You are on page 1of 7

PERAN SEL NODUS SINOATRIAL

SEBAGAI PENGATUR IRAMA JANTUNG

Wahyudi Hardi
Sunny Wangko

Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado


Email: wahyudi.hardi@ymail.com

Abstract: The heart has a special system that provokes impulses and conducts these in the
whole heart, resulting in a contraction. Normally, the sinoatrial node (SA-node) functions as a
natural pace maker of the heart which plays a very important role in heart beat regulation. In
the SA-node, there are two kinds of cells: P cell, a specialized nodal cell; and T cell, the
transition cell. The P cell, the main SA-nodal cell, is a small cell and contains a small amount
of sarcoplasma reticulum, mitochondria, and myofilaments. The T cell has a larger size, and
contains more mitochondria than the P cell. The action potential in the SA-node begins in the
middle of the node (P cells), spreads to the periphery (T cells), and then gets into the atrial
muscle tissues. P cells provoke a slower and lower action potential than that of atrial muscles
and their surroundings; meanwhile the T cells provoke a faster and larger action potential. In
the P cells, the upstroke action potential occurs slowly since these cells contain a small
number of Na+ channels, or none. Although Ca2+ L-type channels are responsible for the
upstroke action potential in the P cells, the Na+ channels in the T cells still play some
important roles.
Keywords: sinoatrial node, P cell, T cell, ion channels.

Abstrak: Jantung dilengkapi dengan suatu sistem khusus untuk membangkitkan impuls-
impuls dan menghantarkannya dengan cepat ke seluruh jantung sehingga terjadi kontraksi otot
jantung. Dalam keadaan normal, nodus sinoatrial (SA) di atrium kanan berperan sebagai pacu
alami jantung dan berperan penting dalam mengatur irama jantung. Pada nodus SA terdapat
sel P (sel-sel khas nodal) dan sel T (sel transisi). Sel P merupakan sel utama dalam nodus
sinoatrial, berukuran kecil, dan hanya mengandung sedikit retikulum sarkoplasma,
mitokondria dan miofilamen. Sel T berukuran lebih besar dan mempunyai mitokondria yang
lebih banyak dari pada sel P. Potensial aksi pada nodus SA dimulai di daerah tengah nodus
SA (sel P), kemudian merambat ke daerah tepi (sel T), lalu masuk ke dalam jaringan otot
atrium. Sel P menimbulkan potensial aksi yang lebih lambat dan kecil dibandingkan potensial
aksi pada otot atrium dan sekitarnya, sedangkan pada sel T ditemukan potensial aksi yang
lebih cepat dan lebih besar. Pada sel P, potensial aksi upstroke (depolarisasi) terjadi lambat
karena sel ini hanya mengandung sedikit saluran Na+, bahkan biasanya tidak ada. Meskipun
saluran Ca2+ L-type (tipe lambat) yang bertanggung jawab dalam potensial aksi upstroke pada
sel P, pada sel T saluran Na+ tetap berperan penting.13
Kata kunci: nodus sinoatrial, sel P, sel T, saluran ion.

Jantung merupakan organ yang terletak di tung terdiri dari empat ruangan yaitu: a-
mediastinum bagian tengah, besarnya se- trium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan,
kepalan tangan, dan berfungsi untuk me- dan ventrikel kiri.1
mompa darah ke seluruh tubuh pada sirku- Jantung dilengkapi dengan suatu sis-
lasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Jan- tem khusus untuk membangkitkan impuls-

