Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh :
NURHANA
1210613052
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2017
2
EVALUASI KUALITAS TELUR AYAM RAS PETELUR YANG
MENGGUNAKAN SISTEM CLOSE HOUSE DAN OPEN HOUSE DI CV.
GUNUNG NAGO KECAMATAN KINALI KABUPATEN PASAMAN
BARAT
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas telur ayam petelur yang
dipelihara menggunakan sistem perkandangan close house dan open house
terhadap kualitas telur ayam petelur di CV. Gunung Nago Kecamatan Kinali
Kabupaten Pasaman Barat. Manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan
informasi kepada masyarakat bahwa pemeliharaan ayam petelur dengan sistem
kandang close house dan open house dapat mempengaruhi kualitas telur ayam
yang di hasilkan serta dapat dijadikan pembanding bagi peternak untuk sistem
perkandangan yang akan digunakan untuk pemeliharaan ayam petelur sehingga
kualitas telur ayam yang dihasilkan lebih meningkat. Sampel yang digunakan
adalah 320 butir yang terdiri dari 160 butir close house dan 160 butir open house.
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Peubah yang diamati
adalah berat telur, indeks telur, ketebalan kerabang, warna kuning telur, haugh
unit. Analisa data yang digunakan adalah analisa statistik deskriptif parametrik
dengan menghitung mean (rataan), standar deviasi, koefisien keragaman dan uji t-
independent. Hasil penelitian diperoleh rataan dan koefisien keragaman ayam
petelur close house yaitu bobot telur 63,43 4,29 gram dan 6,77%, sedangkan
open house 61,72 3,04 gram dan 4,92 %, indeks telur pada close house yaitu
0,79 0,8 dan 5,24% sedangkan open house 0,77 0,04 dan 4,75%, ketebalan
kerabang pada close house yaitu 0,40 0,04 mm dan 10,87%, sedangkan open
house 0,38 0,04 mm dan 10,78%, warna kuning telur pada close house 6,49
1,04 dan 16,03%, sedangkan open house 6,32 0,95 dan 15,00%, haugh unit pada
close house 91,91 7,39 dan 8,04%, dan pada open house 86,88 8,73 dan
10,04%, dari hasil uji-t bahwa kualitas telur close house dan open house yang
terdiri dari bobot telur, ketebalan kerabang, warna kuning telur dan haugh unit
menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata pada taraf () 0,05 tetapi pada indeks
telur menunjukkan hasil yang berbeda sangat nyata pada taraf () 0,01.
Kata kunci: Evaluasi, kandang close house dan open house, kualitas telur
4
5. Kepada teman-teman dan adek-adek, terimakasih sudah banyak membantu
dalam penelitian .
jadi sahabat ku yang baik dan gak perna bosan-bosan nya semangatin dan
nemanin aku kemana-mana, maksih banyak yah, semoga persaudaraan ini tetap
terjaga.
7. Buat Keluarga besar aku terutama abang-abang ku yang udah banyak bantu
Penulis mengharapkan Kritik dan saran apabila dalam skripsi ini terdapat
kekurangan dan kesalahan. Semonga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun pembaca.
NURHANA
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................. v
DAFTAR ISI................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x
I. PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ........................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 4
2.1. Tinjauan Umum Ayam Ras Petelur .................................................. 4
2.2. Tipe-tipe Ayam Petelur. 5
2.3. Strain ayam petelur . 5
2.3.1. Ayam Petelur Isa Brown .......................................................... 5
2.3.2. Lohman .................................................................................... 6
2.4.Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Ras Petelur ..................................... 7
2.4.1. Sistem Pemeliharaan Ayam Ras Petelur Intensif...................... 8
2.4.2. Sistem Pemeliharaan Ayam Ras Petelr Semi
Intensif/Free Range.................................................................. 9
2.4.3. Pakan ......................................................................................... 9
2.4.4. Pemberian Pakan...................................................................... 10
2.4.5. Kesehatan dan Penyakit .......................................................... 11
2.5.Perkandangan ................................................................................... 12
2.5.1. Tipe Kandang ......................................................................... 13
2.6. Karakteristik Kualitas Telur Ayam Ras Petelur .............................. 15
2.6.1. Bobot Telur ........................................................................... 17
2.6.2. Indeks Telur .......................................................................... 17
2.6.3. Ketebalan Kerabang Telur .................................................... 17
2.6.4. Warna Kuning Telur ............................................................ 18
2.6.5. Haugh Unit ............................................................................ 19
iii
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN.......................................... 20
3.1. Materi Penelitian... 20
3.2. Metode Penelitian. 20
3.3. Analisa data.. 20
3.4. Parameter yang Diamati.... 22
3.5. Waktu dan tempat. 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 24
4.1. Kondisi Wilayah Penelitian dan Profil Peternakan.. 24
4.2. Kualitas Telur.... 25
4.2.1. Bobot Telur ......... 25
4.2.2. Indeks Telur ..... 26
4.2.3. Ketebalan Kerabang Telur ...... 29
4.2.4. Warna Kuning Telur ........... 30
4.2.5. Haung Unit 31
V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 33
5.1. Kesimpulan 33
5.2. Saran.. 33
DAFTAR PUSTAKA .. 34
LAMPIRAN.. 40
RIWAYAT HIDUP.. 53
iv
DAFTAR TABEL
2. Rataan kualitas telur sistem kandang open house dan close house pada
peternakan CV. Gunung Nago.. 25
v
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Teks
Halaman
vi
I. PENDAHULUAN
khusus untuk diambil telurnya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ayam ras petelur
merupakan strain unggul yang mempunyai daya produktifitas yang tinggi, baik
bahwa pada umumnya ayam ras petelur memiliki ciri-ciri; ukuran tubuh relatif
kecil dan ramping, cepat dewasa kelamin, tingkah laku linca, mudah terkejut,
sensitif terhadap stres dan efisiensi dalam mengolah zat-zat makanan menjadi
sebutir telur.
zat gizi yang lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup. Keunggulan telur sebagai
produk peternakan yang kaya gizi juga mempunyai suatu kendala karena termasuk
bahan pangan yang mudah rusak. Kerusakannya dapat berupa kerusakan fisik,
kerusakan kimia, dan kerusakan yang disebabkan oleh serangan mikroba melalui
1990). Artinya semakin tinggi nilai kualitas suatu produk maka respon
1
Kualitas telur dapat dilihat secara eksternal dan internal. Kualitas eksternal
telur difokuskan pada bobot telur, indeks telur, tebal kerabang. Sedangkan kualitas
internal telur difokuskan pada warna kuning telur dan Haugh Unit.
Selain itu North dan Bell (1990), menjelaskan bahwa komposisi fisik dan
kualitas telur dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya bangsa ayam, umur,
musim, penyakit dan lingkungan, pakan yang diberikan serta sistem pemeliharaan.
unggas yang sangat penting untuk diperhatikan karena fungsi utama dari kandang
matahari pada siang hari, hujan, angin, udara dingin dan untuk mencegah
gangguan seperti predator. Selain itu, kandang juga berfungsi untuk memudahkan
terhadap ayam yang sehat dan ayam yang sakit. Dimana sistem perkandangan
yang biasa digunakan oleh peternak adalah sistem kandang Close House dan Open
House.
antara lain oleh faktor keturunan, kualitas makanan, sistem pemeliharaan, iklim,
dan umur telur. Mengacu pada teori diatas maka kualitas telur yang dihasilkan
pada sistem pemeliharaan ayam petelur mengggunakan kandang Close House dan
judul Evaluasi Kualitas Telur Ayam Ras Petelur Yang Menggunakan Sistem
2
1.2. Perumusan Masalah
Open House terhadap kualitas telur ayam petelur di CV. Gunung Nago
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas telur ayam petelur yang
House dan Open House dapat mempengaruhi kualitas telur ayam yang di hasilkan
serta dapat dijadikan pembanding bagi peternak untuk sistem perkandangan yang
akan digunakan untuk pemeliharaan ayam petelur sehingga kualitas telur ayam
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam petelur adalah dari ayam hutan
yang telah didomestikasi dan diseleksi sehingga bertelur cukup banyak. Arah
seleksi ayam hutan ditujukan pada produksi yang banyak. Namun, karena ayam
hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari seleksi tadi mulai
spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan
broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu,
seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam
petelur putih dan ayam petelur cokelat, ayam petelur memiliki sifat nervous
(mudah terkejut), bentuk tubuh ramping, cuping telinga berwarna putih, produksi
Berdasarkan berat badannya, ayam petelur ada dua yaitu, tipe ringan dan
tipe medium. Ayam tipe ringan khusus dikembangkan untuk bertelur saja, ciri
ayam tersebut badan ramping, kecil, mata bersinar dan berjengger merah darah.
