You are on page 1of 5

LAPORAN LAB TEKNIK PENGUKURAN FREKUENSI TINGGI

Percobaan

Pengukuran Karakteristik Antena Discone

Oleh:

Kelompok 1/Kelas 3B1

1. Roni Cahyadi / 141331059

2. Alifan Ramadhan / 151331034

3. Andre Al Hidayat / 151331035

4. Andri Noor Lucky / 151331036

Tanggal Percobaan : 11/10/2017

Tanggal Pengumpulan Laporan : 18/10/2017

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

OKTOBER 2017
1. PERCOBAAN NO :2

2. JUDUL PERCOBAAN : Pengukuran Karakteristik Antena Discone

3. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
3.1 Memahami tentang karakteristik, sifat dan kontruksi antenna discone
3.2 Mengukur diameter antenna discone (D)
3.3 Mengukur return loss antenna discone (RL)
3.4 Mengukur VSWR antenna discone
3.5 Menghitung Lmax dari antenna discone

4. PENDAHULUAN

Discone antenna

A discone antenna is a version of a biconical antenna in which one of the cones is


replaced by a disc. It is usually mounted vertically, with the disc at the top and the cone
beneath.

Omnidirectional, vertically polarized and with gain similar to a dipole, it is


exceptionally wideband, offering a frequency range ratio of up to approximately 10:1.
The radiation pattern in the horizontal plane is quite narrow, making its sensitivity
highest in the direction of the horizon and rather less for signals coming from relatively
close by.

The discone antenna has a useful frequency range of at least 10 to 1. When employed
as a transmitting antenna, it is often less efficient than an antenna designed for a more
limited frequency range. SWR (standing wave ratio) is typically 1.5:1 or less over
several octaves of frequency. A discone antenna consists of three main parts: the disc,
the cone, and the insulator.
The disc: The disc should have an overall diameter of 0.7 times a quarter wavelength
of the antenna's lowest frequency. The antenna's feed point is at the center of the disc.
It is usually fed with 50-ohm coaxial cable, with the center conductor connected to the
disc, and the outer conductor to the cone.
The cone: The length of the cone should be a quarter wavelength of the antenna's lowest
operating frequency.[2] The cone angle is generally from 25 to 40 degrees.
The insulator: The disc and cone must be separated by an insulator, the dimensions of
which determine some of the antenna's properties, especially on near its high frequency
limit.

5. ALAT/BAHAN YANG DIPERLUKAN


Adapun alat dan komponen yang digunakan adalah sebagai berikut :
5.1 Anritsu S3310 SiteMaster : 1 buah
5.2 Antena Discone : 2 buah
5.3 Calibrator T : 1 buah
5.4 Konektor koaksial : 1 buah
5.5 Kabel BNC to BNC : 1 buah

6. SETUP PENGUKURAN

Gambar 6.1. Setup Pengukuran Kalibrasi Alat


Antenna Discone

Anritsu

Kabel BNC to BNC


Gambar 6.2 Setup Pengukuran Antena Discone
7. LANGKAH KERJA
Ukurlah diameter dari cone menggunakan meteran.
Hitunglah besarnya max dan frekuensi dari besar diameter yang didapat.
Setting range frekuensi pada site master dengan cara :
1. Tekan tombol MODE
2. Pilih FREQ-VSWR atau Return Loss
3. Tekan ENTER
4. Tekan tombol FREQ/DIST
5. Tekan F1 soft key
6. Masukan angka 8,9,0 atau pilih Freq yg telah ditentukan/disimpan
7. Tekan ENTER utk menentukan F1=400 MHz
8. Tekan F2 soft key
9. Masukan angka 9,6,0 a atau pilih Freq yg telah ditentukan/disimpan
10. Tekan ENTER utk menetukan F2=1000 MHz
Setelah itu lakukan kalibrasi
1. Tekan Tombol START CAL (akan muncul pesan "Connect Open to RF out
port
2. Pasang precision "OPEN kemudian tekan ENTER, akan muncul pesan
"Measuring OPEN setelah proses itu selesai muncul pesan "Connect SHORT
to RF out port
3. Lepaskan precision OPEN, pasang precision SHORT kemudian tekan tombol
ENTER dan akan muncul pesan
"Measuring SHORT setelah itu muncul pesan lagi "Connect TERMINATION
to RF out
4. Lepaskan precision SHORT dan pasang precision TERMINATION tekan
ENTER dan akan muncul pesan "Measuring TERMINATION
5. Periksa di sudut kiri atas tulisan CAL ON (alat ukur sudah terkalibrasi dengan
baik).
Kemudian pasangkan antenna discone dengan site master menggunakan kabel
BNC to BNC.
Amati dan catat besarnya Return Loss dan VSWR antenna tersebut dengan
memilih mode Return Loss dan VSWR pada site master.
Foto kurva yang terbentuk pada display site master.

8. DATA HASIL PENGAMATAN


Hitungan
D = 13 cm = 0.13m
= 0.275
= 0.13 / 0.275 = 0.4727m
f = 300 x 10 8 / 0.4727 = 638 MHz
Pengukuran

F = 893 MHz

Return Loss = 31.18 dB

F = 893 MHz

VSWR = 1.06

9. ANALISA
Pada Percobaan ini pengukuran VSWR yang kita dapatkan yaitu 1.06 pada
frekuensi 893 MHz, nilai yang didapat sesuai dengan kategori VSWR yang baik yaitu
berada dalam rentang 1-2, dan nilai frekuensi yang didapat sama dengan frekuensi pada
pengukuran return loss.
Lalu return loss yang kita dapatkan adalah sebesar 31.18 dB pada frekuensi 893
MHz, nilai yang didapat tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu return loss yang baik
adalah yang kurang dari 10 dB. Hal ini juga dapat dipengaruhi dari antenanya atau cara
pengukurannya, karena kendala saat percobaan pengukuran yang kami lakukan adalah
antena tidak dipasang pada penyangga melainkan dipegang oleh praktikan.

10. KESIMPULAN
1. Return loss yang didapat tidak sesuai dengan kondisi antena yang baik karena lebih dari
10 dB.
2. VSWR yang didapat sesuai dengan kondisi antena yang baik karena diantara 1-2..
3. Saat akan melakukan percobaan antena discone seharusnya dipasang pada penyangga
antena agar hasil yang didapat akan lebih baik.

You might also like