dengan
standar kualifikasi industri manufaktur?

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendidikan Kejuruan


Banyak istilah terkait dengan pendidikan kejuruan antara lain, vocational
education, technical education, professional education, dan occupational education.
Billett (2011) mengartikan, vocations are shaped by social and institutional facts
comprising the existence, standing, access to and boundaries around particular
activities. Ini berarti pendidikan kejuruan bertujuan untuk menghasilkan SDM yang
relevan dengan berbagai macam jenis pekerjaan. Senada dengan itu, Clarke & Winch
(2007) mendefinisikan vocational education is confined to preparing young people and
adults for working life, a process often regarded as of rather technical and practical
nature. Berdasarkan pernyataan ini dapat diketahui bahwa pendidikan kejuruan
diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusannya siap terjun ke dunia kerja dan
menyediakan pembekalan keterampilan yang spesifik sesuai dengan bakat dan minat
peserta didik yang mengarah ke profil pekerjaan tertentu.
Seorang calon operator harus mengetahui proses manufakturing, material yang
digunakan peralatan dan perlengkapan yang dapat mengoptimalkan saat praktik, dan
mengerjakan pekerjaan dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja (Singh,
2006). Ini menunjukkan bahwa untuk membentuk kemampuan peserta didik yang
berkualitas peran serta sumber daya manusia dan sumber pendukung lainnya harus
memadai dan mencerminkan apa yang dilakukan di industri.
2.2. Proses Manufaktur
Perkembangan di industri manufaktur pemesinan sekarang ini bergerak kian
melesat. Youssef & El-Hofy (2008) membagi pemesinan di Industri menjadi dua, yaitu
pemesinan konvensional (tradisional) dan pemesinan non konvensional. Pada dekade ini,
pemesinan yang ada di industri sudah bergerak pada pemesinan non konvensional dimana
mengandalkan mesin-mesin modern yang lebih efektif dan efisien dibandingkan mesin
konvensional. Adanya mesin-mesin non konvensional memberikan tantangan yang besar
terutama dalam memenuhi kebutuhan pasar yang tidak fleksibel, kualitas produk yang
tinggi, kebutuhan operator yang terampil, peningkatan biaya tidak langsung, dan
sebagainya (Youssef & El-Hofy, 2008). Bagi institusi pendidikan dalam melahirkan
lulusan yang terampil dan siap kerja seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

5
merupakan hal yang paling sulit dilakukan dalam memenuhi kebutuhan teknologi di
industri manufaktur yang modern dan canggih.
Mesin-mesin yang digunakan dalam praktikum di Bengkel SMK masih cenderung
pada penggunaan mesin-mesin konvensional. Hal ini tentunya menjadi sesuatu
kesenjangan ketidakselarasan antara multi exit dan multi entry lulusan SMK dengan
penyerapan lulusan di industri manufaktur. Dalam teori Prosser & Quigley (1950) yang
kedua menjelaskan bahwa pekerjaan SMK merupakan tugas-tugas dan latihan-latihan
kerja yang sama dengan industri. Persoalan-persoalan yang sama di industri, perlu
didistribusikan ke SMK. Siswa akan terbiasa menghadapi pekerjaan-pekerjaan yang sama
dalam industri, persoalan dan penyelesaian yang dipecahkan dalam menghadapi kesulitan
pekerjaan. Pekerjaan-pekerjaan yang ada di industri memang sangat canggih dan modern
sehingga tidak mampu diterapkan di SMK. Untuk itu, pembelajaran praktikum yang ada
di SMK didasarkan pada kompetensi dasar yang dimiliki kemampuan sekolah, sedangkan
untuk kompetensi lanjut para siswa dapat mengikuti program praktek industri atau
magang agar mereka memiliki pengalaman yang luas dalam mengenal dan
mengoperasikan mesin-mesin canggih di industri.
Salah satu paket keahlian yang ada di SMK yang berkaitan dengan pekerjaan
dengan mesin konvensional adalah teknik pemesinan. Sekolah Menengah Kejuruan
dengan Paket Keahlian Teknik Pemesinan, Program Keahlian Teknik Mesin, Bidang
Keahlian Teknologi dan Rekayasa telah dirilis dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Menengah Nomor 7013/D/KP/2013 tanggal 4 Desember 2013 tentang
Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan. Dalam rumpun program keahlian
teknik mesin tersebut, terdiri atas: teknik pemesinan, teknik pengelasan, teknik fabrikasi
logam, teknik pengecoran logam, teknik pemeliharaan mekanik industri, dan teknik
gambar mesin. Cangkupan pekerjaan yang sangat luas menyebabkan disiplin ilmu ini
dapat merangkul beberapa bidang garapan, misalnya: manufaktur, perancangan,
ketenagakerjaan, teknik otomotif, dan lain sebagainya (Rauner & MacClean, 2008:194).
Menurut Grote & Antonsson (2008), teknik mesin merupakan bidang garapan
pekerjaan yang luas dan kompleks dalam dunia teknik dan memiliki hubungan erat
dengan banyak bidang lainnya. Bahkan, di negara-negara maju bidang keahlian ini
menjadi faktor penggerak ekonomi suatu negara. Berbagai macam penelitian dan
pengembangan baik ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di teknik mesin memiliki

6
tujuan utama untuk memperbaiki proses manufaktur yang ada dan mendapatkan
informasi mengenai perkembangan ilmu teknik mesin.
Pekerjaan dalam bidang pemesinan SMK adalah okupasi yang diperoleh siswa
SMK ketika lulus dengan jabatan yang tepat sebagai operator mesin. Rauner & MacClean
(2008) mengistilahkan work sebagai spesialisasi atau industrialisasi dari setiap tenaga
kerja. Artinya, tenaga kerja yang bekerja di industri khususnya bidang pemesinan akan
memiliki spesialisasi dibidang operator mesin. Dalam Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI), SMK berada pada level 2, dimana pada level tersebut yang memiliki
rumusan: (1) Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan
informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan
mutu yang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya; (2) Memiliki pengetahuan
operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu
memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul; dan (3)
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing
orang lain. Dari rumusan tersebut dapat diketahui bahwa alinea pertama merupakan
pernyataan kemampuan di bidang kerja, alinea kedua adalah penyataan tentang
pengetahuan yang wajib dimiliki dan lingkup masalah yang bisa ditanganinya, dan alinea
ketiga adalah penyataan kemampuan manajerial, lingkup tanggung jawab dan standar
sikap yang diperlukan.
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk Pemesinan
Kualitas produk pemesinan dapat dipengaruhi banyak hal baik dari internal sumber
daya manusiannya atau eksternal. Internal artinya dalam diri SDM tersebut, dan eksternal
adalah faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
2.3.1. Faktor Internal
Faktor yang sulit diketahui dalam diri manusia adalah faktor internal. Setiap orang
tentunya memiliki karakteristik yang beragam. Slameto (2010) menyebutkan bahwa
faktor internal yang dapat mempengaruhi kualitas belajar seseorang diantaranya:
kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan
kelelahan. Mudzakir & Sutrisno (1997) membagi faktor internal menjadi dua macam
yaitu: faktor fisiologi dan psikologi. Faktor fisiologi bersifat fisik dan faktor psikologi
bersifat rohani. Fisik berkaitan dengan fisik/tubuh, kondisi tubuh, dan panca indera,
sedangkan psikologi berkaitan dengan intelegensi, bakat, minat, dan motivasi.

7
Dalam pengasahan kompetensi siswa, faktor internal menjadi faktor mendasar yang
dapat memacu semangat mereka untuk mengembangkan keterampilan motoriknya.
Keterampilan motorik yang dimiliki internal siswa diantaranya kemampuan membaca
gambar teknik, kemampuan menggunakan alat ukur, keterampilan mengoperasikan
mesin, keterampilan instrisik lainnya. Griffiths (2003) menjelaskan bahwa pentingnya
peserta didik memiliki kemampuan dalam membaca gambar teknik memberikan
kemudahan pengerjaan melalui komunkasi desain produk dan informasi manufaktur
dapat diterima dan dikerjakan sesuai dengan rancangan produk.
Gambar teknik merupakan kemampuan mendasar mahasiswa yang ditempuh di
awal program studi teknik pemesinan. Gambar teknik adalah sarana yang penting untuk
menginsterprestasikan daya cipta melalui garis. Gambar menjadi sarana dari perancang
untuk memberikan pekerjaan kepada operator. Fungsi gambar teknik menurut Sato &
Sugiarto (1992) terdiri dari 3 macam, yaitu: (1) penyampaian informasi, (2) pengawetan,
penyimpangan, dan penggunaan keterangan, (3) cara-cara pemikiran dalam penyiapan
informasi. Faktor internal lain yang memiliki hubungan yang kuat dengan kualitas produk
praktik pemesinan yaitu kemampuan matematis siswa dalam menganalisis parameter
pemesinan. Widarto (2008) menyebutkan bahwa terdapat Tiga parameter utama pada
setiap proses bubut yaitu kecepatan putar spindel (speed), gerak makan (feed) dan
kedalaman potong (depth of cut).
Faktor internal lain yang menjadi jembatan perantara penentu keakuratan produk
yang dihasilkan adalah keterampilan dalam menggunakan alat ukur. Mengukur adalah
proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak diketahui terhadap standar ukuran
tertentu (Widarto, 2008). Alat ukur yang baik merupakan kunci dari proses produksi
massal. Grote & Antosson (2008) mengungkapkan bahwa produk pemesinan yang
bermutu berasal dari kualitas pengukuran yang akurat dan penggunaan alat ukur. Alat
ukur yang akurat akan memberikan kemampuan interchangeable apabila
produk/komponen yang dibuat akan dirakit satu sama lain. Tentunya, itu membutuhkan
kepresisian yang tinggi baik dalam produknya maupun ketelitian dalam melakukan
pengukuran.
Faktor internal sebagaimana dijelaskan di atas lebih cenderung kepada faktor
intrinsik bersifat teknis karena berkaitan langsung dengan keterampilan dalam

8
menghasilkan produk praktik yang berkualitas. Faktor lain di luar teknis seperti: motivasi,
minat, sikap, kecerdasan, bakat, dan lain-lain tidak dibahas dalam penelitian ini.
2.3.2. Faktor Eksternal
Kualitas hasil pekerjaan pemesinan sangat tergantung pada faktor eksternal. Faktor
eksternal atau yang diluar diri manusia adalah yang paling kompleks dan beragam
terutama dalam mempengaruhi hasil produk pemesinan. Faktor dari luar sebagai contoh:
lingkungan kerja, layout bengkel, kelengkapan praktik pemesinan, penggunaan alat
keselamatan kerja, kualitas geometris pahat, dan faktor eksternal lainnya.
Brown dalam Sukardi (2008) menjelaskan bahwa persyaratan yang harus
diperhatikan dan dilaksanakan sebagai ciri utama dari bengkel dan laboratorium adalah
temperature lingkungan kerja yang baik sesuai dengan kaidah persyaratannya,
pencahayaan yang baik dan hemat energi, tingkat kebisingan ruang yang rendah, warna
yang sesuai dan tidak menimbulkan refleksi yang merusak mata, kelengkapan perangkat
untuk keselamatan keja, dan tata letak yang ideal. Menurut Arbor dalam Buku Modern
School Shop Planning (1982), the facilities agreed on by the expert were then grouped
arbitrarily into five categories: illuminating features, heating and ventilating features,
architectural features, and shop-planning features including such facilities as work
station areas, storage area and locations, and room proportions. Fasilitas sebuah
bengkel tergantung pada lima kategori, yaitu: pencahayaan, pertukaran udara/ventilasi,
layout bengkel, area praktik, tempat penyimpanan bahan/material, dan ruang-ruang
tambahan.
Kelengkapan mesin perkakas beserta attachment (pendukung) dan asesoris mesin
menjadi hal utama dalam melakukan proses pemesinan. Sebagai contoh, bagian utama
dalam mesin bubut yaitu: chuck, head stock, gear box, tail stock, bed machine, eretan,
poros transportir, tuas/handel, tools post, dan lain sebagainya. Asesoris tambahan dalam
mesin bubut menurut Singh (2006) antara lain: ball turning rests, thread chasing dials,
milling attachment, grinding attachment, gear cutting attachment, turret attachment,
crank pin turning attachments, dan taper turning attachment. Di mesin frais (milling
machine), komponen utama yang ada dalam mesin tersebut diantaranya: spindle mesin,
arbor, cutter, ragum, bed machine, lampu, selang cairan coolent, tuas, dan komponen
utama lainnya. Sedangkan komponen tambahan yang ada dalam mesin frais diantaranya:

