You are on page 1of 17

Tugas:

EKOLOGI PERTANIAN

Jenis jenis pupuk

Oleh:

MUHAMMAD HAERIL RAUF


D1D1 16 062
KELAS. A

JURUSAN ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
1 JUNI 2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup atau
makhluk hidup yang telah mati, meliputi kotoran hewan, seresah, sampah,dan berbagai
produk antara dari organisme hidup (Sumekto, 2006:1). Pupuk organik ada beberapa
macam, yaitu pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi, dan kompos (Purwendro dan
Nurhidayat, 2007:15). Kompos diperoleh dari hasil pelapukan bahan-bahan tanaman atau
limbah organik seperti jerami, sekam, daun-daunan, rumput-rumputan, limbah organik
pengolahan pabrik, dan sampah organik yang terjadi karena perlakuan manusia. (Musnamar,
2009:21). Secara biologi cacing memainkan peranan utama dalam mengubah bahan organik
menjadi humus sehingga dapat memperbaiki kesuburan tanah. Kotoran cacing tersebut
berupa casts yang mengandung 40% humus dibanding bagian atas tanah dimana cacing
hidup .
Pupuk bokashi merupakan salah satu alternatif dalam penerapan teknologi pertanian
organik yang berwawasan lingkungan. Bokashi merupakan salah satu alternatif dalam
penerapan teknologi pertanian organik yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan,
yang akan diteliti dalam pengamatan ini adalah dosis dan waktu peberian pupuk bokashi
yang dapat menyebabkan pertumbuhan sawi (Brassica Juncea L.) paling optimal.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pupuk ?
2. Bagaimana Klasifikasi pupuk ?
3. Apa itu pupuk anorganik ?
4. Apa saja metode analisa kandungan nitrogen?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar kita mengetahui pengertian pupuk dan jenis-jenisnya
2. Agar kita mengetahui klasifikasi pupuk
3. Agar kita mengetahui apa itu pupuk anorganik
4. Agar kita mengetahui apa saja metode analisa kandungan nitrogen
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pupuk

Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun yang
anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan
bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor keliling atau
lingkungan yang baik ( Sutejo, 1999 )

Pupuk didefenisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman
dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal
digunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman, dan arang kayu ( Novizan, 2005
).

Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur
untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Pupuk mengenal istilah makro dan
mikro. Meskipun belakangan ini jumlah pupuk cenderung makin beragam dengan aneka
merek, kita tidak akan terkecoh dan tetap berpedoman kepada kandungan antara unsur
makro dan mikro yang digunakan ( Lingga, 2001 ).

Pupuk bagi tanaman sama seperti makanan pada manusia. Oleh tanaman, pupuk
digunakan untuk hidup, tumbuh, dan berkembang. Jika dalam makanan manusia
dikenal ada istilah gizi maka dalam pupuk yang beredar saat ini terdiri dari bermacam-
macam jenis, bentuk, warna, dan merek. Namun, berdasarkan cara aplikasinya
hanya ada dua jenis pupuk akar dan pupuk daun. Manfaat pupuk adalah menyediakan unsur
hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan
tanaman. Namun, secara lebih terinci manfaat pupuk ini dapat dibagi dalam dua macam,
yaitu yang berkaitan dengan perbaikan sifat fisik dan kimia tanah. ( Marsono, 2005 ).

2.2 Klasifikasi pupuk

Pupuk diklasifikasikan menjadi dua yakni sisa-sisa atau seresah tanaman, limbah atau
kotoran hewan, demikian pula kompos, yang dapat diubah di dalam tanah menjadi bahan-
bahan organik tanah, lazim disebut pupuk alam atau pupuk organik. Sedangkan pupuk yang
dibuat di pabrik disebut pupuk buatan atau pupuk anorganik.

2.2.1 Pupuk organik


Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah
melalui proses pem-busukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk
kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk
kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan
unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah.

Ada beberapa kelebihan dari pupuk organik ini sehingga sangat disukai oleh petani, di
antaranya sebagai berikut :

1. Memperbaiki struktur tanah, terjadi karena organisme tanah pada saat


penguraian bahan organik dalam pupuk bersifat sebagai perekat dan dapat
mengikat butir-butir tanah menjadi butiran yang lebih besar
2. Menaikkan daya serap tanah terhadap air, bahan organik memiliki daya serap
yang besar terhadap air tanah.
3. Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah, disebabkan oleh organisme
dalam tanah yang memanfaatkan bahan organik sebagai makanan.
4. Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman, pupuk organik mengandung zat
makanan yang lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk anorganik.