Ayam tipe ini dipelihara untuk diambil telurnya sehingga bentuk ayam ini relatif
kecil apabila dibandingkan dengan ayam tipe medium. Ayam tipe medium
dikembangkan untuk produksi telur dan diambil dagingnya sehingga ayam ini
memiliki bobot badan lebih berat dari pada ayam tipe ringan (Rasyaf, 1994).
4
2.2. Tipe-Tipe Ayam Petelur
Menurut Cahyono (1995), jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:
Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini
mempunyai badan yang kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih
dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni White Leghorn. Ayam
ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun. Ayam petelur ringan ini sensitif
terhadap cuaca panas dan keributan, dan ayam ini mudah kaget dan bila kaget
ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat, beratnya masih berada diantara berat
ayam petelur ringan dan broiler, sehingga disebut tipe ayam petelur medium.
Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup
banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga
ayam tipe dwiguna. Bulu ayam ini warnanya cokelat, maka ayam ini disebut
ayam petelur cokelat. Konsumen di pasaran lebih menyukai telur dengan warna
kerabang yang cokelat daripada kerabang yang warna putih karena lebih
Menurut Guide (2005), ayam ras petelur strain Isa Brown ialah jenis ayam
hibrida unggulan hasil persilangan dari ayam jenis Rhode Island Red dan White
Leghorns, yang diciptakan di Inggris pada tahun 1978 oleh perusahaan breeder
ISA. Ciri khasnya adalah bulu dan telurnya berwarna cokelat. Ayam Isa Brown
5
memiliki empat fase pertumbuhan, yaitu starter (umur 0-4 minggu), grower
(umur 5-10 minggu), developer (umur 11-16 minggu) dan layer (umur >16
telur ayam Isa Brown mulai dari minggu ke 18 sampai 90 dan memiliki daya
hidup sebesar 94%. Pada umur 144 hari tingkat produksi telur adalah 50%, pada
puncak produksi mencapai 96%. Setiap ekor ayam dalam sekali masa
pemeliharaan dapat memproduksi telur sebanyak 409 butir dengan berat rata-rata
62,9 gram. Jumlah pakan yang dikonsumsi rata-rata 111 gram, dengan nilai
perbandingan konversi pakan atau Feed Conversion Ratio (FCR) rata-rata sebesar
2,15.
2.3.2. Lohman
Menurut Sahlan (2013), Lohmann Brown adalah ayam tipe petelur yang
populer untuk pasar komersial, ayam ini merupakan ayam hibrida dan selektif
dibiakkan khusus untuk menghasilkan telur, diambil dari jenis Rhode Island Red
Kebanyakan ayam ini memiliki bulu berwarna coklat seperti caramel, dengan bulu
putih di sekitar leher dan di ujung ekor (Rasyaf, 1995). Ayam ini mulai dapat
bertelur pada umur 18 minggu, menghasilkan 1 butir telur per hari, dapat bertelur
sampai 300 butir pertahun dan biasanya bertelur pada saat pagi atau sore hari.
Kebanyakan orang akan memelihara ayam ini pada fase grower atau fase dimana
Ayam betina strain Lohman memiliki umur awal produksi pada 19-20
minggu dan pada umur 22 minggu produksi telur mencapai 50 %. Selain itu juga
strain Lohman pada umur 20 minggu sekitar 1,6-1,7 kg dan akhir produksi 1,9-2,1
6
kg. Puncak produksi strain Lohman mencapai 92-93%, dengan FCR sebesar 2,3-
periode awal atau starter (umur 0-8 minggu), masa pertumbuhan atau grower
(umur 8-18 minggu) dan masa produksi atau layer (umur lebih dari 18 minggu)
periode yang penting bagi pertumbuhan masa awal ayam petelur, karena unggas
petelur (ayam dara) merupakan calon individu yang nantinya harus bertelur secara
mengakibatkan mundurnya waktu bertelur dalam hal ini harus dihindari agar
unggas dara tersebut tidak terlalu gemuk maupun terlalu kurus (Indarto, 1990).
telurnya sudah mencapai 5% (North, 1992). Menurut Scott et al., (1992) bahwa
daur produksi ayam petelur dibagi dalam dua tahap produksi yaitu fase produksi I
dan fase produksi II. Fase produksi I mulai umur 22-42 minggu. Pada fase ini
diharapkan produksi telur meningkat dari nol sampai puncak produksi sekitar 85-
90%, peningkatan ukuran telur dari 40 g/butir pada umur 22 minggu sampai 56
g/butir pada umur 42 minggu. Fase II mulai umur 42-72 minggu dan selama fase
ini ayam telah mencapai bobot badan yang tepat dan periode dimana produksi
Bundy dan Dinggins (1982), menyatakan bahwa ayam tidak ekonomis lagi
dan harus diafkir bila ayam tersebut menghasilkan telur kurang dari 50%,
7
bila telah berproduksi selama 2 tahun dan mempunyai bobot badan hidup yang
intensif lebih populer jika dibandingkan dengan semi intensif/free range. Ditinjau
Menurut Syarif (2003), sistem intensif memang menjanjikan dari segi produksi
ketersediaan air minum. Selain itu penggunaan pestisida kandang dapat merusak
organisme lain yang berada di sekitarnya seperti rumput dan dapat pula
mencemarkan lingkungan.
Such et al., (2004), menyatakan produksi telur ayam yang dipelihara pada
tebal dan bobot telur yang lebih berat. Hal ini dikarenakan proporsi energi yang di
keluarkan oleh ayam hanya berfokus pada bertelur dan maintenance. Selain itu
8
tubuh ayam. Minimnya aktifitas dari ayam menyebabkan kurangnya energi yang
dibutuhkan, energi yang sedikit menyebabkan produksi sel darah kurang sebab
produk yang lebih baik (Pavlovski et al., 2009). Hal ini disebabkan ayam yang
2007). Lebih lanjut Castellini et al., (2002) dan Lomu et al., (2004) melaporkan
bahwa kondisi pemeliharaan yang lebih alami dan peningkatan aktifitas dari ayam
dapat menurunkan kadar lemak, kolesterol dan residu antibiotik pada daging dan
pemeliharaan ayam adalah satu dari sekian banyak faktor non-genetik yang sangat
sistem pemeliharaan intensif. Khususnya dalam hal kualitas telur, sistem free-
range menghasilkan telur yang memiliki kualitas yolk dan albumin yang lebih
baik. Albumin yang dihasilkan lebih kental dibanding albumin telur yang
2.4.3. Pakan
Secara umum, nutrisi penting yang wajib terkandung dalam pakan yang
dibutuhkan oleh ayam saat bertelur yakni protein, energi, asam amino, kalsium,
fosfor, vitamin, dan beberapa mineral penting lainnya, Pakan yang kekurangan
9
kandungan kalsium dan fosfor akan mengakibatkan kerabang yang tipis dan rapuh
(Amrullah, 2002). Ayam yang sedang bertelur membutuhkan protein yang lebih
ayam DOC adalah sekitar 21% ayam dara 15 sampai 19%, sedangkan ayam
bertelur 18% (Triharyanto, 2001). Kebutuhan zat makanan pada ayam petelur
pada fase starter, grower, pullet dan layer terdapat pada Tabel.1.
Menurut Rasyaf (2007), bahwa pemberian pakan ayam petelur ada dua
fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
Kualitas atau kandungan gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat
menjadi 4 golongkan yaitu umur pertama (umur 1-7 hari) 17 g/hari/ekor, minggu
kedua (umur 8-14 hari) 43 g/ekor/hari, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66
g/ekor/hari dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 g/ekor/hari. Jadi jumlah pakan
yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 g.