9
ragum universal, kepala pembagi, kepala lepas, collet, tools attachment, jig and fixture,
dan lain sebagainya.
Faktor eksternal yang penting diketahui operator mesin adalah penggunaan
peralatan dan perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). International Labour
Organization atau disingkat ILO (2013) menegaskan bahwa motivasi utama dalam
melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mencegah kecelakaan kerja
dan penyakit yang ditimbulkan oleh pekerjaan. Oleh karena itu perlu melihat penyebab
dan dampak yang ditimbulkannya. Potensi Bahaya merupakan sesuatu yang berpotensi
untuk terjadinya insiden yang berakibat pada kerugian, sedangkan risiko adalah
kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya
kejadian tersebut. Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan
mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Sumamur, 1989). Undang-Undang
No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja menerangkan bahwa
keselamatan kerja mempunyai ruang lingkup yang berhubungan dengan mesin, landasan
tempat kerja dan lingkungan kerja, serta cara mencegah terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, memberikan perlindungan sumber-sumber produksi sehingga dapat
meningkatkan efisiensi dan produktifitas. Ini artinya pekerjaan yang berhubungan dengan
mesin akan memberikan dampak dari segi keselamatan operator yang rentan terhadap
kecelakaan kerja dan penyakit kerja karena rentan terhadap debu, kotoran, dan gas yang
menyebabkan operator bekerja menjadi kurang nyaman.
Dalam praktik pemesinan, siswa harus mengetahui dan menggunakan peralatan dan
perlengkapan K3 atau disebut sebagai alat pelindung diri (APD). Widarto (2008)
menyebutkan bahwa dalam praktik pemesinan, siswa perlu membutuhkan alat pelindung
diri yang berupa: pelindung kepala dan wajah (head & face protection), pelindung mata
(eyes protection), pelindung telinga (hearing protection), pelindung alat pernafasan
(respiratory protection), pelindung tangan (hand protection), dan pelindung kaki (foot
protection). Alat pelindung tersebut bertujuan memberikan rasa aman bagi siswa yang
praktik agar terhindar dari kecelakaan kerja. Menurut Sumamur (1989) keselamatan
kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan beserta prakteknya yang bertujuan agar para
pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik
fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif dan kuratif terhadap

10
penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan
serta terhadap penyakit umum.
Banyak faktor eksternal yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Luasnya faktor
tersebut dapat memberikan banyak cara untuk menghasilkan kualitas produk pemesinan
yang efektif. Walaupun faktor eksternal yang ada di dalam proses pemesinan mendukung,
apabila human atau operator itu sendiri tidak memahami penguasaan mesin dan
kelengkapannya, perhatian terhadap lingkungan kerja, perhatian terhadap pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja, dan pemahaman mengenai parameter pemesinan maka
produk yang dihasilkan tidak akan mencapai kualitas yang sesuai diharapkan.

BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Menginvestigasi faktor-faktor yang menentukan kualitas produk industri manufaktur.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendeterminasi kualitas praktik pemesinan siswa
SMK Paket Keahlian Teknik Pemesinan di DIY yang sesuai dengan kualifikasi standar
industri manufaktur.
3. Mengetahui tingkat relevansi kualitas produk praktik pemesinan siswa SMK dengan
standar kualifikasi industri manufaktur.
3.2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis:
Secara teoritis, manfaat penelitian ini antara lain: (a) Memberikan informasi
mengenai kualifikasi produk pemesinan yang berstandar industri manufaktur, (b)
Memberikan informasi kepada SMK khususnya Paket Keahlian Teknik Pemesinan
mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas produk praktikum
berstandar industri, dan (c) Sebagai masukan sekaligus salah satu referensi untuk
penelitian lain.
b. Manfaat praktis:
Secara praktis, manfaat penelitian ini antara lain: (a) Ditemukannya faktor-faktor
yang mempengaruhi mutu produk industri manufaktur diharapkan dapat diselaraskan
oleh sekolah menegah kejuruan yang memiliki Paket Keahlian Teknik Pemesinan, (b)

11
Informasi yang diperoleh dapat meningkatkan kompetensi siswa yang lebih terampil,
kreatif, inovatif, dan produktif, (c) Implikasi penelitian ini dapat menjadi momentum
perbaikan praktik pemesinan yang menekankan pada standar operasional prosedur
yang ditetapkan industri, dan (d) Menghasilkan karya ilmiah bagi dosen dan
bermanfaat bagi masyarakat khususnya dunia pendidikan.
3.3. Target Luaran Penelitian
Sesuai dengan kegiatan penelitian yang direncanakan, maka luaran yang akan
dihasilkan dari penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3.1. Rencana Target Capaian
No. Jenis Luaran Indikator Capaian
1. Publikasi ilmiah di Jurnal Nasional (ber ISSN) Accepted
2. Pemakalah dalam Nasional Terdaftar
pertemuan ilmiah Lokal Terdaftar
3. Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) 3

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kombinasi (mix methode). Desain penelitian kombinasi menggunakan model sequential
exploratory. Metode penelitian ini menggabungkan metode penelitian kualitatif dan
kuantitatif secara berurutan. Pada tahap pertama penelitian menggunakan metode
kualitatif dan tahap kedua menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013),
metode kualitatif berfungsi untuk menemukan hipotesis pada kasus tertentu atau sampel
terbatas, dan metode kuantitatif berfungsi untuk menguji hipotesis pada populasi yang
lebih luas. Jadi metode ini bertujuan untuk menemukan hipotesis dan sekaligus
membuktikan validitas eksternal hipotesis tersebut.

12
B. Tahap-Tahap Penelitian

Judul

Merencanakan Masalah / Penentuan Populasi/Sampel


Potensi di Industri Penelitian

Memperdalam Kajian Teori Pengumpulan Data melalui


Observasi & Kuesioner

Pengumpulan Data melalui


Wawancara & Observasi
Analisis Data Kuantitatif

Analisis Data Kualitatif

Tidak
Hasil Temuan
Tidak
Temuan Variabel/ Penelitian Kuantitatif
Hipotesis Ya di Sekolah
Kesimpulan/
Penelitian Kualitatif Saran
Ya
di Industri

Gambar 3.1. Tahap-Tahap Penelitian Mix Methode Desain Sequential Exploratory

C. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada dua tempat yaitu PT. Mega Andalan Kalasan (MAK)
Kabupaten Sleman dan SMK Nasional Berbah Kabupaten Sleman. Pemilihan tempat ini
didasarkan pada MoU yang dilakukan oleh industri dan instansi tersebut. Penelitian ini
berlangsung selama 8 bulan, dimulai di industri dan dilanjutkan ke sekolah.
D. Subyek Penelitian
Subyek penelitian terbagi menjadi dua. Subyek penelitian adalah operator mesin
industri manufaktur dan siswa SMK Nasional Berbah Program Keahlian Teknik
Pemesinan. Teknik sampel yang digunakan pada penelitian kualitatif ini menggunakan
purposive sampling. Subyek penelitian kedua adalah siswa Paket Keahlian Teknik
Pemesinan di DIY yang diambil acak secara stratified dengan taraf kesalahan 5% dengan
formulasi yang digunakan dari rumus Issac & Michael. Sampel tersebut digunakan untuk
penelitian kuantitatif.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian kombinasi ini dibagi menjadi dua.
Teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif menggunakan wawancara, observasi,

13
dan dokumentasi. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai kualitas produk
pemesinan berstandar industri manufaktur sebenar-benarnya yang dimiliki industri
tersebut. Hasil dari pengumpulan data tersebut kemudian diujikan kembali ke sekolah
secara kuantitatif melalui observasi dan kuesioner. Indikator instrumen ditentukan
berdasarkan hasil temuan penelitian kualitatif di industri.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua langkah, yaitu teknik
analisis data tahap penelitian kualitatif dan tahap penelitian kuantitatif. Pada tahap
penelitian kualitatif, teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan model
Miles & Hubermen yang meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data
display), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification).
Tahap analisis data kedua (tahap penelitian kuantitatif) yaitu menggunakan statistik
deskriptif. Pada tahap tersebut analisis digunakan untuk mengetahui seberapa besar
kualitas dari masing-masing budaya kerja industri di sekolah.

BAB V
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
5.1. Hasil Penelitian
a. Persiapan
Persiapan yang telah dilakukan sebelum penelitian berlangsung diantaranya
sebagai berikut:
1) Mendata populasi dan sampel penelitian SMK Nasional Berbah Sleman melalui
laman: http://datapokok.ditpsmk.net/.
2) Menyusun pedoman wawancara dan instrumen penelitian kuesioner.
3) Menvalidasi instrumen kepada ahli/expert di bidang teknik pemesinan dan
ahli/expert di bidang evaluasi pendidikan.
4) Membuat surat permohonan/ijin penelitian ke Lembaga Penelitian, Pengembangan,
dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
(UST) yang ditujukan ke kepala bengkel PT.MAK dan Kepala SMK Nasional
Berbah Sleman.
5) Mengadakan dan menyewa segala peralatan dan perlengkapan penunjang
penelitian.

14
b. Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa tahapan pelaksanaan yang telah dilakukan antara lain:
1) Melakukan observasi industri di PT. Mega Andalan Kalasan (MAK) pada tanggal
2-4 Agustus 2017. Wawancara dilakukan pada 1 orang operator mesin dan 1 orang
kepala bengkel produksi dengan tujuan untuk mendapatkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas produk pemesinan berstandar industri. Hasil reduksi data
dari penelitian kualitatif mengungkapkan bahwa variabel yang berpengaruh
diantaranya:
a. Keterampilan Menginterprestasikan Gambar Teknik
b. Kemampuan Analisis Parameter Pemesinan
c. Penggunaan Alat Ukur
d. Pengaturan Layout Bengkel
e. Penggunaan Kelengkapan Mesin
f. Perhatian terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Gambar 5.1. Wawancara dengan Operator Mesin PT. MAK


2) Indikator keberhasilan produk praktik pemesinan di atas kemudian dikembangkan
menjadi beberapa kisi-kisi/sub indikator untuk dijadikan pedoman penyusunan
instrumen penelitian kuesioner:

15
Tabel 5.1. Variabel dan Indikator Instrumen Kuesioner
No. Variabel Indikator
a. Penggunaan Peralatan Bantu Gambar Teknik
Keterampilan
b. Standar Gambar Teknik
1 menginterprestasikan gambar
teknik (GAMTEK) c. Membaca Gambar Kerja
d. Simbol-simbol dalam gambar teknik
a. Menghitung Kecepatan putar mesin
Kemampuan dalam
b. Penggunaan tabel material
2 penganalisaan parameter
pemesinan (PARMES) c. Menghitung gerak dan kedalaman pemakanan
d. Merumuskan langkah-langkah pemotongan
a. Pemilihan alat-alat ukur
Keterampilan menggunakan alat
3 b. Teknik penggunaan alat-alat ukur
ukur (AKUR)
c. Perawatan dan pemeliharaan alat-alat ukur
a. Penataan Bengkel
b. Pencahayaan
4 Layout Bengkel (LAYBENG)
c. Sirkulasi Udara
d. Perawatan Bengkel
a. Asesoris untuk setting benda kerja
Kelengkapan mesin dan b. Asesoris dalam membantu parameter pemesinan
5 komponen pendukungnya c. Perlengkapan K3 dalam Mesin
(KOMPMES) d. Peralatan dan Perlengkapan yang membantu
Proses Machining
a. Keselamatan (proteksi) untuk diri sendiri
Penggunaan peralatan dan b.Keselamatan untuk lingkungan kerja
6 perlengkapan keselamatan dan c. Keselamatan untuk alat/mesin
kesehatan kerja (K3LH) d. Kebijakan/ tata tertib praktikum
e. Peralatan dan perlengkapan penunjang K3
a. Penggunaan Alat Ukur dalam Membuat
Geometris Pahat
Kualitas geometris pahat
7 b. Mengacu pada standar/tabel/jobsheet
(GEOPAH)
pengasahan dan pemotongan
c. Perhatian terhadap K3 dalam mengasah pahat
a. Persiapan kerja
b. Proses pemesinan
Kualitas Produk Praktik
8 c. Hasil produk praktik
Pemesinan (KUALPRO)
d. Waktu yang dibutuhkan
e. Tindakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3) Uji coba instrumen di SMK Nasional Berbah pada Tanggal 16 Agustus 2017 pada
30 siswa dalam salah satu kelas XII TP. Hasil ujicoba menunjukkan terdapat 19

16
butir soal yang gugur dari 121 butir soal karena dinyatakan tidak valid, sehingga
jumlah total keseluruhan butir soal adalah 102 soal.