2.2.2. Jenis-jenis Pupuk Organik

Jenis pupuk organik sangat beragam. Kalau jenis pupuk anorganik ditentukan oleh
kadar haranya maka jenis pupuk organik ini ditentukan oleh asal bahan terbentuknya.

a. Pupuk kandang

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik berupa
kotoran padat (feses) yang tercampur sisa makanan maupun air kencing (urine).
Kadar hara kotoran ternak berbeda-beda karena masing-masing ternak mempunyai sifat
khas tersendiri.

b. Kompos

Kompos merupakan hasil dari pelapukan bahan-bahan berupa dedaunan, jerami,


alang-alang, rumput, kotoran hewan, sampah kota, dan sebagainya. Proses pelapukan bahan-
bahan tersebut dapat dipercepat melalui bantuan manusia.

c. Pupuk hijau

Disebut pupuk hijau karena yang dimanmfaatkan sebagai pupuk adalah hijauan,
yaitu bagian-bagian seperti daun, tangkai, dan batang tanaman tertentu yang masih muda.
Tujuannya, untuk menambah bahan organik dan unsur-unsur lainnya ke dalam tanah,
terutama nitrogen ( Sutejo, 2002 ).

d. Pupuk Bokashi

Bokashi adalah pupuk kompos yang dibuat dengan proses peragian bahan
organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisme 4) atau disebut dengan hasil
fermentasi. Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik dapat dihasilkan
dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional.

EM4 (Effective Microorganisme 4) mengandung ragi, bakteri fotosintetik, jamur


pengurai, selulosa Azotobacter sp. Dan Lactobacillus sp. Bahan-bahan yang dibutuhkan
untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian seperti
jerami, sekam (kulit padi), dan seterusnya. Tetapi yang paling baik digunakan sebagai
bahan pokok adalah dedak (bekatul) karena kandungan zat gizinya sangat baik untuk mikro-
organisme. Ada beberapa jenis pupuk Bokashi yaitu :

1. Bokashi Jerami dan Bokashi Pupuk Kandang

Bokashi Jerami sangat baik digunakan untuk melanjutkan proses pelapukan mulsa
dan bahan organik lainnya di lahan pertanian. Bokashi Jerami juga sesuai untuk
diaplikasikan di lahan sawah. Sedangkan penggunaan Bokashi pupuk kandang baik
digunakan dalam pembibitan tanaman. Dan dapat diaplikasikan dengan tanah pada
perbandingan 1:1.

2. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Arang

Pembuatan Bokashi model ini sangat mudah dilakukan di lingkungan


pertanian dan peternakan. Jadi, mudah untuk mendapatkan bahan yaitu kotoran hewan
(pupuk kandang) dan Sekam (kulit Gabah Beras), dimana untuk Sekam diarangkan terlebih
dahulu. Beberapa cara untuk membuat Arang Sekam diantaranya yaitu :

- Pembuatan Arang Sekam dengan cara dibakar dalam tong

- Pembuatan Arang Sekam dengan cara disangrai.

3. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Tanah

Bokashi pupuk kandang tanah dapat dipergunakan di dalam pembuatan tanaman.


Dalam hal tersebut bokashi pupuk kandang cukup dicampur dengan tanah pada
perbandingan 1:1.
4. Bokashi Pupuk Kandang Ekspres (24 jam)

Bokashi ekspres sangat baik untuk dijadikan mulsa pada pertanaman sayuran dan buah-
buahan. Cara pembuatan bokashi ekspres hanya bahan-bahan yang akan difermentasikan
dicampur dengan bokashi yang sudah jadi dan dedak secara merata. Proses fermentasi
hanya berlangsung selama 24 jam dan sesudah itu bahan dapat diaplikasikan sebagai
pupuk organik (www.deptan.go.id/feati/teknologi/bokashi.pdf).

2.2.3 Pupuk anorganik

Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh
pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase , misalnya,
pupuk urea berkadar nitrogen 45-46%, (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara
nitrogen). Jenis-jenis pupuk anorganik menurut unsur hara yang dikandungnya
dapat dibagi menjadi dua yaitu, pupuk tunggal dan pupuk majemuk.

a. Pupuk tunggal

Dikatakan pupuk tunggal karena hara yang dikandungnya hanya satu. Ke


dalam kelompok pupuk tunggal ini ada tiga macam pupuk yang dikenal dan banyak beredar
di pasaran, yaitu pupuk yang berisi hara utama nitrogen (N), hara utama fosfor

b. Pupuk Majemuk

Pupuk majemuk merupakan pupuk campuran yang sengaja dibuat oleh pabrik dengan
cara mencampurkan dua atau lebih unsur hara. Misalnya, pupuk Nitrogen dicampurkan
dengan Phospat menjadi pupuk NP, dan dicampur lagi dengan Kalium menjadi pupuk NPK.
Kandungan hara dari pupuk ini lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk tunggal.

