You are on page 1of 2

1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Samudera Hindia merupakan samudera besar ketiga setelah Samudera

Pasifik dan Samudera Atlantik. Samudera Hindia di bagian utara dibatasi oleh

Benua Asia dengan pengaruh daratan yang sangat kuat, membuat Laut Arab

mendapat tekanan secara berkelanjutan yang kemudian terjadi pembalikan arah

angin monsunal tahunan. Akibatnya, angin tersebut memberikan pengaruh secara

lokal, dan membangkitkan penjalaran sinyal dari gelombang Kelvin dan Rossby,

dengan jarak tempuh yang jauh dan turut serta mempengaruhi lautan (Tomczak

dan Godfrey, 2001).

Gelombang Rossby merupakan planetary wave yang merambat ke arah

barat (westward) di laut. Perambatan gelombang Rossby dapat diukur dengan

melihat perubahan fase gelombang maupun dengan melihat perubahan muka laut.

Jury dan Huang (2004) menggunakan data asimilasi dari SPL rata-rata selama

tahun 1958-1998 dengan metode model numerik untuk mendeteksi, mengukur,

dan menganalisis karakteristik gelombang Rossby di Samudera Hindia.

Kehadiran gelombang Rossby bisa dikaitkan dengan fenomena atmosfer-laut lain

yang ada di Samudera Hindia seperti Indian Ocean Dipole (Saji et al., 1999),

gelombang Kelvin (Gnanaseelan et al., 2004) dan upwelling (Wrytki, 1961), yang

kemudian berpotensi mempengaruhi sistem sirkulasi di laut dan iklim secara

jangka panjang.

Penelitian ini menggunakan anomali SPL untuk mendeteksi penjalaran

gelombang Rossby di Samudera Hindia pada tahun 1998-2008, yang sebelumnya

belum pernah dilakukan. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran

1
2

lebih jauh mengenai pendeteksian karakteristik gelombang Rossby di Samudera

Hindia dengan menggunakan metode wavelet yang membandingkannya dengan

teknik analisis spektral yang klasik.

1.2. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengkaji perambatan gelombang Rossby di Samudera Hindia melalui

anomali SPL.

2. Melihat hubungan SPL dengan angin permukaan.

You might also like