Gambar 5.2. Uji Coba Instrumen Kuesioner


4) Melakukan pengumpulan data di SMK Nasional Berbah Kabupaten Sleman pada
Tanggal 17-25 Agustus 2017.

Gambar 5.3. Pengumpulan Data


5) Melakukan analisis uji prasyarat hipotesis, yaitu uji normalitas, uji linearitas, dan
uji multikolinearitas dengan tabulasi sebagai berikut:

17
a) Uji Normalitas
Tabel 5.2. Hasil Uji Normalitas Data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov

No Variabel Signifikansi Keterangan

1 GAMTEK (X1) 0,082 Normal


*
2 PARMES (X2) 0,200 Normal
3 AKUR (X3) 0,200* Normal
4 LAYBENG (X4) 0,166 Normal
5 KOMPES (X5) 0,087 Normal
6 K3LH (X6) 0,097 Normal
7 GEOPAH (X7) 0,094 Normal
8 KUALPRO (Y) 0,099 Normal
Hasil uji normalitas data pada tabel di atas menunjukkan bahwa data yang
diperoleh dalam setiap variabel penelitian berdistribusi normal dimana nilai
Sig>0,05. Karena data penelitian berdistribusi normal maka dapat dalam analisis
menggunakan statistik parametris.

b) Uji Linearitas
Tabel 5.3. Hasil Uji Linieritas Data
Dev. From
No Linieritas Ftab Kesimpulan
Linearity (Fhit)
1 GAMTEK KUALPRO 1,385 169 Linier
2 PARMES KUALPRO 0,957 1,74 Linier
3 AKUR KUALPRO 1,537 1,74 Linier
4 LAYBENG KUALPRO 1,189 1,82 Linier
5 KOMPES KUALPRO 1,566 1,85 Linier
6 K3LH KUALPRO 0,761 1,81 Linier
7 GEOPAH KUALPRO 1,134 1,84 Linier

Hasil uji linearitas menunjukkan hubungan antar variabel independen


dengan dependen keseluruhannya linear. Kelinearitasan antar variabel tersebut
dapat dilihat dengan melihat nilai Fhit < Ftabel. Karena hasil yang diperoleh
linear maka analisis dapat dilanjutkan dengan statistik parametris.

18
c) Uji multikolinearitas
Tabel 5.4. Hasil Uji Multikolinieritas Data

Pasangan
Tolerance VIF Keterangan
Variabel
X1 Y 0,837 1,195 Bebas Multikolinearitas
X2 Y 0,925 1,081 Bebas Multikolinearitas
X3 Y 0,829 1,206 Bebas Multikolinearitas
X4 Y 0,856 1,168 Bebas Multikolinearitas
X5 Y 0,877 1,140 Bebas Multikolinearitas
X6 Y 0,799 1,252 Bebas Multikolinearitas
X7 Y 0,849 1,178 Bebas Multikolinearitas

Berdasarkan hasil analisis yang ditampilkan pada tabel diatas terlihat


bahwa semua variabel bebas dalam penelitian ini berada dibawah nilai tolerance
yaitu lebih besar dari 0,1; dan tidak ada nilai VIF di atas 10. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat adanya multikolinieritas yang serius
antar variabel bebas.
6) Melakukan analisis regresi untuk menentukan faktor determinan yang berpengaruh
dalam menghasilkan produk praktik pemesinan berstandar industri manufaktur.
Berikut ini adalah tahapan dalam penyelesaian perhitungan.
a) Menyusun matrik kovarian
Tabel 5.5. Matrik Kovarian Penelitian
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y
X1 1,00
X2 0,518 1,00
X3 0,621 0,661 1,00
X4 0,657 0,514 0,537 1,00
X5 0,646 0,668 0,520 0,658 1,00
X6 0,549 0,640 0,499 0,568 0,595 1,00
X7 0,599 0,523 0,675 0,653 0,580 0,566 1,00
Y 0,696 0,783 0,760 0,688 0,722 0,711 0,742 1,00

b) Menentukan diagram dengan bantuan software Lisrel

19
Gambar 5.6. Analisis Faktor dengan Software LISREL
c) Menentukan pengaruh langsung variabel independen terhadap variabel
dependen dengan bantuan software Lisrel
- Pengaruh langsung GAMTEK terhadap KUALPRO adalah 0,10 atau 10%.
- Pengaruh langsung PARMES terhadap KUALPRO adalah 0,29 atau 29%.
- Pengaruh langsung AKUR terhadap KUALPRO adalah 0,20 atau 20%.
- Pengaruh langsung LAYBENG terhadap KUALPRO adalah 0,09 atau 9%.
- Pengaruh langsung KOMPES terhadap KUALPRO adalah 0,10 atau 10%.
- Pengaruh langsung K3LH terhadap KUALPRO adalah 0,15 atau 15%.
- Pengaruh langsung GEOPAH terhadap KUALPRO adalah 0,19 atau 19%.
- Pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap KUALPRO adalah
0,83 atau 83%.
d) Menentukan variabel penelitian yang paling tinggi dalam mempengaruhi
kualitas produk praktik pemesinan siswa berbasis industri manufaktur adalah
PARMES atau Penggunaan Parameter Pemesinan dalam kegiatan praktikum
pemesinan.

20
e) Persamaan regresi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = 0,1X1 + 0,29X2 + 0,20X3 + 0,09X4 + 0,10X5 + 0,15X6 + 0,19X7 + 0,17
c. Evaluasi Kegiatan
1) Faktor-Faktor Pendukung
Faktor-faktor yang mendukung penelitian ini adalah:
a) Perijinan untuk penelitian di SMK tidak dipersulit karena adanya dukungan dan
surat rekomendasi dari Bakesbangpol dan Dinpora DIY.
b) Telah adanya komunikasi yang baik dengan jajaran SMK dan guru-guru
sehingga perijinan penelitian menjadi lebih efisien.
c) Siswa banyak yang memahami isi angket, sehingga dalam melakukan pengisian
kuesioner mereka dapat mengerjakan sesuai perspektif yang mereka alami.
d) Publikasi ilmiah dipermudah karena peneliti memiliki koneksi dengan banyak
pengelola jurnal sehingga dapat didahulukan dalam proses review dan terbit.
2) Faktor-Faktor Penghambat
Faktor-faktor yang menghambat penelitian ini adalah:
a) Penelitian yang dilakukan di sekolah dimulai pada Bulan Agustus, sehingga
penelitian digeser menyesuaikan jadwal kelas untuk pengumpulan data.
b) Sistem blok dalam pembelajaran di SMK menjadikan permasalahan dalam
penyesuaian jadwal pengumpulan data. Hal ini dikarenakan sebagian siswa
sedang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
3) Jalan Keluar/solusi
Berdasarkan hambatan-hambatan yang dijumpai dalam penelitian ini, maka
terdapat jalan keluar/solusi yang telah dilakukan, diantaranya:
1) Menggeser waktu pengumpulan data dengan menyesuaikan jadwal kelas teori kelas
XI yang ada di sekolah.
2) Untuk mengifisienkan waktu pengumpulan data dalam kelas dengan sistem blok
dengan menggunakan bantuan mahasiswa dalam mendistribusikan angket.
5.2. Luaran yang dicapai
1. Publikasi Jurnal Ilmiah Nasional tidak Terakreditasi berindex DOAJ di Vanos
Journal of Mechanical Engineering Penerbit Pendidikan Teknik Mesin -
Universitas Sultan Agung Tirtayasa Serang, Banten dengan keterangan Accepted.

21
2. Pemakalah dalam Seminar Nasional Pendidikan Vokasi yang diselenggarakan
Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa pada Tanggal 1
November 2017 dengan keterangan Draf/Revisi.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan
Hasil pelaksanaan penelitian yang sudah dilakukan dapat ditarik kesimpulan:
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk praktik pemesinan berstandar
industri manufaktur berdasarkan perspektif dunia kerja antara lain: Keterampilan
menginterprestasikan gambar teknik (GAMTEK), Kemampuan dalam
penganalisaan parameter pemesinan (PARMES), Keterampilan menggunakan alat
ukur (AKUR), Layout Bengkel (LAYBENG), Kelengkapan mesin dan komponen
pendukungnya (KOMPMES), Penggunaan peralatan dan perlengkapan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3LH), dan Kualitas geometris pahat
(GEOPAH).
2) Variabel yang mendeterminasi penelitian ini adalah keterampilan penganalisaan
parameter pemesinan dengan nilai pengaruh langsung sebesar 20%.
3) Relevansi produk praktik pemesinan siswa dengan hasil rumus persamaan
struktural yang dianalisis dengan software LISREL yaitu: Y = 0,1X1 + 0,29X2 +
0,20X3 + 0,09X4 + 0,10X5 + 0,15X6 + 0,19X7 + 0,17. Dengan memperhatikan
persamaan tersebut dapat menjadi panduan bagi siswa dalam praktik pemesinan
agar menghasilkan kualitas produk yang selaras dengan kualitas produk industri
manufaktur.
7.2. Saran/Implikasi
1) Hasil penelitian yang akan dihasilkan akan memberikan informasi kepada siswa
bahwa untuk mendapatkan kualitas produk pemesinan yang berkualitas dapat
merujuk pada model konseptual yang dikembangkan peneliti.
2) Peneliti berasumsi bahwa hasil penelitian ini akan berbeda hasilnya apabila
dilakukan pada SMK non-rujukan. Untuk itu, tindak lanjut penelitian ini kedepan
adalah melakukan studi komparasi dengan SMK non-rujukan untuk memotret
kondisi lapangan di sekolah-sekolah tersebut.