2.3 Jenis-jenis Pupuk Anorganik

2.3.1 Pupuk Sumber Nitrogen

a. Amonium nitrat

Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan
daerah panas. Amonium nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan terlalu
lama.

b. Amonium sulfat (NH 4 ) 2 SO 4

Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen dan 26%
sulfur (S), berbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis.
c. Kalsium nitrat

Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut dalam air, dan
sebagai sumber kalsium yang baik karena mengandung 19% Ca. Sifat lainnya adalah
bereaksi basa dan higroskopis.

d. Urea (CO(NH 2 ) 2 )

Pupuk urea mengandung 45-46% nitrogen (N). Karena kandungan N yang tinggi
menyebabkan pupuk ini menjadi sangat higroskopis. Urea sangat mudah larut dalam air
dan bereaksi cepat, juga mudah menguap dalam bentuk amonia. Urea dibuat dari gas
amoniak dan gas asam arang. Sifat lainya adalah mudah tercuci oleh air dan mudah terbakar
oleh sinar matahari. Keuntungan menggunakan pupuk urea adalah mudah diserap tanaman.
Selain itu, kandungan N yang tinggi pada urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal
tanaman. Kekurangannya bila diberikan ke dalam tanah yang miskin hara akan berubah ke
wujud atau bahan awalnya, yakni amonia dan karbondioksida yang mudah menguap.
Berdasarkan bentuk fisiknya maka urea dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu urea prill
dan urea nonprill.

d.1 Urea prill

Urea prill merupakan urea yang berbentuk butiran halus berwarna putih.
Dibandingkan dengan bentuk lainnya, urea prill mempunyai beberapa kelebihan yakni:

a. Dikenal luas di kalangan petani sehingga menjadi prioritas utama pemupukan.


b. Mudah didapatkan di Koperasi Unit Desa (KUD), pengecer pupuk dan kios

petani.

c. Harga terjangkau petani.


d. Mudah diaplikasikan, yaitu dengan disebar atau dilarutkan.
e. Kandungan N cukup tinggi, yaitu sekitar 46%

f. Dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti memupuk tambak, untuk


campuran ransum atau pakan ternak.

Selain kelebihan yang dimilikinya, urea bentuk prill mempunyai kekurangan


sebagai berikut :

a) Sangat higroskopis sehingga unsur hara mudah hilang.


b) Sangat mudah larut sehingga unsur hara mudah dicuci.
c) Mudah basah dan hancur sehingga butuh perlakuan khusus dalam
penyimpanan dan packing.
d) Unsur hara yang termanfaatkan hanya 30-50% saja.

d.2 Urea nonprill

Urea nonprill terdiri dari beberapa jenis, diantaranya ialah urea ball fertilizer, urea
super granule, urea briket, dan urea tablet.

1. Urea ball fertilizer

Pupuk urea dengan bentuk bola-bola kecil ini memiliki daya respon cukup tinggi
terhadap pertumbuhan tanaman unsur N-nya dapat dilepas secara lambat dan diikat kuat
oleh partikel tanah dan kemudian akan diserap akar tanaman.

2. Urea super granule (USG)

Bentuk USG hampir sama dengan urea prill hanya ukuran butirannya sedikit lebih
besar. USG mampu meningkatkan produksi tanaman (padi) 3,4-20,4% lebih tinggi
dibandingkan dengan penggunaan urea prill.

3. Urea briket

Urea briket dihasilkureaan dari proses pemadatan urea prill dan


penyempurnaan urea super granule. Bentuknya pipih seperti cakram, bersifat rapuh, mudah
pecah, dan cepat lengket. Kelebihan urea briket, yaitu mudah larut dan unsur hara cepat
tersedia. Sementara kekurangan urea ini diantaranya rapuh, lengket, dan harganya relatif
mahal.