S35
S36 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S35-41

impuls yang berirama sehingga menyebab- kecepatan pelepasan rangsangan tersebut


kan timbulnya kontraksi otot jantung. lebih besar daripada sel-sel konduksi
Selain itu, sistem khusus ini berfungsi un- lainnya. Oleh karena itu nodus SA merupa-
tuk mengkonduksikan impuls dengan cepat kan alat pacu yang alami pada jantung.1,2
ke seluruh jantung. Bila sistem konduksi Ritme jantung normal yaitu 60-100x
berfungsi normal, atrium akan berkontraksi per menit, biasanya disebut irama nodus
kira-kira seperenam detik lebih awal dari sinus. Pada keadaan abnormal dan nodus
kontraksi ventrikel sehingga memungkin- SA tidak mengeluarkan impuls, maka
kan pengisian tambahan pada ventrikel nodus AV dan serat Purkinje dapat menge-
sebelum ventrikel memompa darah ke luarkan impuls dengan cara sama seperti
sirkulasi paru-paru dan sirkulasi sistemik.1,2 yang dilakukan oleh nodus SA. Bila nodus
Sistem perangsangan dan konduksi AV tidak mendapatkan rangsangan dari
khusus pada jantung sangat bergantung pa- sumber luar, maka nodus ini akan mence-
da sel-sel pencetus yang mengatur kontrak- tuskan rangsangan dengan frekuensi se-
si jantung yaitu nodus sinoatrial (SA), besar 40-60x per menit, dan serat Purkinje
nodus atrioventrikuler (AV), berkas atrio- akan melepaskan rangsangan dengan
ventrikuler, dan serat Purkinje. Impuls frekuensi sebesar 15-40x per menit.4
listrik jantung dihasilkan di nodus SA, Nodus SA sebagai alat pacu alami
selanjutnya melalui atrium ke nodus AV pada jantung (pacemaker) dan memegang
mengalami filtrasi dan penundaan, kemu- peranan sebagai pengatur ritme jantung.
dian menuju berkas His dan berakhir pada Bila terjadi gangguan pada nodus SA (dis-
serat Purkinje. Inisiator peristiwa ini ter- fungsi nodus SA), maka akan terjadi irama
letak pada aktivitas alat pacu jantung oto- yang abnormal dari nodus SA sehingga
matis nodus SA, terjadi depolarisasi spon- ritme jantung menjadi tidak teratur.
tan diastolik. Potensial aksi dimulai pada
kelompok kecil sel di pusat nodus SA, me-
ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG
nyebar melalui daerah perifer ke jaringan
atrium dan kemudian ke seluruh jantung.1,2 Jantung merupakan organ berotot yang
Otot jantung mulai berkontraksi bebe- berkontraksi secara teratur dan memompa-
rapa milidetik sesudah potensial aksi mulai kan darah melalui sistem sirkulasi. Ukuran
dan akan terus berkontraksi selama bebera- jantung kirakira sebesar kepalan tangan
pa detik sesudah potensial aksi berakhir. dengan berat sekitar 300 g. Jantung berada
Seperti halnya otot rangka, otot jantung dalam rongga toraks antara kedua paru
menggunakan energi kimia untuk menye- paru di belakang sternum serta menghadap
babkan kontraksi. Energi ini dihasilkan lebih ke arah kiri dari pada ke kanan.
terutama dari metabolisme oksidatif asam Dindingnya terdiri atas tiga lapisan yaitu
lemak dan sebagian kecil dari bahan maka- bagian dalam (endokardium), bagian
nan lain, khususnya laktat dan glukosa.3 tengah (miokardium), dan bagian luar
Semua sel konduksi pada jantung (epikardium).5
menghasilkan impuls dan yang digunakan Endokardium merupakan lapisan ter-
untuk berkontraksi ialah impuls dari nodus dalam dari jaringan yang melapisi ruang
SA. Hal ini disebabkan karena nodus SA jantung. Miokardium merupakan tunika
menghasilkan impuls dengan frekuensi yang paling tebal dari jantung dan terdiri
paling besar dan paling cepat. Pada saat atas sel-sel otot jantung yang tersusun da-
semua sel konduksi pada jantung (nodus lam lapisan-lapisan yang mengelilingi
SA, nodus AV, serat Purkinje) menghasil- atrium dan ventrikel. Bagian luar jantung
kan impuls, nodus SA menghasilkan dilapisi oleh epitel selapis gepeng (meso-
impuls lebih cepat, sehingga dapat mem- tel) ditopang oleh selapis tipis jaringan ikat
batalkan semua proses pembuatan impuls yang membentuk epikardium. Pada lapisan
dari sel-sel konduksi lainnya. Jadi, nodus jaringan ikat longgar subepikardium terda-
SA yang mengatur ritme jantung karena pat arteri, vena, saraf, dan ganglia saraf.5,6
Hardi, Wangko; Peran Sel Nodus Sinoatrial sebagai Pengatur Irama Jantung S37