22
DAFTAR PUSTAKA

Arbor, A. (1982). Modern School Shop Planning. Michigan: Prakken


Billett, S. (2011). Vocational Education: Purposes, Traditions and Prospects. New York:
Springer.
Clarke, L. & Winch, C. (Ed.). (2007). Vocational Education International Approaches,
Developments and Systems. New York: Routledge.
Griffiths, B.J. (2003). Engineering Drawing for Manufacture. Great Britain: Kogan Page
Science.
Grote, K.H., & Antonsson, E.K. (2008). Handbook of Mechanical Engineering.
Wurzburg: Springer.
International Labour Organization (2013). Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Sarana
untuk Produktivitas. Jakarta: ILO.
Kalpakjian, S. & Schmid, S.R. (2009). Manufacturing Engineering and Technology. 6th
Edition. New York: Pearson.
Kemenperind (2016). Manufaktur Penyerap Tenaga Kerja Nomor Empat. Artikel diakses
pada Tanggal 5/3/2017 pada situs http://www.kemenperind.go.id/artikel/9537/%20
Manufaktur-Penyerap-Tenaga-Kerja-Nomor-Empat.
Mudzakir, A., &Sutrisno, J. (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Prosser, C.A. & Quigley, T.H. (1950). Vocational Education in a Democracy. Revised
Edition. Chicago: American Technical Society.
Rauner, F. & Maclean, R. (2008). Handbook of Technical and Vocational Education and
Training Research. Jerman: Springer.
Singh, R. (2006). Introduction Basic Manufacturing Processes and Workshop
Technology. Daryaganj: New Age International.
Slamet PH. (2016). Memperkokoh Jalinan Tripusat Pendidikan untuk Membangun
Manusia Indonesia Seutuhnya. Makalah Seminar Wisuda UT Periode III Tahun
2016 pada Tanggal 3 Oktober 2016.
Slameto, S. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sopiah (2008). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.
Sugiyono (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, Th. (2008). Pengembangan Bengkel Praktik Pemesinan SMK. UNY: Disertasi
tidak diterbitkan.
Suharto, D. & Mahyuddin, A.I. (2008). Masa Depan Pendidikan Teknik Mesin di
Indonesia. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Suma'mur, P.K. (1989). Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung.
Youssef, H.A., & El-Hofy, H. (2008). Machining Technology: Machine Tools and
Operations. Boca Raton: Taylor & Francis Group.
Widarto (2008). Teknik Pemesinan Jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.

23
LAMPIRAN

24
LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PENELITIAN
INSTRUMEN PENELITIAN

DETERMINASI KUALITAS PRODUK PRAKTIK PEMESINAN


SMK BERSTANDAR INDUSTRI MANUFAKTUR

RESPONDEN : Siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik


Pemesinan
Nama : ......................................
NIS : ......................................
Alamat : ......
..................
..
Nama Sekolah : ..........................................................................................

Kelas : ..........................................................................................

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan *)


No HP/Telp : .....................................

*) Coret yang tidak perlu


Hal : Permohonan Pengisian Angket/Kuesioner
Kepada Yth :
Siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan di DIY

Dengan hormat,
Dalam aktivitas perkuliahan para siswa, perkenankanlah kami memohon
pengorbanan waktu, tenaga dan pemikiran siswa untuk mengisi angket yang telah kami
ajukan. Adapun maksud dari angket ini adalah sebagai suatu sarana untuk memperoleh
data dalam rangka melaksanakan pengambilan data penelitian, maka kami berharap
sudilah kiranya para siswa mengisi daftar sesuai dengan pemikiran anda sendiri tanpa
tekanan dari orang lain.
Dengan memenuhi permohonan kami berarti para siswa telah memberikan
sumbangan yang sangat besar dalam kami menyelesaikan laporan penelitian juga sebagai
informasi perkembangan pendidikan yang ada di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan banyak terima kasih.

Yogyakarta, 6 Juli 2017


Hormat saya,

Ttd

Bayu Rahmat Setiadi, M.Pd.

2
PETUNJUK:
Mohon dipilih jawaban yang paling tepat sesuai dengan kondisi sebenarnya terhadap
pernyataan pernyataan berikut ini dengan cara mencentang/mencontreng () kolom
plihan jawaban yang disediakan sesuai dengan fakta yang terjadi dengan kriteria pilihan:

A. Instrumen Keterampilan Menginterprestasikan Gambar Teknik


Tidak
No. Kegiatan Selama Praktikum Menggambar Teknik Selalu Sering Jarang
Pernah
1. Saya menggunakan pensil mekanik berbagai macam
ukuran dalam praktik menggambar teknik
2. Saya menggunakan mal/sablon huruf untuk membuat
huruf atau angka keterangan dalam gambar kerja.
3. Saya menggunakan mal elips untuk membuat bentuk-
bentuk lengkung.
4. Saya menggunakan penggaris siku-siku untuk
membuat sudut 90o atau bentuk-bentuk bersudut siku.
5. Saya menggunakan busur derajat untuk membuat dan
mengukur bentuk-bentuk yang bersudut.
6. Setiap saya menggambar, saya menggunakan
standar International Standard Organization (ISO).
7. Saya menggunakan standar lain dalam menggambar
teknik selain International Standard Organization
(ISO).
8. Saya menggunakan pensil mekanik bermacam ukuran
dengan disesuaikan ketebalan garis.
9. Untuk membuat garis nyata/obyek, saya
menggunakan pensil mekanik ukuran 0,5 atau 0,7 mm
10. Saya melengkapi keterangan dan informasi yang ada
dalam gambar kerja serta etiket yang dibutuhkan
dengan benar dan tepat.
11. Jika dalam menggambar suatu obyek sangat rumit
untuk diberikan penjelasan, saya akan membuat
gambar potongan atau gambar detail.
12. Sebelum mencermati dan membaca gambar kerja,
saya terlebih dahulu membaca keterangan di dalam
etiket.
13. Untuk mengetahui besar/nilai toleransi lubang atau
poros, saya mengacu pada tabel yang telah
disediakan dalam buku/modul rujukan.
14. Ketika membaca suatu gambar kerja, saya langsung
memiliki pemikiran apakah gambar kerja tersebut
mampu dikerjakan dengan alat/mesin atau tidak.
15. Apabila saya kesulitan dalam membaca ukuran dan
keterangan pada gambar kerja, maka saya akan
bertanya langsung pada drafternya.
16. Saya memberikan simbol (N) atau lambang kekasaran
permukaan di semua permukaan obyek gambar.

3
17. Setiap bagian-bagian khusus dalam pengerjaan pada
gambar kerja, saya memberikan toleransi geometris.
18. Apabila obyek yang akan digambar lebih besar dari
ukuran kertas gambar, maka saya akan membuat
skala pengukuran yang proposional dengan ukuran
kertas.
19. Setiap bagian benda kerja yang berlubang akan saya
detailkan melalui gambar potongan yang berarsir.
20. Setiap pekerjaan sambungan las, saya akan beri
simbol pengelasan sesuai dengan jenis
penyambungannya.

B. Instrumen Kemampuan Analisis Parameter Pemesinan


Tidak
No. Kegiatan Selama Praktikum Pemesinan Selalu Sering Jarang
Pernah
Sebelum memulai pekerjaan membubut, saya terlebih
1. dahulu menghitung kecepatan putar mesin yang
dibutuhkan selama proses pembubutan.
Setiap proses pembubutan (roughing, facing,
2. finishing), maka akan saya variasikan putaran
spindelnya.
Untuk mengubah kecepatan putaran spindle, saya
3. mengacu pada tabel kecepatan putar yang tertera
dalam mesin bubut.
Ketika menjumpai material benda kerja yang keras,
4.
maka putaran spindle akan saya perlambatkan.
Untuk mengganti putaran mesin bor, saya mengubah
5.
posisi sabuk v-belt.
Setiap menentukan kecepatan putaran mesin, saya
6. menggunakan tabel kecepatan putaran yang telah
disediakan di buku/modul rujukan.
Setiap menentukan kecepatan pemakanan suatu
material, saya menggunakan tabel kecepatan
7.
pemakanan yang telah disediakan dalam buku
rujukan.
Untuk material-material dengan kekuatan tarik dan
kekerasan yang tinggi, saya menggunakan tabel alat-
8.
alat potong untuk memilih alat potong (pahat) yang
sesuai dengan karakteristik material benda kerja.
Setiap praktik pemesinan, saya membawa berbagai
9. macam tabel-tabel penolong perhitungan parameter
pemesinan.
Setiap membuat ulir, saya mengatur handel yang ada
10. di mesin bubut dengan memperhatikan tabel putaran
dan pitch yang tertera di mesin tersebut.
Sebelum melakukan proses pembubutan, saya
11. terlebih dahulu menghitung kecepatan pemakanan
(feed rate)

4
Tidak
No. Kegiatan Selama Praktikum Pemesinan Selalu Sering Jarang
Pernah
Dalam pemesinan dengan frais, saya sudah membuat
12. titik referensi pemakanan dengan menandai handel
nonius ke posisi nol 0
Setiap pemakanan yang terlalu dalam, saya akan
13.
memperlambat putaran mesin.
Dalam pemakanan material yang memiliki kekerasan
yang tinggi, saya semprotkan coolen (cairan
14.
pendingin) secara deras dan tepat di daerah
pemakanan.
Saya menggunakan fungsi otomatis pada mesin bubut
15. ketika ingin menghasilkan gerakan pemakanan yang
stabil.
Sebelum memulai proses pemesinan, saya membuat
16.
langkah kerja menurut versi saya pribadi.
Setiap langkah dalam pekerjaan dengan mesin bubut
17. betul-betul dihitung setiap waktunya dengan
menggunakan rumus-rumus yang berlaku.
Dalam menghasilkan waktu pengerjaan yang cepat,
18. saya akan memilih alat potong yang tepat dan
memperbesar kedalaman pemakanan.
Dalam setting benda kerja pada pengerjaan dengan
19. mesin frais, saya menggunakan kertas sebagai titik
referensi/awal pemakanan.
Sebelum membubut poros, saya perlu mensetting
20.
posisi poros agar berputar stabil, center, dan balance.

C. Instrumen Penggunaan Alat Ukur


Tidak
No. Kegiatan Selama Praktikum Pemesinan Selalu Sering Jarang
Pernah
Saya menggunakan jangka sorong untuk mengukur
1.
hasil pekerjaan saat menggunakan mesin frais.
Mistar baja saya pergunakan untuk mengukur panjang
2.
suatu poros.
Mistar siku saya pergunakan ketika bekerja dengan
3.
mesin frais.
Saya menggunakan dial indicator untuk mengecek
4. keolengan poros dalam pekerjaan dengan mesin
bubut.
Saya menggunakan micrometer untuk mengukur
5.
diameter poros saat pekerjaan dengan mesin bubut.
Saya menggunakan dial indicator untuk mensetting
6.
titik reference dalam pekerjaan mesin frais.
Sebelum menggunakan micrometer, terlebih dahulu di
7.
setting pada posisi nol.
Sebelum Vernier high gauge digunakan, terlebih
8.
dahulu disetting titik nolnya.

5
Tidak
No. Kegiatan Selama Praktikum Pemesinan Selalu Sering Jarang
Pernah
Saya pergunakan tangkai dalam jangka sorong untuk
9.
mengukur kedalaman.
Mistar siku saya pergunakan untuk mengecek
10. kesikuan setiap sudut dan kerataan permukaan dalam
pekerjaan dengan frais.
Meja rata dan Vaseline saya pergunakan untuk
11.
mengukur kerataan permukaan benda kerja.
Dalam membaca alat ukur (jangka
12. sorong/mikrometer), terlebih dahulu saya membaca
skala utama kemudian dilanjutkan skala nonius.
Setelah menggunakan jangka sorong, saya rapatkan
13.
rahang-rahangnya lalu saya kunci.
Micrometer yang telah saya pergunakan, selalu saya
14.
bersihkan terutama pada poros ukurnya/spindelnya.
Setiap mengukur dimensi benda kerja dalam
pekerjaan dengan mesin frais, saya jauhkan dari pisau
15.
frais atau mencari posisi aman dalam melakukan
pengukuran.
16. Saya letakkan alat ukur di nampan atau toolbox.
Setelah menggunakan jangka sorong, saya bersihkan
17. kemudian saya beri pelumas/vaseline di setiap
rahang-rahangnya.
Setiap mengukur dimensi suatu benda kerja, saya
18. lebih baik menunggu hingga dingin (tidak panas)
hingga mencapai suhu kamar/ruangan.