4. Urea tablet

Urea tablet juga berbahan dasar dari urea prill. Dengan proses pengempaan
bertekanan tinggi, urea prill berubah bentuk menjadi tablet. Bila dibandingkan dengan urea
prill, urea tablet lebih banyak memiliki keunggulan seperti efisien

gulma, mengurangi terjadinya pencemaran mikro, dan menciptakan usaha baru bagi
usahawan pupuk.

2.3Pupuk Sumber Fosfor

a. SP36
Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P 2 O 5 . Pupuk ini terbuat dari fosfat alam
dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut di dalam air
dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya
tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar.

b. Amonium phosphat

Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal tanaman (starter
fertilizer). Bentuknya berupa butiran berwarna coklat kekuningan. Reaksinya termasuk
alkalis dan mudah larut di dalam air. Sifat lainnya adalah tidak higroskopis sehingga tahan
disimpan lebih lama dan tidak bersifat membakar karena indeks garamnya rendah.

2.3.3 Pupuk Sumber Kalium

a. Kalium klorida (KCl)

Mengandung 45% K2 O dan khlor, bereaksi agak asam, dan bersifat


higroskopis. Khlor berpengaruh negatif pada tanaman yang tidak membutuhkannya,
misalnya kentang, wortel, dan tembakau.

b. Kalium sulfat (K2 SO 4 )

Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K 2 O-nya sekitar 48-52%.
Bentuknya berupa tepung putih yang larut di dalam air, sifatnya agak mengasamkan tanah.
Dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah tanam.

c. Kalium nitrat (KNO 3 )

Mengandung 13% N dan 44% K2 O. Berbentuk butiran berwarna putih yang tidak
bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.
2.3.4 Pupuk sumber unsur hara makro sekunder

a. Kapur dolomit

Rumus kimianya adalah CaCO 3 .MgCO3. Berasal dari hasil penambangan

bahan galian batuan dolomit. Kelarutannya dalam air cukup baik. Berbentuk bubuk
berwarna putih kekuningan. Bersifat basa sehingga kalau rutin digunakan dapat
meningkatkan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup baik.
Semakin halus butirannya akan semakin baik kualitasnya.

b. Magnesium-sulfat (kiserit)

Rumus kimianya adalah MgSO 4 .H2 O. Bahan dasar yang digunakan dalam
pembuatan pupuk ini adalah Mg(OH) 2 yang disebut brucit dan MgCO 3 yang disebut
magnesit. Kandungan kiserit murni terdiri dari 29% MgO dan 23% S. Kiserit
berbentuk hablur berwarna putih keabu-abuan dan agak sukar larut dalam air. Sifatnya
asam sehingga bila digunakan terus-menerus dapat menyebabkan tanah bereaksi asam.

2.4 Nitrogen

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yaitu untuk
pembentukan asam amino yang akan diubah menjadi protein. Kekurangan nitrogen akan
mengurangi efisiensi pemanfaatan sinar matahari dan ketidakseimbangan serapan unsur
hara. Tanaman yang kekurangan nitrogen ditandai oleh daun-daun tua berwarna hijau pucat
kekuning-kuningan dan kecepatan produksi daun menurun. Sebaliknya kelebihan nitrogen
menghasilkan daun yang lebih besar, batang menjadi lunak dan berair sehingga mudah
rebah dan mudah diserang penyakit, serta pematangan buah juga terhambat.

Fungsi nitrogen bagi tanaman adalah sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman,

2. Dapat menyehatkan pertumbuhan daun,

3. Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman,

4. Meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan,

5. Meningkatkan berkembangbiaknya mikro-organisme di dalam tanah


Gejala kekurangan unsur hara nitrogen

1. Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan


2. Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini
dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun
3. Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun
bagian bawah terus ke bagian atas
4. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
5. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak
sebelum waktunya

2.5 Metode Analisa Kandungan Nitrogen

2.5.1 Metode Kjeldahl

Metode kjeldahl merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kadar


nitrogen. Pada dasarnya analisa nitrogen cara kjeldahl dapat dibagi menjadi tiga tahapan
yaitu proses destruksi, destilasi, dan titrasi.

a. Prinsip Dasar

Metoda Kjedahl berdasarkan pada destruksi basah pada sampel, yakni dengan
memanaskan sampel dengan asam sulfat pekat dengan menggunakan suatu katalis dimana
hasil destruksi yang diperoleh dibasakan terlebih dahulu, lalu didestilasi. Amonia yang
dibebaskan ditampung dalam suatu larutan asam sulfat 0,25 N. Jumlah amonia diketahui
dengan cara menitrasi destilat tersebut dengan suatu larutan basa dengan menggunakan
indikator campuran (merah metil + metil biru).