Sel otot jantung melakukan kontraksi dan berfungsi sebagai sel konduksi. Sel
dengan tujuan untuk memompakan darah nodus SA menghasilkan irama yang cepat
dan dicetuskan oleh sebuah potensial aksi dalam perangsangan kontraksi jantung dan
kemudian menyebar melalui membran sel mengatur kecepatan frekuensi denyut
otot. Kejadian tersebut diakibatkan karena jantung.6
jantung memiliki mekanisme untuk meng- Nodus SA terdiri dari matriks jaringan
alirkan listrik yang ditimbulkannya sendiri fibrosa dengan sel-sel berdekatan yang
untuk melakukan kontraksi atau memompa berukuran panjang 15 mm, lebar 3 mm,
dan melakukan relaksasi. Mekanisme aliran tebal 1 mm yang sebagian besar di-
listrik yang menimbulkan aksi tersebut vaskularisasi oleh arteri koroner.6,8
dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit
seperti K+, Na+, dan Ca2+, sehingga bila di Nodus sinoatrial sebagai alat pacu jan-
dalam tubuh terjadi gangguan kadar tung alami (pacemaker)
elektrolit tersebut maka akan menimbulkan Nodus SA merupakan alat pacu yang
gangguan pula pada mekanisme aliran alami pada jantung. Pada jantung yang
listrik pada jantung.1 normal, impuls saraf dihasilkan oleh bagian
jantung yang disebut pacemaker yang
HISTOLOGI JANTUNG terletak pada nodus sinoatrial. Pacemaker
ini bertanggung jawab dalam proses inisiasi
Sel-sel otot jantung beranastomosis potensial aksi secara teratur.10,11
membentuk tautan yang rumit di antara ca- Pada nodus SA terdapat sel P (sel-sel
bang-cabangnya yang terjulur. Sel-sel di khas nodal) dan sel T (sel transisi). Sel P
dalam rantai tersebut seringkali bercabang merupakan sel utama dalam nodus SA yang
dua, bersambung dengan sel di rantai yang ukurannya kecil dan hanya mengandung
berdekatan, dan terdiri atas berkas-berkas sedikit retikulum sarkoplasma, mitokondria
sel yang teranyam erat sedemikian rupa se- dan miofilamen. Disamping itu, terdapat
hingga dapat menimbulkan gelombang juga sel T yang berukuran lebih besar dan
kontraksi yang khas pada otot jantung.1 menunjukkan jumlah mitokondria lebih
Diskus interkalaris merupakan kom- banyak dari pada sel P. Sel T terletak di
pleks pertautan yang terdapat pada perte- antara sel P dan sel atrium (Gambar 1).12
muan antar sel-sel otot jantung yang ber-
sebelahan, dapat berupa garis lurus atau
memperlihatkan pola mirip tangga. Diskus
interkalaris mengikat dan secara fungsional
menggabungkan semua sel otot jantung
sehingga memungkinkan penyebaran cepat
dari stimulus untuk kontraksi seluruh mus-
kular jantung. Difusi ion-ion melalui pori
taut rekah (gap junction) sel otot jantung Gambar 1. Sel P (SAN Centre), sel T (SAN
memungkinkan penggabungan fungsional periphery) dan otot atrium. Sumber: Boyyet,
dan kordinasi aktivitas di seluruh jantung 2007.12
dan menghasilkan otot jantung yang
bekerja sama sebagai satu sinsitium Potensial aksi pada nodus SA dimulai
fungsional.1,8 di daerah tengah nodus (sel P), kemudian
merambat ke daerah perifer (sel T), dan
Nodus sinoatrial
masuk ke dalam jaringan otot atrium. Sel P
Histologi nodus sinoatrial menimbulkan potensial aksi yang lambat
Nodus SA tersusun oleh sel-sel otot dan kecil dibandingkan potensial aksi pada
yang ukurannya lebih kecil dari sel otot otot atrium dan sekitarnya, sedangkan pada
atrium, memiliki lebih sedikit myofibril, sel T ditemukan potensial aksi yang lebih
S38 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S35-41