Kualitas atau kandungan gizi pakan terdiri dari protein 18-21,2%, lemak 2,5%,
serat kasar 4,5%, Ca 1%, P 0,7-0,9% dan ME 2900-3400 kkal/kg. Kualitas pakan
10
terbagi menjadi 4 golongkan yaitu umur ke-5 (umur 30-36 hari) 111 g/hari/ekor,
minggu ke-6 (umur 37-43 hari) 129 g/ekor/hari, minggu ke-7 (umur 44-50 hari)
146 g/ekor/hari dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 g/ekor/hari. Jadi total
jumlah pakan yang per ekor pada umur 30-57 hari sebesar 3.829 g.
menjadi beberapa macam yaitu disebabkan karena stress, defisiensi zat makanan,
parasit penyakit karena protozoa, penyakit karna bakteri, penyakit karna virus dan
karena beberapa faktor dari lingkungan dan dari manajemen pemeliharaan yang
kurang baik. Diantara faktor penyebab stres yaitu kedinginan, ventilasi yang
buruk, populasi yang tinggi, tidak cukup pakan dan minum dan pengobatan yang
kontagius adalah penyakit yang langsung ditransmisi dan individu atau flock
kepada individu atau flock lain. Penyakit infeksius adalah penyakit yang
disebabkan oleh organisme hidup. Sebagian besar penyakit infeksi unggas adalah
penyakit infeksi tidak kontagius seperti aspergilosis (Sujiono Hadi dan Setiawan,
2002).
11
Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang
macam yaitu:
disuntikan pada ayam yang diduga sakit (Sujiono Hadi dan Setiawan, 2002).
Menurut Sudaryani dan Santoso (2003), vaksin terdiri dari vaksin NCD
vrus Lasota buatan Drh Kuryna, Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh kuryna
(vaksin inaktif), Vaksin NCD HB-1/Pestos, Vaksin Cacar/pox, virus Diftose, dan
Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek. Sedangkan persyaraatan dalam
vaksinasi adalah, Ayam yang divaksinasi harus sehat, dosis dan kemasan vaksin
2.5 Perkandangan
terhindar dari pengaruh cuaca buruk (hujan, panas, dan angin), hewan buas dan
lingkungan yang nyaman agar terhindar dari stress sehingga kesehatan ternak
dapat terjaga dan produksi dapat maksimal (Suprijatna et al., 2005). Prinsip dasar
12
21o28oC dengan kelembaban berkisar antara 60-70% (Astuti, 2009). Penerangan
atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan antara lain sirkulasi udara
dipeternakan, cukup sinar matahari pagi dan jangan sampai terkena sinar matahari
dengan sistem terbuka agar hembusan angin dapat memberikan kesegaran didalam
yang dindingnya dibuat dengan sistem tertutup dengan rapat sihingga sinar
pengaturan ventilasi yang baik sehingga penyebab stress lebih rendah, suhu,
rupa sehingga tercipta kondisi yang nyaman bagi ayam, Kandang Close House
mampu mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air, gas-gas berbahaya (CO,
CO2, NH2) yang ada dalam kandang namun di sisi lain dapat menyediakan
kebutuhan oksigen bagi ayam. Dalam hal ventilasi, Close House mampu
ayam.
13
2. Kandang Open House
sistem terbuka, yang biasa terbuat dari kawat burung atau bambu sehingga
menjamin hembusan angin biasa masuk dalam kandang dan bisa memanfaatkan
pergantian sinar mantahari. Dinding kandang ditutup dengan tirai yang berfungsi
kandang sistem terbuka atau Open House, baik sistem panggung maupun sistem
postal dengan lantai beralaskan sekam, serutan gergaji kayu dan beberapa
kontribusi yang kurang bagus bila dibandingkan dengan model kandang sistem
Biaya investasi yang dibutuhkan untuk membuat kandang ini relatif lebih
murah serta tidak membutuhkan teknologi yang rumit. Kandang ini memiliki
kelemahan yaitu sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dari luar sepeti
panas, kelembapan udara, dan angin, terutama di Indonesia dengan iklim tropis
suhu sangat tinggi dan angin cukup kencang. Sementara itu di dataran tinggi suhu
sangat dingin disertai dengan kelembapan tinggi. Salah satu alternatif yang dapat
perkandangan. Kondisi ini dapat dicapai dengan mengatur lebar kandang, jarak
antar kandang, ketinggian kandang, ventilasi untuk mengatur sirkulasi udara, serta
14
2.6. Karakteristik Kualitas Telur Ayam Ras Petelur
adalah kesegaran, besar telur, harga telur, warna kerabang telur dan warna kuning
telur. Karakter yang lebih spesifik pada putih telur adalah kandungan protein yang
berpengaruh terhadap kualitas putih telur (kekentalan putih telur). Bentuk telur
dinyatakan dengan indeks telur, yaitu perbandingan antara lebar telur dan panjang
telur yang dinyatakan dalam persen. Nilai indeks telur bervariasi antara individu
Telur terdiri dari kuning telur, putih telur dan kerabang telur. Pada
umumnya memiliki bobot sekitar 50-57 g perbutir, dan terdiri dari 11 % bagian
kulit telur, 58 % bagian putih telur, dan 31 % bagian kuning telur (Riyanto, 2001).
Kuning telur merupakan bagian telur yang berbentuk bulat bewarna kuning
sampai jingga dan terletak di tengah-tengah telur. Putih telur terdapat dibagian
antara selaput telur dengan kuning telur, terdiri dari putih telur encer dan putih
telur kental. Sedangkan kerabang telur merupakan bagian telur yang paling luar,
(Nuryati, 2002).
relatif kecil dibandingkan dengan telur ayam ras, bobot dan ukuran telur berbeda
beda, semakin besar unggas yang menghasilkan telur semakin besar pula telur
yang dihasilkan.
15
Dudung (1991), menyatakan bahwa telur dapat dikelompokkan menjadi
Faktor yang berpengaruh terhadap bobot telur antara lain genetik, umur,
bangsa, tingkat produksi dan protein dalam ransum (Romanoff dan Romanoff,
1973 dan North, 1984). Menurut Karunajeewa (1972), terdapat interaksi antara
tingkat energy dan protein terhadap bobot telur, bobot telur akan menurun apabila
dalam (isi telur) dan kualitas telur bagian luar (kulit telur). Kualitas telur bagian
dalam ditentukan oleh kantong udarah, kuning telur dan putih telur. Telur yang
segar memiliki kuning telur yang tidak cacat, bersih, tidak terdapat pembuluh
darah dan bercak darah, putih telurnya tebal dan bebas dari bintik darah. Kualitas
telur bagian luar ditentukan oleh kondisi kulit telur, kebersihan kulit telur, dan
bentuk telur. Bentuk telur yang baik adalah tidak benjol-benjol, tidak terlalu
lonjong, dan tidak terlalu bulat. Faktor yang menentukan bobot telur adalah faktor
genetic, umur, bangsa, bobot ayam, lingkungan, dan protein dalam ransum
(Sudaryani, 2003).
16
2.6.1 Bobot telur
pakan berpengaruh terhadap berat telur yang dihasilka. Kandungan nutrisi pakan
yang menentukan berat telur adalah energy paka, kandungan protein pakan,
mineral, khususnya kalsium dan fosfor (Yuwanta, 2004). Perbedaan bobot badan
ayam yang ringan pada saat dewasa kelamin akan menghasilkan bobot telur yang
kecil karena bobot telur dipengaruhi oleh bobot tubuh pada saat dewasa kelamin
berpengaruh terhadap besar telur. Induk ayam yang memproduksi telur pada suhu
lingkungan sekitar 300C akan menghasilkan telur yang lebih kecil dibandingkan
induk yang memproduksi telur pada suhu 280C (Stadelman dan Cotterill, 1997).
Menurut Djanah (1990), indeks bentuk telur yang baik adalah berupa elips
yang asimetris atau yang disebut berbentuk oval cossini dengan ujung yang satu
harus lebih tumpul dari ujung yang lain. Indeks bentuk terlur yang normal adalah
oval atau lonjong berkisar 72%-76%, rata-rata 74%. Besar kecilnya ukuran telur
sangat di pengarui oleh kandungan nutrisi dalam pakan (Latifah, 2007). Selain itu
juga bentuk telur sangat di pengarui oleh sifat genetic, bangsa, juga dapat di
sebabkan oleh proses yang terjadi selama pembentukan telur terutama pada saat
Menurut North dan Bell (1990), rata-rata tebal kerabang yang baik adalah
0.33-0.35 mm, dan kurang dari 0.33 mm kurang baik karena telur mudah pecah
17
sehingga ketebalan kerabang memiliki kualitas baik. Ketebalan cangkang telur
banyak dipengaruhi oleh kadar kalsium dalam ransum yang akan menentukan
(Yuwanta, 2004).
kualitas kerabang telur yaitu: genetik, makanan dan suhu lingkungan serta
ketersediaan Ca, P, dan vitamin D penting untuk kualitas kulit telur yang baik.