D. Instrumen Pengaturan Layout Bengkel


Sangat Kurang
No. Kegiatan Selama Praktikum Pemesinan Baik Buruk
Baik Baik
1. Posisi/letak mesin bubut di dalam bengkel

2. Posisi/letak mesin frais di dalam bengkel

3. Posisi/letak mesin bor di dalam bengkel


Penataan alat dan mesin yang tidak mengganggu lalu
4.
lintas praktikum di dalam bengkel
Jarak antar mesin tidak mengganggu pada waktu
5.
praktikum.
6. Kondisi penerangan lampu di dalam bengkel
Kecerahan warna pada tembok yang dapat
7.
mempengaruhi penerangan di dalam bengkel
Kondisi jendela yang bersih serta dapat memberikan
8.
cahaya matahari tembus ke dalam bengkel

6
Sangat Kurang
No. Kegiatan Selama Praktikum Pemesinan Baik Buruk
Baik Baik
Kondisi penerangan di ruang penunjang bengkel
9.
(ruang kelas, ruang guru/teknisi, toilet, dll)
Kondisi asesoris lampu yang melekat di mesin
10.
bubut/frais
11. Kondisi ventilasi yang ada di dalam bengkel

12. Kondisi kipas/AC yang ada di dalam bengkel

13. Penyerapan udara di dalam bengkel dengan blower


Kondisi jendela yang dapat dibuka-tutup sehingga
14.
udara di dalam bengkel tidak terasa pengap
Kondisi ventilasi di ruang-ruang penunjang bengkel
15.
(ruang kelas, ruang guru/teknisi, toilet, dll)

E. Instrumen Penggunaan Kelengkapan Mesin


Tidak
No. Kegiatan Selama Praktikum Pemesinan Selalu Sering Jarang
Pernah
Saya menggunakan tail stock (kepala lepas) untuk
1.
mensetting center pahat
Dial Indicator saya pergunakan untuk mengecek
2. keolengan/kemiringan benda kerja ketika praktik
pemesinan.
Saya menggunakan Tool holder (pemegang pahat)
3.
untuk memasang pahat
Saya menggunakan senter tetap untuk memberikan
4.
keseimbangan dalam putaran benda kerja.
Saya menambahkan plat sebagai ganjal untuk tool
5. post agar posisi ujung pahat menjadi senter dengan
tail stock (kepala lepas) atau senter lepas.
Saya membaca tabel-tabel spesifikasi putaran mesin
6.
sebelum proses pemesinan.
Saya mengasah pahat sebelum praktik pemesinan
7.
berlangsung.
Saya menggunakan skala nonius pada setiap eretan
8.
(melintang, memanjang, dan atas).
Untuk mendapatkan putaran spindle yang diharapkan
9. saya mengubah posisi tuas pengatur kecepatan
spindel
Dalam proses finishing, saya akan meningkatkan
10.
putaran spindel dengan kecepatan putar yang tinggi
Saya menggunakan kaca pelindung/penutup ketika
11.
proses pemesinan berlangsung
Saya menggunakan coolent dan mengarahkannya ke
12.
ujung tool/pisau/pahat.

7
Tidak
No. Kegiatan Selama Praktikum Pemesinan Selalu Sering Jarang
Pernah
Saya menggunakan steady rest (penyangga) apabila
13.
benda kerja yang saya gunakan sangat panjang.
Saya menggunakan ragum ketika akan melubangi
14.
benda kerja dengan mesin bor
Untuk membuat alur pada poros (reamer), saya
15.
menggunakan kepala pembagi/ragum.
Saya menggunakan cekam rahang 4 untuk membuat
16.
poros eksentris.
Saya menggunakan pelat pembawa ketika ingin
17. mendapatkan pekerjaan pembubutan dalam sekali
proses pemakanan dari ujung ke ujung.
Saya menggunakan ragum untuk menjepit benda
18.
kerja ketika pengfraisan
Saya menggunakan jig & fixture ketika mengfrais pada
19.
benda dengan bentuk/posisi tertentu.
Saya menggunakan dividen head (kepala pembagi)
20.
ketika membuat roda gigi.

F. Instrumen Perhatian terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Tidak
No. Kegiatan Selama Praktikum Pemesinan Selalu Sering Jarang
Pernah
Setiap praktik permesinan, saya menggunakan
1.
pakaian wearpack
Earplug saya pergunakan ketika bekerja dengan
2.
mesin bersuara tinggi (gerinda).
Setiap praktik pemesinan, saya menggunakan
3.
kacamata bening khusus praktik.
Ketika praktik berlangsung, saya menggunakan
4. sepatu khusus praktik (sepatu dengan bagian atas
dilapisi pelat)
Saya menggunakan masker apabila bekerja dengan
5.
mesin bubut atau frais.
Saya merasa kurang nyaman kalau area kerja saya
6.
belum dibersihkan.
Peralatan kerja (kunci, obeng, special tools) saya
7. letakkan di nampan atau toolbox ketika sedang
bekerja dengan mesin.
Setelah praktikum, saya selalu membersihkan area
8.
kerja saya.
Saya membuang dan memisahkan sampah produksi
berdasarkan kriteria/jenis sampah yang telah
9.
disediakan bengkel (sampah kering, basah, material,
dll)
Setiap selesai praktikum, saya mencuci wearpack
10.
yang saya pakai agar tidak kotor dan bau.

8
Tidak
No. Kegiatan Selama Praktikum Pemesinan Selalu Sering Jarang
Pernah
Saya menjadi kurang fokus dalam praktik apabila ada
11.
mesin-mesin yang bersuara bising.
Sebelum menyentuhkan tool/pisau/pahat ke benda
12.
kerja, terlebih dahulu saya hidupkan coolent.
Setelah menggunakan alat ukur langsung saya
13.
masukkan ke dalam wadah atau nampan.
Dalam pekerjaan roughing (kasar), putaran mesin
14.
saya perlambat.
Apabila coolent tidak berfungsi, saya tetap
15. memberikan coolent secara manual dengan
disemprotkan atau di kuas.
Sebelum memulai praktik membubut, saya mengecek
16. rambut dan kuku agar tidak mengganggu waktu
proses membubut.
Dalam membaca jobsheet, saya tidak lupa membaca
17.
petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja.
Saya berjalan dilintasan/lantai yang di cat hijau, dan
18.
bekerja di lintasan/lantai yang dicat berwarna merah
Saya merapikan kunci-kunci dalam toolbox secara
19.
teratur.
Setelah praktikum, saya membersihkan area kerja
20.
dengan bersih dan rapi.
Saya menggunakan kompressor untuk membersihkan
21.
bagian-bagian yang sulit dijangkau dengan kuas.
Untuk mengangkat benda kerja yang baru saja
22. dikerjakan (dalam kondisi masih panas), saya
gunakan sarung tangan untuk mengambilnya.
Saya hidupkan tombol alarm mesin apabila terjadi
23.
kerusakan pekerjaan atau mesin.
Saya biasa menggantungkan jobsheet pada papan
24.
khusus jobsheet.
Saya menghidupkan lampu yang ada di mesin ketika
25.
proses pemesinan berlangsung.

G. Instrumen Kualitas Hasil Praktikum Pemesinan


Tidak
No. Kegiatan Selama Praktikum Pemesinan Selalu Sering Jarang
Pernah
Sebelum praktikum dimulai, saya mempersiapkan
1.
alat-alat yang hendak digunakan dalam praktik.
Sebelum praktikum dimulai, saya melakukan running
2.
machine (pemanasan mesin) terlebih dahulu
Saya membaca gambar kerja dan
3.
menginterprestasikannya dalam langkah-langkah kerja
Saya menandai benda kerja sebelum diproses dalam
4.
mesin.
Pada pekerjaan dengan mesin bubut, terlebih dahulu
5.
saya mengasah pahat.
9
Tidak
No. Kegiatan Selama Praktikum Pemesinan Selalu Sering Jarang
Pernah
Menyentuhkan tool/pahat/pisau ke benda kerja untuk
6.
proses setting ttitik reference.
Dalam mengerjakan pekerjaan roughing, saya
7.
melakukan feeding yang dalam.
Putaran yang digunakan dalam pekerjaan roughing
8.
tidak terlalu cepat < 500 RPM
Pekerjaan pemakanan saya percayakan pada
9.
pemutar/handel skala nonius.
Dalam proses pemesinan, coolent saya arahkan ke
10.
pusat pemotongan benda kerja dengan pahat.
Dalam pekerjaan finishing, putaran mesin saya
11.
tingkatkan.
Hasil pekerjaan yang telah saya lakukan sangat akurat
12.
dan tepat.
Benda kerja yang telah jadi, saya stempel/marking
13.
dengan alat khusus penanda (grafir).
Saya chamfer setiap sudut benda kerja yang
14.
lancip/runcing.
Untuk mendapatkan hasil yang presisi, saya
15.
menggunakan alat ukur digital atau micrometer.
Saya menyelesaikan praktikum lebih cepat dari waktu
16.
yang ditentukan
Setiap proses dalam praktikum selalu saya selalu beri
17.
batasan waktu pengerjaan.
Untuk menghemat waktu, saya langsung mengerjakan
18. praktikum tanpa harus mengobrol/diskusi terlebih
dahulu.
Dalam praktikum pemesinan, saya menggunakan Alat
19.
Pelindung Diri (APD).
Kuku selalu rutin saya potong agar tidak menggangu
20.
pada saat praktikum berlangsung.
Agar kunci-kunci dan alat ukur tidak berserakkan,
21. saya letakkan dalam satu tempat nampan atau
toolbox.
Benda kerja yang telah selesai/setengah jadi, saya
22.
olesi pelumas agar tidak korosi.
Selesai menggunakan mesin, saya langsung
23. bersihkan area kerja dan mengembalikan peralatan ke
tempat semula.

SARAN:
__________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
__________________________________

10
Pengisi Kuesioner

(.............................................)

*Terima Kasih Atas Kerjasamanya*

11
LAMPIRAN 2
PERSONALIA TENAGA PELAKSANA
Lampiran 2. Personalia Tenaga Pelaksana

No Nama / Program Bidang Alokasi Uraian Tugas


NIDN Studi Ilmu Waktu
(jam/minggu)
1 Bayu Rahmat Pendidikan Pendidikan 4 Pembuatan proposal
Setiadi, M.Pd./ Teknik Teknik Pembuatan instrumen
0509108801 Mesin Mesin Pengambilan Data
Pengolahan Data
Penyusunan laporan
Seminar
Artikel Jurnal
2 Ir. Drs. Pendidikan Pendidikan 2 Pembimbing pembuatan
Suparmin, Teknik Teknik proposal
M.T./ Mesin Mesin Pembimbing Pembuatan
0007055910 instrumen
Pembimbing Penyusunan
laporan
Seminar
Artikel Jurnal
LAMPIRAN 3
ARTIKEL ILMIAH
10/12/2017 VANOS Journal of Mechanical Engineering Education

VANOS JOURNAL OF MECHANICAL


ENGINEERING EDUCATION
HOME ABOUT LOGIN REGISTER
LA NGUA GE USER
Select Language CATEGORIES SEARCH CURRENT Username
English ARCHIVES ANNOUNCEMENTS Password
Submit
Remember me
Home > VANOS Journal of Mechanical Engineering Login
JOURNA L
Education
CONTENT
Search

Search Scope
VANOS Journal of MENU

All Mechanical Editorial Team


Search

Browse
Engineering Education Author
Guidelines
By Issue Indexing
By Author
By Title VANOS Journal of Mechanical Engineering Education is a Online
Other periodic scientific journals that publish research results in Submission
Journals the field of Mechanical Engineering Education, Automotive,
Categories Peer Review
and vocational education of lecturers, researchers, teachers, Proccess
students, practitioners and other relevant stakeholders.
Focus and Scope
Journal Help Focus and Scope of VANOS Journal of Mechanical
Engineering Education contains the results of research View my stats
related to the development of teaching, learning, policy, and
CURRENT evaluation in the field of
ISSUE
Mechanical engineering Education
Automotive engineering Education
Technical Vocational Education and Training
Vocational high school (mechanical engineering
expertise and automotive engineering)
NOTIFICATIONS Vehicle and Heavy Equipment Engineering
View Metallurgy and Materials Engineering
Subscribe Construction Engineering
Shipping Engineering
Product Design and Manufacturing
Energy convertion
Manufacturing & Automation System

VANOS Journal of Mechanical Engineering Education


regularly published twice in a year on Juli and December

This journal in collaboration with:

The journal has been indexed by:

Directory of Open Access Journals (DOAJ), SINTA, Google


Scholar, EBSCO, BASE (Bielefeld Academic Search
Engine), IPI Portal Garuda (Indonesia Publication
Index), Mendeley, academic resource index, Microsoft
Academic Search, scholarsteer.

http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/vanos 1/3
10/12/2017 VANOS Journal of Mechanical Engineering Education

http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/vanos 2/3
10/12/2017 VANOS Journal of Mechanical Engineering Education

Announcements

Pedoman Penulisan
Pedoman Penulisan Journal VANOS

Posted: 2016-10-23 More...