cepat dan lebih besar.13 keadaan yang lebih negatif pada intrasel,
Pada sel P, potensial aksi upstroke (de- disebut hiperpolarisasi (Gambar 2).14
polarisasi) lambat karena sel ini hanya me- Hiperpolarisasi secara bertahap akan
ngandung sedikit saluran Na+, bahkan bia- menghilang, sehingga mempermudah po-
sanya tidak ada. Meskipun saluran Ca2+ L- tensial membran meningkat lagi hingga
type (tipe lambat) yang bertanggung jawab mencapai ambang batas untuk dimulainya
dalam potensial aksi upstroke pada sel P, lagi perangsangan. Pada saat nodus SA
pada sel T saluran Na+ tetap berperan pen- mengalami keadaaan depolarisasi, keadaan
ting.13 di ekstrasel menjadi negatif sehingga
Mekanisme perangsangan nodus SA membuat saluran Na+ sel tetangga (sel otot
ke otot atrium melalui interaksi kopling atrium) menjadi terbuka. Setelah itu. ter-
listrik dan diperantarai oleh suatu lapisan jadi mekanisme kontraksi otot jantung yaitu
jaringan ikat yang bertindak sebagai bertemunya filamen aktin dan miosin
isolator listrik. Awal dari detak jantung sehingga terjadi kontraksi otot jantung.1
dimulai pada nodus SA di mana terjadi
perangsangan saraf vagus yang menye- Peran saluran ion pada nodus sinoatrial
babkan pelepasan asetilkolin. Pelepasan
asetilkolin membuat permeabilitas mem- Saluran ion dalam nodus SA sangat
bran terhadap ion K+ meningkat, sehingga berperan penting dalam melaksanakan
saluran K+ terbuka. Keluarnya ion K+ ke potensial aksi. Berbagai saluran ion sangat
ekstrasel membuat keadaan intrasel men- menentukan keluarnya impuls dari nodus
jadi negatif sehingga membuat saluran Na+- SA yaitu saluran K+ (I K ), saluran Na+ (I Na )
Ca2+ yang bersifat tegangan (voltage gated) dan saluran Ca2+ (I Ca ) (Gambar 3).14
terbuka. Masuknya ion Na+ dan Ca2+ ke
dalam intrasel membuat penurunan elektro- Saluran K+ (I K )
negatifitas intrasel, yang biasa disebut Mekanisme terbukanya saluran K+ pa-
depolarisasi. Setelah keadaan depolarisasi, da sel-sel nodus sinoatrial terjadi akibat
saluran Ca2+ dan Na+ tetap terbuka tetapi asetilkolin yang dilepaskan oleh saraf va-
ion K+ masuk kembali ke intrasel oleh gus. Hal ini akan menyebabkan pening-
karena pada akhir potensial aksi membran katan kenegatifan di dalam sel, keadaan ini
sel menjadi sangat permeabel terhadap ion disebut hiperpolarisasi. Saluran K+ diyakini
K+. Aliran keluar ion K+ yang berlangsung bertanggung jawab atas bagian awal terjadi
secara berlebihan kembali menimbulkan potensial aksi pada sel nodus sinoatrial.14

Gambar 2. Potensial aksi pada sel nodus sinoatrial dan otot atrium. Sumber: Boyyet, 2010.14
Hardi, Wangko; Peran Sel Nodus Sinoatrial sebagai Pengatur Irama Jantung S39

Gambar 3. Gambar nodus sinoatrial beserta lima saluran ion yang terlibat pada aktivitas nodus
sinoatrial sebagai pacemaker. Sumber: Boyyet, 2010.14