Cara Kjedahl umumnya dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara makro dan
semimikro. Cara makro digunakan untuk contoh yang sukar dihomogenisasi dan berukuran
besar, sedang cara semimikro dirancang untuk sampel yang berukuran kecil yaitu kurang
dari 300 mg dari bahan yang homogen.

b. Prosedur Kjedahl

Metoda ini pada dasarnya dibagi atas tiga tahapan, yaitu :

- Tahap destruksi

Pada tahap ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi
menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO 2 , dan H2 O
sedangkan nitrogennya berubah menjadi ammonium sulfat, (NH 4 ) 2 SO 4 . Asam sulfat yang
digunakan 25 ml. Sampel yang dianalisa sebanyak 5 gram. Suhu destruksi berkisar antara
370-410oC.

Proses destruksi sudah selesai apabila larutan menjadi jernih atau tidak berwarna.
Agar analisa lebih tepat maka pada tahap destruksi ini dilakukan pula perlakuan blanko
yaitu untuk koreksi adanya senyawa N yang berasal dari reagen yang digunakan. Tahap
destruksi dapat dilihat pada reaksi berikut :

Katalis (Se)

N Organik + H2 SO 4(p) (NH4 ) 2 SO 4 + SO 2 + CO 2 +H2

- Tahap destilasi

Pada tahap ini, ammonium sulfat dipecah menjadi amonia (NH 3 ) dengan
penambahan NaOH 40% sampai alkalis lalu dipanaskan. Agar selama destilasi tidak
terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang
besar maka dapat ditambahkan logam Zinkum (Zn). Amonia yang dibebaskan
selanjutnya akan ditangkap oleh larutan standar asam. Asam standar yang dapat
digunakan adalah asam sulfat 0,25 N dalam jumlah lebih. Untuk mengetahui jika asam
dalam keadaan berlebih maka diberi indikator campuran (merah metil + metil biru).
Destilasi diakhiri bila semua amonia sudah terdestilasi sempurna yang ditandai destilat
tidak lagi bersifat basa. Tahap destilasi dapat dilihat pada reaksi berikut :

(NH4 ) 2 SO 4 + 2NaOH 2NH3 + 2H2 O + Na 2 SO 4

2NH3(aq) + H2 SO 4(aq) (NH4 ) 2 SO 4

- Tahap titrasi
Apabila penampung destilasi digunakan asam sulfat 0,25 maka sisa asam yang tidak
bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar. Selisih jumlah titrasi blanko
dan sampel merupakan jumlah ekuivalen nitrogen. Apabila penampung destilasi
digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia dapat
diketahui dengan titrasi menggunakan asam. Selisih jumlah titrasi sampel dan blanko
merupakan jumlah ekuivalen nitrogen.

2.5.2 Metode Lowry

Protein dengan asam fosfotungstat-fosfomolibdat pada suasana alkalis akan memberikan


warna biru yang intensitasnya bergantung pada konsentrasi protein yang ditera.
Konsentrasi protein diukur berdasarkan optikal density pada panjang gelombang
600 nm. Larutan lowry ada dua macam yaitu larutan A yang terdiri dari fosfotungstat-
fosfomolibdat (1:1) dan larutan B yang terdiri Na-karbonat 2%, dalam NaOH 0,1 N, kupri
sulfat dan Na-K-tartrat 2%.

2.5.3 Metode Biuret

Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4
encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung
gugus amida asam (-CONH 2 ) yang berada bersama gugus amida asam yang lain atau
gugus yang lain. Penentuan protein secara Biuret adalah dengan mengukur optical density
pada panjang gelombang 560-580 nm.

2.5.4 Metode Spektrofotometer UV

Kebanyakan protein mengabsorbsi sinar ultraviolet maximum pada 280 nm. Hal ini
terutama oleh adanya asam amino tirosin triptophan dan fenilalanin yang ada pada protein
tersebut. Pengukuran protein berdasarkan absorbsi sinar UV adalah cepat, mudah dan
tidak merusak bahan.

2.5.5 Metode Turbidimeter atau Kekeruhan

Kekeruhan akan terbentuk dalam larutan yang mengandung protein apabila


ditambahkan bahan pengendap protein misalnya Tri Chloro Acetic acid (TCA).
Tingkat kekeruhan diukur dengan alat Turbidimeter.