Menurut Winarno dan Kaswara (2002), warna atau pigmen pada kuning
telur sangat dipengaruhi oleh jenis pigmen yang terdapat dalam ransum yang
xanthophyll, lutein dan zeasantin serta sedikit betakaroten dan kriptosantin dan
Menurut North dan Bell (1990), menyatakan bahwa, warna kuning telur
Kemampuan setiap ayam berbeda merubah pigmen karoten menjadi warna kuning
18
2.6.5. Haugh Unit
Menurut Jones (2006), haugh unit (HU) rendah, maka kondisi albumen
sangat encer dan mengembang, hal ini dipacu oleh suhu yang tinggi, kelembaban
rendah, dan kekurangan karbon dioksida (CO2). Penyimpanan telur pada sahu 7-
130C dan kelembaban kurang dari 70% dapat menyebabkan kehilangan 10-15
nilai Haugh Unit hal ini dikarenakan bobot telur menurun akibat penyimpanan,
maka ada kecenderungan tebal albumen dan nilai HU akan menurun (Stadelman
dan Cotterill, 1977). Telur dengan nilai HU kurang dari 50 dinyatakan tidak layak
19
III.MATERI DAN METODE
3.1. Materi Penelitian
Penelitian ini menggunakan 320 butir telur ayam ras petelur dengan
menggunakan Strain Isa Brown dengan umur yang sama yang terdiri dari 160
butir telur ayam yang dipelihara dikandan close house dan 160 butir telur ayam
yang dipelihara dikandang open house yang diperoleh dari usaha peternakan
gauge, egg yolk colour fan, egg analyzerTM, jangka sorong, timbangan digital,
sampel dengan mempertimbangkan kriteria tertentu yang telah dibuat yaitu telur
ayam yang akan diteliti berasal dari CV. Gunung Nago Kecamatan Kinali
pengamatan dan uji secara langsung terhadap kualitas ayam ras petelur.
parametrik. Analisis data ini dapat menghasilkan data kualitas telur Ayam ras
simpang baku, koefisien keragaman dan uji t sampel bebas (independent sampel t-
20
test) untuk menguji perbandingan rataan sampel yang bersifat bebas (independent)
sebagai berikut:
=
( )
=
( )
=
= 100%
Keterangan :
X = Nilai rata-rata pengamatan
= Penjumlahan
n = Jumlah Sampel
S2 = Varians
CV = Keofisien keragaman
5% = Keragaman kecil
6%- 14% = Keragaman sedang
15% = Keragaman tinggi
21
Uji t Independent Sampel Test
( )
thitung=
Keterangan:
n1 dan n2 =Jumlah sampel
x1 = Rata-rata sampel ke -1
x2 = Rata-rata sampel ke 2
S1 = Standar Deviasi sampel ke -1
S2 = Standar Deviasi sampel ke -2
S2 = Varianas sampel ke -1
2
S = Varianas sampel ke -2
2
3.4. Parameter yang Diamati
Bobot telur dihitung dengan cara menimbang telur ayam tersebut satu
persatu.
2. Indeks Telur
Indeks telur dapat dihitung berdasarkan rasio diameter lebar telur dengan
IT =
Keterangan:
IT = Indeks telur
lt = Diameter lebar telur (cm).
pt = Diameter panjang telur (cm).
22
Ketebalan kerabang telur diukur dengan menggunakan alat digital Egg Shell
Thickness Gauge ETPU (Orka Food Technology Ltd) dengan satuan 0,01
micrometer (mm). Dengan cara telur dioles terlebih dahulu dengan cairan
coupling, kemudian letakan telur pada alat Thickness gauge proses pengukuran
secara otomatis, hasil ukuran dapat dilihat pada layar monitor Thickness gauge.
terlebih dahulu diatas meja kaca, kemudian dilihat warna kuning telur kemudian
disesuaikan dengan menggunakan roche egg yolk colour fan (Abbas, 1989).
5. Haugh Unit
dahulu kemudian telur dipecahkan pada meja kaca untuk mengetahui tinggi putih
telur. Tinggi putih telur diukur dengan mikrometer sekrup. Haugh Unit telur
Keterangan:
HU = Haugh unit
H = Tinggi putih telur (mm)
W = Bobot akhir telur (g)
23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pasaman Barat, yang merupakan pintu gerbang Kabupaten Pasaman Barat, dari
Ibu Kota Propinsi Sumatera Barat yang mempunyai luas 482,69 Km2. Secara
sampai dengan perbukitan. Ketinggian daerah ini berkisar antara 0 sampai dengan
50 meter di atas permukaan laut. Batas wilayah Kecamatan Kinali sebagai berikut:
Suhu udara rata-rata di Kecamatan Kinali 270C (Badan Pusat Statistik Kabupaten
Kinali, Kabupaten Pasaman Barat. Pada saat penelitian, CV. Gunung Nago
30.000-40.000 ekor dan 2 kandang Close House, namun pada saat penelitian
24
4.2. Kualitas Telur
Rataan kualitas telur sistem kandang Open House dan Close House pada
Tabel 2. Rataan kualitas telur sistem kandang open house dan close house pada
peternakan CV. Gunung Nago
Parameter Rataan + standar deviasi KK Hasil uji t-
No. yang Open house Close Open Close independe
di ukur house house house nt
1. Bobot telur 61.72+3.04 63.43+4.29 4.92 6.77 0.186ns
2. Indeks telur 0.77 + 0.04 0.79 + 0.08 4.75 5.24 4.54**
3. Ketebalan 0.38 + 0.04 0.40 + 0.04 10.78 10.87 100**
kerabang
4. Warna 6.32 0.95 6.49 1.04 15.00 16.03 0.944ns
kuning telur
5. Haugh unit 86.88 8.73 91.9 7.39 10.04 8.04 0.209ns
Ket : ns = Berbeda tidak nyata (P<0,05)
** = berbeda sangat nyata (P<0.01)
Rata-rata bobot telur ayam pada kandang Open House adalah 61.72 + 3.04
dengan koefisien kerangaman sebesar 4,92 % seperti terlihat pada tabel 2. Angka
2009), sedangkan rata-rata bobot telur ayam pada kandang Close House adalah
Rata-rata bobot telur tersebut adalah bobot telur normal ayam petelur Isa Brown
yang memiliki rata-rata berat telur 62.9 g (Ningrum, 2011). Hasil penelitian
Dirgahayu (2015), diperoleh bobot telur tertinggi strain Isa Brown adalah 81.99 g
dan terendah dengan bobot 51.16 g. Bobot telur tidak terlepas dari pengaruh bobot
kuning telur. Persentase kuning telur sekitar 30-32% dari bobot telur.
25
Bobot kuning telur dipengaruhi oleh perkembangan ovarium. Ovarium
merupakan tempat pembentukan kuning telur. Bobot telur akan rendah bila
Bobot telur ayam hasil penelitian pada kandang Open House dan Close
House seperti terlihat pada Tabel 2 menunjukkan hasil berbeda tidak nyata. Hal
ini karena strain ayam yang dipelihara, umur ayam dan ransum yang diberikan
pada kedua kandang tersebut sama, sehingga kemampuan metabolisme dan nutrisi
yang diserap tubuh juga relatif sama. Dengan demikian protein dalam ransum
yang digunakan untuk pembentukan telur akan relatif sama. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Sodak (2011), yang menyatakan faktor yang memengaruhi bobot telur
ayam adalah umur ayam, suhu lingkungan, strain atau breed, kandungan nutrisi
Menurut Djanah (1990), umur dewasa kelamin yang relatif sama pada
kedua kandang tersebut menyebabkan kondisi organ reproduksi yaitu ovarium dan
oviduct relatif sama sehingga bobot telur berbeda tidak nyata. Ayam yang ukuran
oviductnya relatif sama akan menghasilkan telur dengan bobot telur yang relatif
sama.