Saluran Na+ (I Na ) lainya irama nodus sinus. Ketika retikulum


Saluran Na+ banyak ditemukan pada sarkoplasma penuh, pengeluaran ion Ca2+
sel T, tetapi sebaliknya saluran Na+ hanya spontan meningkat; sebaliknya bila reti-
sedikit bahkan tidak ditemukan pada sel P. kulum sarkoplasma kosong kemungkinan
Pentingnya saluran Na+ dalam pacemaker untuk pengeluaran ion Ca2+ menurun.14,16
telah diperdebatkan karena pada sel P
jumlahnya sangat sedikit bahkan biasanya Sistem saraf pada nodus sinoatrial
tidak ada, namun dengan terdapatnya sa-
Nodus SA dipersarafi oleh sistem saraf
luran Na+ yang berlimpah pada sel T, maka
simpatis dan parasimpatis. Aktivitas sistem
perannya dalam potensial aksi upstroke
saraf parasimpatis pada nodus SA diper-
menjadi besar.15
sarafi oleh saraf vagus yaitu dilepaskannya
hormon asetilkolin pada ujung saraf vagus.
Saluran Ca2+ (I ca ) Asetilkolin yang dilepaskan pada ujung
Saluran Ca2+ sangat penting pada sel saraf vagus akan meningkatkan permea-
nodus SA khususnya pada sel P. Potensial bilitas membran terhadap ion K+ sehingga
aksi upstroke pada sel P sangat ber-gantung akan terjadi terbukanya saluran K+ pada sel
pada saluran Ca2+ karena sel P tidak nodus SA. Hal ini menyebabkan keadaan
memiliki saluran Na+. Oleh karena itu, ion yang lebih negatif dalam membran sel pada
Ca2+ masuk ke dalam sitoplasma se-hingga nilai -65 sampai -75 mV (normalnya -55
terjadi potensial aksi upstroke pada sel P.14 sampai -60 mV), yang disebut keadaan
Saluran Ca2+ diaktifkan oleh karena hiperpolarisasi.
meningkatnya potensial membran pada Awal peningkatan potensial membran
keadaan yang lebih negatif. Terdapat dua nodus SA disebakan oleh masuknya ion
macam saluran Ca2+ pada nodus sinoatrial Na+ dan Ca2+ ke dalam membran sel
yaitu saluran Ca2+ L-type dan saluran Ca2+ sehingga terjadi keadaan depolarisasi.1
T-type. Untuk memulai potensial aksi pada Perangsangan saraf simpatis akan me-
sel nodus SA saluran Ca2+ L-type terbuka lepaskan hormon norepinefrin pada ujung
sehingga keadaan menjadi depolarisasi. saraf simpatis. Pelepasan norepinefrin ini
Mekanisme depolarisasi spontan di- akan menyebabkan permeabilitas membran
kaitkan dengan sebuah mekanisme voltage sel terhadap ion Na+ dan Ca2+ meningkat.
clock. Pengeluaran Ca2+ dari retikulum Dalam nodus SA, hal ini akan me-
sarkoplasma sangat berkaitan dengan dimu- nyebabkan peningkatan kecepatan fase de-
S40 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S35-41