2.5.6 Metode Pengecatan


Beberapa bahan pewarna misalnya Orange G, Orange 12 dan Amido Black dapat
membentuk senyawaan berwarna dengan protein dan menjadi tidak larut Dengan
mengukur sisa bahan pewarna yang tidak bereaksi dalam larutan (dengan colorimeter),
maka jumlah protein dapat ditentukan dengan cepat. Penentuan protein dengan titrasi
formol dinetralkan dengan basa (NaOH), kemudian ditambahkan formalin akan membentuk
dimethilol. Dengan terbentuknya dimethilol berarti gugus aminonya sudah terikat dan
tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam (gugus karboksil) dengan basa (NaOH)
sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat (Sudarmadji, 1989).

Apabila penampung destilasi digunakan asam sulfat 0,25 maka sisa asam yang tidak
bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar. Selisih jumlah titrasi blanko
dan sampel merupakan jumlah ekuivalen nitrogen. Apabila penampung destilasi
digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia dapat
diketahui dengan titrasi menggunakan asam. Selisih jumlah titrasi sampel dan blanko
merupakan jumlah ekuivalen nitrogen.

2.5.2 Metode Lowry

Protein dengan asam fosfotungstat-fosfomolibdat pada suasana alkalis akan memberikan


warna biru yang intensitasnya bergantung pada konsentrasi protein yang ditera.
Konsentrasi protein diukur berdasarkan optikal density pada panjang gelombang
600 nm. Larutan lowry ada dua macam yaitu larutan A yang terdiri dari fosfotungstat-
fosfomolibdat (1:1) dan larutan B yang terdiri Na-karbonat 2%, dalam NaOH 0,1 N, kupri
sulfat dan Na-K-tartrat 2%.

2.5.3 Metode Biuret

Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4
encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung
gugus amida asam (-CONH 2 ) yang berada bersama gugus amida asam yang lain atau
gugus yang lain. Penentuan protein secara Biuret adalah dengan mengukur optical density
pada panjang gelombang 560-580 nm.

2.5.4 Metode Spektrofotometer UV

Kebanyakan protein mengabsorbsi sinar ultraviolet maximum pada 280 nm. Hal ini
terutama oleh adanya asam amino tirosin triptophan dan fenilalanin yang ada pada protein
tersebut. Pengukuran protein berdasarkan absorbsi sinar UV adalah cepat, mudah dan
tidak merusak bahan.

2.5.5 Metode Turbidimeter atau Kekeruhan

Kekeruhan akan terbentuk dalam larutan yang mengandung protein apabila


ditambahkan bahan pengendap protein misalnya Tri Chloro Acetic acid (TCA).
Tingkat kekeruhan diukur dengan alat Turbidimeter.

2.5.6 Metode Pengecatan

Beberapa bahan pewarna misalnya Orange G, Orange 12 dan Amido Black dapat
membentuk senyawaan berwarna dengan protein dan menjadi tidak larut Dengan
mengukur sisa bahan pewarna yang tidak bereaksi dalam larutan (dengan colorimeter),
maka jumlah protein dapat ditentukan dengan cepat. Penentuan protein dengan titrasi
formol dinetralkan dengan basa (NaOH), kemudian ditambahkan formalin akan membentuk
dimethilol. Dengan terbentuknya dimethilol berarti gugus aminonya sudah terikat dan
tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam (gugus karboksil) dengan basa (NaOH)
sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat (Sudarmadji, 1989).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup atau
makhluk hidup yang telah mati, meliputi kotoran hewan, seresah, sampah,dan berbagai
produk antara dari organisme hidup (Sumekto, 2006:1). Pupuk organik ada beberapa
macam, yaitu pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi, dan kompos (Purwendro dan
Nurhidayat, 2007:15). Kompos diperoleh dari hasil pelapukan bahan-bahan tanaman atau
limbah organik seperti jerami, sekam, daun-daunan, rumput-rumputan, limbah organik
pengolahan pabrik, dan sampah organik yang terjadi karena perlakuan manusia. (Musnamar,
2009:21). Secara biologi cacing memainkan peranan utama dalam mengubah bahan organik
menjadi humus sehingga dapat memperbaiki kesuburan tanah. Kotoran cacing tersebut
berupa casts yang mengandung 40% humus dibanding bagian atas tanah dimana cacing
hidup .

3.2 saran

Adapun saran pada makalah ini adalah jika kita ingin membuat pupuk bokasi harus
melihat beberapa syaratnya yang dilampirkan pada makalah i

You might also like