Rata-rata indeks telur dari strain Isa Brown pada kandang Open House dan
Close House seperti pada Tabel 2 adalah 0.77 + 0.04 dan 0.79 + 0.08 dengan
keragaman indeks telur pada kandang open house termasuk kategori kecil (< 5 %),
26
sedangkan pada kandang close house termasuk kategori sedang (6-14 %)
(Kurnianto 2009). Berdasarkan hasil penelitian ini, indeks telur yang diperoleh
menunjukkan hasil yang kurang ideal antara panjang telur dan lebar telur. Hal ini
sesuai pendapat Yuwanta (2004) menyatakan bahwa kisaran nilai indeks telur
indeks telur yang baik adalah 0.70-0.75.Jika dibandingkan indeks telur hasil
penelitian ini dengan pendapat Yuwanta (2004) dan Djanah (1990) maka hasil
penelitian ini lebih tinggi. Indeks telur yang lebih tinggi umumnya memiliki
Bentuk telur dipengaruhi oleh faktor genetik. Induk ayam selalu bertelur
dengan urutan bentuk yang sama, yaitu bulat, panjang, dan lonjong. Faktor
yang lebih besar akan menghasilkan telur berukuran besar. Telur pertama yang
dihasilkan induk lebih kecil daripada yang dihasilkan berikutnya. Ukuran telur
akan meningkat seiring dengan semakin teraturnya induk bertelur. Ukuran telur
Hasil uji t-independent indeks telur segar strain isa brown pada kandang
Open House dan Close House menunjukkan hasil yang berbeda sangat nyata
(P<0.01). Artinya perbedaan pemeliharaan ayam pada kandang Open House dan
Close House mempengaruhi indeks telur segar. Indeks telur strain isa brown pada
kedua kandang tersebut memperoleh hasil berbeda sangat nyata disebabkan oleh
tipe kandang yang berbeda. Tipe kandang Open House dengan dinding yang
27
terbuka cenderung memiliki sirkulasi udara yang terlalu bebas, ternak tidak akan
terlindung dari panas, dingin, angin, hujan, dan intensitas sinar matahari yang
terik. Akibatnya ternak dengan kandang terbuka rawan terhadap berbagai penyakit
akibat perubahan udara. Pada kandang Close House sirkulasi udara yang nyaman
dan peternak dapat mengatur suhu udara yang diinginkan menggunakan berbagai
peralatan yang terdapat di dalam kandang. Bila suhu udara terlalu panas, peternak
dapat menggunakan cooling sistem yang ada untuk mendinginkan suhu di dalam
kandang.
Suhu udara dan kenyamanan ayam yang berbeda antara kandang Open
pakan menjadi energi berbeda karena indeks telur dipengaruhi oleh protein,
lemak, dan asam amino esensial yang terkandung dalam ransum (Juliambarwati,
2012). Seperti yang terlihat pada Tabel 2 bahwa indeks telur ayam pada kandang
Open House lebih rendah dibandingkan pada kandang Close House karena pada
kandang Open House suhu udara tidak dapat terkontrol sehingga jika suhu terlalu
akan mempengaruhi indeks telur (Juliambarwati, 2012). Hal ini sesuai pendapat
pembentukan kuning telur yang kecil sehingga telur yang dihasilkan juga kecil.
28
antara lain bangsa, status produksi genetik, dan variasi individu dan kelompok
Rata-rata ketebalan kerabang telur pada kandang Open House dan Close
House seperti terlihat pada Tabel 2 adalah 0.38 + 0.04 dan 0.40 + 0.04 dengan
keragaman ketebalan kerabang telur pada kandang open house dan pada kandang
kerabang telur hasil penelitian ini termasuk kategori normal. Hal ini sesuai
pendapat Romanoff dan Romanoff (1963) yang menyatakan bahwa tebal kerabang
telur normal untuk ayam ras berkisar antara 0.30 0.50 mm.
berbeda sangat nyata (P<0.01). Hal ini diduga disebabkan oleh sistim
pemeliharaan kandang close house, dikarenakan pada kandang close house semua
kelembaban didalam kandang sedangkan pada kandang open house suhu dan
kelembaban tidak setabil sehingga udara bebas dari lingkungan sekitar dapat
bahwa suhu pemeliharaan didalam kandang lebih besar dari 210C akan
menipiskan kerabang telur dan akan semakin tipis jika kelembaban meningkat.
Hal ini sesuai pendapat Hardjosubroto (1994), bahwa penampilan atau produksi
29
Dari hasil penelitian ini, dapat dilihat bahwa ayam yang diamati termasuk
ke dalam fase produksi kedua namun tebal kerabang masih dalam keadaan
normal, ini berarti ransum yang dikonsumsi oleh ayam tersebut mengandung
mineral yang cukup untuk membentuk kerabang. Menurut North dan Bell (1990),
kebutuhan mineral ayam petelur fase kedua adalah kalsium 3.25% dan fosfor
0.50 %.
beberapa faktor yakni: umur, tipe ayam, zat-zat makanan, peristiwa fatal dari
organ tubuh, stres dan komponen lapisan kulit telur. Kerabang yang tipis relatif
berpori lebih banyak dan besar, sehingga mempercepat turunnya kualitas telur
oleh jenis ternak, strain dan suhu lingkunagan. Faktor lain yang mempengaruhi
pada kerabang telur kualitas kerabang semakin menurun dan kerabang telur
kerabang telur yang tipis, sehingga telur mudah retak dan bakteri masuk ke bagian
Rata-rata warna kuning telur hasil penelitian pada kandang Open House
dan Close House seperti terlihat pada Tabel 2 adalah 6.32 0.95 dan 6.49 1.04
koefisien keragaman warna kuning telur pada kandang open house dan kandang
30
Stadellman (1995) warna kuning telur yang baik berada pada kisaran 7 12.
Warna kuning telur dipengaruhi oleh karoten yang dikonsumsi oleh ayam
(Stadellman and Cotteril, 1995) strain, variasi individu, produksi telur dan pakan
(North, 1984). Menurut Sahara (2010), warna kuning telur dipengaruhi oleh zat-
zat yang terkandung dalam pakan seperti xantofil, beta karoten, klorofil dan
yang berbeda tidak nyata (P>0.05). Hal ini disebabkan karena ayam yang
dipelihara dengan tipe kandang Open House dan Close House diberikan ransum
yang sama. Hal ini sesuai pendapat Winarno dan Koswara (2002) bahwa warna
kuning telur sangat dipengaruhi oleh jenis pigmen yang terdapat dalam ransum
yang dikonsumsi.
Pada Tabel 2 dapat dilihat rata-rata Haugh Unit hasil penelitian pada
kandang Open House dan Close House adalah 86.88 8.73 dan 91.91 7.39
koefisien keragaman haugh unit pada kandang open house dan kandang close
hasil penelitian ini lebih tinggi. Menurut Sudaryani (2003), nilai HU merupakan
nilai yang menggambarkan kekentalan putih telur, semakin kecil nilai HU maka
semakin encer putih telur sehingga kualitas putih telur semakin rendah.Hal lain
yang memengaruhi nilai HU tersebut adalah rata-rata suhu yang tinggi berkisar
31
28.600 C, serta kelembaban selama penelitian relatif rendah yaitu berkisar 69.60%
sehingga mempercepat laju penguapan CO2 dan H2O serta penurunan nilai HU.
independent terjadi karena telur yang diteliti sama-sama telur segar, penyimpanan
belum lebih dari satu minggu. Hal ini sesuai pendapat Jones (2006), bahwa
Penurunan nilai Haugh Unit selama penyimpanan lebih dari satu minggu dan
terjadi karena penguapan air dalam telur dan kantung udara yang bertambah besar.