polarisasi menuju ke nilai ambang batas dalam intrasel, hal ini akan mengakibatkan
potensial membran sehingga terjadi pe- frekuensi jantung menurun.23,24
ningkatan frekuensi denyut jantung.1 Inisiasi dan konduksi dari aktivitas alat
pacu jantung tidak hanya tergantung pada
sifat sel nodus SA, tetapi juga pada struktur
Disfungsi nodus sinus
anatomi dari sel-sel nodus tersebut. Sel P di
Disfungsi nodus sinus pertama kali bagian tengah yang lebih kecil, memiliki
muncul dalam literatur pada tahun 1968 de- lebih sedikit miofilamen dibandingkan sel
ngan nama sick sinus syndrome. Disfungsi T di bagian perifer nodus SA, sehingga sel
nodus sinus yaitu keadaan di mana terjadi T lebih cepat bereaksi dibandingkan sel P,
kelainan pembentukan impuls nodus sinus namun tingkat pacunya ditentukan oleh sel
dan penjalarannya yang sering disertai de- P karena adanya interaksi listrik antara
ngan kelainan serupa di atrium dan sistem nodus SA dan atrium.25
konduksi pada jantung. Nodus SA memiliki kepadatan saluran
Pada disfungsi nodus sinus yang Na+ yang lebih tinggi pada sel T di-
ringan, pasien biasanya asimtomatik. Bila bandingkan pada sel P. Zhang et al.25
keadaan menjadi lebih parah, pasien akan mengukur waktu konduksi nodus SA (SA
mengalami gejala-gejala seperti kelelahan, node atrium conduction time) pada atrium
pusing, kebingungan, pingsan, dan jantung kelinci dan menemukan bahwa banyaknya
berdebar-debar yang diakibatkan oleh saluran Na+ pada sel T membantu nodus
ketidakteraturan denyut jantung.23 tersebut untuk menggerakkan atrium.
Etiologi disfungsi nodus sinus yang te- Penghapusan saluran Na+ nodus SA dengan
pat biasanya tidak teridentifikasi. Sebagian pemodelan komputer menyebabkan kece-
besar kasus diyakini disebabkan oleh ber- patan potensial aksi menjadi lambat. Penu-
bagai kombinasi faktor intrinsik dan eks- runan jumlah sel pada nodus SA juga
trinsik. Penyebab intrinsik paling umum memiliki efek yang serupa. Bila saluran
yaitu perubahan nodus sinus pada jantung Na+ pada sel T dan jumlah sel pada nodus
yang terkait dengan penuaan dan penyakit SA berkurang, hal ini akan berdampak
arteri koroner. Penyebab ekstrinsik yang bi- lebih besar yaitu melemahnya kemampuan
asa terjadi ialah pengaruh pengobatan yang nodus SA untuk menggerakkan atrium.25
diberikan kepada pasien, seperti peng-
gunaan obat calcium channel blockers
(CCBs).23 SIMPULAN
Pada penuaan, terjadi perubahan struk- Nodus sinoatrial sebagai alat pacu a-
tur sel nodus SA, khususnya saluran ion. lami jantung berperan penting dalam meng-
Saluran Na+ dan Ca2+ berperan penting da- atur irama jantung. Berbagai keadaan dima-
lam proses terjadinya potensial aksi up- na terjadi gangguan sel-sel nodus sinoatrial
stroke pada sel nodus SA, sehingga berku- terutama pada disfungsi nodus sinus khu-
rangnya saluran Na+ dan Ca2+ dapat meng- susnya akibat penuaan dapat menyebabkan
akibatkan gangguan pada irama jantung.24 gangguan irama jantung.
Disfungsi nodus sinus juga diakibat- Pada disfungsi nodus sinus akibat
kan oleh faktor ekstrinsik pada sel nodus penuaan, terjadi penurunan jumlah saluran
SA khususnya penggunaan obat CCBs. Na+ pada sel nodus SA. Keadaan ini
yang mengakibatkan berkurangnya ion meyebabkan gangguan konduksi impuls
Ca2+ masuk ke dalam intrasel nodus SA.23 pada sel-sel nodus tersebut, yang dapat
Seperti yang telah dijelaskan diatas menyebabkan irama jantung melambat.
bahwa ion Ca2+ sangat berperan dalam
terjadinya potensial aksi upstroke pada sel
nodus SA, sehingga pada keadaan dimana DAFTAR PUSTAKA
terjadi berkurangnya ion Ca2+ masuk ke 1. Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi
Hardi, Wangko; Peran Sel Nodus Sinoatrial sebagai Pengatur Irama Jantung S41