More Announcements...

ISSN: 2528-2700

http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/vanos 3/3
DETERMINASI KUALITAS PRODUK PRAKTIK PEMESINAN SMK
BERSTANDAR INDUSTRI MANUFAKTUR
Bayu Rahmat Setiadi
Progam Studi Pendidikan Teknik Mesin, FKIP,
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Jl. Batikan, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta Telp. (0274) 375637
E-mail: bayursetiadi@gmail.com,

ABSTRAK
Kualitas produk industri manufaktur sangat ketat dan bersaing. Perlu adanya
keselerasan antara produk dengan sumber daya manusia yang dimiliki industri manufaktur.
Penyediaan lapangan kerja industri manufaktur banyak didominasi lulusan SMK. Dalam teori
Prosser & Quigley (1950) menyebutkan bahwa pekerjaan yang cocok bagi siswa SMK adalah
apabila tugas-tugas dan latihan kerja disamakan dengan perkembangan industri saat ini.
Adanya penelitian ini akan memberikan gambaran: (1) faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kualitas produk pemesinan berstandar industri saat ini, (2) faktor apa sajakah
yang mendeterminasi kualitas siswa SMK Paket Keahlian Teknik Pemesinan dalam
menghasilkan produk berkualitas industri manufaktur, dan (3) Garis relevansi produk siswa
SMK dengan produk industri manufaktur.
Jenis penelitian ini adalah penelitian desktriptif dengan pendekatan kombinasi (mix
methode). Desain penelitian yang dipilih yaitu menggunakan sequential exploratory. Teknik
pengambilan data dengan angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Tempat penelitian
adalah PT. Mega Andalan Kalasan dan SMK Nasional Berbah Sleman. Subjek penelitian di
Industri adalah operasi mesin produksi, sedangkan subyek penelitian di sekolah menggunakan
siswa SMK Paket Keahlian Teknik Pemesinan. Teknik analisis data dengan statistik deskriptif
meliputi mean, presentase, dan analisis faktor, sedangkan analisis data kualitatif menggunakan
model Miles & Hubermen.
Hasil dari penelitian ini antara lain: 1) Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
produk pemesinan berstandar industri manufaktur diantaranya: keterampilan
menginterprestasikan gambar teknik, kemampuan dalam penganalisaan parameter pemesinan,
keterampilan menggunakan alat ukur, layout Bengkel, kelengkapan mesin dan komponen
pendukungnya, penggunaan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan
kualitas geometris pahat; 2) Variabel yang mendeterminasi dari penelitian ini berdasarkan
persepsi siswa SMK adalah variabel kemampuan dalam analisis parameter pemesinan; dan 3)
Perelevansian kualitas produk praktik siswa berstandar industri manufaktur dapat dirumuskan
dalam persamaan struktural Y = 0,1X1 + 0,29X2 + 0,20X3 + 0,09X4 + 0,10X5 + 0,15X6 +
0,19X7 + 0,17
Kata Kunci: kualitas produk pemesinan, standar industri manufaktur, SMK Paket Keahlian
Teknik Pemesinan

PENDAHULUAN
Perkembangan industri manufaktur di Indonesia pada dua dekade abad millennium ini
mengalami kemajuan yang pesat. Pergeresan dari industri hulurisasi menjadi hilirisasi
menyebabkan banyak industri lokal tumbuh dan berkembang dengan menyesuaikan kebutuhan
lokal kawasan industri setempat. Perubahan mindset pengolahan sumber daya atau barang
mentah menjadi setengah jadi, sekarang ini sudah ditinggalkan dan berganti dari industri
penghasil barang mentah hingga pada produk jadi yang siap dipasarkan.
Data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik pada Tahun 2013 mengenai jumlah
perusahaan industri besar khususnya industri manufaktur logam atau mesin menyebutkan ada
sekitar 1.273 industri sub sektor manufaktur dari sekitar 23.941 industri besar di Indonesia atau
sekitar 5,31%. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan industri manufaktur memberikan
sumbangsih devisa negara cukup besar dalam menggerakkan perekonomian Indonesia.
Kebutuhan konsumen yang beragam dan kompleks, menjadikan banyak industri saling
berlomba-lomba untuk bersaing secara kompetitif dalam menyerap banyak konsumen dalam
produk manufakturnya. Desain-desain futuristik yang mengedepankan mutu dan jaminan
produk menjadikan pilihan produk dan fasilitas pendukung produk bervariasi atau beraneka
ragam bentuk dan pilihan.
Industri manufaktur pada Tahun 2015 mengalami kemajuan yang melesat. Menurut
Kementerian Perindustrian Industri tersebut mampu memberikan devisa kepada negara sebesar
Rp. 2.097,71 triliun atau 18,1% terhadap PDB Nasional (http://www.kemenperin.go.id/
artikel/6276). Data terbaru yang disurvey oleh United Nations Industrial Development
Organization (2016) menyatakan bahwa industri manufaktur di Indonesia dilaporkan telah
memberikan kontribusi hampir seperempat bagian dari produk domestik bruto (PDB) nasional.
Ini merupakan sebuah keuntungan yang besar bagi Inodonesia dalam menjawab arus
globalisasi yang tumbuh cepat dan kompetitif.
Stok/cadangan sumber daya manusia yang berkualitas tergantung pada daya saring
tenaga kerja yang bergabung dengan industri. Sistem rekruitmen yang bersifat terbuka dan
tertutup menjadikan banyak spekulasi yang akan berdampak pada kemajuan industri
manufaktur. Saat ini, Kementerian Perindustrian menargetkan jumlah tenaga kerja di sektor
industri mencapai 16,3 juta pekerja pada Akhir Tahun 2017 (Antara News, 19 Februari 2017).
Jumlah yang sangat besar tersebut diharapkan dapat meningkatkan angka angkatan kerja
dengan menghasilkan lulusan yang terampil baik dengan jalur pendidikan formal yaitu melalui
sekolah menengah kejuruan dan pendidikan tinggi, atau jalur pendidikan nonformal yaitu
melalui pendidikan kursus dan pelatihan keterampilan.
Kemenperind memprediksi bahwa jumlah tenaga kerja di sektor industri manufaktur
terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu dari 12,37 juta orang pada tahun 2011
menjadi sekitar 15,73 juta orang pada tahun 2013. Dampak dari hilirisasi industri manufaktur
mengakibatkan industri tersebut mampu menyerap lebih kurang 13,87% tenaga kerja Indonesia
dan menduduki peringkat 4 terbesar setelah sektor pertanian, perdagangan, dan jasa
(http://www.kemenperind.go.id/). Salah satu kontributor pemenuhan tenaga kerja di sektor
industri manufaktur adalah lulusan dari sekolah menengah kejuruan.
Kebijakan revitalisasi SMK dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber
Daya Manusia (SDM) Indonesia melalui Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 menjadi
perhatian khusus bagi seluruh kementerian untuk memfokuskan pada penguatan link and match
dan percepatan penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) antara
SMK dengan 12 Kementerian Pemerintahan Indonesia. SKKNI yang disusun diharapkan dapat
memenuhi kualifikasi yang diharapkan dunia usaha dan industri. Padahal, jumlah spektrum
keahlian di SMK yang mengacu pada Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Menengah Nomor 7013/D/KP/2013 tanggal 4 Desember 2013 tentang Spektrum Keahlian
Pendidikan Menengah Kejuruan berjumlah 9 bidang keahlian, 46 program keahlian, dan 128
paket keahlian. Jumlah yang begitu besar tersebut akan menjadi tantangan bagi pengembang
SKKNI untuk mempercepat merumuskan SKKNI sesuai dengan standar dunia usaha dan
industri agar dapat menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai kebutuhan dunia kerja.
Salah satu program keahlian yang banyak diminati orang adalah teknik mesin (Grose:
2008 dalam Suharto & Mahyuddin: 2008). Luasnya cangkupan bidang teknik mesin
sebagaimana dalam Spektrum Keahlian SMK terdiri atas: teknik pemesinan, teknik
pengelasan, teknik fabrikasi logam, teknik pengecoran logam, teknik pemeliharaan mekanik
industri, dan teknik gambar mesin. Dengan cangkupan program keahlian yang luas tersebut
tentunya akan menghasilkan lulusan yang besar dan daya penyerapan lulusan terhadap dunia
kerja juga tinggi. Oleh karena itu, penelitian-penelitian yang berkaitan pada bidang tersebut
akan memberikan konstribusi yang besar terhadap revitalisasi SMK dan penyerapan kebutuhan
lulusan di dunia kerja.
Keberhasilan praktik pemesinan di SMK dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kemampuan, pengetahuan, dan sikap yang
dimiliki siswa, sedangkan faktor eksternal diantaranya dukungan peralatan dan perlengkapan
praktikum serta lingkungan sekitar bengkel. Prosser & Quigley (1950) dalam salah satu
teorinya mengemukakan The training jobs are carried on in the same way as in the occupation
itself. Ini artinya, pendidikan kejuruan efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas
latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat
kerja. Siswa dalam praktik pemesinan perlu menyesuaikan standar operasional prosedur yang
sama dengan yang dikerjakan oleh operator-operator industri manufaktur agar hasil/produk
praktikum sesuai dengan standar industri.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat ditarik suatu permasalahan utama bagaimana
menentukan faktor-faktor determinasi yang mempengaruhi kualitas produk praktik pemesinan
siswa SMK di DIY yang berstandar produk berkualifikasi industri manufaktur. Adanya
penelitian ini akan menentukan prioritas mana yang paling ditekankan guru terhadap siswanya
terutama dalam praktik pemesinan. Dengan adanya penelitian ini, maka diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi siswa dalam praktik pemesinan dengan kualifikasi produk
berstandar industri manufaktur.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kombinasi
(mix methode). Desain penelitian kombinasi menggunakan model sequential exploratory.
Metode penelitian ini menggabungkan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif secara
berurutan. Pada tahap pertama penelitian menggunakan metode kualitatif dan tahap kedua
menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013), metode kualitatif berfungsi untuk
menemukan hipotesis pada kasus tertentu atau sampel terbatas, dan metode kuantitatif
berfungsi untuk menguji hipotesis pada populasi yang lebih luas. Jadi metode ini bertujuan
untuk menemukan hipotesis dan sekaligus membuktikan validitas eksternal hipotesis tersebut.
Penelitian ini dilakukan pada dua tempat yaitu PT. Mega Andalan Kalasan (MAK)
Kabupaten Sleman dan SMK Nasional Berbah Kabupaten Sleman. Pemilihan tempat ini
didasarkan pada MoU yang dilakukan oleh industri dan instansi tersebut. Penelitian ini
berlangsung selama 8 bulan, dimulai di industri dan dilanjutkan ke sekolah. Subyek penelitian
terbagi menjadi dua. Subyek penelitian adalah operator mesin industri manufaktur dan siswa
SMK Nasional Berbah Program Keahlian Teknik Pemesinan. Teknik sampel yang digunakan
pada penelitian kualitatif ini menggunakan purposive sampling. Subyek penelitian kedua
adalah siswa Paket Keahlian Teknik Pemesinan di DIY yang diambil acak secara stratified
dengan taraf kesalahan 5% dengan formulasi yang digunakan dari rumus Issac & Michael.
Sampel tersebut digunakan untuk penelitian kuantitatif.
Teknik pengumpulan data pada penelitian kombinasi ini dibagi menjadi dua. Teknik
pengumpulan data pada penelitian kualitatif menggunakan wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai kualitas produk
pemesinan berstandar industri manufaktur sebenar-benarnya yang dimiliki industri tersebut.
Hasil dari pengumpulan data tersebut kemudian diujikan kembali ke sekolah secara kuantitatif
melalui observasi dan kuesioner. Indikator instrumen ditentukan berdasarkan hasil temuan
penelitian kualitatif di industri.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua langkah, yaitu teknik analisis
data tahap penelitian kualitatif dan tahap penelitian kuantitatif. Pada tahap penelitian kualitatif,
teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan model Miles & Hubermen yang
meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), serta penarikan
kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification). Tahap analisis data kedua (tahap
penelitian kuantitatif) yaitu menggunakan statistik deskriptif. Pada tahap tersebut analisis
digunakan untuk mengetahui seberapa besar kualitas dari masing-masing budaya kerja industri
di sekolah.

HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan dengan tahap penelitian pertama yaitu dengan
metode kualitatif untuk mendapatkan faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kualitas
produk pemesinan berstandar industri manufaktur. Subyek yang digunakan adalah kepala
bengkel produksi dan seorang operator mesin yang dianggap senior dalam hal mengerjakan
produk dengan mesin konvensional. Hasil yang diperoleh dalam penelitian kualitatif ini antara
lain ditemukan variabel-variabel seperti: keterampilan menginterprestasikan gambar teknik,
kemampuan dalam penganalisaan parameter pemesinan, keterampilan menggunakan alat ukur,
layout bengkel, kelengkapan mesin dan komponen pendukungnya, penggunaan peralatan dan
perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan kualitas geometris pahat.
Variabel penelitian yang telah didapatkan dalam penelitian kualitatif di industri
manufaktur (PT. MAK) selanjutnya dikembangkan dalam instrumen penelitian kuesioner.
Instrumen kuesioner di validasi isi oleh dosen/pakart evaluasi pendidikan agar dalam
pembuatan butir soal dapat layak dan mudah dipahami oleh responden. Selanjutnya, dilakukan
pengujian terbatas instrumen dengan melibatkan 30 siswa SMK Nasional Berbah Sleman
mengingat sekolah tersebut telah terjalin kerjasama saling menguntungkan dalam bentuk kelas
binaan industri. Terdapat 19 butir soal yang gugur dari 121 butir pernyatan, sehingga sisa soal
yang layak digunakan berjumlah 102 soal.
HasilVariabel yang diperoleh tersebut selanjutnya akan dinilai berdasarkan persepsi
siswa. Dari hasil tabulasi data diperoleh nilai kualitas dari masing-masing variabel sebagai
berikut:

Tabel 1. Kualitas per Variabel Penelitian


No. Variabel Penelitian Persentase Kualitas
1. Keterampilan menginterprestasikan gambar teknik 66,37% Baik
2. Kemampuan dalam analisa parameter pemesinan 70,45% Baik
3. Keterampilan menggunakan alat ukur 68,23% Baik
4. Layout bengkel 59,56% Cukup
5. Kelengkapan mesin dan komponen pendukungnya 67,55% Baik
6. Penggunaan peralatan dan perlengkapan keselamatan 50,96% Cukup
dan kesehatan kerja
7. Kualitas geometris pahat 62,88% Baik
8. Kualitas produk pemesinan 73,65% Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai terendah yang termasuk dalam kategori cukup
adalah layout bengkel dan penggunaan alat keselamatan kerja. Ini menandakan bahwa siswa
dalam melakukan praktik pemesinan di dalam bengkel produksi belum memaknai keselamatan
kerja secara sadar dan terbudaya. Sedangkan, penataan bengkel merupakan hal utama yang
perlu diperhatikan oleh pengelola bengkel. Jika ini dapat menjadi perhatian bagi siswa dan
pengelola bengkel diharapkan dapat memberikan kenyaman siswa dalam proses praktikum di
bengkel.
Sebelum melakukan uji hipotesis penelitian, maka dilakukan uji asumsi klasik dengan
tiga tahapan yaitu uji normalitas data, uji linearitas, dan uji multikolinearitas. Dari hasil analisis
dengan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Uji Normalitas Data


No Variabel Signifikansi Keterangan
1 GAMTEK (X1) 0,082 Normal
*
2 PARMES (X2) 0,200 Normal
3 AKUR (X3) 0,200* Normal
4 LAYBENG (X4) 0,166 Normal
5 KOMPES (X5) 0,087 Normal
6 K3LH (X6) 0,097 Normal
7 GEOPAH (X7) 0,094 Normal
8 KUALPRO (Y) 0,099 Normal

Uji normalitas data telah dilakukan dengan hasil analisis bahwa keseluruhan variabel
penelitian berdistribusi normal. Ini artinya metode analisis statistik dapat menggunakan
statistik parametris. Setelah uji normalitas data, langkah selanjutnya adalah melakukan uji
linearitas data dan multikolinearitas dengan hasil tabulasi sebagai berikut:

Tabel 3. Uji Linearitas Data


Dev. From
No Linieritas Ftab Kesimpulan
Linearity (Fhit)
1 GAMTEK KUALPRO 1,385 169 Linier
2 PARMES KUALPRO 0,957 1,74 Linier
3 AKUR KUALPRO 1,537 1,74 Linier
4 LAYBENG KUALPRO 1,189 1,82 Linier
5 KOMPES KUALPRO 1,566 1,85 Linier
6 K3LH KUALPRO 0,761 1,81 Linier
7 GEOPAH KUALPRO 1,134 1,84 Linier

Hasil uji linearitas menunjukkan hubungan antar variabel independen dengan dependen
keseluruhannya linear. Kelinearitasan antar variabel tersebut dapat dilihat dengan melihat nilai
Fhit < Ftabel. Karena hasil yang diperoleh linear maka analisis dapat dilanjutkan dengan
statistik parametris.

Tabel 4. Uji Multikolinearitas Data


Pasangan Variabel Tolerance VIF Keterangan
X1 Y 0,837 1,195 Bebas Multikolinearitas
X2 Y 0,925 1,081 Bebas Multikolinearitas
X3 Y 0,829 1,206 Bebas Multikolinearitas
X4 Y 0,856 1,168 Bebas Multikolinearitas
X5 Y 0,877 1,140 Bebas Multikolinearitas
X6 Y 0,799 1,252 Bebas Multikolinearitas
X7 Y 0,849 1,178 Bebas Multikolinearitas
Berdasarkan hasil analisis yang ditampilkan pada tabel diatas terlihat bahwa semua
variabel bebas dalam penelitian ini berada dibawah nilai tolerance yaitu lebih besar dari 0,1;
dan tidak ada nilai VIF di atas 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
adanya multikolinieritas yang serius antar variabel bebas.
Ketiga prasayarat uji hipotesis telah terpenuhi, maka analisis dapat dilanjutkan dalam
pengujian hipotesis. Dalam penyusunan hipotesis penelitian dapat terlebih dahulu menganalisis
matrik kovarian bivariate dengan bantuan SPSS. Adapun hasil tabulasi analisis matriks
kovarian bivariate dengan bantuan SPSS sebagai berikut:

Tabel 5. Matrik Bivariat


X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y
X1 1,00
X2 0,518 1,00
X3 0,621 0,661 1,00
X4 0,657 0,514 0,537 1,00
X5 0,646 0,668 0,520 0,658 1,00
X6 0,549 0,640 0,499 0,568 0,595 1,00
X7 0,599 0,523 0,675 0,653 0,580 0,566 1,00
Y 0,696 0,783 0,760 0,688 0,722 0,711 0,742 1,00

Hasil matrik di atas dapat dijadikan bahan dasar dalam melakukan analisis faktor dengan
bantuan software Lisrel. Hasil analisis dengan menggunakan software Lisrel sebagai berikut:

Gambar 1. Analisis Faktor dengan Software LISREL

PEMBAHASAN
Berdasarkan penyajian analisis data penelitian sebagaimana terlihat dalam Gambar 1, maka
diperoleh penjelasan sebagai berikut:
Pengaruh langsung GAMTEK terhadap KUALPRO adalah 0,10 atau 10%.
Pengaruh langsung PARMES terhadap KUALPRO adalah 0,29 atau 29%.
Pengaruh langsung AKUR terhadap KUALPRO adalah 0,20 atau 20%.
Pengaruh langsung LAYBENG terhadap KUALPRO adalah 0,09 atau 9%.
Pengaruh langsung KOMPES terhadap KUALPRO adalah 0,10 atau 10%.
Pengaruh langsung K3LH terhadap KUALPRO adalah 0,15 atau 15%.
Pengaruh langsung GEOPAH terhadap KUALPRO adalah 0,19 atau 19%.
Pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap KUALPRO adalah 0,83 atau 83%.

Berdasarkan pemetaan data di atas, maka dapat diperoleh persamaan garis regresi sebagai
berikut: Y = 0,1X1 + 0,29X2 + 0,20X3 + 0,09X4 + 0,10X5 + 0,15X6 + 0,19X7 + 0,17. Dari
hasil sintesa di atas menunjukkan bahwa analisis parameter pemesinan menjadi faktor tertinggi
yang medeterminasi kualitas produk praktik pemesinan berstandar industri manufaktur. Hal ini
mungkin terjadi karena parameter pemesinan merupakan teori mendasar dalam praktikum.
Apabila siswa kurang cermat dalam melakukan analisis pemesinan maka akan berdampak
sistemik dengan variabel lainnya. Untuk itu, siswa harus banyak memahami kecepatan putar,
kecepatan potong, kedalaman pemakanan, jenis pahat, jenis material, dan lain sebagainya
sangat berpengaruh terhadap hasil pekerjaan pemesinan baik konvensional dan non-
konvensional.

KESIMPULAN
Hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan: (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas produk praktik pemesinan berstandar industri manufaktur berdasarkan perspektif
dunia kerja antara lain: Keterampilan menginterprestasikan gambar teknik (GAMTEK),
Kemampuan dalam penganalisaan parameter pemesinan (PARMES), Keterampilan
menggunakan alat ukur (AKUR), Layout Bengkel (LAYBENG), Kelengkapan mesin dan
komponen pendukungnya (KOMPMES), Penggunaan peralatan dan perlengkapan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3LH), dan Kualitas geometris pahat (GEOPAH). (2) Variabel yang
mendeterminasi penelitian ini adalah keterampilan penganalisaan parameter pemesinan dengan
nilai pengaruh langsung sebesar 20%. (3) Relevansi produk praktik pemesinan siswa dengan
hasil rumus persamaan struktural yang dianalisis dengan software LISREL yaitu: Y = 0,1X1 +
0,29X2 + 0,20X3 + 0,09X4 + 0,10X5 + 0,15X6 + 0,19X7 + 0,17. Dengan memperhatikan
persamaan tersebut dapat menjadi panduan bagi siswa dalam praktik pemesinan agar
menghasilkan kualitas produk yang selaras dengan kualitas produk industri manufaktur.