Nilai Haugh Unit rendah, maka kondisi albumen sangat encer dan mengembang,
hal ini dipacu oleh suhu yang tinggi, kelembaban rendah, dan kekurangan karbon
dioksida (CO2). Penyimpanan telur pada suhu 7 13C dan kelembaban kurang
kualitas AA. Hal ini sesuai pendapat (Nesheim et al., 1979) bahwa kualitas AA
dengan nilai HU minimal 72, kualitas A dengan nilai HU pada kisaran 60 72,
kualitas B dengan nilai antara 31 60 dan kualitas C apabila nilai HU < 31.
antara lain yaitu strain, umur, nutrisi pakan, populasi mikroba pada saluran
Haugh Unit digunakan sebagai parameter mutu kesegaran telur yang dihitung
32
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
untuk bobot telur open house 61.723.04 gram dan 4.92% dan bobot telur close
house 63.434.29 gram dan 6.77%, indeks telur open house 0.770.04 dan 4.75%
dan indeks telur close house 0.790.08 dan 5.24%, Ketebalan kerabang open
house 0.380.04 mm dan 10.78% dan ketebalan kerabang close house 0.400.04
dan 10.87%, warna kuning telur open house 6.320.95 dan 15.00% dan warna
kuning telur close house 6.491.04 dan 16.03%, haugh unit open house
86.888.73 dan 10.04% dan haugh unit close house 91.97.39 dan 8.04% dari
hasil uji-t bahwa kualitas telur Close House dan Open House yang terdiri dari
bobot telur, warna kuning telur dan haugh unit menunjukkan hasil yang berbeda
tidak nyata pada taraf () 0,05 tetapi pada indeks telur, ketebalan kerabang
menunjukkan hasil yang berbeda sangat nyata pada taraf () 0,01. Maka setelah
diadakan penelitian ini maka terbukti yang menggunakan kandang Close House
dan Open House hampir sama kedua kandang dan dilihat dari kualitas telur yang
5.2. SARAN
Pada dasarnya kandang Close House dan Open House hampir sama, bagi
Close House begitu juga bagi peternak yang memiliki mo dal sedikit lebih baik
33
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Astuti, D.A.2009.Petunjuk Praktis Beternak Ayam Ras Petelur, Itik Dan Puyuh.
PT Agromedia Pustaka: Jakarta.
Buckle KA, Edward RA, Fleet GH, Wooton M. 1987. Ilmu Pangan. Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta.
Bundy, C., E. and Dinggins, R. V. 1982. Poultry production. Prentice Hall Inc.
Englewood cliffs. New York.
Badan Pusat Statistika Kabupaten Pasaman Barat. 2015. Profil dan Keadaan
Nagari Kinali, Pasaman Barat.
Djanah, D. 1990. Kualitas ekternal telur ayam petelur yang mendapat pakan
dengan penambahan tepung ikan fermentasi menggunakan isolat produser
antihistamin. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol. 1 (2):44-55.
34
Dirgahayu, Nadia. 2015. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah
Gonilan Kartasura Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah Surakarta:
Skripsi.
Elvira, S., Soewarno T. Soelcarto dan S. S. Mansjoer. 1994. Studi komparatif sifat
mutu dan fungsional telur puyuh dan telur ayam ras. Hasil Penelitian. Bul.
T& dan Indwb.I P m, Vd. V no. 3. Tir. 1994.
Guide. 2005. Layer Isa Brown Management Genetics Co Box Meer Netherlands.
EU.
Latifah, R. 2007. The increasing of afkir ducks egg quality with pregnant mares
serum gonadotropin (pmsg) hormones. The way to increase of layer duck.
4:18.
Lomu, M.A., P.C. Glatz and Y.J. Ru , 2004. Metabolizable energy of crop
contents in free-range hens. Int. J. Poultry. Science., 3: 728-732. fertilitas,
daya tetas dan bobot tetas telur ayam kampung. Animal Prod.1:36-39.
35
Muchtadi, T.R. dan Sugiono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Tinggi Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Nesheim, M. C., R.E. 1997. Poultry Production. Lea and Febiger, Philadelphia. .
Austich and L.E. Card.
North, MO. 1984. Comercial chicken production manual. 3 rd. AVI Publishing
Company Ine. Wesport. Connecticut.
North, M. O., dan D. D. Bell. 1990. Commercial chicken production manual. New
York. Van Nostrand Reinhold.p.237.
North, MO. 1992. Commercial chicken production manual. 5th edition. The
Persada. Jakarta.
Nobel. 1995. Yield and cutting of pekin and muscovy ducks. In: 6th Eur. Symp
Poultry Meat Quality, Ploufragan, 352-360.
36
Rasyaf. 1994. Beternak ayam petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Romanoff, A. I., dan A. J. Romanoff. 1963. The avian egg. Jhon Willey and Sons.
Inc. New York.
Romanoff, H. L. and A. J. Romanoff. 1973. The Avian Egg. John Willy dan Sons
Inc, New york.
Sahara, E. 2010. Pengaruh indeks Warna Kuning Telur dengan Pemberian Tepung
Daun Kaliandra (Caliandra Calothyrsus) dan Kepala Udang dalam Pakan
Itik. Jurnal Sains Peternakan Indonesia. Vol. 5 No. 1.
Sahlan. 2013. Pengaruh berat badan ayam ras petelur fase grower terhadap
produksi telur pada fase produksi. Skripsi.Fakultas Peternakan. Universitas
Hasanudin. Makasar.
Scott, M. L., Nesheim, M., and Young, R. J. 1992. Nutrition of The Chicken. Fifth
Ed. Scott, M. L. and Associates. Ithaca. New York.
Sodak J. F. 2011. Karakteristik Fisik dan Kimia Telur Ayam Arab pada Dua
Peternakan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Skripsi. Departemen
Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor.
37
Stadelman, W. J., dan O.J. Cotterill. 1997. Egg science and technology, 4th
Edition. Food Products Press. An Imprin of the Howorth Press, Inc., New
York.
Stadelman, W. J., dan O.J. Cotterill. 1995. Egg Science and Technology. The Avi
Publishing, Westport. Connecticut.
Stadelman, W. J., dan O.J. Cotterill. 1977. Egg science and technology, 2nd Ed.
Avi Publishing Company Inc. West Port Connecticut.
Sudaryani, T,. dan Santoso 2003. Kualitas telur. Penebar Swadaya, Jakarta.
Syamsir, E. 1994. Studi Komparatif Sifat Mutu dan Fungsional Telur Puyuh dan
Telur Ayam Ras. Buletin Teknologi dan Industri Pangan. Bogor. Volume V
nomor 3.
Syarif, D. R., 2003. Childhood obesity : evaluation and management. Dalam: Adi
S., et al (Editor). Naskah Lengkap National Obesity Symposium II.
Surabaya
Tugiyanti E,. dan I. Ning. 2012. Kualitas Eksternal Telur Ayam Petelur yang
Mendapat Ransum dengan Penambahan Tepung Ikan Fermentasi
Menggunakan Isolasi Prosedur Antihistamin. Jurnal Aplikasi Teknologi
Pangan. Vol 1(2).
38
Winarno, F.G. dan S. Koswara. 2002.Telur :Komposisi, Penanganan dan
Pengolahannya, M-Brio Press, Bogor.
Yusuf, M. 2002. Perubahan Warna Kuning Telur Itik Lokal Akibat Penggantian
Beras dengan Jagung Sebagai Sumber Energi dalam Pakan. Skripsi.
Pakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
39
Lampiran 1. Rataan hasil pengukuran Bobot telur, indeks telur, ketebalan kerabang, warna kuning telur, dan Haugh unit
di CV Gunung Nago Kecematan Kinali Kabupaten Pasaman Barat
bobot telur indeks telur ketebalan kerabang warna kuning telur haugh unit
no close open close open close open close open close open
house house house house house house house house house house
1 62.91 63.70 0.78 0.79 0.44 0.46 5 5 85.50 85.37
2 69.74 63.87 0.80 0.76 0.44 0.37 7 8 99.28 92.40
3 65.67 58.52 0.77 0.76 0.46 0.35 7 7 78.31 89.12
4 63.47 63.82 0.81 0.73 0.45 0.33 8 6 85.22 89.68
5 64.47 66.11 0.74 0.82 0.40 0.36 7 5 94.13 95.17
6 66.19 61.62 0.81 0.71 0.38 0.41 9 6 83.66 102.98
7 63.60 66.80 0.75 0.80 0.46 0.37 7 6 98.51 104.60
8 65.74 63.49 0.80 0.76 0.39 0.40 7 6 85.83 88.59
9 71.58 59.39 0.70 0.75 0.39 0.34 7 7 85.96 68.26
10 60.56 62.94 0.77 0.85 0.44 0.36 7 6 95.71 96.14
11 65.06 62.84 0.80 0.76 0.43 0.35 8 6 79.44 90.15
12 65.32 62.58 0.80 0.78 0.46 0.43 6 5 71.76 105.12
13 66.27 64.38 0.73 0.79 0.41 0.40 8 7 102.74 103.25
40
14 66.91 62.64 0.78 0.77 0.46 0.34 7 6 86.57 96.93
15 58.94 62.41 0.76 0.78 0.36 0.38 8 7 99.40 92.10
16 74.74 56.67 0.80 0.79 0.44 0.39 7 8 96.08 96.76
17 62.32 61.87 0.82 0.76 0.30 0.34 6 7 89.15 80.24
18 72.18 62.75 0.81 0.72 0.46 0.36 8 7 97.01 88.59
19 66.45 57.72 0.82 0.76 0.40 0.34 6 8 96.02 105.46
20 65.89 60.40 0.77 0.77 0.39 0.42 8 5 86.73 86.30
21 61.21 62.30 0.80 0.74 0.45 0.33 7 6 88.10 85.79
22 71.06 60.11 0.85 0.78 0.45 0.38 8 7 78.75 93.18
23 62.63 61.72 0.82 0.73 0.34 0.41 7 6 104.66 97.37
24 63.96 54.51 0.76 0.77 0.39 0.39 8 5 89.20 83.83
25 60.41 56.33 0.75 0.82 0.36 0.40 7 5 89.84 81.41
26 73.62 58.61 0.78 0.74 0.38 0.39 7 5 101.47 97.58
27 58.56 62.37 0.80 0.81 0.43 0.34 7 6 90.65 69.50
28 61.20 70.10 0.80 0.76 0.40 0.44 7 7 99.64 91.06
29 64.56 61.30 0.87 0.72 0.45 0.35 7 5 86.59 76.52
30 61.18 59.60 0.77 0.77 0.45 0.32 6 6 89.23 85.62
31 69.16 68.18 0.77 0.79 0.40 0.35 7 7 91.55 82.15
41
32 63.81 61.61 0.76 0.76 0.34 0.31 6 8 100.19 80.34
33 64.76 57.79 0.74 0.79 0.45 0.30 5 8 89.65 83.47
34 62.78 67.12 0.81 0.80 0.45 0.41 7 9 96.57 74.37
35 75.45 63.07 0.80 0.86 0.44 0.31 8 6 84.72 80.84
36 65.02 60.72 0.80 0.80 0.45 0.34 6 7 99.56 89.00
37 57.80 61.47 0.75 0.85 0.43 0.39 6 6 90.37 80.64
38 66.29 62.74 0.78 0.73 0.48 0.39 8 7 90.52 82.32
39 56.69 53.24 0.81 0.75 0.42 0.37 8 8 102.76 72.81
40 55.79 56.53 0.78 0.75 0.40 0.43 7 6 87.85 71.95
41 62.08 64.51 0.77 0.82 0.41 0.42 8 7 100.30 89.42
42 66.86 61.61 0.78 0.78 0.40 0.43 7 8 101.17 77.67
43 67.25 58.72 0.79 0.76 0.42 0.41 7 6 103.46 83.02
44 59.89 62.93 0.79 0.75 0.41 0.32 6 6 101.96 76.36
45 58.18 64.80 0.80 0.79 0.42 0.37 5 6 85.25 91.09
46 65.26 63.72 0.75 0.79 0.37 0.46 7 7 100.96 75.68
47 69.67 67.04 0.77 0.81 0.43 0.39 5 8 89.98 75.94
48 61.70 65.04 0.80 0.79 0.44 0.41 5 6 99.85 89.85
49 67.27 62.13 0.75 0.79 0.41 0.42 6 7 101.77 76.96
42
50 62.89 61.40 0.82 0.82 0.34 0.40 8 8 101.05 78.40
51 65.01 60.27 0.76 0.80 0.39 0.38 6 5 98.12 92.45
52 55.12 64.39 0.71 0.80 0.41 0.35 5 7 85.45 63.81
53 65.18 59.72 0.75 0.80 0.38 0.36 5 5 84.32 90.02
54 75.00 56.94 0.80 0.62 0.38 0.45 6 7 78.95 80.90
55 75.58 61.32 0.79 0.74 0.37 0.42 8 5 85.27 82.07
56 67.54 68.10 0.79 0.78 0.46 0.38 5 6 96.70 68.04
57 57.47 61.63 0.75 0.75 0.44 0.31 5 6 94.58 79.65
58 62.89 64.52 0.80 0.74 0.33 0.43 5 7 95.30 96.34
59 70.71 60.72 0.87 0.76 0.40 0.39 7 5 91.81 93.86
60 62.81 60.61 0.81 0.78 0.40 0.40 5 6 91.79 85.22
61 69.72 58.80 0.77 0.76 0.44 0.47 7 7 88.80 93.02
62 65.71 63.62 0.81 0.76 0.46 0.44 8 8 85.92 89.17
63 63.70 64.21 0.80 0.80 0.42 0.38 7 6 87.01 90.76
64 71.55 62.81 0.78 0.74 0.40 0.40 7 6 101.22 88.57
65 71.03 62.58 0.77 0.76 0.40 0.40 7 6 95.97 88.81
66 58.72 58.69 0.77 0.79 0.38 0.36 8 5 95.54 90.89
67 64.61 53.22 0.82 0.79 0.45 0.48 5 5 103.39 89.44
43
68 66.21 61.13 0.82 0.73 0.47 0.44 8 8 107.69 89.10
69 62.07 59.72 0.77 0.81 0.42 0.40 8 8 104.17 85.61
70 67.11 61.52 0.78 0.76 0.41 0.31 7 7 85.70 82.14
71 63.70 63.72 0.77 0.73 0.44 0.35 5 6 83.27 85.36
72 63.87 67.04 0.77 0.82 0.31 0.32 6 6 83.61 92.39
73 58.52 65.04 0.80 0.71 0.46 0.35 7 6 96.88 89.12
74 63.82 62.13 0.77 0.80 0.46 0.31 7 7 89.42 89.67
75 68.11 61.40 0.78 0.76 0.43 0.30 6 7 93.68 95.17
76 61.62 60.27 0.73 0.75 0.38 0.41 5 7 84.88 102.98
77 66.80 64.39 0.81 0.85 0.46 0.31 6 5 103.84 104.60
78 63.49 59.72 0.82 0.76 0.43 0.34 5 6 104.51 88.58
79 59.39 56.94 0.92 0.78 0.38 0.39 7 5 96.64 68.05
80 62.94 61.32 0.80 0.79 0.38 0.39 6 5 95.90 86.14
81 62.84 68.10 0.84 0.77 0.46 0.37 7 7 102.54 82.00
82 62.58 61.63 0.75 0.78 0.42 0.43 6 6 90.39 101.11
83 64.38 64.52 0.77 0.79 0.44 0.42 6 5 83.77 102.56
84 62.64 60.72 0.77 0.76 0.40 0.43 8 7 99.66 91.93
85 62.41 60.61 0.83 0.72 0.37 0.41 4 6 90.81 92.14
44
86 59.67 58.80 0.64 0.76 0.33 0.32 7 5 71.29 96.71
87 61.87 63.62 0.96 0.77 0.36 0.37 6 7 78.52 80.24
88 62.75 64.21 0.79 0.74 0.45 0.46 6 5 94.63 88.52
89 60.72 62.81 0.78 0.78 0.46 0.39 5 5 90.86 105.45
90 60.40 62.58 0.96 0.73 0.44 0.41 8 6 91.84 86.23
91 62.30 58.69 0.78 0.77 0.40 0.42 8 6 83.49 85.74
92 60.11 66.80 0.80 0.82 0.34 0.40 7 6 90.43 83.18
93 61.72 63.49 0.77 0.74 0.42 0.38 8 6 100.28 87.37
94 64.51 59.39 0.82 0.81 0.46 0.35 6 7 97.25 83.81
95 56.33 62.94 0.82 0.76 0.40 0.36 8 7 90.66 81.40
96 60.61 62.84 0.79 0.72 0.39 0.45 6 8 95.99 97.52