Kedokteran (Edisi Kesebelas). Alih sodium current present in the human


Bahasa: Irawati. Jakarta: EGC, 2007; sinoatrial node? I nt J Biol Sci.
hal.103,104,116,121,147. 2009;5:201-204.
2. Opie LH. Heart Physiology. From cell to 16. Joung B, Ogawa M. The calcium and
circulation (Fourth Edition). voltage clocks in sinoatrial node
Philadelphia: Lippincott Williams & automaticity. Korea Circ Journal. 2009.
Wilkins, 2006; p.119. Doi : 10.4070/kcj. 2009;39.6.217.
3. Katz AM. Physiology of Heart (Fifth 17. Fozzard HA. Ion channels and cardiac
Edition). Philadelphia: Lippincott function. In: Harber EH ed. Scientific
Williams & Wilkins, 2011; p.431. American Molecular Cardiovascular
4. Cohen TJ. A Patient's Guide to Heart Medicine. New York: Scientific
Rhythm Problems. Maryland: The John American INC, 2001;211-24.
Hopkins University Press, 2010; p.13. 18. Waldo AL, Wit AL. Mechanism of
5. Pearce EC. Anatomi dan Fisiologi untuk
Cardiac Arrhytmias and Conduction
Paramedis. Alih Bahasa: Handoyo SY.
Disturbances. In: Alexander R.W,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
Schlant R.C, Fuster V. eds. The Heart
2008; hal.143-4.
6. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Arteries and Veins. 9th ed. New York:
(Edisi Kesepuluh). Alih Bahasa: Mc Graw Hill, 2000;81-115.
Tambayong J. Jakarta: EGC, 2007; hal. 19. Bryg RJ. Potassium and your heart.
213-4. WebMD medical reference [homepage
7. Grant AO, Durrani S. Textbook of on the Internet]. Nodate [cited 2011
Cardiovascular Medicine (Third Aug 20]. Available from URL:
Edition). Philadelphia: Lippincott http://www.webmd.com/heart-disease/
Williams & Wilkins, 2007; p.E57-3. potassium-and-your-heart
8. Eroschenko VP. Atlas Histologi di Fiore 20. Blatter LA, Kockskamper J, Sheehan
dengan Kolerasi Fungsional. Alih KA. Local calcium gradients during
Bahasa: Tambayong J. Jakarta: EGC, excitation-contraction coupling and
2003; hal. 80,82. alternans in atrial myocytes. J Physiol.
9. Boyett MR, Dobrzynski H. The sinoatrial 2003;546:19.
node is still setting the pace 100 years 21. Ferrier GR, Howlett SE. Cardiac
after its discovery. Circ Res. 2007;100: excitation-contraction coupling: Role of
1543-45. membrane potential in regulation of
10. Bucchi A, Plotnikov AN, Shlapakova I, contraction. Am J Physiol Heart Circ
Danilo P Jr, Kryukova Y, Qu J. Physiol. 2002;280:H1928.
Wild-type and mutant HCN channels in 22. Arsenian MA. Magnesium and Cardio-
a tandem biological-electronic cardiac vascular Disease. Progress in Cardio-
pacemaker. Circ Res. 2006;114: 992-999. vascular Disease. 2000;35:271-310.
11. Vinogradova TM. Sinoatrial node 23. Yang Yingbo. Sinus node dysfunction
pacemaker activity requires Ca2+/cal-
[homepage on the Internet]. 2011
modulin-dependent protein kinase II
[cited 2011 Aug 25]. Avalaible from
activation. AHA. 2000;87:760-767.
URL : http://emedicine.medscape.com/
12. Boyyet MR, Honjo H, Kodama I. The
article/158064-overview#showall
sinoatrial node a heterogeneous
pacemaker structure. Cardiovasc Res. 24. Baruscotti M, Robinson RB.
2000;47(4).658-687. Electrophysiology and pacemaker
13. Dobrzynski H, Boyyet MR. New insight function of the developing sinoatrial
into pacemaker activity : Promoting node. Am J Physiol Heart Circ Physiol.
understanding of sick sinus syndrome. 2007 Nov;293(5):H2613-23.
Circ Res. 2007;115:1921-1932. 25. Zhang H, Zhao Y, Dobrzynski H.
14. Boyyet MR, Monfredi O, Mondal T. The Computational evaluation of the roles
anatomy and physiology of the of Na+ current, iNa, and cell death in
sinoatrial node-A comtemporary review. cardiac pacemaking and driving. Am J
Cardiovasc Med. 2010;33: 1392-1406. Physiol Heart Circ Physiol. 2007
15. Verkerk AO, Wilders R, Tan HL. Is the Jan;292(1):H165-74.

You might also like