DAFTAR PUSTAKA
Arbor, A. (1982). Modern School Shop Planning. Michigan: Prakken
Billett, S. (2011). Vocational Education: Purposes, Traditions and Prospects. New York:
Springer.
Clarke, L. & Winch, C. (Ed.). (2007). Vocational Education International Approaches,
Developments and Systems. New York: Routledge.
Griffiths, B.J. (2003). Engineering Drawing for Manufacture. Great Britain: Kogan Page
Science.
Grote, K.H., & Antonsson, E.K. (2008). Handbook of Mechanical Engineering. Wurzburg:
Springer.
International Labour Organization (2013). Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Sarana untuk
Produktivitas. Jakarta: ILO.
Kalpakjian, S. & Schmid, S.R. (2009). Manufacturing Engineering and Technology. 6th
Edition. New York: Pearson.
Kemenperind (2016). Manufaktur Penyerap Tenaga Kerja Nomor Empat. Artikel diakses pada
Tanggal 5/3/2017 pada situs http://www.kemenperind.go.id/artikel/9537/%20
Manufaktur-Penyerap-Tenaga-Kerja-Nomor-Empat.
Mudzakir, A., &Sutrisno, J. (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Prosser, C.A. & Quigley, T.H. (1950). Vocational Education in a Democracy. Revised Edition.
Chicago: American Technical Society.
Rauner, F. & Maclean, R. (2008). Handbook of Technical and Vocational Education and
Training Research. Jerman: Springer.
Singh, R. (2006). Introduction Basic Manufacturing Processes and Workshop Technology.
Daryaganj: New Age International.
Slamet PH. (2016). Memperkokoh Jalinan Tripusat Pendidikan untuk Membangun Manusia
Indonesia Seutuhnya. Makalah Seminar Wisuda UT Periode III Tahun 2016 pada
Tanggal 3 Oktober 2016.
Slameto, S. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Sopiah (2008). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.
Sugiyono (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, Th. (2008). Pengembangan Bengkel Praktik Pemesinan SMK. UNY: Disertasi tidak
diterbitkan.
Suharto, D. & Mahyuddin, A.I. (2008). Masa Depan Pendidikan Teknik Mesin di Indonesia.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Suma'mur, P.K. (1989). Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko Gunung
Agung.
Youssef, H.A., & El-Hofy, H. (2008). Machining Technology: Machine Tools and Operations.
Boca Raton: Taylor & Francis Group.
Widarto (2008). Teknik Pemesinan Jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan.
LAMPIRAN 4
DATA REKAPITULASI PENELITIAN
TABULASI DATA PENELITIAN PER VARIABEL

No. GAMTEK PARMES AKUR LAYBENG KOMPMES K3LH GEOPAH KUALPRO Total
1 45 50 42 36 50 47 26 72 368
2 44 52 50 32 54 47 27 69 375
3 52 58 50 40 48 42 29 70 389
4 46 54 50 38 52 40 27 71 378
5 46 55 48 34 46 44 26 70 369
6 48 55 46 34 51 45 28 67 374
7 50 55 48 38 50 44 24 68 377
8 51 57 47 35 51 38 26 68 373
9 50 58 48 34 45 44 22 67 368
10 42 50 45 33 46 42 22 68 348
11 50 57 55 39 49 44 24 71 389
12 40 48 42 33 48 46 25 70 352
13 46 52 46 33 48 47 24 68 364
14 60 60 56 36 54 49 22 74 411
15 42 57 48 34 51 43 20 70 365
16 50 50 44 32 55 47 21 70 369
17 52 53 47 41 57 46 20 71 387
18 55 64 51 41 52 52 26 75 416
19 45 46 49 34 48 43 21 68 354
20 47 60 44 32 44 44 22 69 362
21 45 54 45 35 46 44 23 70 362
22 59 52 46 32 49 46 20 70 374
23 56 56 48 40 49 44 26 73 392
24 49 55 47 36 50 45 25 67 374
25 57 57 49 40 45 42 29 74 393
26 53 53 54 38 48 49 28 76 399
27 58 51 43 30 52 42 22 67 365
28 48 52 48 41 51 43 21 67 371
29 44 50 46 34 48 46 24 69 361
30 40 56 45 42 54 52 26 70 385
31 48 54 52 36 53 51 23 69 386
32 52 56 50 32 50 52 31 72 395
33 56 59 49 37 43 54 30 76 404
34 32 52 48 39 46 42 23 72 354
35 30 55 47 34 56 40 20 72 354
36 60 53 50 28 49 56 29 77 402
37 59 64 48 30 50 43 20 75 389
No. GAMTEK PARMES AKUR LAYBENG KOMPMES K3LH GEOPAH KUALPRO Total
38 48 56 42 36 47 42 21 68 360
39 53 53 45 39 54 44 24 72 384
40 42 59 45 34 52 47 19 68 366
41 33 54 44 30 43 40 24 67 335
42 32 50 42 33 49 39 19 68 332
43 35 63 43 35 53 46 24 72 371
44 45 57 46 32 50 46 23 70 369
45 44 53 43 33 50 45 20 70 358
46 53 40 52 31 53 51 30 72 382
47 44 60 35 27 48 50 24 69 357
48 34 60 53 31 49 52 22 70 371
49 51 50 46 28 51 48 23 72 369
50 50 40 34 26 48 52 22 71 343
51 55 63 45 29 51 49 18 68 378
52 54 52 38 30 53 49 23 76 375
53 46 50 42 30 48 41 28 66 351
54 46 61 45 31 52 47 25 73 380
55 38 53 40 29 45 37 22 65 329
56 52 55 56 33 51 48 18 71 384
57 53 52 43 38 50 43 25 78 382
58 49 55 43 33 47 44 22 65 358
59 55 55 54 29 56 53 29 75 406
60 50 55 39 30 53 41 28 73 369
61 45 50 45 36 52 47 27 73 375
62 42 50 41 32 47 45 25 68 350
63 48 58 46 36 46 44 19 74 371
64 49 54 35 38 48 48 17 71 360
65 59 52 42 31 52 46 20 72 374
66 56 54 40 37 47 48 28 62 372
67 50 55 52 35 54 49 23 65 383
68 48 47 41 39 50 51 32 76 384
69 46 56 43 33 46 45 24 66 359
70 40 63 42 32 47 44 24 69 361
71 38 49 45 29 42 46 23 64 336
72 34 58 37 36 52 53 27 71 368
73 45 62 38 38 49 45 25 70 372
74 44 48 47 35 51 47 24 65 361
75 37 47 36 35 52 47 22 74 350
No. GAMTEK PARMES AKUR LAYBENG KOMPMES K3LH GEOPAH KUALPRO Total
76 35 42 39 31 55 50 19 69 340
77 40 59 40 36 55 49 26 63 368
78 50 48 48 34 53 43 24 70 370
79 51 45 49 32 46 45 25 66 359
80 47 49 46 33 51 42 21 68 357
81 44 48 42 30 47 46 26 74 357
82 55 47 44 32 51 49 26 68 372
83 58 52 48 34 53 52 27 72 396
84 52 50 49 35 51 53 23 71 384
X 3982 1627 3821 2859 4188 3873 2012 5892 31136
Mean 66,37 70,45 68,23 59,56 67,55 50,96 62,88 73,65
[DataSet0]
[DataSet0]

[DataSet0]
DATE: 10/11/2017
TIME: 16:59

L I S R E L 8.72

BY

Karl G. Jreskog & Dag Srbom

This program is published exclusively by


Scientific Software International, Inc.
7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100
Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.
Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140
Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2005
Use of this program is subject to the terms specified in the
Universal Copyright Convention.
Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file I:\PDP - Determinasi Kualitas Produk Praktek
Mahasiswa\Instrumen\ANALISIS FAKTOR.spl:

ANALISIS JALUR
OBSERVED VARIABLES
GAMTEK PARMES AKUR LAYBENG KOMPES K3LH GEOPAH KUALPRO
CORRELATION MATRIX
1.00
0.518 1.00
0.621 0.661 1.00
0.657 0.514 0.537 1.00
0.646 0.668 0.520 0.658 1.00
0.549 0.640 0.499 0.568 0.595 1.00
0.599 0.523 0.675 0.653 0.580 0.566 1.00
0.696 0.783 0.760 0.688 0.722 0.711 0.742 1.00
SAMPLE SIZE 84
EQUATION
KUALPRO = GAMTEK PARMES AKUR LAYBENG KOMPES K3LH GEOPAH
PATH DIAGRAM
END OF PROBLEM

Sample Size = 84

ANALISIS JALUR

Correlation Matrix

KUALPRO GAMTEK PARMES AKUR LAYBENG KOMPES


-------- -------- -------- -------- -------- --------
KUALPRO 1.00
GAMTEK 0.70 1.00
PARMES 0.78 0.52 1.00
AKUR 0.76 0.62 0.66 1.00
LAYBENG 0.69 0.66 0.51 0.54 1.00
KOMPES 0.72 0.65 0.67 0.52 0.66 1.00
K3LH 0.71 0.55 0.64 0.50 0.57 0.59
GEOPAH 0.74 0.60 0.52 0.68 0.65 0.58

Correlation Matrix

K3LH GEOPAH
-------- --------
K3LH 1.00
GEOPAH 0.57 1.00

ANALISIS JALUR

Number of Iterations = 0

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

Structural Equations

KUALPRO = 0.100*GAMTEK + 0.29*PARMES + 0.20*AKUR + 0.087*LAYBENG + 0.100*KOMPES +


0.15*K3LH + 0.19*GEOPAH, Errorvar.= 0.17 ,
.17 , (0.073) (0.078) (0.077) (0.073) (0.077)
(0.068) (0.074) (0.027)
.027) 1.37 3.67 2.62 1.18 1.30
2.24 2.61 6 R =

R = 0.83

Correlation Matrix of Independent Variables

GAMTEK PARMES AKUR LAYBENG KOMPES K3LH


-------- -------- -------- -------- -------- --------
GAMTEK 1.00
(0.16)
6.16

PARMES 0.52 1.00


(0.13) (0.16)
4.01 6.16

AKUR 0.62 0.66 1.00


(0.14) (0.14) (0.16)
4.60 4.81 6.16

LAYBENG 0.66 0.51 0.54 1.00


(0.14) (0.13) (0.13) (0.16)
4.79 3.99 4.12 6.16

KOMPES 0.65 0.67 0.52 0.66 1.00


(0.14) (0.14) (0.13) (0.14) (0.16)
4.73 4.84 4.02 4.79 6.16

K3LH 0.55 0.64 0.50 0.57 0.59 1.00


(0.13) (0.14) (0.13) (0.13) (0.13) (0.16)
4.20 4.70 3.89 4.31 4.46 6.16

GEOPAH 0.60 0.52 0.68 0.65 0.58 0.57


(0.13) (0.13) (0.14) (0.14) (0.13) (0.13)
4.48 4.04 4.88 4.77 4.37 4.29

Correlation Matrix of Independent Variables

GEOPAH
--------
GEOPAH 1.00
(0.16)
6.16

Covariance Matrix of Latent Variables


KUALPRO GAMTEK PARMES AKUR LAYBENG KOMPES
-------- -------- -------- -------- -------- --------
KUALPRO 1.00
GAMTEK 0.70 1.00
PARMES 0.78 0.52 1.00
AKUR 0.76 0.62 0.66 1.00
LAYBENG 0.69 0.66 0.51 0.54 1.00
KOMPES 0.72 0.65 0.67 0.52 0.66 1.00
K3LH 0.71 0.55 0.64 0.50 0.57 0.59
GEOPAH 0.74 0.60 0.52 0.68 0.65 0.58

Covariance Matrix of Latent Variables

K3LH GEOPAH
-------- --------
K3LH 1.00
GEOPAH 0.57 1.00

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 0
Minimum Fit Function Chi-Square = 0.0 (P = 1.00)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 0.00 (P = 1.00)

The Model is Saturated, the Fit is Perfect !

Time used: 0.094 Seconds

You might also like