You are on page 1of 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi4

Diare adalah buang air besar yang tidak normal dimana terdapat perubahan
konsistensi menjadi lembek/cair dan perubahan frekuensi lebih dari 3 kali dalam
sehari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.

2.4 Etiologi4

-Faktor infeksi

Sampai beberapa tahun yang lalu kuman-kuman patogen hanya dapat


diidentifikasi dari 25 % tinja penderita diare akut. Beberapa kuman patogen ini
adalah penyebab penting diare akut di semua negara berkembang yaitu:

1. Virus

- Rotavirus

Rotavirus merupakan penyebab paling sering dari gastroenteritis akut pada


anak-anak dibawah 5 tahun. Rotavirus banyak menyebabkan dehidrasi dan
dihubungkan dengan mortalitas yang tinggi dibandingkan agen yang lain.
Rotavirus diperkirakan sebagai penyebab diare cair akut pada 20%-80% anak di
dunia.

2. Jamur 5
- Candida albicans5

Jamur Kandida telah dikenal dan dipelajari sejak abad ke-18 yang
menyebabkan penyakit yang dihubungkan dengan higiene yang buruk. Nama
Kandida diperkenalkan pada Third International Microbiology Congress di New
York pada tahun 1938, dan dibakukan pada Eight Botanical Congress di Paris

3
pada tahun 1954. Infeksi yang disebabkan Kandida dapat berupa akut, subakut
atau kronis pada seluruh tubuh manusia. Candida albicans adalah monomorphic
yeast dan yeast like organism yang tumbuh baik pada suhu 25-30 derajat Celcius
dan 35-37 derajat celcius.
-Struktur dan Pertumbuhan Candida albicans
Candida albicans yaitu organisma yang memiliki dua wujud dan bentuk
secara simultan/dimorphic organism. Pertama adalah yeast-like state (non-invasif
dan sugar fermenting organism). Kedua adalah fungal form memproduksi root-
like Jamur Candida tumbuh dengan cepat pada suhu 25-37 derajat celcius pada
media perbenihan sederhana sebagai sel oval dengan pembentukan tunas untuk
memperbanyak diri, dan spora jamur disebut blastospora atau sel ragi/sel khamir.
Morfologi mikroskopis C. albicans memperlihatkan pseudohyphae dengan
cluster di sekitar blastokonidia bulat bersepta panjang berukuran 3-7x3-14 m.
Jamur membentuk hifa semu/pseudohifa yang sebenarnya adalah rangkaian
blastospora struktur seperti akar yang sangat panjang/rhizoids dan dapat
memasuki mukosa (invasif).
Dinding sel Kandida dan juga C. albicans bersifat dinamis dengan struktur
berlapis, terdiri dari beberapa jenis karbohidrat berbeda (80-90%): (1) Mannan
(polymers of mannose berpasangan dengan protein membentuk glikoprotein
(mannoprotein); (2) -glucans yang bercabang menjadi polimer glukosa yang
mengandung -1,3 dan -1,6 yang saling berkaitan, dan (3) chitin, yaitu
homopolimer N-acetyl-D-glucosamine (Glc-NAc) yang mengandung ikatan -1,4.
Unsur pokok yang lain adalah adalah protein (6-25%) dan lemak (1-7%). Yeast
cells dan germ tubes memiliki komposisi dinding sel yang serupa, meskipun
jumlah -glucans, chitin, dan mannan relatif bervariasi karena faktor
morfologinya.
Jumlah glucans jauh lebih banyak dibanding mannan pada C. albicans
yang secara imunologis memiliki keaktifan yang rendah. Struktur dinding C.
albicans secara mikroskopis dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.

4
Gambar 1. Struktur dinding C. albicans dan Bentuk mikroskopis C. albicans5
yang bercabang, juga dapat membentuk hifa sejati. Pseudohifa dapat dilihat
dengan media perbenihan khusus.
Candida albicans dapat dikenali dengan kemampuan untuk membentuk
tabung benih/germ tubes dalam serum atau dengan terbentuknya spora besar
berdinding tebal yang dinamakan chlamydospore. Formasi chlamydospore baru
terlihat tumbuh pada suhu 30-37 derajat Celcius, yang memberi reaksi positif pada
pemeriksaan germ tube. Identifikasi akhir semua spesies jamur memerlukan uji
biokimiawi..

2.6 Patofisiologi6

Diare merefleksikan peningkatan kandungan air dalam feses akibat


gangguan absorpsi dan atau sekresi aktif air usus. Secara patofisiologi, diare akut
dapat dibagi menjadi diare inflamasi dan noninflamasi Usus kecil berfungsi
sebagai organ untuk mensekresi cairan dan enzim, serta mengabsorpsi nutriens.
Gangguan kedua proses tersebut akibat infeksi akan menimbulkan diare berair
(watery diarrhea) dengan volume yang besar, disertai kram perut, rasa kembung,
banyak gas, dan penurunan berat badan. Demam jarang terjadi serta pada feses
tidak dijumpai adanya darah samar maupun sel radang.
Usus besar berfungsi sebagai organ penyimpanan. Diare akibat gangguan
pada usus besar frekuensinya lebih sering, lebih teratur, dengan volume yang
kecil, dan sering disertai pergerakan usus yang nyeri. Demam dan feses
berdarah/mucoid juga sering terjadi. Eritrosit dan sel radang selalu ditemukan
pada pemeriksaan feses.

5
2.7 Manifestasi Klinis7

Manifestasi klinis yang terjadi pada anak dengan diare akut tergantung
dari jenis organisme yang menginfeksi dan kondisi host. Gejala klinis yang
biasanya terdapat pada penderita akut di antaranya adalah diare, kram perut, mual
dan muntah, bisa juga terjadi manifestasi neurologis bila terjadi komplikasi ekstra
intestinal. Pada diare cair akan terjadi kehilangan sejumlah ion natrium, klorida
dan bikarbonat yang keluar bersamaan dengan tinja, dimana kehilangan cairan dan
elektrolit ini akan bertambah parah apabila disertai dengan muntah. Pada diare
cair yang disertai panas akan terjadi kehilangan air yang lebih banyak. Hal-hal
tersebut akan menimbulkan kondisi dehidrasi, asidosis metabolik dan
hipokalemia. Dari ketiga kondisi tersebut yang paling berbahaya bila tidak segera
diatasi dengan tepat adalah dehidrasi karena dapat menimbulkan hipovolemia,
kolaps kardiovaskuler dan kematian.

2.12 Klasifikasi Keparahan Dehidrasi Pada Anak-anak Dengan Diare Untuk


Dehidrasi8

6
Tabel 2.1 Derajat Dehidrasi8

2.13 Terapi Diare7

Pengobatan untuk diare akut pada prinsipnya dapat dibagi menjadi


pengobatan kausal, pengobatan simtomatik, pengobatan cairan, pengobatan
dietetik. Obat antipiretik dapat diberikan pada penderita diare akut yang disertai
panas, selain menurunkan suhu ternyata antipiretik juga mengurangi sekresi cairan
yang keluar bersama tinja. Pengobatan cairan yang diberikan pada penderita diare
akut harus disesuaikan dengan kondisi saat itu, termasuk seberapa berat derajat
dehidrasinya.

2.15 Prognosis9

7
Bila kondisi dehidrasi akibat diare dapat diatasi dengan baik, umumnya
pasien memiliki prognosis baik pula. Tapi apabila kondisi dehidrasi cukup berat,
terutama pada anak-anak dibawah umur 5 tahun dapat menimbulkan kematian

You might also like