97 62.37 62.58 0.77 0.77 0.41 0.42 7 5 95.11 69.50
98 72.10 64.38 0.78 0.72 0.38 0.38 7 6 100.44 82.06
99 61.30 62.64 0.80 0.76 0.41 0.31 5 5 83.73 76.52
100 59.60 62.41 0.77 0.77 0.42 0.43 8 6 95.31 85.34
101 68.18 56.67 0.81 0.74 0.35 0.39 6 6 81.77 82.14
102 61.61 61.87 0.80 0.78 0.40 0.40 6 6 89.93 80.33
103 57.79 62.75 0.80 0.73 0.35 0.47 4 7 85.33 83.40
45
104 67.12 57.72 0.87 0.77 0.39 0.46 7 7 98.36 74.36
105 63.07 60.27 0.80 0.82 0.32 0.37 6 7 90.27 80.84
106 60.72 64.39 0.80 0.74 0.36 0.35 6 5 85.14 85.05
107 61.47 59.72 0.80 0.81 0.41 0.33 6 8 100.29 80.63
108 62.74 56.94 0.78 0.76 0.44 0.36 7 5 90.35 82.32
109 53.24 61.32 0.79 0.72 0.31 0.41 6 5 86.70 72.54
110 56.53 58.52 0.82 0.77 0.40 0.37 8 6 91.46 71.94
111 64.51 63.82 0.78 0.79 0.39 0.40 5 7 90.51 89.22
112 61.61 66.11 0.75 0.76 0.37 0.34 6 6 83.89 77.67
113 58.72 61.62 0.79 0.79 0.31 0.36 7 7 84.75 83.01
114 62.93 66.80 0.80 0.80 0.37 0.35 6 7 95.90 76.35
115 66.80 63.49 0.80 0.86 0.44 0.43 6 8 99.71 91.08
116 63.72 59.39 0.82 0.80 0.41 0.40 6 6 85.14 75.34
117 67.04 62.94 0.87 0.85 0.39 0.34 7 8 98.28 75.94
118 65.04 62.84 0.76 0.73 0.41 0.38 7 5 95.53 89.85
119 62.13 62.58 0.80 0.75 0.37 0.39 8 6 85.10 76.95
120 61.40 64.38 0.80 0.75 0.39 0.34 7 6 90.53 78.39
121 60.27 62.64 0.80 0.82 0.31 0.36 6 5 84.66 92.44
46
122 64.39 62.41 0.78 0.78 0.39 0.34 5 7 88.83 63.80
123 59.72 56.67 0.87 0.76 0.39 0.42 5 6 91.75 90.01
124 56.94 59.72 0.80 0.75 0.37 0.33 6 7 101.68 80.89
125 61.32 56.94 0.79 0.79 0.43 0.38 7 6 94.81 82.06
126 68.10 61.32 0.79 0.79 0.42 0.41 6 5 93.63 88.03
127 61.63 68.10 0.75 0.81 0.39 0.39 4 6 84.75 79.64
128 64.52 61.63 0.84 0.79 0.39 0.40 6 6 94.43 96.33
129 60.72 64.52 0.71 0.79 0.35 0.39 6 7 84.09 93.23
130 60.61 60.72 0.74 0.82 0.32 0.31 7 7 95.46 85.21
131 58.80 60.61 0.78 0.80 0.30 0.43 7 6 84.66 93.01
132 63.62 58.80 0.78 0.80 0.42 0.39 6 5 94.63 89.16
133 64.21 58.52 0.75 0.80 0.41 0.40 6 6 83.57 90.76
134 62.81 63.82 0.79 0.62 0.38 0.47 6 6 95.93 88.52
135 62.58 66.11 0.75 0.74 0.41 0.46 5 7 84.23 88.80
136 58.69 61.62 0.78 0.78 0.32 0.37 7 7 74.63 90.82
137 53.22 66.80 0.79 0.75 0.32 0.35 7 6 92.34 89.44
138 61.13 63.49 0.77 0.74 0.41 0.33 7 6 95.00 89.09
139 59.72 59.39 0.77 0.76 0.40 0.36 6 8 79.86 85.60
47
140 61.52 62.94 0.75 0.78 0.38 0.41 5 5 84.91 82.14
141 63.51 62.84 0.82 0.76 0.43 0.37 5 6 102.91 85.36
142 62.40 62.58 0.83 0.76 0.33 0.37 7 6 94.56 94.39
143 63.21 64.38 0.77 0.80 0.30 0.35 5 7 85.29 86.12
144 60.75 62.64 0.81 0.74 0.42 0.33 6 7 84.78 89.67
145 61.53 62.41 0.73 0.76 0.38 0.36 5 5 104.86 95.17
146 61.42 56.67 0.79 0.79 0.34 0.41 6 7 94.84 102.34
147 76.27 61.87 0.79 0.79 0.39 0.37 6 6 101.40 101.60
148 62.31 62.75 0.80 0.73 0.43 0.40 7 7 99.60 88.58
149 65.10 57.72 0.80 0.76 0.34 0.34 7 6 99.79 88.25
150 59.51 60.40 0.79 0.73 0.40 0.36 5 7 90.69 96.14
151 61.05 62.30 0.81 0.82 0.40 0.35 6 7 84.68 90.15
152 58.49 60.11 0.77 0.71 0.31 0.43 7 6 105.30 85.11
153 67.91 61.72 0.80 0.80 0.42 0.40 6 6 93.62 103.24
154 59.81 57.72 0.77 0.76 0.31 0.34 7 5 85.71 96.93
155 65.21 56.67 0.77 0.75 0.43 0.38 6 7 89.01 88.75
156 63.48 63.49 0.80 0.85 0.46 0.39 5 6 94.86 89.91
157 58.39 56.67 0.93 0.76 0.37 0.34 7 5 88.76 88.78
48
158 60.18 59.72 0.81 0.78 0.42 0.36 6 7 91.41 84.02
159 60.61 56.94 0.96 0.79 0.44 0.34 8 7 84.09 86.09
160 60.50 58.80 0.78 0.77 0.31 0.42 6 6 84.02 100.87
jumlah 10148.74 9875.40 126.75 123.53 63.99 60.96 1038.00 1011.00 14704.96 13900.40
Rata-rata 63.43 61.72 0.79 0.77 0.40 0.38 6.49 6.32 91.91 86.88
Sd 4.29 3.04 0.08 0.04 0.04 0.04 1.04 0.95 7.39 8.73
Kk 6.77 4.92 5.24 4.75 10.87 10.78 16.03 15.00 8.04 10.04
49
Lampiran 2.Uji Beda Dua Rataan Bobot Telur Close House dan Open
House
Karna t hitung < t tabel (0,186 < 3,49), pada tarafnyata () 0,05
Maka dapat dinyatakan bahwa rataan bobot telur ayam close house dan open
house berbeda tidak nyata, karna thitung < ttabel (0,186<3,49), pada tarafnyata ()
0.05
50
Lampiran 3.Uji Beda Dua Rataan Indeks Telur Close House dan Open
House
Karna t hitung > t tabel (4,54 > 3,49), pada tarafnyata () 0,05
Maka dapat dinyatakan bahwa indeks telur ayam close house dan open
house berbeda sangat nyata, karna thitung > ttabel (4,54 >3,49), pada tarafnyata ()
0.05
51
Lampiran 4.Uji Beda Dua Rataan Ketebalan Kerabang Close House dan
Open House
Karna t hitung > t tabel (100 > 3,49), pada tarafnyata () 0,05
Maka dapat dinyatakan bahwah rataan ketebalan kerabang telur ayam close
house dan open house berbeda sangat nyata, karna thitung > ttabel (100 > 3,49), pada
tarafnyata () 0.05
52
Lampiran 4.Uji Beda Dua rataan Warna Kuning Telur Close House dan
Open House
Karna t hitung < t tabel (0,944 < 3,49), pada tarafnyata () 0,05
Maka dapat dinyatakan bahwa rataan warna kuning telur ayam close house
dan open house berbeda tidak nyata, karna thitung < ttabel (0,944 < 3,49), pada taraf
nyata () 0,05.
53
Lampiran 5.Uji Beda Dua rataan Haugh Unit Open House dan Close
House
Karna t hitung < t tabel (0,209 < 3,49), pada tarafnyata () 0,05
Maka dapat dinyatakan bahwa rataan haugh unit ayam close house dan open
house berbeda tidak nyata, karena thitung < ttabel (0,209 < 3,49), pada tarafnyata ()
0,05.
54
Bobot telur Indeks Telur
sekolah di SMA Negeri 1 Padang Gelugur dan tamat pada tahun 2012. Pada tahun
Koto Kabupaten Pasaman. Pada tanggal 14 Juni sampai 01 Agustus 2016 penulis
Kualitas Telur Ayam Ras Yang Menggunakan Sistem Close House dan Open
Nurhana
57